Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

“HIDROLOGI TERAPAN”

Disusun oleh :

DILLA P

4521041014

PROKRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2022/2023
BANGUNAN UKUR IRIGASI

Dalam jaringan irigasi teknis atau semi teknis, banyaknya debit air yang
mengalir ke dalam saluran irigasi harus dapat diukur dengan seksama agar
pembagian air dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan
suatu alat ukur yan fungsinya untuk mengukur debit air pada saluran terbuka salah
satunya dengan menggunakan bangunan ukur. Tujuan diadakannya bangunan ukur
irigasi adalah pemberian air irigasi dapat diberikan sesuai kebutuhan tanaman,
mencegah kelebihan air sehingga air tidak luber di saluran (over toping) serta untuk
menyusun perencanaan pembagian air secara adil merata

Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal


ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk
mengalirkan debit aliran air tertentu. Bangunan ukur debit yang biasa digunakan
pada umumnya merupakan suatu pelimpah dengan ambang lebar atau ambang
tajam. Pengaliran pada bangunan pengontrol dilakukan dengan cara melalui atas
bangunan melimpah overflow atau melalui bawah pintu celah.

Dalam kegiatan operasi irigasi, bangunan ukur debit memegang peranan


penting. Bangunan ukur harus selalu dalam kondisi baik agar dapat menjalankan
fungsi hidrolik dengan baik. Bangunan ukur memudahkan petugas operasi irigasi
untuk mengukur debit yang akan dialirkan hanya dengan melihat tinggi muka air di
peilschaal bangunan ukur dan mencocokkan pada tabel lengkung debit yang ada.
Apabila terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan jumlah debit yang dialirkan,
berpotensi menimbulkan konflik antar pengguna air irigasi serta berpengaruh
terhadap tingkat efisiensi pelayanan air irigasi pada suatu daerah irigasi

❖ Jenis-Jenis Bangunan Ukur Debit

Jenis-jenis bangunan ukur yang biasa digunakan dalam jaringan teknis antara lain,
yaitu

• Pelimpah Ambang Tajam; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air
(Cipoletti, Thomson)

• Pelimpah Ambang Lebar; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air
(Drempel)
• Parshal; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.

• Pintu Romijn; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.

• Flume; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air

• Crump de Gruyter; aliran bawah, dapat mengatur taraf muka air.

• Constant Head Orifice; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

• Pintu Sorong; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

Beberapa contoh Bentuk Bangunan Ukur Debit yang sering dipergunakan di


lapangan antara lain :

Gambar Bangunan Ukur Pelimpah Ambang Lebar (Drempel)


Gambar Bangunan Ukur Pelimpah Ambang Lebar Pintu Romijn

Gambar Bangunan Ukur Pelimpah Ambang Tajam Thomson

Berbagai macam bangunan ukur dan peralatan telah dikembangkan. Namun untuk
menyederhanakan pengelolaan irigasi, hanya beberapa jenis bangunan ukur saja
yang diijinkan pada daereah irigasi. Rekomendasi penggunaan bangunan tertentu
didasarkan pada faktor penting antara lain:

• Kecocokan bangunan untuk keperluan pengukuran debit

• Ketelitian pengukuran di lapangan

• Bangunan yang kokoh, sederhana dan ekonomis

• Rumus debit sederhana dan teliti

• Eksploitasi dan pembacaan papan duga mudah


• Dalam satu sistem irigasi diusahakan dipakai 1 (satu) tipe bangunan ukur
atau maximum digunakan 2 tipe bangunan ukur.

• Pemeliharaan sederhana dan murah

• Cocok dengan kondisi setempat dan dapat diterima oleh para petani.

• Terhindar dari gangguan sampah dan benda padat lainnya serta angkutan
sedimen.

❖ Tata Letak Bangunan Ukur

Tata letak bangunan ukur pada jaringan irigasi antara lain :

• Bangunan Utama : Bagian Hulu Saluran Primer

• Bangunan Bagi/Bagi-Sadap : Hulu Saluran Sekunder/Sub Sekunder

• Bangunan Sadap : Awal sadap tersier

Dalam pelaksanaan pembuatan bangunan ukur di jaringan irigasi hendaknya


dibatasi sampai dua atau maksimum tiga jenis saja. Hal ini dimaksudkan untuk
menyederhanakan eksploitasi dan pemeliharaan serta memudahkan petugas di
dalam pengukuran debitnya.Bangunan ukur yang banyak dipergunakan dalam
jaringan irigasi adalah bangunan ukur Tipe Pelimpah Ambang Lebar (Drempel).
Bangunan ukur ini merupakan bangunan aliran atas (overflow). Bangunan ukur
ambang lebar ini biasanya juga dilengkapi dengan pintu pengatur yang difungsikan
sebagai bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka
air yang direncanakan dan untuk mengalirkan air dengan debit tertentu sesuai
kebutuhan.

Beberapa kelebihan penggunaan alat ukur ambang lebar ini antara lain :

1. Bentuk hidrolis, luwes dan sederhana

2. Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal

3. Benda – benda hanyut dapat dilewatkan dengan mudah

4. Pengoperasian mudah, hubungan tunggal antara muka air hulu dan debit
mempermudah pembacaan debit.
Adapun kelemahan penggunaan alat ukur ambang lebar antara lain :

1. Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja

2. Agar pengukuran teliti, aliran tidak boleh tenggelam

Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar adalah :

Q = Cd Cv 2/3 √ 2/3 g b h1,5

Dimana :

Q = Debit m3/det

Cd = Koef isien debit, Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0

H1 = adalah tinggi energi hulu, m

L = adalah panjang mercu, m

Cv = Koef isien kecepatan datang

g = Percepatan gravitasi, m/det2 (= 9,8)

bc = Lebar mercu, m

ht = Kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m.

Anda mungkin juga menyukai