Erwin Batista
1116020028
2 Sipil 2
Teknik Sipil
BAB I
Pendahuluan
1.1Latar Belakang
A. Saluran Terbuka
Awalnya sistem saluran ini hanya untuk menampung dan mengalirkan air
hujan, namun karena beberapa hal sistem saluran ini dialihfungsikan
menjadi saluran campuran. Konstruksinya-pun berbeda baik di daerah
pinggiran kota, maupun dalam kota. Di pinggiran kota saluran ini tidak
diberikan lapisan pelindung, namun di dalam kota saluran terbuka ini
harus diberi lapisan pelindung dengan beton. Sistem saluran terbuka
biayanya lebih rendah dibandikan dengan saluran tertutup, saluran ini
juga tidak menggunakan teknologi yang rumit. Penampungan saluran
terbuka lebih sering berbentuk trapezium, namun tetap menyesuaikan
dengan kondisi lahan yang ada. Jika lahan yang tersedia terbatas, maka
saluran ini bisa juga dibuat berbentuk persegi.
B. Saluran Tertutup
Ada tiga bentuk fisik dalam Sistem Saluran Drainase, yaitu adalah :
Sistem Saluran Primer -> Saluran utama yang menerima aliran dari
saluran sekunder, akhir saluran primer adalah
Badan Penerima Air.
Sistem Saluran Sekunder -> Saluran terbuka atau tertutup yang
menerima aliran dari saluran tersier dan
permukaan sekitar. Aliran air ini akan disalurkan
lagi ke saluran primer.
Sistem Saluran Tersier -> Saluran Drainase yang menerima dari seluruh
saluran drainase lokal.
A. Peningkatan Debit
B. Jumlah Penduduk
C. Tanah Ambles
Yang diakibatkan oleh pengamblan air tanah yang berlebehian, hal ini
membuat beberapa bagian kota terletak dibawah muka air laut pasang.
Analisa Topografi
Analisa Hidrologi
Analisa Hidrolika
Kecepat aliran yang terdapat di dalam saluran Drainase
Rencana jumlah debit saluran
Bangunan terjunan
Semur Resapan
Kegiatan Perawatan
Kegiatan perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi
dan /atau fungsi sistem tanpa ada bagian konstruksi yang diubah /
diganti, kegiatan ini meliputi; Perawatan rutin dan Perawatan berkala.
Kegiatan PerbaikKegiatan perbaikan adalah usaha-usaha untuk
mengembalikan kondisi dan/atau fungsi sistem yang mengalami
kerusakan / tidak berfungsi, kegiatan ini meliputi; Pemeliharaan khusus
dan Rehabilitasi.
Setiap negara memiliki strategi – strategi yang berbeda dan tertentu dalam
menghadapi masalah pembuangan limbah yang dimiliki negaranya.
Semua itu tergantung dari wilayah topografi dan teknologi yang
dimilikinya. Negara yang memiliki teknologi Drainase paling bagus adalah
Belanda. Belanda memiliki sistem pengelolaan air yang sangat canggih
semua ini dilakukan karena sebagai usaha Belanda karena memiliki tinggi
tanah yang berada di bawah permukaan air laut. Berdasarkan permasalah
ini, dan karena dorongan kebutuhan pemukiman setempat yang semakin
dipenuhi penduduk akhirnya Belanda mengatasi permasalahan ini dengan
menciptakan sistem eco-drainage (eko drainase). Teknologgi ini sangat
ramah lingkungan, dan mampu berkontribusi mengurangi peluang
terjadinya banjir dan juga dapat menjaga kualitas air yang dimiliki.
Ekodrainase ini berasal dari pemikiran peneliti Belanda yaitu Van Wirdum
pada tahun 1982. Setelah bertahun – tahun pemerintah Belanda telah
mengembangkan teknologi ini menjadi lebih sempurna dan maju dari
negara – negara lain. Contoh Implementasi ekodrainase ini bisa dilihat di
kota Utrecht. Air hujan yang turun akan di bedakan menjadi dua, yaitu air
hujan bersih seperti air yang mengalir dari atap, dan air hujan kotor yang
merupakan air yang tergenang dijalanan. Air yang bersih ini akan
dialirkan ke rerumputan sehingga dapat langsung terserap ketanah,
sedangkan yang dianggap kotor akan dibuang ke bendungan tepi laut.
Pemerintah sadar bahwa tidak semua air harus disalurkan ke kanal dank e
laur, karena lokasinya yang rendah Belanda justru harus mengurangi
volume air buangan yang mereka produksi. Tidak hanya itu saja, namun
pemerintah Utrecth juga memberlakukan sistem paving untuk jalanan –
jalanannya, hal ini bertujuan agar air yang tergenang bisa langsung turun
dan terserap kedalam tanah. Metode ini telah diimplementasikan juga di
beberapa bagian di negara Indonesia.
Tidak hanya Belanda, negara lain yang memiliki sistem Drainase yang
tidak kalah bagus adalah Jepang. Jepang menciptakan proyek G-Cans yang
merupakan jalur air bawah tanah dan air besar, jalur ini dibuat oleh
pemerintah jepang untuk melindung Tokyo dari banjir selama musim
hijan. Kompleks G-Cans dilengkapi dengan 59 Turbo Pump yang setara
dengan kapasitas 14 ribu tenaga kuda. Tidak hanya dirancang untuk
mengantisipasi banjir, namun G-Cans juga dijadikan sebagai lokasi wisata
di Tokyo.
BAB III
Kesimpulan