“HIDROLOGI TERAPAN”
Disusun oleh:
NOVITA RAMADHANI
4521041033
Dalam jaringan irigasi teknis atau semi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke
dalam saluran irigasi harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu alat ukur yan fungsinya untuk
mengukur debit air pada saluran terbuka salah satunya dengan menggunakan bangunan ukur.
Dalam setiap saluran irigasi teknis terdapat bangunan ukur. Tujuan diadakannya bangunan ukur
irigasi adalah pemberian air irigasi dapat diberikan sesuai kebutuhan tanaman, mencegah
kelebihan air sehingga air tidak luber di saluran (over toping) serta untuk menyusun perencanaan
pembagian air secara adil merata. Agar mendapatkan hasil pengukuran dengan ketelitian yang
maksimal, maka pemilihan desain bangunan ukur yang dipergunakan harus disesuaikan dengan
Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk mengalirkan debit
aliran air tertentu. Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu
pelimpah dengan ambang lebar atau ambang tajam. Pengaliran pada bangunan pengontrol
dilakukan dengan cara melalui atas bangunan melimpah overflow atau melalui bawah pintu celah.
Dalam kegiatan operasi irigasi, bangunan ukur debit memegang peranan penting.
Bangunan ukur harus selalu dalam kondisi baik agar dapat menjalankan fungsi hidrolik
dengan baik. Bangunan ukur memudahkan petugas operasi irigasi untuk mengukur debit
yang akan dialirkan hanya dengan melihat tinggi muka air di peilschaal bangunan ukur
dan mencocokkan pada tabel lengkung debit yang ada. Apabila terjadi penyimpangan
atau ketidaktepatan jumlah debit yang dialirkan, berpotensi menimbulkan konflik antar
pengguna air irigasi serta berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pelayanan air irigasi
Jenis-jenis bangunan ukur yang biasa digunakan dalam jaringan teknis antara lain, yaitu
• Pelimpah Ambang Tajam; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air
(Cipoletti, Thomson)
• Pelimpah Ambang Lebar; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air
(Drempel)
• Parshal; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
• Pintu Romijn; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.
• Constant Head Orifice; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
• Pintu Sorong; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
Beberapa contoh Bentuk Bangunan Ukur Debit yang sering dipergunakan di lapangan antara
lain :
Gambar Bangunan Ukur Pelimpah Ambang Lebar (Drempel)
untuk menyederhanakan pengelolaan irigasi, hanya beberapa jenis bangunan ukur saja
• Dalam satu sistem irigasi diusahakan dipakai 1 (satu) tipe bangunan ukur atau
• Terhindar dari gangguan sampah dan benda padat lainnya serta angkutan
sedimen.
dibatasi sampai dua atau maksimum tiga jenis saja. Hal ini dimaksudkan untuk
adalah bangunan ukur Tipe Pelimpah Ambang Lebar (Drempel). Bangunan ukur ini
merupakan bangunan aliran atas (overflow). Bangunan ukur ambang lebar ini biasanya
juga dilengkapi dengan pintu pengatur yang difungsikan sebagai bangunan pengontrol.
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk
4. Pengoperasian mudah, hubungan tunggal antara muka air hulu dan debit
Dimana :
Q = Debit m3/det
Cd = Koef isien debit, Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0
bc = Lebar mercu, m