Anda di halaman 1dari 26

H–4

KARAKTERISTIK ALIRAN MELALUI BROAD WEIR


SUDUT TAJAM DAN STREAMLINED (BERUJUNG BULAT)

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hidrolika adalah bagian dari “hidrodinamika” yaitu suatu ilmu yang mempelajari
sifat - sifat dan hukum - hukum yang berlaku pada zat cair baik zat cair tersebut dalam
keadaan diam maupun zat cair tersebut dalam keadaan bergerak (mengalir). Salah satu
sumber air yang banyak dimanfaatkan adalah sungai, hal ini dikarenakan pertimbangan
kuantitas airnya yang cukup melimpah. Pemanfaatan air sungai dapat dilakukan secara
langsung atau dengan menggunakan bangunan-bangunan tertentu, seperti bangunan
bendung dan bendungan.
Bendung adalah struktur bangunan penting yang bertujuan untuk meningkatkan
volume air serta menghindari penyimpanan air yang berlebihan agar tidak terjadi banjir
(sebagai bangunan pengendali banjir dan sebagai saluran irigasi), bendung ambang
lebar merupakan pembatas yang dibangun melintasi sungai untuk mengubah
karakteristik aliran bangunan bendungan berupa urugan tanah, urugan batu, dan beton,
yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk
menahan dan menampung limbah tambang, atau menampung lumpur.
Salah satunya fungsi dari bendungan ambang lebar untuk mengaliri saluran irigasi
pertanian. Koefisien dalam bendungan ambang lebar ini juga mempelajari profil
kedalaman air serta mengetahui kemampuan dalam membendung volume air yang
cukup banyak. Seperti yang telah kita ketahui, air mengalir dari hulu ke hilir, mengalir
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah (kecuali ada gaya atau
tekanan yang menyebabkan aliran kearah sebaliknya) sampai mencapai suatu elevasi
permukaan air tertentu, misalnya : Permukaan air di danau dan Permukaan air di laut.
Perjalanan air dapat juga ditambah oleh bangunan-bangunan yang dibuat oleh manusia,
seperti : Saluran Irigasi, Pipa, Gorong-gorong, talang, shypon, dan Saluran buatan yang
lain atau kanal. Walau pada umunya perencanaan saluran ditunjukkan untuk
karakteristik saluran buatan, namun konsep hidraulikanya dapat juga diterapkan sama
baiknya pada saluran alam. Apabila saluran terbuka terhdapa atmosfer, seperti sungai,
kanal, goronggorong, maka alirannya disebut Aliran saluran terbuka atau Aliran
permukaan bebas.
1.2. Maksud
1. Untuk mengetahui nilai aliran yang mengalir pada broad weir;
2. Untuk mengetahui cara menghitung koefisien limpasan;
3. Untuk mengetahui pola aliran yang terjadi pada weir.

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai aliran yang mengalir pada broad weir;
2. Untuk mengetahui cara menghitung koefisien limpasan;
3. Untuk mengetahui pola aliran yang terjadi pada weir.
4. Untuk mengetahui tinggi permukaan air

1.4. Alat yang Digunakan


1. HF507 Tilting flow channel;
2. HF507-019 kait tahan karat dan point gauge 300 mm dengan pembacaan 0,05 mm;
3. HF507-023 broad weir, berujung bulat atau datar;
4. Stopwatch;
5. Watermeter.

1.5. Bahan
1. Air.
2. CARA PENGUJIAN
2.1. Cara Pemasangan Alat
1. Pastikan flume sudah dalam keadaan datar;
2. Pasang broad weir ke dalam tilting flow channel;
3. Lakukan kalibrasi pada point gauge, setelah itu atur point gauge ke atas broad
weir.

2.2. Prosedur Percobaan


1. Nyalakan pompa air, buka penutup aliran tunggu hingga air mulai mengalir
memasuki flume;
2. Jika aliran sudah mulai memasuki flume, biarkan air mengalir hingga melewati
weir;
3. Setelah aliran melewati weir dan menyentuh point gauge, ukur tinggi aliran lalu
secara bersamaan catat juga volume aliran pada water meter, dan matikan
stopwatch;
4. Catat waktu yang didapatkan pada stopwatch;
5. Ulangi pembukaan pada penutup aliran hingga ketinggian aliran air yang
melewati weir mengalami peningkatan sebesar 9 mm, lalu catat volume aliran
yang terlihat pada water meter;
6. Untuk hasil yang lebih baik, pastikan jarak weir dari hulu itu cukup jauh;
7. Ulangi Langkah-langkah hingga 5 percobaan.
3. PEMBAHASAN TEORI
Ambang adalah jenis bangunan air yang digunakan untuk menaikkan tinggi muka
air dan menentukan debit aliran air. Ambang dibedakan berdasarkan bentuk puncak
ambang batas dan kondisi debit, berdasarkan bentuk bukaannya, ambang dibedakan
menjadi beberapa bentuk yaitu persegi, segitiga, dan trapesium.1
Bendung jambul lebar adalah struktur kunci di spillway bendungan cek, dan
koefisien pembuangannya terkait dengan kapasitas debit banjir proyek. Beberapa ahli
telah melakukan penelitian sistematis tentang koefisien pelepasan bendung ed jambul
luas dan menemukan bahwa itu berkisar antara 0,32 hingga 0,385. Faktor-faktor yang
mempengaruhi koefisien pelepasan bendung jambul lebar dalam aliran bebas terutama
adalah bentuk saluran masuk dan tinggi bendung relatif. Saat ini, sebagian besar praktik
teknik di Cina masih menggunakan pengetahuan teoretis yang relevan. Dalam aplikasi
praktis suatu proyek, bendung tipikal dapat ditentukan dengan berkonsultasi dengan
data yang relevan, dan bendung nontipikal dapat ditentukan dalam penelitian uji
spesifik.2 Hua percaya bahwa kapasitas aliran keluar bendung jambul lebar di bawah
kondisi aliran keluar terendam sangat dipengaruhi oleh penyusutan lateral, dan
memodifikasi rumus aliran bendung dengan koefisien penyusutan lateral. Wang
menggunakan teori lapisan batas untuk mempelajari koefisien perendaman bendung
jambul lebar yang ramping dengan saluran masuk busur, dan menggunakan metode
perhitungan yang sesuai.
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (overflow), untuk ini tinggi
energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di atas alat ukur ambang
lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah ada sekarang, maka bangunan
ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda - beda, sementara debitnya tetap serupa.
Gambar 1 dan 2 memberikan contoh alat ukur ambang lebar.3

1
Wang, Z., Gui, L., Zhang, J., & Li, Y. (2023). Research on the Influence of Siltation Height of Check Dams the
on Discharge Coefficient of Broad-Crested Weirs. Water (Switzerland), 15(3). 2
2
Yanti Jannah, W. M., Cahyono, A. D., Nugraha, R. P., Wijaya, E. P., Agustini, T., Setiawan, D., & Reswara, R.
(2022). CARA MUDAH MENENTUKAN DEBIT STABIL PADA SALURAN TERBUKA DENGAN
METODE SNI 8137-2015. JURNAL SPEKTRAN, 10(2), 70. 3
3
Goodarzi, E., Farhoudi, J., & Shokri, N. (2012). Flow characteristics of rectangular broad-crested weirs with
sloped upstream face. Journal of Hydrology and Hydromechanics, 60(2), 87–100. 3
Gambar 1. Alat ukur ambang lebar dengan mulut pemasukan yang dibulatkan

