Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Drainase

Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air. Drainase
merupakan suatu sistem pembuangan air dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan
permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air
hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas
maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.

• Pertumbuhan fisik kota dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, yang pada akhirnya
mempengaruhi ketersediaan lahan. Makin sempitnya ruang terbuka menyebabkan makin besarnya
pengaliran (koefisien run-off) air permukaan sehingga beban sistem drainase perkotaan semakin berat.
Dengan demikian pembangunan sistem drainase perkotaan harus mengantisipasi laju pertumbuhan
penduduk, sejalan dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota maupun pentahapan pelaksanaannya.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sanitasi lingkungan dapat menimbulkan permasalahan dalam
pembangunan drainase. Sebagai contoh adalah masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran,
atau kecenderungan masyarakat berpenghasilan rendah untuk membuat bangunan hunian dalam garis
sempadan sungai atau saluran. Kesemuanya menyebabkan penyempitan saluran disamping menghambat
pembangunan sistem drainase.
Penerapan peraturan serta perkuatan aspek hukum sangat diperlukan, agar lahan sepanjang
sungai atau saluran dapat dibebaskan dari hunian penduduk sehingga memudahkan untuk
pelebaran atau peningkatan kapasitas saluran di masa mendatang dan kegiatan operasi dan
pemeliharaan saluran.

• A. Proses Perencanaan Teknis Sistem Drainase Perkotaan adalah proses yang dimulai dari penyiapan
rencana induk, studi kelayakan (FS) sampai pada perencanaan detail teknis/DED (Kementerian Pekerjaan
Umum Dirjen Cipta Karya, 2013).
• Rencana Induk Sistem Drainase perkotaan adalah perencanaan dasar drainase yang menyeluruh
dan terarah pada suatu daerah perkotaan yang mencakup perencanaan jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota
• Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan adalah suatu studi untuk mengukur tingkat kelayakan
usulan pembangunan prasarana dan sarana Sistem Drainase Perkotaan di suatu wilayah pelayanan
ditinjau dari aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.
• Perencanaan detail teknis/DED adalah produk perencanaan (detail gambar kerja) yang
dibuat konsultan perencana untuk pekerjaan drainase.
B.
3.

• Analisis Hidrologi Tahapan ini mencakup pemilihan kriteria desain dan penentuan banjir
rencana yang akan digunakan sebagai masukan dalam analisis hidraulik dari sistem drainase
yang diusulkan.
Tahapan:
- Hujan
1. Hujan rencana
2. Analisis frekuensi
3. Perhitungan intensitas hujan (metode Monomobe)
- Debit banjir
1. Debit rencana
2. Koefisien limpasan (run off)
3. Waktu konsentrasi
4. koefisien penyimpangan

• Analisis hidraulik mencakup penentuan lay-out jaringan drainase, jenis saluran, ukuran dan
kemiringannya
Tahapan:

- Kapasitas saluran dihitung dengan menggunakan rumus Manning atau rumus lain yang
sesuai;
- Saluran drainase yang alirannya terpengaruh oleh pengempangan (back water effect)
kapasitasnya dihitung dengan menggunakan aliran berubah lambat laun.
- Kecepatan maksimum ditentukan oleh kekasaran dinding dan dasar

- Menghitung debit puncak (Q) dengan Intensitas hujan (I) dan Catchment area (A)
yang diketahui
- Menghitung dimensi saluran dengan menggunakan debit puncak yang sudah diketahui
- Menentukan nilai h dan b saluran sesuai dengan rumus A=luas, P=keliling basah, dan
R=jarijari hidrolis.

4. Tahapan Pertama : Pendekatan yang mengutamakan fungsi koordinasi dalam pengelolaan air, tanah dan
sumber daya terkait, guna memaksimalkan hasil secara ekonomis dan kesejahateraan sosial, dalam pola
yang tidak mengorbankan keberlangsungan ekosistem vital (Global Water Partnership, 2000).
Tahapan Kedua : Pengendalian banjir secara non infrastruktur (metode non-struktur) Permasalahan
:kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah dan perusahaan membuang limbah
Tujuan dari kegiatan ini adalahPenanganan sampah; Penambahan daerah resapan; Penanganan limbah ke
sungai.
Tahapan Ketiga : Pengendalian banjir dengan pembangunan infrastruktur (metode struktur)
Permasalahan : penanganan dengan infrastruktur cenderung membutuhkan biaya yang besar,
Contoh : Pintu air raksasa muara sunggai Maas dan Rigin di kota Rotterdam; Saluran pengendali Banjir
besar di Kota Osaka, Jepang ; Pembangunan bendungan Sutami dan Terowongan.

Konstruksi/Bangunan air pada sistem Flood Control antara lain berupa:


-Tanggul
- Bangunan Bagi
- Pintu Air
- Saluran Flood Way
1. Pertumbuhan fisik kota dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, yang pada akhirnya
mempengaruhi ketersediaan lahan. Makin sempitnya ruang terbuka menyebabkan makin besarnya
pengaliran (koefisien run-off) air permukaan sehingga beban sistem drainase perkotaan semakin berat.
Dengan demikian pembangunan sistem drainase perkotaan harus mengantisipasi laju pertumbuhan
penduduk, sejalan dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota maupun pentahapan pelaksanaannya.

2. - Faktor Alam

a. Kondisi alam statis : geografi, topografi, geometri alur sungai


b. Kondisi alam dinamis : curah hujan, tinggi pasang surut

- Kegiatan Manusia : Perubahan tata guna lahan perkotaan, Berkurangnya daerah penyangga air,
Topografi lahan permukiman, Penyempitan profil alur sungai, Ketersediaan saluran drainase,
Penempatan bangunan yang tidak terintegrasi, Pembangunan saluran drainase dilakukan secara
parsial, Pemeliharaan yang tidak rutin, Penggunaan saluran drainase untuk saluran pertanian
(multi purpose), Kecenderungan masyarakat membuang sampah ke dalam saluran drainase,
Penebangan kayu hutan secara illegal, dan lain-lain

3. Proses Perencanaan Teknis Sistem Drainase Perkotaan adalah proses yang dimulai dari penyiapan
rencana induk, studi kelayakan (FS) sampai pada perencanaan detail teknis/DED (Kementerian
Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, 2013).
• Rencana Induk Sistem Drainase perkotaan adalah perencanaan dasar drainase yang menyeluruh
dan terarah pada suatu daerah perkotaan yang mencakup perencanaan jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota
• Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan adalah suatu studi untuk mengukur tingkat kelayakan
usulan pembangunan prasarana dan sarana Sistem Drainase Perkotaan di suatu wilayah pelayanan
ditinjau dari aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.
• Perencanaan detail teknis/DED adalah produk perencanaan (detail gambar kerja) yang
dibuat konsultan perencana untuk pekerjaan drainase.

4.
-Data laporan studi-studi terdahulu
-Data klimatologi yang terdiri dari :
-Data angin, kelembaban data temperatur dari station klimatologi atau BMKG terdekat;
- Data hidrologi yang terdiri dari data hujan, data tinggi muka air, debit sungai, laju
sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir, karakteristik daerah aliran dan data pasang surut.
-Data sistem drainase yang ada, yaitu data jaringan drainase eksisting, kuantitatif
banjir/genangan berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di
daerah tersebut.
-Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), peta sistem drainase dan sistem
jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi masing-masing berskala antara 1 5.000
sampai dengan 1 : 50.000 atau disesuaikan dengan tipologi kota;
-Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran dan data
kepadatan bangunan.
Survey ke lokasi permasalahan dilakukan untuk mendapatkan:
Data Genangan
Sistem drainase eksisting (mengecek data dari peta atau data sekunder lainnya dengan
kondisi di lapangan saat ini)
Dimensi saluran/bangunan drainase eksisting
Pola Aliran Air (mengidentifikasi arah aliran air dalam system drainase tersebut, mengecek
data dari peta atau data sekunder lainnya dengan kondisi di lapangan saat ini)
Batas Daerah Tangkapan Air Hujan (mengidentifikasi daerah tangkapan air hujan dalam
system drainase tersebut, mengecek data dari peta atau data sekunder lainnya dengan kondisi
di lapangan saat ini)
Pengukuran Topografi
Penyelidikan Mekanika Tanah

5.

Anda mungkin juga menyukai