Anda di halaman 1dari 89

DRAINASE DALAM PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN

Dr. Ir. Denik Sri Krisnayanti, ST.,MT


Dosen Prodi Teknik Sipil
Kompetensi Hidrologi dan Hidrolika
Universitas Nusa Cendana
Kerangka Penyajian
1. Definisi Drainase
2. Infrastruktur Air Perkotaan
3. Permasalahan Drainase di Daerah Perkotaan
4. Sejarah Perkembangan Drainase Perkotaan
5. Tata Cara Penyusunan Detail Sistim Drainase
Perkotaan
6. Tata Cara Pengerjaan
7. Penggunaan Aplikasi untuk Analisis Hidrologi
8. Penutup
Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 2
DRAINASE
Drainase / pengatusan/pengaliran air/saluran air’ (KBBI) :
suatu teknik yang berusaha meniadakan kelebihan air disuatu
lokasi karena dipandang mengganggu aktivitas kehidupan.

Sebab utama : terjadinya perubahan tataguna lahan

Sumber: Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA, IPU, Asean Eng.


Banjir di DKI Jakarta

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 4


Banjir di Kota Bandung

Sistem Drainase Pe rkotaan Berkelanjutan 5


Banjir di Kota
Semarang

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 6


Banjir di Kota
Kupang

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 6


INFRASTRUKTUR AIR PERKOTAAN
• Urban water supply system
Sistem air bersih adalah suata satu kesatuan penyediaan air
bersih yang mencakup pengadaan, pengolahan (treatment),
mengalirkan (delivery), distribusi (distribution) ke pengguna
baik domestik, komersial, perkantoran, industri maupun
sosial.
• Urban wastewater system
Sistem air limbah perkotaan adalah suatu sistem yang
mengumpulkan (collecting), mengalirkan (delivery), mengolah
(treatment) dan membuang (disposal) dari buangan air
limbah baik dari domestik, komersial, perkantoran, industri
maupun sosial. Jumlah air kotor adalah mendekati jumlah air
bersih yang telah dikonsumsi.
INFRASTRUKTUR AIR PERKOTAAN
• Urban drainaige
Kata drainase berasal dari drainage (ing, fra) yang secara
umum berarti ’mengalirkan, menguras, membuang atau
mengalihkan air’. Hampir semua kota-kota di negara maju
terutama yang intensitas hujannya rendah pada umumnya
Urban Drainage System nya atau penanganan air hujan dan air
limbahnya dalam satu saluran untuk bersamaan. Artinya
saluran air limbah dan saluran air hujan cukup satu tanpa
dipisahkan

Sumber: Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA, IPU, Asean Eng.


INFRASTRUKTUR AIR PERKOTAAN
• Water irrigation system
Air irigasi adalah air yang bersumber dari air permukaan
maupun air tanah yang dimanfaatkan untuk kebutuhan
membudidayakan tanaman pangan termasuk perikanan
dengan teknologi gravitasi maupun dengan pemompaa.
Komponen sistem air irigasi adalah mulai dari penangkap
(intake), mengalirkan (delivery), membagi (distribution),
menggenangi sawah dan mengatuskan (dranaige) ketika
terjadi kelebihan air.
Kompleksitas Permasalahan Sumber
Daya Air di Daerah Perkotaan

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 7


Permasalahan Sumber Daya Air di Daerah Perkotaan
Urbanisasi

Kepadatan Kepadatan
Penduduk Bangunan
Meningkat Meningkat

Kebutuhan Pembuangan Limbah Iklim Kawasan Sistem


Air Limbah Cair Perkotaan Kedap Air Drainase
Meningkat Meningkat Meningkat Berubah Meningkat Berubah

Kualitas Isi Ulang Volume Kecepatan


Pencemaran
P Air Hujan Air Tanah Limpasan Aliran
Air Tanah Menurun Berkurang Meningkat Meningkat

Kualitas Debit Waktu


Aliran Dasar P k
Puncak K
Konsentrasii
Badan Air Berkurang
Menurun Meningkat Berkurang

Masalah Masalah Masalah


SSumber
b Daya P d li
Pengendalian Pengendalian
Air Pencemaran Banjir
Timbunan sampah di TPS TPA Alak

Sampah Perkotaan vs. Drainase Perkotaan

Kontainer pengangkut sampaihstem 9 menumpuk di sungai


Permasalahan Drainase Perkotaan di
Negara Berkembang
1. Laju pertumbuhan penduduk perkotaan yang tinggi;
2. Pertumbuhan kota tidak terkendali (berkembangnya rumah
liar, kawasan kumuh);
3. Kendala dalam perencanaan:
a. Sempitnya wawasan dan terbatasnya kemampuan dalam
perencanaan;
b. Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan ke
depan;
c. Terbatasnya ketersediaan data dan informasi;
4. Kurang teraturnya perilaku perorangan dalam kehidupan
bermasyarakat;
5. Ketidakjelasan wewenang dan tanggungjawab dalam
pengelolaan sistim drainase;
6. Terbatasnya alokasi anggaran. 11
Sejarah Perkembangan Drainase
Perkotaan

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 12


Sejarah Perkembangan Drainase Perkotaan
510 SM: Romawi kuno membangun saluran drainase besar yang dinamakan
Cloaca Maxima untuk mengeringkan rawa dan mengangkut
sampah ke sungai yang sekarang berfungsi
Abad ke 16 – 18: Venesia memasang perkerasan yang lolos air pada beberapa
taman kota untuk mengumpulkan air hujan dan meresapkannya ke dalam
waduk di bawah tanah yang diisi pasir dan dibuat kedap air dengan dinding
tanah liat dan dasarnya untuk mencegah intrusi air laut.

Abad ke 19: metode rasional


diperkenalkan untuk menentukan
dimensi pipa drainase yang secara luas
dipakai hingga tahun 1960 an.

Sejak tahun 1960 an, telah banyak


dikembangkan metode perhitungan
hidrograf limpasan, termasuk Stormwater
Management Model (SWMM)
13
Cloaca Maxima,
Roma

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 14


Awal tahun 1990an terjadi perubahan besar‐
besaran dalam filosofi perancangan jaringan
drainase, yaitu (Marsalek, 2000) :
a. Pengenalan konsep pembangunan berkelanjutan;
b. Penerimaan pendekatan ekosistem dalam
pengelolaan sumber daya air;
c. Meningkatnya pemahaman tentang dampak
drainase pada badan air penerima;
d. Penerimaan perlunya memperhatikan komponen‐
komponen drainase perkotaan dan sistem air
limbah secara terpadu.

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 15


Berbagai pilihan dalam pengendalian
kuantitas dan kualitas air hujan di saluran

Sumber: Marsalek, 2000


Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 16
Komponen Utama Sistem Drainase Perkotaan

STP = sewage treatment plant, CSO S&T = storage and treatment Sumber: Marsalek, 2000
Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 17
Sistem Drainase Konvensional

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 18


Sistem Drainase Terpadu

Sumber: Maksimovic, 2011


Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 19
Pergeseran Konsep Dari Drainage Konvensional
ke Sistem Drainase Terpadu

Drainase Konvensional Sistem Drainase Terpadu


Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 20
Pergeseran Paradigma Dalam
Pengelolaan Air Hujan

Sumber: Triweko, 1993


Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 21
Sistem Drainase Perkotaan
Berkelanjutan (SDKB)

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 22


Pengertian Sistem Drainase Perkotaan
Berkelanjutan (SDKB)
• Satu kesatuan yang terdiri dari unsur‐
unsur
Sistem unsur yang tersusun menurut aturan
tertentu

Drainage • Pembuangan air yang tidak diinginkan


dari daerah perkotaan (mencakup air
Perkotaan hujan dan air limbah)

• Keadaan atau kegiatan yang akan


Berkelanjutan berlangsung dalam jangka waktu yang
tidak terbatas

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 23


Filosofi Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan
Kriteria Keberlanjutan untuk SDKB
Kategori Kriteria Utama
Dampak Lingkungan • Dampak volume air
• Dampak kualitas air
• Dampak ekologi
• Pemanfaatan sumber daya
• Pemeliharaan
Manfaat Sosial • Fasilitas dan keindahan
• Informasi dan kesadaran masyarakat
• Penerimaan pemangku kepentingan
• Resiko kesehatan
Kinerja Teknis dan Ilmiah • Kinerja sistem
• Keandalan sistem
• Daya tahan sistem
• Fleksibilitas dan Adaptabilitas sistem
Faktor-faktor Ekonomi • Resiko keuangan
• Biaya investasi
Sumber: Ellisa et al, 2004 25
SDKB: Dari Konsep ke Praktek

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 26


Berbagai Pendekatan dalam SDKB

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 27


Berbagai Alternatif Implementasi Konsep SDKB

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 28


Pak Kamir, Tokoh Biopori

Lubang Biopori

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 30


Saluran Peresap Air Hujan

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 31


Perkerasan Halaman Lolos Air

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 32


Saluran Berlapis Rumput (Swale)

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 33


Kolam Penyimpan Air Hujan
(Wet pond / retention pond)

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 34


Rawa Buatan (Contructed Wetland)

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 35


Lembaga Pengelola Sistem Drainase
– Dinas Pekerjaan Umum

– Dinas PU Pengairan

– Dinas PU Cipta Karya

– Dinas PU Binamarga

– Dinas Kebersihan

– Dinas Jalan & Pematusan

– Bagian Lingkungan Hidup

Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan 36


Drainase berwawasan lingkungan: pengelolaan

drainase yang tidak menimbulkan dampak yang
merugikan bagi lingkungan dengn cara mengelola air
kelebihan degan jalan meresapkan, mengumpulkan
diempat lain atau mengalirkan secara alamiah
kesunggai tanpa membebani sungai.

Terdapat 2 pola yang dipakai:
a. Pola detensi (menampung air sementara), misalnya
dengan membuat kolam penampungan

b. Pola retensi (meresap kan), antara lain dengan


membuat sumur resapan, saluran resapan, bidang
resapan
• atau kolam resapan.

Pengendali banjir adalah bangunan untuk mengendalikan


tinggi muka

air agar tidak terjadi limpasan don atau
genangan yang menimbulkan kerugian .

Badan penerima air adalah sungai, danau, atau


laut yang menerima aliran dari sistim drainase
perkotaan.

•Gambar: Tandon /Kolam Penampungan


·Fungsi dan Pembagian Sistem Drainase

Fungsi drainase perkotaan :


• Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan


sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
• Mengalirkan air permukaan kebadan air penerima
• Mengendalikan kelebihan air permukaan yang
dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan
kehidupan akuatik.
• Meresapkan air permukaan untuk menjaga
kelestarian air tanah (konservasi air).

Gambar: Drainase Perkotaan


• Berdasarkan fungsi pelayanan,
Sisfem drainase lokal:
Yang termasuk dalam sitem drainase lokal adalah sistem
saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu
seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran,
areal industri don komersial. Sistim ini melayani area
kurang dari 10 ha . Pengelolaan sistem drainase lokal
menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau
instansi lainya.
Sisfem drainase utama:
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah
saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta
bangunan kelengkapannya yang melayani kepentingan
sebagian besar warga masyarakat. Peng elola a n
sistem drainase utama merupakan tanggung jawab
pemerintah kota.

Pengendalian banjir (Flood Control):


Adalah sungai yang melintasi wilayah kota yang
berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak
mengganggu masyarakat don dapat memberikan
manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia. Pengelolaan
•Gambar: Sistem Drainase Perkotaan ()
pengendalian banjir merupakan tanggungjawab dinas
pengairan.(sumber daya air)
Berdasarkan fisiknya
Sistem saluran primer:
Adalah sa luran utama yang menerima masukan
alira n da ri saluran sekund er. Dimensi saluran ini rela tif
besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima
air.

Sistem saluran sekunder:


Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi
menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air
dari permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke
saluran primer. Dime nsi saluran tergantung pada
debit yang dialirkan.

Sistem saluran tersier:


Adalah saluran drainase yang menerima air dari
saluran drainase lokal.

•Gambar: Sistem Drain ase Perkotaan (2)


Cara penanggulangan banjir dapat
dilakukan dengan cara:
•SALURAN PEMBUANG Pembuatan waduk / situ pengendali banjir
untuk menampung air sew aktu hujan dan
•POMPA melepas air sela ng beberapa waktu kemudian.
Pembuatan kanal untuk membelokkan air
permukaan agar tidak mengalir ke kota.

Pembuatan polder ( kolam pengendali banjir )


pada derah yang dipengaruhi oleh pasang
surut air lout. Pembuangan air dapat dilakukan
dengan katup pintu atau pompa.

•Gambar: Tan don I Waduk


•Pen gendali Banfir
Denik Sri Krisnayanti

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA


TEKNIK DETAIL SISTEM
DRAINASE PERKOTAAN
Potongan Melintang Jalan

Denik Sri Krisnayanti


Potongan Melintang Jalan

Denik Sri Krisnayanti


Potongan Melintang Jalan

Denik Sri Krisnayanti


Denik Sri Krisnayanti
Ruang Lingkup
Tata cara penyusunan rencana teknik detail sistem
drainase perkotaan ini memuat ketentuan-ketentuan
umum dan teknis berupa data informasi, pengukuran,
penggambaran, penyelidikan tanah dan kriteria
perencanaan, serta cara pengerjaan rencana teknik
sistem drainase di daerah perkotaan

Denik Sri Krisnayanti


Denik Sri Krisnayanti

KETENTUAN-KETENTUAN
Denik Sri Krisnayanti

Ketentuan Umum
1) Untuk dapat membuat perencanaan
detail teknik sistem drainase, harus
dilakukan dahulu studi kelayakan dari
rencana induk sistem drainase.
2) Pengesahan laporan perencanaan detail
teknis harus oleh penanggung jawab
yang ditunjuk instansi yang berwenang.
Denik Sri Krisnayanti

Ketentuan Teknis
a. Genangan d. Hidrologi
❑Lokasi ❑ Time of concentration of precipitation
❑Luas (Tc) (untuk channel system)
❑Lama
❑ Dominant duration of precipitation (Td)
❑Frekuensi
(untuk recharge system)
❑Tinggi
❑Kerugian ❑ Intensity Duration Frequency (IDF)
b. Daerah tangkapan hujan Curve (untuk channel & recharge
❑Luas system)
❑Tataguna lahan ❑ Curah hujan tahunan, evapotranspirasi
❑Kerapatan bangunan e. Topography
c. Tataguna lahan ❑ Arah buangan
❑Building cover ratio (BCR)
❑ Aspek hidrolika
❑Batas persil
❑Status kepemilikan ❑ Lokasi bangunan
❑Nilai asset ❑ Arah aliran air tanah
Denik Sri Krisnayanti

Ketentuan Teknis
f. Sifat Tanah
❑ Jenis tanah
❑ Kekuatan tanah
❑ Permeabilitas tanah
g. Master plan/RTRW = Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/desa.
❑ Kesesuaian rencana
h. Demography
❑ Penyesuaian dengan kerapatan > C = koefisien runoff
❑ Kualitas air buangan
i. Prasarana dan utilitas
❑ Pemanfaatan bangunan eksisting
j. Material tersedia
❑ Pilihan konstruksi
k. Kesehatan lingkungan
❑ Aspek disain dan konstruksi
Denik Sri Krisnayanti

Ketentuan Teknis
l. Kelembagaan
❑Pemeliharaan dan biaya operasional
m. Perundangan
❑Implementasi sistem yang tepat
n. Persepsi masyarakat
❑Partisipasi
o. Sosial ekonomi
❑Penyesuaian jenis konstruksi
p. Biaya
❑Skala prioritas
❑Sumber pendanaan
❑Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return dll.
Denik Sri Krisnayanti

Penggambaran
Ketentuan yang diperlukan dalam penggambaran
sebagai berikut :
❑ Peta sistem drainase. jaringan jalan. tata guna
lahan dan topografi (kontur setiap 0,5 m sampai 2
m) dibuat dengan skala 1:5.000 sampai 1:10.000
❑ Gambar potongan memanjang saluran, horizontal
1:1.000 vertikal 1:100
❑ Gambar potongan melintang saluran, horizontal
dan vertikal : skala 1:100
❑ Gambar detil bangunan. skala 1:10 sampai 1:100.
Denik Sri Krisnayanti

Penyelidikan Tanah
Ketentuan yang perlu dilaksanakan sebagai
berikut :
❑Pengambilan sampel dipilih tempat-tempat yang
akan memikul konstruksi bangunan pelengkap
saluran seperti : jembatan, rumah pompa, gorong-
gorong yang relatif besar, dinding penahan tanah dan
lainnya.
❑Minimal dua sampel untuk daerah yang labil untuk
menentukan konstruksi saluran.
❑Jenis penyelidikan tergantung dari jenis konstruksi.
Denik Sri Krisnayanti

Kriteria Perencanaan Hidrologi


Kriteria perencanaan hidrologi terdiri dari :
a. Hujan dengan ketentuan sebagai berikut:
❑ Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan
analisis frekuensi terhadap data curah hujan
harian maksimum tahunan, dengan lama
pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun.
❑ Analisis frekuensi terhadap curah hujan
menggunakan metode Gumbel untuk kala
ulang 2, 5, 10, 20 tahun.
Denik Sri Krisnayanti

Sumber: Tata Cara Perencanaan Sistim Drainase Perkotaan, 2011


Denik Sri Krisnayanti

MENGHITUNG CURAH HUJAN DENGAN


APLIKASI

Hydrognomon 4.0

http://www.hydrognomon.org/
atau
https://hydrognomon.software.informer.co
m/download/
Isi keterangan time series:
• Judul
• Komentar/deskripsi
• Jenis variabel
• Satuan ukuran
• Angka di belakang koma
Pilih jangka waktu data (menitan, Pilih tipe interval sesuai jenis data time
harian, bulanan, tahunan) series yang akan diinput
Klik No. Tahun HHMT Sta Jombok (mm)
Kanan 1 1995 84
2 1996 91
3 1997 76
4 1998 87
5 1999 152
6 2000 116
7 2001 109
8 2002 133
9 2003 116
10 2004 183
11 2005 108
12 2006 138
13 2007 219
Isi tahun/tanggal 14 2008 119
awal data 15 2009 107
16 2010 158
17 2011 83
18 2012 154
19 2013 143
20 2014 103
21 2015 80
22 2016 56
No. Tahun HHMT Sta Jombok (mm)

1 1995 84
2 1996 91
3 1997 76
4 1998 87
5 1999 152
6 2000 116
7 2001 109
8 2002 133
9 2003 116
10 2004 183
11 2005 108
12 2006 138
13 2007 219
Isi jumlah data 14 2008 119
kurangi 1 15 2009 107
16 2010 158
17 2011 83
18 2012 154
19 2013 143
20 2014 103
21 2015 80
22 2016 56
No. Tahun HHMT Sta Jombok (mm)

1 1995 84
2 1996 91
3 1997 76
4 1998 87
5 1999 152
6 2000 116
7 2001 109
8 2002 133
9 2003 116
10 2004 183
11 2005 108
12 2006 138
13 2007 219
14 2008 119
15 2009 107
16 2010 158
Copy paste 17
18
2011
2012
83
154
data HHMT 19 2013 143
20 2014 103
21 2015 80
22 2016 56
Ubah skala horizontal menjadi linear Pilih distribusi probabilitas yang akan
digunakan
Uji Kolmogorov-Smirnov pada data
Salin nilai ke excel
atau
klik kanan, copy

Mencari besaran nilai pada periode ulang tertentu


Denik Sri Krisnayanti

b. Debit banjir dengan ketentuan sebagai berikut :


❑ Debit rencana dihitung dengan metode rasional
atau metode rasional yang telah dimodifikasi
atau hidrograf satuan untuk daerah perkotaan
❑ Koefisien limpasan (runoff) ditentukan
berdasarkan tata guna lahan daerah tangkapan
❑ Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus
Kirpich.
❑ Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan
menggunakan metode Mononobe.
Denik Sri Krisnayanti

Kriteria Perencanaan Hidrolika


Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan
Sebagai berikut :
❑Bentuk saluran drainase umumnya trapesium,
segiempat, lingkaran, dan segitiga.
❑Kecepatan saluran rata-rata dihitung dengan rumus
Chezy, Manning dan Strickler.
❑Apabila didalam saluran existing terdapat nilai
kekasaran dinding atau koefisien Manning yang
berbeda satu dengan lainnya, maka dicari
kekasaran dinding equivalen (neq).
Denik Sri Krisnayanti

❑Aliran Kritis, sub-kritis dan super kritis dinyatakan


dengan bilangan Froude.
❑Saluran drainase yang terpengaruh oleh
pengempangan (back water effect), dapat
diperhitungkan dengan Standard Step atau Direct
Step Method.
❑Ruang bebas saluran (freeboard) berkisar antara
0,30 – 1,20 m tergantung dari dalam dan lebarnya
saluran.
❑Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding
dan dasar saluran, untuk saluran tanah v = 0,7
m/dt , pasangan batu kali v = 2 m/dt dan
pasangan beton v = 3 m/dt.
❑Saluran dengan berbagai lapisan adalah
saluran yang dilapisi dengan beton, batu kali
dan lapisan lainnya sedangkan dasar saluran
dari tanah.

Denik Sri Krisnayanti


Kriteria Perencanaan Struktur
• Dinding penahan tanah pasangan batu hanya dapat
digunakan untuk ketinggian yang tidak terlalu besar (<5 m).
• Untuk dinding penahan tanah dari beton bertulang tidak ada
batasnya.
• Tiap-tiap potongan dinding horizontal akan menerima gaya:
a. Gaya vertikal akibat berat sendiri dinding penahan tanah;
b. Gaya luar yang bekerja pada dinding penahan tanah;
c. Gaya akibat tekanan tanah aktif;
d. Gaya akibat tekanan tanah pasif
• Pada perencanaan dinding penahan tanah, beberapa analisis
yg harus dilakukan:
a. Analisa kestabilan terhadap guling;
b. Analisa kestabilan terhadap geser;
c. Analisa kapasitas daya dukung tanah pada dinding penahan
Denik Sri Krisnayanti
Denik Sri Krisnayanti

CARA PENGERJAAN
Denik Sri Krisnayanti

Mengumpulkan Data
dan Informasi
Kumpulkan data seperti
diuraikan di atas
Denik Sri Krisnayanti

Melaksanakan
Pengukuran

Pengukuran dilaksanakan sesuai


ketentuan pada penjelasan
sebelumnya.
Denik Sri Krisnayanti

Menggambar Saluran
Penggambaran yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Gambarkan situasi detail lapangan
berdasarkan pengukuran.
2) Gambarkan saluran yang ada, yang
terdiri dari potongan memanjang dan
melintang sesuai dengan ketentuan.
3) Gambarkan hasil desain dimensi saluran pada
profil melintang dan memanjang dari hasil
pengukuran lapangan.
4) Gambar detail saluran atau bangunan
pelengkap dengan skala 1:10 atau skala 1:20.
Denik Sri Krisnayanti

Menganalisis Data Struktur


a) Analisis hasil penyelidikan tanah sesuai dengan
ketentuan.
b) Hitung berat dan beban rencana untuk saluran
berdasarkan hasil penyelidikan dengan kondisi
struktur tanah.
c) Tentukan stabilitas struktur, stabilitas kemiringan
talud.
d) Tentukan struktur saluran dan bangunan
pelengkap berdasarkan kondisi tanah dan
tersedianya bahan bangunan di lokasi.
Mengambar desain dilaksanakan sebagai berikut:
a) Gambarkan desain saluran dan bangunan pelengkap,
berdasarkan analisis hidrologi, hasil
penggambaran kondisi dilapangan, analisis hidraulika
dan analisis struktur,
b) Lengkapi gambar-gambar detail untuk saluran atau
bangunan tertentu.

Denik Sri Krisnayanti


Denik Sri Krisnayanti
Menentukan Paket Pekerjaan
Paket pekerjaan ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tentukan paket-paket pekerjaan berdasarkan fungsi saluran dan bangunan


pelengkap atau berdasarkan perkiraan kemampuan kontraktor setempat.

2) Hitung volume pekerjaan yang dibuat per paket pekerjaan.

3) Hitung rencana anggaran biaya.

4) Tentukan urutan prioritas paket-paket pekerjaan yang akan dilaksanakan di


lapangan, berdasarkan kepentingan dan pengembangan daerah, pembobotan,
ketersediaan dana.

5) Buat jadwal pekerjaan setiap paket pekerjaan, dibuat per tahun anggaran atau
berdasarkan tersedianya dana untuk pelaksanaan
Denik Sri Krisnayanti

Nota Perhitungan

Susun nota perhitungan sebagai


kumpulan dari hasil analisis
hidrologi, analisis hidarulika, analisis
struktur, kriteria-kriteria yang
digunakan, dan catatan lain yang
dianggap perlu.
Penutup
Denik Sri Krisnayanti

Anda mungkin juga menyukai