Anda di halaman 1dari 17

Modul Kegiatan Belajar 3

Rangkaian Hambatan
dan
Rangkaian Baterai

i
DAFTAR ISI

Halaman depan ................................................................ i

Daftar isi ....................................................................... ii

Pendahuluan ................................................................... iii

a. Peta kompetensi ...................................................... iii

Pembelajaran .................................................................. iv

a. Tujuan pembelajaran ................................................ iv


b. Indikator ............................................................... iv
c. Uraian materi ......................................................... 1
d. Latihan soal ............................................................ 3,5,7
e. Aktivitas ................................................................
f. Rangkuman ............................................................

Evaluasi ......................................................................... 10

Kunci jawaban ................................................................. 12

Daftar pustaka ................................................................. 13

ii
PETA KONSEP

Rangkaian
Arus Searah

Rangkaian Gabungan Sumber


Hambatan tegangan

Dipasang secara Dipasang secara

Seri Paralel Campuran Seri Paralel

iii
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah membaca, melakukan demonstrasi atau percobaan pada modul ini


siswa diharapkan dapat menganalisis prinsip kerja pemasangan susunan hambatan
dan sumber tegangan listrik pada suatu rangkaian listrik di dalam kehidupan
sehari-hari.

INDIKATOR

Setelah melakukan pembelajaran melalui modul ini, siswa dapat:


1. Menentukan besar hambatan yang disusun secara seri, paralel, dan
campuran
2. Menghitung kuat arus listrik sumber tegangan pada suatu rangkaian jika
dipasang seri dan paralel
3. Menerapkan susunan hambatan dan sumber tegangan (baterai) dalam
kehidupan sehari-hari

iv
URAIAN MATERI

A. Rangkaian hambatan resistor


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan penyambungan lampu baik
secara seri maupun secara paralel. Bagaimana tentang hubungan antar hambatan-
hambatan listrik? Misalkan kita mempunyai lampu pertama dan kedua yang dianggap
sebagai hambatan listrik 1 atau R1 dan hambatan listrik 2 atau R2 jika lampu atau
hambatan tersebut dipasang dengan susunan seri atau paralel, bagaimana
perbedaannya? Mari kita pelajari.

1. Susunan seri resistor


Rangkaian susunan seri dua resistor R1 dan R2 seperti gambar 1.1a. Baca skala yang
ditunjukkan oleh amperemeter dan voltmeter.
V1 V2
C D
A1 A2
R1 R2

a)
Rs

b)
Gambar 1.1 Resistor yang disusun seri

Dari hasil pengukuran, akan Anda peroleh prinsip utama susunan seri, yaitu:
a. Kuat arus yang mengalir pada tiap resistor sama besar dan akan sama besar
dengan kuat arus utama rangkaian.
I1 = I2 =I (1-1)
b. Tegangan pada masing-masing resistor sebanding dengan hambatan resistor.
𝑉1 𝑅
= 𝑅1 (1-2)
𝑉2 2

c. Tegangan yang diberikan pada rangkaian seri sama dengan jumlah tegangan
tiap resistor.
𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 (1-3)

1
Dengan menyubstitusi 𝑉1 = 𝐼𝑅1 dan 𝑉2 = 𝐼𝑅2 serta tegangan pengganti 𝑉 =
𝐼𝑅𝑠 , akan Anda peroleh persamaan hambatan pengganti (𝑅𝑠 ) yaitu sebagai berikut:

𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 (1-4)

𝐼𝑅𝑠 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 (1-5)


karna besar kuat aru listrik yang mengalir pada resistor sama atau I1 = I2 =I, maka:
𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛 = 𝛴𝑅𝑛 (1-6)

Perhatikan persamaan (1-6). Apakah tujuan utama merangkai komponen-


komponen listrik secara seri, memperbesar atau memperkecil hambatan?

Hubungan seri untuk resistor dapat disimpulkan :


a. Hubungan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan rangkaian.
b. Hubungan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan.
c. Kuat arus yang melewati setiap hambatan adalah sama.

Contoh soal:
Tiga buah hambatan masing-masing sebesar 1/4 ohm, 1/2 ohm, dan 3
ohm, dirangkai secara seri. Jika beda potensial pada sumber 30 V,
hitunglah beda potensial pada hambatan ½ ohm!
Penyelesaian:
Diketahui: R1 = 1/4 Ω R3 = 3 Ω
R2 = 1/2 Ω I=6A
Ditanya: V = ... ?
Jawab:
1 1 1 + 2 + 12 15
𝑅𝑝 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 = + +3= =
4 2 24 4

15 𝑉 30
𝑅𝑠 = = 3,75 Ω𝐼 = = = 8𝐴
4 𝑅𝑠 3,75

𝑉𝑅3 = 𝐼𝑅3 = 8 𝑥 3 = 24 𝑉𝑜𝑙𝑡

2
Latihan soal

Dari gambar disamping,


𝑅1 𝑅2 𝑅3 Diketahui:
I =5A
R1 = 2,5 Ω
𝐼
R2 = 3,75 Ω
𝑉 R3 = 4,5 Ω
Tentukan beda potensial pada ujung-
ujung resistor!

2. Susunan paralel resistor


Rangkaian susunan paralel dua resistor R1 dan R2 seperti gambar 1.2a. Baca skala
yang ditunjukkan oleh amperemeter dan voltmeter.

V1
R1
A1 Rp

V2
R2
A2

V b)

A
𝜀
a) Gambar 1.2 Resistor yang disusun paralel

Dari hasil pengukuran, akan Anda peroleh prinsip utama susunan paralel, yaitu:
a. Tegangan pada ujung-ujung tiap resistor sama besar dan akan sama besar
dengan tegangan yang diberikan pada rangkaian.
V1 = V2 =V (1-7)
b. Arus yang melalui tiap resistor berbanding terbalik dengan hambatan resistor.
𝐼1 𝑅
= 𝑅2 (1-8)
𝐼2 1

c. Kuat arus yang diberikan pada rangkaian paralel sama dengan jumlahkuat arus
melalui tiap resistor.
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 (1-9)

3
𝑉 𝑉
Dengan menyubstitusi 𝐼1 = 𝑅 dan 𝐼2 = 𝑅 serta tegangan pengganti 𝑉 = 𝐼𝑅𝑠 ,
1 2

akan Anda peroleh persamaan hambatan pengganti (𝑅𝑝 ) yaitu sebagai berikut:
(1-10)
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2
𝑉 𝑉 𝑉
= +
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2

karna besar tegangan pada resistor sama atau V1 = V2 =V, maka:


1 1 1 1 1 (1-11)
= + +⋯+ =𝛴
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛 𝑅𝑛

Perhatikan persamaan (1-11). Apakah tujuan utama merangkai komponen-


komponen listrik secara paralel, memperbesar atau memperkecil hambatan?

Hubungan paralel untuk resistor dapat disimpulkan :


a. Hubungan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan
rangkaian.
b. Hubungan paralel berfungsi sebagai pembagi kuat arus listrik.
c. Beda potensial setiap ujung-ujung hambatan adalah sama.

Contoh soal:
Tiga buah hambatan masing-masing sebesar 4 ohm, 3 ohm, dan 8 ohm,
dirangkai secara paralel. Jika kuat arus yang mengalir 4 ampere,
hitunglah beda potensialnya!
Penyelesaian:
Diketahui: R1 = 4 Ω R3 = 8 Ω
R2 = 3 Ω I=4A
Ditanya: V = ... ?
Jawab:
1 1 1 1 1 1 1 6 + 8 + 3 17
= + + = + + = =
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3 4 3 8 24 24

24
𝑅𝑝 = = 1,4 Ω𝑉 = 𝐼𝑅𝑝 = 4 𝑥 1,4 = 5,6 𝑉𝑜𝑙𝑡
17

4
Latihan soal

𝐼1 𝑅1 Dari gambar disamping,


Diketahui:
𝐼2 𝑅2
I =8A
𝐼3 𝑅3 R1 =5Ω
𝐼
R2 =7Ω
𝑉 R3 =3Ω
Tentukan kuat arus listrik pada masing-
masing resistor!

3. Susunan resistor seri-paralel


Resistor-resistor dalam suatu rangkaian sering disusun gabungan seri-paralel.
Susunan resistor seri-paralel sangat banyak kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari terutama pada pemasangan lampu rumah, sekolah, kantor, gedung-
gedung, dan sebagainya. Pemasangan secara seri-paralel ini tentu dilakukan
untuk memberikan kemudahan pada situasi tertentu. Di saat pemasangan
lampu secara seri tidak mungkin dilakukan maka kita bisa memasangannya
secara paralel atau secara seri-paralel. Aplikasi pemasangan secara seri-
paralel, bisa kita lihat pada pemasangan lampu dikelas, dibagian depan,
tengah, dan belakang dipasang beberapa lampu secara seri, hubungan antara
lampu depan, tengah, dan belakang disusun secara paralel. Sehingga ketika
kita hanya ingin meng’on’kan dua lampu depan saja kita dapat menekan
sakelar depan saja, tanpa lampu tengah dan belakang ikut menyala.

𝑅1 𝑅2 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑅3 𝑅4 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
𝑅5 𝑅6 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔ℎ
𝐼

Gambar 1.3 Lampu yang disusun seri-paralel

5
Perhatikan contoh susunan rangkaian seri-paralel berikut:

Contoh soal:
Tiga buah hambatan masing-masing R1 = 4 ohm, R2 = 3 ohm, dan R3 = 6 ohm disusun
secara seri dan paralel. Hambatan R2 dan R3 disusun secara paralel, jika beda
potensial pada rangkaian sebesar 5 Volt, hitunglah kuat arus listrik pada rangkaian
tersebut! 𝑅2

Penyelesaian: 𝑅1 𝑅3

𝐼
𝑉

Diketahui: R1 = 4 ohm, R2 = 3 ohm, dan R3 = 6 ohm


V = 5 Volt

Ditanyakan I = ?

Terlebih dahulu hitung hambatan pengganti yang disusun secara paralel:

1 1 1 1 1 2+1 3
= + = + = =
𝑅𝑝 𝑅2 𝑅3 3 6 6 6

6
𝑅𝑝 = = 2 ohm
3
𝑅1 = 4 ohm 𝑅𝑝 = 2 ohm

𝐼
𝑉

Setelah itu hitung hambatan pengganti yang disusun secara seri:


𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅𝑝 = 4 ohm + 2 ohm = 6 ohm
𝑅𝑠 = 6 ohm

𝐼
𝑉

Untuk menghitung kuat arus listrik gunakan persamaan hukum Ohm, V=IR

𝑉 5
𝐼= = = 0,833 𝐴
𝑅𝑠 6

6
Latihan soal

𝑅2 Dari gambar disamping,


𝑅1 𝑅5 Diketahui:
𝑅3
I =7A
𝑅4 R1 =1Ω R4 =4Ω
𝐼
R2 =1Ω R5 =3Ω
𝑉 R3 =2Ω
Tentukan besar beda potensial pada
rangkaian tersebut!

B. Rangkaian Seri dan Paralel Baterai


Kebanyakan peralatan listrik menggunakan baterai sebagai sumber
tegangannya misalnya handphone, senter, jam tangan, mobil-mobilan anak-anak
dan sebagainya. untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan, biasanya kita
merangkai baterai dalam bentuk rangkaian seri. contoh rangkaian seri baterai
yang paling sering ditemukan adalah penggunaan baterai dalam lampu senter dan
remote televisi. Biasanya menggunakan beberapa baterai yang dipasang seri.
Pada dasarnya, baterai dapat dirangkai secara seri maupun paralel. tetapi
hasil output dari kedua rangkaian tersebut akan berbeda. rangkaian seri baterai
akan meningkatkan tegangan (voltage) output baterai sedangkan current/arus
listriknya (ampere) akan tetap sama. Hal ini berbeda dengan rangkaian paralel
baterai yang akan meningkatkan current/arus listrik (ampere) tetapi tegangan
(voltage) outputnya akan tetap sama. untuk lebih jelas, mari kita lihat rangkaian
seri dan paralel baterai di bawah ini :

1. Rangkaian Seri Baterai

7
Dari gambar rangkaian seri baterai diatas, 4 buah baterai masing-masing
menghasilkan kuat arus listrik yang sama seperti arus listrik pada 1 buah baterai,
tetapi Tegangannya yang dihasilkan menjadi 4 kali lipat dari tegangan 1 buah
baterai. Tegangan dalam kelistrikan adalah perbedaan potensial listrik antara dua
titik dalam rangkaian listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt.

Seperti yang digambarkan pada rangkaian seri baterai diatas, 4 buah baterai
yang masing-masing bertegangan 1,5 Volt dan 1.000 miliampere setiap jam (mAh)
akan menghasilkan 6 volt tegangan tetapi kuat arus listriknya akan tetap yaitu
1.000 miliampere per jam (mAh).

Vtot = Vbat1 +Vbat2 + Vbat3 + Vbat4

Vtot = 1,5V + 1,5V + 1,5V + 1,5 V

Vtot = 6 V

“Rangkaian Seri Baterai : Meningkatkan Tegangan”

2. Rangkaian Paralel Baterai

Gambar yang kedua merupakan rangkaian paralel yang terdiri dari 4 buah
baterai. Tegangan yang dihasilkan dari rangkaian paralel adalah sama yaitu 1,5
Volt tetapi kuat arus listrik yang dihasilkan adalah 4.000 mAH (miliampere setiap
jam) yaitu total dari semua kuat arus listrik pada baterai .

Itot = Ibat1 +Ibat2 + Ibat3 + Ibat4

8
Itot = 1.000mAh + 1.000mAh + 1.000mAh + 1.000mAh

Itot = 4.000mAh

“Rangkaian Paralel Baterai : Meningkatkan kuat arus listrik”


Arti mAh pada Baterai

Kapasitas sebuah Baterai biasanya diukur dengan satu mAh. Jadi apa yang
dimaksud dengan mAH ini ? mAH adalah singkatan dari mili ampere Hour atau
miliampere setiap jam. Makin tinggi mAH-nya makin tinggi pula kuat arus
listriknya. Pada dasarnya mAH (miliampere Hour) dalam baterai menyatakan
kemampuan baterai dalam menyediakan energinya selama satu jam.

Contoh :

Sebuah peralatan elektronik yang digunakan memerlukan 100mA setiap jamnya.


Jika kita memakai baterai yang memiliki kapasitas 1.000mAH maka baterai
tersebut mampu menyediakan energi untuk peralatan elektronik tersebut selama
10 jam. Jika kita menghubungkan 4 buah Baterai 1.000mAH secara paralel yang
dapat menghasilkan 4.000mAH maka gabungan paralel 4 buah baterai ini akan
mampu menyediakan energi kepada peralatan elektronik tersebut selama 40 jam.

9
Uji Kompetensi

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Tiga buah hambatan masing-masing 4Ω, 6Ω dan 12Ω disusun paralel dan
dihubungkan dengan sumber tegangan listrik. Perbandingan arus yang mengalir
pada masing-masing hambatan adalah ….

A. 1 : 2 : 3 D. 2 : 1 : 3
B. 1 : 3 : 1 E. 2 : 3 : 1
C. 3 : 2 : 1

2. Kuat arus yang mengalir melalui hambatan 6 Ω pada gambar di bawah ini adalah
….

A. 0,75 A D. 6 A
B. 1,5 A E. 12 A
C. 3,0 A

3. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!

Hambatan 1, 2, 3, 4, dan 5 masing-masing 8Ω, 16Ω,16Ω, 8Ω, dan 12 Ω. Besar


tegangan antara A dan B adalah....
A. 3 volt D. 8 volt
B. 5 volt E. 10 volt
10
C. 6 volt
B. Jawablah dengan singkat dan benar!
1. Tiga buah hambatan listrik yang besarnya masing-masing 2 Ω 4 Ω dan 6 Ω disusun
secara seri dan kemudian dihubungkan dengan sebuah bateri yang gaya gerak
listrik (tegangan) nya 24 V. Hitunglah beda potensial antara ujung-ujung masing-
masing hambatan tersebut!

2. Dari rangkaian berikut ini, jika antara A dan C terdapat beda potensial 120 volt,
berapakah beda potensial antara A dan B?

3. Pada rangkaian seperti gambar di bawah ini, ggl baterai 6 V dan hambatan
dalamnya 0,25 Ω. Tentukan kuat arus yang mengalir pada hambatan 3 Ω!

11
Kunci Jawaban:
A. Pilihan Ganda
1. C
2. A
3. D

B. Esai
1. V1 = 4 volt, V2 = 8 volt, dan V3 = 12 volt
2. 80 V
3. 0,55 A

12
Daftar Pustaka

Halliday, David. Resnick, Robert. 1996. Fisika. Jilid 1 &2 (terjemahan). Edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Giancoli. Jilid... (terjemahan). Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jilid Lengkap. Jakarta:
Erlangga.

Handayani, Sri. Damari, Ari. 2009. Fisika SMA Kelas XII. Jilid Lengkap. Jakarta:
Depdiknas/CV Adi Perkasa.

Budiyanto, Joko. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jilid Lengkap. Jakarta:
Depdiknas/CV Teguh Karya.

13

Anda mungkin juga menyukai