Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK/TOR)

PENYUSUNAN MASTER PLAN


PEMBANGUNAN SISTEM DRAINASE KOTA AMURANG

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP
PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN SULAWESI UTARA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


(TERM OF REFERENCE/TOR)
PENYUSUNAN MASTER PLAN
PEMBANGUNAN SISTEM DRAINASE KOTA AMURANG
Kementerian Negara/Lembaga :
Unit Eselon I
:
Program
:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DITJEN CIPTA KARYA
Program Pembinaan dan Pengembangan
Infrastruktur Permukiman
Hasil
: Meningkatnya jumlah kabupaten kota yang
menerapkan NSPK dalam pengembangan kawasan
permukiman sesuai rencana tata ruang
wilayah/kawasan bagi terwujudnya pembangunan
permukiman, serta jumlah kawasan yanG mendapat
akses pelayanan infrastruktur bidang permukiman
Satker
: Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman Sulawesi Utara
Kegiatan
: Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan
Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Drainase
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Penyusunan Master Plan Pembangunan Sistem
Drainase Kota Amurang
Volume
: 1 (satu) Paket

1)

Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia,
permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya
penanganan drainase banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga
tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.
Pengelolaan drainase perkotaan harus secara menyeluruh, dimulai tahap
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta ditunjang dengan
peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.
Peningkatan pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang terlibat baik bagi
pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan agar
penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Bagian dari perencanaan system drainase perkotaan adalah rencana induk
drainase perkotaan yang merupakan payung dari tahapan berikutnya sampai
kepelaksanaan fisik.

2)

Maksud danTujuan
Maksud dilaksanakan penyusunan Master plan Sistem Drainase Kota Amurang
untuk memberi arahan yang jelas didalam penanganan masalah drainase
Perkotaan secara teknis, management, pengelolaan dan perkiraan biaya untuk

jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan prioritas penanganan sampai


dengan tahun 2034
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini, tersedianya Perencanaan Pengelolaan Drainase
Kota yang memadai meliputi :
1)
Aspek teknis
2)
Kelembagaan
3)
Pembiayaan
4)
Peran serta masyarakat dan
5)
Tersedianya Dokumen Rancangan Rinci (DED) yang dilengkapi dengan
tender dokumen Detail design engineering untuk kawasan prioritas
3.

Sasaran
Tersedianya Sistem Drainase Perkotaan Kota Amurang (untuk wilayah Kec.
Amurang, Kec. Amurang Barat, Kec. Amurang Timur, Kec. Tumpaan dan Kec.
Tenga) sampai tahun 2034, dalam bentuk :
1) Terformulasinya strategi pelaksanaan pembangunan drainase kota sesuai
kondisi fisik lahan dengan peruntukan kawasan.
2) Terformulasinya Rencana Induk dengan Perencanaan Detail Desain (Sistem
Drainase Utama, Lokal, Terpisah dan Gabungan di Perkotaan ) secara
keseluruhan dan lengkap (Bangunan Pendukung lainnya) baik pada
Kawasan Titik Genangan, Badan Air dan Pencegahan Timbulnya Titik
Genangan Baru atau Daerah Kawasan Banjir
3) Terumuskan Program Pembangunan Sub Sektor Drainase 20 (dua puluh)
tahun kedepan untuk manajemen pembangunan, peningkatan baru, serta
operasi dan pemeliharaan yang efektif, efisien dan terkendali serta kebijakan
arahan pembangunan menunjang sektor strategis dan kawasan prioritas di
kota Amurang untuk penyelarasan program yang sinergis.
4) Tersedianya peraturan daerah sebagai instrumen pengendali pelaksanaan
lingkungan dan drainase serta institusi yang jelas dengan sumber daya
manusia sebagai pengelola.
5) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat .

4.

Ruang Lingkup
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Ruang Lingkup yang harus dilakukan
meliputi:
1) Umum
Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1) Rencana induk disusun dengan memperhatikan rencana pengembangan
kota dan rencana prasarana dan sarana kota lainnya;
2) Rencana induk disusun dengan memperhatikan keterpaduan
pelaksanaannya dengan prasarana dan sarana kota lainnya, sehingga
dapat meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya operasional dan
pemeliharaan;
3) Rencana induk disusun untuk arahan pembangunan sistem drainase
didaerah perkotaan selama 20 tahun, dan dapat dilakukan peninjauan
kembali disesuaikan dengan keperluan.

2) Data Teknis
Data dan informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, kelembaban dan
temperatur dari stasiun klimatologi atrau Badan Meterorologi dan
Geofisika terdekat;
2) Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai, laju
sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir, karakteristik daerah aliran dan
data pasang surut;
3) Data sistem drainase yang ada, yaitu data kuantitatif banjir/genangan
berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di
daerah tersebut;
4) Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), peta sistem
drainase dan sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta
topografi masing-masing berskala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 :
25.000 atau disesuaikan dengan tipologi kota;
5) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju
pertumbuhan, penyebaran dan data kepadatan bangunan.
6) Data rencana pengembangan kota dan data geoteknik
Kala ulang
Kala ulang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran,
dan jenis kota yang akan direncanakan;
TABEL 1
KALA ULANG BERDASARKAN TIPOLOGI KOTA
TIPOLOGI KOTA

1) Kota Metropolitan
2) Kota Besar
3) Kota Sedang
4) Kota Kecil

2.
3.

Daerah Tangkapan Air (Ha)


Lebih Kecil 10
10-100
100-500
Lebih besar
500
2 TH
2 5 TH
5-10 TH
10 25 TH
2 5 TH
2 5 TH
2 TH

2 TH
2 TH
2 TH

2 5 TH
2 5 TH
2 TH

5 20 TH
5 10 TH
2 5 TH

Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan


sistem saluran dimana bangunan pelengkap ini berada;
Perhitungan curah hujan berdasarkan hidrologi minimal 10 tahun
terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase
perkotaan).

Kriteria Perencanaan Hidrologi


Kriteria Perencanaan Hidrologi adalah sebagai berikut:
1 Hujan
1) Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap
data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan lama
pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun;

2) Analisis frekuensi terhadap curah hujan, menggunakan metode


Gumbel, Log Normal (LN) atau log Pearson tipe III atau sesuai dengan
kala ulang, 1, 2, 5, 10, 25 dan 50 tahun (mengacu pada tata cara
perhitungan debit desain saluran);
3) Untuk pengecekan data hujan, lazimnya digunakan metode kurva
masa ganda atau yang sesuai;
4) Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan metode
Mononobe atau Hasper Der Weduwen atau yang sesuai.
2.

Debit Banjir :
1) Debit rencana dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifiksi
(lihat lampiran);
2) Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan
daerah tangkapan, lihat tabel pada lampiran;
3) Waktu konsentrasi adalah jumlah waktu pengaliran dipermukaan dan
waktu drainase;
4) Koefisien penyimpangan dihitung dari waktu rumus konsentrasi dan
waktu drainase.

Kriteria Perencanaan Hidrolika


Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut :
1)
Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning atau yang
sesuai;
2)
Saluran drainase yang terpengaruh oleh pengembangan (back
water effect) perlu diperhitungkan pasang surutnya dengan
Standard Step Method;
3)
Kecepatan maksimum ditentukan oleh kekasaran dinding dan
dasar. Untuk saluran tanah V = 0,7 m/dt, pasangan batu kali V = 2
m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt.
Parameter penentuan prioritas penanganan meliputi hal sebagai berikut :
1)
Parameter genangan, meliputi tinggi genangan, luas genangan, dan
lamanya genangan terjadi;
2)
Parameter frekuensi terjadinya genangan setiap tahunnya;
3)
Parameter ekonomi, dihitung perkiraan kerugian atas fasilitas
ekonomi yng ada, seperti : kawasan industri, fasum, fasos,
perkantoran, perumahan, daerah pertanian dan pertamanan;
4)
Parameter gangguan sosial, seperti : kesehatan masyarakat,
keresahan sosial dan kerusakan lingkungan.
5

DETAIL DESAIN DRAINASE PERKOTAAN


5.1 Pengukuran
Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi
saluran dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pengukuran yang dilaksanakan harus dapat memberikan gambaran
yang cukup jelas tentang keadaan medan lapangan yang diukur dan
sesuai dengan keperluan perencanaan saluran drainase;
2) Pengukuran saluran meliputi: pengukuran profil memanjang dan profil

melintang. Pengukuran profil melintang dilaksanakan pada jalur lurus


setiap 50 m dan kurang dari 50 m untuk jalur belokan atau daerah padat;
3) Toleransi kesalahan pengukuran leveling maksimum 7 d (mm) dengan d
adalah jarak yang diukur dalam km;
4) Toleransi kesalahan penutup sudut poligon sebesar 10 n (detik) dengan
n adalah jumlah titik poligon;
5) Pengukuran menggunakan suatu titik acuan ketinggian da koordinat
tertentu yang terikat dengan titik trianggulasi yang ada, bila titik
trianggulasi tidak ada, dapat dipakai titik acuan yang ada.
5.2 Penggambaran
Ketentuan yang diperlukan dalam penggambaran sebagai berikut:
1) Peta sistem drainase, jaringan jalan, tata guna tanah dan topografi
(kontur setiap 0,5 m sampai 2 m) dibuat dengan skala 1 : 5.000 sampai
1 : 10.000;
2) Gambar potongan memanjang saluran, horizontal 1 : 1.000, vertikal 1 :
100;
3) Gambar potongan melintang saluran, horisontal dan vertikal : skala 1 :
100;
4) Gambar detil bangunan, skala 1 : 10 sampai 1 : 100.
5.3 Penyelidikan Tanah
Ketentuan yang perlu dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pengambilan sampel dipilih tempat-tempat yang akan memikul
konstruksi bangunan pelengkap saluran seperti: jembatan, rumah
pompa, gorong-gorong yang relatif besar;
2) Minimal dua sampel untuk daerah yang labil untuk menentukan
konstruksi saluran;
3) Jenis penyelidikan tergantung dari jenis konstruksi.
5.4 Kriteria Perencanaan Struktur
Kriteria Perencanaan Struktur terdiri dari:
1. Muatan dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Berat bahan diperhitungan sebagai beban di dalam hitungan
perencanaan (mengacu pada SNI pedoman perencanaan
pembebanan untuk rumah dan gedung);
(2) Beban rencana dapat dipergunakan sesuai dengan standar yang
berlaku, kombinasi muatan atas struktur ditentukan secara
individual sesuai dengan fungsi, cara dan tempat penggunaannya.
2. Stabilitas struktur dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Stabilitas struktur penahan tanah akan dikontrol keamanannya
terhadap kekuatan amblas, geser dan guling. Besarnya faktor
keamanan untuk pondasi, masing-masing sebesar 1,5;
(2) Pasangan batu dengan tegangan tekan maksimum 8 kg/cm2. Untuk
klasifikasi beton dipakai min. fc = 17,5 M.Pa (mengacu pada SNI
03-2847-2002, tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung).dengan kondisi struktur tanah;
3. Tentukan stabilitas struktur, stabilitas kemiringan talud;
4. Tentukan struktur saluran dan bangunan pelengkap berdasarkan kondisi
tanah dan tersedianya bahan bangunan di lokasi.

5.5. Kriteria Perencanaan Hidrologi


Kriteria perencanaan hidrologi terdiri dari :
1). Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan anlisis frekuensi terhadap
data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan
sekurang-kurangnya 10 tahun
2). Analisi frekuensi terhadap curah hujan
3). Untuk pengecekan data hujan menggunakan metode kurva masa ganda
atau yang sesuai.
4). Perhitungan insensitas hujan .
Debit banjir dengan ketentua sebagai berikut :
1. Debit rencana dihitung dengan metode rasioal yang telah dimodifikasi.
2. Koefisien limpasan runoff) ditentukan berdasarkan tata guna lahan
daerah tangkapan
3. Waktu konsentrasi adalah jumlah dai waktu pengalran di perkumukaan
dan waktu drainase.
4. Koefisien penyimpangan . .
5.6. Kriteia Perencanaan Hidraulika
Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai berikut :
1.
Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning atau sesuai.
2.
Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan back
water effect) perlu diperhitungkan pasang surutnya dengan Standard
Step Method.
3.
Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran,
untuk saluran tanah
0,7 m/dt. , Pasang batu kali v = 2 m/dt dan
pasangan beton v= 3/m/dt.
Menggambar desain
Menggambar desain dilaksanakan sebagai berikut:
1) Gambarkan desain saluran dan bangunan pelengkap, berdasarkan
analisis hidrologi, hasil penggammbaran kondisi di lapangan, analisa
hidraulika dan analisis struktur;
2) Lengkapi gambar-gambar detail untuk saluran atau bangunan tertentu.
5.7. Menentukan paket pekerjaan
Paket pekerjaan ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tentukan paket-paket pekerjaan berdasarkan fungsi saluran dan
bangunan pelengkap atau berdasarkan perkiraan kemampuan kontraktor
setempat;
2) Hitung volume pekerjaan yang dibuat per paket pekerjaan;
3) Hitung rencana anggaran biaya;
4) Tentukan urutan prioritas paket-paket pekerjaan yang akan dilaksanakan
di lapangan, berdasarkan kepentingan dan pengembangan daerah,
pembobotan, ketersediaan dana;
5) Buat jadwal pekerjaan setiap paket pekerjaan, dibuat per tahun anggaran
atau berdasarkan tersedianyadana untuk pelaksanaan pekerjaan.

5.8. Dokumen tender


Membuat dokumen tender berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 sesuai kategori paket pelelangan pekerjaan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Buat syarat-syarat teknis;
2) Buat syarat-syarat umum;
3) Buat syarat-syarat administrasi berdasarkan ketentuan yang berlaku.
6

PENDANAAN
Untuk melaksanakan kegiatan ini, disediakan dana sebesar Rp 1.000.000.000,00
(Satu Milyar Rupiah) termasuk PPN yang bersumber dari dana APBN murni
tahun anggaran 2014..

METODOLOGI
7.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1)
Kumpulan studi-studi terkait;
2)
Kumpulan data hidrologi, hidrolika dan bangunan pelengkap;
3)
Kumpulan data sosial ekonomi, penduduk dan data lainnya yang ada
hubungan dengan studi terkati;
4)
Kumpulan data keadaan saluran drainase dan badan air penerima
yang ada, sistem, geometri dan dimensi saluran;
5)
Kumpulan data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi
topografi, morfologi, sifat tanah dan tata guna lahan;
6)
Kumpulan data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan
direncanakan;
7)
Kumpulan data rencana pengembangan kota, foto udara, pembiayaan,
institusi dan kelembagaan dan peran serta masyarakat.
7.2 Penyusunan Kondisi Sistem Drainase
Menyusun kondisi sistem drainase sebagai berikut:
1)
Besaran daerah pengaliran (catchment area) dalam ha, saluran,
sungai, menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran;
2)
Hitung panjang saluran (dalam m) dan nama badan air penerimanya
dari setiap saluran yang ada;
3)
Ukur penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik
berbeda (awal, tengah dan akhir) dari masing-masing saluran;
4)
Gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada,
serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya;
5)
Kumpulkan data, gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang
ada dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun
pembuatan;
6)
Catat permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran.

7.3 Peta Genangan


Membuat peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial,
meliputi :
1)
Petakan lokasi genangan yang berada di area studi;
2)
Catat luas, tinggi dan lamanya genangan, serta frekuensi dan waktu
kejadian dalam satu tahun, untuk setiap daerah genangan;
3)
Catat penyebab genangan;
4)
Taksiran dan catat besaran kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan
dalam bentuk biaya.
7.4 Analisis
Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Analisis kondisi yaitu :
- Analisis kapasitas saluran dan genangan;
- Analisis kapasitas bangunan pelengkap;
- Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap;
2) Analisis kebutuhan :
- Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna
lahan;
- Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran;
- Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang;
- Hitung debit rencana masing-masing saluran;
- Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada.
7.5 Penyusunan Usulan Prioritas
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun prioritas adalah sebagai
berikut :
1) Tabel skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan
daerah;
2) Analisis berdasarkan pembobotan;
3) Membuat Usulan skala prioritas untuk Kegiatan berdasarkan tahapan
mendesak 1, 2, 5, 10, 15 dan 20 tahun
4) Catat kepentingan Kawasan yang strategis;
5) Catat pengaruh langsung terhadap Kawasan lingkungan kumuh;
6) Catat fasilitas umum dan fasilitas sosial;
7) Catat pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan;
7.6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan
Usulan sistem drainase perkotaan sebagai berikut :
1) Pola aliran dan sistem drainase kota dengan alaternatif sistem;
2) Urutan prioritas sub sistem drainase;
3) Penentuan debit rencana (m3/detik) dari masing-masing saluran;
4) Rencanakan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya
pada masing-masing saluran;
5) Penentuan luas yang akan dibebaskan;
6) Perkirakan besar biaya ganti rugi lahan.

7.7 Penyusunan Usulan Biaya


Menyusun usulan biaya meliputi hal sebagai berikut :
1) Hitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh
pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai
tahapan;
2) Susunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan;
3) Hitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem
drainase pertahun;
4) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat,
swasta atau instansi lain;
5) Usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan.
7.8 Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase
Membuat jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase dilakukan sebagai
berikut :
1) Jadwal prioritas zona yang akan ditangani;
2) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan;
3) Waktu pembuatan studi kelayakan;
4) Waktu pembuatan rencana teknik;
5) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik;
6) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai.
7.9 Rekomendasi
Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu
diusulkan langkah-langkah sebagai berikut :
Usulan bentuk kelembagaan:
1) Usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase;
2) Usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola;
3) Usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan
organisasi;
4) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota
lainnya.
5) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta.

WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan selama 7 Bulan.

PRODUK KEGIATAN
Produk kegiatan ini adalah tersedianya buku perencanaan teknis dan
manajemen prasarana dan sarana drainase kota Amurang yang dapat
diterapkan di wilayah tersebut

10

PELAPORAN
Laporan kegiatan ini meliputi :
1. Laporan pendahuluan, berisikan tentang metode dan rencana kerja
konsultan dalam penyelesaian pekerjaan, sebanyak 5 buku. Laporan
pendahuluan akan diserahkan 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah

10

2.

3.

4.

11

diterbitkan SPMK dan diterima setelah dilakukan konsultansi dan


pembahasan dengan Tim Teknis
Laporan Interim, berisikan data kondisi kota dan pengelolaan prasarana dan
sarana drainase yang ada saat ini serta analisis data dan arahan
pengembangannya, sebanyak 5 buku. Laporan Interim akan diserahkan 90
(Sembilan puluh) hari kalender setelah diterbitkan SPMK dan diterima
setelah dilakukan konsultansi dan pembahasan dengan Tim Teknis
Konsep Laporan akhir, berisikan kriteria perencanaan, kebutuhan
pengembangan sampai 2020, dan konsep perencanaan secara keseluruhan,
sebanyak 5 buku. Konsep laporan Akhir akan diserahkan 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender setelah diterbitkan SPMK dan diterima setelah
dilakukan konsultansi dan pembahasan dengan Tim Teknis.
Laporan akhir, berisikan seluruh hasil kegiatan dan rancangan
pengembangan pengelolaan sistem drainase yang telah didiskusikan
dengan tim teknis dan pihak pemerintah kota Amurang, sebanyak 10 buku.
Laporan ini dilengkapi dengan peta dan gambar teknis. Konsep laporan
Akhir akan diserahkan 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender setelah
diterbitkan SPMK dan diterima setelah dilakukan konsultansi dan
pembahasan dengan Tim Teknis.

TENAGA AHLI
Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini terdiri :
1) Team Leader
Sarjana S2 Teknik Sipil (ahli Utama) dengan pengalaman kerja 8 tahun
dibidangnya dan lebih diutamakan yang pernah menangani pekerjaan keCiptaKarya-an dan pernah menjadi team leader minimal 3 kali. Team Leader
bertugas mengkordinasikan seluruh tim serta berkoordinasi dengan tim
teknis dan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah.
2) Ahli Teknik Lingkungan
Sarjana S1 Teknik Lingkungan (ahli)dengan pengalaman kerja minimal 6
tahun di bidang drainase, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan masalah sistim Drainase dan tugas lainnya.
3) Ahli Sipil/Struktur
Sarjana S1Teknik Sipil/struktur (ahli) dengan pengalaman kerja minimal 6
tahun dibidangnya, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
masalah sistim drainase dan tugas lainnya.
4) Ahli Geohidrologi
Sarjana Teknik Geologi dengan pengalaman kerja minimal 6 tahun di
bidangnya, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan dengan
masalah sistim drainase dan tugas lainnya.
5) Ahli Hidrolika
Sarjana Teknik Geologi dengan pengalaman kerja minimal 6 tahun di
bidangnya, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan dengan
masalah sistim drainase dan tugas lainnya Air.

11

6) Ahli Perencanaan Kota


Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah Kota dengan pengalaman kerja
minimal 6 tahun, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
masalah system drainase dan tugas lainnya.
7) Ahli Geodesi
Sarjana Geodesi (ahli) dengan pengalamankerja minimal 6 tahun di
bidangnya, bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
masalah sistim drainase dan tugas lainnya.
8) Ahli Cost Estimate
Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 6 tahun di bidangnya
diutamakan bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
estimating dan sejenisnya
Para tenaga ahli dibantu juga dengan Asisten tenaga ahli :
- 1 orang Asisten Ahli Teknik Sipil/struktur.
- 1 orang Asisten Ahli Teknik lingkungan.
- 1 orang Asisten Ahli Geodesi.
Tenaga penunjang yaitu
- 1 Orang Operator Autocad
- 4 Orang Surveyor
- 1 Orang Operator Komputer
- 1 Tenaga Administrasi.

12

Anda mungkin juga menyukai