1)
Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia,
permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya
penanganan drainase banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga
tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.
Pengelolaan drainase perkotaan harus secara menyeluruh, dimulai tahap
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta ditunjang dengan
peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.
Peningkatan pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang terlibat baik bagi
pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan agar
penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Bagian dari perencanaan system drainase perkotaan adalah rencana induk
drainase perkotaan yang merupakan payung dari tahapan berikutnya sampai
kepelaksanaan fisik.
2)
Maksud danTujuan
Maksud dilaksanakan penyusunan Master plan Sistem Drainase Kota Amurang
untuk memberi arahan yang jelas didalam penanganan masalah drainase
Perkotaan secara teknis, management, pengelolaan dan perkiraan biaya untuk
Sasaran
Tersedianya Sistem Drainase Perkotaan Kota Amurang (untuk wilayah Kec.
Amurang, Kec. Amurang Barat, Kec. Amurang Timur, Kec. Tumpaan dan Kec.
Tenga) sampai tahun 2034, dalam bentuk :
1) Terformulasinya strategi pelaksanaan pembangunan drainase kota sesuai
kondisi fisik lahan dengan peruntukan kawasan.
2) Terformulasinya Rencana Induk dengan Perencanaan Detail Desain (Sistem
Drainase Utama, Lokal, Terpisah dan Gabungan di Perkotaan ) secara
keseluruhan dan lengkap (Bangunan Pendukung lainnya) baik pada
Kawasan Titik Genangan, Badan Air dan Pencegahan Timbulnya Titik
Genangan Baru atau Daerah Kawasan Banjir
3) Terumuskan Program Pembangunan Sub Sektor Drainase 20 (dua puluh)
tahun kedepan untuk manajemen pembangunan, peningkatan baru, serta
operasi dan pemeliharaan yang efektif, efisien dan terkendali serta kebijakan
arahan pembangunan menunjang sektor strategis dan kawasan prioritas di
kota Amurang untuk penyelarasan program yang sinergis.
4) Tersedianya peraturan daerah sebagai instrumen pengendali pelaksanaan
lingkungan dan drainase serta institusi yang jelas dengan sumber daya
manusia sebagai pengelola.
5) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat .
4.
Ruang Lingkup
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Ruang Lingkup yang harus dilakukan
meliputi:
1) Umum
Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1) Rencana induk disusun dengan memperhatikan rencana pengembangan
kota dan rencana prasarana dan sarana kota lainnya;
2) Rencana induk disusun dengan memperhatikan keterpaduan
pelaksanaannya dengan prasarana dan sarana kota lainnya, sehingga
dapat meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya operasional dan
pemeliharaan;
3) Rencana induk disusun untuk arahan pembangunan sistem drainase
didaerah perkotaan selama 20 tahun, dan dapat dilakukan peninjauan
kembali disesuaikan dengan keperluan.
2) Data Teknis
Data dan informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, kelembaban dan
temperatur dari stasiun klimatologi atrau Badan Meterorologi dan
Geofisika terdekat;
2) Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai, laju
sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir, karakteristik daerah aliran dan
data pasang surut;
3) Data sistem drainase yang ada, yaitu data kuantitatif banjir/genangan
berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di
daerah tersebut;
4) Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), peta sistem
drainase dan sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta
topografi masing-masing berskala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 :
25.000 atau disesuaikan dengan tipologi kota;
5) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju
pertumbuhan, penyebaran dan data kepadatan bangunan.
6) Data rencana pengembangan kota dan data geoteknik
Kala ulang
Kala ulang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran,
dan jenis kota yang akan direncanakan;
TABEL 1
KALA ULANG BERDASARKAN TIPOLOGI KOTA
TIPOLOGI KOTA
1) Kota Metropolitan
2) Kota Besar
3) Kota Sedang
4) Kota Kecil
2.
3.
2 TH
2 TH
2 TH
2 5 TH
2 5 TH
2 TH
5 20 TH
5 10 TH
2 5 TH
Debit Banjir :
1) Debit rencana dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifiksi
(lihat lampiran);
2) Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan
daerah tangkapan, lihat tabel pada lampiran;
3) Waktu konsentrasi adalah jumlah waktu pengaliran dipermukaan dan
waktu drainase;
4) Koefisien penyimpangan dihitung dari waktu rumus konsentrasi dan
waktu drainase.
PENDANAAN
Untuk melaksanakan kegiatan ini, disediakan dana sebesar Rp 1.000.000.000,00
(Satu Milyar Rupiah) termasuk PPN yang bersumber dari dana APBN murni
tahun anggaran 2014..
METODOLOGI
7.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1)
Kumpulan studi-studi terkait;
2)
Kumpulan data hidrologi, hidrolika dan bangunan pelengkap;
3)
Kumpulan data sosial ekonomi, penduduk dan data lainnya yang ada
hubungan dengan studi terkati;
4)
Kumpulan data keadaan saluran drainase dan badan air penerima
yang ada, sistem, geometri dan dimensi saluran;
5)
Kumpulan data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi
topografi, morfologi, sifat tanah dan tata guna lahan;
6)
Kumpulan data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan
direncanakan;
7)
Kumpulan data rencana pengembangan kota, foto udara, pembiayaan,
institusi dan kelembagaan dan peran serta masyarakat.
7.2 Penyusunan Kondisi Sistem Drainase
Menyusun kondisi sistem drainase sebagai berikut:
1)
Besaran daerah pengaliran (catchment area) dalam ha, saluran,
sungai, menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran;
2)
Hitung panjang saluran (dalam m) dan nama badan air penerimanya
dari setiap saluran yang ada;
3)
Ukur penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik
berbeda (awal, tengah dan akhir) dari masing-masing saluran;
4)
Gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada,
serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya;
5)
Kumpulkan data, gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang
ada dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun
pembuatan;
6)
Catat permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran.
WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan selama 7 Bulan.
PRODUK KEGIATAN
Produk kegiatan ini adalah tersedianya buku perencanaan teknis dan
manajemen prasarana dan sarana drainase kota Amurang yang dapat
diterapkan di wilayah tersebut
10
PELAPORAN
Laporan kegiatan ini meliputi :
1. Laporan pendahuluan, berisikan tentang metode dan rencana kerja
konsultan dalam penyelesaian pekerjaan, sebanyak 5 buku. Laporan
pendahuluan akan diserahkan 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah
10
2.
3.
4.
11
TENAGA AHLI
Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini terdiri :
1) Team Leader
Sarjana S2 Teknik Sipil (ahli Utama) dengan pengalaman kerja 8 tahun
dibidangnya dan lebih diutamakan yang pernah menangani pekerjaan keCiptaKarya-an dan pernah menjadi team leader minimal 3 kali. Team Leader
bertugas mengkordinasikan seluruh tim serta berkoordinasi dengan tim
teknis dan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah.
2) Ahli Teknik Lingkungan
Sarjana S1 Teknik Lingkungan (ahli)dengan pengalaman kerja minimal 6
tahun di bidang drainase, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan masalah sistim Drainase dan tugas lainnya.
3) Ahli Sipil/Struktur
Sarjana S1Teknik Sipil/struktur (ahli) dengan pengalaman kerja minimal 6
tahun dibidangnya, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
masalah sistim drainase dan tugas lainnya.
4) Ahli Geohidrologi
Sarjana Teknik Geologi dengan pengalaman kerja minimal 6 tahun di
bidangnya, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan dengan
masalah sistim drainase dan tugas lainnya.
5) Ahli Hidrolika
Sarjana Teknik Geologi dengan pengalaman kerja minimal 6 tahun di
bidangnya, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan dengan
masalah sistim drainase dan tugas lainnya Air.
11
12