Bab 7
ARUS BOLAK-BALIK
(b).
(a) (b)
arus
arus
waktu
waktu
(c) (d)
arus
arus
waktu waktu
(e) (f)
arus
arus
waktu
waktu
Gambar 7.1 Contoh grafik arus searah. Semua kurva selalu berada di atas atau di bawah sumbu datar
arus
waktu waktu
arus
arus
waktu waktu
Gambar 7.2 Contoh grafik arus bolak-balik. Ada saat arus bernili positif da nada saat bernilai negative. Bentuk
kurva arus terhadap waktu bisa bermacam-macam. Namun yang pling sederhana dan paling mudah dianalisis
adalah bentuk sinusoidal seperti ditunjukkan pada gambar (a). Arus bentuk sinusoidal diungkapkan oleh fungsi
sinus atau kosinus saja.
arus bolak-balik yang memiliki frekuensi tinggi. Karena arahnya berubah secara
periodeik maka jarum atau angka yang ditunjukkan oleh alat tersebut berosilasi
terus menerus secara cepat. Jika frekuensi cukup besar maka mata tidak
sanggup mengikuti perubahan. Mata seolah-olah melihat jarum tidak bergerak
atau angka yang ditunjukkan nol.
Gambar 7.3 contoh tampilan tegangan pada layar osiloskop. Sumbu datar adalah waktu dan sumbu tegak
adalah tegangan (B&K Precision, youtube.com, geoffg.net, and www.kvc.com.my)
2
I I m cos t o (7.1)
T
dengan
I m adalah arus maksimum (amplitudo arus),
T periode arus,
t waktu, dan
o fase mula-mula (saat t = 0).
Im
-Im T
Vm
-Vm T
V RI
484
Bab 7 Arus Bolak-Balik
2
R I m cos t o
T
2
Vm cos t o (7.2)
T
lim 1
0
V Vdt
T
1
T 0
V Vdt (7.3)
2
T
1
V
T0 Vm cos
T
t o dt
T
V T 2
m sin t o
T 2 T 0
Vm
sin 2 o sin o
2
=0
Pada baris terakhir kita sudah menerapkan sifat periodisitas fungsi sinus
sebesar 2 radian, sehingga sin 2 o sin o . Jadi, nilai rata-rata
tegangan bolak balik sinusoidal adalah nol. Dengan menggunakan hukum
Ohm I = V/R maka nilai rata-rata arus bolak balik adalah
V
I 0
R
Jadi, nilai rata-rata arus bolak balik sinusoidal juga nol. Nilai
rata-rata nol dapat dimengerti karena selama setengah periode, tegangan
dan arus memiliki nilai positif dan setengah periode berikutnya memiliki
nilai negative yang sama besar. Dengan demikian, nilai tegangan atau arus
pada masing-masing setengah periode tersebut saling menghilangkan.
Akibatnya tegangan dan arus rata-rata menjadi nol.
486
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Vrms V2 (7.4)
I rms I2 (7.5)
Tampak dari definisi bahwa untuk mendapatkan nilai rms maka kita
melakukan tiga langkah, yaitu
i. besaran tersebut dikuadratkan
ii. menghitung nilai rata-rata besaran yang dikuadratkan tersebut
iii. mengambil akar besaran yang telah dihitung nilai rata-ratanya.
Dengan melakukan kuadrat sebelum perhitungan rata-rata maka
nilai yang negatif dipositifkan dahlu. Sehingga semua bagian yang
dirata-ratakan bernilai positif dan tegangan rms yang dihasilkan selalu
positif, bagaimana pun bentuk arusnya. Tegangan rms nol hanya jika arus
nol. Jika arus atau tegangan selalu positif, atau selalu negative, atau
bergantian positif dan negative maka tegangan rms selalu positif.
Contoh berikut adalah bagaimana kita menghitung nilai rms dari
tegangan bolak-balik sinusoidal.
2
V Vm cos t o
T
2
V 2 Vm2 cos2 t o
T
2
V 2 Vm2 cos2 t o
T
2
Vm2 cos2 t o
T
1 T 2
Vm2 cos2 t o dt
T 0 T
1 1 4
T
V2
V 2
m cos t 2o dt
T 0 2 2 T
T
Vm2 t T 4
sin t 2o
T 2 8 T 0
Vm2
2
Vrms V2
Vm
(7.6)
2
Im
I rms (7.7)
2
Contoh 7.1
Tegangan listrik PLN di Indonesia memiliki frekuensi 50 Hz.
