Abstrak
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan sektor pembangunan di wilayah DKI Jakarta
mengakibatkan pemanfaatan kebutuhan akan lahan pemukiman yang semula berfungsi sebagai
daerah resapan air berubah menjadi kawasan yang kedap air. Pembangunan suatu infrstruktur
harus memperhatikan ketersediaan infrastruktur pendukung seperti saluran drainase agar tidak
menggangu aktivitas dan kenyamanan pengguna dan menghindari adanya kerusakan pada
infrastruktur itu sendiri khususnya di Ibukota Jakarta. Kecamatan Koja merupakan salah satu
kecamatan di kota Administrasi Jakarta Utara yang padat pemukiman salah satunya terdapat
Perumahan Manggar. Pembangunan Perumahan Manggar menyebabkan dampak bagi kondisi
DAS dan daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja saluran drainase
yang ada. Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Manggar, Jakarta Utara.
Kata Kunci : saluran drainase, kinerja.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan sektor pembangunan di wilayah DKI
Jakarta mengakibatkan kebutuhan akan lahan pemukiman meningkat. Bertambahnya kawasan
permukiman menyebabkan pemanfaatan lahan yang semula terbuka, lolos air dan berfungsi
sebagai daerah resapan berubah menjadi kawasan yang tertutup perkerasan dan kedap air.
Perubahan fungsi tata guna lahan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dapat menyebabkan
terjadinya banjir atau genangan.
Kecamatan Koja merupakan salah satu Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Utara yang
padat pemukiman dan rawan terjadi banjir atau genangan, dimana pada kecamatan ini terdapat
Perumahan Manggar. Sarana yang harus ada di perumahan tersebut agar terbebas dari bahaya
banjir dan genangan adalah sistem drainase. Sistem drainase sangat dibutuhkan untuk membuang
air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah. Saluran drainase dikatakan berfungsi dengan baik
apabila mampu mengalirkan limpasan air dengan cepat, debit sesuai dan dapat mengalir secara
gravitasi.
Kondisi infrastruktur sistem saluran drainase di Perumahan Manggar belum mampu
mengatasi permasalahan banjir atau genangan yang terjadi di setiap musim penghujan. Masalah
ini disebabkan oleh konstruksi fisik saluran yang tidak terawat akibat tumpukan beberapa sampah
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Secara bahasa, drainase bias merujuk pada parit
di permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting untuk
mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
3. Menurut konstruksi
a) Saluran Terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan (system terpisah), namun kebanyakan sistem
saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini
biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota
harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan
bata.
b) Saluran Tertutup adalah saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan.
Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
4. Menurut fungsi
a) Single Purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b) Multy Purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik
secara bercampur maupun bergantian.
Dengan :
Q = Debit Air Kotor/ha (m3/det/ha)
Pn = Jumlah Penduduk (orang)
q = Jumlah kebutuhan air kotor (m3/det/orang)
A = Luas pemukiman (ha)
3. Metodologi Penelitian
3.1 Data Sekunder
Lokasi Peneltian Evaluasi Kinerja Sistem Drainase Perumahan Manggar di Kecamatan
Koja, Jakarta Utara yang terletak antara 106020’00’’ Bujur Timur 06010’00’’ Lintang Selatan.
a. Peta topografi
Kecamatan Koja seperti halnya dengan kondisi wilayah lainnya yang berada di wilayah
sekitarnya, yang memiliki bentang alam relative datar dengan ketinggian antar 0 – 20 m di atas
permukaan laut, dan berbatasan dengan beberapa wilayah :
a. Sebelah Selatan = Berbatasan dengan wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta
Timur.
b. Sebelah Timur = Berbatasan dengan wilayah Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi.
c. Sebelah Barat = Berbatasan dengan Kabupaten Tanggerang dan Jakarta Barat.
d. Sebelah Utara = Berbatasan dengan Laut Jawa.
b. Kondisi Lapangan
Dari beberapa hasil survey lapangan permasalahan – permasalahan yang terjadi yaitu
kondisi saluran yang kurang mengalir, terdapat beberapa sampah, serta penyempitan saluran.
Mulai
Evaluasi
Kesimpulan
Perhitungan curah hujan maksimum ini menggunakan metode rata – rata aljabar dengan rumus
sebagai berikut :
1
R = (R1 + R2 + ⋯ + Rn)
n
1
R = (161)
2
R = 80,5 mm
Selanjutnya, nilai-nilai tersebut dimasukan dalam perhitungan berikut untuk mendapatkan nilai I
periode ulang T tahun.
70,59 24
I 2 tahun = )2/3
( = 187,76 mm
24 0,049
93,22 24 2/3
I 5 tahun = ( ) = 241,35 mm
24 0,049
h = 0,40 m h = 0,40 m
b = 0,60 m
b = 0,60 m Sumber: Data Lapangan
a. Luas Penampang (A)
A=b×h
A = 0,60 × 0,40
A =0,24 m2
b. Keliling basah (P)
P = b + 2h
P = 0,60 + (2 × 0,40)
P = 1,4 m2
c. Jari – jari hidrolis (R)
A
R=
P
0,24
R=
1,4
R = 0,17 m
d. Kecepatan aliran (V)
2 1
1
V= × R3 × S 2
n
2 1
1
V= × 0,173 × 0,022
0,015
V =2,894 m/detik
e. Debit saluran (Q)
h=4m h=4m
b = 2,6 m
b = 2,6 m
Sumber : Data Lapangan
w = 0,6 m
b = 2,6 m b = 9,18 m
w = 0,6 m
b = 2,6 m b = 9.2 m
5.2 Saran
Saran dari penulis yang bermanfaat, yaitu :
1. Perlu adanya operasi pemeliharaan untuk setiap perumahan agar terpelihara dengan baik.
2. Sistem drainase harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Perhatikan sistem drainase
wilayah administrasi sekitar.
3. Perlu adanya sumur resapan di setiap rumah untuk mengurangi Direct Run Off.
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Standarisasi Nasional. 1994. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3434. Jakarta
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Wesli. 2009. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Lampiran