Anda di halaman 1dari 15

1.

GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN JARINGAN IRIGASI


Jenis bangunan pada jaringan irigasi secara prinsip terbagi menjadi 8 (delapan)
kelompok yaitu :

1) Bangunan Pengukur Debit


Agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka harus diukur (dan diatur) pada
hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier.

Bangunan pengukur debit pada saluran irigasi yaitu :

a. Alat Ukur Ambang Lebar


Bangunan ukur ambang lebar dianjurkan karena bangunan ini kokoh dan mudah
dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu bangunan ini mudah
disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. Hubungan tunggal antara muka air
hulu dan debit mempermudah pembacaan debit secara langsung dari papan duga
tanpa memerlukan tabel. Alat ukur ini adalah bangunan aliran atas (overflow),
untuk ini tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu.

Gambar 7 Alat Ukur Ambang Lebar dengan Pemasukan Bermuka Datar dan
PeralihanPenyempitan

b. Alat Ukur Orifis dengan Tinggi Energi Tetap (Orifice Constant Head)
Alat ukur dengan tinggi energi tetap (CHO = Constant Head Orifice) adalah
kombinasi pintu pengukur dan pengatur dalam suatu bangunan sehingga
eksploitasinya (operasional) didasarkan pada penyetelan dan mempertahankan
tinggi energinya di seberang bukaan pintu orifis hulu dengan cara menyesuaikan
pengatur sebelah hilir.
Gambar 8. Alat ukur orifis dengan tinggi energi tetap

c. Alat Ukur Long-Throated Flume


Bangunan ini terdiri dari bagian transisi, yaitu bagian yang menghubungkan
saluran dengan flume, bagian ini berbentuk prismatik dimana transisi dinding
dan lantai bisa lurus (plane) atau cylindrical, jika menggunakan cylindrical
disarankan menggunakan r sama dengan 2 H1 maksimal. Sedangkan jika
berbentuk lurus (plane) disarankan dengan kemiringan 1:3.

Gambar 9 Bentuk-Bentuk Transisi Rectangular Long Throated Flume


Gambar 10 Potongan Memanjang Alat Ukur Long Throated Flume

d. Alat ukur Romijn


Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk
mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat
bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong.
Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.

Gambar 11 Alat ukur Romijn

e. Alat ukur Crumpt-de Gruyter


Alat ukur Crumpt-de Gruyter yang dapat disetel adalah saluran ukur leher
panjang yang dipasangi pintu gerak vertikal yang searah aliran (streamline).
Bangunan ini dilengkapi pintu sorong yang dapat disetel sehingga dapat dipakai
untuk mengukur dan mengatur debit.

Gambar 12 Alat ukur Crumpt-de Gruyter

f. Neyrpic Module
Pintu Romijn dan Crump de Gruyter mempunyai kelemahan sama yaitu sering
dicuri. Menyadari kondisi tersebut maka terdapat tipe pintu yang relatif dapat
mengatasi permasalahan diatas, yaitu Neyrpic Module. Selain lebih sulit dicuri
tipe ini sangat mudah pengoperasiannya. Neyrpic module ini adalah terdiri dari
beberapa modul yang terpasang dalam satu set pintu yang dapat
digerakkan/diangkat secara terpisah. Pada setiap pintu-pintu tersebut sudah
ditentukan dimensinya sedemikian sehingga pada bukaan dan ketinggian muka
air tertentu mempunyai debit sesuai yang diharapkan. Sehingga operasi pintu ini
hanya ada dua pilihan yaitu buka penuh atau ditutup. Jadi besaran debit yang
lewat ditentukan oleh jumlah pintu yang dibuka bukan berdasarkan tinggi
bukaan pintu seperti tipe pintu yang lain.

g. Alat ukur Ambang Tajam


Ambang tajam adalah salah satu alat pengukur debit yang cukup mudah dalam
pembuatan dan pengoperasiannya. Ambang ini menggunakan prinsip aliran
kritis untuk mengukur aliran dimana debit yang mengalir dapat dihitung dengan
hanya mengukur tinggi muka air di hulu ambang. Ambang tajam yang sering
digunakan memiliki penampang berbentuk segi tiga (V-Notch), segi empat
(rectangular), trapezium (Cipoletti) atau bentuk lain.
 Alat Ukur Cipoletti merupakan penyempurnaan dari alat ukur ambang
tajam yang dikontraksi sepenuhnya. Alat ukur ini memiliki potongan
pengontrol trapesium, mercunya horizontal dan sisi-sisinya miring ke
samping dengan kemiringan 4:1 (4 vertikal : 1 horizontal).

Gambar 13 Alat Ukur Cipoletti

 Bentuk penampang pelimpah aliran dari ambang tajam penampang


berbentuk empat persegi panjang

Gambar 14 Skema Alat Ukur Ambang Tipis Segi Empat

 Untuk ambang tipis segi tiga menurut SNI 03-6455.4-2000. Ambang


adalah bagian dasar pelimpah yang berfungsi sebagai alat pengukur
aliran. Debit adalah volume aliran air yang mengalir persatuan waktu
tertentu. Bentuk penampang pelimpah aliran dari ambang tajam segi tiga
yaitu penampang berbentuk segi tiga sama kaki seperti huruf V yang
puncak sudut ambang mengarah ke hilir.

Gambar 15 Bentuk Penampang Ambang Tajam Segitiga


h. Pipa Sadap Sederhana
Pipa sadap sederhana berupa sebuah pipa dengan diameter standar 0,15m,
0,20m, 0,25m, 0,30m, 0,40m, 0,50m atau 0,60m yang bisa ditutup dengan pintu
sorong. Dalam kondisi tersedia head yang mencukupi pipa dapat terpasang
dengan aliran jatuh bebas (Free fall flow), tetapi jika tidak tersedia head yang
mencukupi pipa dapat juga dipasang dengan aliran tenggelam (Submerge).
Aliran melalui bangunan ini tidak dapat diukur tapi dibatasi sampai debit
maksimum, yang bergantung kepada diameter pipa dan beda tinggi energi. Pada
saluran besar dimana ada sadapan untuk tersier kecil, tidak ekonomis untuk
membangun kompleks bangunan pengatur, maka direkomendasikan dibangun
bangunan pipa sadap sederhana..
Gambar 16 Bangunan Sadap Pipa Sederhana

2) Bangunan Pengatur Tinggi Muka Air


Banyak jaringan saluran irigasi dieksploitasi sedemikian rupa sehingga muka air di
saluran primer dan saluran cabang dapat diatur pada batas-batas tertentu oleh
bangunan-bangunan pengatur yang dapat bergerak. Dengan keadaan eksploitasi
demikian, muka air dalam hubungannya dengan bangunan sadap (tersier) tetap
konstan. Terdapat empat jenis bangunan pengatur muka air yang sering dipakai
yaitu pintu skot alok, pintu sorong, mercu tetap, dan kontrol celah trapesium.
Kedua bangunan pertama dapat dipakai sebagai bangunan pengontrol untuk
mengendalikan tinggi muka air di saluran. Sedangkan kedua bangunan yang
terakhir hanya mempengaruhi tinggi muka air.

a. Pintu skot balok


Dilihat dari sisi konstruksi, pintu skot balok merupakan peralatan yang
sederhana. Balok-balok profil segi empat ditempatkan tegak lurus terhadap
potongan segi empat saluran. Balok-balok tersebut disangga di dalam
sponeng/alur yang lebih lebar 0,03 m sampai 0,05 m dari tebal balok-balok itu
sendiri.
Gambar 17 Pintu skot balok

b. Pintu sorong
Lebar standar untuk pintu pembilas bawah (undersluice) adalah 0,5 ; 0,75 ; 1,0 ;
1,25 ; dan 1,50 m. Kedua ukuran yang terakhir memerlukan dua stang
pengangkat.
Gambar 18 Pintu sorong

c. Mercu Tetap dan Celah Kontrol Trapesium

Gambar 19 Mercu tetap Gambar 20 Sketsa dimensi celah kontrol

3) Bangunan Bagi dan Sadap


a. Bangunan bagi
Apabila air irigasi dari saluran primer ke sekunder, maka akan dibuat bangunan
bagi. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan
mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari pintu-pintu
bangunan bagi berfungsi sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintu-
pintu sadap lainnya mengukur debit.
Gambar 21 Saluran primer dengan bangunan pengatur dan sadap ke saluran sekunder

b. Bangunan pengatur
Bangunan pengatur akan mengatur muka air saluran di tempat-tempat di mana
terletak bangunan sadap dan bagi. Tabel C.1 memberikan perandingan
bangunan-bangunan pengatur muka air.

c. Bangunan sadap
1) Bangunan sadap sekunder akan memberi air ke saluran sekunder dan oleh
sebab itu melayani lebih dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan-
bangunan sadap ini lebih dari 0,250 m3/dt.
2) Bangunan sadap tersier akan memberi air kepada petak-petak tersier.
Kapasitas bangunan sadap ini berkisar antara 50 l/dt sampai 250 l/dt.

4) Bangunan Pembawa
Dalam saluran terbuka, ada berbagai bangunan yang digunakan untuk membawa
air dari suatu ruas hulu ke ruas hilir. Bangunan-bangunan ini bisa dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu :

1. Bangunan-bangunan dengan aliran subkritis.


2. Bangunan-bangunan dengan aliran superkritis.

Contoh untuk kelompok bangunan pertama adalah: gorong-gorong, flum, talang


dan sipon. Contoh untuk kelompok kedua adalah bangunan pengukur dan pengatur
debit, bangunan terjun serta got miring.

a. Gorong-gorong
Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air
(saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya
saluran), bawah jalan atau jalan kereta api.

Gambar 22 Perlintasan dengan jalan kecil (gorong-gorong)

b. Sipon
Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain
(biasanya pembuang) atau jalan. Pada sipon air mengalir karena tekanan.
Gambar 23 Sipon

c. Talang dan Flum


Talang dan flum adalah saluran-saluran buatan yang dibuat dari pasangan,
beton, baja atau kayu. Di dalamnya air mengalir dengan permukaan bebas.
Talang dibuat untuk melintasi lembah, saluran pembuang, saluran irigasi,
sungai, jalan atau rel kereta api atau di sepanjang lereng bukit dan sebagainya.

Gambar 24 Talang
Gambar 25 Flum

d. Bangunan Terjun dan Got Miring


Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah
lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan.

Gambar 26 Bangunan terjun Gambar 27 Got miring

5) Kolam Olak
Kolam olak/peredam energi (stilling basin) berfungsi untuk memperlambat
kecepatan tinggi suatu aliran air, sehingga daya rusak penggerusnya dapat
dikurangi/dinormalkan kembali.

Kolam olak

Gambar 28 Contoh kolam olak tipe vlugter

6) Bangunan Lindung
Kelompok bangunan ini dipakai untuk melindungi saluran dan bangunan terhadap
kerusakan yang diakibatkan oleh jumlah air yang berlebihan. Lindungan ini bisa
dicapai dengan beberapa tipe bangunan yang memerlukan persyaratan yang
berbeda-beda.

a. Saluran pelimpah (overflow spillway), bangunan yang relatif murah dibangun di


tanggul saluran untuk membuang air lebih.
b. Sipon pelimpah (siphon spilway) memiliki kapasitas yang besar untuk besaran
muka air yang cukup konstan.
c. Pintu otomatis mempertahankan tinggi muka air tetap untuk debit yang
bervariasi.
d. Bangunan pembuang/penguras silang untuk mengalirkan air buangan/kurasan
dengan aman lewat di atas, di bawah atau ke dalam saluran. Fungsinya untuk
mengosongkan saluran untuk keperluan inspeksi, pemeliharaan, pengeringan
berkala, atau darurat.
Gambar 29 Saluran Pelimpah

Anda mungkin juga menyukai