Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang cepat menimbulkan tekanan
terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan industri/jasa dan
fasilitas pendukungnya, yang selanjutnya mengubah lahan terbuka dan/atau lahan basah
menjadi lahan terbangun. Perkembangan kawasan terbangun yang sangat pesat sering tidak
terkendali dan tidak sesuai lagi dengan tata ruang maupun konsep pembangunan yang
berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasankawasan rendah yang semula berfungsi
sebagai tempat penampungan air sementara (retarding pond) dan bantaran sungai berubah
menjadi tempat hunian penduduk.
Kota Bekasi merupakan daerah dengan iklim panas, suhu berkisar anatara 28° - 32° C
dan kelembaban antara 80%-90%. Kota Bekasi memiliki curah hujan yang tidak stabil.
Perubahan tata guna lahan, dari lahan hijau menjadi kebutuhan pemukiman dan sentra bisnis
serta morfologi Kota Bekasi yang relatif datar dan berkurangnya lahan akibat
pembangunan menyebabkan Kota Bekasi rawan terhadap genangan dan banjir. Selain hal
tersebut, terjadinya banjir di Kota Bekasi juga disebabkan karena curah hujan yang tinggi
dan back water pada bagian hulu sungai. Bencana banjir berpotensi menyempitkan ruang
gerak, memperlambat laju perekonomian dan melumpuhkan kegiatan Kota Bekasi.
Hal tersebut di atas membawa dampak pada rendahnya kemampuan drainase
perkotaan dan kapasitas sarana serta prasarana pengendali banjir (sungai, kolam tampungan,
pompa banjir, pintu pengatur) untuk mengeringkan kawasan terbangun dan mengalirkan air
ke pembuangan akhir yaitu ke laut.Dalam menyelesaikan masalah genangan dan banjir,
diperlukan suatu pendekatan yang menyeluruh karena sistem drainase adalah suatu sistem
yang mengatur air limpasan air hujan dari awal saluran selama waktu jam puncak
sehingga dari area hulu ke area hilir saluran dapat dialirkan ke badan penerima.
Konsep perencanaan drainase yang umum direncanakan di kawasan perkotaan di
Indonesia, menggunakan paradigma lama dimana, drainase yang mengalirkan kelebihan
air hujan ke badan air terdekat dengan secepatnya sehingga tidak menimbulkan
genangan atau banjir. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan untuk konservasi,
penanganan masalah genangan yang semakin kompleks, dimana dibutuhkan melihat
kondisi sumber daya air dan lingkungan di hulu, tengah dan hilir secara komprehensif.
Maka konsep drainase baru (paradigma baru) atau drainase ramah
lingkungan/ekodrainase menjadikan rujukan untuk implementasi pemahaman baru konsep
eco-hidrolik dalam bidang drainase.
Salah satu upaya penanganan genangan dan banjir adalah dengan membuat
perencanaan sistem drainase mencakup skala kota sebagai acuan untuk perencanaan
penanganan banjir.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan saluran drainase perkotaan di
Kecamatan Rancaekek yang memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.Adapun tujuan dibangunnya
prasarana sistem drainase ini adalah :

 Menyalurkan atau mengalirkan limpasan air permukaan sehingga dapat meminimalisasi


terjadinya genangan air.

 Melindungi lingkungan atau menjaga kualitas air.


 Menghindari bahaya kerusakan material dan kerugian beban-beban lain yang disebabkan oleh
limpasan banjir.

Maksud dan tujuan dari tugas besar ini adalah untuk mengetahui intensitas curah hujan di Kota
Bekasi, membuat master plan saluran drainase Kota Bekasi.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup

Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan ini memuat
pengertian, ketentuan umum dan teknik berupa data dan informasi, kriteria
perencanaan, dan cara pengerjaan penyusunan rencana induk sistem drainase
perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan.

Adapun ruang lingkup dari perencanaan pengembangan sistem drainase di Kota Bekasi ini adalah
perancangan ulang dimensi saluran dan pengembangan saluran serta bangunan pelengkap. Lingkup
studi yang dilakukan meliputi :

 Analisa dasar genangan atau banjir dan penyebabnya, termasuk yang diakibatkan oleh kurang
baiknya sistem penyaluran atau sistem pemeliharaan.

 Membuat perhitungan analisa hidrologi, penentuan aliran dan kapasitas saluran.

 Membuat alternatif penempatan saluran drainase.

 Melakukan perhitungan dimensi saluran drainase terpilih.

 Menentukan perkiraan besarnya biaya pekerjaan pembuatan saluran dan bangunan


pelengkap.

 Menentukan lingkup spesifikasi teknik pekerjaan pembangunan saluran drainase.

1.4 Metode Penulisan

3.1 Penentuan Jalur Drainase

3.2 Daerah Pelayanan


3.3 Pengolahan Data Curah Hujan

3.4 Penentuan Periode Ulang Hujan (PUH)

Anda mungkin juga menyukai