Anda di halaman 1dari 39

MATERI PEMBELAJARAN

Perencanaan Teknik Jalan

1
Kebutuhan akan sarana dan prasarana jalan yang baik merupakan
1. LATAR sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor
BELAKANG penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana dan
prasarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan/longsoran baik
diakibatkan faktor alam, maupun faktor manusia dalam hal ini
kendaraan sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna
memenuhi kebutuhan jalan yang makin tinggi. Di dalam proses
perencanaan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan
fakor-faktor, seperti kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor
lain yang mendukung perencanaan lebih matang dan terencana.

2. MAKSUD DAN Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan Perencanaan Teknis Desain
TUJUAN Lengkap (Detail Engineering Desain)

3. SASARAN Tercapainya produk perencanaan teknik jalan sesuai dengan NSPM


yang berlaku.

4. LINGKUP, 4.1 LINGKUP KEGIATAN


LOKASI a. Lingkup Kegiatan
KEGIATAN,
DATA DAN Lingkup Perencanan Jalan sesuai SBU RE 104 Jasa Desain
FASILITAS Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi mencakup
pekerjaan-pekerjaan, antara lain sebagai berikut:
PENUNJANG
SERTA ALIH ⎯ Melaksanakan perencanaan teknis peningkatan jalan,
PENGETAHUAN jembatan, gorong- gorong, drainase, longsoran dan bangunan
pelengkap.

b. Tahapan kegiatan yang tercakup dalam Perencanaan Teknis


Longsoran di Provinsi NTT (Tersebar) mencakup kegiatan
sebagai berikut :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan, Jembatan, Gorong-gorong,
Longsoran dan Bangunan Pelengkap
5. Penyelidikan Tanah (DCP, Sondir, Boring, Uji Tanah di
Laboratorium)
6. Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik (Jika Diperlukan)
7. Perencanaan Teknis
8. Penggambaran
9. Perkiraan Harga (Engineer Estimate)
10. Dokumen Lelang
11. Pembuatan Laporan

2
Lingkup kegiatan perencanaan adalah :
1) Persiapan
a) Tujuan
Pekerjaan Persiapan Desain bertujuan mempersiapkan bahan
dasar perencanaan sebelum ke lapangan melaksanakan survey
Pendahuluan antara lain :

a. Mempersiapkan data-data awal;


b. Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk
dipakai sebagai panduan
c. Survey Pendahuluan / Recon di lapangan.
b) Lingkup
Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang
Highway Engineer, dan didampingi oleh Geoteknik Engineer,
Geodetic Engineer, serta Geologi Engineer, dalam
pelaksanaannya antara lain :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status long jalan
yang akan didesain, mempersiapkan peta-peta dasar.
b. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta,
serta menarik beberapa Altenative rencana As jalan /
Alinemen Horizontal dengan dilakukan pengecekan
Alinemen Vertikal sesuai dengan kondisimedan yang
memenuhi Standar PerencanaanGeometrik Jalan.
c. Membuat Estimasi panjang penanganan jalan, jumlah
dan panjang jembatan, box culvert / gorong-gorong
dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin
akan terdapat pada rute jalan tersebut.
d. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi
terkait di pusat maupun di daerah termasuk juga
mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk di
sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang
sedang berjalan.
e. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporanyang
berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi atau
mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.

3
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor ( jika bisa diterapkan);
(2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan;
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil
atau lembar rencana, bagian-bagian yang umum, materi
pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan); dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif
desain.
Hasil Persiapan Desain harus dipersentasikan untuk mendapat
Persetujuan (dari Pengguna Jasa) dan bila perlu mengadakan
perbaikan-perbaikan / saran-saran yang nantinya akan dipakai
sebagai panduan kegiatan selanjutnya.

a. Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
Survey Pendahuluan atau Reconnaisance Survey adalah
survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan,
yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian
penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan
pekerjaan selanjutnya.

Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan


pertimbangan terhadap survey detail lanjutan diantaranya,
survey topografi, survey geologi dan geoteknik, survey bahan
quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode
pelaksanaan, maka hasil dari kegiatan survey pendahuluan
harus dibuat laporan sebagai data awal perencanaan.

Survey Pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan


desain yang sudah disetujui sebagai panduan pelaksanaan
survey recon di lapangan yang meliputi kegiatan :

• Studi Literartur
Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder misalnya data laporan Studi
Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal, laporan-laporan lain
yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi /
mempengaruhi longsoran jalan yang direncanakan.

• Koordinasi Dengan Pihak Terkait


Telah melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan
instansi/unsur-unsur terkait di daerah sehubungan dengan
pelaksanaan kegiatan.

• Diskusi Perencanaan Dilapangan


Team bersama-sama melaksanakan survey dan
mendiskusikannya dan membuat usulan perencanaan di
lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi
4
catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda di lapangan
berupa patok beserta dilengkapi foto-foto penting dan
identitasnya masing-masing yang akan difinalkan di kantor
sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali.

• Survey Pendahuluan Geometrik Jalan


Menentukan awal proyek (STA 0+000) dan akhir proyek yang
tepat menetapkan perkiraan koridor pengukuran untuk
menentukan titik awal dan akhir proyek dan menetapkan
koridor pengukuran untuk mendapatkan data yang cukup
dalam merencanakan geometric.

Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan


mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200
m setelah titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar
1 berikut :

2. Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak


dengan mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling,
perbukitan, pegunungan / bukit curam dalam bentuk
tabelaris.

3. Mengidentifikasikan / memperkirakan secara tepat


penerapan desain geometric ( Alinemen horizontal dan
vertikal ) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus
dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer yang
melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan
pengukuran- pengukuran secara sederhana dan benar.

4. Didalam penarikan desain alinemen horizontal dan vertical


harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan
kebutuhan perencanaan untuk lokasi : longsoran jalan,
galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong
dan jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bisa
terlihat dengan dibuatnya sketsa serta tabelaris di lapangan
5
dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal
s/d akhir proyek yang nantinya akan diasistensikan dan
mendapatkan persetujuan dari team asisten recon.

5. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu


mengambil keputusan dalam pemilihan trase dengan
anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi / dibuat tanda tangan berupa patok
dan tanda longsoran dengan diberi tanda bendera
sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk
memudahkan tim pengukuran, serta

pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan


panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.

b) Survey Topografi
Kegiatan dilakukan oleh Geodetic Engineer pada
survey pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok betonBench mark diawal dan
akhir proyek.
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan
khusus serta morpologi dan lokasi yang perlu
dilakukan perpanjangan koridor.
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail
pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi
/ titik yang akan dijadikan referensi.

c) Survey Lalu lintas, (jika diperlukan)


(1) Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu
lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi
jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap
jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam
satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian
rata-rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
(2) Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah
mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang
akan dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari
pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari
dan smp/hari serta kecepatan perjalanan pada
kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam.
(3) Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus
mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 036/T/BM/1997, Pedoman Survey Pencatatan

6
Lalu lintas dengan cara Manual Pd/T.19-2004-B, atau
Pedoman yang disyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa
laporan yang di dalamnya memuat:
(a) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan
(b) Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan
jalan
(c) Foto dokumentasi
(d) Data lapangan

d) Survey Drainase, (jika diperlukan).


(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi
dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang
ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi
muka air banjir), perencanaan teknis drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river training
(pengarah arus) yang diperlukan.

(2) Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini
meliputi:
(a) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada
daerah tangkapan (catchment area) atau pada
daerah yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan,
data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi
dan Geofisika dan/ atau instansi terkait di kota
terdekat dari lokasi perencanaan.
(b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada
seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang
meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air
banjir.
(c) Menganalisis data curah hujan dan menentukan
curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir
rencana dengan periode ulang 10 tahunan untukjalan
arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk
jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode
yang sesuai.
(d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana
untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan yang aman.
(e) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman
yang diperlukan.
(f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/
jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
7
(g) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan
terhadap gerusan samping atau horisontal dan
vertikal.

(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-
1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan
Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual
Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta
pedoman lain yang dipersyaratkan.

(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang di dalamnya memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase;
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi;
(c) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
tanggal kejadian);
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir;
(e) Acuan banjir/sumber informasi drainase;
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan;
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase;
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong;
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.

e) Survey Geologi dan Geoteknik, (jika diperlukan).


(1) Tujuan
(a) Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik lapangan
dan bawah permukaan adalah untuk memberikan
informasi tentang kondisi bawah permukaan tanah,
bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah, agregat
dan batuan pada perencana;
(b) Sangat disarankan untuk menggunakan Pedoman
Geoteknik untuk penyelidikan tanah lunak Pd.T-9-
2002-B dan pengujian laboratorium untuk tanah
lunak Pt.M-01-2002-B bilamana terdapat suatu
kondisi tanah dasar yang lunak (Soft soil).

8
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi: Pengambilan
contoh tanah dari sumuran uji
(a) Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40
kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji,
lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji
dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang
berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang
digali dan contoh tanah yang diambil harus difoto.
Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur
uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-
Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji digambarkan
dalam 4 bidang, dengan deskripsi yang lengkap dan
1 kolom untuk unit satuan batuan. (lihat daftar
lampiran)

(b) Pengambilan contoh tanah tak terganggu


Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan
dengan cara bor tangan menggunakan tabung
contoh tanah (“split tube” untuk tanah keras atau
“piston tube” untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor bor tangan,
lokasi, kedalaman). Pemboran tangan dilakukan
pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun
(untuk perhitungan penurunan) dengan ketinggian
timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi
yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan
stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari
6 meter; dengan interval sekurang-kurangnya 100
meter dan/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang
diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas
identitas nomor bor tangan, dan lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama
penyimpanan di lapangan maupun dalam
pengangkutan ke laboratorium.

(c) Pemboran Mesin


Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-
ketentuan berikut :
1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94;
2. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan
sistem putar (rotary drilling) dengan diameter mata
bor minimum 75 mm;
3. Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan
kecepatan maksimum 1 putaran per detik;
4. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm
per detik;

9
5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah
deposit yang lunak dilakukan dengan
menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing
dengan diameter minimum 100 mm;
6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus
menjamin bahwa tidak terjadi tekanan yang
berlebih pada tanah;
7. Apabila casing digunakan, casing dipasang
setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar
casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
pengambilan sampel berikutnya.
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah
ekspansif atau tanah lunak.

(d) Pemboran Tangan.


Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada
ASTM D 4719.

(e) Pengujian Kompaksi Batu Gamping


Suatu studi untuk menilai kelayakan batu gamping
sebagai bahan timbunan dilakukan dengan
memperhatikan:
1. Perilaku pemadatan laboratorium.
2. Persyaratan material untuk timbunan termasuk
yang berkaitan dengan kekuatan dan konsistensi
material.
3. Sifat kimia yang berkaitan dengan pengaruh
lingkungan dan air terhadap durabilitas kinerja
timbunan.

(f) Sondir (Pnutrometer Static)


Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman
lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan
tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya
lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki, alat ini
hanya dapat digunakan pada tanah berbutir halus,
tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang
mengandung komponen brangkal dan kerikil serta
batu gamping yang berongga, karena hasilnya akan
memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.
Ada dua macam alat sondir yang digunakan :
4. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
5. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa
sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan apabila
pembacaan pada manometer berturut-turut
menunjukkan harga >150 kg/cm2, alat sondir
terangkat ke atas, apabila pembacaan manometer
belum menunjukan angka yang maksimum, maka
alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan
pada baja kanal jangkar.
10
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau
perlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan
pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan
penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah
hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah
ekspansif atau tanah lunak.

(g) Lokasi Quarry


Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan,
struktur jembatan, maupun untuk bahan timbunan
(borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat
dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke
lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang
mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto-foto.

(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya
memuat:
(b) Tanah berupa nilai CBR;
(c) Properties tanah berupa nilai strength dan index
properties of soil;
(d) Kadar air;
(e) Berat jenis.
(b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat:
1. Kondisi lapisan tanah;
2. Daerah rawan longsor.
(c) Foto Dokumentasi

f) Survey Lingkungan
(1) Tujuan
(a) Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan;
(b) Mengidentifikasi komponen lingkungan yang
diperkirakan akan terkena dampak sebagai akibat
adanya proyek peningkatan/pembangunan jalan;
(c) Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak
lingkungan yang terjadi;
(d) Merumuskan saran tindak lanjut (pengelolaan dan
pemantauan) yang dapat dilaksanakan oleh proyek
atau instansi lain yang terkait guna mengurangi
dampak negatif atau meningkatkan dampak positif.
Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang
ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen lingkungan
baik berupa AMDAL, UKL-UPL maupun SPPL harus
11
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

(2) Lingkup
(a) Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisika-
kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dankesehatan
masyarakat;
(b) Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan
dan komponen lingkungan yang ada (aspek fisika-
kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dankesehatan
masyarakat);
(c) Merumuskan upayah-upayah pengelolaan dan
pemantauan lingkungan;
(d) Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait
masalah lingkungan.

(3) Persyaratan
(a) Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;
(b) Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan;
(c) Undang-undang Reppublik Indonesia No. 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air;
(d) Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
(e) Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
(f) Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
(g) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu-
Lintas dan Angkutan Jalan;
(h) Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
(i) Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
(j) Paraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan;
(k) Paraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
(l) Paraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum;
(m) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8
Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL;
(n)Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun
2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau
Kegiatan Yang wajib Dilengkapi Dengan AMDAL;
(o)Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
Yang Wajib Dilengkapi dengan UKL-UPL;
(p) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun
2010 tentang UKL-UPL dan SPPL;
(q) Acuan yang dapat digunakan Pedoman Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup No.
12
008/BM/2009, No. 009/BM/2009, No. 010/BM/2009,
dan No. 011/BM/2009, atau pedoman lain yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran survey lingkungan
Keluaran yang dihasilkan pada identifikasi lingkungan
berupa:
(a) Laporan AMDAL;
(b) Laporan UKL/UPL;
(c) Laporan SPPL.
Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang
ditindaklanjuti dengan peyusunan dokumen lingkungan
baik berupa AMDAL, UKL-UPL maupun SPPL harus
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan dilakukan apabila tidak ada data FS.

g) Survey DCP Test dan BB Test (Survey Perkerasan Jalan)


(Jika diperlukan)
(1) Tujuan
Survey Perkerasan Jalan bertujuan untuk mengetahui
nilai struktural yang sudah ada. Untuk perkerasan jalan
aspal yang masih utuh, pengukuran nilai sisa perkerasan
dilakukan dengan mengukur lendutan balik dengan alat
Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang
sudah rusak atau jalan kerikil/tanah, nilai struktural
didapat dengan mengukur CBR tanah dasar dengan DCP
test.

(2) Ruang Lingkup


(a) Pemeriksaan Lendutan Balik
Lendutan Balik dapat dilakukan dengan berbagai
macam alat, salah satu yang biasa digunakan adalah
dengan Benkelman Beam.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :

1. Pengukuran beban gandar belakang harus


dilakukan dengan menggunakan jembatan
timbang atau dengan alat lain yang telah terbukti
dapat dipakai untuk pengukuran beban
gandar,dan hasil pengukuran beban gandar harus
dicatat dengan jelas.
2. Alat Benkelman Beam yang dipakai harus
mempunyai ukuran yang standar misalnya,
perbandingan batang 1:2. Dimensi geometrik dari
Benkelman Beam harus dicatat dengan jelas.
3. Alat pembacaan (dial gauge) lendutan harus pada
kondisi yang baik dan skala ketelitian pembacaan
jarum penunjuk harus dicatat.
4. Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan
interval pemeriksaan maksimal setiap 200 m
sepanjang ruas jalan beraspal yang telah
ditetapkan.
5. Hal-hal yang khusus yang dijumpai seperti kondisi
drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu

13
peninggian permukaan jalan dan sebagainya
harus di catat.
6. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat
dengan jelas (Patok Km/Sta).

(b) Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan


alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer).
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan


ketentuan-ketentuan ukuran yang ada.
- Pemeriksaan dilakukan dengan interval
pemeriksaan maksimal 200 m.
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan
pada permukaan lapisan tanah dasar.
- Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan
perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu, lapisan
telford, lapisan pasir dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm
dari permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila
dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapis
batuan).
- Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-
keadaan kondisi drainase, cuaca, waktu dan
sebagainya.
- Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus
dicatat dengan jelas.

(3) Metode dan Peralatan yang Dibutuhkan


Untuk pelaksanaan kegiatan Benkelman Beamkendaraan
Truk harus sesuai dengan muatan gandar yang
disyaratkan pada survey BB yaitu 8.2 ton dengan tekanan
angin ban sebesar 80 Psi (harus sesuai dengan SNI. 03-
2416-1991), dan untuk kegiatan DCP (harus sesuai
dengan SNI 03 – 1743 –1989), proses pengambilan data
harus mengacu pada format yang telahstandar.

b. Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.


Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun
survey detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal
kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin
melakukan survey baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib
diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses
survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen.

14
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa
kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. proses
desain dapat dilakukan apabila data hasil survey detail sudah
dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey
pendahuluan maupun survey detail yang dikeluarkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.

c. Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk
dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta,
serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
medan yang memenuhi Standar Perencanaan Geometrik
Jalan dan dibahas bersama-sama dengan Ahli Geologi,
Ahli Geodesi, Ahli Hidrolika.
(1) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan
vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan tetap
mengacu pada standar geometrik jalan antar kota
maupun perkotaan.
(2) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada
pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal
perkerasan kaku.
(3) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
(4) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada saat
pelaksanaan.
(5) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan
resiko yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
kontruksi.
(6) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan
kondisi geologi.
(7) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang
jembatan, box culvert/ gorong–gorong dan bangunan
pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan terdapat
pada rute jalan tersebut.
(8) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam
laporan perencanaan teknis yang di dalamnya membuat
identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian resiko,
mitigasi resiko, alokasi resiko.

15
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman
yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada
acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
- Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
- Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
- Potongan Melintang Skala Horisontal 1:1200, Skala
Vertikal 1:100

d. Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar
desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis,
proses pengendalian dilakukan terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat
pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan
survey detail yang merupakan review terhadap desain awal
harus diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala satuan
kerja atau pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap
wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala
Satuan Kerja /Pejabat Pembuat Komitmen
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar
harus mendapat persetujuan dari pejabat setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima
oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat
persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina Marga.

b. Lokasi Kegiatan
Sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB).

c. Data dan Fasilitas Penunjang


a. Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa:
a) Laporan dan Data (bila ada)
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
serta photografi (bila ada).
(nyatakan bila ada laporan dan data/informasi yang dapat
dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa)
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)
(Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan
ruangan kantor yang akan disediakan oleh pejabatpembuat
komitmen, misalnya untuk ruangan kantor,
16
luas/ukurannya dan keadaannya, atau harus disediakan
oleh penyedia jasa sendiri dengan cara sewa)
c) Staf Pengawas/Pendamping
(Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping/counterpart ..............
(apabila diperlukan) *), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi)
d) Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (bila ada,
cantumkan nama barang tersebut)*)
b. Penyediaan oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memeliharasemua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
(Cantumkan disini barang-barang yang harus disediakan oleh
penyedia jasa dan tetapkan juga apakah harus dibeli atas nama
pejabat pembuat komitmen ataukah harus dengan cara sewa)*)

d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
maka penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada stafdi lingkungan
organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

17
foto-foto , data dokumen stock design.
a) Akomodasi dan ruang kantor
Ruangan Kantor akan disediakan oleh PPK

b) Staf pengawas/pendamping
(PPK akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping (apabila diperlukan),
atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi) – PPK Perencanaan Satker P2JN NTT
c) Fasilitas yang disediakan oleh PPK yang dapat digunakan oleh
penyedia jasa.
c. Penyediaan oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. Yang disediakan Misalkan Theodolit,
Meter ukur, dan peralatan pengolah data dan yang memelihara
ruangan dan fasilitas lainnya yang disediakan PPK.
7. PENDEKATAN a) Merencanakan pekerjaan konstruksi agar efisien dan ekonomis
DAN sesuai dengan kaidah-kaidah desain yang berlaku di Indonesia;
METODOLOGI b) Melakukan kegiatan Perencanaan yang mencakup :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan, Jembatan, Gorong-gorong,
Longsoran dan Bangunan Pelengkap
5. Penyelidikan Tanah (DCP, Sondir, Boring, Uji Tanah di
Laboratorium)
6. Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik (Jika Diperlukan)
7. Perencanaan Teknis
8. Penggambaran, termasuk menggunakan metode BIM
(Building Information Modelling)
9. Perkiraan Harga (Engineer Estimate)
10. Dokumen Lelang
11. Pembuatan Laporan
c) Data hasil survey tersebut diolah untuk mendapatkan data input
perencanaan;
d) Menyiapkan gambar rencana, membuat engineering estimate
dan menyiapkan dokumen lelang.
e) Proses Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan menggunakan
Building Information Modeling (BIM) dan Value Engineering (VE)
Alur proses perencanaan teknis dapat di lihat pada Lampiran A.

18
8. TENAGA AHLI 9.1 Tujuan

Tujuan dibuat ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan,


adalah untuk mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang
optimal dan sesuai dengan standar yang berlaku di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan
Umum.

9.2 Tugas dan Fungsi Tenaga Ahli


9.2.1 Ketua Tim (Team Leader)
Tugas utama tim adalah bertanggung jawab
pada hal-hal berikut :
- Merencanakan, mengkoordinasi dan
mengendalikan semua kegiatan dan personil yang
terlibat dan dalam pekerjaan ini sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta
mencapai hasil yang diharapkan.
- Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan
kegiatan, baik dalam tahap mengumpulkan data,
pengelolan dan penyajian akhir dari hasil
keseluruhan pekerjaan

Tugas ahli Team Leader adalah merencanakan dan


melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknis jalan yang mencakup
pelaksanaan survey, pemilihan trase, perencanaan
geometric, perkerasan jalan dan bangunan pelengkap
yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa jalan
yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis
dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian
Pekerjaan Umum.
Persyaratan minimal :
- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil.
- Pengalaman dalam bidang perencanaan jalan
- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya
Ahli Jalan dan Jembatan.

9.2.2 Ahli Teknik Structure /Bridge Engineer

Tugas dan Tanggung Jawab Bridge Engineer

Adapun beberapa tugas dan tanggung jawab menjadi seorang


Structure / Bridge Engineer adalah sebagai berikut:

• Structure / Bridge Engineer bertugas untuk


mengendalikan pengawasan lapangan, memberikan

19
petunjuk cara melakukan survei dan cara
mengumpulkan data sekunder jembatan;
• Structure / Bridge Engineer juga akan memeriksa hasil
pengolahan semua data survei sekunder dan data
primer jembatan;
• Structure / Bridge Engineer bertanggung jawab atas
kualitas pengumpulan data yang mencakup kebenaran,
ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan hasil survei
yang dilaksanakam sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan;
• Bertanggung jawab kepada Team Leader

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,


- Mempunyai pengalaman dalam bidang
perencanaan jalan,jembatan dan longsoran
jalan minimal 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan
surat keterangan dari pemberi kerja,
- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Madya Jalan dan Jembatan.

9.2.3 Ahli Teknik Pengukuran (Geodetic Engineer)


Tugas ahli teknik pengukuran adalah merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey
pengukuran, pengolahan data pengukuran, dan
penggambaran yang dihasilkan adalah benar, akurat,
dan siap digunakan untuk tahap perencanaan teknis
jalan dan jembatan.
Persyaratan minimal :
- Pendidikan Sarjana (S-1) Geodesi,
- Mempunyai pengalaman dalam bidang
perencanaan jalan,jembatan dan longsoran jalan
minimal 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pemberi kerja,
- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Madya Geodesi.

9.2.4 Ahli Geoteknik (Geoteknik Engineer)

Tugas ahli geoteknik adalah merencanakan dan


melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di
laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah,
dan perhitungan- perhitungan mekanika tanah, serta
harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar,
akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan
yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas
badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan dan
jembatan.

20
Persyaratan minimal :
- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil/Geologi,
- Mempunyai pengalaman dalam bidang
perencanaan jalan , jembatan dan longsoran jalan
minimal 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pemberi kerja,
- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Madya Geoteknik.

9.2.5 Quantity & Cost Estimator

Tugas quantity & estimator adalah melaksanakan


semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data
harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa
harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan
kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan, membuat
perkiraan biaya konstruksi, serta harus menjamin
bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan adalah benar dan
akurat.

Persyaratan minimal :
- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,
- Mempunyai pengalaman dalam bidang
perencanaan jalan, jembatan dan longsoran jalan
minimal 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pemberi kerja,
- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya
Jalan dan Jembatan.

9.2.6 Ahli K3 Konstruksi


Mempunyai sertifikat keahlian K3 konstruksi
dibutuhkan sebagai tenaga ahli teknik sesuai UU
Jasa Konstruksi, sebagai Ahli Muda 3 Tahun Atau
Setara Ahli Madya 1 Tahun.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana
Teknik Sipil Strata 1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 3 (tiga)
Tahun , diutamakan yang telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu
Team Leader/Ketua Tim dan membuat konsep
keamanan dan keselamatan kerja berkaitan
dengan resiko yang akan ditimbulkan.

21
9.2.7 Ahli Teknik Lingkungan

Mempunyai sertifikat keahlian Lingkungan


dibutuhkan sebagai tenaga ahli teknik sesuai UU
Jasa Konstruksi, sebagai Ahli Muda 3 Tahun atau
Ahli Madya 1 Tahun.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Lingkungan Strata 1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 3
(Tahun) Tahun. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan
membuat konsep prasarana lingkungan.

Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli


Teknik Lingkungan Muda adalah sebagai berikut :

- Mengelola kesehatan dan keselamatan kerja


prasarana lingkungan
- Melakukan komunikasi di tempat kerja
- Mengidentifikasi kebutuhan prasarana lingkungan
- Merumuskan rencana umum pembangunan
prasarana lingkungan
- Menyusun disain konseptual prasarana
lingkungan
- Menyusun dokumen teknis konstruksi prasarana
lingkungan

9.3. Tenaga Teknisi


- Surveyor
Bertanggung jawab langsung kepada Team Leader
melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli Lainnya
dalam melaksanakan tugasnya sebagai surveyor.
Pendidikan minimal SMK Jurusan Bangunan
pengalaman 3 Tahun atau D3/S1 Teknik Sipil
pengalaman 0 tahun dan mempunyai SKTK
(Sertifikat Keterampilan Kerja).
Tanggung jawabnya meliputi, tetapi tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
1. Melaksanakan survei pengukuran, pengumpulan
dan pengolahan data (di lapangan dan di kantor)
pada ruas-ruas jalan yarg menjadi tanggung
iawabnya dengan baik dan benar, akurat dan
tepat waktu.

22
2. Bersama-sama dengan Soil Technician
melakukan pengukuran dan perhitungan atas
pekerjaan perencanaan.
3. Melaporkan hasil pengukuran pekerjaan kepada
Team Leader dan Tenaga Ahli.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah.
- Soil Technician
1. Melaksanakan survei pengukuran, pengumpulan
dan pengolahan data (di lapangan dan di kantor)
pada ruas-ruas jalan yarg menjadi tanggung
iawabnya dengan baik dan benar, akurat dan
tepat waktu.
2. Bersama-sama dengan Surveyor melakukan
pengukuran dan perhitungan atas pekerjaan
perencanaan.
3. Melaporkan hasil pengukuran pekerjaan kepada
Team Leader dan Tenaga Ahli.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah.

9.7. Tenaga Pendukung


a. Administras Kantor
Berpengalaman dalam bidang Perencanaan
Teknis Jalan, pendidikan minimal STM
Bangunan atau SMA (IPA) pengalaman
minimal 3 tahun ijazah dan atau D3 /S1
Teknik Sipil pengalaman minimal 1 tahun
ijazah.
Tenaga pendukunf tersebut tugas utamanya :
(1) Melakukan koordinasi kedalam (team
proyek, manajemen, dll) dan keluar yang
berhubungan dengan administrasi dan
pelaporan
(2) Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi
masalah administrasi yang akan timbul agar
dapat diantisipasi secara dini.
(3) Bertanggung jawab atas administrasi kantor,
pelaporan dan pengurusan administrasi
untuk tagihan bulanan (Invoice).
9.8. TENAGA PENUNJANG
- DRAFTMAN / ACAD COMPUTER
Bertanggung jawab langsung kepada Team
Leader (TL) dalam melaksanakan tugasnya
sebagai juru gambar.
Berpengalaman dalam bidang Perencanaan
Teknis Jalan dan Jembatan, pendidikan
minimal D3/S1 Teknik Sipil/Teknik Arsitek
pengalaman minimal 1 tahun ijazah.
Tanggung jawabnya meliputi, tetapi tidak
terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

23
1. Membantu TL dalam melaksanakan
kegiatan pembuatan gambar-gambar
detail, termasuk menggunakan Metode
BIM (Building Information Modelling)
dalam rangka Desain Jalan dan
Jembatan.
2. Melakukan koordinasi dengan Tenaga
Ahli.
3. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai
perintah KETUA TIM
- Operator Computer (OC)

Bertanggung jawab langsung kepada Team


Leader (TL) dalam melaksanakan tugasnya.
Berpengalaman dalam bidang Perencanaan
Teknis Jalan dan Jembatan, pendidikan minimal
STM Bangunan atau SMA (IPA) pengalaman
minimal 3 tahun ijazah dan atau D3/S1
pengalaman minimal 0 tahun ijazah. dan
memiliki keterampilan dalam halpengoperasian
komputer.
Tanggung jawabnya meliputi, tetapi tidak
terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu TL dalam melaksanakan
kegiatan pembuatan laporan-laporan.
2. Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli.
3. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai
perintah.

- Office Boy (OB)

Pendidikan minimal SMP pengalaman 3 tahun


ijazah dan atau SMA pengalaman minimal 0
tahun ijazah. Bertanggung jawab langsung
kepada Team Leader (TL) dalam melaksanakan
tugasnya.
Tanggung jawabnya meliputi :
1. Melakukan kegiatan clinning service di kantor
konsultan.
2. Membantu tim Tenaga Ahli jika dibutuhkan.
3. Tugas-tugas lain yang diberikan

9. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:


a. Laporan Detail Desain / DED
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan-
pekerjaan masing-masing laporan berisi :
- Laporan Data Survei Lapangan
- Laporan Perhitungan Perencanaan
- Laporan Engineering Estimate (EE)

24
- Gambar DED

b. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


(apabila diperlukan)

10. LAPORAN Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta
sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk
membuat laporan secara detail dan lengkap.

2. Laporan Pendahuluan
Laporan yang harus dibuat:
A. Laporan Administrasi antara lain:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap
KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria
Desain secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi
Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk
persiapan survei.

b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisikan kegiatan yang dilakukan pada bulan
tersebut yang dilaporkan bulan berikutnya dan merupakan
pengendali kegiatan fisik dimana progres fisik dapat dimonitor
sesuai dengan rencana kegiatan yang tertuang dalam kurva “S”.

c. Laporan Draf Akhir


Laporan Draft Akhir yang berisikan: Draft desain termasuk
memuat kriteria desain yang diambil, Gambar rencana, Konsep
Dokumen Lelang, Progres Kegiatan, Kesimpulan dan
Rekomendasi.

d. Laporan Akhir
Laporan Akhir yang berisikan:
- Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan;
- Detailed Engineeering Design;
- Estimasi biaya;
- Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender standar
yang disyaratkan oleh pengguna jasa.
B. Laporan Perencanaan Teknis / Data Lapangan.
Laporan Teknis yang dihasilkan
a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi:
- Daftar isi;
- Peta lokasi proyek;
- Daftar bangunan pelengkap;
25
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan
struktur bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan
dan lain-lain;
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A1,
untuk kemudian diperkecil menjadi A3.

b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung
untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai
kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan
biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi;
- Peta lokasi proyek;
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan;
- Perhitungan perkiraan kuantitas;
- Analisa biaya;
- Perkiraan biaya.

c. Laporan penyelidikan tanah


Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup
sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek;
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota besar terdekat;
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi;
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan;
- Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk
peta penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran
A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi
dan diberi notasi sesuai dengan Lampiran 1-D;
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk
perbaikan hasil deskripsi secara visual;
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta
penyebaran tanah disiapkan dalam kertas kalkir ukuran A3
dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan
diberi notasi;
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas
lereng;
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan;
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan
volume cadangan);
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/ patahan dsb.)
beserta lokasinya;
- Rekomendasi.

26
d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek;
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota besar terdekat;
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran;
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal;
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal;
- Kegiatan pengukuran situasi;
- Kegiatan pengukuran penampang melintang;
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada);
- Perhitungan dan penggambaran;
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya;
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan
pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan dan
pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran);
- Data ukur hasil ploting dan negatif film harus diserahkan.

e. Laporan Hidrologi ((jika diperlukan))


Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi
proyek terhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah
hujan;
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil;
- Analisis/ perhitungan;
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air;
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

f. Laporan Analisa Dampak Lingkungan (jika diperlukan)


Laporan hasil pekerjaan analisa dampak lingkungan harus
mencakup identifikasi, upaya pengelolaan/ pemantauan dampak
lingkungan yang berkaitan dengan:
- Rencana trase jalan termasuk fasilitas pelengkapnya seperti
persimpangan, galian/timbunan, jembatan, dan gorong-
gorong;
- Pengadaan lahan dan ganti rugi;
- Keselamatan pemakai jalan;
- Aspek hidrologi, antara lain banjir, erosi, sedimentasi dan
pencemaran air sungai, saluran irigasi dan saluran drainase;
- Aspek geologi, seperti jenis tanah/batuan, dan stabilitas
lereng;

27
- Pelaksanaan pekerjaan pada tahap konstruksi, seperti
pengaturan jam kerja, pengoperasian alat-alat berat dan
gangguan lalu lintas;
- Kawasan konservasi, hutan lindung, cagar alam/ budaya,
dan tempat-tempat bersejarah;
- Estetika lingkungan dan landsekap;
- Jalur angkutan bahan material dari quarry dan pembuatan
base camp;
- Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan.

28
LAMPIRAN A

Alur Proses Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan menggunakan


Building Information Modeling (BIM) dan Value Engineering (VE)
Diadopsi berdasarkan Pedoman No.01/P/BM/2013
“Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan”

5.1 Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan


5.1.1 Pengumpulan Data Sekunder dan Rencana Survei

1. Tujuan
Tujuan dari tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Rencana Survei ini adalah untuk mengumpulkan
informasi awal mengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta lingkungan
pada koridor lokasi pekerjaan.

2. Lingkup
Lingkup kegiatan pada tahapan Pengumpulan Data Sekunder dan Rencana Survei meliputi:
a) Konfirmasi ruang lingkup pekerjaan berdasarkan KAK untuk memastikan lokasi, jenis pekerjaan,
panjang, standar yang dipakai, mutu produk, waktu, dan biaya pekerjaan;
b) Pengumpulan peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000;
c) Pengumpulan peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, database jaringan jalan, daerah rawan
kecelakaan;
d) Pengumpulan peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1 : 250.000, daerah rawan
bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase;
e) Pengumpulan peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah;
f) Pengumpulan peta tata guna lahan;
g) Mengunggah seluruh Data Sekunder ke dalam Document Management BIM pada folder “Data
Sekunder”;
h) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di sekitar lokasi proyek.

3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam tahap Persiapan dan Rencana Survei agar diunggah ke dalam
Document Management BIM pada folder “Rencana Survei”, yang meliputi dokumen sebagai
berikut:
a. Laporan studi koridor (jika diperlukan);
b. Laporan studi rancang-bangun pendahuluan;
c. Rencana pendahuluan dari alternatif perencanaan teknis (desain) yaitu: profil atau lembar
rencana, bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan; dan
d. Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.

4. Pelaporan
Laporan Pendahuluan disusun sebagai salah satu pengendali agar kegiatan dapat berjalan sesuai
dengan jadwal dan waktunya. Adapun mekanisme penerimaan pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Laporan administrasi berupa Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap KAK,
Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara detail, Pengenalan Lokasi
Awal, Organisasi Pelaksanaan Kegiatan, dan Jadwal Pelaksanaan termasuk persiapan survei;

29
b. Draft Laporan Pendahuluan agar diunggah ke dalam Document Management BIM pada folder
“Laporan Pendahuluan”;

30
c. Diperlukan pengendalian mutu pelaporan berupa presentasi atau diskusi kepada TIM TEKNIS
(diketuai oleh Satker P2JN) untuk mendapatkan persetujuan yang dibuktikan dengan BERITA
ACARA PEMBAHASAN LAPORAN PENDAHULUAN yang dilengkapi dengan notulen rapat
pembahasan (diunggah ke dalam Documen Management BIM pada folder “Laporan
Pendahuluan”).
d. Mekanisme pengesahan Laporan Pendahuluan mengikuti Surat Edaran Dirjen Bina Marga No.
UM-0103-Db/27-1 tanggal 10 Januari 2007 yang dilaksanakan di dalam Document Management
BIM menggunakan fitur Review and Approval.

5.1.2 Survei Lapangan

1. Survei Pendahuluan
a. Tujuan
Tujuan Survei Pendahuluan ini adalah untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survei detail/survei
berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli utama.

b. Lingkup kegiatan Survei Pendahuluan


b.1. Rencana dan Izin Survei Pendahuluan
— Setiap akan melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan, pelaksana kegiatan wajib
mengajukan jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan konsep perencanaan (Desain)
yang akan diterapkan termasuk metode survei yang akan dilakukan dan kemudian
ditindaklanjuti dengan Surat Izin melakukan Survei Pendahuluan yang dikeluarkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen;
— Proses Survei Pendahuluan wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai
pada proses survei oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen (mis.: Core Team);
b.2. Survei Pendahuluan Geometrik
— Menentukan titik awal dan akhir proyek;
— Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak;
— Mengidentifikasi penerapan desain geometrik
— Survei utilitas jalan dan jembatan;
— Memperhitungkan kebutuhan alinyemen untuk lokasi galian, timbunan, bangunan
pelengkap jalan, gorong-gorong, jembatan, dan persimpangan;
— Membuat patok-patok sementara dan tanda banjir pada lokasi proyek;
— Menghitung perkiraan volume pekerjaan;
— Mengunggah seluruh data survei dan perhitungan kebutuhan alinyemen ke dalam
Document Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.3. Survei Pendahuluan Kondisi Eksisting Pekerjaan
— Inventarisasi terhadap data historis penanganan jalan;
— Identifikasi jenis pavement;
— Identifikasi kerusakan pavement;
— Mengunggah seluruh data inventarisasi historis penanganan jalan ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.4. Survei Pendahuluan Survei Topografi
— Mengamati kondisi topografi;

31
— Menyarankan posisi patok permanen (bench marks) pada lokasi yang aman dan mudah
dilihat;
— Mengunggah seluruh data hasil pengamatan dan rencana posisi benchmarks ke dalam
Document Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.5. Survei Pendahuluan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan
— Memperkirakan lokasi bangunan pelengkap jalan yang akan dibuat.
— Mengunggah seluruh data rencana lokasi bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
ke dalam Document Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.6. Survei Pendahuluan Jembatan
— Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas pembebanan jembatan,
tipe konstruksi, dengan pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai,
kedalaman dasar sungan, profil sungai/ada tidaknya palung, kondisi arus dan arah
aliran, sifat-sifat sungai, scouring vertikal/horizontal, jenis material bangunana atas
yang tersedia dan paling efisien;
— Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe abutmen, pilar, pondasi,
bangunan pengaman (bila diperlukan);
— Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan mempertimbangkan MAB (banjir),
MAN (normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi;
— Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan dengan
mempertimbangan situasi dan kondisi sekitar lokasi;
— Mengunggah seluruh data survei ke dalam Document Management BIM pada folder
“Survei Pendahuluan”.
b.7. Survei Pendahuluan Geologi dan Geoteknik
— Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber
material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
— Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
— Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
— Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan batasan-
batasan proyek;
— Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi
lain seperti GPS;
— Mengunggah seluruh data sampel dan kesimpulan permasalahan ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.
b.8. Survei Pendahuluan Drainase
— Melakukan pengumpulan data mengenai curah hujan, luas daerah tangkapan,
drainase eksisting, serta karakterisitik aliran sungai;
— Mengamati kondisi lokasi berkaitan dengan kemiringan tanah dan pola aliran serta
tata guna lahan;
— Mengamati Muka Air Banjir maksimum yang pernah terjadi;
— Mengunggah seluruh data survei ke dalam Document Management BIM pada folder
“Survei Pendahuluan”.

b.9. Survei Pendahuluan/Identifikasi Rona Lingkungan Awal


— Mengidentifikasi komponen lingkungan dari berbagai aspek (biologi, fisik-kimia,
sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat);
— Mengumpulkan data mengenai lokasi bangunan bersejarah/bangunan budaya serta
benda cagar budaya;

32
— Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan lindung di sekitar rencana
trase alinyemen jalan;
— Memprakirakan kebutuhan lahan untuk ruang milik jalan (rumija) rencana trase
alinyemen jalan;
— Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun (AMDAL/UKL-UPL/SPPL);
— Mengunggah seluruh data survei ke dalam Document Management BIM pada folder
“Survei Pendahuluan”.

c. Keluaran Survei Pendahuluan


Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Pendahuluan agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”, yang meliputi dokumen sebagai berikut:
• Laporan seluruh hasil Survei Pendahuluan berkaitan dengan konsep desain yang merupakan
koreksi atau reviu dari desain awal yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor berdasarkan seluruh hasil survei pendahuluan termasuk gambar sketsa, foto-foto dan
data sekunder yang dibutuhkan;
• Laporan tindak lanjut survei pendahuluan, yaitu survei detail, yang didalamnya memuat
beberapa survei detail yang harus dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan data;
• Laporan kriteria desain perencanaan yaitu konsep desain jalan atau jembatan berdasarkan
kondisi terain, survei, dan lingkungan.

d. Pengendalian Survei Pendahuluan


• Data hasil pengambilan pada Survei Pendahuluan wajib diperiksa kebenarannya sebelum
dilanjutkan ke proses Survei Detail. Proses Survei Detail dapat dilakukan apabila data hasil
Survei Pendahuluan sudah dapat diterima atau disetujui oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen;
• Adanya berita acara pemeriksaan terhadap Survei Pendahuluan yang dikeluarkan oleh Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen, serta diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Pendahuluan”.

2. Survei Detail
a. Rencana dan Izin Survei Detail
— Setiap akan melaksanakan kegiatan Survei Detail, pelaksana kegiatan wajib mengajukan
jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan konsep perencanaan (Desain) yang akan diterapkan
termasuk metode survei yang akan dilakukan dan kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Izin
melakukan Survei Detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen;
— Proses Survei Detail wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survei
oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen(mis.:
Core Team).

b. Survei Topografi
— Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor
yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi;

— Lingkup Pekerjaan
i. Pengukuran titik kontrol horisontal;
ii. Pengukuran titik kontrol vertikal;
iii. Pengukuran situasi;

33
iv. Pengukuran penampang melintang;
v. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan

— Keluaran Survei Topografi


Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Topografi agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Topografi”, yang meliputi dokumen
sebagai berikut:
i. Laporan Survei Topografi meliputi:
• Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang telah diterima;
• Data Koordinat dan elevasi Bench Mark;
• Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark.
ii. Peta topografi (peta transies) yang dilengkapi peta kontur terrain dengan skala yang
disesuaikan dengan jenis perencanaan teknis yang akan dilakukan.

c. Survei Drainase
— Tujuan drainase dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada
(sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir
rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap
gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.

— Lingkup Pekerjaan
i. Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang cukup untuk
menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal terjadinya banjir dan setiap perubahan-
perubahan fisik infrastruktur yang berdampak pada aliran banjir.
ii. Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada kombinasi prosedur-
prosedur perkiraan curahan hujan wilayah, teknik-teknik seperti metode rasional
probabilistic serta pengamatan terbaru dan tingkat histori banjir.
iii. Menentukan daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;
iv. Mengumpulkan informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan penanggalan);
v. Mencatat lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir;
vi. Mencatat dan memberi acuan banjir/sumber informasi drainase;
vii. Kapasitas aliran air (run off) dan debit aliran air yang akan diterima oleh drainase yang
akan direncanakan;
viii. Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase.

— Keluaran Survei Drainase


Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Drainase agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Drainase”, yang meliputi dokumen
sebagai berikut:
i. Data ldentifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan drainase;
ii. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi;
iii. lnformasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal kejadian);
iv. Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir;
v. Acuan banjir/sumber informasi drainase;
vi. Kapasitas aliran air (run off) dan Debit aliran air permukaan yang akan diterima oleh
drainase yang akan direncanakan;
vii. Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase;
viii. Dimensi saluran dan gorong-gorong;

34
ix. Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi umum
(general scouring) maupun local (local scouring).

d. Survei Geologi dan Geoteknik


— Tujuan yang utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan bawah permukaan adalah
untuk memberikan informasi tentang kondisi bawah permukaan tanah, bahaya geoteknik,
dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada perencana.

— Lingkup Pekerjaan
i. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji;
ii. Pengambilan contoh tanah tak terganggu;
iii. Melakukan pemboran mesin dan pemboran tangan;
iv. Melakukan sondir;
v. Pengukuran DCP;
vi. Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan yang timbul;
vii. Pengujian Test Properties tanah baik dari contoh tanah tidak terganggu (undisturb
samples) maupun tanah terganggu (disturb sample) berupa unconfined, kadar air, berat
jenis, nilai kohesi, nilai sudut geser dalam, tekanan air pori tanah, nilai permeabilitas,
dan lain-lain yang diperlukan berkaitan dengan kebutuhan perencanaan.

— Keluaran Survei Geologi dan Geoteknik


Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Geologi dan Geoteknik agar diunggah ke dalam
Document Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Geologi dan Geoteknik”,
yang meliputi dokumen sebagai berikut:
Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik berupa:
i. Laporan penyelidikan tanah yang didalamnya memuat :
• Tanah berupa nilai CSR;
• Properties tanah berupa nilai (strength and index properties of soil);
• Kadar air;
• Berat Jenis.
ii. Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat:
• Kondisi lapiasan tanah;
• Daerah rawan longsor;
iii. Foto Dokumentasi

e. Survei Lalu Lintas


— Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-
rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung
lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.

— Lingkup Pekerjaan
i. Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui koridor trase lokasi
perencanaan yang akan dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari pengumpulan data
awal berupa titik-titik survei;
ii. Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis sehingga mendapatkan data yang
siap pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan smp/hari serta
kecepatan perjalanan pada kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam.

35
— Keluaran Survei Lalu Lintas
Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Lalu Lintas agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Lalu Lintas”, yang meliputi dokumen
sebagai berikut:
i. Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan perhitungan perkerasan jalan;
ii. Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan jalan;
iii. Foto dokumentasi;
iv. Data lapangan.

f. Survei Kondisi Perkerasan


— Survey kondisi perkerasan bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan eksisting,
jenis perkerasan, serta permasalahan yang sering terjadi pada jalan tersebut. Hal ini
digunakan sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.

— Lingkup Pekerjaan
i. Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar yang diperoleh dari survei
pendahuluan;
ii. Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai CBR, nilai lendutan;
iii. Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.

— Keluaran Survei Kondisi Perkerasan


Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Kondisi Perkerasan agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Kondisi Perkerasan”, yang meliputi
dokumen sebagai berikut:
i. Data historis penanganan
ii. Data lendutan
iii. Data CBR eksisting.

g. Survei Lingkungan
— Tujuan
i. Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan;
ii. Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
sebagai akibat adanya proyek peningkatan/ pembangunan jalan;
iii. Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan yang terjadi;
iv. Merumuskan saran tindak lanjut (pengelolaan dan pemantauan) yang dapat
dilaksanakan oleh proyek atau instansi lain yang terkait guna mengurangi dampak
negatif atau meningkatkan dampak positif.

— Lingkup Pekerjaan
i. Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya
dan kesehatan masyarakat;
ii. Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan komponen lingkungan yang
ada (aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat);
iii. Merumuskan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
iv. Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait masalah lingkungan.

36
— Keluaran Survei Lingkungan
Keluaran yang dihasilkan dalam Survei Lingkungan agar diunggah ke dalam Document
Management BIM pada folder “Survei Detail – Survei Lingkungan”, yang meliputi dokumen
sebagai berikut:
i. Laporan AMDAL, atau;
ii. Laporan UKUUPL, atau;
iii. Laporan SPPL.

e. Pengendalian Survei Detail


• Data hasil pengambilan pada Survei Detail wajib diperiksa kebenarannya sebelum dilanjutkan
ke proses desain. Proses desain dapat dilakukan apabila data hasil Survei Detail sudah dapat
diterima atau disetujui oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen;
• Adanya berita acara pemeriksaan terhadap Survei Detail yang dikeluarkan oleh KepalaSatuan
Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen, serta diunggah ke dalam Document Management
BIM pada folder “Survei Detail”.

f. Workshop Value Engineering (VE)


• Hasil pengumpulan data sekunder dan primer yang terdapat dalam Document Manager BIM
akan digunakan sebagai bahan masukan pelaksanaan workshop Value Engineering;
• Melaksanakan seluruh tahap Value Engineering yang terdiri dari Information Phase, Function
Analysis, Creativity Phase, Evaluation Phase #1, Evaluation Phase #2;
• Hasil dari seluruh tahap Value Engineering menghasilkan keluaran utama berupa Pilihan
Desain yang akan digunakan sebagai masukan utama pemilihan alternatif desain pada Draft
Laporan Antara;
• Agar mengunggah Laporan setiap fase Workshop Value Engineering ke dalam Document
Management BIM pada folder “Value Engineering”.

h. Pelaporan
Laporan Antara disusun sebagai salah satu pengendali agar kegiatan dapat berjalan sesuai
dengan jadwal dan waktunya. Adapun mekanisme penerimaan pelaporan adalah sebagai
berikut:
• Laporan administrasi berupa Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data
sekunder maupun data primer, Hasil kajian terhadap data survei, Laporan Value Engineering,
Konsep perencanaan jalan/jembatan berikut pilihan desain, serta Progres kegiatan dan
rencana selanjutnya;
• Draft Laporan Antara agar diunggah ke dalam Document Management BIM pada folder
“Laporan Antara”;
• Diperlukan pengendalian mutu pelaporan berupa presentasi atau diskusi kepada TIM TEKNIS
(diketuai oleh Satker P2JN) untuk mendapatkan persetujuan yang dibuktikan dengan BERITA
ACARA PEMBAHASAN LAPORAN ANTARA yang dilengkapi dengan notulen rapat pembahasan
(diunggah ke dalam Documen Management BIM pada folder “Laporan Antara”).
• Mekanisme pengesahan Laporan Antara mengikuti Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. UM-
0103-Db/27-1 tanggal 10 Januari 2007 yang dilaksanakan di dalam Document Management
BIM menggunakan fitur Review and Approval.

37
5.1.3 Proses Desain/Perencanaan Teknis

1. Tujuan
Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering
estimate.

2. Lingkup
a. Merencanakan desain geometrik jalan dengan mengacu pada ketentuaan Standar Perencanaan
Geometrik Jalan baik antar kota maupun perkotaan, serta mengunggah dokumen hasil rencana
ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain Geometrik”;
b. Merencanakan geometrik dan tipe jembatan dengan mengacu pada ketentuaan Standar
Bangunan Atas Jembatan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, serta
mengunggah dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain
Geometrik & Tipe Jembatan”;
c. Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku maupun fleksibel dengan
mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku. , serta
mengunggah dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain
Tebal Perkerasan”;
d. Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan jalan, serta mengunggah
dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain Drainase &
Bangunan Pelengkap Jalan”;
e. Melakukan perencanaan manajemen dan keselamatan lalu lintas, serta mengunggah dokumen
hasil rencana ke dalam Document Manager BIM pada folder “Desain Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas”;.
f. Melakukan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi sesuai permen PU.
09 tahun 2008, serta mengunggah dokumen hasil rencana ke dalam Document Manager BIM
pada folder “Desain K3”;.
g. Melakukan analisa resiko yang harus dituangkan dalam laporan perencanaan teknis, , serta
mengunggah dokumen hasil analisa ke dalam Document Manager BIM pada folder “Analisa
Resiko”, dimana di dalamnya memuat:
• ldentifikasi resiko
• Analisis resiko
• Penilaian resiko
• Mitigasi resiko
• Alokasi resiko
h. Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi, serta mengunggah
dokumen peta ke dalam Document Manager BIM pada folder “Peta Kondisi Geologi”.

3. Keluaran yang dihasilkan dalam proses perencanaan adalah


a. Laporan Detail Desain
• Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar dapat
digunakan pada saat penerapan di lapangan;
• Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur / perkerasan kaku termasuk analisisnya;
• Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat seluruh penyelidikan tanah serta
peta penyebaran tanah serta foto dokumentasi;
• Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran termasuk hasil
perhitungan serta foto dokumentasi;

38
• Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey hidrologi
termasuk analisis perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan Analisa Resiko
d. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan
Lalu lintas e. Laporan konsep metode konstruksi
f. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis

4. Pelaporan
a. Laporan administrasi berupa Draft Laporan Akhir yang berisikan: Draft desain termasuk
memuat kriteria desain yang diambil, Gambar rencana, Konsep Dokumen Lelang,
Progres Kegiatan, Kesimpulan dan Rekomendasi;
b. Draft Laporan Akhir agar diunggah ke dalam Document Management BIM pada folder
“Laporan Akhir”;
c. Diperlukan pengendalian mutu pelaporan berupa presentasi atau diskusi kepada TIM
TEKNIS (diketuai oleh Satker P2JN) untuk mendapatkan persetujuan yang dibuktikan
dengan BERITA ACARA PEMBAHASAN LAPORAN AKHIR yang dilengkapi dengan
notulen rapat pembahasan (diunggah ke dalam Documen Management BIM pada
folder “Laporan Akhir”);
d. Mekanisme pengesahan Laporan Akhir mengikuti Surat Edaran Dirjen Bina Marga
No. UM-
0103-Db/27-1 tanggal 10 Januari 2007 yang dilaksanakan di dalam Document
Management
BIM menggunakan fitur Review and Approval;
e. Laporan Akhir setelah hasil pengesahan agar terdiri dari: Penyempurnaan laporan dan
progres perencanaan, Detailed Engineeering Design, Estimasi biaya, Dokumen tender
(sesuai dengan dokumen tender standar yang disyaratkan oleh pengguna jasa), serta
Laporan Perencanaan Teknis.

39

Anda mungkin juga menyukai