Anda di halaman 1dari 12

GENERATOR DAN TRANSFORMATOR

DISUSUN OLEH :

 NIA OKTA YUWINAR

KELAS : XII MIPA 3

GURU PEMBIMBING: BERLIANTI MANDASARI, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 2 UNGGUL SEKAYU

TAHUN AJARAN 2018-2019

Pengertian Trafo (Transformator)


Trafo (transformator) adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.
Trafo (Transformator) dapat ditemukan di mana-mana dibanyak peralatan listrik sekitar kita.
Tanpa trafo (transformator) kita tidak dapat menggunakan sebagaian besar peralatan listrik
kita. Sebuah trafo (transformator) memiliki dua kumparan yang dinamakan kumparan primer
dan kumparan sekunder. Trafo (transformator) dirancang sedemikian rupa sehingga hampir
seluruh fluks magnet yang dihasilkan arus pada kumparan primer dapat masuk ke kumparan
sekunder. Bentuk trafo (transformator) hampir sama dengan cincin induksi Faraday, terdiri
dari dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada inti
besi lunak secara terpisah.

Trafo (transformator) dengan inti udara dan inti ferit biasanya digunakan pada peralatan
berfrekuensi tinggi. Trafo (Transformator) jenis ini mempunyai kumparan yang terletak pada
rumah yang terisolasi dan berlubang yang dapat digunakan untuk meletakkan batang ferrit.
Trafo (Transformator) inti besi biasanya digunakan pada frekuensi audio dan untuk
penggunaan sumber tenaga. Transformator jenis ini mempunyai kumparan yang melilit pada
inti besi yang terbuat dari bahan ferromagnetik, berbentuk lembaran-lembaran tipis yang
terisolasi satu sama lainnya.

Cara kerja Trafo (Transformator)


sama dengan prinsip induksi elektromagnet. Di mana arus bolak-balik yang melalui
konduktor (kumparan kawat) akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet yang ada
pada kumparan pertama secara otomatis menginduksi kumparan kedua. Kumparan pertama
dari sumber arus bolak-balik disebut kumparan primer. Sedangkan kumparan kedua tempat
terjadinya induksi arus disebut kumparan sekunder. Arus induksi pada kumparan sekunder
selalu mengalir dengan arah berlawanan dengan kumparan primer.
Perbandingan lilitan pada trafo (transformator) adalah perbandingan jumlah lilitan trafo
(transformator) pada kumparan sekunder (Ns) dengan jumlah lilitan pada kumparan primer
(Np) trafo (transformator). Dirumuskan:
n = Ns/Np
Perbandingan jumlah lilitan primer dengan sekunder pada trafo (transformator) menentukan
perbandingan tegangan primer (input) dan sekunder (output). Untuk menentukan berapa
penurunan atau kenaikan tegangan yang kita inginkan, dapat digunakan persamaan sebagai
berikut:
Vs/Ns = Vp/Np
Keterangan:

 Vs = tegangan primer (input) (Volt)


 Ns = jumlah lilitan pada kumparan primer (input)
 Vp = tegangan sekunder (output) (volt)
 Np = jumlah lilitan pada kumparan sekunder (output)

Prinsip Kerja Transformator (Trafo)

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan
kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan
Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan
dengan Inti Besi (Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan
menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet
(densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya.
Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet
yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak
Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan
primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik
baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi
menjadi tegangan yang rendah.

Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan
kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya
seperti :
 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination

Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan
pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan
pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada
kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up.
Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan
sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari
tegangan input pada Kumparan Primer. Transformator jenis ini disebut dengan Transformator
Step Down.

Ada dua transformator, yaitu:


1. Transformator step-up (transformator penaik tegangan)
2. Transformator step-down (transformator penurun tegangan)

Perbedaan trafo step up dan trafo step down


Ciri-ciri kedua jenis trafo adalah:

1. Ciri-ciri Trafo step-up


a. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih kecil dari jumlah lilitan kumparan sekunder,
(Np < Ns)
b. Tegangan primer selalu lebih kecil dari tegangan sekunder, (Vp < Vs)
c. Kuat arus primer selalu lebih besar dari kuat arus sekunder, (Ip> Is)

2. Ciri-ciri Trafo step-down


a. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah lilitan kumparan sekunder,
(Ip> Ns)
b. Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan sekunder (Vp > Vs)
c. Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder, (Ip< Is)
Salah satu contoh penggunaan transformator adalah pada pesawat penerima radio jenis
“tabung”.
Generator

Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga
mekanik. Jadi disini generator berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga
listrik yang mempunyai prinsip kerja sebagai berikut: “Bilamana rotor diputar maka belitan
kawatnya akan memotong gaya-gaya magnit pada kutub magnit, sehingga terjadi perbedaan
tegangan, dengan dasar inilah timbullah arus listrik, arus melalui kabel/kawat yang ke dua
ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin tersebut menggeser sikat-
sikat, sebagai terminal penghubung keluar.

“Bagian-bagian generator :

1. Rotor, adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari poros, inti
kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat.
2. Stator, adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian terdiri dari
rangka stator yang merupakan salah satu bagian utama dari generator yang terbuat
dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator, kutub
utama beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta belitannya, bantalan-
bantalan poros.

Konstruksi sederhana sebuah generator

Macam Generator
Berdasarkan tegangan yang dibangkitkan generator dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Generator Arus Bolak-Balik (AC)
Generator arus bolak-balik yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan
output) berupa tegangan bolak-balik.
2. Generator Arus Searah (DC)
Generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan output)
berupa tegangan searah, karena didalamnya terdapat sistem penyearahan yang dilakukan bisa
berupa oleh komutator atau menggunakan dioda.

A. GENERATOR DC

Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC
dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat
eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

1. Generator penguat terpisah


2. Generator shunt
3. Generator kompon

1. Konstruksi Generator DC Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan


magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban
lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.
Gambar berikut menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian
rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan
stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan
dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

2. Prinsip kerja Generator DC

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

• dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.


• dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
3. Jangkar Generator DC

Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut
merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan
yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar.
Permeabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi
magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar
terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan
terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.

Jangkar Generator DC

4. Reaksi Jangkar

Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat tanpa
beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 5). Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga
timbul tegangan induksi.

Medan Eksitasi Generator DC

Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar ini
menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut FIuks
Medan Jangkar
Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b)

Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri
kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utara.
Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi jangkar.
Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n, tetapi
bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral
akan
melemahkan tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal,
dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan pada
Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan
Kompensasi (b)Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil
dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada
permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat
dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan
ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat juga
harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser maka komutasi
akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi
jangkar ini dapat juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama
baik pada lilitan kutub utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 7 (a)
dan (b), generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya. Kini dalam rangkaian
generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:
• lilitan magnet utama
• lilitan magnet bantu (interpole)
• lilitan magnet kompensasi
5. Jenis-Jenis Generator DC

Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari rangkaian belitan
magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator shunt
3. Generator kompon
B. GENERATOR AC

Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus
bolak-balik. Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga seabagai alternator,
generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron
karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.
Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat
dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan
putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.

Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Generator 1 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan kumparan
yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak diperhatikan banyaknya
lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan ujung yang
satu lagi dengan huruf U.
2. Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan kumparan yang
mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa. Jadi pada statornya ada
lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi
tanda dengan huruf V – Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda dengan
huruf W – Z.

Konstruksi Generator Arus Bolak-balik

Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu 1) stator, yakni
bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolakbalik, dan (2) rotor, yakni bagian bergerak
yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator. Stator terdiri dari badan
generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak
terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik
yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang
merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu
(salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).

Prinsip Kerja Generator AC

Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika
sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar
tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip generator ini secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut
bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan
berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar
bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu
jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah
menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet
sebagai pengganti penghantar yang digerakkan.

Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis medan diam atau medan magnet
dibuat diam dan medan magnet berputar.
Besar tegangan generator bergantung pada :
1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)
3. Konstruksi Generator

Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan frekuensi dari
ggl yang dibangkitkan.
Daftar Pustaka

https://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasanjayaputra/2013/04/28/generator-ac-
and-dc-miscellaneous-subjects-preparing-equipments-specifications/

https://www.berpendidikan.com/2015/10/macam-macam-dan-ciri-ciri-transformator-trafo-
step-up-step-down.html

http://www.bukupedia.net/2015/11/pengertian-generator-prinsip-dan-cara-kerja-generator-
serta-fungsi-dan-jenis-jenisnya.html

Anda mungkin juga menyukai