Anda di halaman 1dari 11

BAB IV.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang : a. Drainase berasal dari kata drain (mengeringkan) adalah prasarana
yang berfungsi mengalirkan air permukaan akibat hujan ke badan
penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan. Drainase
perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi
mengendalikan air permukaan akibat hujan, sehingga tidak
mengganggu baik aktifitas serta harta benda milik Negara maupun
masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia;
b. Konsep drainase yang dulu dipakai di Indonesia (paradigma lama)
adalah drainase pengatusan yaitu mengalirkan air kelebihan
(utamanya air hujan) ke badan air terdekat. Air kelebihan
secepatnya dialirkan ke saluran drainase, kemudian ke sungai dan
akhirnya ke laut, sehinggga tidak menimbulkan genangan atau
banjir. Konsep pengatusan ini masih dipraktekkan masyarakat
sampai sekarang. Pada setiap proyek drainase, dilakukan upaya
untuk membuat alur-alur saluran pembuang dari titik genangan ke
arah sungai dengan kemiringan yang cukup untuk membuang
sesegera mungkin air genangan tersebut. Drainase pengatusan
semacam ini adalah drainase yang lahir sebelum pola pikir
komprehensif berkembang, dimana masalah genangan, banjir,
kekeringan dan kerusakan lingkungan masih dipandang sebagai
masalah lokal dan sektoral yang bisa diselesaikan secara lokal dan
sektoral pula tanpa melihat kondisi sumber daya air dan lingkungan
di hulu, tengah dan hilir secara komprehensif;
c. Sistem Drainase Perkotaan adalah satu kesatuan sistem teknis dan
non teknis dari prasarana dan Sarana Drainase perkotaan. Prasarana
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di
bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia, yang berfungsi menyalurkan kelebihan air dari suatu
kawasan ke badan air penerima. Sarana Drainase adalah Bangunan
Pelengkap yang merupakan bangunan yang ikut mengatur dan
mengendalikan sistem aliran air hujan agar aman dan mudah
melewati jalan, belokan daerah curam, bangunan tersebut seperti
gorong-gorong, pertemuan saluran, bangunan terjunan,
jembatan,tali-tali air, pompa, pintu air;
d. Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan adalah perencanaan
dasar drainase yang menyeluruh dan terarah pada suatu daerah
perkotaan yang mencakup perencanaan jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek sesuai dengan Rencana Umum Tata
Ruang Kota. Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan adalah suatu
studi untuk mengukur tingkat kelayakan usulan pembangunan
prasarana dan sarana Sistem Drainase Perkotaan di suatu wilayah
pelayanan ditinjau dari aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.
Perencanaan Teknik Terinci Sistem Drainase Perkotaan adalah suatu
perencanaan detail sarana prasarana Sistem Drainase Perkotaan
sampai memenuhi syarat untuk dilaksanakan pembangunan sistem
drainase perkotaan.
e. Pada Tahun Anggaran 2022 melalui Sumber Dana APBD Kota
Bontang, Pemerintah Daerah Kota Bontang akan melakukan
Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang
Terhubung Langsung dengan Sungai dalam Daerah Kabupaten/Kota,
Sub Kegiatan Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis
Sistem Drainase Perkotaan, Paket Pekerjaan Penyusunan Rencana
Pada Tahun Anggaran 2022 melalui Sumber Dana APBD Kota
Bontang, Pemerintah Daerah Kota Bontang akan melakukan
Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang
Terhubung Langsung dengan Sungai dalam Daerah Kabupaten/Kota,
Sub Kegiatan Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis
Sistem Drainase Perkotaan, Paket Pekerjaan Penyusunan Rencana
Induk Sistem Drainase Perkotaan.

