Anda di halaman 1dari 48

PERTEMUAN KULIAH KE 2 dan 3

Perundangan Dalam Bidang




Drainase
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal
 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota
 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 239/KPTS/1987 tentang Pembagian
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan
Drainase Kota.
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase

Perubahan Pola Hujan & Permukaan


Laut Naik

1
Adaptasi melalui
Drainase
berwawasan
lingkungan
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase

Ekspot asi Ai r Tanah


2
Berak iba
t adanya
daerah
genangan
baru

LAND
SUBSIDENCE
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase
3 Perkembangan kota yang menyebabkan limpasan a i r
per mukaan( r un of f ) meni ngkat sehi ngga
memer l ukan pengendalian debit puncak

Sesudah

Debi
Urbanisasi mempersingkat

t
Waktu Konsentrasi &
meningkatkan
Koefisien
Aliran

Sebelum

Waktu
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase

Perkembangan
kawasan perkotaan
yang padat
 sebagian kawasan kumuh,
kotor dan rendah kualitas
lingkungannya yang
disebabkan
4 ketidakdisiplinan penduduk
dalam membuang air
limbah dan sampah d i
saluran drainase.
KEBIJAKAN -
1Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan
diarahkan pada pemantapan keterpaduan pengelolaan
drainase perkotaan berwawasan lingkungan

STRATEGI :
• Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melalui
penyiapan rencana induk sistem yang komprehensif dengan
memperhatikan aspek-aspek rencana tata ruang kota,
kondisi DAS/Sub DAS, perubahan iklim global, kondisi
lingkungan, sosial, ekonomi serta kearifan lokal.
• Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melalui
pendekatan eco drainage dengan memperhatikan
konservasi sumber daya air
• Mewujudkan keterpaduan pengelolaan prasarana
drainase dengan prasarana dan sarana perkotaan lainnya
BANGUNAN
RESAPAN

Ruang Terbuka
Hijau

Kolam Retensi
Jala
n

Sumur
Resapan

Meresapkan Air Kembali ke Tanah (Recharge) KONSERVASI AIR


Kebijakan dan Strategi Penanganan
Drainase

KEBIJAKAN - 2
Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan
diutamakan pada optimalisasi fungsi prasarana dan sarana
drainase yang sudah terbangun

STRATEGI :
• Mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana drainase
• Mengurangi /membebaskan gangguan terhadap fungsi sistem
drainase
Operasi &
Pemeliharaan

Pengangkutan Pengangkutan
Penggalian Sedimen di Sampah dari Sampah dari
Siphon saluran trash rack

Pembangunan baru drainase atau Drainase baru pembangunan

Sebelum Setelah
Pembangun Pembangunan
an
Kebijakan dan Strategi Penanganan
Drainase
KEBIJAKAN -
3Dilakukan pengembangan perangkat peraturan perundang-
tentang penyelenggaraan pengelolaan drainase
undangan

perkotaan
STRATEGI :
• Penyusunan Peraturan Perundangan tentang drainase
perkotaan sebagai acuan bagi pengelolaan draninase
• Sosialisasi peraturan perundangan terkait dengan perudang-
undangan pengelolaan drainase perkotaan
• Penerapan Peraturan Perundangan tentang drainase
perkotaan sebagai acuan bagi pengelolaan draninase
Kebijakan dan Strategi Penanganan
Drainase
KEBIJAKAN - 4
Dilakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan
kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan drainase

STRATEGI
:• Mendorong pembentukan perkuatan kelembagaan pengelola
dan drainase perkotaan di
daerah
• Meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas dan lintas
wilayah
sektoral administrasi
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola drainase
perkotaan di daerah
• Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para
pemangku kepentingan dalam memberikan prioritas yang lebih tinggi
terhadap pengelolaan drainase perkotaan.
Kebijakan dan Strategi Penanganan
Drainase
KEBIJAKAN - 5
Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan
diikuti dengan peningkatan pembiayaan pengelolaan
drainase perkotaan

STRATEGI
:
• Menciptakan peluang alternatif pembiayaan dalam
pengelolaan drainase perkotaan
• Penetapan kebijakan satuan standar biaya pengelolaan teknis
drainase perkotaan
Infrastruktur Drainase yang
dapat Didanai Pusat dan Daerah
 Data dan persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1 Data spasial adalah data dasar yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan drainase
. perkotaan, yang diperoleh baik dari lapangan maupun dari pustaka, mencakup
2. Data hidrologi
antara lain:
a) Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), peta sistem drainase dan
a) Data hujan
sistem minimal
jaringan jalan yangsepuluh tahun
ada, peta tata guna terakhir.
lahan, peta topografi masing-masing
b) Data tinggi
berskala muka
antara air,sampai
1 : 5.000 debit sungai,
dengan pengaruh
1 : 25.000 air balik,
atau disesuaikan dengan tipologi
peilbanjir,
kota. dan data pasang surut.
b) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju
pertumbuhan, penyebaran dan data kepadatanbangunan.
c) Data rencana pengembangan kota, data geoteknik, data foto udara terbaru (untuk
3. Data
kotasistem drainase yang ada, yaitu:
metropolitan).
c) d)Data
Rencanakuantitatif
Tata Ruang wilayahbanjir/genangan
(RTRW) yang meliputi:
luasgenangan, lama genangan, kedalaman rata-rata
genangan,dan frekuensi genangan berikut
permasalahannya serta hasil rencana induk pengendalian
banjir wilayah sungai di daerah tersebut
d) Data saluran dan bangunan pelengkap.
e) Data sarana drainase lainnya seperti kolam tandon, kolam
resapan, sumur-sumur resapan.
4. Data Hidrolika
a. Data keadaan, fungsi, jenis, geometri dan dimensi saluran, dan
bangunan pelengkap seperti gorong-gorong, pompa, dan pintu
air, serta kolam tandon dan kolam resapan.
b. Data arah aliran dan kemampuan resapan.

5. Data Teknik Lainnya


Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang
direncanakan antara lain: jaringan jalan kota, jaringan drainase,
jaringan air limbah, TPS (Tempat Pengolahan Sampah Sementara),
TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), jaringan telepon, jaringan listrik,
jaringan pipa air minum, jaringan gas (jika ada) dan jaringan
utilitas lainnya.

6. Data non teknik


Data pembiayaan termasuk biaya OP, peraturan-peraturan terkait,
data institusi/kelembagaan, data sosial ekonomi dan budaya
(kearifan lokal), data peran serta masyarakat serta data keadaan
kesehatan lingkungan permukiman.
PARADIGMA PENANGANAN
DRAINASE

• Secepatnya
BARU
mengalirkan • Sedapat mungkin menahan
limpasan air hujan dulu, meresapkan ke dalam
ke saluran/ tanah melalui sumur
resapan, waduk, kolam
badan air retensi dan sebagainya.
terdekat. • Konsep drainase
berwawasan lingkungan.
LAM
A
KOMPONEN SEKTOR DRAINASE

SALU RAN

K OLAM
PI N T U AI
RET EN
R
SI KOMPONEN
SEKTOR
DRAINASE

B A N GU N A
RU M
N PEL EN GK
AH A P L A IN N
POM PA YA
PENGERTIAN DRAINASE
PERKOTAAN DRAINASE
Prasarana yang berfungsi mengalirkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan
air penerima

Drainase Perkotaan
Drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/ mengendalikan air permukaan,
sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat

Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan

Prasarana drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/ mengendalikan air


permukaan (limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir
dan kekeringan bagi masyarakat serta bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup

Sistem Drainase Sistem Drainase Sistem Drainase Sistem Drainase


Lokal Kws. Lokal Kws. Jalan Lokal Kws.
Hunian
Bagian dari sistem Industri
Bagian dari sistem Bagian dari sistem Komersil
Bagian dari sistem
drainase perkotaan drainase perkotaan drainase perkotaan drainase perkotaan yang
yang melayani kawasan yang melayani kawasan yang melayani melayani kawasan
Hunian Industri Jalan Komersial
SISTEM DRAINASE Pengendalian Banjir

PERKOTAAN
(Flood Control)
Penanganan banjir
limpasan sungai
Penanganan Drainase

akibat genangan air limpasan


hujan sungai

Wilayah Perkotaan
Pengaruh urbanisasi pada daerah tangkapan
terhadap laju
air
limpasan
KONDISI EKSISTING
DRAINASE Rumah tangga yang
14,49% mempunyai akses ke
saluran drainase
Rumah tangga yang
tidak mempunyai akses
ke saluran drainase

52,83% Rumah tangga yang


mempunyai sistem
32,68% drainase dalam keadaan
tergenang atau alirannya
lambat dengan
kapasitas aliran yang
kurang memadai

Sumber: RPJMN Bappenas,


2010
Drainase Ramah Lingkungan
(Ekodrainase)
 Pengertian
Upaya mengelola air kelebihan dengan cara meresapkan sebanyak-
banyaknya air ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan air
ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya
 Latar Belakang (paradigma baru)
Perkembangan berfikir komprehensif dan isu perubahan iklim
 Konsep
Air hujan tidak secepatnya di buang ke sungai terdekat, (air
hujan disimpan atau ditampung untuk sementara waktu)
 Contoh
 menampung melalui bak tandon air untuk
langsung dapat digunakan;
 menampung dalam tampungan buatan atau badan air alamiah,
meresapkan dan mengalirkan lagi ke sungai terdekat tanpa
menambah beban pada sungai yang bersangkutan.
 Manfaat
 Dengan drainase ramah lingkungan maka
kemungkinan banjir/genangan di lokasi
yang
bersangkutan, banjir di hilir serta
kekeringan di hulu dapat dikurangi;
 Mengurangi longsor di hulu;
 Meningkatkan kualitas ekosistem dan lingkungan;
 Mengisi/konservasi air tanah
 Manfaat
 Dengan drainase ramah lingkungan maka
kemungkinan banjir/genangan di lokasi
yang
bersangkutan, banjir di hilir serta
kekeringan di hulu dapat dikurangi;
 Mengurangi longsor di hulu;
 Meningkatkan kualitas ekosistem dan lingkungan;
 Mengisi/konservasi air tanah
Konsep Penanganan
Perubahan Paradigma

KONSEP LAMA PEMATUSAN  mengalirkan air secepatnya


ke badan air penerima terdekat

KONSEP BARU DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN


 air limpasan ditampung, dan diresapkan terlebih
dahulu kemudian kelebihan air dialirkan ke badan air
penerima dengan memelihara kualitasnya

32
Konsep Penanganan
RUANG LINGKUP KETERPADUAN
ARAS TUJUAN PENDEKATAN
KEGIATAN PROGRAM
 Keterpaduan dengan sistem  Penyesuaian Masterplan  Pengembangan sistem  Flood control
pengendalian banjir drainase kota dengan polder dan pemompaan  Konservasi air baku
1. REGIONAL pola sungai  Pintu-pintu air
 Saluran
interceptor/sodetan
 Pengurangan tingkat genangan  Sinkronisasi dan  Stimulasi pembangunan/  PPSP (Program Percepatan
terutama pada kawasan strategis keterpaduan sistem peningktan/rehabilitasi Sanitasi Perkotaan)
perkotaan untuk menjaga darinase makro dan saluran primer, sekunder &  SPPIP (Strategi Pembangunan
produktifitas dan ekonomi kota/Kab, mikro yang dinyatakan tersier Permukiman Infrastruktur
2. KOTA melindungi investasi terbangun dan dalam masterplan  Fasilitasi Pengembangan PS Perkotaan
mencegah timbulnya dan tersebarnya drainase kota drainase perkotaan skala
penyakit yang ditularkan melalui air. Kota/kab

 Pengurangan genangan di kawasan  Optimalisasi kapasitas  Stimulasi pembangunan/  RPKPP (Rencana


perumahan dan permukiman sistem drainase peningktan/rehabilitasi Pembangunan Kawasan
eksisting sistem drainase lokal Permukiman Prioritas)
3. KAWASAN  Pembangunan baru  Pengembangan sistem  KAPET
sistem drainase drainase berwawasan  GNPSR (Gerakan Nasional
berwawasan lingkungan lingkungan Pembangunan Sejuta Rumah)

 Pengurangan tingkat genangan untuk  Pengembangan  Stimulan pembangunan  KIP


menjaga keberlanjutan lingkungan pembangunan fisik prasarana drainase  Revitalisasi Kawasan
perumahan dan permukiman yang saluran drainase lingkungan  Program Keciptakaryaan
layak, sehat dan bersih berwawasan lingkungan  Pelibatan peran aktif berbasis masyarakat
4.LINGKUNGAN  Pemeliharaan fungsi masyarakat dalam (Pamsimas, Sanimas, 3R,
saluran drainase memelihara fungsi SLBM)
melalui peran aktif drainase
masyarakat

 Penyediaan PS bangunan yang layak  Drainase berwawasan  Fasilitasi perencanaan  Penerbitan IMB
huni dan sehat lingkungan tapak bangunan  KONSERVASI AIR TANAH
5. TAPAK  Pemisahan saluran  Pembangunan drainase persil  Sistem PAH (Panen Air Hujan)
BANGUNAN air hujan dan saluran berwawasan lingkungan
air limbah  Pembuatan sumur resapan

33
Konsep Penanganan
Di Wilayah Hulu
Limpasan air hujan :
a)ditahan dengan cara melakuan konservasi hutan/ tanaman
keras,
b)dialirkan terlebih dahulu ke waduk/kolam tampungan
untuk diresapkan (pola retensi sebagai upaya
pengawetan/konservasi air).
c)Kemudian kelebihan limpasan airnya dialirkan ke badan
air terdekat.

34
Konsep Penanganan
Di Wilayah Tengah
Limpasan air hujan melalui saluran drainase dialirkan terlebih
dahulu ke waduk/kolam tampungan untuk ditampung
sementara atau diresapkan apabila memungkinkan (pola
retensi dan pola detensi). Kemudian kelebihan limpasan
airnya dialirkan ke badan air terdekat.

Kolam Sumur
Tampung/ Resapa Resapan
n
35
Konsep Penanganan
Di Wilayah Hilir
Air limpasan saluran dialirkan melalui saluran drainase ke
waduk/kolam untuk penampungan sementara (pola
detensi) sebelum dialirkan atau dipompa ke badan air
(sungai atau laut).

36
Penanganan Skala Rumah
Tangga

37
Penanganan Kualitas Air

38
Perlu kampanye dengan topik sebagai
berikut:
1. Drainase yang mengelola air kelebihan (air hujan) dengan
cara ditampung untuk digunakan sebagai sumber air
bersih,
2. Menjaga lengas tanah dan meningkatkan kualitas ekologi,
3. Diresapkan ke dalam tanah untuk meningkatkan cadangan
air tanah,
4. Dialirkan atau diatuskan untuk menghindari genangan
serta dipelihara agar berdaya guna secara berkelanjutan.

39
Metode Drainase Ramah
1. MetodeLingkungan
Kolam Konservasi
 Dilakukan dengan membuat kolam-kolam baik di perkotaan,
permukiman, pertanian atau perkebunan;
 Untuk menampung air hujan terlebih dahulu, diresapkan dan sisanya
dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan;
 Dapat dilakukan dengan memanfaatkan cekungan- cekungan,
daerah bekas galian, atau sengaja dibuat dengan menggali.

2. Metode Sumur Resapan


 Metode praktis cara membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air
hujan yang jatuh pada atap perumahan atau kawasan tertentu. Sumur
resapan dapat dikembangkan pada areal olah raga atar areal wisata;
 Konstruksi dan kedalaman sumur resapan disesuaikan dengan
kondisi lapisan tanah setempat;
 Sumur resapan ini hanya dikhususkan untuk air hujan, sehingga
masyarakat tidak memasukkan air limbah rumah tangga ke sumur
resapan
40
3. Metode River Side Polder
 Metode menahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan (hujan) di
sepanjang bantaran sungai;
 Pembuatan polder pinggir sungai ini dengan memperbesar bantaran sungai
di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai;
 Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin polder yang dikembangkan
mendekati kondisi alamiah, dalam arti bukan polder dengan pintu-pintu
hidraulik teknis dan tanggul-tanggul lingkar hidraulis yang mahal;
 Pada saat muka air sungai naik akan masuk ke polder dan keluar jika banjir
reda;
 Banjir di hilir dapat dikurangi dan konservasi terjaga
4. Metode Areal Perlindungan Air Tanah

 Dilakukan dengan cara menetapkan kawasan lindung untuk air tanah, di mana di
kawasan tersebut tidak boleh dibangun bangunan apapun. Areal tersebut
dikhususkan untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah;

 Di berbagai kawasan perlu sesegera mungkin dicari tempat yang cocok secara
geologi dan ekologi sebagai areal untuk recharge dan perlindungan air tanah
sekaligus sebagai bagian penting dari komponen drainase kawasan.
41
42
43
44
PEM B IN A A
N • Fasilitasi bantuan teknis pembangunan,
pemeliharaan dan pengelolaan
Pemerintah • drainase.
Peningkatan kapasitas teknik dan manajemen
Pusat penyelenggara drainase dan pematusan
genangan secara nasional

1.Bantuan teknis pembangunan, pemeliharaan


dan pengelolaan).
Pemerintah 2.Peningkatan kapasitas teknik
Provinsi manajemen penyelenggara dan drainase
pematusan genangan di wilayah dan
provinsi.

• 1. Peningkatan kapasitas teknik dan


Pemerintah manajemen penyelenggara drainase
Kab /Kota dan pematusan genangan di wilayah
kabupaten/kota
PEN GAT U RA
N • 1.Penetapan kebijakan dan strategi nasional
dalam penyelenggaraan drainase dan pematusan
genangan .
Pemerintah
• 2.Penetapan NSPK penyelenggaraan drainase
Pusat dan pematusan genangan.

• 1.Penetapan peraturan daerah kebijakan


dan strategi provinsi berdasarkan
Pemerintah kebijakan dan strategi nasional.
• 2. Penetapan peraturan daerah NSPK
Provinsi provinsi berdasarkan SPM yang ditetapkan
oleh pemerintah di wilayah provinsi.

• 1. Penetapan peraturan daerah kebijakan


dan strategi kabupaten/kota berdasarkan
Pemerintah kebijakan nasional dan provinsi.
Kab /Kota • 2. Penetapan peraturan daerah NSPK
drainase dan pematusan genangan di
wilayah kabupaten/kota berdasarkan SPM
yang disusun pemerintah pusat dan
provinsi.
PEMB A N GUN A
N • 1.Fasilitasi penyelesaian masalah dan permasalahan
operasionalisasi sistem drainase dan
penanggulangan banjir lintas provinsi.
• 2. Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan dan
pemeliharaan PS drainase dan pengendalian banjir
di kawasan khusus dan strategis nasional.
Pemerintah • 3. Fasilitasi penyusunan rencana induk
Pusat penyelenggaraan prasarana sarana drainase
dan pengendalian banjir skala nasional.

• 1. Fasilitasi penyelesaian masalah dan


permasalahan operasionalisasi sistem drainase
dan penanggulangan banjir lintas
Pemerintah kabupaten/kota.
Provinsi • 2.Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan
dan pemeliharaan PS drainase di wilayah
provinsi.
• 3.Penyusunan rencana induk PS drainase
skala regional/lintas daerah.
Pemerintah • penanggulangan banjir di
1. Penyelesaian masalah danwilayah
permasalahan
kabupaten/kota
operasionalisasi serta koordinasi
sistem drainase dengan
dan
Kab /Kota daerah sekitarnya.
• 2. Penyelenggaraan pembangunan
dan pemeliharaan PS drainase di
wilayah kabupaten/kota.
• 3. Penyusunan rencana induk PS drainase
skala kabupaten/kota.
PEN GA WA SA
N
• 1. Evaluasi kinerja penyelenggaraan sistem drainase
dan pengendali banjir secara nasional.
• 2. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
Pemerintah drainase dan pengendalian banjir secara lintas
Pusat provinsi.
• 3. Pengawasan dan pengendalian atas
pelaksanaan NSPK.
• 1. Evaluasi di provinsi
terhadap penyelenggaraan
sistem drainase dan pengendali banjir di
wilayah provinsi.drainase dan
penyelenggaraan
Pemerintah • 2. Pengawasan banjir
dan pengendalian
pengendalian lintas kabupaten/kota.
Provinsi • 3. Pengawasan dan pengendalian
atas pelaksanaan NSPK.
• 1. Evaluasi terhadap penyelenggaraan
sistem drainase dan pengendali banjir di
wilayah kabupaten/kota.
Pemerintah • 2. Pengawasan dan pengendalian
Kab /Kota penyelenggaraan drainase dan
pengendalian banjir di kabupaten/kota.
• 3. Pengawasan dan pengendalian
atas pelaksanaan NSPK.
ASPEK PEMANTAUAN MELIPUTI :

A. Aspek Struktural
Sistem Drainase Karakteristik Kondisi Saluran Kondisi Bangunan
eksisting Genangan dilengkapi dengan : Pelengkap antara
meliputi
- sistem ;dan pola meliputi: - data elevasi lain :
pengaliran, - lokasi genangan, dasar saluran, - rumah pompa
- kapasitas - korban jiwa dan - dimensi, dan dan banjir,
sistem, - pintu air,
kerugian kemiringan
- permasalahan - kolam retensi,
material, saluran,
banjir dan - luas, tinggi, lama - material - gorong-gorong
genangan genangan dan saluran dll.
- kondisi - intensitas - Tahun
prasarana pembangunan
dan sarana dilengkapi
genangan
koordinat lokasi
genangan dan
peta genangan
ASPEK PEMANTAUAN MELIPUTI :

A. Aspek Struktural
Sistem Drainase Karakteristi Kondisi Saluran Kondisi
eksisting k Genangan dilengkapi dengan : Bangunan
meliputi
- sistem :dan pola meliputi: - data elevasi Pelengkap antara
pengaliran, - lokasi genangan, dasar saluran, lain :
- kapasitas - korban jiwa dan - dimensi, dan - rumah pompa
sistem, kerugian kemiringan dan banjir,
- permasalahan - pintu air,
material, saluran,
banjir dan - luas, tinggi, - material - kolam retensi,
genangan lama saluran - gorong-gorong
- kondisi prasarana genangan dan - Tahun dll.
dan sarana - intensitas pembangunan
dilengkapi
genangan
koordinat lokasi
genangan dan
peta genangan
EVALUASI
Aspek
struktural Setiap 6–12 bulan sekali

- Bidang administrasi
keuangan berupa audit setiap
Aspek
6-12 bulan sekali
non
struktural - Bidang kelembagaan dan
institusi setiap 12 bulan
sekali
READINESS CRITERIA DALAM PENGANGGARAN
PRASARANA DAN SARANA DIBIDANG DRAINASE:
 Kesiapan Lahan
 Tersedianya DED
 Tersedianya AMDAL
 Adanya Insitusi Pengelola PascaKosntruksi
 Adanya surat pernyataan bersedia serah terima
aset
 Adanya Surat Pernyataan Minat
Pembangunan Prasarana dan Sarana Drainase

Anda mungkin juga menyukai