Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KONVERSI ENERGI

REVIEW JURNAL
“PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR”

Oleh:

SYAHIR

1823040005

PTO 01

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
A. Judul
Studi kinerja generator pembangkit listrik tenaga air ubrug sukabumi
B. Latar Belakang Permasalahan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan
bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan
bantuan generator). Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak
hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga
meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain
seperti tenaga ombak.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug dibangun pada tahun 1923
dengan daya terpasang 18.36 MW dengan tiga unit generator. Tiga unit
generator tersebut digerakan oleh tiga buah turbin air.
C. Dasar Teori
1. Generator
Generator AC atau arus bolak-balik (juga disebut generator
sinkron/serempak atau alternator) adalah sumber utama dari semua energi
listrik yang kita pakai. Mesin tersebut adalah konverter energi terbesar di
dunia. Generator adalah mesin yang menggunakan magnet untuk
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip generator dengan
sederhana dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor apabila
konduktor digerakkan pada medan magnet sehingga memotong garis gaya.
Generator digerakkan oleh beberapa mesin mekanis (uap, turbin air, mesin
bensin atau motor listrik). Generator AC memerlukan energi mekanis
untuk operasinya.
2. Pengertian Daya
Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi listrik yang
digunakan usaha. Untuk penggunaan sistem arus Ae tiga fasa, dikenal 3
daya yaitu:
a) Daya semu (apparent power)
Daya semu merupakan hasil perjumlahan secara vektoris antara
daya aktif dengan daya reaktif.
b) Daya aktif (active power)
Daya aktif merupakan daya listrik yang terpakai yang dapat diubah
menjadi daya termis dan mekanis yang langsung dipakai oleh
konsumen yang membutuhkan satuan adalah Watt (W) Kilo Watt
(KW) Mega Watt (MW), dan seterusnya. Daya Aktif untuk sistem tiga
fasa adalah:
= x (W………………... (1)
c) Daya reaktif (reactive power)
Daya reaktif merupakan daya yang diperlukan oleh rangkaian
magnetisasi untuk suatu peralatan listrik dan tidak langsung dipakai
tetapi hanya untuk magnetisasi saja. Satuannya adalah Volt-ampere-
reaktif (var), Kilovolt-ampere-reaktif (kvar), Megavolt-ampere-reaktif
(mvar).
3. Prinsip Kerja PLTA
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga
air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan
menggunakan turbin air dan generator.

Gambar 1. Prinsip Kerja PLTA Run off River (Ir. Djiteng Marsudi; 2005; 88)

a) Potensi Daya
Pengertian potensi disini adalah gambaran besaran kapasitas
pembangkit listrik yang mungkin dapat dikembangkan di suatu
rencana lokasi tertentu. Sesuai dengan sifat dasar dan
proses/mekanisme dari terbangkitkannya energi listrik yang bersumber
dari tenaga air, ada 2 (dua) komponen utama yang menjadi dasar dari
terjadinya proses pembangkitan tersebut. Dua komponen tersebut
adalah: Debit air dan tinggi jatuh air (head).

Berikut adalah cara perhitungan potensi daya di bawah ini:

P = η . g . q . h .............................................. (2)
Dimana :
P = Kapasitas daya pembangkit (kW)
n = Efisiensi peralatan Elektromekanik (0,95) g = Percepatan
gravitasi (9,8 m/detik2)
q = Debit air (m3/detik) h = Tinggi
jatuh (m)
b) Debit Air
Yang dimaksud dengan debit adalah jumlah air yang mengalir
melalui suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu. Debit
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya, oleh curah hujan, keadaan
geologi, flora, temperatur, dan lain-lain, di sebelah hulu sungai. Debit
selalu berubah dari musim ke musim dan dari hari ke hari. Berikut
adalah cara perhitungan debit air di bawah ini:
Q = V x A ..................................................... (3)
Dimana :
Q = debit air (m3/detik)
V = kecepatan aliran air (m/detik)
A = luas penampang sungai (m2)
Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas
penampang (A) saluran/aliran dengan kecepatan (V) aliran air
yang dapat dilihat pada persamaan:

........................................................... (4)

Keterangan:

V = Kecepatan aliran pelampung (m/det)


S = jarak dari titik A, ke titik B (m)

T = Waktu tempuh pelampung (det)

4. Konstruksi Sipil PLTA


a) Bendungan
Bendungan adalah tembok yang dibangun melintasi sebuah sungai.
Bendungan dapat dibuat dari tanah, batu, atau beton. Struktur ini
menghambat aliran sungai, sehingga menciptakan danau buatan yang
dinamakan waduk.
b) Bangunan Ambil Air (intake)
Bangunan ambil air dapat dibuat bersambung dengan atau dekat
bendungan, atau terpisah sama sekali, tergantung pada keadaan
geografi atau saluran airnya. Pada pokoknya saluran air yang
berhubungan dengan bangunan ambil air merupakan terowongan
tekanan (pressure tunnel), dan bangunan pelengkapnya, seperti pintu ambil
air, saringan, dan lain-lain,
c) Saluran Pembawa (water way)
Tempat-tempat pengambilan air ditempatkan pada bagian
pemasukan dari saluran-saluran atau terowongan-terowongan atau
pipa-pipa melalui mana air disalurkan ke pusat tenaga. Untuk
menentukan luas penampang saluran dapat menggunakan persamaan
2.16 berikut ini;
A = ( b + m . h )
h............................................ (5)
Dimana :
A = luas penampang saluran (m 2) b = lebar dasar
(m)
h = tinggi air (m)
m = kemiringan talud (nilai m = 1,5)
d) Kolam Pengendap Lumpur
Apabila air dialirkan dari bendungan ambil air (intake dam) maka
perlu dibangun kolam pengendap lumpur di dekat bendungan tersebut,
untuk menghindarkan masuknya tanah atau pasir ke dalam saluran air.
Akan tetapi, apabila kolam pengendap tidak dapat dibangun di sekitar
bendungan mengingat keadaan geografis atau sebab-sebab lainnya,
maka kolam tersebut dapat dibuat sedikit lebih jauh dari bendungan
tersebut.
e) Saluran Atas Sipon (syphon)
Sipon adalah bangunan yang membawa air lewat bawah jalan,
melalui sungai atau saluran pembuang yang dalam. Antara saluran dan
sipon pada pemasukan dan pengeluaran diperlukan pengaliran yang
cocok. Agar sipon dapat berfungsi dengan baik maka sipon tidak boleh
di masuki oleh udara. Mulut sipon sebaiknya di bawah permukaan air
hulu. Kedalaman air di atas sisi atas sipon dari permukaan air,
tergantung dari kemirigan dan ukuran sipon.
f) Kolam Tando Harian
Kolam tando harian atau waduk pengimbang berfungsi untuk
melayani fluktuasi jangka pendek, pada umumnya dilengkapi dengan
semacam penyimpan mikro dalam kolam dekat pembangkit tenaga.
Perhitungan mengenai kapasitas kolam untuk bermacam-macam
kondisi aliran yang masuk bergaris sejajar dengan perhitungan
mengenai penyimpanan air. Jika sudah diketahui kebiasaan aliran yang
masuk dari jam ke jam setiap harinya, dapatlah kita menghitung
kebutuhan jam rata-rata dan selanjutnya dapat mengetahui jumlah
kumulatif dari rata-rata dalam tiap dua puluh empat jam. Berikut adalah
gambar kurva beban seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2. Kurva Beban

(M. M. Dandekar; 1991; 147)

g) Saringan sampah
Untuk mencegah sampah memasuki mulut saluran, dipasanglah
pos-pos penyaringan sampah pada saluran pembawa air (water way)
ada 2 (dua) cara penyaringan sampah pada saluran, yaitu:
1) Menggunakan garpu/garukan sampah (manual)
2) Menggunakan automatic trash rake (ATR)
h) Pipa Pesat (penstock)
Pipa tekan yang dipakai untuk mengalirkan air dari tangki atas
(head tank) atau langsung dari bangunan ambil air ke turbin air disebut
pipa pesat (penstock). Saluran pipa tekan adalah nama umum bagi
dasar atau terowongan yang dipakai untuk menempatkan pipa pesat,
blok angker (anchor block) dan pelana (saddle), yang akan menahan
pipa pesat tersebut.
Untuk menentukan luas penampang pipa pesat dapat digunakan persamaan:

An =............................................... (6)

Dimana :
2
An = Luas penampang pipa pesat (m )
D = Diameter pipa (m)

Untuk menentukan Kecepatan dalam aliran pipa pesat dapat


digunakan persamaan berikut:

V =...................................................... (7)

Dimana :
V = Kecepatan dalam aliran (m/det)
Q = Debit aliran (m3/det)
D = Diameter pipa pesat (m)
Losses (kehilangan inggi tekan) pada saluran penstok akibat saringan
(trashrack) dapat digunakan persamaan berikut:

hs = kt ( )
4/3
Sin .............................. (8)

hs = kehilangan tinggi tekan akibat saringan (m)


kt = koefisien kehilangan energi karena bentuk kisi (0,5 untuk
bentuk persegi/ tegak, 0,05 untuk bentuk yang dibulatkan)
tk = tebal kisi (m)
bk = jarak kisi (m)
= sudut pemasangan
v = kecepatan aliran (m/s)
2
g = gravitasi (9,8 m/s )

Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstok akibat


pemasukan dapat digunakan persamaan berikut:

hp = K x................................................. (9)

Dimana :
hp = Kehilangan tinggi tekan akibat pemasukan
(m)
K= Koefisien kecepatan (0,95)

Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstok akibat belokan


dapat digunakan persamaan berikut:

hb = Kb x........................................... (10)

Dimana :
hb= Kehilangan tinggi tekan akibat belokan (m)
Kb=Koefisien belokan (0,67 dengan belokan
50o)
i) Bangunan sentral (power house)
Bangunan sentral (power house) adalah nama umum bagi fasilitas
yang berisikan turbin air, generator dan mesin-mesin pembantu
lainnya. Ada berbagai macam bangunan sentral menurut bagiannya
yang terletak di atas tanah dan menurut bentuk pondasi turbin air dan
generator. Pada umumnya apabila bangunan sentral direncanakan
pemilihan lokasi dan bentuk bangunan atas tanahnya (super structure)
penting sekali.
5. Penggerak Mula (Prime Mover) Turbin
Turbin-turbin hidraulik, berhubungan erat dengan generator, fungsi
utamanya adalah mengubah energi air menjadi tenaga listrik. Air mengalir
melalui turbin, memberi tenaga pada penggerak (runner) dari turbin dan
membuatnya berputar. Corong dari penggerak berhubungan langsung dengan
generator, asalkan tenaga mekanik yang penting tersalur pada generator. Jadi,
turbin-turbin menempati posisi kunci dalam bidang teknik hidroelectric
(hidrolistrik) dan membentuk suatu bagian besar dari seluruh pembangkitan.

Gambar 3. Diagram Aplikasi Berbagai Jenis


Turbin
D. Pembahasan
1. Kecepatan Aliran Air
Pengukuran kecepatan aliran air, dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran pada
masing-masing titik, dengan jarak pengukuran 10 meter sehingga diperoleh
kecepatan aliran air saluran penghantar dari hasil pengukuran dapat dihitung
dengan persamaan (2.13), misalnya pada saluran penghantar di titik A dengan 3
kali percobaan, contoh pada percobaan 1 dengan jarak (S) sepanjang 10 meter
dengan waktu (T) 14,56 detik maka:

V1 = = 0,686 m/det

Jadi waktu kecepatan air dititik A pada percobaan 1 adalah 0,686


m/det, dengan cara yang sama dapat dihitung kecepatan air dititik A pada
percobaan 2 dan percobaan 3 sebagai berikut:

V2 = = 0,678 m/det

V3 = = 0,682 m/det

Jadi waktu kecepatan air di titik A pada percobaan 2 dan 3 adalah


0,678 m/det dan 0,682 m/det. Dengan cara yang sama dapat dihitung
kecepatan aliran pada titik B dan titik C yang dapat dilihat pada tabel 4.1
hasil perhitungan kecepatan air berikut:
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan

Kecepatan Aliran Air pada Saluran Terbuka

Kecepatan aliran

Jarak (m/detik)
Percobaan
(m) Titik Titik Titik

A B C

1 10 0,686 0,683 0,680

2 10 0,678 0,666 0,672

3 10 0,682 0,674 0,691


Kecepatan rata-rata disetiap titik dapat dihitung sebagai berikut:

VrA =
= 0,682 m/det

VrB =
= 0,674 m/det
VrC =
= 0,681 m/det

kecepatan rata-rata aliran air di saluran penghantar dapat dihitung sebagai


berikut

Vrtotal =

= 0,678 m/det

Jadi kecepatan rata-rata aliran air di saluran penghantar adalah 0,678 m/det.

2. Analisa Penampang Aliran Air


Luas penampang aliran air saluran penghantar dengan lebar dasar (b) 2
meter, tinggi air (h) 2,2 meter dan kemiringan (m) 1,5 dapat dihitung
dengan persamaan 2.5 berikut :
A = (b+m.h)h
= (2+1,5.2,2)2,2
= 11,66 m2

Jadi dari hasil analisa tersebut didapat luas aliran air disaluran penghantar
sebesar 11,66 m2, dengan kedalaman air 2,2 meter.
3. Analisa Debit Air Saluran Penghantar
Setelah didapatkan luas penampang pada saluran air (A) yaitu 11,66 m2
dan kecepatan rata-rata aliran air saluran penghantar (V) yaitu 0,678 m/det
maka debit air saluran penghantar (Q) dapat dihitung dengan persamaan
(2.14) berikut:
Q = V x A (m3/det)
= 0,678 x 11,66
= 7,905 m3/det
Jadi dari hasil analisa tersebut didapat debit air saluran penghantar
sebesar 7,905 m3/det. Berdasarkan data diperoleh bahwa debit yang
digunakan adalah 10,25 m3/det, sehingga terlihat adanya penyusutan
debit air, hal ini disebabkan hulu sungai banyak beralih fungsi.
4. Tinggi Jatuh Air Efektif
Untuk luas penampang penstock dapat dihitung dengan persamaan
berikut. Diameter penstock) memiliki ukuran 1,7 m untuk unit #1 dan unit
#2, yang dapat dilihat pada data teknis penstock. Maka dari itu, dilakukan
perhitungan dengan persamaan (2.17) sebagai berikut:

An =

2
= = 2,268 m

Jadi luas penampang penstock dengan diameter penstock 1,7 m adalah


2,268 m2
Untuk kecepatan air dalam aliran penstock dengan debit (Q) 7,905
m3/det dan diameter penstock 1,7 m dapat dihitung dengan persamaan
(2.18) sebagai berikut:

V =

= 3,485 m/det.

Jadi kecepatan air dalam ailiran penstock adalah 3,485 m/det.


Untuk losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat saringan
(trashrack) dengan koefisien kehilangan energi karena bentuk kisi sebesar
0,5, tebal kisi 0,01 m, jarak antar kisi 0,028 m, sudut pemasangan 45o
dapat dihitung dengan persamaan (2.19) sebagai berikut:

Ht = kt Sin

= 0,5 Sin 45

= 0,5 x 0,253 x 0,7 x 0,619

= 0,0548 m

Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat saringan


(trashrack) adalah 0,0548 m.
Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstock akibat
pemasukan pada pipa dengan koefisien kecepatan 0,95 dapat dihitung
dengan persamaan (2.20) sebagai berikut:

hp =Kx
= 0,95 x
= 0,95 x 0,619
= 0,5880 m

Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat


pemasukan pada pipa adalah 0,588 m.
Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstock akibat belokan
dengan koefisien belokan 0,67 dapat dihitung dengan persamaan (2.21)
sebagai berikut:
hb = Kb x
= 0,67 x
= 0,67 x 0,619
= 0,4147 m
Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat belokan pada
pipa adalah 0,4147 m.

Kehilangan tinggi tekan total dapat dihitung sebagai berikut:


htotal = 0,0548 + 0,5880 + 0,4147 = 1,0575 m
Jadi tinggi jatuh efektif yang tersedia dengan tinggi total 69 m adalah:

Heff = 69 – 1,0575

= 67,9425 m

sedangkan unit #3 memiliki ukuran 1,8 m yang dapat dilihat pada data
teknis penstock. Kehilangan tinggi tekan total dapat dihitung sebagai
berikut:

htotal = 0,0435 + 0,4674 + 0,3296 = 0,8405 m

Jadi tinggi jatuh efektif yang tersedia dengan tinggi total 69,4 m adalah:

Heff = 69,4 – 0,8405

= 68,5595 m

5. Potensi Daya Unit #1


Dengan memasukan nilai efisiensi turbin bersama generator sebesar
0,95 maka potensi daya output unit #1 adalah:

2 3 3
Pt = 9,8 m/detik x 7,905 m /detik x 67,9425 m x 0,95 x 1000 kg/m
=
5.000.265,656 kg m2/detik3
=
5.000.265,656 Joule/detik
=
5.000.265,656 Watt
=
5.000,265 kW
=
5,000 MW

Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh turbin generator unit #1


sebesar 5,000 MW.
6. Potensi Daya Unit #2
Dengan memasukan nilai efisiensi turbin bersama generator sebesar
0,95 maka potensi daya output unit #2 adalah:
Pt = 9,8 m/detik2 x 7,905 m3/detik x 67,9425 m x 0,95 x 1000 kg/m3

= 5.000.265,656 kg m2/detik3
= 5.000.265,656 Joule/detik
= 5.000.265,656 Watt
= 5.000,265 kW
= 5,000 MW
Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh turbin generator unit #2 sebesar
5,00 MW.
7. Potensi Daya Unit #3
Dengan memasukan nilai efisiensi turbin bersama generator sebesar
0,95 maka potensi daya output unit #3 adalah:
Pt = 9,8 m/detik2 x 7,905 m3/detik x 68,5595 m x 0,95 x 1000
kg/m3
=
5.045.674,11 kg m2/detik3
=
5.045.674,11 Joule/detik
=
5.045.674,11 Watt
=
5.045,674 kW
=
5,045 MW
Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh turbin generator unit #3
sebesar 5,045 MW.
Total potensi daya yang dibangkitkan di PLTA Ubrug
adalah sebagai berikut:
Ptotal = unit #1 + unit #2 + unit #3
= 5,000 + 5,000 + 5,045
= 15,045 MW
Jadi total potensi daya yang dapat dibangkitkan di PLTA Ubrug
sebesar 15,045 MW.
8. Analisa Daya Terpasang
Secara teoritis output daya terpasang yang dibangkitkan oleh PLTA
Ubrug dapat dihitung dengan persamaan (2.7) dengan melihat nameplate
atau data teknis yang ada pada masing-masing generator dan turbin yang
ada pada PLTA Ubrug. maka output daya terpasang adalah sebagai
berikut:
a) Daya Terpasang Unit #1
Dengan memasukan data yang diperoleh dari nameplate atau data
teknis turbin dan generator unit #1 maka daya terpasang adalah sebagai
berikut:
P#1 = x 6.300 V x 605 A x 0,9 = 5.941
kW
= 5,94 MW
Jadi output daya yang terpasang oleh generator sebesar 5,94 MW.
b) Daya Terpasang Unit #2
Dengan memasukan data yang diperoleh dari nameplate atau data
teknis turbin dan generator unit #2 maka daya terpasang adalah sebagai
berikut:
P#2 = x 6.300 V x 605 A x 0,9
= 5.941 kW
= 5,94 MW
Jadi output daya yang terpasang oleh generator sebesar 5,94 MW.
c) Daya Terpasang Unit #3
Dengan memasukan data yang diperoleh dari nameplate atau data
teknis turbin dan generator unit #3 maka daya terpasang adalah sebagai
berikut:
P#3 = x 6.300 V x 660 A x 0,9
= 6.481 kW
= 6,48 MW
Jadi output daya yang terpasang oleh generator sebesar 6,48 MW
Total daya terpasang di PLTA Ubrug adalah sebagai berikut:
Ptotal = unit #1 + unit #2 + unit #3
= 5,94 + 5,94 + 6,48
= 18,36 MW
Jadi total output daya yang terpasang di PLTA Ubrug sebesar 18,36
MW.
9. Karakteristik Beban
Pada analisa sebelumnya telah diketahui bahwa debit air saluran
penghantar sebesar 7,905 m3/s hanya mampu membangkitkan potensi daya
dengan kinerja sebesar 15,045 MW. Berdasarkan data diperoleh bahwa
debit yang digunakan adalah 10,25 m3/s mampu membangkitkan daya
dengan kinerja sebesar 18,36 MW, sehingga terlihat adanya penyusutan
debit air. Hal ini disebabkan oleh hutan dihulu sungai yang berfungsi
sebagai sumber resapan air banyak yang dialih fungsikan sebagai
pemukiman warga, kawasan industri dan paling utama masalah sampah
yang terbawa oleh aliran air sungai Cicatih ikut masuk bersama aliran air
di saluran penghantar yang merupakan kendala Operasi Unit Pembangkit
PLTA Ubrug. Akibat dari penyusutan debit air, PLTA Ubrug Sukabumi
mengalami penurunan kinerja karena debit air yang digunakan untuk
menggerakkan turbin air berkurang, akibatnya daya yang dihasilkan PLTA
Ubrug Sukabumi juga berkurang.
Berdasarkan data yang diambil pada tanggal 03 Nopember 2016
beban puncak terjadi pada jam 11.00 - 15.00 WIB sebesar 9,5 MW. Hal ini
dikarenakan terjadinya peningkatan debit air pada jam tersebut, dengan
dioperasikan nya 2 (dua) unit generator, dan beban terendah pada jam
22.00 - 24.00 WIB. Berikut adalah gambar grafik karakteristik beban
harian seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.Grafik Karakteristik Beban Harian

Berdasarkan data yang diambil dari hari senin, 14 Nopember 2016


sampai dengan hari minggu, 20 Nopember 2016, beban terendah terjadi
hari selasa sebesar 152,5 MW. Hal ini disebabkan oleh tidak beroperasinya
unit #1 dan Unit #2 berhenti beroperasi pada jam 12.00 – 24.00 WIB,
dengan dioperasikan nya 1 (satu) unit generator, maka beban menjadi
rendah, sedangkan beban tertinggi terjadi pada hari senin sebesar 229,5
MW. Hal ini disebabkan oleh debit air yang mencukupi dan beroperasinya
unit #2 dan Unit #3. Berikut adalah gambar grafik karakteristik beban
mingguan seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5. Grafik Karakteristik Beban Mingguan

Berdasarkan data yang diambil dari hari selasa, 01 Nopember 2016


sampai dengan hari rabu, 30 Nopember 2016, beban terendah terjadi kamis
01 Nopember 2016 sebesar 77,5 MW. Hal ini disebabkan oleh tidak
beroperasinya unit #1 dan Unit #3, dengan dioperasikan nya 1 (satu) unit
generator, maka beban menjadi rendah, sedangkan beban tertinggi terjadi
pada hari senin, 14 Nopember 2016 sebesar 229,5 MW. Hal ini disebabkan
oleh debit air yang mencukupi dan beroperasinya unit #2 dan Unit #3.
Berikut adalah gambar grafik karakteristik beban bulanan seperti terlihat
pada gambar di bawah ini:
10. Studi Kinerja PLTA Ubrug
Dalam analisa untuk perhitungan kinerja PLTA Ubrug, dilakukan
perbandingan antara daya potensi yang dapat dibangkitkan, hasil
pengukuran kinerja turbin generator dan daya yang terpasang pada unit
pembangkit seperti yang dimuat pada tabel perbandingan beban. Berikut
adalah perbandingan beban masing-masing unit pembangkit.
a) Perbandingan Kinerja Unit #1
Berdasarkan data tabel perbandingan beban dilakukan
perbandingan kinerja antara daya terpasang, daya pengukuran dan daya
potensi. Daya hasil pengukuran lebih rendah dibandingkan dengan
daya potensi dan daya terpasang. Hal ini disebabkan oleh debit air
yang kurang dan kondisi mesin unit #1 yang hanya digunakan sebagai
cadangan.Berikut adalah gambar grafik perbandingan beban harian
Unit #1 seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 7. Grafik Perbandingan Beban Harian Unit #1

Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban harian unit #1 di


PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada 19 Desember 2016, hanya
unit #1 yang beroperasi, sedangkan unit #2 dan unit #3 tidak
beroperasi. Kondisi daya pada jam 00.00 WIB sebesar 4 MW. karena
tinggi muka air di KTH (Kolam Tandon Harian) dirasa cukup untuk
menaikkan daya yang dihasilkan turbin generator, keadaan daya
sebesar 4 MW bertahan sampai jam 06.00 WIB. Pada jam 07.00 WIB
daya meningkat menjadi 4,5 MW, dikarenakan tinggi muka air di
KTH dirasa cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin
generator, keadaan daya sebesar 4,5 MW bertahan sampai jam 10.00
WIB. Pada jam 11.00 WIB daya menurun kembali menjadi 4 MW
karena tinggi muka air di KTH yang mengalami pengurangan. Kondisi
tersebut bertahan sampai dengan jam 24.00 WIB. Berdasarkan gambar
4.4 grafik perbandingan beban harian unit #1 di PLTA Ubrug
Sukabumi kinerja turbin generator kurang maksimal karena ada
potensi yang kurang dimanfaatkan. Berikut adalah gambar grafik
perbandingan beban bulanan Unit #1 seperti terlihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar 8. Grafik Perbandingan Beban Bulanan Unit #1

Berdasarkan gambar 4.5 grafik perbandingan beban bulanan unit


#1 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada bulan Desember
2016, unit #1 hanya beroperasi pada tanggal 18 Desember 2016
sampai dengan tanggal 22 Desember 2016. Beban tertinggi terjadi
pada tanggal 21 Desember 2016 sebesar 101,5 MW dan beban
terendah terjadi pada tanggal 18 Desember 2016 sebesar 53 MW.
Berdasarkan gambar 4.5 grafik perbandingan beban bulanan unit #1
kinerja turbin generator unit #1 kurang maksimal karena ada potensi
yang kurang dimanfaatkan dan kinerja turbin generator unit #1 hanya
bekerja sebagai unit cadangan.
b) Perbandingan Kinerja Unit #2
Berdasarkan data tabel perbandingan beban diambil pada hari rabu,
23 Nopember 2016, daya hasil pengukuran fluktuatif terhadap daya
potensi dan daya terpasang. Hal ini disebabkan oleh debit air yang
dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi mesin yang sudah tua sehingga
mengurangi kinerja dari unit itu sendiri.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kinerja generator Pembangkit Listrik Tenaga Air
Ubrug Sukabum, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan data di lapangan daya terpasang dengan kapasitas masing-
masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,94 MW serta unit #3 sebesar 6,48 MW.
dengan total daya sebesar 18,36 MW Tetapi hanya 2 (dua) unit yang
dioperasikan secara terpisah karena keterbasan air.
Dari hasil perhitungan potensi daya, daya yang dapat dibangkitkan dengan
kapasitas masing-masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,000 MW serta unit #3
sebesar 5,045 MW dengan total daya sebesar 15,045 MW lebih kecil dari daya
yang terpasang pada PLTA yang digunakan yaitu sebesar 18,36 MW, karena
debit air yang berkurang.
Secara analisa debit air yang ada di sungai Cicatih hanya cukup
menggerakkan 2 (dua) unit pembangkit yang ada di PLTA Ubrug.
Dari hasil analisa kinerja, daya hasil pengukuran lebih rendah terhadap
beban potensi dan daya terpasang, ada juga daya hasil pengukuran yang sama
dengan hasil daya potensi. Hal ini disebabkan mesin yang sudah tua dan hutan
di hulu sungai yang berfungsi sebagai sumber resapan air banyak yang
dialihfungsikan sebagai pemukiman warga, kawasan industri dan paling utama
masalah sampah yang terbawa oleh aliran air sungai Cicatih ikut masuk
bersama aliran air di saluran penghantar.
F. Daftar Pustaka

Akbar. 2012. tajilapak.wordpress.com. Turbin. Diakses kembali pada


tanggal 09 Desember 2016.
Alfatih, Moery. 2009. fadhilsttpln07.blogdetik.com. Penggunaan
Turbin Cross-Flow Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Diakses
kembali pada tanggal 09 Desember 2016
Almahali, Jalaludin. 2009. Evaluasi Pembangkit Listrik TenagaAir
(PLTA) Ubrug Sukabumi. Bogor: Universitas Pakuan.
Arismunandar, Artono Kuwahara Susumu. 2004. Teknik TenagaListrik
Jilid PembangkitanDengan TenagaAir. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
Arismunandar, Wiranto. 1977. Penggerak Mula, Turbin. Bandung:
Insitut Teknologi Bandung.
Dandekar, M.M. dan Sharma. K.N. 1991. Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Hasbi, 2014. yokealjauza.wordpress.com Mesin Konversi Energi Water
Turbine. Diakses kembali pada tanggal 09 Desember 2016.
Ismanto, Ardi. 2012. konservasi- bidang1ntt.blogspot.co.id
Pengukuran Debit Air Secara Sederhana. Diakses kembali pada tanggal 09
Desember 2016.
Jonsen.2006. Pemodelan Hidrograf Menggunakan Pendekatan
Geomorfologi (Studi Kasus Sub Daerah Aliran Sungai Cicatih). Bogor:
Institut Pertanian Bogor (IPB).
Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Erlangga.
Permatasari, R. 2008. eprints.undip.ac.id Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Diakses kembali pada tanggal 23 Oktober 2016
Petruzella, Frank D. 2002. Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi.
Pramana, Kurniawan. 2011. kurniawanpramana.wordpress.com.
Generator Sinkron. (Diakses kembali pada tanggal 15 Oktober 2016)
Profil Pembangkit Lisrrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug Sukabumi.
Indonesia Power Sukabumi.
Putro, Yogi Suryo Setyo, 2016. Studi Perencanaan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Di Sungai Atei desa Tumbang Atei
Kecamatan
Sanamang Mantikai Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.
Malang: Universitas Brawijaya.
G. Komentar
menurut saya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) seharusnya menjadi
penyedia sumber tenaga listrik yang besar karena menurut saya sumber air
diindonesia menurut saya cukup mumpuni sehiingga dapat menjadi garda
terdepan dalam menyediakan sumber arus listrik

Anda mungkin juga menyukai