Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

“HIDROLOGI TERAPAN”

Disusun oleh:
NOVITA RAMADHANI
4521041033

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
2022
BANGUNAN UKUR IRIGASI

Dalam jaringan irigasi teknis atau semi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke

dalam saluran irigasi harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu alat ukur yan fungsinya untuk

mengukur debit air pada saluran terbuka salah satunya dengan menggunakan bangunan ukur.

Dalam setiap saluran irigasi teknis terdapat bangunan ukur. Tujuan diadakannya bangunan ukur

irigasi adalah pemberian air irigasi dapat diberikan sesuai kebutuhan tanaman, mencegah

kelebihan air sehingga air tidak luber di saluran (over toping) serta untuk menyusun perencanaan

pembagian air secara adil merata. Agar mendapatkan hasil pengukuran dengan ketelitian yang

maksimal, maka pemilihan desain bangunan ukur yang dipergunakan harus disesuaikan dengan

kondisi medan di lapangan.

Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk mengalirkan debit

aliran air tertentu. Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu

pelimpah dengan ambang lebar atau ambang tajam. Pengaliran pada bangunan pengontrol

dilakukan dengan cara melalui atas bangunan melimpah overflow atau melalui bawah pintu celah.

Dalam kegiatan operasi irigasi, bangunan ukur debit memegang peranan penting.

Bangunan ukur harus selalu dalam kondisi baik agar dapat menjalankan fungsi hidrolik

dengan baik. Bangunan ukur memudahkan petugas operasi irigasi untuk mengukur debit

yang akan dialirkan hanya dengan melihat tinggi muka air di peilschaal bangunan ukur
dan mencocokkan pada tabel lengkung debit yang ada. Apabila terjadi penyimpangan

atau ketidaktepatan jumlah debit yang dialirkan, berpotensi menimbulkan konflik antar

pengguna air irigasi serta berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pelayanan air irigasi

pada suatu daerah irigasi

Jenis-Jenis Bangunan Ukur Debit

Jenis-jenis bangunan ukur yang biasa digunakan dalam jaringan teknis antara lain, yaitu

• Pelimpah Ambang Tajam; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air

(Cipoletti, Thomson)

• Pelimpah Ambang Lebar; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air

(Drempel)

• Parshal; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.

• Pintu Romijn; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.

• Flume; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air

• Crump de Gruyter; aliran bawah, dapat mengatur taraf muka air.

• Constant Head Orifice; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

• Pintu Sorong; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

Beberapa contoh Bentuk Bangunan Ukur Debit yang sering dipergunakan di lapangan antara

lain :
Gambar Bangunan Ukur Pelimpah Ambang Lebar (Drempel)

Gambar Bangunan Ukur Pelimpah Ambang Lebar Pintu Romijn


Gambar Bangunan Ukur Pelimpah Ambang Tajam Thomson

Berbagai macam bangunan ukur dan peralatan telah dikembangkan. Namun

untuk menyederhanakan pengelolaan irigasi, hanya beberapa jenis bangunan ukur saja

yang diijinkan pada daereah irigasi. Rekomendasi penggunaan bangunan tertentu

didasarkan pada faktor penting antara lain:

• Kecocokan bangunan untuk keperluan pengukuran debit

• Ketelitian pengukuran di lapangan

• Bangunan yang kokoh, sederhana dan ekonomis

• Rumus debit sederhana dan teliti

• Eksploitasi dan pembacaan papan duga mudah

• Dalam satu sistem irigasi diusahakan dipakai 1 (satu) tipe bangunan ukur atau

maximum digunakan 2 tipe bangunan ukur.

• Pemeliharaan sederhana dan murah


• Cocok dengan kondisi setempat dan dapat diterima oleh para petani.

• Terhindar dari gangguan sampah dan benda padat lainnya serta angkutan

sedimen.

Tata Letak Bangunan Ukur

Tata letak bangunan ukur pada jaringan irigasi antara lain :

• Bangunan Utama : Bagian Hulu Saluran Primer

• Bangunan Bagi/Bagi-Sadap : Hulu Saluran Sekunder/Sub Sekunder

• Bangunan Sadap : Awal sadap tersier

Dalam pelaksanaan pembuatan bangunan ukur di jaringan irigasi hendaknya

dibatasi sampai dua atau maksimum tiga jenis saja. Hal ini dimaksudkan untuk

menyederhanakan eksploitasi dan pemeliharaan serta memudahkan petugas di dalam

pengukuran debitnya.Bangunan ukur yang banyak dipergunakan dalam jaringan irigasi

adalah bangunan ukur Tipe Pelimpah Ambang Lebar (Drempel). Bangunan ukur ini

merupakan bangunan aliran atas (overflow). Bangunan ukur ambang lebar ini biasanya

juga dilengkapi dengan pintu pengatur yang difungsikan sebagai bangunan pengontrol.

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk

mengalirkan air dengan debit tertentu sesuai kebutuhan.


Beberapa kelebihan penggunaan alat ukur ambang lebar ini antara lain :

1. Bentuk hidrolis, luwes dan sederhana

2. Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal

3. Benda – benda hanyut dapat dilewatkan dengan mudah

4. Pengoperasian mudah, hubungan tunggal antara muka air hulu dan debit

mempermudah pembacaan debit.

Adapun kelemahan penggunaan alat ukur ambang lebar antara lain :

1. Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja

2. Agar pengukuran teliti, aliran tidak boleh tenggelam

Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar adalah :

Q = Cd Cv 2/3 √ 2/3 g b h1,5

Dimana :

Q = Debit m3/det

Cd = Koef isien debit, Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0

H1 = adalah tinggi energi hulu, m

L = adalah panjang mercu, m


Cv = Koef isien kecepatan datang

g = Percepatan gravitasi, m/det2 (= 9,8)

bc = Lebar mercu, m

ht = Kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m.

Anda mungkin juga menyukai