Tegangan yang dialirkan ke rumah tangga besarnya 220 V. Nyatakan
tegangan tersebut sebagai fungsi waktu
Jawab
1 1
Periode adalah T s. Ungkapan tegangan 220 V yang
f 50
dialirkan ke rumah tangga bermakna tegangan rms. Jadi, Vrms = 220 V.
Dengan demikian, amplitudo tegangan adalah
2
V (t ) Vm cos t o
T
2
220 2 cos t o
1 / 50
2
V Vm cos t o
T
V2
P
R
Vm2 2
cos2 t o
R T
V2
P
R
V2
R
489
Bab 7 Arus Bolak-Balik
2
Vrms
P (7.8)
R
Tampak bahwa daya yang dihasilkan arus bolak-balik selalu bernilai posifit
karena berbanding dengan dengan kudrat fungsi sinusoidal. Daya rata-rata
sebanding dengan kuadrat tegangan rms. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa tegangan rms merepsentasikan nilai daya yang ada dalam tegangan
bolak-balik.
Jumlah energi yang didisipasi arus bolak-balik yang melewati
hambatan selama waktu t adalah
t
W Pdt
0
2
t
Vm2
R 0 cos2
T
t o dt
V 2 1 1 4
t
m cos t 2o dt
R 0 2 2 T
t
Vm2 t T 4
sin t 2o
R 2 8 T 0
Vm2 4 T
sin 2o
T
t sin t 2o
2 R 4 T 4
Vm2 T 4
W t sin t (7.9)
2 R 4 T
Gambar 7.5 adalah contoh plot disipasi daya dan energy pada
hambatan akibat dialiri arus bolak-bali sebagai fungsi waktu. Sumbu datar
dinyatakan dalam variable 4t/T. Pada Gambar 7.5(a) daya pada sumbu
490
Bab 7 Arus Bolak-Balik
vertikal dinyatakan dalam satuan Vm2 / R dan pada Gambar 7.5(b) dan
1.2 (a)
1
P dalam satuan Vm2/R
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20
20 (b)
W dalam satuan Vm2T/8R
15
10
0
0 5 10 15 20
4t/T
Gambar 7.5 Contoh plot disipasi daya dan energy pada hambatan akibat dialiri arus bolak-balik sebagai fungsi
waktu. Sumbu datar dinyatakan dalam variable 4t/T. (a) Daya pada sumbu vertikal dinyatakan dalam satuan
Vm2 / R dan (b) dan energy pada sumbu vertikal dinyatakan dalam satuan Vm2T / 8R .
I I m cost o (7.10)
2
dengan . Berapa tegangan antara dua ujung hambatan tersebut?
T
I I m cos(t 0 )
R
VR
VR IR I m R cost o (7.11)
Tampak bahwa arus dan tegangan berubah secara bersamaan karena fase
dalam fungsi kosinus sama bentuknya. Ketika arus nol, tegangan pun nol
dan ketika arus maksimum, tegangan pun maksimum. Jika kita buatkan
kurva arus dan tegangan maka kita dapatkan Gambar 7.7.
492
Bab 7 Arus Bolak-Balik
I
(a)
Arus melalui hambatan
Im
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t
-Im
VR
(b)
Beda potensial antara dua ujung hambatan
ImR
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t
-ImR
Gambar 7.7 Kurva tegangan dan arus sebagai fungsi waktu kerika arus bolak-balik dilewatkan pada sebuah
resistor
Q
VC
C
Q Idt
I m cost o dt
I m cost o dt
Im
sin t o
Im
VC sin t o
C
dengan
1
XC (7.13)
C
I I m cos(t 0 )
VC
494
Bab 7 Arus Bolak-Balik
1
XC
0C
Dengan hambatan tak berhingga tersebut maka arus searah tidak dapat
mengalir melalui kapasitor. Bagi arus searah, kapasitor berperan sebagai
sebuah saklar dalam posisi terbuka (off).
Hambatan kapasitor (reaktansi kapasitif) bergantung pada frekuensi
arus yang melewati kapasitor tersebut. Jika frekuensi arus sangat besar
maka hambatan kapasitor sangat kecil. Untuk frekuensi yang menuju tak
berhingga maka hambatan kapasitor menuju nol, yang berarti kapasitor
seolah-olah terhubung singkat. Sebaliknya jika frekuensi arus yang
mengalir pada kapasitor menuju nol maka hambatan kapasitor menuju tak
berhingga. Dalam kondisi ini kapasitor berperilaku sebagai sebuah saklar
yang terbuka. Ini penyebab mengapa kapasitor tidak dapat dilewati arus DC
karena arus DC memiliki frekuensi nol.
Dengan aturan trigonometri kita mendapatkan hubungan
sin t o cos t o
2
VC I m X C cos t o (7.14)
2
495
Bab 7 Arus Bolak-Balik
I
(a)
Arus melalui kapasitor
Im
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t
-Im
VC
(b) Beda potensial antara dua ujung kapasitor
ImXC
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t
-ImXC
Gambar 7.9 Kurva arus dan tegangan ketika arus bolak-balik melewati sebuah kapasitor
Kurva arus yang mengalir pada kapasitor dan tegangan antara dua
ujung kapasitor tampak pada Gambar 7.9. Jelas dari gambar tersebut
bahwa kurva tegangan dapat diperoleh dari kurva arus dengan menggeser
fasa sebesar /2 atau 90o. Dengan kata lain tegangan antara dua ujung
kapasitor muncul lebih lambat daripada arus. Atau tegangan pada kapasitor
mengikuti arus dengan keterlambatan fasa /2.
Gambar 7.10 adalah tampilan di layar osiloskop tegangan antara
496
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Terlambat
b
a
Gambar 7.10 tampilan di layar osiloskop tegangan antara dua ujung hambatan (a) dan dua ujung kapasitor (b).
Pada layar osiloskop, makin ke kiri artinya makin cepat muncul. (www.arraysolutions.com)
dI
VL L
dt
497
Bab 7 Arus Bolak-Balik
VL L
d
I m cost o
dt
X L L (7.15)
I I m cos(t 0 )
VL
498
Bab 7 Arus Bolak-Balik
I
(a)
Arus melalui kapasitor
Im
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t
-Im
VL
(b) Beda potensial antara dua ujung induktor
ImXL
0 2 4 6 8 10 12 14 16
t
-ImXL
Gambar 7.12 Kurva arus dan tegangan ketika arus bolak-balik melewati sebuah induktor
sin t o cos t o
2
Dengan demikian, tegangan antara dua ujung induktor dapat juga ditulis
menjadi
499
Bab 7 Arus Bolak-Balik
VL I m X L cos t o (7.17)
2
Gambar 7.12 adalah kurva arus dan tegangan antara dua ujung
induktor. Tampak bahwa kurva VL dapat diperoleh dari kurva arus dengan
menggeser fasa ke kiri sebesar /2 atau 90o. Ini menandakan bahwa
tegangan antara dua ujung induktor mendahului arus dengan fasa sebesar
/2 atau 90o.
Gambar 7.13 adalah tampilan di layar osiloskop tegangan antara
dua ujung hambatan dan dua ujung induktor. Kurva a) menyatakan
tegangan antara dua kaki gambatan dan kurva (b) adalah tegangan antar
dua kaki induktor. Tampak jelas bahwa tegangan antara dua kaki hambatan
mengalami keterlambatan fasa dibandingan tegangan antar dua kaki
induktor sebesar /2.
Lebih cepat
b a
Gambar 7.13 tampilan di layar osiloskop tegangan antara dua ujung hambatan (a) dan dua ujung induktor (b).
Pada layar osiloskop, makin ke kiri artinya makin cepat muncul. (www.foothill.edu)
500
Bab 7 Arus Bolak-Balik
(a)
VR VRm cos(t 0 ) Fase tetap
Gambar 7.14 (a) Diberikan arus maka tegangan antara kaki-kaki resistor, kapasitor, dan induktor dapat
ditentukan dengn mudah. (b) diberikan tegangan pada kapasitor. Langkah pertama adalah meenntukan fase
arus. Setelah fase arus diketauhui maka fase pada hambatan dan induktor dapat ditentukan dengan mudah.
501
Bab 7 Arus Bolak-Balik
PC VC I
T
sin t o cost o dt
1
T 0
I m2 X C
Mudah dibuktikan bahwa integral perkalian fungsi sinus dan kosinus dalam
satu periode hasilnya nol. Dengan demikian, kita akan dapatkan
PC 0
PL VL I
Kita peroleh juga bahwa disipasi daya rata-rata pada induktor juga nol,
sama dengan disipasi daya pada kapasitor.
V A cost (7.18)
A
t
Gambar 7.15 Contoh diagram fasor untuk fungsi pada persamaan (8.36)
Contoh 7.2
Gambarkan diagram fasor fungsi V A cost o
Jawab
Kita gambarkan vektor yang panjangnya A dan membentuk sudut
t o terhadap sumbu datar. Hasilnya tampak pada Gambar 7.16
t 0
A
t
0
Gambar 7.17 Diagram fasor untuk fungsi V A cost o dengan mengambil sumbu datar memiliki
sudut fasa o
A
t 0
Gambar 7.18 Diagram fasor untuk fungsi V A cost o dengan mengambil sumbu datar memiliki
sudut fasa t o
sin cos
2
Contoh 7.3
Gambarkan diagram fasor fungsi V A sin t o
Jawab
Pertama, kita ubah fungsi di atas menjadi fungsi kosinus sebagai
berikut
V A sin t o
A cos t o
2
Selanjutnya kita gambarkan diagram fasor dengan memilih fase arah datar
sembarang. Jika kita pilih fase arah datar adalah t o maka diagram
fasor menjadi seperti pada Gambar 7.19
t 0
/2
A
bahwa yang kita cari nanti ternyata hanyalah proses penjumlahan dan
pengurangan vektor seperti yang telah kita pelajari sebelumnya.
Contonya, kita akan menjumlahan dua buah fungsi trigonometri
berikut ini.
V1 A1 cost
V2 A2 cost o
Kita akan mencari fungsi V = V1 + V2. Yang pertama kali yang akan kita
lakukan adalah menggambarkan V1 dan V2 dalam diagram fasor. Karena ke
dua fungsi trigonometri di atas memiliki salah satu komponen fase yang
sama yaitu t, maka akan sangat tertolong apabila kita pilih sumbu datar
memiliki fase t. Akibatnya, fungsi V1 digambarkan sebagai vektor yang
searah sumbu datar dan fungsi V2 digambarkan sebagai vektor yang
membentuk sudut o terhadap sumbu datar. Diagram fasornya tampak
pada Gambar 7.20.
A2 A
0
t
A1
Gambar 7.20 Diagram fasor fungsi V1 dan V2 serta fungsi hasil penjumlahan
Yang perlu kita cari selanjutnya adalah panjang vektor V yaitu A dan
sudut yang dibentuk vektor V dengan sumbu datar, yaitu . Dengan aturan
penjumlahan vektor metode jajaran genjang kita dapatkan
507
Bab 7 Arus Bolak-Balik
A2 A
0 A2 sin 0
t
A1
A2 cos 0
A1 A2 cos 0
Ah A1 A2 coso
Av A2 sin o
Av
tan
Ah
A2 sin o
(7.20)
A1 A2 coso
V A cost (7.21)
Contoh 7.4
Dua fungsi trigonometri masing-masing berbentuk
V1 7 sin t
3
dan
508
Bab 7 Arus Bolak-Balik
V2 5 cos t
6
a) Gambarkan diagram fasor yang memuat dua fungsi di atas
b) Tentukan persamaan untuk fungsi V = V1+V2
Jawab
Untuk memudahkan kita ubah semua fungsi trigonometri dalam
bentuk kosinus. Jadi
V1 7 sin t
3
7 cos t
3 2
7 cos t
6
Dengan penulisan ini maka selisih fase dua fungsi tersebut menjadi
0 (t / 6) (t / 6) 2 / 6 .
A2 sin o
tan
A1 A2 coso
5 sin 2 / 6
7 5 cos2 / 6
509
Bab 7 Arus Bolak-Balik
= 0,456
atau
= 24,5o = 0,14
A
2/6
t / 6
A1 = 7
V A cos t
6
10,4 cos t 0,14
6
Vab I m R cost o
Tegangan antara dua ujung induktor memiliki fasa yang mendahului arus
sebesar /2. Maka kita dapatkan
Vbc I m X L cost o / 2
I m R cost o I m X L cost o / 2
a b c
L
R
I I m cos(t 0 )
A
511
Bab 7 Arus Bolak-Balik
ImXL Vm
t 0
ImR
Kita pilih sumbu datar memiliki sudut fasa t o agar memudahkan
penyelesaian. Dengan dalil Phitagoras maka
Vm I m R2 I m X L 2
I m2 R 2 X L2
I m R 2 X L2 (7.22)
dan
Im X L X L
tan (7.23)
ImR R
Akhirnya kita dapatkan bentuk umum tegangan antara titik a dan c sebagai
berikut
Vac Vm cost o
I m R 2 X L2 cost o
512
Bab 7 Arus Bolak-Balik
dengan
Z R 2 X L2 (7.25)
3
Z/R
2
0
0 1 2 3 4 5
/0
Gambar 7.25 Plot rasio Z terhadap hambatan resistor terhdap yang dinyatakan dalam satuan 0 pada
rangkaian RL.
Z R 2 L
2
L
2
R 1
R
Selanjutnya kita definisikan
513
Bab 7 Arus Bolak-Balik
R
0
L
2
Z R 1
0
Contoh 7.5
Hambatan 30 k dihubungkan secara seri dengan induktor 0,5 H
pada suatu rangkaian ac. Hitung impedansi rangkaian jika frekuensi
sumber arus adalah (a) 60 Hz, dan b) 5,0 104 Hz
Jawab
a) f = 60 Hz maka 2f 2 3,14 60 = 376,8 rad/s, X L L 376,8 0,5
= 188,4 . Dengan demikian, impedansi rangkaian adalah
Z R 2 X L2 3 10 188,4
4 2 2
3 10 4 = 30 k
160 k
a b c
R C
I I m cos(t 0 )
A
Vab I m R cost o
Tegangan antara dua ujung kapasitor memiliki fasa yang mengikuti arus
dengan keterlambatan sebesar /2. Maka kita langsung dapat menulis
Vbc I m X C cost o / 2
1
dengan X C . Tegangan antara ujung kiri resistor dengan ujung kanan
C
kapasitor menjadi
I m R cost o I m X C cost o / 2
Di sini kita menemui penjumlahan trigonometri yang tidak sefasa. Maka kita
dapat menggunakan diagram fasor untuk menyelesaikannya. Gambar 7.27
adalah diagram fasor yang kita gunakan
515
Bab 7 Arus Bolak-Balik
ImR
t 0
ImXC
Vm
Gambar 7.27 Diagram fasor untuk penjumlahan tegangan pada rangkalan seri RC
Vm I m R2 I m X C 2
I m2 R 2 X C2
I m R 2 X C2 (7.26)
dan
Im XC XC
tan (7.27)
ImR R
Vac Vm cost o
I m R 2 X C2 cost o
516
Bab 7 Arus Bolak-Balik
dengan
Z R 2 X C2 (7.29)
2
1
Z R2
C
2
1
R 1
RC
1
0
RC
2
Z R 1 0
517
Bab 7 Arus Bolak-Balik
4
Z/R
3
0
0 1 2 3 4 5
/0
Gambar 7.28 plot rasio Z terhadap hambatan resistor terhdap yang dinyatakan dalam satuan 0 pada
rangkaian RC.
Contoh 7.6
Rangkaian seri RC mengandung hambatan 100 dan kapasitansi 1
F. Jika tegangan antara dua ujung kapasitor adalah 10 cos(2000 t + /6)
volt tentukan
a) Arus yang mengalir
b) Tegangan antara dua ujung resistor
c) Tegangan total antara ujung resistor dan ujung kapasitor
Jawab
Tegangan antara dua ujung kapasitor
VCm 10
Im 2 10 2 A
X C 500
518
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Pada rangkaian seri RC, fase tegangan antara dua ujung kapasitor
mengikuti arus dengan keterlambatan fase /2. Atau fase arus mendahului
fase tagangan antara dua ujung kapasitor dengan beda fase /2. Karena fase
tagangan antara dua ujung kapasitor adalah (2000t + /6) maka fase arus
adalah (2000t + /6 + /2) = (2000t + 4/6). Dengan demikian, fungsi arus
adalah
I I m cos2000t 4 / 6 2 10 2 cos2000t 4 / 6 A
VRm I m R (2 10 2 ) 100 = 2 V
Amplitudo tegangan
Vm I m Z (2 10 2 ) 500,1 = 10 V
Beda fase antara tegangan total dan arus adalah yang memenuhi
X C 500
tan 5
R 100
atau
= 1,373 rad = 0,44 rad.
519
Bab 7 Arus Bolak-Balik
a b c
L
C
I I m cos(t 0 )
A
Vab I m X L cost o / 2
Vbc I m X C cost o / 2
1
dengan X C . Tegangan antara ujung kiri induktor dengan ujung
C
kanan kapasitor menjadi
520
Bab 7 Arus Bolak-Balik
I m X L cost o / 2 I m X C cost o / 2
cost o / 2 cost o / 2
cost o / 2
I m X L X C cost o / 2 (7.30)
(a) (b)
Vm
t 0 t 0
Vm
ImXC ImXC
Gambar 7.30 Diagram fasor untuk rangkaian seri LC. (a) Jika XL > XC dan (b) jika XC > XL.
1
L
C
atau
1
(7.31)
LC
1
Kondisi ini disebut kondisi resonansi dan frekuensi disebut
LC
frekuensi resonansi.
Pada kondisi resonansi terdapat beda tegangan antara dua ujung
induktor dan antara dua ujung kapasitor. Tetapi kedua tegangan tersebut
sama besar dan berlawanan fasa sehingga saling menghilangkan. Akibatnya,
ketika induktor dan kapasitor tersusun secara seri maka tegangan antara
ujung ujung luar induktor dan ujung luar kapasitor nol.
Contoh 7.7
Pada rengkaian seri RC terukur tegangan antara dua ujung induktor
memenuhi 2 sin(1000t) volt. Induktasi induktor adalah 2 mH dan
kapasitansi kapasitor adalah 0,25 mF. Tentukan
a) arus yang mengalir dalam rangkaian
b) tegangan antara dua ujung kapasitor
c) tegangan total antara ujung induktor dan ujung kapasitor
d) frekuensi arus agar tegangan total antara ujung kapasitor dan ujung
induktor nol
Jawab
Dari soal kita peroleh = 1000 rad/s dan VLm 2 V.
Reaktasi induktif
X L L 1000 (2 10 3 ) = 2 .
Reaktansi kapasitif
1 1
XC 4
C 1000 (2,5 10 4 )
VLm 2
Im 1 A
XL 2
Fase antara dua ujung induktor mendahului arus sebesar /2 radian. Atau
fase arus lebih terbelakang sebesar /2 radian terhadap fase tegangan
antara ujung induktor. Karena fase antara ujung induktor adalah sin(1000t)
maka fase arus adalah sin(1000t - /2). Dengan demikian, fungsi arus
menjadi
VCm I m X C 1 4 4 V
4 sin 1000t
V VR VC
d) frekuensi arus agar tegangan total antara ujung kapasitor dan ujung
induktor nol. Kondisi ini dicapai saat resonansi yang memenuhi
1 1
1414 rad/s
LC (2 10 ) (2,5 10 4 )
3
523
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Vab I m R cost o
Vbc I m X L cost o / 2
Vcd I m X C cost o / 2
a b c d
L
C
R
I I m cos(t 0 )
A
VaC I m R 2 X L2 cost o 1
Vbd I m X L X C cost o / 2
Antara titik a dan d terdapat tiga komponen yang disusun secara seri
sehingga tegangan total memenuhi
524
Bab 7 Arus Bolak-Balik
(a) (b)
Vm
ImXL - ImXC ImR
t 0 t 0
ImR ImXC - ImXL
ImXC ImXC Vm
Gambar 7.32 Diagram fasor untuk penjumlahan pada persamaan (8.58). (a) Jika XL > XC dan (b) jika XC > XL.
Vm I m R2 I m X L I m X C 2
I m R 2 X L X C
2
ImZ (7.32)
di mana
525
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Z R 2 X L X C
2
(7.33)
adalah impedansi rangkaian seri RLC. Dari gambar kita juga melihat bahwa
Im X L Im XC X L XC
tan (7.34)
ImR R
2
1
Z R 2 L
C
2
L 1
R 1
R RC
2
02
R 1
01
di mana
R
01
L
dan
1
02
RC
526
Bab 7 Arus Bolak-Balik
02
0
01
atau
0102
5 02/01 = 2,0
4 02/01 = 1,0
02/01 = 0,5
Z/R 3
0
0 1 2 3 4 5
/01
Gambar 7.33 contoh plot impedansi sebagai fungsi frekuensi. Impedansi dinyatakan dalam satuan R dan
frekuensi dinyatakan dalam satuan 01. Kurva dibuat untuk berbagai rasio 02/01: 0,5, 1,0, dan 2,0.
Contoh 7.8
Rangkaian RLC seri mengandung hambatan 100 , induktor 0,05 H,
dan kapasitor 5 F. Tegangan antara dua ujung kapasitor adalah 8
cos(1000t + /3) volt. Tentukan
a) fungsi arus yang mengalir
b) tegangan antara dua ujung resistor
c) tegangan antara dua ujung induktor
d) tegangan total antara ujung kiri komponen paling kiri dan ujung kanan
komponen paling kanan
527
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Jawab
Dari informasi soal kita dapatkan = 1000 rad/s.
Tegangan antara dua ujung kapasitor
VC 8 cos1000 t / 3 volt
X L L 1000 0,05 50
Reaktansi kapasitif
1 1
XC 200
C 1000 (5 10 6 )
VCm 8
Im 0,02 A
X C 400
Fase arus mendahului fase tegangan antara ujung kapasator dengan fase
sebesar /2. Fase tegangan antara ujung kapasitor adalah (1000t + /3).
Maka fase arus adalah (1000t + /3 + /2) = (1000t + 5/6). Jadi fungsi arus
menjadi
Fase tagangan antara ujung resistor sama dengan fase arus. Dengan
demikian, fungsi tegangan antara ujung resistor adalah
Fase tagangan antara ujung induktor mendahui fase arus dengan fase
sebesar /2. Fase arus adalah (1000t + 5/6). Dengan demikian, fase
tegangan antara ujung induktor adalah (1000t + 5/6 + /2) = (1000t + 8/6).
Akhirnya, fungsi tegangan antara ujung induktor adalah
X L X C 50 200 150
tan 1,5
R 100 100
atau
= -0,98 rad = - 0,31 rad.
Karena sifat kapasitif lebih kuat dari sifat konduktif maka secera
keseluruhan rangkaian bersifat kapasitif. Fasa tegangan antara ujung ke
ujung rangkaian mengalami keterlambatan dari fasa arus. Fasa arus adalah
(1000t + 5/6). Maka fasa tegangan adalah (1000t + 5/6 – 0,31) = (1000t +
+0,52). Jadi, fungsi tegangan total menjadi
7.13 Filter
Mari kita kembali melihat rangkaian seri RLC. Kita menganalisis
rangkaian seperti pada Gambar 7.34. Tegangan AC diberikan sebagai input
(bukan arus) dan kita bermaksud mengukur tegangan antara dua kaki
hambatan. Misalkan tegangan masukan yang diberikan memenuhi
529
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Vi V0 cos(t )
L C
Vi R Vo
Gambar 7.34 Rangkaian seri RLC di mana yang dimasukkan adalah tegangan dan kita mengukur tegangan
outpur pada dua ujung hambatan.
V0
I cos(t )
Z
dengan
Z R 2 (L 1 / C ) 2
dan
L 1/ C
tan
R
Setelah arus diperoleh maka kita dapat segera menentukan beda potensial
antara dua ujung resistor. Karena fase tegangan pada resistor sama dengan
fase arus maka tegangan antara dua kaki resistor menjadi
530
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Vo IR
RV0
cos(t )
R (L 1 / C ) 2
2
1
V0 cos(t )
2
02
1
01
~
V0 cos(t )
dengan
~ V0
V0 (7.36)
2
02
1
01
~
V0 0 . Sebaliknya, jika frekuensi yang masuk sangat kecil atau 0 maka
~ ~
V0 0 . Gambar 7.35 adalah plot V0 / V0 pada berbagai frekuensi. Tampak
jelas bahwa pada frekuensi sangat tinggi maupun sangat rendah, nilai
~
V0 / V0 menuju nol. Lalu apa yang menarik dari sifat ini?
531
Bab 7 Arus Bolak-Balik
1,2
1
02 / 01 1
~ 0,8
V0 / V0
0,6
0,4
0,2
0
0 1 2 3 4 5
/ 01
~
Gambar 7.35 Plot V0 / V0 pada berbagai frekuensi
1 0,1 0102
2 0102
3 10 0102
Misalkan amplitudo semua sinyal tersebut sama. Bentuk sinyal input dapat
ditulis
532
Bab 7 Arus Bolak-Balik
V1 V0 cos(1t )
V2 V0 cos( 2 t )
V3 V0 cos(3t )
Vi V1 V2 V3
Vi 1
0 t
0 2 4 6 8 10 12 14
-1
-2
Gambar 7.36 Pola tegangan yang dimasukkan pada rangkaian yang merupakan jumlah tiga tegangan yang
memiliki frekuensi berbeda.
533
Bab 7 Arus Bolak-Balik
1,5
1
Vo
0,5
0 t
0 2 4 6 8 10 12 14
-0,5
-1
-1,5
1,5
1
V2
0,5
0 t
0 2 4 6 8 10 12 14
-0,5
-1
-1,5
Gambar 7.37 (atas) Pola tegangan yang dideteksi antara dua ujung hambatan dan (bawah) pola tegangan V2.
V I m Z cost
di mana
tan X L X C / R
P IV
I m2 Z cost cost
I m2 Z I m2 Z
P cos2t cos
2 2
I m2 Z I 2Z
P cos2t m cos
2 2
I m2 Z I m2 Z
cos2t cos
2 2
535
Bab 7 Arus Bolak-Balik
diperoleh
I m2 Z
P cos (7.36)
2
I mVm
P cos
2
I m Vm
cos
2 2
Contoh 7.9
Tegangan V = 4,8 sin (754t) diterapkan pada rangkaian RLC seri.
Jika L = 3,0 mH, R=1,4 k, dan C = 3,0 F, berapa disipasi daya dalam
rangkaian?
Jawab
Persamaan umum tegangan dapat ditulis
V = Vm sin (t)
536
Bab 7 Arus Bolak-Balik
Vm = 4,8 volt
= 754 rad/s
Reaktansi kapasitif
1 1
XC = 442
C (754) (3,0 10 6 )
Reaktansi induktif
Impedansi rangkaian
Z R2 ( X L X C )2
X L X C 2,3 442
tan 0,314
R 1,4 10 3
Vm 4,8
Im 3,3 10 3 A
Z 1467
537
Bab 7 Arus Bolak-Balik
1 1 1
Z R XL
1 1
R iL
iRL
Z
R iL
Kita berhenti di sampai di sini saja. Pemb ahasan yang lebih lengkap
akan ditemui di kuliah elektrodinamika lanjut. Dan nanti akan kalin temui
bahwa bilangan kompleks merupakan bilangan yang luar biasa. Bilangan
kompleks sangat memudahkan kita mencari solusi yang sulit diselesaikan
dengan bilangan real. Ketika orang buntu dengan penyelesaian
menggunakan bilangan rill, maka yang dilakukan adalah mentransformasi
persoalan tersebut ke dalam bilangan kompleks. Kemudian menyelesaikan
persoalan di dalam ranah bilangan komplks. Setelah solusi diperoleh maka
dilakukan transformasi balik ke bilangan riil.
Soal-Soal
Sebuah kumparan memiliki hambatan R = 1,0 dan induktansi L = 0,3 H.
Tentukan arus dalam kumparan jika dihubungkan dengan tegangan (a) 120
volt dc, (b) 120 votl (rms) dengan frekuensi 60 Hz