2. Maksud dan Tujuan : a. Maksud


Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
adalah sebagai acuan dan pegangan dalam penyusunan rencana
induk sistem drainase perkotaan yang memadai dan berwawasan
lingkungan.
b. Tujuan
Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan bertujuan
untuk mendapatkan keseragaman pemahaman cara menyusunan
Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan yang memadai dan
berwawasan lingkungan. Penyusunan Rencana Induk Sistem
Drainase Perkotaan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Kondisi topografi, rencana pengembangan kota dan rencana
prasarana dan sarana kota lainnya;
b. Pemerintah Kota Bontang menyediakan alokasi ruang (space)
untuk penempatan saluran drainase dan sarana drainase serta
bangunan pelengkapnya;
c. Daerah perkotaan/permukiman yang elevasi muka tanahnya
selalu lebih rendah daripada elevasi muka air sungai atau laut
dapat dibangun sistem polder;
d. Pembangunan sistem drainase harus berwawasan lingkungan;
e. Partisipasi masyarakat yang berbasis pada kearifan lokal;
f. Ketergantungan dengan rencana induk lainnya dalam rangka
pengembangan rencana induk tata kota untuk arahan
pembangunan sistem drainase di daerah perkotaan yang
mencakup perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota,
dan dapat dilakukan peninjauan kembali disesuaikan dengan
keperluan.

3. Sasaran : Tersedianya dokumen Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase


Perkotaan.

4. Lokasi Pekerjaan : Kota Bontang.

5. Sumber Pendanaan : Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : Pendapatan Asli Daerah
(PAD).

6. Nama dan Organisasi : Nama Pejabat Pembuat Komitmen : H. Edi Suprapto, S.T.
Pejabat Pembuat Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Komitmen Bontang.

Data Penunjang

7. Data Dasar : a. Data-data dokumen kontrak sesuai dengan Penyedia Barang/Jasa


yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan;
b. Data lokasi pekerjaan;
c. Data-data sekunder lainnya;
d. Melakukan identifikasi sistem drainase existing;
e. Identifikasi pemanfaatan lahan di wilayah studi;
f. Melakukan analisa dan evaluasi profil hidrologi wilayah studi;
g. Melakukan identifikasi, analisa dan evaluasi kondisi sosial
masyarakat;
h. Melakukan identifikasi permasalahan genangan dan kajian
mengenai potensi dan permasalahan yang ada;
i. Melakukan analisa terhadap sistem kelembagaan pengelolaan
sistem drainase di Kota Bontang;
j. Melakukan rencana indikasi program penanganan masalah banjir
dan genangan di Kota Bontang;
k. Melakukan review terhadap sistem drainase eksisting dan survey
lapangan penelitian serta kajian secara teknis terhadap sistem
drainase internal dan eksternal mencakup aspek karakteristik dan
kondisi fisik lokasi dan sebagainya;
l. Mengumpulkan survai hidrologi dan hidrolika serta kondisi struktur
bangunan existing drainase yang ada;
m. Membuat peta genangan yang terjadi pada lokasi kota Bontang;
n. Membuat Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaane
secara umum dan menyeluruh yang meliputi :
• Kajian hidrologi untuk pehitungan hujan dan banjir maksimum 2
tahun, 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun;
• Kajian hidrolika untuk perhitungan dimensi saluran drainase dan
bangunan pelengkap lainnya seperti gorong-gorong, kolam
tandon dan bangunan lainnya;
• Usulan rencana anggaran biaya;
• Menyusun kegiatan jangka pendek,menengah dan panjang.

8. Standar Teknis : Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar lainnya yang berlaku.

9. Studi-Studi Terdahulu : a. DED Drainase Kota Bontang, Tahun Anggaran 2014, Sumber Dana
APBD Kota Bontang, Pemrakarsa Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bontang (Bidang Pengairan);
b. Penyusunan DED Drainase Kota Bontang, Tahun Anggaran 2014,
Sumber Dana APBN, Pemrakarsa Pekerjaan Satuan Kerja SNVT
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP)
Provinsi Kalimantan Timur.

10. Referensi Hukum : • Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945;


• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1974 Tentang
Pengairan;
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang;
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008
Tentang pengelolaan Sumber Daya Air;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
Tentang Daerah Aliran Sungai;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun
2017 Tentang Jasa Konstruksi;
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
• Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 13 Tahun 2019 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Wilayah Sungai;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Pengalihan Alur
Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 Tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai, dan Garis Sempadan Danau;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Standar
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan
Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2019 Tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2020 Tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 897 Tahun 2017 Tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan
Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
- Lampiran I : Menetapkan Besaran Remunerasi Minimal
Tahun 2018;
- Lampiran II : Menetapkan Indeks Standar Remunerasi
Minimal Per Provinsi Tahun 2018;
• Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.

Ruang Lingkup

11. Lingkup Pekerjaan : a. Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan ini adalah Penyusunan Rencana Induk Sistem
Drainase Perkotaan yang di dalamnya mencakup diantaranya :
Investigasi Permasalahan Banjir, Survey (Drainase dan Topografi),
dan Rekomendasi Desain Bangunan Pengendali Banjir yang terdiri
atas :
Tahap I Pendahuluan
1. Persiapan kantor/peralatan, penugasan tenaga ahli, tenaga
teknis/analis, tenaga pendukung dan administrasi perijinan;
2. Pengumpulan Data Primer, Data Sekunder, Presentasi
Pendahuluan dan Forum Group Discusson dan Presentasi Akhir.
Pengumpulan Data Primer, Data Sekunder, Presentasi
Pendahuluan dan Forum Group Discusson dan Presentasi Akhir.
3. Inspeksi lapangan pendahuluan;
4. Survey inventarisasi kondisi lapangan.
Tahap II Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
dan Pengamanan Infrastruktur
1. Analisa Hidrologi Sistem Drainase Kota Bontang existing;
2. Kajian Sistem Drainase Kota Bontang;
3. Kajian Kondisi Infrastruktutr;
4. Konsep Bangunan Pengendali Banjir;
6. Konsep Bangunan Pengamanan Infrastruktur;
7. Daftar Usulan Kegiatan;
8. Penilaian dan Penentuan prioritas kegiatan dan lokasi
penanganan.
Tahap III Survey Pengukuran dan Investigasi Geodesi
1. Survey Pengukuran
• Survey Pendahuluan
• Pemasangan patok-patok tetap (BM);
• Pengukuran situasi;
• Pengukuran melintang saluran drainase;
• Pengolahan data;
• Penyajian hasil dan pelaporan;
Tahap IV Analisa Dokumen
1. Data kuantitatif banjir/genangan yang meliputi : luas genangan,
lama genangan, kedalaman rata-rata genangan, dan frekuensi
genangan berikut permasalahannya serta hasil rencana induk
pengendalian banjir wilayah sungai di daerah tersebut;
2. Data saluran dan bangunan pelengkap;
3. Simulasi Muka Air Drainase dengan banjir rancangan.
Tahap V Pembuatan Dokumen
1. Analisa Hidrologi;
2. Analisa Hidrolika;
3. Analisa Stabilitas Bangunan;
4. Penggambaran Desain dengan Auto CAD;
5. Perhitungan BOQ dan RAB;
6. Penyusunan Spesifikasi Teknik, Metode Pelaksanaan, Pedoman
OP dan Dokumen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK).
b. Diskusi atau presentasi, yang meliputi :
• Presentasi Laporan Pendahuluan dan Forum Group Discussin;
• Diskusi Draf Laporan Akhir;
• Presentasi Laporan Akhir.

12. Keluaran : Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
• Laporan Pendahuluan : 5 Buku
• Laporan Bulanan (6 Bulan x 5 Buku) : 30 Buku
• Laporan Akhir : 5 Buku
• Laporan Dokumen SMKK : 5 Buku
• Album Gambar A3 : 5 Buku
• Softcopy Laporan (External Hardisk 1 TB) : 1 Buah

13. Peralatan, Material, : Peralatan, Material, Personel dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat
Personel dan Fasilitas Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia
dari Pejabat Pembuat Jasa, antara lain :
Komitmen
Peralatan, Material,
Personel dan Fasilitas
dari Pejabat Pembuat
Komitmen a. Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu dapat
dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa;
b. Akomodasi dan ruangan kantor tidak disediakan oleh Pengguna Jasa
dan harus disediakan oleh Penyedia Jasa sendiri;
c. Fasilitas lain yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat
digunakan oleh Penyedia Jasa, yaitu :
• Dukungan administrasi dan surat menyurat;
• Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait, Penyedia
Jasa dapat berkoordinasi dengan Instansi terkait dalam
penyusunan dokumen ini dengan difasilitasi oleh Pengguna Jasa.

14. Peralatan dan : a. Kendaraan roda dua;


Material dari b. Kendaraan roda empat;
Penyedia Jasa c. Peralatan foto udara (drone);
Konsultansi d. Total Station;
e. GPS Geodetik;
f. Peralatan atau material pendukung lainnya, seperti : komputer
(laptop), printer dan alat tulis kantor.

15. Lingkup Kewenangan : a. Penyedia Jasa berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi
Penyedia sesuai dengan Surat Perjanjian;
b. Penyedia Jasa berwenang untuk tidak melakukan kegiatan yang
akan menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest)
dengan kegiatan yang merupakan tugas Penyedia.

16. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
Penyelesaian pekerjaan ini adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh)
Pekerjaan hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian.

17. Persyaratan Penyedia : a. Klasifikasi : Perencanaan Rekayasa


b. Sub Klasifikasi : Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik
Sipil Air (RE103)

18. Personel : Jumlah


Posisi Kualifikasi
Orang Bulan
Tenaga Ahli :
1. Ketua Tim Pendidikan minimal Strata 2 (S2) 1 6
Teknik Sipil/Pengairan, memiliki
Sertifikat Ahli Teknik Sumber
Daya Air (Kode 211) - Ahli Madya,
memiliki pengalaman di bidang
Penyusunan Rencana Induk
Drainase Perkotaan minimal 3
(tiga) tahun. Wajib melampirkan
photo copy SKA Ahli Teknik
Sumber Daya Air dan NPWP.
Tugas Ketua Tim adalah memimpin
dan mengorganisasikan tim dalam
pelaksanaan pekerjaan teknis,
serta terlibat dalam keseluruhan
proses pekerjaan, termasuk
mempersiapkan rencana kerja,
metodologi, jadwal pelaksanaan,
jadwal personil dan alokasi tugas
masing-masing personil.
mempersiapkan rencana kerja,
metodologi, jadwal pelaksanaan,
jadwal personil dan alokasi tugas
masing-masing personil.
2. Ahli Hidrologi Pendidikan minimal Strata 1 (S1) 1 4
Teknik Sipil/Pengairan, memiliki
Sertifikat Ahli Teknik Sumber
Daya Air (Kode 211) - Ahli
Madya, memiliki pengalaman di
bidang hidrologi prasarana
keairan minimal 3 (tiga) tahun.
Wajib melampirkan photo copy
SKA Ahli Teknik Sumber Daya Air
dan NPWP. Tugas Tenaga Ahli
Hidrologi adalah membantu
Ketua Tim untuk merencanakan
dan melaksanakan semua
kegiatan yang mencakup
pengumpulan, pengolahan,
analisis dan perhitungan-
perhitungan hidrologi untuk
perencanaan bentuk dan dimensi
bangunan keairan yang akan
dihasilkan dan dapat
memberikan masukan yang rinci
mengenai curah hujan dan pola
aliran air permukaan.
3. Ahli Hidrolika Pendidikan minimal Strata 1 (S1) 1 4
Teknik Sipil/Pengairan, memiliki
Sertifikat Ahli Teknik Sumber
Daya Air (Kode 211) - Ahli
Madya, memiliki pengalaman di
bidang hidrolika prasarana
keairan minimal 3 (tiga) tahun.
Wajib melampirkan photo copy
SKA Ahli Teknik Sumber Daya Air
dan NPWP. Tugas Tenaga Ahli
Hidrolika adalah membantu tugas
Ketua Tim untuk mengukur dan
menghitung debit air banjir yang
mengalir pada drainase
perkotaan yang saling
terintegrasi dan terkoneksi dan
dapat merekomendasikan
kapasitas tampung drainase yang
ideal serta bangunan-bangunan
pengendali banjir lainnya.
4. Ahli Geodesi Pendidikan minimal Strata 1 (S1) 1 3
Teknik Geodesi, memiliki
Sertifikat Ahli Geodesi (Kode :
217) - Ahli Madya, memiliki
pengalaman di bidang
pengukuran situasi dan
pemetaan prasarana keairan
minimal 3 (tiga) tahun. Wajib
melampirkan photo copy SKA
Ahli Madya Geodesi dan NPWP.
Tugas Tenaga Ahli Geodesi
adalah membantu Ketua Tim
untuk pelaksanakan pekerjaan
pemetaan prasarana keairan
minimal 3 (tiga) tahun. Wajib
melampirkan photo copy SKA
Ahli Madya Geodesi dan NPWP.
Tugas Tenaga Ahli Geodesi
adalah membantu Ketua Tim
untuk pelaksanakan pekerjaan
pengukuran awal kondisi
lapangan, mengumpulkan dan
menetapkan hasil pekerjaan
pengukuran, dan mengevaluasi
serta memutuskan hasil
pekerjaan pengukuran.
5. Ahli K3 Konstruksi Pendidikan minimal Strata 1 (S1) 1 1
Teknik, memiliki Sertifikat Ahli
K3 Konstruksi (603) - Ahli Muda,
memiliki pengalaman dalam
bidang k3 konstruksi minimal 1
(satu) tahun. Wajib melampirkan
photo copy SKA Ahli K3
Konstruksi dan NPWP. Tugas
Tenaga Ahli K3 Konstruksi adalah
membantu Ketua Tim untuk
menyusun perencanaan
dokumen Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK).
Tenaga Teknis/Analis :
1. Surveyor Drainase Pendidikan minimal D3 Teknik 2 2
Sipil, memiliki pengalaman di
bidang investigasi drainase
perkotaan minimal 1 (satu)
tahun. Wajib melampirkan KTP
dan NPWP.
2. Surveyor Topografi Pendidikan minimal D3 Teknik 2 2
Sipil, memiliki pengalaman di
bidang survei topografi minimal 1
(satu) tahun. Wajib melampirkan
KTP dan NPWP.
3. Drafter Pendidikan minimal D3 Teknik 2 3
Sipil/Arsitektur, memiliki
pengalaman di bidang
pemodelan 2D minimal 1 (satu)
tahun. Wajib melampirkan KTP
dan NPWP.
4. Estimator Pendidikan minimal D3 Teknik 1 1
Sipil, memiliki pengalaman di
bidang perhitungan rencana
anggaran biaya minimal 1 (satu)
tahun. Wajib melampirkan KTP
dan NPWP.
5. Asisten Tenaga Pendidikan minimal D3 Teknik 1 4
Ahli Hidrologi Sipil, memiliki pengalaman di
bidang perhitungan hidrologi
minimal 1 (satu) tahun. Wajib
melampirkan KTP dan NPWP.
6. Asisten Tenaga Pendidikan minimal D3 Teknik 1 4
Ahli Hidrolika Sipil, memiliki pengalaman di
bidang perhitungan hidrolika
minimal 1 (satu) tahun. Wajib
melampirkan KTP dan NPWP.
Asisten Tenaga Pendidikan minimal D3 Teknik
Ahli Hidrolika Sipil, memiliki pengalaman di
bidang perhitungan hidrolika
minimal 1 (satu) tahun. Wajib
melampirkan KTP dan NPWP.
7. Asisten Tenaga Pendidikan minimal D3 Teknik 1 2
Ahli Geodesi Sipil, memiliki pengalaman di
bidang pemetaan prasarana
keairan minimal 1 (satu) tahun.
Wajib melampirkan KTP dan
NPWP.
Tenaga Pendukung :
1. Asisten Surveyor Pendidikan minimal SMA 2 2
Drainase Sederajat. Memiliki kemampuan
membantu surveyor drainase
dalam melakukan investigasi
drainase perkotaan. Wajib
melampirkan KTP dan NPWP.
2. Asisten Surveyor Pendidikan minimal SMA 4 2
Topografi Sederajat. Memiliki kemampuan
membantu surveyor topografi
dalam pengambilan titik
koordinat lapangan. Wajib
melampirkan KTP dan NPWP.
3. Administrator Pendidikan minimal SMA 1 6
Sederajat. Memiliki kemampuan
dalam pengoprasian MS.Word
dan MS.Exel. Wajib melampirkan
KTP dan NPWP.

19. Jadwal Tahapan : Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang
Pelaksanaan antara lain paling sedikit memuat :
Pekerjaan a. Jenis atau butir-butir pekerjaan yang dilakukan;
b. Diagram batang yang menunjukkan waktu pelaksanaan tiap jenis
pekerjaan dengan satuan kolom waktu mingguan;
c. Lengkung S yang dimulai dari awal pekerjaan (kemajuan pekerjaan
0%) sampai dengan akhir pekerjaan (kemajuan pekerjaan 100%);
d. Pembagian waktu kerja harus dibuat mingguan dan setiap bulan
dibagi dalam empat minggu.

Laporan

20. Laporan Pendahuluan : Laporan pendahuluan memuat :


a. Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh antara lain
persiapan personil, penyediaan kantor lapangan, peralatan kantor,
peralatan survei, kendaraan operasional, dan lain-lain;
b. Mobilisasi personil, antara lain tenaga ahli, tenaga teknis/analis dan
tenaga pendukung lainnya;
c. Jadwal kegiatan Penyedia Jasa;
d. Jadwal penugasan personil dan peralatan;
e. Hasil kesimpulan sementara dari pengumpulan data, gambar/peta
dan laporan hasil kajian terdahulu, tinjauan lapangan, identifikasi
permasalahan dan evaluasi permasalahan;
f. Membuat dan menyusun matrik kerangka pikir logis (logical frame );
g. Penyusunan rencana kerja bulan berikutnya;
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 3 (tiga) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan, yaitu
laporan pendahuluan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase
Perkotaan.

21. Laporan Bulanan : Laporan bulanan memuat :


a. Hasil kemajuan pekerjaan yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan
dilengkapi dengan lengkung S kemajuan kerja;
b. Penjelasan program berikutnya baik teknis maupun administratif
dan permasalahannya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 2 (dua) minggu setiap
awal bulan berikutnya sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan,
yaitu laporan bulanan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase
Perkotaan.

22. Laporan Akhir : Laporan akhir memuat :


a. Rangkuman akhir hasil pekerjaan secara keseluruhan.
b. Kesimpulan akhir hasil pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 7 (tujuh) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan, yaitu
laporan akhir Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan.

23. Laporan SMKK : Laporan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) memuat :
Dokumen yang berisikan rancangan konseptual Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK), rencana keselamatan konstruksi (RKK),
rencana mutu pekerjaan konstruksi (RMPK), program mutu, rencana
kerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKPPL), dan rencana
manajemen lalu lintas pekerjaan (RMLLP).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 7 (tujuh) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan, yaitu
laporan SMKK Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan.

Hal-Hal Lain

24. Produksi Dalam : Semua kegiatan Jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

25. Persyaratan : Jika kerjasama dengan Penyedia Jasa Konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
a. Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus diatur di
dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;
b. Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus
megacu kepada harga yang tercanmm dalam Kontrak serta
menganut sistem penyetaraan;
c. Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh Sub Penyedia;
d. Masing-masing anggota KSO akan melakukan pengawasan penuh
terhadap semua aspek.
26. Pedoman : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :
Pengumpulan Data yaitu mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Standar
Lapangan lainnya yang berlaku.

27. Alih Pengetahuan : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Penandatanganan
Kontrak berikut :
a. Staf Teknis Kegiatan;
b. Staf Bidang Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bontang yang
berkompeten di bidang yang dimaksud.

Bontang, 15 Maret 2022

Kuasa Pengguna Anggaran selaku PPK

H. Edi Suprapto, S.T.


Pembina (IV/a)
NIP. 19790121 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai