Anda di halaman 1dari 3

Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Berikut ini adalah skema dasar dalam pembangkit listrik tenaga diesel.

Gambar 2.10 Skema Pembangkitan Listrik Tenaga Diesel


Secara umum, skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Untuk melakukan pembakaran opmtimal pada diesel engine, maka diperlukan Oksigen
dari udara di sekitar. Disinilah peran air filter yang fungsinya untuk menyaring udara
yang masuk ke turbocharger dan enginer.

b) Di dalam diesel engine, solar yang dipakai sebagai bahan bakar, menghasilkan energi
untuk memutar generator yang kemudian menghasilkan listrik yang dihubungkan ke trafo
dan gardu listrik.

c) Pada proses PLTD satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah sistem pendingin pada
minyak pelumasan mesin (sistem yang sama dipakai pada kendaraan bermotor). Sistem
pendingin yang dipakai biasanya adalah sistem heat exchanger dan sistem radiator atau
kedua sistem ini digabungkan.

d) Heat exchanger adalah sistem pendingin minyak pelumas, dimana air digunakan sebagai
sarana pendingin. Proses heat exchanger ini memiliki konsep yaitu, air pendingin
dialirkan terus dari sumber air terdekat seperti danau, sungai ataupun kolam buatan.

Air terus dialirkan secara konstan melalui pipa-pipa yang kemudian dihubungkan dengan
pipa minyak pelumas. Pada aplikasi tertentu, pipa air pendingin ini akan ‘menyelimuti’
pipa minyak pelumas, sehingga terjadi perpindahan suhu tinggi dari minyak ke suhu
rendah (heat exchanging) dari air, yang menyebabkan suhu minyak menjadi berkurang.
Sedangkan air yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan dialirkan kembali menuju
sumber air. Berikut seterusnya sistem ini bekerja.

e) Sedangkan untuk sistem pendingin radiator (aplikasi yang sama pada kendaraan
bermotor), minyak pelumas didinginkan dengan menggunakan kipas radiator. Dimana
pada sistem ini mengaplikasikan konsep perpindahan suhu melalui radiasi, kipas radiator
yang terus berputar akan menghasilkan angin untuk mendinginkan minyak pelumas.

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power
Source) sampai ke konsumen.Jadi fungsi distribusi listrik:
1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan
2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung
melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari
11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik
tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada
saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus
yang mengalir (I kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar,
maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula dari
transmisi ini langsung di salurkan pada industri.Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan
lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun kemudian disalurkan ketempat bisnis atau
perkantoran. tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan
tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran
distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan
tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt.
Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.

Anda mungkin juga menyukai