Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PERENCANAAN IMPELLER DAN CASING

VOLUTE POMPA SENTRIFUGAL ALIRAN RADIAL UNTUK


KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Oleh
Mukhammad Fatkhullah
NIM 131910101051

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini mesin mempunyai peran yang

penting dalam kehidupan sehari-hari baik suatu industri besar maupun

industri kecil. Mesin- mesin konversi energi tersebut dibutuhkan untuk

mengubah energi-energi potensial yang tersedia dialam, menjadi suatu

bentuk energi yang dapat digunakan. Adapun peran serta mesin

diantaranya sebagai alat angkut atau transportasi, penggerak, mesin-

mesin industri, dan lain-lain. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan

maka jumlah mesin-mesin pun ikut bertambah sesuai dengan

perkembangannya. Meningkatnya pemakaian mesin-mesin juga

berpengaruh terhadap kebutuhan rumah tangga, untuk memperingan kerja

dan membuat nyaman kehidupan manusia seperti :

mesin cuci, kulkas, alat pendingin ruangan, kompor, pompa air dan lain

sebagainya.

Dengan adanya kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan

sekarang ini terutama dalam bidang teknologi pengangkut baik yang

berupa benda padat, cair maupun gas, yang mana sangat dibutukan

untuk kemajuan dalam sektor industri, baik itu tergolong industri ringan

maupun industri besar kesemuanya sudah menggunakan peralatan yang

serba modern.

Pompa ialah suatu mesin yang dapat memindahkan sejumlah zat cair

( fluida ) dari suatu tempat yang lain dan juga dapat memindahkan fluida

dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi. Pada umumnya

pompa terdiri dari impeller yang memutar fluida atau menghisap fluida

dari pipa isap kepipa tekan pada pompa, dan juga casing volute

berfungsi untuk mengarahkan fluida dari impeller, merubah energi kinetik

fluida yang keluar dari impeller menjadi head tekanan dan mengalirkan
kedua pompa. Impeller dan Casing volute ini sangat besar perannya

untuk pompa.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Tujuan dan manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara kerja dan fungsi impeller dan casing volute.

2. Untuk mengetahui cara perencanaan impeller dan casing volute

3. Untuk mengetahui dan dapat merancang bagian – bagian dari

pompa secara teoritis dan analitis.


BAB II

TEORI DASAR

2.1 Dasar Pengertian Pompa

Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan

dari suatu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media dengan cara

menambahkan energi pada cairan dan berlangsung secara kontinyu.

Pompa bekerja dengan mengadakan perbedaan tekanan antara bagian

masuk dan bagian keluar. Dengan kata lain pompa berfungsi mengubah tenaga

mekanis dari suatu sumber tenaga penggerak menjadi tenaga tekanan dari fluida ,

dimana tenaga ini dibutuhkan untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan

yang ada disepanjang saluran pengair.

Pada prinsipnya pompa merupakan sebuah alat pemindah suatu fluida dari

suatu tempat ketempat lainnya dengan adanya suatu tekanan yang terjadi didalam

pompa, yaitu dari tekanan yang rendah ke tekanan yang tinggi. Fluida mengalir

dari suatu tempat yang tinggi ketempat yang rendah, sehingga bagaimana fluida

dapat mengalir dari tempat yang rendah ketempat yang tinggi,ada beberapa faktor

yang menyebabkan, diantaranya :

- Faktor ketinggian

Karena adanya gravitasi bumi yangmenyebabkan air mengalir dari tempat

yang tinggi ketempat yang rendah, artinya air dapat mengalir dari tekanan yang

rendah ketekanan yang tinggi.


- Faktor jarak

Oleh karena itu untuk mengatasi faktor diatas memerlukan suatu alat yang

dapat menaikkan tekanan dan menekan laju aliran dari fluida yang dibutuhkan,

alat itulah pompa.

2.2 Klasifikasi Pompa

Apabila ditinjau dari cara penambahan energi fluida yang akan

dipompakan, maka pompa dapat diklasifikasikan atas dua golongan yaitu :

1. Positive Displacement Pump

Positive displacemant pump merupakan pompa dimana penambahan

energi fluidanya berlangsung secara periodik, dengan memberi gaya kesuatu arah

atau lebih pada fluida dalam ruangan bervolume tertentu sehingga menghasilkan

penambahan tekanan pada fluida sampai mencapai batas yang diperlukan untuk

mendorong cairan melalui valve keluar pipa.pompa ini dapat dibagi dua macam,

yaitu :

a. Reciprocating pump

Reciprorating pump ( pompa torak )_merupakan pompa yang bagian

utamanya terdiri dari silinder dan torak. Pada pompa ini tekanan yang dihasilkan

adalah akibat gerrak bolak-balik dari torak.

b. Rotary pump

Bagian utama dari pompa ini adalah stator ( rumah pompa ) dan rotor

( bagian yang berputar ). Cara kerja pompa ini yaitu : mula- mula cairan yang akan

dihisap akan mengisi ruangan antara rotor dan stator karena perputaran rotor,

maka cairan akan terperangkap pada ruangan tertutup dan ditekan menuiju keluar

pompa.

2. Pompa Dinamik
Pompa dinamik merupakan suatu pompa dimana energi secara terus

menerus diberikan untuk menambah kecepatan aliran cairan didalam pompa

hingga mencapai kecepatan yang melebihi kecepatan pada bagian luar, lalu

kecepatan ini diturunkan untukmenghasilkan suatu tekanan.

Cara kerja pompa aliran radial

Pompa ini mempunyai impeller yang berfungsi memberi gaya sentrifugal

kepada fluida yang akan dipompakan. Cara kerjanya mula- mula daya dari luar

diberikan kepada poros poros pompa ( 1 ) untuk memutar impeller ( 2 ) Dengan

adanya putaran impeller tersebut, maka fluida yang berada pada sisi masuk

impeller ( 4 ) akan keluar melalui sisi saluran impeller mempunyai kecepatan yang

relatif tinggi.Fluida ini dikumpulkan didalam casing. Selanjutnya fluida tersebut

keluar melaliu sisi keluar pompa tersebut.


Gambar 2.1 Pompa aliran radial

Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Prinsip kerja pompa sentrifugal didasarkan pada ukuran klekekalan energi.

Cairan yang masuk pompa dengan energi total tertentu mendapat tambahan

energi dari pompa sehingga setelah keluar dan pompa cairan akan mempunyai

energi total yang lebih basar.

Gambar 2. 2 Aliran Fluida pada pompa sentrifugal

Secara singkat cara kerja pompa sentrifugal dijelaskan sebagai berikut :

Fluida masuk kedalam rumah pompa disebabkan oleh gaya sentrifugal

yang terjadi akibat putaran impeller, sehingga energi mekanik yang masuk
ditransformasikan menjadi tekanan. Daya dari motor diberikan kepada poros untuk

memutarkan impeller didalam fluida. Maka fluida yang ada didalam impeller oleh

dorongan sudu- sudu ikut berputar karena adanya gaya sentrifugal, maka fluida

mengalir dari impeller keluar melalui saluran diantara sudu- sudu. Disini fluida

tekanan fluida menjadi lebih tinggi, demikian pula kecepatannya bertambah besar

karena zat fluida mengalami percepatan.

Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran berbentuk volut

dikelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nosel. Didalam nosel ini

sebagian kecepatan aliran diubah menjadi kecepatan. Jadi impeller pompa

berfungsi memberikan kerja kepada fluida sehingga energi yang dikandungnya

bertambah besar.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa pompa sentrifugal dapat merubah energi

mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang

menyebabkan pertambahan head tekanan, head kecepatan dan head potensial

pada fluida yang mengalir secara kontinyu.

Menurut caranya merubah tenaga kinetis cairan menjadi tenaga tekan,

maka pompa sentrifugal ini dapat dibagi dua cara :

 Pompa sentrifugal volut

Jenis pompa ini banyak digunakan pada industri – industri, tersedia dalam

instalasi vertikal dan horizontal, single atau multi stage untuk aliran besar. Pada

jenis ini, kecepatan fluida yang keluar dari impeller diperkecil dan tekanannya

diperbesar pada saluran spiral didalam casing.Saluran yang berbentuk spiral ini

disebut volut.
Gambar 2.3 Pompa sentrifugal Volut

 pompa sentrifugal diffuser

Pompa jenis ini banyak digunakan dalam konfigurasi unit multistage

bertekanan tinggio. Pada awalnya mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dari tipe

volut, namun kini bereferensi hampir sama. Pada pompa ini digunakan diffuser

yang mengelilingi impeller, guna dari diffuser ini adalah untuk menurunkan

kecepatan aliran yang keluar dari impeller sehingga energi kinetis aliran dapat

diubah menjadi tekanan secara efisien diffuser ini digunakan pada pompa yang

bertingkat, sehingga diffuser ini berfungsi sebagai pengaruh aliran discharge

impeller sebelumnya ke suction impeller sebelumnya.


Gambar 2.4 Pompa sentrifugal diffuser

2.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut :

- Bentuk rumah pompanya

- Bentuk sudu impellernya

- posisi porosnya

- Aliran cairannya

- Jumlah tingkatannya

- Cara isapnya

2.3.1 Klasifikasi Menurut Desain Rumah

Pompa Dibedakan atas tiga ( 3 ) tipe :

o Pompa volute,dimana rumah pompanya berbentuk spiral volume

o Pompa diffuser, dimana rumah pompa terdapat diffuser yang mengelilingi

impeller.

o Pompa volute ganda, dimaksud agar beban radial pada porosnya tidak

terlalu besar
2.3.2 Klasifikasi Menurut Bentuk Impeller

Dibedakan atas :

 Impeller jenis radial

Gambar 2.5 Impeller jenis radial

 Impeller jenis Francis

Gambar 2.6 Impeller jenis Francis


 Impeller jenis aliran campur

Gambar 2.7 Impeller jenis aliran campur

 Impeller jenis aksial

Gambar 2.8 Impeller jenis aksial

2.3.3 Klasifikasi Menurut Posisi Porosnya

o Pompa horizontal

Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar

o Pompa vertikal

Pompa ini mempunyai posisi tegak


2.3.4 Klasifikasi Menurut Aliran Cairan

Dibedakan atas :

o Pompa aliran aksial, dimana arah aliran cairan tegak sejajar dengan

sumbu poros.

o Pompa aliran radial, dimana arah aliran cairan tegak lurus dengan sumbu

poros.

o Pompa aliran campuran, dimana arah aliran tidak aksial maupun radial.

2.3.5 Klasifikasi Menurut Susunan

Tingkat Dibedakan atas :

o Pompa satu tingkat ( single stage )

Pompa ini hanya mempunyai satu impeller, head total yang ditimbulkan

berasal dari satu impeller, sehingga head pompa relatif rendah.

o Pompa bertingkat banyak ( multi stage )

Pompa ini menggunakan banyak impeller yang dipasang secara seri pada

satu poros.

Zat cair yang keluar dari impeller pertama dimasukkan ke impeller

berikutnya dan seterusnya hingga impeller yang terakhir. Head total pompa

merupakan penjumlahan dari head yang ditimbulkan oleh masing – masing

impeller sehingga diperoleh head yang relatif tinggi.

2.3.6 Klasifikasi Menurut Cara Isapan Pompa.

Dibedakan atas :

o Pompa isapan tunggal


Pada pompa jenis ini, zat cair masuk dari sati sisi impeller. Kontruksi pompa

sangat sederhana, sehingga umumnya banyak dipakai. Namun tekanan yang

bekerja pada masing – masing sisi isap tidak sama sehingga akan timbul gaya aksial

yang gayanya menuju sisi isap.

o Pompa isapan ganda

Pada jenis pompa ini zat cair masuk melalui kedua sisi impeller tersebut,

dipasang saling bertolak belakang, sehingga gaya yang timbul akibat gaya yang

bekerja pada masing – masing sisi impeller akan saling mengimbangi. Laju aliran

total sama dengan dua kali laju aliran yang masuk melalui masing – masing

impeller. Dibandingkan dengan pompa isapan tunggal yang sama kapasitasnya,

pompa isapan ganda mempunyai kemampuan isap yang lebih baik.

2.4 Head Zat Cair

Aliran zat cair ( Fluida ) melalui suatu penampang saluran. Pada

penampang tersebut zat cair mempunyai tekanan statis P ( kg/m² ), kecepatan

rata – rata V ( m/s ), dan ketinggian Z ( m) diukur dari bidang referensi, maka zat

cair tersebut pada penampang yang bersangkutan mempunyai head total :

P V2
H   Z ( II. 1)
 2g
Dimana :

p
 = Head tekanan

V2
2g = Head kecepatan
Z = Head potensial

Ketiga head tersebut diatas adalah energi mekanik yang dikandung oleh

satuan berat 1 kgf zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan

head total tersebut dinyatakan dengan satuan tinggi kolom air dalam meter.

Dalam satuan SI, head H dinyatakan sebagai energi spesifik y, yaitu energi

mekanik yang dikandung oleh aliran per satuan massa ( 1 kg ) zat cair, satuan y

adalah j/kg, maka energi spesifik tekanan P/ ,Kecepatan V²/2 dan potensial gZ.

Maka persamaan energi spesifik total :

p V2
  g.H    2  gZ ( II.2 )

Dimana :

 = massa zat cair per satuan volume ( kg/m 3 )

2.5 Putaran spesifik

Komponen utama pada pompa antara lain adalah impeller dan rumah

pompa. Dimana pada impeller, zat cair mendapat percepatan sedemikian rupa

sehingga dapat mengalir keluar. Bentuk dari impeller pompa dapat ditentukan

dengan menggunakan satuan besaran yang disebut putaran spesifik ( n s ).

Dengan kata lain harga n s dipakai sebagai parameter untuk menentukan jenis

impeller pompa, jadi apabila harga putaran spesifik pompa sudah ditentukan maka

bentuk impeller dapat ditentukan pula.


Gambar 2.9 Jenis – jenis Impeller sesuai kecepatan spesifik

ns = n.ÖQ ( II.3 )
3
H4

Dimana :

n s = Putaran spesifik

n = Putaran pompa ( rpm )

Q = kapasitas pompa ( m 3 /menit

) H = Head total pompa

Kecepatan spesifik yang didefinisikan dalam persamaan diatas adalah sama untuk

pompa – pompa yang sebangun atau sama bentuk impellernya, meskipun ukuran

dan putarannya berbeda, ada empat ( 4 ) jenis impeller berdasarkan putaran

spesifiknya adalah sebagai berikut :

n s = ( 100 – 250 ) = Impeller jenis radial

n s = ( 100 – 780 ) = impeller jenis francis

n s = ( 320 – 1400 ) = Impeller jenis aliran campuran

n s = ( 890 – 2500 ) = Impeller jenis aksial


2.6 Kavitasi

Bila tekanan pada sembarang titik didalam pompa turun menjadi lebih

rendah dari tekanan uap pada temperatur cairannya, cairan itu akan menguap dan

membentuk suatu rongga uap. Gelembung – gelembung akan mengalir bersama

– sama dengan aliran sampai pada daerah yang mempunyai tekanan lebih tinggi

dicapai dimana gelembung – gelembung itu akan mengecil lagi secara tiba – tiba,

yang mengakibatkan tekanan yang besar pada dinding didekatnya. Fenomena ini

disebut kavitasi.

Masuknya cairan secara tiba – tiba kedalam ruangan yang terjadi akibat

pengecilan gelembung – gelembung uap tadi akan menyebabkan kerusakan –

kerusakan mekanis, yang kadang – kadang akan menyebabkan terjadinya erosi,

yaitu terjadinya lubang- lubang. Sifat – sifat lain yang terjadi akibat kavitasi dapat

berupa bunyi ketukan yang kuat dan akan mengakibatkan getarkan pada bagian –

bagian pompa.

2. 7 Daya Pompa

Adalah daya dari pompa sentrifugal yang bisa digunakan dan dipindahkan

ke fluida, yaitu:

Pv =gHQ

Dimana :
P v = Daya pompa teoritis ( kW )

H = Head

 = Kerapatan fluida ( kg /m 3)

g = Gravitasi ( m/det 2 )

Q = Kapasitas ( m 3 /det )
2.7.1 Daya Yang Dibutuhkan

Adalah daya yang harus disediakan oleh penggerak pompa, yaitu :

Pv
P = o
Dimana :

P = Daya yang dibutuhkan ( kW )

PV = Daya pompa ( kW )

o = efisiensi overall

2.8 Ukuran – Ukuran Utama Pompa

2.8.1 Diameter poros pompa

ds = 3 T / 0,2 i ( II.6 )

Dimana :
d s = Diameter poros ( m )

T = Torsi

= P/

P = daya yang dibutuhkan ( kW )

 = kecepatan putar ( m/det )



= 2  n / 60

 i = 20 N/mm 2 ( pompa satu tingkat )



= 10 – 15 N/mm 2 ( Pompa tingkat banyak )
2.8.2 Sisi Masuk Impeller

2.8.2.1 Diameter naaf impeller ( Dn )

d
Dn = ( 1,2 – 1,4 ) s ( II.7 )
Dimana :

Dn = diameter naaf ( in )

d
s = diameter poros ( in )

2.8.2.2 Diameter mata impeller

4Q + D 2
Do= n ( II.8 )
 Vo

Dimana :

Q = kapasitas ( ft 2 /det )

Vo = kecepatan sisi masuk ijin ( ft 2 /det )

Dn = dimeter naaf ( m )

4 n = 750
n = 3000 n = 1500 menit
(m/det)

2
0

1
V

0
5 6 3 4
0,003 0,01 0,02 0,03 0,1 0,2 0,6

Q (m3/det)
Gambar 2.10 Hubungan kecepatan sisi masuk ijin dengan kecepatan yang
Dibutuhkan dan putaran pompa
2.8.2.3 Kecepatan keliling sisi masuk impeller ( U I )
 D!n 9

U 1 = 60 ( II. )

Dimana :

U 1 = kecepatan keliling sisi masuk ( m/det )

D 1 = diameter mata impeller ( m )

n = putaran poros ( rpm )

2.8.2.4 Sudut Sisi Masuk (  1 )

Fluida dianggap masuk impeller secara radial, sehingga sudut masuk absolute (

 1 ) = 90 o , maka sudut (  1 ) dihitung dengan :

 = Vr1
Tan 1
U1

Dimana :

1 = sudut sisi masuk

Vr1 = kecepatan aliran radial ( diperhitungkan terhadap faktor penyempitan dan

kecepatan aliran masuk ijin )

= ( 1,1 – 1,3 ) Vi

V i = kecepatan aliran masuk ijin

U 1 = kecepatan keliling sisi masu

2.8.2.5 Segitiga Kecepatan Sisi Masuk Impeller

Segitiga kecepatan dapat digambarkan sebagai berikut :

V
Vr1 1

U1

Gambar 2 11 Segitiga kecepatan sisi masuk


Dimana :

U 1 = kecepatan keliling sisi masuk ( m/det )

Vr1 = kecepatan aliran radial ( m/det )

1 = sudut sisi masuk

V1 = kecepatan relatif ( m/det )

2.8.2.6 Lebar Impeller Pada Sisi Masuk ( b1 )

Q
b1 = ( II.11 )
 .D1Vr1 1

Dimana :

b1 = lebar impeller pada sisi masuk ( m )

Q = kapasitas ( m 3 /det )

D1 = diameter sisi masuk ( m )

Vr1 = kecepatan arah alian radial ( m/det )

 = 0,8 – 0.9 ( factor kontraksi )

2.8.3 Sisi Luar Impeller

2.8.3.1 Diameter Luar Impeller ( D 2 )

1840 H
D2 = n

Dimana :
D2 = diameter luar impeller ( in )

 = koefisien tinggi tekan ( 0,9 – 1,2

) H = head pompa ( ft )

n = putaran poos pompa ( rpm )

2.8.3.2 Kecepatan Keliling ( U 2 )

 .D2.n 1
U2 = 60 ( II. 3 )

Dimana :

U 2 = kecepatan keliling impeller sisi luar ( m/det )

D2 = diameter luar impeller ( m )

n = putaran poros ( rpm )

2.8.3.3 Kecepatan Radial ( Vr 2 )

Kecepatan radial sisi keluar diperhitungkan dari radial sisi masuk yaitu :

Vr2 = Vr1 - 15 % Vr1 ( II.14 )


Dimana :

Vr2 = kecepatan raduial keluar ( m/det )

Vr1 = kecepatan radial masuk ( m/det )

2.8.3.4 Sudut Sisi Keluar (  2 )

Besarnya sudut sisi keluar dibuat lebih besar dari sudut sisi masuk untuk

mendapatkan aliran yang lancar.

 2 = ( 15 o - 40 o )
2.8.3.5 Segitiga kecepatan Sisi Keluar

Untuk mendapatkan besarnya kecepatan relative ( w2 ) dan kecepatan air


keluar ( V 2 ) dapat dibuat segitiga kecepatan sisi keluar impeller dengan bantuan

besar – besaran yang telah didapat terlebih dahulu. Keterangan gambar :

V`
V
 '2 Vr 2

Vu2
Vu2

U2
Gambar 2.12 Segitiga kecepatan sisi keluar

U 2 = kecepatan impeller sisi keluar ( m/det )

Vu2 = kecepatan keluar tangensial ( m/det )

 2 = sudut sisi keluar

 '2 = sudut sisi keluar actual

Vr 2 = kecepatan radial keluar ( m/det )

Vu2 = kecepatan keluar tangensial absolute ( m/det )

2.8.3.6 Lebar Impeller Pada Sisi keluar ( b 2 )

Q
b 2 = Vr  .D 
2. 2. 2

Dimana :

Q = jumlah aliran total ( m 3 /det )

Vr2 = kecepatan radial keluar ( m/det )

D 2 = diameter luar impeller ( m )

 2 = faktor koreksi yang disebabkan ketebalan sudu( 0,9 – 0,95 )


2.8.4 Jumlah Sudu ( z )

Jumlah sudu dihitung dengan :


D2  D1
z = 6,5 sin  m
D D
2 1

Dimana :

D2 = diameter luar impeller ( m )

D1 = diameter dalam impeller ( m )

  
m = 1 2 2 

2.8.5 Jarak Sudu Sisi Masuk ( t1 )

 .D1
t1 = z

Dimana :

D1 = Diameter dalam impeller ( m )

z = jumlah sudut
2.8.6 Tebal Sudu ( s )

S = ( 3 – 6 mm ), untuk bahan perunggu, logam ringan, dan baja

tuang = ( 2 – 10 mm ), untuk bahan besi tuang kelabu

2.8.7 Melukis Bentuk Impeller

Melukiskan bentuk impeller dapat dilakukan dengan metode arkus tangen

yaitu dengan rumus :

 R2 b  R2 a
= 2(R cos   R cos  ) ( II.19 )
b b a a

Dimana :

Ra = jari – jari knsenrtis lingkaran dalam

Rb = jari – jari konsentris lingkaran luar

a dan b = indek yang menunjukkan bagian dalam dan luar lingkaran konsentris.

2.8.8 Rumah Pompa ( Volute )

Fungsi rumah pompa ( volute ) adalah untuk mengkonversi tinggi kecepatan (

velocity ) dari fluida menjadi tinggi tekan. Untuk perencanaan rumah pompa dimulai

dari suatu garis dasar yang dinamakan lidah ( tongue )

2.8.8.1 Radius Lidah Tongue ( R t )

Dapat menggunakan rumus :

Rt = ( 1,05 – 1,10 ) R2
2.8.8.2 Sudut Antara Tongue Teoritis Dengan Tongue Aktual.

132 log10 (Rt / R2 )


o t =
tan '2

2.8.8.3 Lebar Rata – Rata Tiap Ring ( Bave )

Bave = b3  2 tan / 2

Dimana :

b3 = lebar rumah pompa

b2 = lebar impeller pada sisi keluar

R2 = jari – jari luar impeller

R = jarak antara dua radius R dan R2

= Rave - R

Rave = jari -=jari rata – rata – rata

Penampang rumah pompa berbentuk trapesium dengan sudut antara dinding

dengan garis horizontal 30 o . Rencana rumah pompa ditentukan oleh sudut yang

dihitung.

2.8.8.4 Sudut Rumah Pompa (  o )


o =
360R V
2 u2 åbR
R

Q R2 R

Anda mungkin juga menyukai