Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUGAS IV PJJ

SI-4231 BANGUNAN AIR


PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI DAN DERMAGA

Dosen :
Dr.Ir. Yadi Suryadi MT
Ir. Hernawan Mahfudz MT

Asisten :
Syakal Hammas Kh Hujaemi 15016005
Rizky Novitasari 15016022

Disusun Oleh :
Mutiara Hayudina 15017114

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
1. Menghitung HWS dan LWS

Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik menarik benda-
benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Pasang
surut air laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan kea rah luar pusat rotais. Berdasarkan posisi bumi, bulan,
dan matahari, terdapat dua jenis pasang laut, yaitu
a. Pasang laut purnama (spring tide) : Pasang laut purnama terjadi ketika bumi , bulan
dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang
naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah . Pasang laut purnama
ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
b. Pasanag laut perbani (neap tide) : Pasang laut perbani terjadi ketika bumi, bulan, dna
matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik
yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat
bulan seperempat dan tiga perempat.

Elevasi muka air laut selalu berubah-ubah setiap saat, maka diperlukan suatu elevasi yang
ditetapkan berdasarkan data pasang surut, yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
perencanaan. Elevasi muka air lau yang dihitung pada nomor ini adalah HWS dan LWS.

a. HWS
Highest water spring adalah muka air laut pasang tertinggi. Sebagai catatan bahwa
perbedaan antara LWS dengan HWS disebut pasang surut rencana.
b. LWS
Lowest water spring adalah muka air laut terendah . LWS nantinya akan dikaitkan
dengan data hasil survei topografi dan penggambarana peta batimetri. Peta inilah
yang nantinya akan digunakan untuk merencanakan penempatan dermaga pada
kedalaman tertentu.

Berikut ini adalah tahapan perhitungan dalam mencari nilai HWS dan LWS.

 Menyiapkan data file pasang surut


Dalam menghitung nilai HWS dan LWS digunakan data dari file Pasut.txt yang telah
diberikan . Data ini berisikan kedalaman (z) air laut.
 Mengkonversi text ke excel
File Pasut.txt dikonversi ke dalam Microsoft excel untuk mendapatkan nilai
kedalaman saja (z) . Kemudian data ini akan dibuatkan format yang sesuai dengan
format file inputan ke dalam program ERGTIGE.
 Memasukkan data ke program ERGTIDE
Satuan pada file inputan dan program ERGTIDE perlu dicermati karena berbeda.
Pada file Pasut.txt satuan kedalaman adalah meter yang nantinya akan diubah
menjadi centimeter saat melakukan inputan ke program ERGTIDE.
 Data keluaran ERGTIDE
Data yang sudah diproses pada program ERGTIDE akan keluar sebagai nilai
amplitude dan beda fasa yang nantinya akan digunakan pada program selanjutnya.
Untuk melanjutkan kembali tahapan ini, data amplitude dan beda fasa ditranspos
terlebih dahulu.
 Memasukkan nilai amplitude dan beda fasa pada program ERGRAM
Data amplitude dan beda fasa yang sudah ditranspos sebelumnya kemudian
dimasukkan ke dalam program ERGRAM . Output dari proses ini akan digunakan
sebagai data input ke program ERGELV yang menghasilkan data berupa elevasi-
elevasi penting.

Berikut ini data output untuk mencari nilai HWS dan LWS.
Dari data output diatas maka nilai HWS dan LWS dapat ditentukan sebagai berikut.

 Highest Water Spring = 103,32 cm = 1,0332 m


 Lowest Water Spring = -119,61 cm = -1,1961 m
 Tunggang pasang = HWS+ LWS = 222,93 cm = 2,2293 m

2. Merencenakan Reklamasi Pulau sesuai Layout 1 beserta Bangunan Pelindung


Pantainya

Reklamasi pulau adalah proses pembuatan daratan baru dari dasar laut atau dasar sungai.
Berikut ini tahapan perhitungan reklamasi pulau.
a. Mencari data elevasi beserta datum
Datum diasumsikan setinggi LWS ,yaitu – 1,1961 m
HWS = 2,2293 m (dihitung dari LWS)
Freeboard berada pada rentang 0,2 – 0,5 m maka dipilih freeboard setinggi 0,5 m.
Hrencana adalah tinggi gelombang rencana yang diasumsikan 3,5 m sesuai di soal
b. Menghitung fungsi bilangan Iribaren (Ir)
𝑡𝑎𝑛𝜃
𝐼𝑟 =
𝐻 0,5
(𝐿 )
𝑜
1
tan 𝜃 =
1,5
𝑔𝑇 2
𝐿𝑜 =
2𝜋
Dengan asumsi nilai T sebesar 9 detik dan g = 9,81 m/s2
9,81 × 92
𝐿𝑜 = = 126, 466 𝑚
2𝜋
sehingga nilai Ir dapat dihitung
1
(1,5)
𝐼𝑟 = 0,5
3,5
(126.466)

𝐼𝑟 = 4,006

c. Mencari nilai Ru
Nilai Ru didapatkan dengan mengamati grafik Run Up untuk Tetra Pod sehingga
didapatkan
𝑅𝑢
= 0,906
𝐻𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
𝑅𝑢 = 0,906 × 𝐻𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
𝑅𝑢 = 0,906 × 3,5 = 3,171 𝑚
d. Menghitung Elevasi puncak struktur
𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 = 𝐻𝑊𝑆 + 𝑅𝑢 + 𝐹𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑
𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 = 2,2293 + 3,171 + 0,5
𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 = 5,9003 𝑚
Setelah elevasi puncak struktur didapatkan , langkah selanjutnya adalah merencanakan
dimensi struktur pelindung pulau dengan tahapan seperti berikut.
a. Menghitung Berat Armor Cover Layer
 Bentuk tetrapod
𝛾𝑟 𝐻𝑑3
𝑊= 3
𝛾
𝐾𝑑 (𝛾 𝑟 − 1) cot 𝜃
𝑠𝑒𝑎 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟

Dimana
W = berat armor (ton)
Hd = berat gelombang rencana (meter)
γr = berat jeni armor (beton =2,3 ton/m3)
γseawater = berat jenis air laut (1,025- 1,03 ton/m3)
cot θ = kemiringan struktur breakwater
Kd = koefisien stabilitas berdasarkan Shore Protection 1984

𝛾𝑟 = 23 𝑘𝑁/𝑚3 = 2,3 𝑡𝑜𝑛/𝑚3


𝐾𝑑 = 𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑝𝑜𝑑 = ℎ𝑒𝑎𝑑 = 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑛𝑒 = 5
𝛾𝑠𝑒𝑎𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 1,025 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝐻𝑑 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = 3,5 𝑚
1,5
cot 𝜃 =
1
2,3 𝑥 3,53
𝑊𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑝𝑜𝑑 = 3 = 6,83 𝑡𝑜𝑛
2,3
5 𝑥 (1,025 − 1) 𝑥 1,5

 Bentuk Kubus
𝑊𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑝𝑜𝑑 6,83
𝑊𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 = =
2,67 2,67
𝑊𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 = 2,56 𝑡𝑜𝑛
b. Menghitung Tebal Cover Layer

1
𝑊 3
𝑡 = 𝑛 𝑥 𝑘Δ 𝑥 ( )
𝛾𝑟
Dengan,
t = tebal lapis pelindung (m)
n = jumlah lapis batu dalam lapis pelindung (min. 2)
kΔ = koefisien lapis
γr = berat jenis beton (2,3 ton/m3)

𝑛=2
𝑘Δ 𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑝𝑜𝑑 = 1,04
𝑘Δ 𝑐𝑢𝑏𝑒 (𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠) = 1,1

1
6,83 3
𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑝𝑜𝑑 = 2 𝑥 1,04 𝑥 ( ) = 2,9897 ≈ 3 𝑚
2,3
1
2,56 3
𝑡 𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 = 2 𝑥 1,1 𝑥 ( ) = 2,28 𝑚 ≈ 2,3 𝑚
2,3
c. Menghitung Lebar Mercu
Pada perhitungan lebar mercu diasumsi menggunakan cube sehingga parameter lebar
mercu dapat ditentukan sebagai berikut.
kΔ = 1,1 W = 2,56 ton n=2
sehingga lebar mercu dapat dihitung.
1
𝑊 3
𝐵 = 𝑛 𝑥 𝑘Δ 𝑥 ( )
𝛾𝑟
1
2,56 3
𝐵 = 2 𝑥 1,1 𝑥 ( ) = 2,28 𝑚 ≈ 3 𝑚
2,3
d. Menghitung Berat Armor Filter Layer

