M. Zulkaromi
Arie Sukma SP
Alief Makmuri
Masyhur R.
Andang PP
Eko Setiawan
M. Azzamul
Danu
PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adala
instansi pembangkit listrik tenaga air dengan
kapasitas pembangkitan rendah dengan kapasitas 5
sampai dengan 100 kW dan kebanyakan terletak
pada anak sungai dimana terdapat mata air tanpa
di lengkapi pengontrolan tandon air.
Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang baik
mengenai pola aliran air untuk menentukan ukuran
turbin yang akan di gunakan dan kapasitas daya
yang akan dihasilkan.
Bangunan posisi pipa masuk (intake) sering kali di
sesuaikan dengan kondisi material daerah yang
bersangkutan.
Klarifikasi air terjun dan
kapasitas pembangkit hidro
Daya (KW) Tinggi Terjun (m)
Rendah Sedang Tinggi
5-100 1,5 – 15 15 -50 50 -150
100-5000 2 -20 20 -100 100 -250
5000 > 3 -30 30 - 120 120 - 140
Beberapa klarifikasi lainnya secara umum mendefisinikan mikro untuk daya kuran
dari 100 kW dan mini untuk daya antara 100 kW sampai dengan 5000 kW[
Keuntungan PLTMH
1. PLTMH adalah sumber energi baru terbaharukan, tidak
menghasilkan polusi dan merupakan sumber daya alam
yang tidak dapat tergantikan dengan bahan bakar
minyak yang harus didatangkan dari luar sehingga biaya
operasionalnya lebih rendah di bandingkan pembangkit
diesel.
2. Dalam pengelolaan air, pembangunan PLTMH dapat
dipadukan dengan pembangunan sistem irigasi dan
saluran air.
3. Teknologi yang digunakan dalam PLTMH adalah
teknologi dengan perkembangan yang relatif sedikit,
sehingga masih sesuai untuk digunakan dalam jangka
waktu yang cukup lama.
4. PLTMH merupakan teknologi yang berumur panjang
dimana sistem dapat beroperasi hingga 50 tahun atau
bahkan lebih tanpa ada perbaikan yang berarti.
Keuntungan PLTMH
5. Ukuran PLTMH yang relatif kecil sesuai untuk daerah pedesaan,
karena dapat menyertakan peran serta masyarakat mulai dari
perencanaan, pembangunan serta perawatannya. Dengan
demikian biaya keseluruhan untuk pembangunan PLTMH dapat
ditekan seminimal mungkin.
6. Selain untuk menghasilkan listrik, pada PLTMH juga dihasilkan
energi mekanik yang dapat langsung dipergunakan untuk berbagai
keperluan.
7. Pembangunan PLTMH dapat dilakukan di beberapa tempat yang
mempunyai potensi dan di sesuaikan pada daerah-daerah yang
membutuhkan.
8. Biaya transmisi yang rendah dimungkinkan karena PLTMH
dibangun pada potensi yang letaknya dekat dengan pusat beban.
9. Kompenen-komponen peralatan yang digunakan dalam PLTMH
lebih sederhana, sehingga biaya untuk pengadaan komponen-
komponen tersebut lebih murah.
10. Bangunan untuk PLTMH sederhana dan dapat disesuaikan
dengan kondisi lingkungan sekitar potensi.
11. Adanya PLTMH tidak menggangu keaadaan sosial dan
lingkungan disekitarnya karena pembangunan PLTMH merupakan
pembangunan dengan skala kecil.
UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO
dimana :
h = rugi jatuh pada trashrack (m)
Kt = koefisien rugi-rugi trashrack
t/b = perbandingan diameter dengan jarak antar
batang
v = kecepatan air sebelum melewati penstock
(m/det)
g = konstanta gravitasi (9,8 m/det2)
= sudut antara batang dengan sumbu horizontal
a) Penyaring / trashrack
b) Kolam Pengendap
Butiran partikel yang terbawa aliran air diendapkan di
kolam pengendap sebelum memasuki forebay agar
air yang masuk ke penstock lebih bersih.
Karakteristik kolam pengendap dinyatakan sebagai :
dimana :
v = kecepatan aliran di kolam pengendap =
Q = debit air (m3/det)
D = kedalaman kolam (m)
W = lebar kolam (m)
V0 = kecepatan pengendapan partikel (m/det)
b) Kolam Pengendap
Sehingga
dimana :
p = batas perbedaan tekanan maksimum (kgf/cm2)
E = elastisitas Modulus Young (kgf/cm2) (tabel 2.4)
D = diameter penstock pada sisi pipa masuk (m)
t = tebal pipa masuk (m)
f = faktor keamanan (5 untuk pipa pendam dan 10 untuk
pipa luar)
c) Katup udara
Koefisien Material Untuk Berbagai Jenis Pipa Penstock
c) Katup udara
Agar tekanan yang terjadi tidak melebihi p, maka
luas penampang pada sisi masuk udara harus
memenuhi persamaan :
dimana :
Q = aliran udara melalui inlet (m3/det)
C = koefisien pelepasan inlet (0,5 untuk inlet katup
udara dan 0,7 untuk inlet pipa udara pendek)
Power house
Power house adalah bagian paling utama pada
PLTMH. Di dalam power house terdapat turbin,
generator dan perlengkapan lainnya. Bangunan
rumah pembangkit (Power House) adalah sebagai
bangunan yang berfungsi untuk melindungi peralatan
elektrikal mekanikal seperti turbin, generator, panel
kontrol dan lainnya dari segala gangguan.
Gangguan yang dimaksud adalah cuaca,
pencegahan dari pihak-pihak yang tidak
berkepentingan dan pencurian peralatan barang
tersebut.
Power house
Tailrace
Tailrace adalah saluran pembuangan air yang telah
digunakan untuk memutar turbin. Tailrace biasanya
bermuara pada sungai yang merupakan saluran
alami dari aliran air yang diambil untuk PLTMH. Saluran
Pembuang atau tailrace ini dimensinya harus sama
atau lebih besar dari saluran pemasukan.
Pembangkit listrik pada
aliran sungai
Pembangkit tenaga air (PLTA) adalah suatu bentuk perubahan
tenaga dari tenaga air dengan kecepatan tertentu menjadi
tenaga listrik dengan menggunakan turbin air dan generator
sebagai pembangkit daya listrik. Daya yang dapat dihasilkan
dapat dihitung berdasarkan energi kinetik dari kecepatan aliran
sungai dengan persamaan sebagai berikut :
Untuk menghitung daya listrik yang dihasilkan adalah energi per satuan waktu
dengan persamaan sebagaiberikut :
Pada daerah Indonesia turbin yang ideal adalah turbin crossflow dan
turbin Kaplan apabila melihat pada kondisi alam dan karakteristik
geografis.
Generator
• Generator adalah alat yang
mengubah energi kinetik atau
energi putar menjadi energi
listrik.
• Generator dari stasiun tenaga
air biasanya terdiri dari mesin
sinkron tiga phasa.
• Generator ini memiliki
kecepatan rata-rata berkisar
antara 70 – 1000 rpm.
Generator dapat memiliki
sebuah as berbentuk vertikal
maupun horisontal.
Perancangan Desain
Generator
• Perencanaan daya yang dihasilkan oleh generator
tiga phasa dihitung dengan persamaan :
P = 3 . V . I . Cos θ Watt
Dimana : P = tenaga yang dihasilkan generator
(Watt)
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
Cos θ = faktor daya
Ppotensial = ρ x g x Q x
H
Dimana : P = daya hidrolik air (kilowatt)
ρ = massa jenis air (1000 kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
Q = Debit air (m3/s)
H = tinggi jatuh efektif (m)
Bagaimanapun, tidak ada sistem yang sempurna sehingga selalu
terjadi kehilangan energi sewaktu energi potensial air diubah menjadi
energi listrik. Besarnya energi yang hilang ini dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu:
Kerugian/losses pipa pesat/penstock
- Efisiensi turbin - Efisiensi jaringan
- Efisiensi generator - Efisiensi sistem kontrol
- Efisiensi trafo - Efisiensi konstruksi sipil
Pterbangkit = ηtotal x Ppotensial
=ηtotal x ρ x g x Q x H
Dari beberapa referensi dapat diketahui bahwa untuk sistem pembangkit kecil,
sebagai acuan kasar dapat digunakan harga ηtotal = 50%
(http://www.itdg.com)
Dari hasil pengukuran yang telah dilaksanakan di atas maka dapat dihitung
potensi mikrohidro yang dapat dihasilkan:
• Pendapatan kotor
Apabila PLTMH direncanakan dengan kapasitas 100 kVA, cos phi 0.91, harga
jual listrik sebesar Rp.600,00 per kWh dan mesin dioperasikan dengan
Capacity Factor sebesar 70%, maka besarnya pendapatan kotor selama 1 tahun
adalah:
Apabila kapasitas daya rencana adalah 100 kVA, maka perkiraan biaya
investasi adalah sebesar (asumsi dengan biaya investasi Rp. 20.000.000,00
per kVA):
Berikut ini diajukan 4 (empat) skema operasi PLTMH Rantau Balai yang
berkapasitas 100 kVA dengan berbagai pola operasi: dengan harga Capacity
Factor 40%, 50%, 60% dan 70%.
Hasil simulasi untuk perhitungan laba tahunan yang diperoleh tiap tahunnya
disajikan dalam tabel dibawah ini:
Sehingga harga Pay Back Period (PBP) didapat sebesar: