Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SISTEM TRANSPORTASI

PELANGGARAN LALU LINTAS

Oleh :

Nama Kelompok : NIM :

1. Yordan Tubagus Dewa Randja (1761121001)


2. I Komang Arya Sukrawan (1761121006)
3. Tama Dua Hupomone Sailana (1761121012)
4. Kholik Adi Nurani (1761121014)
5. Gede Wahyu Pranata (1761121024)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS WARMADEWA

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Permasalahan yang selalu dihadapi di kota besar adalah masalah pelanggaran lalu lintas.
Pelanggaran, menurut Sudarto (1990: 57) “perbuatan yang oleh umum baru disadari sebagai
tindak pidana, karena undang-undang menyebutnya sebagai delik, jadi karena ada undang-
undang mengancam dengan pidana misalnya memparkir motor di sebelah kanan jalanan.”
Pengertian pelanggaran tersebut berbeda dengan pernyataan (Prodjodikoron 1981: 28) yang
mengartikan pelanggaran sebagai “perbuatan melanggar sesuatu dan berhubungan dengan
hukum berarti lain dari pada perbuatan melanggar hukum”
Pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan atau tindakan seseorang yang bertentangan
dengan ketentuan – ketentuan peraturan perundang – undangan lalu lintas jalan atau
peraturan perundang – undangan lainnya. Pelanggaran lalu lintas yang sering disebut juga
tilang merupakan ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU nomor 14 tahun 1992
(www.transparansi.or.id,2009).
Tujuan suatu hukum pidana adalah menakut - nakuti seseorang supaya tidak melakukan
perbuatan yang tidak baik atau mengarahkan seseorang yang melakukan perbuatan yang
tidak baik menjadi baik dan bisa diterima lagi oleh masyarakat.
Perkembangan lalu lintas dapat memberi pengaruh, baik bersifat negative maupun bersifat
positif bagi kehidupan masyarakat. Sebagaimana diketahui sejumlah kendaraan yang beredar
dari tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini membawa pengaruh terhadap keamanan lalu
lintas yang serng terjadi, pelanggaran lalu lintas yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh tidak sekedar pengemudi kendaraan yang buruk pejalan
kaki yang kurang hati-hati, keruksakan kendaraan, rancangan jalan dan kurang mematuhi
rambu lalu lintas” (Suwardjoko : 2005:135) pemakai jalan memiliki peranan yang sangat
penting sehingga penyelenggaraanya dikuasai oleh negara dan dilakukan oleh pemerintah
untuk mewujudkan pengguna jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur.
Pembinaan di bidang lalu lintas jalan meliputi aspek, pengaturan, pengendalian dan
keselamatan, keamanan, ketertiban, kelancaran lalu lintas jalan.
Dalam rangka pembinaan lalu lintas jalan, diperlukan penetapan suatu aturan umum dan
berlaku secara nasional dengan ketentuan lalu lintas yang berlaku secara internasional.

1.2. TUJUAN LAPORAN


Tujuan pembahasan Laporan ini agar masyarakat sadar akan pentingnya keselamatan diri saat
berkendara dijalan raya dengan tidak melakukan pelanggaran lalu lintas dan untuk menambah
wawasan seputar wawasan pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi sekitar kita. Dan agar
masyarakat mengerti dampak dari peralaku berkendara yang tidak sesuai aturan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LOKASI PELANGGARAN LALU LINTAS


Lokasi pelanggaran yang kami jadikan tempat pengamatan berada di Jalan Raya Kerobokan,
Kuta Utara, Kabupaten Badung

Gambar : Lokasi pelanggaran lalu lintas


Sumber : Google Earth

Gambar : pelanggaran di lokasi


Sumber : hasil pengamatan
2.2 JENIS PELANGGARAN LALU LINTAS
Jenis pelanggaran yang terjadi yaitu terdapat beberapa pengendara sepeda motor yang
melewati trotoar yang seharusnya digunakan oleh pengguna jalan kaki

2.3 FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN LALU LINTAS


Faktor – faktor penyebab pelanggaran lalu lintas yang terjadi yaitu :
1) Pengendara sepeda motor mungkin sedang terburu – buru berangkat kerja atau ada
acara lain dirumahnya.
2) Pengendara tersebut sudah terbiasa melewati trotoar.
3) Faktor jalan yang mungkin kurang lebar.
4) Pengendara tidak mengetahui bahayanya melewati trotoar.

2.4 SOLUSI DAN SARAN UNTUK MENGATASI PELANGGARAN LALU LINTAS


Beberapa solusi dan saran yang dilakukan dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas yaitu :
1) Pemerintah daerah atau pusat membangun fasilitas pejalan kaki yang sulit dirangsek
pengguna kendaraan bermotor. Namun, tetap menjaga keamanan, kenyamanan, dan
keselamatan seluruh kelompok pejalan kaki.
2) Pemerintah melalui aparat penegak hukumnya menindak dengan tegas, konsisten,
kredibel, transparan, dan tidak pandang bulu terhadap pengendara yang melanggar.
3) Pengguna roda dua yang menggunakan trotoar tidak sebagaimana mestinya
mengganggu hak para pejalan kaki. Untuk itu perlu diberikan kesadaran tertib berlalu
lintas yang benar.
4) Menyadarkan perilaku pengendara yamg melanggar untuk berkendara yang aman dan
sangat penting bagi diri sendiri juga orang lain.
5) Pemerintah menghimbau pengendara juga harus menghargai hak pejalan kaki. Karena
jika melanggar, pemerintah akan melakukan sanksi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Masi banyak masyarakat kususnya para pengendara yang masih
melanggar peraturan lalu lintas di jalan raya
b. Pelanggaran lalu lintas yang terjadi sebagian besar dilakukan oleh
pengendara sepeda motor
c. Pelanggaran lalu lintas yang terjadi juga disebabkan oleh beberapa factor:
 Pengendara sedang buru – buru
 Sempitnya jalan
 Pengendara sudah biasa melewati (melanggar )

3.2. SARAN

Saran yang dapat kami berikan adalah kita sebagai masyarakat kususnya
pengendara roda dua maupun roda empat sebaiknya kita mematuhi peranturan
berlalulintas demi keselamatan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Hasil pengamatan
UU nomor 14 tahun 1992
www.transparansi.or.id,2009
Suwardjoko : 2005:135

Anda mungkin juga menyukai