Gambar 2. Alat ukur ambang lebar


dengan pemasukan bermuka datar, dan
peralihan penyempitan

Mulut pemasukan yang dibulatkan pada alat ukur Gambar 1, dipakai apabila
konstruksi permukaan melengkung ini tidak menimbulkan masalah - masalah
pelaksanaan, atau jika berakibat diperpendeknya panjang bangunan. Hal ini sering
terjadi bila bangunan dibuat dari pasangan batu. Tata letak pada Gambar 2 hanya
menggunakan permukaan datar saja. ini merupakan tata letak paling ekonomis jika
bangunan dibuat dari beton. Gambar 1 memperlihatkan muka hilir vertikal bendung
Gambar 2 menunjukkan peralihan pelebaran miring 1:6. Yang pertama di pakai jika
tersedia kehilangan tinggi energi yang cukup di atas alat ukur. Peralihan pelebaran
hanya digunakan jika energi kinetik di atas mercu dialihkan ke dalam energi potensial di
sebelah hilir saluran. Oleh karena itu, kehilangan tinggi energi harus dibuat sekecil
mungkin. Kalibrasi tinggi debit pada alat ukur ambang lebar tidak dipengaruhi oleh
bentuk peralihan pelebaran hilir. Juga, penggunaan peralihan masuk bermuka bulat atau
datar dan peralihan penyempitan tidak mempunyai pengaruh apa - apa terhadap
kalibrasi.4 Permukaan - permukaan ini harus mengarahkan aliran ke atas mercu alat ukur
tanpa kontraksi dan pemisahan aliran. Aliran diukur di atas mercu datar alat ukur
horizontal.
4
Broad crested weir 5 (2). (n.d.).
Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol segi
empat adalah:
Q = C d C v 2/3 √ 2/3 g bc h 11.50
(Sumber :Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan KP04)
dimana:
Q = debit m3/dt
Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, untuk 0,1< H1/L < 1.0
H1 = adalah tinggi energi hulu, m
L = adalah panjang mercu, m
Cv. = koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( =9,81)
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m
Harga koefisien kecepatan datang dapat dicari dari Gambar 3, yang memberikan
harga - harga Cv untuk berbagai bentuk bagian pengontrol seperti pembuatan model alat
ukur debit ambang lebar.5

Gambar 3. Cv sebagai fungsi perbandingan Cd.A*/A1

5
Kemiringan Hilir, D. (2023). PERILAKU HIDROLIS ALIRAN DIATAS AMBANG LEBAR (Vol. 09, Issue
1). 2
4. FORM DATA

Laporan No : H-4 Dikerjakan Tanggal : 6 Juni 2023


Jenis Material : Air Dikerjakan Oleh : Dana Muhammad
Zain
Instansi : Laboratorium Hidrolika Diperiksa oleh : Adrima Sari
Proyek/Pekerjaan : Karakteristik aliran melalui
Streamlined (Burujung Bulat)
TABEL DATA
HF 507 TILTING FLOW CHANNEL, LEBAR 75 mm
KARAKTERISTIK ALIRAN MELALUI STREAMLINED
(BERUJUNG BULAT)

Lebar weir, b = 0,075 m (lebar channel)


Tinggi weir, Pw = 0,045 m
h V T Q Cwb Cwb Fr
(m) (m 3 ) (Sec) (m 3 /s ) (Persamaan 1) (Persamaan 2)
0,03 0,824 4,34
0,07 0,046 4,54
0,12 0,148 14,55
0,18 0,129 16,98
0,25 0,245 10,60
5. ANALISIS PERHITUNGAN
5.1 Form Perhitungan

Laporan No : H-4 Dikerjakan Tanggal : 6 Juni 2023


Jenis Material : Air Dikerjakan Oleh : Dana Muhammad
Zain
Instansi : Laboratorium Hidrolika Diperiksa oleh : Adrima Sari
Proyek/Pekerjaan : Karakteristik aliran melalui
Streamlined (Burujung Bulat)

TABEL DATA
HF 507 TILTING FLOW CHANNEL, LEBAR 75 mm
KARAKTERISTIK ALIRAN MELALUI STREAMLINED
(BERUJUNG BULAT)

Lebar weir, b = 0,075 m (lebar channel)


Tinggi weir, Pw = 0,045 m
h V T Q Cwb Cwb Fr
(m) (m 3 ) (Sec) (m 3 /s ) (Persamaan 1) (Persamaan 2)
0,03 0,824 4,34 0,1899 40,9190 0,3780 39,3505
0,07 0,046 4,54 0,0101 2,0290 0,3729 1,1060
0,12 0,148 14,55 0,0102 1,1750 0,3337 0,6461
0,18 0,129 16,98 0,0076 1,5536 0,3005 0,3030
0,25 0,245 10,60 0,0231 1,1108 0,2711 0,6141
5. ANALISA DAN PERHITUNGAN
5.2 Uraian Perhitungan
 Mencari Nilai Debit Aliran (Q).
 Percobaan I
Head (h) = 0,03 m
Volume (v) = 0,824 m3
Waktu (t) = 4,34 detik

v
Rumus : Q =
t
0,824
Q =
4,34
= 0,1899 m3/s

 Percobaan II
Head (h) = 0,07 m
Volume (v) = 0,046 m3
Waktu (t) = 4,54 detik

v
Rumus : Q =
t
0,046
Q =
4,54
= 0,0101 m3/s

 Percobaan III
Head (h) = 0,12 m
Volume (v) = 0,148 m3
Waktu (t) = 14,55 detik

v
Rumus : Q =
t
0,148
Q =
14,55
= 0,0102 m3/s
 Percobaan IV
Head (h) = 0,18 m
Volume (v) = 0,129 m3
Waktu (t) = 16,98 detik

v
Rumus : Q =
t
0,129
Q =
16,98
= 0,0076 m3/s

 Percobaan V
Head (h) = 0,25 m
Volume (v) = 0,245 m3
Waktu (t) = 10,6 detik

v
Rumus : Q =
t
0,245
Q =
10,6
= 0,0231 m3/s
 Mencari Tinggi Muka Air di atas Hulu Ambang (Yc).
 Percobaan I
Head (h) = 0,03 m
Volume (v) = 0,824 m3
Gravitasi = 9,81 m/s

( )
2
2 v
Rumus : Yc = h+
3 2g

( 2 . 9,81 )
2
2 (0,824)
Yc = 0,03 +
3

Yc = 0,0431

 Percobaan II
Head (h) = 0,07 m
Volume (v) = 0,046 m3
Gravitasi = 9,81 m/s

Rumus : Yc =
2
3 ( )
h+
v2
2g

3 ( 2 . 9,81 )
2
2 (0,046)
Yc = 0,07 +

Yc = 0,0467

 Percobaan III
Head (h) = 0,12 m
Volume (v) = 0,148 m3
Gravitasi = 9,81 m/s

( )
2
2 v
Rumus : Yc = h+
3 2g

3 ( 2 . 9,81 )
2
2 (0,148)
Yc = 0,12 +

Yc = 0,0807
 Percobaan IV
Head (h) = 0,18 m
Volume (v) = 0,129 m3
Gravitasi = 9,81 m/s

Rumus : Yc =
2
3 ( )
h+
v2
2g

3 ( 2 . 9,81 )
2
2 (0,129)
Yc = 0,18 +

Yc = 0,1206

 Percobaan V
Head (h) = 0,25 m
Volume (v) = 0,245 m3
Gravitasi = 9,81 m/s

( )
2
2 v
Rumus : Yc = h+
3 2g

( 2 . 9,81 )
2
2 (0,245)
Yc = 0,25 +
3

Yc = 0,1687
 Persamaan 1 mencari koefisien kehilangan (Cwb).
 Percobaan I
Debit (Q) = 0,1899 m3/s
Volume (v) = 0,824 m/s
Gravitasi (g) = 9,81 m/s
Head (h) = 0,03 m
Lebar weir (b) = 0,075 m
Tinggi weir (Pw) = 0,045 m
Y0 = h + Pw
= 0,03 + 0,045
= 0,0750 m

2
v
Rumus : H = Y0 +
2g
2
0,824
= 0,0750 +
2 . 9,81
= 0,1096

()
3/ 2
Rumus : Cwb = b 2
√g h
3 /2
3
0,1899

()
3/ 2
Cwb = 0,075 2
√ 9,81 0,1096
3/ 2
3
Cwb = 40,9190

 Percobaan II
Debit (Q) = 0,0101 m3/s
Volume (v) = 0,046 m/s
Gravitasi (g) = 9,81 m/s
Head (h) = 0,07 m
Lebar weir (b) = 0,075 m
Tinggi weir (Pw) = 0,045 m
Y0 = h + Pw
= 0,7 + 0,045
= 0,1150 m

v2
Rumus : H = Y0 +
2g
2
0,046
= 0,1150+
2 . 9,81
= 0,1151

()
3/ 2
Rumus : Cwb = b 2
√g h
3 /2
3
0,0101

()
3/ 2
Cwb = 0,075 2
√ 9,81 0,11513 /2
3
Cwb = 2,0290

 Percobaan III
Debit (Q) = 0,0102 m3/s
Volume (v) = 0,148 m/s
Gravitasi (g) = 9,81 m/s
Head (h) = 0,12 m
Lebar weir (b) = 0,075 m
Tinggi weir (Pw) = 0,045 m
Y0 = h + Pw
= 0,12 + 0,045
= 0,1650 m

v2
Rumus : H = Y0 +
2g

0,1482
= 0,1650 +
2 . 9,81
= 0,1661
Q

()
3/ 2
Rumus : Cwb = b 2
√g h
3 /2
3
0,0102

()
3/ 2
Cwb = 0,075 2
√ 9,81 0,1661
3 /2
3
Cwb = 1,1750

 Percobaan IV
Debit (Q) = 0,0076 m3/s
Volume (v) = 0,129 m/s
Gravitasi (g) = 9,81 m/s
Head (h) = 0,18 m
Lebar weir (b) = 0,075 m
Tinggi weir (Pw) = 0,045 m
Y0 = h + Pw
= 0,18 + 0,045
= 0,2250 m

2
v
Rumus : H = Y0 +
2g

0,1292
= 0,2250 +
2 . 9,81
= 0,2258

()
3/ 2
Rumus : Cwb = b 2
√g h
3 /2
3
0,0076

()
3/ 2
Cwb = 0,075 2
√ 9,81 0,22583 / 2
3
Cwb = 0,5536

 Percobaan V
Debit (Q) = 0,0231 m3/s
Volume (v) = 0,245 m/s
Gravitasi (g) = 9,81 m/s
Head (h) = 0,25 m
Lebar weir (b) = 0,075 m
Tinggi weir (Pw) = 0,045 m
Y0 = h + Pw
= 0,25 + 0,045
= 0,2950 m

v2
Rumus : H = Y0 +
2g

0,2452
= 0,2950 +
2 . 9,81
= 0,2981

()
3/ 2
Rumus : Cwb = b 2
√g h
3 /2
3
0,0231

()
3/ 2
Cwb = 0,075 2
√ 9,81 0,29813 /2
3
Cwb = 1,1108

 Persamaan 2 mencari koefisien kehilangan (Cwb).


 Percobaan I
Tinggi weir (Pw) = 0,045
Yc = 0,0431
h = Pw + Y c
= 0,045 + 0,0431
= 0,0881

0,65
Rumus : Cwb =
√ 1+
h
Pw
0,65
Cwb =
√ 1+
0,0881
0,045
Cwb = 0,3780

 Percobaan II
Tinggi weir (Pw) = 0,045
Yc = 0,0467
h = Pw + Y c
= 0,045 + 0,467
= 0,0917

0,65
Rumus : Cwb =
√ 1+
h
Pw
0,65
Cwb =
√ 1+
0,0917
0,045
Cwb = 0,3729

 Percobaan III
Tinggi weir (Pw) = 0,045
Yc = 0,0807
h = Pw + Y c
= 0,045 + 0,0807
= 0,1257

0,65
Rumus : Cwb =
√ 1+
h
Pw
0,65
Cwb =
√ 1+
0,1257
0,045
Cwb = 0,3337

 Percobaan IV
Tinggi weir (Pw) = 0,045
Yc = 0,1206
h = Pw + Y c
= 0,045 + 0,1206
= 0,1656

0,65
Rumus : Cwb =
√ 1+
h
Pw
0,65
Cwb =
√ 1+
0,1656
0,045
Cwb = 0,3005

 Percobaan V
Tinggi weir (Pw) = 0,045
Yc = 0,1687
h = Pw + Y c
= 0,045 + 0,1687
= 0,2137

0,65
Rumus : Cwb =
√ 1+
h
Pw
0,65
Cwb =
√ 1+
0,2137
0,045
Cwb = 0,2711
 Mencari Bilangan Froude
 Percobaan I
Debit (Q) = 0,1899 m3/s
Lebar weir (b) = 0,075 m
Tinggi weir (Pw) = 0,045 m
Head (h) = 0,03 m/s
Gravitasi (g) = 9,81 m/s

y = Pw + h
= 0,045 + 0,03
= 0,075

A = b.y
= 0,075 . 0,075
= 0,0056

Rumus : Q = A.V
Q
V =
A
0,0101
V =
1,1747
V = 0,115

v
Rumus : Fr =
√g . y
0,115
Fr =
√ 9,81 . 0,075
Fr = 1,1060

Dari percobaan I didapat Froude sebesar 1,1060, maka jenis aliran pada
percobaan I adalah super kritis karena Fr > 1.
6. PENUTUP
6.1 Faktor Kesalahan
a. Terlalu lama membuka katup pengontrol aliran
b. Kurang kencang saat memasang baut pada weir
c. Terlalu cepat menekan stopwatch
d. Kurang teliti membaca flow meter

6.2 Kesimpulan
a. Gambar plot Q terhadap h

Q terhadap h
0.2000 0.1899
0.1800
0.1600
0.1400
0.1200
Debit (Q)

0.1000
0.0800
0.0600
0.0400 0.0231
0.0200 0.0101 0.0102 0.0076
0.0000
0.03 0.07 0.12 0.18 0.25
tinggi muka air (H)

Grafik 6.2.1 Debit terhadap tinggi muka air

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Hubungan Q terhadap h turun dari
percobaan 1 ke percobaan 2, lalu stabil hingga percobaan ke 4 dan naik lagi di
percobaan ke 5. Hal ini disebabkan oleh perubahan tinggi muka air pada saluran
dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai limpasan debit air serta beberapa faktor
kesalahan saat praktikum, sehingga debit air mengalami penurunan.
b. Gambar Cwb Persamaan 1 terhadap h

Cwb pers.1 terhadap h


45.0000 40.9190
40.0000
35.0000
30.0000
Cwb pers.1

25.0000
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000 2.0290 1.1750 0.5536 1.1108
0.0000
0.03 0.07 0.12 0.18 0.25

tinggi muka air (h)

Grafik 6.2.2 Cwb persamaan 1 terhadap tinggi muka air

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hubungan Cwb persamaan 1 mengalami
penurunan dan sedikit kenaikan. Pada percobaan 1-2 mengalami penurunan yang
sangat drastis, percobaan 3-4 mengalami penurunan dan pada percobaan ke 5
naik kembali. Kondisi tersebut tidak stabil, seharusnya dari percobaan 1hingga 5
mengalami penurunan. Karena nilai Cwb berbanding terbalik dengan nilai h.
c. Gambar Cwb persamaan 2 terhadap h

Cwb pers.2 terhadap h


0.4000 0.3780 0.3729
0.3500 0.3337
0.3005
0.3000 0.2711
0.2500
Cwb pers.2

0.2000

0.1500

0.1000

0.0500

0.0000
0.03 0.07 0.12 0.18 0.25

Grafik 6.2.3 Cwb persamaan 2 terhadap tinggi muka air

Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan Cwb persamaan 2 terhadap h niak dari
percobaan 5 hingga percobaan 1. Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa nilai Cwb
berbanding terbalik dengan nilai h yang dapat dilihat dari rumus persamaan 2 Cwb =
0,65

√ 1+
h sehingga bila nilai h besar maka nilai pada Cwb
2g
persamaan 2menjadi kecil
d. Apakah magnitude dari aliran mempengaruhi koefisien limpasan Vwb ?
Sangat mempengaruhi. Karena , semakin besar alirannya maka semakin tinggi
limpasan alirannya.
e. Apakah Cwb bertambah atau berkurang seiring dengan penambahan nilai aliran?
Pada Cwb persamaan 1 dan persamaan 2 berkurang seiring dengan bertambahnya
nilai aliran.
f. Bandingkan nilai Cwb terhitung yang di dapat dari persamaan 1 dan persamaan 2 !
Tabel 6.1.1 Perbandingan nilai Cwb
Percobaan Cwb Persamaan 1 Cwb Persamaan 2
1 40,91,90 0,3780
2 2,0290 0,3729
3 1,1750 0,3337
4 0,5536 0,3005
5 1,1108 0,2711

Bisa dilihat tabel bahwa Cwb persamaan 1 dan Cwb persamaan 2, nilai turun dari
nilai percobaan 1 hingga nilai percobaan 5.
g. Apakah ketinggian dari kedalaman aliran hulu (h) mempengaruhi koefisien
limpasan?
Mempengaruhi. Karena, semakin tinggi atau rendahnya aliram mempengaruhi nilai
dan koefisien Limpasan tersebut.
h. Bagaimana pola air saat melewati weir, apakah ketinggian dari kedalaman hulu
aliran
(h) mempengaruhi pola aliran pada weir?
Mempengaruhi. Karena salah satu factor yang mempengaruhi pola aliran adalah
keinginan dari kedalaman aliran.
i. Dari praktikum yang dikerjakan rata – rata aliran memliki sifat subkritis, pada aliran
ini kedalaman aliran relative lebih kecil dan kecepatan relative tinggi apabila
bilangan
froude lebih besar dari satu (fr > 1) maka aliran tersebut termasuk dalam aliran
superkritis.

6.3 Saran
a. Praktikan harus berhati-hati dalam membuka katup air
b. Praktikan harus mengikuti praktek sesuai arahan dari asisten
c. Praktikan diharapkan mengembalikan barang ketika sudah melakukan praktek

7. DOKUMENTASI
7.1 Dokumentasi alat

Gambar 7.1.2
Gambar 7.1.1 Broad crested weir
Tilting flow channel (Sumber : Dokumentasi Angkatan
(Sumber : Dokumentasi Angkatan 2022)
2022)

Gambar 7.1.3 Gambar 7.1.4

Flow meter Stopwatch

(Sumber : Dokumentasi Angkatan (Sumber : Dokumentasi Angkatan


2022) 2022)
Gambar 7.1.5 Gambar 7.1.1
Obeng Point gauge
(Sumber : Dokumentasi Angkatan (Sumber : Dokumentasi Angkatan
2022) 2022)
7.2 Dokumentasi Prosedur Percobaan

Gambar 7.2.1 Gambar 7.2.2


Pasang broad crested weir Nyalakan pompa air dan buka penutup
aliran
(Sumber : Dokumentasi Angkatan
2022) (Sumber : Dokumentasi Angkatan
2022)

Gambar 7.2.3
Jika aliran sudah mulai memasuki Gambar 7.2.4
flume, biarkan air mengalir hingga Setelah aliran melewati weir dan
melewati weir menyentuh point gauge, ukur tinggi
aliran
(Sumber : Dokumentasi Angkatan
2022) (Sumber : Dokumentasi Angkatan
2022)

Anda mungkin juga menyukai