Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS PJJ

SI-4231 BANGUNAN AIR


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

Dosen :
Dr.Ir. Yadi Suryadi MT
Ir. Hernawan Mahfudz MT

Asisten :
Syakal Hammas Kh Hujaemi 15016005
Rizky Novitasari 15016022

Disusun Oleh :
Mutiara Hayudina 15017114

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga mikrohidro. PLTMH merupakan
pembangkit listrik berskala kecil dengan output di bawah 100 kilowatt yang
memanfaatkan potensi aliran air yang terdapat di pedesaan sebagi sumber tenaga
misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun alam. PLTMH memiliki konstruksi
yang sederhana , mudah dioperasikan, mudah dalam perawatan serta dengan biaya
investasi yang terjangkau sehingga cocok diterapkan untuk menerangi wilayah
pedesaan yang tidak terjangkau aliran listrik PLN.
Secara teknis, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memiliki tiga komponen
utama yaitu air, turbin , dan generator. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro
mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada
dasarnya, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memanfaatkan energi potensial
jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air
yang dapat diubah menjadi energi listrik.
Berikut ini sketsa komponen PLTMH

Gambar 1. 1 Komponen PLTMH


Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa untuk mengalihkan aliran
air, tinggi muka air sungai harus dinaikkan dengan sebuah penghalang yang disebut
bendung(weir). Aliran ini dialihkan pada bangunan penyadap(intake) dan diarahkan
oleh saluran pembawa (headrace) yang berada di sepanjang pinggang bukit.Saluran
pelimpah (spillway) melindungi terhadap kerusakan akibat aliran air yang belerbihan.
Aliran air kemudian diperlambat dan ditampung di bak penenang (forebay), dimana
dari sana air memasuki pipa pesat(penstock), pipa bertekanan yang mengalirkan air
ke rumah pembangkit (power house) dimana turbin pengubah tenaga, peralatan
penggilingan atau pembangkit listrik berada. Air kemudian dibuang kembali melalui
pipa pembuangan (draft tube) atau sebuah saluran pembuang (trail race) apabila
menggunakan turbin aliran silang (cross flow) atau Pelton.
Jika dirangkum dari penjelasan di atas, komponen PLTMH terdiri dari :
1. Bendung
Bendungan (weir) atau waduk dapat adalah bangunan yang berada melintang
sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksi
bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi air dalam
sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk dialihkan ke
dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
2. Bangunan intake
Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang digunakan untuk
masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa dengan dilengkapi
penghalang sampah.
3. Saluran pembawa (headrace)
Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke
kolam penenang. Selain itu, saluran ini juga berfungsi untuk mempertahankan
kestabilan debit air. Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil
cenderung untuk memiliki bangunan yang terbuka.
4. Saluran pelimpah (spillway)
Bangunan yang memungkinkan agar kelebihan air di dalam Headrace untuk
melimpah kembali ke dalam sungai. Saluran pelimpah berfungsi untuk
mengurangi kelebihan air pada saluran pembawa.
5. Bak penenang (forebay)
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali air
agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu, kolam penenang ini
juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam pipa
pesat.
6. Pipa pesat (penstock)
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air
dari kolam penenang (forebay) menuju turbin air.
7. Rumah pembangkit (power house)
Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan peralatan lainnya.
Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap untuk melindungi peralatan
dari hujan dan gangguan-gangguan lainnya.
8. Pipa pembuangan (draft tube)
Pipa yang berfungsi membuang air yang sudah digunakan oleh turbin.
9. Saluran pembuang (trail race)
Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar setelah memutar
turbin.
10. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran
turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti
turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.

Dalam perencanaan hal yang paling penting adalah penentuan debit rancangan dan
head. Untuk suatu sistem PLTMH yang tidak terkoneksi ke jaringan PLN maka debit
rancangan sebaiknya tersedia sepanjang tahun. Sedangkan sistem yang terkoneksi
jaringan PLN maka debit rancangan bisa disesuaikan dengan prinsip cost-effetiveness.
Berikut ini perencanaan PLTMH

1. Survei Lokasi
Sebelum menuangkan rencana di atas kertas, sangat dianjurkan untuk
mengenal lokasi terlebih dahulu. Teliti dimana dan bagaimana cara untuk
mengalihkan aliran air, identifikasi komponen apa saja yang diperlukan di
lanskap tersebut.

Gambar 1. 2 Lanskap Lokasi Survei

Kemudian, menandai lokasi untuk disurvei lanjutan dan pertimbangan pilihan


lain. Setelah itu, baru dilakukan perencanaan yang lebih detail dan
membangun pembangkit baru.
Gambar 1. 3 Penandaan Lokasi

2. Penentuan Karakteristik Pengaliran Air


Karakteristik pengaliran air disesuaikan dengan tipe head. Berikut ini contoh
penentuan karakteristik pengaliran air

I
II

III IV

Gambar 1. 4 Jenis Pengaliran Air

Gambar I : Head tinggi, pipa pesat pendek dan langsung ke rumah


pembangkit
Gambar II : Head menengah hingga tinggi, pipa pesat pendek, saluran
pembawa panjang.
Gambar III : Head menengah hingga tinggi, pipa pesat panjang, tanpa saluran
pembawa atau saluran pembawa pendek.
Gambar IV : Head rendah , pipa pesat pendek, saluran pembawa panjang.

3. Penentuan Debit Air


Debit air dan head harus diukur untuk menentukan potensi daya yang bisa
dibangkitkan. Debit yang diukur pada saat tertentu dalam tahun tertentu harus
dihubungkan dengan karakteristik debit tahunan (“hidrograf”). Jika
pengukuran dilakukan pada musim kemarau (yang ekstrim) maka debit
tersebut dapat dianggap sebagai “debit yang aman” untuk pembangkit di masa
depan. Data hidrograf diperoleh dari stasiun pengukuran – kemudian
berdasarkan itu dapat dihitung untuk lokasi yang ditentukan (tentukan daerah
tangkapan air pada peta berskala 1:50.000 dimana stasiun pengukuran
berada). Data hidrograf dievaluasi dalam kurva durasi aliran (flow duration
curve).
Berikut ini metode untuk perhitungan debit air.

a. Metode luasan –kecepatan aliran


Metode ini dilakukan dengan menentukan lokasi yang aliran airnya cukup
seragam tidak banyak pergolakan dan memiliki panjang aliran tertentu
(L). Setelah itu menentukan luas penampang aliran denngan mengukur B
dan H.
𝐴 = 𝐵. 𝐻
Untuk menghitung kecepatan V dapat dilakukan dengan mengukur waktu
(T) yang diperlukan oleh sebuah pengapung untuk menempuh jarak (L).
Kemudian, jarak dibagi oleh waktu.
𝐿
𝑉=
𝑇
Untuk menentukan debit
𝑄 = 𝑉×𝐴×𝑐
b. Metode Bendung
Pengukuran debit yang lebih akurat bisa dilakukan dengan menggunakan
atau membangun bendung bibir tajam:
Prosedur:
 Bangun bendung dengan takik berbibir tajam (contoh: gunakan
lembaran besi sebagai takik)
 Bangun bendung di lokasi dimana aliran cukup seragam dan hampir
tidak ada pergolakan
 Pasang tonggak pengukur tepat sama ketinggian dengan bibir bendung
 Ukur ketinggian (cm)
 Ukur lebar (m)
 Cek debit (liter/detik) dari tabel berikut.
4. Penentuan Head
Jika peta detil lokasi yang dilengkapi dengan kontur sudah ada atau survey
topografi sudah dilakukan maka head kotor (gross head) bisa ditentukan. Jika
belum maka metode-metode berikut ini bisa digunakan untuk menentukan
head. Sebelum melakukan pengukuran pastikan bahwa bak penenang, posisi
pipa pesat, dan lokasi rumah pembangkit sudah ditentukan, sebagai dasar
dalam merancang pembangkit.
Berikut ini metode pengukuran head.
a. Metode Waterpas dan papan kayu
b. Metode alat ukur ketinggian
c. Metode pengukuran ketinggian berdasarkan sudut
d. Metode clinometer meridian
5. Pekerjaan Sipil
Berikut desain pekerjaan sipil untuk PLTMH
a. Bendung
Untuk mengalihkan air arah air ke penggilingan atua pembangkit listrik ,
tinggi muka air harus dinaikkan oleh bendung. Jikan dibangun sebelum air
terjun, umumnya aman untuk membangunnya di atas dasar batu.
Diperlukan adanya perhatian pada penempatan bangunan dan pondasi
yang aman supaya tidak longsor. Pintu penguras mengurangi
kemungkinan pengendapan pasir dan harus selalu dibuka saat banjir.
Berikut ini tipe- tipe bendung yang bisa digunakan dalam komponen
PLTMH.

Gambar 1. 5 Tipe Bendung


b. Bangunan Penyadap
Di titik dimana air disadap, padatan seperti pasir atua kerikil yang ada
dalam aliran harus dipisahkan untuk melindungi turbin dan menghindari
penumpukan di saluran,serta melindungi bak. Berikut ini sketsa bangunan
penyadap (intake).

Gambar 1. 6 Intake

c. Saluran Pembawa
Jenis saluran pembawa tergantung pada beberapa kondisi (kekakuan, jenis
tanah, kondisi lanskap, adanya penyebarangan sungai dll.). Pertimbangkan
hal-hal di atas dengan hati-hati dalam menentukan jenis saluran pembawa.
Berikut ini jenis saluran pembawa.
d. Bak Penenang (Forebay)
e. Pipa Pesat (Penstock)

f. Power House
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian ESDM.2011. Panduan Singkat Pengembangan PLTMH.

Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi dan Sumber Daya Mineral. 2008. Pedoman
Teknis Standarisasi Peralatan dan Komponen PLTMH

Riadi, Muchlisin. 2016. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).


https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pembangkit-listrik-tenaga-mikro-hidro.html.
(diakses pada tanggal 16 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai