1
Kebutuhan akan sarana dan prasarana jalan yang baik merupakan
1. LATAR sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor
BELAKANG penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana dan
prasarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan/longsoran baik
diakibatkan faktor alam, maupun faktor manusia dalam hal ini
kendaraan sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna
memenuhi kebutuhan jalan yang makin tinggi. Di dalam proses
perencanaan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan
fakor-faktor, seperti kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor
lain yang mendukung perencanaan lebih matang dan terencana.
2. MAKSUD DAN Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan Perencanaan Teknis Desain
TUJUAN Lengkap (Detail Engineering Desain)
2
Lingkup kegiatan perencanaan adalah :
1) Persiapan
a) Tujuan
Pekerjaan Persiapan Desain bertujuan mempersiapkan bahan
dasar perencanaan sebelum ke lapangan melaksanakan survey
Pendahuluan antara lain :
3
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor ( jika bisa diterapkan);
(2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan;
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil
atau lembar rencana, bagian-bagian yang umum, materi
pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan); dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif
desain.
Hasil Persiapan Desain harus dipersentasikan untuk mendapat
Persetujuan (dari Pengguna Jasa) dan bila perlu mengadakan
perbaikan-perbaikan / saran-saran yang nantinya akan dipakai
sebagai panduan kegiatan selanjutnya.
a. Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
Survey Pendahuluan atau Reconnaisance Survey adalah
survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan,
yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian
penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan
pekerjaan selanjutnya.
• Studi Literartur
Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder misalnya data laporan Studi
Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal, laporan-laporan lain
yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi /
mempengaruhi longsoran jalan yang direncanakan.
b) Survey Topografi
Kegiatan dilakukan oleh Geodetic Engineer pada
survey pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok betonBench mark diawal dan
akhir proyek.
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan
khusus serta morpologi dan lokasi yang perlu
dilakukan perpanjangan koridor.
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail
pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi
/ titik yang akan dijadikan referensi.
6
Lalu lintas dengan cara Manual Pd/T.19-2004-B, atau
Pedoman yang disyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa
laporan yang di dalamnya memuat:
(a) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan
(b) Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan
jalan
(c) Foto dokumentasi
(d) Data lapangan
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-
1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan
Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual
Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta
pedoman lain yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang di dalamnya memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase;
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi;
(c) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
tanggal kejadian);
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir;
(e) Acuan banjir/sumber informasi drainase;
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan;
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase;
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong;
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.
8
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi: Pengambilan
contoh tanah dari sumuran uji
(a) Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40
kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji,
lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji
dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang
berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang
digali dan contoh tanah yang diambil harus difoto.
Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur
uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-
Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji digambarkan
dalam 4 bidang, dengan deskripsi yang lengkap dan
1 kolom untuk unit satuan batuan. (lihat daftar
lampiran)
9
5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah
deposit yang lunak dilakukan dengan
menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing
dengan diameter minimum 100 mm;
6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus
menjamin bahwa tidak terjadi tekanan yang
berlebih pada tanah;
7. Apabila casing digunakan, casing dipasang
setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar
casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
pengambilan sampel berikutnya.
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah
ekspansif atau tanah lunak.
(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya
memuat:
(b) Tanah berupa nilai CBR;
(c) Properties tanah berupa nilai strength dan index
properties of soil;
(d) Kadar air;
(e) Berat jenis.
(b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat:
1. Kondisi lapisan tanah;
2. Daerah rawan longsor.
(c) Foto Dokumentasi
f) Survey Lingkungan
(1) Tujuan
(a) Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan;
(b) Mengidentifikasi komponen lingkungan yang
diperkirakan akan terkena dampak sebagai akibat
adanya proyek peningkatan/pembangunan jalan;
(c) Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak
lingkungan yang terjadi;
(d) Merumuskan saran tindak lanjut (pengelolaan dan
pemantauan) yang dapat dilaksanakan oleh proyek
atau instansi lain yang terkait guna mengurangi
dampak negatif atau meningkatkan dampak positif.
Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang
ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen lingkungan
baik berupa AMDAL, UKL-UPL maupun SPPL harus
11
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Lingkup
(a) Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisika-
kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dankesehatan
masyarakat;
(b) Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan
dan komponen lingkungan yang ada (aspek fisika-
kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dankesehatan
masyarakat);
(c) Merumuskan upayah-upayah pengelolaan dan
pemantauan lingkungan;
(d) Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait
masalah lingkungan.
(3) Persyaratan
(a) Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;
(b) Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan;
(c) Undang-undang Reppublik Indonesia No. 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air;
(d) Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
(e) Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
(f) Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
(g) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu-
Lintas dan Angkutan Jalan;
(h) Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
(i) Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
(j) Paraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan;
(k) Paraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
(l) Paraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum;
(m) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8
Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL;
(n)Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun
2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau
Kegiatan Yang wajib Dilengkapi Dengan AMDAL;
(o)Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
Yang Wajib Dilengkapi dengan UKL-UPL;
(p) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun
2010 tentang UKL-UPL dan SPPL;
(q) Acuan yang dapat digunakan Pedoman Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup No.
12
008/BM/2009, No. 009/BM/2009, No. 010/BM/2009,
dan No. 011/BM/2009, atau pedoman lain yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran survey lingkungan
Keluaran yang dihasilkan pada identifikasi lingkungan
berupa:
(a) Laporan AMDAL;
(b) Laporan UKL/UPL;
(c) Laporan SPPL.
Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang
ditindaklanjuti dengan peyusunan dokumen lingkungan
baik berupa AMDAL, UKL-UPL maupun SPPL harus
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan dilakukan apabila tidak ada data FS.
13
peninggian permukaan jalan dan sebagainya
harus di catat.
6. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat
dengan jelas (Patok Km/Sta).
14
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa
kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. proses
desain dapat dilakukan apabila data hasil survey detail sudah
dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey
pendahuluan maupun survey detail yang dikeluarkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk
dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta,
serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
medan yang memenuhi Standar Perencanaan Geometrik
Jalan dan dibahas bersama-sama dengan Ahli Geologi,
Ahli Geodesi, Ahli Hidrolika.
(1) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan
vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan tetap
mengacu pada standar geometrik jalan antar kota
maupun perkotaan.
(2) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada
pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal
perkerasan kaku.
(3) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
(4) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada saat
pelaksanaan.
(5) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan
resiko yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
kontruksi.
(6) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan
kondisi geologi.
(7) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang
jembatan, box culvert/ gorong–gorong dan bangunan
pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan terdapat
pada rute jalan tersebut.
(8) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam
laporan perencanaan teknis yang di dalamnya membuat
identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian resiko,
mitigasi resiko, alokasi resiko.
15
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman
yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada
acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
- Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
- Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
- Potongan Melintang Skala Horisontal 1:1200, Skala
Vertikal 1:100
b. Lokasi Kegiatan
Sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB).
d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
maka penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada stafdi lingkungan
organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.
17
foto-foto , data dokumen stock design.
a) Akomodasi dan ruang kantor
Ruangan Kantor akan disediakan oleh PPK
b) Staf pengawas/pendamping
(PPK akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping (apabila diperlukan),
atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi) – PPK Perencanaan Satker P2JN NTT
c) Fasilitas yang disediakan oleh PPK yang dapat digunakan oleh
penyedia jasa.
c. Penyediaan oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. Yang disediakan Misalkan Theodolit,
Meter ukur, dan peralatan pengolah data dan yang memelihara
ruangan dan fasilitas lainnya yang disediakan PPK.
7. PENDEKATAN a) Merencanakan pekerjaan konstruksi agar efisien dan ekonomis
DAN sesuai dengan kaidah-kaidah desain yang berlaku di Indonesia;
METODOLOGI b) Melakukan kegiatan Perencanaan yang mencakup :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan, Jembatan, Gorong-gorong,
Longsoran dan Bangunan Pelengkap
5. Penyelidikan Tanah (DCP, Sondir, Boring, Uji Tanah di
Laboratorium)
6. Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik (Jika Diperlukan)
7. Perencanaan Teknis
8. Penggambaran, termasuk menggunakan metode BIM
(Building Information Modelling)
9. Perkiraan Harga (Engineer Estimate)
10. Dokumen Lelang
11. Pembuatan Laporan
c) Data hasil survey tersebut diolah untuk mendapatkan data input
perencanaan;
d) Menyiapkan gambar rencana, membuat engineering estimate
dan menyiapkan dokumen lelang.
e) Proses Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan menggunakan
Building Information Modeling (BIM) dan Value Engineering (VE)
Alur proses perencanaan teknis dapat di lihat pada Lampiran A.
