Anda di halaman 1dari 29

SI-4321 Bangunan Air

Dr. Ir. Yadi Suryadi, M.T.


Dr. Eng. Eka Oktariyanto Nugroho, S.T., M.T.
Kuliah 10

Water Resources Engineering Research Group, Study Program of Civil Engineering, Faculty of Civil and
Environmental Engineering, Bandung Institute of Technology, Jalan Ganesha 10 Bandung, Indonesia

Pembangkit Listrik Tenaga Microhydro (PLTM)


Kuliah 10, Bandung 06 April 2023
Pendahuluan
Berdasarkan konstruksinya, ada tiga cara pemanfaatan tenaga air untuk
pembangkit listrik:
1. Run of River Hydropower (memanfaatkan aliran sungai alami tanpa
memuat bendungan terlebih dahulu)
2. Pembangkit listrik tenaga air dengan kolam pengatur (menggunakan
bendungan untuk menaikkan tinggi muka air di hulu untuk
meningkatkan energi potensial)
3. Pembangkit listrik dengan pompa
Pendahuluan
Klasifikasi pembangkit berdasarkan kapasitas terdiri dari:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik
dengan kapasitas lebih dari 10 MW.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) adalah pembangkit
listrik dengan kapasitas lebih dari 1 MW - 10 MW.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit
listrik dengan kapasitas kurang dari 1 MW.
Pemilihan Lokasi PLTM
• Curah hujan merupakan faktor
utama yang akan menentukan
kondisi daerah aliran yang akan
digunakan sebagai lokasi
pembangkit. Curah hujan
digunakan untuk memprediksi
jumlah potensi air pada suatu
daerah.
• Prosedur prediksi dan perhitungan
potensi aliran dapat dilakukan
dengan prosedur seperti pada
diagram di samping.
Skema PLTM
• Memanfaatkan energi potensial
(jatuhan air)
• Komponen utama dalam
penentuan kelayakan hidrologi
adalah parameter debit dan head.
P = g . H . Q . Eff

Dimana:
P = daya teoritis yang dikeluarkan
(kW)
H = tinggi jatuh air efektif (m)
Q = debit air (m3/s)
g = gravitasi (m/s2)
eff = efisiensi turbin
Komponen PLTM
1. Bendung
2. Intake (Bangunan Pengambilan)
3. Kantong lumpur
4. Saluran penghantar (Headrace)
5. Kolam penenang (Forebay)
6. Pipa pesat (Penstock)
7. Power House
8. Saluran pembuang (Tailrace)
Bendung
• Konstruksi bendung berfungsi
untuk menaikkan dan
mengontrol tinggi air dalam
sungai secara signifikan
• Konstruksi bendung dilengkapi
dengan bangunan pengambilan
yang berfungsi mengarahkan air
dari sungai masuk ke dalam
saluran pembawa.
Intake (Bangunan Pengambilan)
• Intake berfungsi untuk mengambil air dari sungai atau kolam untuk dialirkan ke
saluran, bak penampungan dan pipa pesat.

• Tata letak bangunan pengambilan biasanya diatur oleh beberapa hal, yaitu:
a) Sedekat mungkin dengan bangunan pembilas dan as bendung.
b) Tidak mengganggu proses penyadapan air.
c) Tidak menyebabkan pengendapan sedimen dan turbulensi air di hulu
bangunan pengambilan.

• Debit rencana untuk bangunan pengambilan sama dengan debit yang


direncanakan untuk saluran pembawa, yaitu 120% dari Qrencana (dengan
kecepatan masuk sebesar 1 - 2 m/s)
Intake (Bangunan Pengambilan)
Besar nilai debit yang dapat mengalir melalui pintu pengambilan memenuhi
persamaan berikut:

Dimana:
Q = debit aliran melalui pintu pengambilan (m3/s)
μ = koefisien debit dengan nilai 0,8 untuk bukaan dibawah permukaan air dengan
kehilangan tinggi energi
b = lebar bukaan pintu (m)
a = tinggi bukaan pintu (m)
g = percepatan gravitasi (m2/s)
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan
Kantong Lumpur (Sand Trap)
Fungsi dan karakteristik kantong lumpur:
a. Bangunan yang menghubungkan dengan bak pengendap sehingga
panjangnya harus dibatasi.
b. Pengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harus mencegah
terjadinya aliran turbulen serta mengurangi kecepatan aliran masuk ke
bak pengendap sehingga perlu bagian yang melebar.
c. Bangunan untuk mengendapkan sedimen. Desainnya perlu dihitung
dengan formulasi hubungan panjang bak, kedalaman bak, antara
kecepatan pengendapan, dan kecepatan aliran.
d. Tempat penimbun sedimen, sehingga harus didesain mudah dalam
pembuangan sedimen.
e. Sebagai bangunan pelimpah yang mengalirkan aliran dari intake masuk
ke bagian bawah
Kantong Lumpur (Sand Trap)
Perencanaan kantong lumpur:
1. Menentukan ukuran partikel rencana yang akan diendapkan
2. Menentukan volume kantong lumpur

Dimana:
a = sedimen yang harus diendapkan (mm)
Qn = debit rencana
T = periode pembilasan
Kantong Lumpur (Sand Trap)
3. Luas Permukaan Rata-rata

Syarat: L/B > 8

Dimana:
H = kedalaman aliran pada saluran (m)
w = kecepatan endap partikel sedimen (m/s)
L = panjang kantong lumpur (m)
v = kecepatan aliran air (m/s)
Q = debit aliran pada saluran (m3/s)
B = lebar kantong lumpur (B)
Saluran Pembawa (Headrace)
• Headrace berfungsi untuk mengalirkan air dari
intake ke bak penenang (forebay) dan untuk
mempertahankan kestabilan debit air.
• Saluran air untuk sebuah pembangkit skala
kecil, cenderung untuk memiliki bangunan
yang terbuka.
• Headrace harus mampu menampung debit air
20% lebih besar dari debit rancangan. Hal ini
ditujukan agar pada saat operasi maksimal,
muka air di forebay tidak turun dan terhindar
dari pelimpasan apabila terjadi kelebihan
debit.
Saluran Pembawa (Headrace)
Jika saluran dibangun pada daerah lereng, beriku ada hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1. Topografi Rute Saluran (Trase)
2. Stabilitas Tanah Trase Saluran
3. Penggunaan Infrastruktur Eksisting (misal saluran irigasi)
4. Geometri saluran
Saluran Pembawa (Headrace)
• Perhitungan dimensi saluran menggunakan persamaan Manning

Dimana:
Q = debit rencana saluran (m3/s)
V = kecepatan di saluran (m2/s)
A = luas basah (m2)
R = jari-jari hidraulik (m), R=A/P
S = kemiringan saluran
n = koefisien kekasaran Manning
Bak Penenang (Forebay)
• Berfungsi sebagai tempat
penenangan air dan pengendapan
akhir, penyaringan terakhir untuk
menyaring benda-benda yang masih
terbawa dalam saluran air
• Forebay merupakan tempat
permulaan pipa pesat yang
mengendalikan aliran minimum,
sebagai antisipasi aliran yang cepat
pada turbin, tanpa menurunkan
elevasi muka air yang berlebihan dan
menyebabkan arus balik pada saluran.
Bak Penenang (Forebay)
Pemilihan lokasi bak penenang untuk pembangkit listrik skala kecil
seringkali berada pada area yang lebih tinggi, beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan antara lain:
a. Sedapat mungkin dipilih lokasi dimana bagian tanahnya relatif stabil
dan apabila umumnya terdiri dari batuan keras maka sedapat
mungkin dapat mengurangi jumlah pekerjaan penggalian.
b. Dipilih tempat yang relatif datar.
c. Mengurangi hubungan dengan muka air tanah yang lebih tinggi.
Bak Penenang (Forebay)
• Kedalaman bak penenang minimal mempunyai dimensi sebesar tiga kali
dari diameter penstock. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
pusaran air pada bak penenang yang dapat mengakibatkan masuknya
udara pada pipa pesat.
• Dimensi forebay dapat dihitung sebagai berikut:

Dimana:
• B = lebar kolam penenang (m)
• L = panjang kolam penenang (m)
• b = lebar saluran pembawa (m)
Bak Penenang (forebay)
• Persamaan untuk menghitung kedalaman bak penenang:

Dimana :
h = kedalaman air di kolam penenang (m)
S = kedalaman air di atas pipa pesat (m)
D = diameter pipa pesat (m)

• kedalaman air di atas pipa pesat minimum dua kali diameter pipa pesat.
Pipa Pesat (Penstock)
• Pipa pesat adalah sebagai saluran tertutup (pipa) aliran air yang menuju turbin
yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang akan berhubungan
dengan peralatan mekanik seperti turbin.
• Kondisi topografi dan pemilihan sistem PLTMH mempengaruhi tipe pipa pesat .
Umumnya sebagai saluran ini harus dirancang secara benar sesuai ketinggian
sistem pembangkit listrik.
• Berdasarkan kondisi topografi yang ada, beberapa pertimbangan pemilihan lokasi
pipa pesat yaitu:
a. Topografi yang dilewati memiliki tingkat kemiringan yang memenuhi
persyaratan dimana pipa pesat harus berada di bawah garis kemiringan energi
b. Stabilitas tanah dari daerah yang dilewati.
c. Pemanfaatan jalan eksisting untuk mempermudah konstruksi dan perawatan.
Pipa Pesat (Penstock)
• beberapa tipe desain pipa pesat
seperti:
a. pipa pesat pendek (short
penstock pipe)
b. pipa pesat medium (medium
penstock pipe)
c. Pipa pesat panjang mengikuti
sungai (long penstock
following river).
Pipa Pesat (Penstock)
Berikut beberapa hal yang diperhitungkan dalam perencanaan pipa pesat:
1. Sudut rata-rata penstock

Dimana:
Ap = sudut rata-rata penstock
Hp = beda tinggi antara MA forebay dengan turbin (m)
Lp = panjang penstock (m)
Pipa Pesat (Penstock)
2. Kecepatan aliran pada pipa pesat 3. Diameter pipa pesat

Dimana:
D = diameter penstock (m)
Q = debit rencana (m3/s)
Vopt = kecepatan optimum (m/s)
Pipa Pesat (Penstock)
4. Tebal Pipa Pesat

Dimana:
D = diameter penstock (mm)
t = tebal penstock (mm)

• Pada pipa pesat, terjadi dua kehilangan energi yaitu major losses dan minor
losses. Major losses diakibatkan oleh gesekan dengan dinding pipa.
Sedangkan minor losses diakibatkan oleh tumbukan dan turbulensi seperti
akibat trashrack, pintu masuk, serta katup dan fitting.
Power House
• Bangunan rumah pembangkit adalah sebagai bangunan yang berfungsi untuk
melindungi peralatan elektrikal mekanikal seperti turbin, generator, panel kontrol
dan lainnya dari segala gangguan.
• Beberapa pertimbangan dalam memilih lokasi dan membangun rumah
pembangkit ini, antara lain :
a. Konstruksi harus berada di atas struktur tanah yang sangat stabil, tidak di
lereng yang curam dan umumnya di pinggir badan sungai yang relatif rendah
dan datar untuk mempermudah aliran buangan di tail race.
b. Memiliki akses jalan yang cukup untuk transportasi peralatan elektrikal
mekanikal yang akan dipasang dan atau terjadual untuk perawatan.
c. Lokasi yang relatif datar, kering dan relatif luas sehingga dapat digunakan untuk
tempat kerja seperti perbaikan dan perawatan peralatan.
d. Elevasi lantai rumah pembangkit ini harus berada di atas elevasi muka air saat
banjir yang paling besar dalam beberapa tahun terakhir.
Power House
e. Bangunan rumah pembangkit harus
memiliki ventilasi udara, jendela untuk
cahaya masuk tetapi diberikan seperti
kasa untuk melindungi serangga
masuk.
f. Ruangan yang dibangun juga cukup
untuk digunakan seperti penyimpanan
peralatan dan atau suku cadang
peralatan elektrikal dan mekanikal.
g. Kondisi pondasi harus cukup kuat
untuk menahan pemasangan beberapa
peralatan yang memiliki berat cukup
besar.
Pemilihan Jenis Turbin
• Secara sederhana,
pemilihan jenis
turbin dapat
dilakukan dengan
melihat grafik
hubungan antara
kehilangan energi
efektif dengan
debit.
Saluran Pembuang (Tail race)
• Saluran pembuang bertujuan sebagai saluran pembuang aliran air dari
rumah pembangkit yangmenggerakkan turbin. Saluran ini bersatu dengan
rumah pembangkit dan aliran sungai.
• Penempatan rute saluran pembuang ini, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan antara lain :
a. Perkiraan tinggi genangan air pada rumah pembangkit ketika terjadi
banjir besar.
b. Menghindari penggenangan bantaran sungai dan permukaan tanah di
sekitar rumah pembangkit.
c. Fluktuasi dasar sungai pada daerah saluran pembuang.
d. Saluran pembuang harus diarahkan sesuai arah aliran sungai.
Saluran Pembuang (Tail Race)
• Dimensi saluran pembuang
ditentukan oleh debit yang keluar
dari turbin (debit rencana
pembangkitan) menggunakan
persamaan manning.
• Kedalaman saluran perlu
ditambahkan dengan tinggi jagaan.
Tinggi jagaan minimum yang
diperlukan dapat ditentukan dengan
melihta grafik berikut

Anda mungkin juga menyukai