𝑊𝑘
𝑊10 =
10
𝑊𝑘 = 𝑊𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 = 2,56 𝑡𝑜𝑛
2,56
𝑊𝑘 =
10
𝑊𝑘 = 0,256 𝑡𝑜𝑛 = 256 𝑘𝑔

e. Menghitung Tebal Lapisan Filter Layer


1
𝑊10 3
𝑡 = 𝑛 𝑥 𝑘Δ 𝑥 ( )
𝛾𝑟
1
0,256 3
𝑡 = 2 𝑥 1,1 𝑥 ( )
2,3
𝑡 = 1,058 𝑚 ≈ 1,1 𝑚
f. Menghitung Berat Armor Core Layer
𝑊𝑘
𝑊100 =
100
2,56
𝑊𝑘 = = 0,0256 𝑡𝑜𝑛 ≈ 25,6 𝑘𝑔
100

g. Menghitung Toe Protection


Untuk menghitung berat toe protection diperlukan beberapa data sebagai berikut.
 Tinggi toe protection minimal sama dengan Hrencana yaitu 3,5 m
 Panjang toe protection minimal sama dengan 2Hrencana yaitu 7 m
 Nilai Ns3 didapatkan dari grafik minimum design stability number vs depth ratio
dengan cara menghitung depth ratio terlebih dahulu.
Garis yang digunakan adalah Rubber as Toe Protection.
𝑑1 = 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 − 𝐻
𝑑1 = (2 + 2,2) − 3,5
𝑑1 = 0,7 𝑚
𝑑𝑆 = 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛
𝑑𝑠 = 2 + 𝐻𝑊𝑆
𝑑𝑠 = 2 + 2,22 = 4,22 𝑚
𝑑1 0,7
= = 0,166
𝑑𝑆 4,22
Kemudian diplot pada grafik dan didapatkan :
𝑁𝑠3 = 20
Sehingga nilai Wtoe adalah sebagai berikut.
𝛾𝑟 𝐻𝑑3
𝑊𝑡𝑜𝑒 = 3
𝛾𝑟
𝑁𝑠3 (𝛾 − 1)
𝑎𝑖𝑟𝑙𝑎𝑢𝑡

2,3 𝑥 3,53
𝑊𝑡𝑜𝑒 = 3 = 2,56 𝑡𝑜𝑛
2,3
20 𝑥 (1,025 − 1)

3. Merencanakan Elevasi Dermaga

Elevasi dermaga = HWS + 0,5 H + Freeboard


Elevasi dermaga = 2,2293+ (0,5×3,5) + 0,5
Elevasi dermaga = 4,4793 m
Kapal yang memiliki kapasitas 200.000 DWT berdasarkan Fentek Catalogue adalah
kapal dengan tipe Bulk Carriers dengan spesfikasi berikut ini.
𝐿𝑂𝐴 = 315 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝐷𝑒𝑎𝑑 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 = 236 𝑡𝑜𝑛
𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ = 19 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
s
Tabel Spesifikasi Kapal Jenis Bulk Carriers

4. Merencanakan Lebar dan Kedalaman Alur serta Dimensi Kolam Putar

Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman , lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal di laut,
sungai, atau danau. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan
digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Alur
pelayaran dan kolam putar harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus.
Berikut ini perhitungan lebar dan kedalaman alur pelayaran serta dimensi kolam putar.
a. Lebar dan Kedalaman Alur Pelayaran
Alur pelayaran diasumsikan satu arah

𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑎𝑙𝑢𝑟 = 0,5 × 𝐿𝑂𝐴


𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑎𝑙𝑢𝑟 = 0,5 × 315
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑎𝑙𝑢𝑟 = 157,5 𝑚
𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 1,1 × 𝐷
𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑢𝑟 = 1,1 × 19𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑢𝑟 = 20,9 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

b. Dimensi Kolam Putar

𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 = 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑢𝑟


𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 = 20,9 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 = 2 × 𝐿𝑂𝐴


𝐷𝑖𝑎𝑚𝑎𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 = 2 × 315
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 = 630 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Referensi:
Fentek Catalogue Marine Systems
Febriana,Toni.2004. Perencanaan Dimensi Struktur Breakwater.
Shore Protection Manual 1984

Anda mungkin juga menyukai