18
8. TENAGA AHLI 9.1 Tujuan
19
petunjuk cara melakukan survei dan cara
mengumpulkan data sekunder jembatan;
• Structure / Bridge Engineer juga akan memeriksa hasil
pengolahan semua data survei sekunder dan data
primer jembatan;
• Structure / Bridge Engineer bertanggung jawab atas
kualitas pengumpulan data yang mencakup kebenaran,
ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan hasil survei
yang dilaksanakam sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan;
• Bertanggung jawab kepada Team Leader
Persyaratan minimal :
20
Persyaratan minimal :
- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil/Geologi,
- Mempunyai pengalaman dalam bidang
perencanaan jalan , jembatan dan longsoran jalan
minimal 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pemberi kerja,
- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Madya Geoteknik.
Persyaratan minimal :
- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,
- Mempunyai pengalaman dalam bidang
perencanaan jalan, jembatan dan longsoran jalan
minimal 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pemberi kerja,
- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya
Jalan dan Jembatan.
21
9.2.7 Ahli Teknik Lingkungan
22
2. Bersama-sama dengan Soil Technician
melakukan pengukuran dan perhitungan atas
pekerjaan perencanaan.
3. Melaporkan hasil pengukuran pekerjaan kepada
Team Leader dan Tenaga Ahli.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah.
- Soil Technician
1. Melaksanakan survei pengukuran, pengumpulan
dan pengolahan data (di lapangan dan di kantor)
pada ruas-ruas jalan yarg menjadi tanggung
iawabnya dengan baik dan benar, akurat dan
tepat waktu.
2. Bersama-sama dengan Surveyor melakukan
pengukuran dan perhitungan atas pekerjaan
perencanaan.
3. Melaporkan hasil pengukuran pekerjaan kepada
Team Leader dan Tenaga Ahli.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah.
23
1. Membantu TL dalam melaksanakan
kegiatan pembuatan gambar-gambar
detail, termasuk menggunakan Metode
BIM (Building Information Modelling)
dalam rangka Desain Jalan dan
Jembatan.
2. Melakukan koordinasi dengan Tenaga
Ahli.
3. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai
perintah KETUA TIM
- Operator Computer (OC)
24
- Gambar DED
10. LAPORAN Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta
sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk
membuat laporan secara detail dan lengkap.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan yang harus dibuat:
A. Laporan Administrasi antara lain:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap
KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria
Desain secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi
Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk
persiapan survei.
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisikan kegiatan yang dilakukan pada bulan
tersebut yang dilaporkan bulan berikutnya dan merupakan
pengendali kegiatan fisik dimana progres fisik dapat dimonitor
sesuai dengan rencana kegiatan yang tertuang dalam kurva “S”.
d. Laporan Akhir
Laporan Akhir yang berisikan:
- Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan;
- Detailed Engineeering Design;
- Estimasi biaya;
- Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender standar
yang disyaratkan oleh pengguna jasa.
B. Laporan Perencanaan Teknis / Data Lapangan.
Laporan Teknis yang dihasilkan
a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi:
- Daftar isi;
- Peta lokasi proyek;
- Daftar bangunan pelengkap;
25
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan
struktur bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan
dan lain-lain;
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A1,
untuk kemudian diperkecil menjadi A3.
26
d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek;
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota besar terdekat;
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran;
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal;
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal;
- Kegiatan pengukuran situasi;
- Kegiatan pengukuran penampang melintang;
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada);
- Perhitungan dan penggambaran;
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya;
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan
pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan dan
pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran);
- Data ukur hasil ploting dan negatif film harus diserahkan.
27
- Pelaksanaan pekerjaan pada tahap konstruksi, seperti
pengaturan jam kerja, pengoperasian alat-alat berat dan
gangguan lalu lintas;
- Kawasan konservasi, hutan lindung, cagar alam/ budaya,
dan tempat-tempat bersejarah;
- Estetika lingkungan dan landsekap;
- Jalur angkutan bahan material dari quarry dan pembuatan
base camp;
- Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan.
28
LAMPIRAN A
1. Tujuan
Tujuan dari tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Rencana Survei ini adalah untuk mengumpulkan
informasi awal mengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta lingkungan
pada koridor lokasi pekerjaan.
2. Lingkup
Lingkup kegiatan pada tahapan Pengumpulan Data Sekunder dan Rencana Survei meliputi:
a) Konfirmasi ruang lingkup pekerjaan berdasarkan KAK untuk memastikan lokasi, jenis pekerjaan,
panjang, standar yang dipakai, mutu produk, waktu, dan biaya pekerjaan;
b) Pengumpulan peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000;
c) Pengumpulan peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, database jaringan jalan, daerah rawan
kecelakaan;
d) Pengumpulan peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1 : 250.000, daerah rawan
bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase;
e) Pengumpulan peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah;
f) Pengumpulan peta tata guna lahan;
g) Mengunggah seluruh Data Sekunder ke dalam Document Management BIM pada folder “Data
Sekunder”;
h) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di sekitar lokasi proyek.
3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam tahap Persiapan dan Rencana Survei agar diunggah ke dalam
Document Management BIM pada folder “Rencana Survei”, yang meliputi dokumen sebagai
berikut:
a. Laporan studi koridor (jika diperlukan);
b. Laporan studi rancang-bangun pendahuluan;
c. Rencana pendahuluan dari alternatif perencanaan teknis (desain) yaitu: profil atau lembar
rencana, bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan; dan
d. Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.
4. Pelaporan
Laporan Pendahuluan disusun sebagai salah satu pengendali agar kegiatan dapat berjalan sesuai
dengan jadwal dan waktunya. Adapun mekanisme penerimaan pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Laporan administrasi berupa Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap KAK,
Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara detail, Pengenalan Lokasi
Awal, Organisasi Pelaksanaan Kegiatan, dan Jadwal Pelaksanaan termasuk persiapan survei;
29
b. Draft Laporan Pendahuluan agar diunggah ke dalam Document Management BIM pada folder
“Laporan Pendahuluan”;
30
c. Diperlukan pengendalian mutu pelaporan berupa presentasi atau diskusi kepada TIM TEKNIS
(diketuai oleh Satker P2JN) untuk mendapatkan persetujuan yang dibuktikan dengan BERITA
ACARA PEMBAHASAN LAPORAN PENDAHULUAN yang dilengkapi dengan notulen rapat
pembahasan (diunggah ke dalam Documen Management BIM pada folder “Laporan
Pendahuluan”).
d. Mekanisme pengesahan Laporan Pendahuluan mengikuti Surat Edaran Dirjen Bina Marga No.
UM-0103-Db/27-1 tanggal 10 Januari 2007 yang dilaksanakan di dalam Document Management
BIM menggunakan fitur Review and Approval.
1. Survei Pendahuluan
a. Tujuan
Tujuan Survei Pendahuluan ini adalah untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survei detail/survei
berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli utama.
31
— Menyarankan posisi patok permanen (bench marks) pada lokasi yang aman dan mudah
dilihat;
— Mengunggah seluruh data hasil pengamatan dan rencana posisi benchmarks ke dalam
Document Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.5. Survei Pendahuluan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan
— Memperkirakan lokasi bangunan pelengkap jalan yang akan dibuat.
— Mengunggah seluruh data rencana lokasi bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
ke dalam Document Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.6. Survei Pendahuluan Jembatan
— Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas pembebanan jembatan,
tipe konstruksi, dengan pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai,
kedalaman dasar sungan, profil sungai/ada tidaknya palung, kondisi arus dan arah
aliran, sifat-sifat sungai, scouring vertikal/horizontal, jenis material bangunana atas
yang tersedia dan paling efisien;
— Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe abutmen, pilar, pondasi,
bangunan pengaman (bila diperlukan);
— Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan mempertimbangkan MAB (banjir),
MAN (normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi;
— Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan dengan
mempertimbangan situasi dan kondisi sekitar lokasi;
— Mengunggah seluruh data survei ke dalam Document Management BIM pada folder
“Survei Pendahuluan”.
b.7. Survei Pendahuluan Geologi dan Geoteknik
— Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber
material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
— Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
— Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
— Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan batasan-
batasan proyek;
— Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi
lain seperti GPS;
— Mengunggah seluruh data sampel dan kesimpulan permasalahan ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.8. Survei Pendahuluan Drainase
— Melakukan pengumpulan data mengenai curah hujan, luas daerah tangkapan,
drainase eksisting, serta karakterisitik aliran sungai;
— Mengamati kondisi lokasi berkaitan dengan kemiringan tanah dan pola aliran serta
tata guna lahan;
— Mengamati Muka Air Banjir maksimum yang pernah terjadi;
— Mengunggah seluruh data survei ke dalam Document Management BIM pada folder
“Survei Pendahuluan”.
32
— Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan lindung di sekitar rencana
trase alinyemen jalan;
— Memprakirakan kebutuhan lahan untuk ruang milik jalan (rumija) rencana trase
alinyemen jalan;
— Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun (AMDAL/UKL-UPL/SPPL);
— Mengunggah seluruh data survei ke dalam Document Management BIM pada folder
“Survei Pendahuluan”.
2. Survei Detail
a. Rencana dan Izin Survei Detail
— Setiap akan melaksanakan kegiatan Survei Detail, pelaksana kegiatan wajib mengajukan
jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan konsep perencanaan (Desain) yang akan diterapkan
termasuk metode survei yang akan dilakukan dan kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Izin
melakukan Survei Detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen;
— Proses Survei Detail wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survei
oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen(mis.:
Core Team).
b. Survei Topografi
— Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor
yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi;
— Lingkup Pekerjaan
i. Pengukuran titik kontrol horisontal;
ii. Pengukuran titik kontrol vertikal;
iii. Pengukuran situasi;
33
iv. Pengukuran penampang melintang;
v. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan
c. Survei Drainase
— Tujuan drainase dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada
(sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir
rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap
gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.
— Lingkup Pekerjaan
i. Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang cukup untuk
menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal terjadinya banjir dan setiap perubahan-
perubahan fisik infrastruktur yang berdampak pada aliran banjir.
ii. Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada kombinasi prosedur-
prosedur perkiraan curahan hujan wilayah, teknik-teknik seperti metode rasional
probabilistic serta pengamatan terbaru dan tingkat histori banjir.
iii. Menentukan daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;
iv. Mengumpulkan informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan penanggalan);
v. Mencatat lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir;
vi. Mencatat dan memberi acuan banjir/sumber informasi drainase;
vii. Kapasitas aliran air (run off) dan debit aliran air yang akan diterima oleh drainase yang
akan direncanakan;
viii. Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase.
34
ix. Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi umum
(general scouring) maupun local (local scouring).
— Lingkup Pekerjaan
i. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji;
ii. Pengambilan contoh tanah tak terganggu;
iii. Melakukan pemboran mesin dan pemboran tangan;
iv. Melakukan sondir;
v. Pengukuran DCP;
vi. Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan yang timbul;
vii. Pengujian Test Properties tanah baik dari contoh tanah tidak terganggu (undisturb
samples) maupun tanah terganggu (disturb sample) berupa unconfined, kadar air, berat
jenis, nilai kohesi, nilai sudut geser dalam, tekanan air pori tanah, nilai permeabilitas,
dan lain-lain yang diperlukan berkaitan dengan kebutuhan perencanaan.
— Lingkup Pekerjaan
i. Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui koridor trase lokasi
perencanaan yang akan dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari pengumpulan data
awal berupa titik-titik survei;
ii. Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis sehingga mendapatkan data yang
siap pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan smp/hari serta
kecepatan perjalanan pada kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam.
35
— Keluaran Survei Lalu Lintas
Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Lalu Lintas agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Lalu Lintas”, yang meliputi dokumen
sebagai berikut:
i. Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan perhitungan perkerasan jalan;
ii. Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan jalan;
iii. Foto dokumentasi;
iv. Data lapangan.
— Lingkup Pekerjaan
i. Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar yang diperoleh dari survei
pendahuluan;
ii. Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai CBR, nilai lendutan;
iii. Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.
g. Survei Lingkungan
— Tujuan
i. Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan;
ii. Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
sebagai akibat adanya proyek peningkatan/ pembangunan jalan;
iii. Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan yang terjadi;
iv. Merumuskan saran tindak lanjut (pengelolaan dan pemantauan) yang dapat
dilaksanakan oleh proyek atau instansi lain yang terkait guna mengurangi dampak
negatif atau meningkatkan dampak positif.
— Lingkup Pekerjaan
i. Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya
dan kesehatan masyarakat;
ii. Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan komponen lingkungan yang
ada (aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat);
iii. Merumuskan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
iv. Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait masalah lingkungan.
36
— Keluaran Survei Lingkungan
Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Lingkungan agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Lingkungan”, yang meliputi dokumen
sebagai berikut:
i. Laporan AMDAL, atau;
ii. Laporan UKUUPL, atau;
iii. Laporan SPPL.
h. Pelaporan
Laporan Antara disusun sebagai salah satu pengendali agar kegiatan dapat berjalan sesuai
dengan jadwal dan waktunya. Adapun mekanisme penerimaan pelaporan adalah sebagai
berikut:
• Laporan administrasi berupa Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data
sekunder maupun data primer, Hasil kajian terhadap data survei, Laporan Value Engineering,
Konsep perencanaan jalan/jembatan berikut pilihan desain, serta Progres kegiatan dan
rencana selanjutnya;
• Draft Laporan Antara agar diunggah ke dalam Document Management BIM pada folder
“Laporan Antara”;
• Diperlukan pengendalian mutu pelaporan berupa presentasi atau diskusi kepada TIM TEKNIS
(diketuai oleh Satker P2JN) untuk mendapatkan persetujuan yang dibuktikan dengan BERITA
ACARA PEMBAHASAN LAPORAN ANTARA yang dilengkapi dengan notulen rapat pembahasan
(diunggah ke dalam Documen Management BIM pada folder “Laporan Antara”).
• Mekanisme pengesahan Laporan Antara mengikuti Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. UM-
0103-Db/27-1 tanggal 10 Januari 2007 yang dilaksanakan di dalam Document Management
BIM menggunakan fitur Review and Approval.
37
5.1.3 Proses Desain/Perencanaan Teknis
1. Tujuan
Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering
estimate.
2. Lingkup
a. Merencanakan desain geometrik jalan dengan mengacu pada ketentuaan Standar Perencanaan
Geometrik Jalan baik antar kota maupun perkotaan, serta mengunggah dokumen hasil rencana
ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain Geometrik”;
b. Merencanakan geometrik dan tipe jembatan dengan mengacu pada ketentuaan Standar
Bangunan Atas Jembatan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, serta
mengunggah dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain
Geometrik & Tipe Jembatan”;
c. Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku maupun fleksibel dengan
mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku. , serta
mengunggah dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain
Tebal Perkerasan”;
d. Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan jalan, serta mengunggah
dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain Drainase &
Bangunan Pelengkap Jalan”;
e. Melakukan perencanaan manajemen dan keselamatan lalu lintas, serta mengunggah dokumen
hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas”;.
f. Melakukan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi sesuai permen PU.
09 tahun 2008, serta mengunggah dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM
pada folder “Desain K3”;.
g. Melakukan analisa resiko yang harus dituangkan dalam laporan perencanaan teknis, , serta
mengunggah dokumen hasil analisa ke dalam Document Manager BIM pada folder “Analisa
Resiko”, dimana di dalamnya memuat:
• ldentifikasi resiko
• Analisis resiko
• Penilaian resiko
• Mitigasi resiko
• Alokasi resiko
h. Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi, serta mengunggah
dokumen peta ke dalam Document Manager BIM pada folder “Peta Kondisi Geologi”.
38
• Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey hidrologi
termasuk analisis perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan Analisa Resiko
d. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan
Lalu lintas e. Laporan konsep metode konstruksi
f. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis
4. Pelaporan
a. Laporan administrasi berupa Draft Laporan Akhir yang berisikan: Draft desain termasuk
memuat kriteria desain yang diambil, Gambar rencana, Konsep Dokumen Lelang,
Progres Kegiatan, Kesimpulan dan Rekomendasi;
b. Draft Laporan Akhir agar diunggah ke dalam Document Management BIM pada folder
“Laporan Akhir”;
c. Diperlukan pengendalian mutu pelaporan berupa presentasi atau diskusi kepada TIM
TEKNIS (diketuai oleh Satker P2JN) untuk mendapatkan persetujuan yang dibuktikan
dengan BERITA ACARA PEMBAHASAN LAPORAN AKHIR yang dilengkapi dengan
notulen rapat pembahasan (diunggah ke dalam Documen Management BIM pada
folder “Laporan Akhir”);
d. Mekanisme pengesahan Laporan Akhir mengikuti Surat Edaran Dirjen Bina Marga
No. UM-
0103-Db/27-1 tanggal 10 Januari 2007 yang dilaksanakan di dalam Document
Management
BIM menggunakan fitur Review and Approval;
e. Laporan Akhir setelah hasil pengesahan agar terdiri dari: Penyempurnaan laporan dan
progres perencanaan, Detailed Engineeering Design, Estimasi biaya, Dokumen tender
(sesuai dengan dokumen tender standar yang disyaratkan oleh pengguna jasa), serta
Laporan Perencanaan Teknis.
39