Anda di halaman 1dari 78

PLTMH

M. Zulkaromi
Arie Sukma SP
Alief Makmuri
Masyhur R.
Andang PP
Eko Setiawan
M. Azzamul
Danu
PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adala
instansi pembangkit listrik tenaga air dengan
kapasitas pembangkitan rendah dengan kapasitas 5
sampai dengan 100 kW dan kebanyakan terletak
pada anak sungai dimana terdapat mata air tanpa
di lengkapi pengontrolan tandon air.
Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang baik
mengenai pola aliran air untuk menentukan ukuran
turbin yang akan di gunakan dan kapasitas daya
yang akan dihasilkan.
Bangunan posisi pipa masuk (intake) sering kali di
sesuaikan dengan kondisi material daerah yang
bersangkutan.
Klarifikasi air terjun dan
kapasitas pembangkit hidro
Daya (KW) Tinggi Terjun (m)
Rendah Sedang Tinggi
5-100 1,5 – 15 15 -50 50 -150
100-5000 2 -20 20 -100 100 -250
5000 > 3 -30 30 - 120 120 - 140

Beberapa klarifikasi lainnya secara umum mendefisinikan mikro untuk daya kuran
dari 100 kW dan mini untuk daya antara 100 kW sampai dengan 5000 kW[
Keuntungan PLTMH
1. PLTMH adalah sumber energi baru terbaharukan, tidak
menghasilkan polusi dan merupakan sumber daya alam
yang tidak dapat tergantikan dengan bahan bakar
minyak yang harus didatangkan dari luar sehingga biaya
operasionalnya lebih rendah di bandingkan pembangkit
diesel.
2. Dalam pengelolaan air, pembangunan PLTMH dapat
dipadukan dengan pembangunan sistem irigasi dan
saluran air.
3. Teknologi yang digunakan dalam PLTMH adalah
teknologi dengan perkembangan yang relatif sedikit,
sehingga masih sesuai untuk digunakan dalam jangka
waktu yang cukup lama.
4. PLTMH merupakan teknologi yang berumur panjang
dimana sistem dapat beroperasi hingga 50 tahun atau
bahkan lebih tanpa ada perbaikan yang berarti.
Keuntungan PLTMH
5. Ukuran PLTMH yang relatif kecil sesuai untuk daerah pedesaan,
karena dapat menyertakan peran serta masyarakat mulai dari
perencanaan, pembangunan serta perawatannya. Dengan
demikian biaya keseluruhan untuk pembangunan PLTMH dapat
ditekan seminimal mungkin.
6. Selain untuk menghasilkan listrik, pada PLTMH juga dihasilkan
energi mekanik yang dapat langsung dipergunakan untuk berbagai
keperluan.
7. Pembangunan PLTMH dapat dilakukan di beberapa tempat yang
mempunyai potensi dan di sesuaikan pada daerah-daerah yang
membutuhkan.
8. Biaya transmisi yang rendah dimungkinkan karena PLTMH
dibangun pada potensi yang letaknya dekat dengan pusat beban.
9. Kompenen-komponen peralatan yang digunakan dalam PLTMH
lebih sederhana, sehingga biaya untuk pengadaan komponen-
komponen tersebut lebih murah.
10. Bangunan untuk PLTMH sederhana dan dapat disesuaikan
dengan kondisi lingkungan sekitar potensi.
11. Adanya PLTMH tidak menggangu keaadaan sosial dan
lingkungan disekitarnya karena pembangunan PLTMH merupakan
pembangunan dengan skala kecil.
UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO

Pembangkit listrik tenaga Minihidro pada prinsipnya memanfaatkan


beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran
air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar
poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini
selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
Skema prinsip kerja PLTMH terlihat pada gambar di bawah ini:
Weir / Dam
Dam atau weir adalah suatu bangunan yang terdapat pada alur
aliran dan berfungsi untuk membendung aliran sungai agar dapat
digunakan sebagai PLTMH. Dam atau weir mempunyai dua fungsi
yaitu menambah tinggi terjun dan sebagai penampung air. Dam
atau weir sebagai penampung air berfungsi untuk menyimpan air
dalam jumlah yang cukup besar sehingga dapat digunakan pada
waktu terjadi lonjakan beban. Pada waktu debit air kurang di musim
kemarau, dam harus mempunyai persedian air yang cukup
sehingga PLTMH dapat bekerja secara terus-menerus.
Intake
Intake adalah bagian yang mengambil dan mengarahkan
sebagian atau seluruh aliran sungai untuk digunakan
sebagai sumber penggerak PLTMH. Pembangunan intake
di pengaruhi oleh :
1. Jumlah dan kualitas air yang dibutuhkan untuk PLTMH
2. Keadaan minimum dan maksimum aliran sungai
3. Keadaan tanah dan topografi lokasi PLTMH
4. Daerah tangkapan air alami yang ada di sekitar lokasi
5. Adanya dam atau weir untuk membendung aliran
sungai
Intake juga digunakan untuk mengontrol jumlah aliran air
yang akan digunakan untuk PLTMH.
Intake
Waterways / Power Canal
Air intake pada dam dialirkan ke lokasi PLTMH melalui
suatu saluran yang disebut waterways atau power
canal. Waterways dapat berupa saluran seperti
saluran irigasi ataupun berupa pipa air.
Waterways / Power Canal
Jika power canal berupa tanah yang tidak dilapisi,
maka harus ditentukan kecepatan air yang melalui
tanah agar tidak terjadi pengikisan seperti pada tabel
berikut :

Jenis Tanah Kecepatan Air (m/s)


Tanah Berpasir 0,3 - 0,4
Tanah Padat 0,4 - 0,6
Tanah Liat 0,6 - 0,8
Tanah Liat Pekat 0,8 - 2,0
Bentuk Penampang Kanal
1. Penampang setengah lingkaran
Bentuk penampang ini jarang digunakan karena
kesulitan dalam penggalian tanah dan biasanya
digunakan material berbentuk setengah lingkaran, seperti :
beton, lembaran logam, papan kayu.
2. Penampang trapezoid
Profil dibawah ini adalah paling sering
digunakan untuk kanal yang dilapisi maupun tidak,
dikarenakan penggalian tanah yang lebih mudah.
Jika kanal tidak dilapisi maka jenis tanah yang akan
dilalui air merupakan faktor penting yang
menentukan slope.
Slope Untuk Tepi Kanal
Tanpa Lapisan
Jenis Tanah Slope/kemiringan*

1.Untuk potongan di celah batu, tembok batuan 1 banding ½

2.Untuk potongan kerikil semen, tanah liat pekat 1 banding ¾

3.Untuk potongan tanah liat padat berkerikil atau 1 banding 1


untuk penampang bukit bertanah liat
4.Untuk potongan atau lapisan tanah liat atau 1 banding 3/2
tanah liat berkerikil
5.Untuk potongan atau tanah liat padat 1 banding 2

6.Untuk potongan atau tanah liat berpasir 1 banding 3

*vertikal terhadap horizontal


3. Penampang empat
persegi panjang
Profil empat persegi panjang cocok untuk kanal
dengan dinding tembok batu bata atau batuan.
Penggunaan kanal ini dapat mengurangi volume tanah
yang yang digali. Jika profil ini digunakan pada kanal
berupa tanah maka dapat mempercepat pengikisan.
4. Penampang segitiga
Profil ini jarang digunakan, biasanya dipakai
papan kayu sebagai saluran air atau kanal yang
dilapis beton
Forebay
Forebay merupakan bak penampung sementara
sebelum air digunakan masuk untuk memutar turbin.
Forebay dapat digunakan sebagai Dam cadangan
karena mampu menampung air dalam jumlah yang
cukup besar. Forebay juga berfungsi sebagai
penyaring kotoran yang masuk karena tidak tersaring
pada Intake dan merupakan kolam pengendap
lumpur agar tidak masuk ke turbin.
Rugi-rugi jatuh pada sisi penstock (he) didefinisikan :

dimana : v = kecepatan air dalam penstock (m/det)


Ke = konstanta bentuk pipa sisi masuk
Forebay
Penstock
Penstock adalah sebuah pipa yang mengalirkan air
bertekanan dari bak penampung (forebay) ke turbin.
Penstock dilengkapi dengan katup untuk mengatur
debit air dan kecepatan air yang digunakan untuk
memutar turbin.
Berikut adalah bagian-
bagian dari Penstock :
a) Penyaring / trashrack
b) Kolam Pengendap
c) Katup udara
a) Penyaring / trashrack
Penstock dapat tersumbat oleh adanya benda-
benda yang hanyut terbawa air oleh karena itu
digunakan trashrack sebagai penyaring.
Rugi jatuh yang terjadi pada trashrack :

dimana :
h = rugi jatuh pada trashrack (m)
Kt = koefisien rugi-rugi trashrack
t/b = perbandingan diameter dengan jarak antar
batang
v = kecepatan air sebelum melewati penstock
(m/det)
g = konstanta gravitasi (9,8 m/det2)
= sudut antara batang dengan sumbu horizontal
a) Penyaring / trashrack
b) Kolam Pengendap
Butiran partikel yang terbawa aliran air diendapkan di
kolam pengendap sebelum memasuki forebay agar
air yang masuk ke penstock lebih bersih.
Karakteristik kolam pengendap dinyatakan sebagai :

dimana :
v = kecepatan aliran di kolam pengendap =
Q = debit air (m3/det)
D = kedalaman kolam (m)
W = lebar kolam (m)
V0 = kecepatan pengendapan partikel (m/det)
b) Kolam Pengendap
Sehingga

Dengan As = LW = luas permukaan kolam. Sedangkan


lebar kolam dapat dicari :

Panjang kolam di tentukan :


b) Kolam Pengendap
c) Katup udara
Untuk menghindarinya perbedaan tekanan yang terlalu
besar yang dapat menyebabkan pecahnya pipa, maka
digunakan katup udara untuk mengalirkan udara luar ke
dalam pipa.

dimana :
p = batas perbedaan tekanan maksimum (kgf/cm2)
E = elastisitas Modulus Young (kgf/cm2) (tabel 2.4)
D = diameter penstock pada sisi pipa masuk (m)
t = tebal pipa masuk (m)
f = faktor keamanan (5 untuk pipa pendam dan 10 untuk
pipa luar)
c) Katup udara
Koefisien Material Untuk Berbagai Jenis Pipa Penstock
c) Katup udara
Agar tekanan yang terjadi tidak melebihi p, maka
luas penampang pada sisi masuk udara harus
memenuhi persamaan :

dimana :
Q = aliran udara melalui inlet (m3/det)
C = koefisien pelepasan inlet (0,5 untuk inlet katup
udara dan 0,7 untuk inlet pipa udara pendek)
Power house
Power house adalah bagian paling utama pada
PLTMH. Di dalam power house terdapat turbin,
generator dan perlengkapan lainnya. Bangunan
rumah pembangkit (Power House) adalah sebagai
bangunan yang berfungsi untuk melindungi peralatan
elektrikal mekanikal seperti turbin, generator, panel
kontrol dan lainnya dari segala gangguan.
Gangguan yang dimaksud adalah cuaca,
pencegahan dari pihak-pihak yang tidak
berkepentingan dan pencurian peralatan barang
tersebut.
Power house
Tailrace
Tailrace adalah saluran pembuangan air yang telah
digunakan untuk memutar turbin. Tailrace biasanya
bermuara pada sungai yang merupakan saluran
alami dari aliran air yang diambil untuk PLTMH. Saluran
Pembuang atau tailrace ini dimensinya harus sama
atau lebih besar dari saluran pemasukan.
Pembangkit listrik pada
aliran sungai
Pembangkit tenaga air (PLTA) adalah suatu bentuk perubahan
tenaga dari tenaga air dengan kecepatan tertentu menjadi
tenaga listrik dengan menggunakan turbin air dan generator
sebagai pembangkit daya listrik. Daya yang dapat dihasilkan
dapat dihitung berdasarkan energi kinetik dari kecepatan aliran
sungai dengan persamaan sebagai berikut :
Untuk menghitung daya listrik yang dihasilkan adalah energi per satuan waktu
dengan persamaan sebagaiberikut :

Jika η adalah efisiensi total turbin dan generator, maka :

dimana : P = daya yang dihasilkan (Kw)


η = efisiensi turbin dan generator (0,75)
= berat jenis air (N/m3)
m = massa air mengalir (kg/m3)
v = kecepatan aliran sungai (m/det)
t = kedalaman air sungai (m)
l = lebar sungai (m)
Pengukuran debit dan Tinggi air terjun
Pengukuran debit :
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah aliran air
atau debit yang melewati suatu saluran. Metode-metodeyang biasa digunakan
untuk mengukur besarnya debit adalah : bucket method,velocity-area method,
dan weir method.
• 1) Bucket method
Metode ini sangat sederhana karena hanya mengukur waktu yang
digunakan untuk mengisiskan sejumlah air ke dalam sebuak ember (untuk kira-
kira debit 4 l/det), sebuah drum (untuk kira-kira debit dibawah 50 l/det) atau
tempat lain yang dapat digunakan untuk mengukur. Dengan metode ini, harus
dapat mengalirkan seluruh aliran air ke dalam wadah pengukur. Dengan
mengetahui volume air yang terukur (V) dan waktu yang diperlukan untuk
pengisian (t), maka besarnya debit aliran dapat dihitung dengan :
• 2) Velocity-area method
Dengan menggunakan metode ini, terlebih dahulu harus menemukan tempat
yang digunakan untuk pengukuran. Dimana tempat pengukuran ini harus relatif
lebih datar, mempunyai aliran yang merata dan lebar sungai yang sama. Metode ini
sebenarnya adalah mengukur volume air yang mengalir melalui suatu luasan per
detiknya.
Debit Q (m3/s) dapat ditentukan dengan persamaan :

dimana : A = luasan penampang aliran (m)


V = kecepatan aliran rata-rata yang melewati luasan A (m/s)
Untuk menentukan besarnya debit dengan metode ini, terlebih dahulu
harusmenghitung luasan penampang aliran dan kecepatan aliran.
• 3) Weir method
Weir method memerlukan suatu kondisi dinding untuk membendung aliran
dengan bentuk khusus. Besarnya debit dapat langsung diketahui dengan perhitungan
berdasarkan data yang ada.
Saluran pengalih sungai :
Ciri khas saluran pengalihan aliran adalah bahwa air dari sungai dialihkan dari saluran
utama melalui saluran pengalih yang dimaksudkan sebagai saluran pembangkit tenaga.
Pembentukan tekanan tinggi air atau head pada saluran pengalih aliran dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya ;
1. Tinggi air dapat dibuat pada lekukan-lekukan yang lebih rata di saluran sebanding
dengan tinggi air sungai. Selain itu, disebabkan oleh kelokan-kelokan , panjang sungai
antara dua titik mungkin lebih besar jika dibanding dengan rentangan lurus saluran itu.
2. Terkadang sungai memiliki terjunan alami. Dengan demikian dapat menyediakan
ketinggian air yang diperlukan bagi saluran pengalih aliran. Dalam hal ini, aliran air
dialihkan dari arah hulu air terjun dan membiarkan kembali ke sungai setelah mengalir
melalui stasiun pembangkit tenaga pada arah hilir air terjun.
3. Saluran pengalih aliran terkadang dapat direncanakan dengan aliran air yang
dialihkan dari sungai yang lebih tinggi permukaanya ke sungai lain yang lebih
rendah permukaannya melalui saluran pengalih aliran dan stasiun pembangkit
tenaga. Cara ini dapat disebut sebagai pengalihan aliran antar kolam.
4. Sering juga sebuah saluran irigasi memerlukan air terjun yang disalurkan untuk
disesuaikan dengan kondisi tanah. Saluran dapat dibangun pada saluran irigasi
semacam itu yang menyediakan tenaga sebagai tujuan kedua. Perencanaanya secara
umum dalam hal itu sama dengan saluran pengalihan aliran.
Gambar susunan saluran pengalihan aliran
PIPA PELIMPAH
Pelimpah (spillway) berfungsi
untuk
menghindarkan bahaya
terhadap pembangkit akibat
terjadi air melimpas (overtopped)
diatas mercu bendungan.
Pelimpah dapat berfungsi jika air
telah melampaui batas
permukaan tertentu yang disebut
full reservoir level (FRL) atau
permukaan daya tampung
penuh.
Permukaan tertinggi tercapai
selama terjadi banjir yang disebut
maximum water level (MWL) atau
permukaan air tertinggi. Tinggi
antara FRL dan MWL disebut
sebagai tinggi banjir
(flood lift).
Pelimpah terjunan (overflow spillway)
Tipe ini dikenal juga sebagai
overfall spillway. Sebagai
tipe pelimpah dibuat
berhubungan dengan
bendungan beton gaya
berat dan di lembah-
lembah dimana
mempunyai lebar yang
cukup untuk menyesuaikan
dengan panjang mercu
yang dikehendaki. Muka
bagian hilir bendungan
sebaiknya dibuat miring
atau landai dan bagian
tumit bendungan
seharusnya direncanakan
untuk mencegah erosi yang
disebabkan karena adanya
kecepatan aliran air yang
tinggi.
Pelimpah samping
Pada lembah yang sempit,
dimana panjang mercu
pelimpah overflow yang
dikehendaki tidak
mungkinkan, atau dalam
aliran yang kurang lebar
yang menguntungkan
untuk meninggalkan
bagian tengah dari aliran
power house, pelimpah
samping adalah yang
paling cocok untuk
digunakan
Pelimpah corong
Pelimpah corong sering juga
disebut morning glory spillway,
mempunyai bentuk seperti
sebuah cerobong tegak
dengan sebuah corong tegak
lurus yang dihubungkan
dengan pipa keluaran
horisontal berbentuk L yang
keluaran dari bendungan atau
mendekati tempat
pengeluaran air dari
bendungan. Pelimpah corong
sangat sesuai untuk lokasi
yang berbentuk
kerongkongan yang sempit,
dimana tipe-tipe lain tidak
mendapatkan ruang yang
cukup.
Pipa bertekanan (Penstock )
• Adalah pipa yang membawa air jatuh
ke arah mesin turbin. Di samping itu,
pipa pesat juga mempertahankan
tekanan air jatuh sehingga energi di
dalam gerakan air tidak terbuang. Air di
dalam pipa pesat tidak boleh bocor
karena akan mengakibatkan hilangnya
tekanan air.

• Klasifikasi batang pipa terdiri dari :


1. Material dari pabrik pembuat
2. Metode kerja yang harus didukungnya
3. Kekakuan sambungan dan fondasinya
Material dari Pabrik Pembuatnya
Batang pipa dibuat dari berbagai material yang
tergantung dari penggunaan batang pipa tersebut.
Faktor utama dari pemilihan bahan-bahan adalah :
 tekanan air yang harus dipikulnya,
 topografi dari lokasi penempatannya
 volume air yang harus di tampungnya.
Bermacam-macam material yang dapat dipergunakan
adalah :
 baja
 Beton
 fiber kayu
 baja komposit.
Metode Pemasangan Batang Pipa
Pada pemasangannya batang pipa ini di pasang secara ditanam dan
direndam dibawah tanah atau diletakkan diatas tanah dengan
dukungan pondasi. Selain itu dapat juga di pasang diatas permukaan
tanah biasanya didukung oleh pondasi dan tanggul penunjang.
• Dukungan langsung dari tanah • Mudah dalam pemeriksaan
sehingga sistem konstruksi menjadi dan pemeliharaan
lebih kuat.
• Pipa terlindung dari fluktuasi • Ekonomis untuk daerah
pemanasan akibat urugan tanah berbatu dan pipa berdiameter
diatasnya. besar, stabil dengan
• Merupakan kontruksi alamiah. • adanya angker pada pondasi
• Pipa terlindung dari longsoran
tanah, badai dan kerusakan lainnya
yang ditimbulkan oleh manusia
sendiri.
Kriteria Perancangan Batang Pipa
Berdasarkan aturan ASME (American Society of Mechanical Engineers), untuk batang pipa
yang tidak ditanam dapat direncanakan menurut beberapa kondisi, yaitu :
1. Kondisi yang normal. Pada operasi ini terdapat kestabilan maksimum dari ketinggian
tekanan air. Faktor keselamatan terbaik adalah 0,3 didasarkan atas spesifik minimum dari
kekuatan dasar tetapi tidak boleh lebih dari dua pertiga produksi minimum.
2. Kondisi yang berubah-ubah. Hal ini merupakan kondisi selama pengisian dan pengeringan
kolam persediaan atau pada saat pengisian normal terjadi gempa bumi. Besarnya angka
faktor keselamatan adalah 2,25 yang didasarkan atas spesifik minimum daya kekuatan
pokok tetapi tidak diperkenan produksi tekanan air melebihi 0,8 dari spesifik minimum.
3. Kondisi darurat. Kondisi ini dimana governor dalam keadaan tidak beroperasi dan sebagian
pintu ditutup dengan kecepatan 2L/a detik (L adalah panjang dari saluran dalam m dan a
adalah kecepatan tekanan gelombang dalam m/detik). Angka keselamatan yang
direkomendasikan adalah 1,5 didasarkan pada spesifik minimum atas kekuatan tegangan
tertinggi tetapi dalam kondisi ini tegangan yang diijinkan tidak boleh melebihi tegangan
lapangan.
4. Kondisi khusus. Bila terjadi kerusakan pada alat pengontrol dan kondisi ini tidak akan
dapat dipakai dalam perencanaan. Jika tekanan maksimum tidak melebihi spesifik daya
minimum dari kekuatan pokok maka kesatuan susunan batang pipa sudah cukup sempurna
dan menyakinkan.
Berikut untuk pipa yang ditanam dapat direncanakan dengan
kondisi sebagai berikut :
1. Untuk tekanan dalam, ukuran minimum plat dihitung dengan
menggunakan rancangan kepala untuk kondisi normal, dan
didasarkan atas tekanan simpan (p/t) untuk sebuah selongsong
yang bebas dan sama dengan titik patah minimum yang
dispesifikasikan, dimana p = tekanan rancangan dibawah
kondisi normal dalam kg/cm2 dan t = tebal selongsong dalam
cm.
2. Suhu deferensial maksimum yang terjadi antara pelat isi baja
dan beton yang ditanam diperkirakan sepanjang suatu ekivalen
kesenjangan radial.
3. Pelat isi baja dirancang untuk menahan tekanan luar minimum
dari 5,25 kg/cm2 dengan sebuah kesenjangan radial tertentu.
Untuk ketebalan dinding batang pipa yang

direkomendasikan oleh ASME adalah :

Dimana : T = ketebalan dinding (cm)


• P = tekanan dalam (kg/cm2)
• R = jari-jari internal (cm)
• S = tekanan desain (kg/cm2)
• = faktor efisiensi bersama
Sedangkan untuk menentukan diameter batang pipa,

dapat digunakan dua buah persamaan berikut :


 Persamaan USBR (United State Bureau of Reclamation) :

Dimana : V = kecepatan optimum (m/det)


H = kepala yang berfungsi maksimum (m)
 Persamaan G.Sarkaria :

Dimana : D = diameter batang pipa (m)


P = daya yang dipindahkan melalui pipa (hp)
H = kepala maksimum pada ujung batang
pipa (m)
Dalam perencanaan dari pipa atau saluran air hendaklah
diperhitungkan tentang keamanannya terhadap terjadinya arus
lintas air yang sangat besar.Keadaan paling ekstrim yang akan
terjadi adalah :
1. Menjalankan turbin secara tiba-tiba pada tingkat muatan
penuh dari keadaanistirahat.
2. Penolakan secara mendadak seluruh muatan normal oleh
turbin.
Katup Pipa Saluran
Fungsi utama katup pada pipa saluran adalah :
 Mengatur besarnya aliran yang masuk kedalam pipa.
 Menghentikan aliran sama sekali.
 Mengurangi pemborosan energi dalam keadaan tertentu

Katup dapat ditempatkan pada posisi ditengah-tengah


pipa atau pada ujung pipa. Pada pembangkit liastrik tenaga air,
katup digunakan pada batang pipa dan pada pintu air. Katup pada
batang biasanya berfungsi hanya untuk membuka dan menutup
tetapi bukan untuk mengatur besarnya aliran air. Sedangkan katup
pada pintu air biasanya merupakan jenis pengatur aliran karena
dapat membuka sebagian saja.
Turbin Air
• Turbin air berperan untuk mengubah energi air
(energi potensial, tekanan dan energi kinetik)
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros.
• Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator
menjadi tenaga listrik.
• Turbin air berdasarkan prinsip kerjanya, dibagi
menjadi 2, yaitu : Turbin Impuls (Turbin Pelton) dan
Turbin Reaksi (Turbin Francis dan Propeller).
Turbin Pelton
Turbin pelton terdiri dari dari satu
set bucket yang secara khusus
dibentuk dan disatukan disekeliling
piringan. Turbin ini digerakkan oleh
pancaran air yang ditembakkan
dari satu atau lebih nozzle dan
menumbuk bucket. Bucket ini
terbagi menjadi dua sehingga
bagian pusat tidak bertindak
sebagai suatu titik mati. Bucket
pelton di rancang untuk
membelokkan pancaran menjadi
1650 dimana sudut tersebut adalah
kemungkinan sudut maksimum
tanpa adanya pancaran balik
dengan bucket berikutnya untuk
pancaran masuk.
Turbin Francis
Turbin ini digunakan pada PLTA dengan tinggi
terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi
energi mekanik pada roda air turbin dilakukan
melalui proses reaksi sehingga turbin Francis juga
disebut sebagai turbin reaksi.
Bagian-bagian utama turbin Francis :
1. Rumah spiral (scroll-case).Fungsi rumah spiral
adalah membagi rata air yang diterima dari
pipa pesat sekeliling turbin.
2. Runner
3. Pipa pelepas air (draftube) yang meneruskan
air dari turbin ke saluran pembuangan.
Turbin francis bekerja dengan aliran yang
bertekanan. Jadi, untuk turbin- francis itu selalu
mengalir penuh pada penggerak yang sama
dengan selubung penuh air. Turbin francis untuk
PLTMH digunakan terutama untuk tinggi terjun
sampai 100 m dan debit air sampai 30 m3/det dan
kecepatan putar antara 250 rpm sampai 1000 rpm
dengan efisiensi sekitar 80% – 90% yang berubah-
ubah tergantung pada kecepatan spesifik Ns.
Turbin Propeller dan
Kaplan
• Secara umum untuk turbin
propeller dan kaplan adalah
kurang lebih sama dengan turbin
francis. Perbedaan yang besar
adalah dimana turbin-turbin
francis dicampurkan dengan
turbin-turbin aliran sedangkan
turbin propeller dan kaplan
merupakan turbin-turbin aksial.
• Penggerak turbin ini menyerupai
sebuah ulir atau sebuah baling-
baling. Jumlah dayung untuk
sebuah baling-baling turbin
kaplan bervariasi dari 3 sampai 8,
tergantung pada jangkuan
kecepatan spesifik.
Turbin Crossflow
• Turbin aliran ini baik sekali
digunakan untuk pusat
pembangkit tenaga air
yang kecil dengan daya
kurang dari 750 Kw.
• Tinggi air jatuh yang bisa
digunakan diatas 1 m
sampai 200 m dengan
debit antara 0,2 m3/det
sampai dengan 7 m3/det.
• Efisiensinya kurang lebih
80%. Kecepatan putarnya
antara 60 rpm sampai
sekitar 200 rpm
tergantung pada
diameter runner.
Pemilihan Jenis Turbin
Pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan
parameter parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin
yaitu :
a. Faktor tinggi jatuhan air efektif (net head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin Sebagai contoh turbin pelton
efektif untuk operasi pada head tinggi sementara turbin propeller sangat
efektif beroperasi pada head rendah.
b. Faktor daya yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang
tersedia.
c. Kecepatan putaran turbin yang akan ditransmisikan ke generator
Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator
dengan turbin pada head rendah sebuah turbin reaksi (propeller) dapat
mencapai putaran yang diinginkan sementara turbin pelton dan
crossflow berputar sangat lambat yang akan menyebabkan sistem tidak
beroperasi.

Pada daerah Indonesia turbin yang ideal adalah turbin crossflow dan
turbin Kaplan apabila melihat pada kondisi alam dan karakteristik
geografis.
Generator
• Generator adalah alat yang
mengubah energi kinetik atau
energi putar menjadi energi
listrik.
• Generator dari stasiun tenaga
air biasanya terdiri dari mesin
sinkron tiga phasa.
• Generator ini memiliki
kecepatan rata-rata berkisar
antara 70 – 1000 rpm.
Generator dapat memiliki
sebuah as berbentuk vertikal
maupun horisontal.
Perancangan Desain
Generator
• Perencanaan daya yang dihasilkan oleh generator
tiga phasa dihitung dengan persamaan :
P = 3 . V . I . Cos θ Watt
Dimana : P = tenaga yang dihasilkan generator
(Watt)
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
Cos θ = faktor daya

Faktor Daya yang digunakan berkisar 0,9 – 0,95.


Perancangan Desain
Generator
Pada PLTMH dimana faktor biaya sangat diperhitungkan,
kecepatan putar tinggi harus minimal 500 rpm untuk
memperoleh jumlah pasang kutub p yang sedikit.
Tabel dibawah ini memperlihatkan rating putaran dengan
frekuensi 50 Hz untuk berbagai jumlah pasang kutub :

Hal terpenting dalam perencanaan generator adalah


kecepatan perputaran turbin, kecepatan perputaran yang
tinggi yang akan mempengaruhi kerja generator seperti
timbulnya panas dalam gulungan stator.
Metode Sederhana
Pengukuran
Mikrohidro
•Parameter penting dalam pengembangan suatu
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Minihidro (PLTMH)
adalah kapasitas aliran air (debit) dan tinggi jatuh (head)
dari sungai yang akan dikembangkan menjadi PLTMH.

•Tahap awal pengembangan pembangkit listrik


mikro/minihidro tersebut dimulai dengan mengadakan
survei lapangan untuk mengetahui potensi sungai yang
akan dikembangkan menjadi PLTMH.
Hal-hal yang harus dipersiapkan tersebut meliputi:
1. Jadwal pelaksanaan
2. Tenaga pelaksana
3. Peralatan
1. Jadwal pelaksanaan
Pelaksanaan survei untuk satu lokasi tertentu
sebaiknya dilakukan minimal sebanyak 2 (dua) kali,
yaitu saat puncak musim penghujan dan puncak
musim kemarau sehingga laju aliran (debit) sungai
maksimum dan minimum dapat diukur.
2. Tenaga pelaksana
• Untuk dapat melaksanakan survei dengan baik
minimal diperlukan:
a. 3 (tiga) orang pelaksana survei yang mempunyai
kecakapan mengoperasikan peralatan survei serta
melakukan perhitungan dan analisis hasil survei.
b. 1 (satu) orang pemandu penduduk setempat/lokal.
c. 2 (dua) orang sopir perahu jukung untuk lokasi
survei yang jauh ke arah hulu sungai, selain itu
mereka juga berfungsi sebagai tenaga perintisan
jalan.
3. Peralatan
• Peralatan yang digunakan dalam
survei lapangan adalah sebagai
berikut:
a. Perahu jukung untuk menjangkau lokasi
survei.
b. 1 (satu) set peralatan GPS (Global
Positioning System)
c. 1 (satu) set peralatan Current Meter Counter
GPS
Hydrological Services untuk mengukur laju
aliran (debit) sungai.
d. 1 (satu) unit Stop Watch untuk mengukur
lama pengambilan data pengukuran laju
aliran (debit) sungai.
e. 1 (satu) set peralatan Theodolite untuk
mengukur profil/kontur lokasi survei.
g. 1 (satu) meteran kecil.
h. 1 (satu) buah Roll Meter Yamayo Million I2 Current Meter Counter
100 m x 300 ft. Hydrological Services
I. 2 (dua) buah Patok meter/Yalon.
Metode Pengukuran
1.Pengukuran laju aliran (debit) sungai
Pengukuran dilakukan di sepanjang penampang melintang sungai
dengan interval pengukuran setiap 1 (satu) meter lebar sungai.
Dari pengukuran yang dilakukan dapat diperoleh hasil:
Lebar sungai di Lokasi Q2 = 7,0 m
Kedalaman maksimum = 0,39 m
Laju aliran (debit) air di Lokasi Q2 = 0,574 m3/s
2. Pengukuran beda ketinggian (head)
Pengukuran beda ketinggian (head) dilakukan dengan menggunakan
Theodolite. Pengukuran dilakukan di sepanjang sungai dari hulu
sungai, yang diperkirakan merupakan lokasi dam, sampai hilir, yang
diperkirakan tempat instalasi mesin pembangkit.

Dari pengukuran tersebut dapat


diperoleh hasil:
Tinggi jatuh (head) = 3,62 m
Perhitungan dan Analisis
Potensi Mikrohidro
1. Perhitungan daya listrik

Ppotensial = ρ x g x Q x
H
Dimana : P = daya hidrolik air (kilowatt)
ρ = massa jenis air (1000 kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
Q = Debit air (m3/s)
H = tinggi jatuh efektif (m)
Bagaimanapun, tidak ada sistem yang sempurna sehingga selalu
terjadi kehilangan energi sewaktu energi potensial air diubah menjadi
energi listrik. Besarnya energi yang hilang ini dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu:
Kerugian/losses pipa pesat/penstock
- Efisiensi turbin - Efisiensi jaringan
- Efisiensi generator - Efisiensi sistem kontrol
- Efisiensi trafo - Efisiensi konstruksi sipil
Pterbangkit = ηtotal x Ppotensial
=ηtotal x ρ x g x Q x H
Dari beberapa referensi dapat diketahui bahwa untuk sistem pembangkit kecil,
sebagai acuan kasar dapat digunakan harga ηtotal = 50%
(http://www.itdg.com)
Dari hasil pengukuran yang telah dilaksanakan di atas maka dapat dihitung
potensi mikrohidro yang dapat dihasilkan:

Pterbangkit = 9,81 x 0,574 x 3,62 x 50%


= 10,4 kW
KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL

Biaya Operasi dan Pemeliharaan

• Pendapatan kotor
Apabila PLTMH direncanakan dengan kapasitas 100 kVA, cos phi 0.91, harga
jual listrik sebesar Rp.600,00 per kWh dan mesin dioperasikan dengan
Capacity Factor sebesar 70%, maka besarnya pendapatan kotor selama 1 tahun
adalah:

Jual = 0.7 x 0.91 x 100 kVA x 8760 jam/tahun x Rp.600/kWh


= Rp. 334.807.200,00
• Biaya operasional
Apabila untuk pengoperasian PLTMH untuk kapasitas 100 kVA tersebut
diasumsikan diperlukan 1 (satu) orang supervisor dan 2 (dua) orang operator
untuk kegiatan operasional dan maintenance, maka besarnya upah untuk 1
tahun adalah:
Upah = 12 x ((1 x Rp. 1.500.000,00) + (2 x Rp. 1.000.000,00))
= Rp. 42.000.000,00 per tahun
• Biaya pemeliharaan
Apabila besarnya ongkos pemeliharaan/maintenance sebesar 20% dari
pendapatan, maka:
Mntc = 0.20 x Rp. 334..000,00
= Rp. 66.961.440,00,00 per tahun

Sehingga total biaya operasi dan pemeliharaan selama 1 tahun adalah:


Biaya = Rp. 42.000.000,00 + Rp. 66.961.440,00
= Rp. 108.961.440,00 per tahun
Perhitungan Biaya Investasi (I)

Besarnya investasi pembangunan PLTMH ditentukan oleh kapasitas daya yang


akan dibangkitkan, desain sistem, dan jenis turbin yang akan dipasang. Harga
standar untuk pembangkit listrik tenaga air mikro hidro adalah berkisar antara
Rp.15.000.000 – Rp.25.000.000 per kVA terpasang.

Apabila kapasitas daya rencana adalah 100 kVA, maka perkiraan biaya
investasi adalah sebesar (asumsi dengan biaya investasi Rp. 20.000.000,00
per kVA):

I = 100 kVA x Rp. 20.000.000,00 / kVA


= Rp. 2.000.000.000,00
- Perhitungan Laba Tahunan

Berikut ini diajukan 4 (empat) skema operasi PLTMH Rantau Balai yang
berkapasitas 100 kVA dengan berbagai pola operasi: dengan harga Capacity
Factor 40%, 50%, 60% dan 70%.
Hasil simulasi untuk perhitungan laba tahunan yang diperoleh tiap tahunnya
disajikan dalam tabel dibawah ini:
Sehingga harga Pay Back Period (PBP) didapat sebesar:

Artinya, sebagai contoh, investasi yang ditanamkan sebesar


Rp.2.000.000.000,00 akan kembali selama 10,66 tahun untuk
PLTMH berkapasitas 100 kVA yang dioperasikan dengan CF sebesar
60%.
Rencana pemakaian listrik
1 rumah
Dari tabel tersebut pemakaian listrik maksimal untuk 1
rumah adalah 100 watt, bila PLTMH menghasilkan 4000
watt maka jumlah rumah yang dapat dilayani adalah 4000
: 100 = 40 rumah. Pemakaian listrik total per jam dalam
persen dapat dilihat pada perhitungan berikut ini :

• jam 1 – 3 = 20 watt . 40 rumah / 4000 watt . 100 % = 20 %


• jam 4 – 6 = 40 watt . 40 rumah / 4000 watt . 100 % = 40 %
• jam 7 – 14 = 50 watt . 40 rumah / 4000 watt . 100 % = 50 %
• jam 15 – 17 = 30 watt . 40 rumah / 4000 watt . 100 % = 30
%
• jam 18 – 19 = 80 watt . 40 rumah / 4000 watt . 100 % = 80
%
• jam 20 – 23 = 100 watt . 40 rumah / 4000 watt . 100 % =
100 %
• jam 24 = 50 watt . 40 rumah / 4000 watt . 100 % = 50 %
Grafik Unit Load Curve
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai