Anda di halaman 1dari 10

Fakto – Factor Yang Dipertimbangkan Dalam Pembangunan Bangunan Air

1. keadaan lapangan
2. drainase
3. topografi
4. tanah
5. kemiringan
PEMBAHASAN

1. Pengertian Bangunan Ukur


Bangunan ukur adalah bangunan untuk
mengukur debit yang lewat pada saluran.
Dalam jaringan irigasi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke dalam saluran
harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan yang fungsinya untuk mengukur
debit air pada saluran irigasi yang disebut bangunan ukur debit.
Bangunan ukur biasanya difungsikan juga sebagai bangunan pengontrol. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk
mengalirkan debit tertentu. Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya
merupakan suatu pelimpah dengan ambang lebar atau ambang tajam.
Pengalir pada bangunan pengontrol dilakukan dengan cara melalui atas bangunan
(melimpah/overflow) atau melalui bawah pintu. Kondisi hidraulika ini
dimanfaatkan dalam desain dan perancangan pintu-pintu air, yang semuanya
didasarkan pada sifat aliran sempurna. Jika ternyata aliran yang terjadi bukan aliran
sempurna, maka dalam aplikasinya pintu-pintu tersebut diberi tabel-tabel koreksinya.
Adapun syarat-syarat umum dalam pembuatan dan pemakaian bangunan ukur
adalah sebagai berikut :
1. Semua debit harus dapat dialirkan lewat bangunan ukur dan pengukuran harus
dapat dilaksanakan dengan seksama.
2. Mudah dan cepat pelayanannya.
3. Tidak mahal pembuatan dan pemeliharaannya.
4. Hasil pengukuran harus cukup teliti.
5. Alat pengukur harus dapat dikunci supaya tidak mudah diganggu.
6. Kehilangan tekanan harus sekecil mungkin.
7. Harus peka sebagai akibat perubahan debit.
8. Rumus pengalirannya sederhana.
9. Terhindar dari gangguan sampah dan benda padat lainnya serta angkutan sedimen.
2. Macam-Macam Bangunan Ukur
Bangunan ukur berfungsi sebangai pengukur debit air pada hulu salur
primer.
Pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier agar pengelolaan air
menjadi efektif.
1. Bangunan Ukur Ambang Lebar
Bangunan ukur Ambang lebar bangunan ukur ini adalah bangunan
aliran
atas (overflow), sehingga tinggi energi hulu lebih kecil pada pandang
mercu. Bangunan ini didesain untuk mengukur debit pada saluran yang
kehilangan tinggi energi sebagai hal. pokok menjadi bahan pertimbangan, pola
aliran di atas banguna ukur ini dapat di tanganani dengan teori hidrolika yang
sudah ada sekaarang, sehingga bangunan ini bisa memiliki bentuk yang
berbeda-beda debitnya tetap.
Alat ukur ambang lebar dan flum leher panjang adalah bangunan-
bangunan pengukur debit yang dipakai pada saluran dimana kehilangan tinggi
energi merupakan hal pokok yang menjadi bahan pertimbangan. Bangunan ini
biasanya ditempatkan diawal saluran primer, pada titik cabang saluran besar dan
tempat tidur pintu sorong pada titik masuk tersier.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki bangunan ukur ambang lebar :
a. Bentuk hidrolis, luwes, dan sederhana.
b. Konstruksinya kuat, sederhana dan murah.
c. Benda-benda hanyut bisa dilewatkan dengan mudah.
d. Eksploitasi mudah.
Kelemahan-kelemahan yang dimiliki bangunan ukur ambang lebar :
e. Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur.
f. Agar pengukurannya teliti bangunan tidak boleh tenggelam.
2. Bangunan Ukur Thompson
Pintu ukur Thompson didasarkan pada prinsip aliran yang melimpah
sempurna melalui ambang tajam. Pada pintu ukur Thompson ambang
berbentuk segitiga siku-siku. Pintu ukur ini umumnya terbuat dari plat besi yang
ditanamkan pada pasangan batu.

(Gambar tampak atas)

(Gambar tampak depan) (Gambar potongan samping)

Dalam penggunaannya, pintu ukur debit Thompson ini digunakan untuk


mengukur air yang debitnya kecil, seperti di saluran yang mengalirkan air ke
kebun tebu. Karena pada umumnya untuk mendapatkan hasil tebu yang baik
sebuah perkebunan tebu tidak akan dialiri air yang banyak. Selain pada
perkebunan tebu, pintu ukur ini juga sering digunakan pada saluran tersier dan
kuarter yang melayani areal kecil. Pintu ukur ini juga mengharuskan adanya
aliranyang tenang sehingga penempatan pintu ukur ini sangat cocok pada areal
atau daerah yang cenderung datar atau tingkat keterjalannya rendah. Hal lain yang
menjadikan pintu ukur Thompson ini sangat cocok pada perkebunan tebu adalah
karena pintu ukur ini sederhana, dapat dibuat dari bahan lokal seperti plat besi
atau kayu sehingga pada sewaktu-waktu dapat dipindahkan ke areal yang lain.

3. Bangunan Ukur Cipoletti


Alat ukur Cippolleti adalah suatu alat ukur debit berdasarkan peluapan
sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur ini merupakan dinding tegak dengan
penampang pengaliran (penampang basah) yang berbentuk trapesium
(sisinya 4 : 1). Alat ukur debit ini digunakan untuk mengukur debit saluran yang
tidak begitu
besar dengan debit antara 200 hingga 2000 1/d, dan biasa dipakai pada
saluran yang langsung ke sawah. Alat ini sesuai dipakai di pegunungan dimana
tanah mempunyai kemiringan yang cukup besar.
Prinsip kerja bangunan ukur Cipoletti di saluran terbuka adalah menciptakan
aliran kritis. Pada aliran kritis, energi spesifik pada nilai minimum sehingga ada
hubungan tunggal antara head dengan debit. Dengan kata lain Q hanya
merupakan fungsi H saja.

(Gambar tampak depan sekat ukur cipoletti)


Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh alat ukur cipoletti :
a. Sederhana dan mudah dibuat
b. Biaya pelaksanaan tidak mahal
Kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh alat ukur cipoletti :
c. Terjadi sedimentasi dihulu bangunan.
d. Pengukuran debit tidak bisa dilakukan jika muka air hilir naik diatas elevasi
ambang bangunan ukur.
4. Bangunan Ukur Romjin
Pintu romijn adalah alat ukur ambang lebar yang biasa digerakkan untuk
mengatur dan mengukur debit didalam jaringan saluran irigasi. Agar
dapat
bergerak, mercunya dibuat dari plat baja dan dipasang diatas pintu sorong.
Pintu ini dihubungkan dengan alat penggerak. Ambang dari pintu Romijn
dalam
pelaksanaan pengukuran dapat dinaik turunkan,yaitu dengan bantuan alat
pengangkat.
Sejak pengenalan pada tahun 1952, pintu romijn telah dibuat dengan tiga
bentuk yaitu :
a. Bentuk mercu datar dan lingkaran dengan gabungan untuk peralihan
penyempit hulu.
b. Bentuk mercu miring keatas 1:25 dan lingkaran tunggal sebagai pengalihan
penyempitan.
c. Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh alat ukur romijn:
a. Bangunan itu bisa mengukur dan mengatur sekaligus.
b. Dapat membilas endapan sedimen halus.
c. Kehilangan tinggi energi lebih kecil.
d. Ketelitian baik.
e. Eksploitasi mudah.
Kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh alat ukur romijn:
f. Pembuatannya rumit dan mahal.
g. Bangunan itu membutuhkan muka air yang tinggi pada saluran
h. Biaya pemeliharaan bangunan itu lebih mahal.
i. Bangunan itu dapat disalah gunakan dengan cara membuka pintu bawah.
j. Bangunan itu peka terhadap fluktuasi muka air saluran pengarahan.
5. Alat Ukur Parshall Flume
Parshall flume adalah alat ukur debit dengan cara membuat aliran kritis
yang dapat dilihat dengan terjadinya loncatan air pada bagian tenggorokan (throat
section). Bila terjadi aliran tenggelam yang dapat dilihat dengan mengecilnya
loncatan air pada bagian tenggorokan (sub merged flow) maka perlu diadakan
koreksi debit pada debit yang diukur.
Alat ukur tipe ini ditentukan oleh lebar dari bagian penyempitan,yang
artinya debit air diukur berdasarkan mengalirnya air melalui bagian yang
menyempit (tenggorokan) dengan bagian dasar yang direndahkan.
Kelebihan penggunaan bangunan ukur Parshall Flume :
a. Dapat mengukur pembagian dan penyadapan air pada tinggi tekan yang kecil.
b. Dapat membersihkan endapan didepan alat ukur dengan sendirinya karena
kecepatan aliran di leher diakibatkan elevasi dasar leher.
c. Tidak mudah diubah pembagian airnya oleh orang yang tidak bertanggung
jawab.
d. Mampu mengukur debit dengan kehilangan tinggi energi yang relatif kecil.
e. Tak mudah diubah-ubah oleh petani untuk mendapatkan air diluar jatah.
Kekurangan penggunaan bangunan ukur Parshall Flume :
a. Tidak dapat digunakan pada kombinasi bangunan dengan jarak dekat karena
alat ukur ini memerlukan aliran masuk yang seragam dan muka air yang
relatif tenang.
b. Biaya pembangunan lebih besar dibandingkan bangunan ukur lainnya.
c. Proses pembuatannya memerlukan ketelitian yang ekstra.
6. Bangunan Ukur Vlugter

Tipe ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan kodisi sungai tidak membawa
batuan-batuan besar. Tipe ini banyak digunakan di Indonesia.
7. Bangunan Ukur Crump De Gruyter
Alat ukur ini menggunakan prinsip hidrolika aliran yang melalui bukan
pada
bawah pintu. Bagian bawah pintu dibuat dengan sistem bulat sedemikian
rupa sehingga mengurangi hambatan pada aliran.

Bangunan ukur crump de gruyter dapat dipakai dengan berhasil jika keadaan
muka air disalurkan selalu mengalami fluktuasi atau jika oriffice harus
bekerja
pada keadaan muka air rendah disalurkan. Alat ukur ini mempunyai kehilangan
tinggi energi yang lebih besar dari pada alat ukur romijn. Bila tersedia kehilangan
tinggi energi yang memadai pemeliharaannya tidak sulit dibandingkan dengan
bangunan ukur lainnya
Kelebihan-kelebihan bangunan ukur crump de gruyter :
a. Bangunan ini dapat mengukur debit air.
b. Bangunan ini tidak mempunyai masalah dengan sedimentasi.
c. Eksloitasi mudah dan pengukuran teliti.
d. Bangunannya kuat.
Kelemahan-kelemahan bangunan ukur crump de gruyter :
e. Pembuatannya rumit dan mahal.
f. Biaya pemeliharaannya mahal.
g. Kehilangan tinggi energi yang besar.
h. Bangunan ini mempunyai masalah dengan benda.

Anda mungkin juga menyukai