Anda di halaman 1dari 21

Hukum Kirchoff 2

Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang hukum beliau
yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian
bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup). Perhatikan gambar berikut!

Hukum Kirchoff 2 berbunyi: "Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan
jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari jumlah penurunan potensial sama
dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti
semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.
Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
aturan
1)
2)

sebagai
Tentukan
Arus

yang

arah
searah

putaran
dengan

arusnya
arah

berikut:
untuk

masing-masing

perumpamaan

dianggap

loop
positif

3) Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif
4) Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama
5) Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila negatif
berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.
Aplikasi Hukum I dan II Kirchhoff Pada Rangkaian Tertutup (Loop)
Dalam suatu rangkaian listrik yang kuat arusnya tetap (lihat gambar 1) terdapat Medan Listrik E
yang merupakan Medan Konservatf. Medan Konservatif memiliki sifat: Usaha yang diperlukan
untuk membawa suatu muatan uji positif dari suatu titik ke titik lainnya tidak bergantung pada
lintasan yang dilaluinya. Jika muatan uji positif dibawa berkeliling melalui titik a ke b ke c ke d

dan kembali lagi ke a, maka muatan uji tersebut tidak berpindah dan usaha yang dilakukan sama
dengan NOL, karena W = qV, maka V juga bernilai NOL, sehingga:
Jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama
dengan NOL, yang dikenal dengan Hukum II Kirchhoff
E + IR = 0
Gaya gerak listrik (ggl) E dalam sumber tegangan menyebabkan arus listrik mengalir sepanjang
loop, dan arus listrik yang mendapat hambatan menyebabkan penurunan tegangan.
Perjanjian Tanda
Untuk menggunakan persamaan tersebut, perlu diperhatikan perjanjian tanda untuk ggl sumber E
dan kuat arus I, sebagai berikut:
1) Kuat arus bertanda positif jika searah dengan arah loop yang kita tentukan, dan bertanda
negatif jika berlawanan dengan arah loop yang kita tentukan. Misalkan pada gambar berikut,

Jika arah arus I mengalir dari A ke B, kemudian kita tetapkan arah loop searah dengan jarum jam
(gambar 2) berarti arah arus I searah dengan arah loop sehingga I bertanda positif,
Sedangkan jika kita tetapkan ara loop berlawanan dengan arah jarum jam (gambar 3) berarti arah
arus I berlawanan dengan arah loop sehingga I bertanda negatif.
2) Bila saat mengikuti arah loop, kutub positif sumber tegangan dijumpai lebih dahulu daripada
kutub negatifnya, maka ggl E bertanda positif, dan bertanda negatif jika sebaliknya. Misalkan
seperti gambar,

Jika mengikuti arah loop abcda. Saat mengikuti arah loop dari b ke c, kutub negatif sumber
tegangan E2 dijumpai lebih dulu daripada kutub positifnya, sehingga E2 bertanda

negatif. Sedangkan saat mengikuti arah loop dari d ke a, kutub positif sumber tegangan E 1
dijumpai lebih dulu daripada kutub negatifnya, sehingga E1 bertanda positif.
Contoh Aplikasi Hukum II Kirchhoff pada rangkaian satu loop
Tentukan kuat arus I pada rangkaian berikut ini:

Tanda negatif menyatakan bahwa arah kuat arus I yang sebenarnya dalam rangkaian adalah
berlawanan dengan arah loop yang kita tentukan diawal .

Penyelesaian Rangkaian Majemuk


Aplikasi Hukum I dan II Kirchhoff dalam rangkaian majemuk
Hukum Kirchoff 2 (KVL, Kirchoff Voltage Law)
Pada hukum kirchoff tegangan atau yang sering disebut hukum kirchoff ke II ini menyatakan
Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan tegangan adalah nol . dapat
dinyatakan dengan persamaan matematika sebagai berikut :
V + I.R = 0
Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah
loop searah arah arus)
I . R + I . r - E = 0..............1)
E = I (R + r)

Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut :


I.R=E-I.r
Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering disebut dengan
tegangan jepit

Hukum Kirchoff dan Contoh Soal


Hukum Kirchoff II
Jika hukum kirchoff pertama mengulas tentang arus listrik (pada percabangan) maka hukum
kedua mengulas tentang hubungan tegangan dalam sebuah rangkaian tertutup kemudian disebut
dengan loop. Hukum Kirchoff II berbunyi
Di dalam suatu rangkaian tertutup (loop) jumlah
aljabar dari gaya gerak listrik dengan besarnya
penurunan tegangan adalah sama dengan nol
Secara matematis hukum di atas ditulis
+ I. R = 0
Jumlah rangkaian tetutup (loop) dalam satu rangkaian listrik bisa satu atau lebih. Dalam
pemakaian hukum kirchoff II pada rangkaian tertutup ada beberapa aturan yang perlu sobat
perhatikan:
1. Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu bisa bebas tapi
sobat usahakan untuk searah dengan arus listrik yang mengalir.
2. Kuat arus bertangda positif (+) jika searah dengan arah loop yang ditentukan dan
bertanda negatif (-) jika berlawanan dengan arah loop yang sudah sobat tentukan di angka
1.
3. Apabila saat mengikuti arah loop, kutub positif (+) sumber tegangan dijumpai lebih
dahulu dari pada kutub negatifnya (-) maka GGL () bertanda positif. Sebaiknya, apabila
kutub negatif dijumpai lebih dahulu dari kutub posifit maka nilai GGL () negatif. Kutub
positif disimbolkan dengan garis panjang dan kutub negatif garis pendek

a. Rangkaian Dengan Satu Loop

dalam rangkaian dengan satu loop, kuat arus yang mengalir adalah sama yaitu sebesar I. Jika
rangkaian di atas sobat buat loop a-b-c-d maka sesuai hukum kirchoff II berlaku persamaan

I.

(1 2) + I (R4 + r2 + R3 + r1) = 0
a. Misalkan arah kuat arus kita anggap dulu berlawanan dengan arah loop

3
4

2
2

I.
+ 1

(R1
I

(15

R2

R3)

10)

30I

30I

I = 6/30 = 1/5 = 0,2 A


b. Tegangan antar a dan b (Vab)
Jika

melalui

jaluar

adcb

(panjang)

Vab = 3 2 I (R3 + R2) (I negatif karena berlawanan dengan arah I total)


Vab

Vab
Vab = 2 3 = -1 V

4-2
=

0,2

(10

+
0,2

5)
(15)

Jika
Vab

melalui
=

-1

Vab
Vab

jalur
R1

=
=

positif

-4

ab
karena

4
+

searah

+
3

(pendek)
dengan
0,2

total)
(15)

-1

Jadi tegangan antara titi a dan b (Vab) = -1 V


2. Rangkaian dengan Dua Loop atau Lebih
Pada rangkaian dengan dua loop atau lebih secara prinsip dapat depecahkan seperti pada
rangkaian satu loop, hanya perlu sobat perhatikan kuat arus pada setiap percabangannya. Berikut
langkah-langkah yang bisa ditempuh:
1. Tentukan kuat arus (simbol dan arahnya) pada setiap percabangan yang dianggap perlu
2. Sederhanakanlah susunan seri-pararel resisteor jika memungkinkan.
3. Tentaukan arah masing-masing loop
4. Tulislah persamaan setiap loop dengan menggunakan hukum II Kirchoff.
5. Tulislah persamaan arus untuk tiap titik percabangan dengan menggunakan hukum
Kirchoff.
Hukum Tegangan Kirchoff
Hukum kirchoff tentang tegangan biasa disebut KVL (Kirchoff Voltage Law) berikut bunyi
hukum tegangan kirchoff redaksi penulis
Jumlah tegangan tiap komponen pada sebuah loop sama dengan nol

Contoh penggunaan KCL dan KVL pada analisis rangkaian listrik :


HUKUM II KIRCHHOFF
Pada hukukm II Kirchhoff sebenarnya bunyinya hampir sama dengan hukum I
Kirchhoff, yang membedakan adalah kalau hukum I Kirchoff itu digunakan untuk arus dalam
percabangan sedangkan hukum II Kirchhoff digunakan untuk menghitung jumlah tegangan pada
suatu lintasan tertutup.
Hukum II Kirchhoff digunakan untuk menghitung besaran-besaran yang terdapat
pada rangkaian listrik. Besaran itu diantaranya kuat arus pada suatu cabang ataupun beda
tegangan antara dua titik. Hukum II Kirchhoff menyatakan bahwa:
Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan (aljabar) gaya gerak listrik ()
dengan penurunan (aljabar) tegangan (IR) sama dengan nol .
Hukum Kirchhoff Tegangan (KVL, Kirchhoff Voltage Law) merupakan hukum
kirchhoff tegangan atau yang sering disebut Hukum II kirchhoff. Tegangan ini dapat juga
dinyatakan dengan persamaan matematika sebagai berikut:
Gambar 5 Gambar Penjelasan Hukum II Kirchoff
Harus dipahami bahwa penggunaan hukum Kirchoff ini berlaku pada rangkaian
tertutup. Jika rangkaian listrik terdiri dari beberapa rangkaian tertutup, maka dalam analisanya
dibuat persamaan menurut rangkaian tertutup satu per satu.
Keterangan :

= jumlah ggl sumber arus (V)

I = arus listrik (A)

IR = jumlah penurunan tegangan (V)

R = hambatan (W)

Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi
listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan
atau diserap.
Perjanjian tanda untuk ggl () dan kuat arus (I) dalam persamaan di atas adalah sbb.
v Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dg arah tertentu, namun jika memungkinkan
usahakan searah arah arus.
v Kuat arus bertanda positif jika searah dengan arah loop dan negatif jika berlawanan arah dengan
arah loop.
v Bila ketika mengikuti loop sesuai dengan arah loop, kutub positif dijumpai lebih dulu dari kutub
negatifnya, maka ggl bertanda positif, dan negatif jika sebaliknya.
Beda potensial (tegangan jepit) antara dua titik pada suatu cabang, misalnya antara titik a dan b,
dihitung dengan persamaan:
3.1

TEGANGAN PADA RANGKAIAN LISTRIK TERTUTUP


Pada suatu rangkaian arus tertutup terdapat suatu pembagian tegangan yang sangat

tertentu. Pembagian tegangan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai.
Contoh:
Gambar 6 Rangkaian arus dengan dua sumber tegangan
Kedua sumber tegangan dengan tegangan sumber US1 dan US2 elektron-elektronnya
menggabungkan diri dalam memberikan pengaruhnya secara keseluruhan. Disini sumber
tegangan tersebut bereaksi dalam arah yang sama. Mereka mengendalikan arus I sesuai dengan
tahanan yang ada.
Arus I merupakan penyebab terjadinya tegangan jatuh pada tahanan R1, R2 , R3
Pada suatu persamaan antara tegangan sumber dengan tegangan jatuh diketahui,
bahwa hal tersebut sama besarnya, artinya yaitu tegangan sumber terbagi kedalam rangkaian arus
secara keseluruhan. Dari situ dapat disimpulkan hukum II Kirchhoff.
US1 + US2 = I . R1 + I . R2 + I . R3
Dalam praktiknya suatu rangkaian arus biasanya hanya terdiri atas sebuah tegangan
sumber dan satu atau beberapa beban.
Gambar 7 Rangkaian arus dengan sebuah sumber tegangan

Disini berlaku:
U S = I . R1 + I . R2
Kita hubungkan lampu seperti yang tersebut diatas pada suatu kotak kontak, dengan demikian
maka tegangan klem U kotak kontak dalam hal ini berfungsi sebagai tegangan sumber US.
Gambar 8 Rangkaian arus dengan suatu tegangan klem
Maka berlaku:
U = I . R1 + I . R2;
disederhanakan menjadi:
U = I (R1 + R2)
Hukum II Kirchhoff juga dapat digunakan untuk bermacam-macam. Dia
memungkinkan untuk menentukan suatu tegangan sumber yang belum diketahui arus atau suatu
tahanan.
Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu loop tertutup maka jumlah sumber
tegangan serta tegangan jatuh adalah nol.
Gambar 9 Contoh suatu loop tertutup dari rangkaian listrik
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 9 di atas, rangkaian ini terdiri dari sumber tegangan dan
empat buah komponen. Jika sumber tegangan dijumlah dengan tegangan jatuh pada keempat
komponen, maka hasilnya adalah nol, seperti ditunjukan oleh persamaan berikut.

Kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa aturan
sebagai berikut :
v
v
v
v
v

Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.


Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif.
Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila negatif berarti arah
arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.

3.2

TEGANGAN PADA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN SATU LOOP


Rangkaian satu loop adalah suatu rangkaian tertutup yang tidak bercabang. Telah kita

ketahui sebelumnya bahwa kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tak bercabang di mana-mana
sama besar. Jadi, rangkaian satu loop hanya memiliki satu nilai kuat arus. Besar dan arah kuat
arus ini dapat dengan mudah kita tentukan dengan mengaplikasikannya dalam hukum II
kirchhoff. Agar kita dapat memahami lebih jelas lagi aplikasi ini, perhatikan contoh rangkaian
berikut.
Tentukanlah kuat arus (I) yang mengalir dalam rangkaian di samping!
Penyelesaian:
Misalkan E1=6 V, E2=3 V, R1=8 W, R2=5 W, hambatan dalam r1 = r2 =1 W rangkaian ini hanya
terdiri dari sebuah loop, misalkan arahnya searah dengan arah jarum jam maka kuat arus I dapat
ditentukan dengan hukum II kirchhoff, yaitu:
SE + S(IR)= 0
-E1 + E2 + I (R1 +R2 + r1 + r2) =0
- 6 + 3 + I (8 +5 +1 +1) = -3 +I (15) = 0
15 I = 3
Rangkaiannya menjadi:
3.3

TEGANGAN PADA RANGKAIAN LISTRIK MAJEMUK


Rangkaian listrik majemuk adalah suatu rangakaian listrik yang terdiri dari dua loop

atau lebih. Sebelum mempelajari rangkaian listrik majemuk ini kita harus memahami dan
mengerti dulu cara menyelesaikan masalah pada rangkaian listrik satu loop dengan
menggunakan hukum II kirchhoff. Materi tersebut merupakan bekal teori bagi kita untuk mampu
menyelesaikan masalah rangkaian listrik majemuk.
A.

Rangkaian listrik Majemuk dua loop.


Aplikas hukum II kirchhoff pada rangkaian listrik majemuk dua loop, yaitu:

B.

Rangkaian Listrik Majemuk lebih dari dua Loop

Untuk rangkaian majemuk yang lebih dari dua loop, cara penyelesaiannya tetap
berdasarkan pada Hukum I dan II Kirchoff. Dengan menggunakan subtitusi atau eleminasi
persamaan-persamaan yang ada, maka harga-harga I yang terdapat pada rangkaian dapat
ditentukan.
Gambar 10 Rangkaian Listrik majemuk dengan lebih dari dua loop
Analisis menurut Hukum Kirchoff I, rangkaian ini mempunyai dua titik pertemuan yaitu titik C
dan F, maka pada titik ini berlaku
Titik C:
Titik F:
Untuk memahami Hukum Kirchoff II, rangkaian di atas dapat dibuat tiga lingkaran tertutup yaitu
: I, II dan III.
Pada lingkaran I, yaitu lingkaran A B C F A, maka terjadi:
V1 - I1R1 - I2R2 + V2 I1R5 = 0
Pada lingkaran II yaitu lingkaran F C D E F, maka terjadi:
-V2 + I2R2 - I3R3 V3 - I3R4 = 0
Pada lingkaran III, yaitu A B C D E F A, maka terjadi:
V1 - I1R1 - I3R3 V3 - I3R4 I1R5 = 0
Untuk mempermudah penggunaan hukum Kirchoff perlu diketahui:
v Dalam menentukan arah arus pada tiap cabang bebas tetapi harus diingat bahwa arah arus pada
tiap-tiap percabangan harus ada yang masuk dan keluar.
v Tentukan arah tiap kelompok secara bebas (pada contoh di atas ada tiga). Sebaiknya semuanya
searah (seperti contoh di atas). Arah arus dari kelompok lingkaran digunakan sebagai dasar untuk
menberikan tanda positif atau negatif pada sumber tegangan (V) maupun rugi tegangan (IR)
dalam persamaan nantinya.
v Setelah ditentukan arah arus kelompok, maka dibuat persamaan terhadap tiap kelompok, arah arus
listrik tiap cabang yang searah dengan arah arus yang menuju kutub sumber tegangan, maka
harga sumber tegangan tersebut positip. (lihat contoh untuk lingkaran I).
v Bahwa arus listrik yang mengalir dalam satu cabang besarnya sama (pada contoh: arus yang
mengalir pada dan adalah sama yaitu ).

Apabila nantinya setelah dihitung ternyata harga arus pada cabang tertentu berharga negatif, ini
menunjukkan bahwa arah arus yang ditentukan semula adalah salah, oleh karenanya perlu
dibalik.
Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff berbunyi : Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak
listrik () dengan penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol. Maksud dari jumlah penurunan
potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut,
atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.

Hukum II Kirchhoff dirumuskan sebagai


E +IR = 0
Keterangan :
E = jumlah ggl sumber arus (V)
IR = jumlah penurunan tegangan. (V)
I = arus listrik (A)
R = hambatan (W)
Penggunaan Hukum II Kirchhoff adalah sebagai berikut:
1. Pilih rangkaian untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pemilihan
arah loop bebas, tapi jika memungkinkan diusahakan searah dengan arah arus listrik.
2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus, maka penurunan tegangan (IR)
bertanda positif, sedangkan bila arah loop berlawanan arah dengan arah arus, maka
penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.

3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dahulu dijumpai adalah
kutub positif, maka gaya gerak listrik bertanda positif, sebaliknya bila kutub negatif maka
penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Satu Loop - Dengan menerapkan Hukum Ohm dan
Hukum Kirchoff I, kalian dapat mencari besar arus dan tegangan pada rangkaian dengan satu
sumber tegangan. Namun, bagaimanakah kita mencari arus dan tegangan jika pada rangkaian
terdapat lebih dari satu sumber tegangan? Perhatikan Gambar skema rangkaian tertutup dengan
dua sumber tegangan dan dua hambatan berikut ini

Gambar 5. Skema rangkaian tertutup


Kita dapat mencari besar arus dan tegangan pada resistor dengan menggunakan prinsip Hukum
Kirchoff II yang telah dipaparkan sebelumnya.
Perhatikan kembali rangkaian pada Gambar 5. Rangkaian tersebut merupakan rangkaian tertutup
dengan loop tunggal (1 loop). Untuk menganalis rangkaian tersebut, kita dapat menggunakan
hukum Kirchoff II dengan mengikuti langkah berikut.
a. Memilih arah loop. Agar lebih mudah, arah loop dapat ditentukan searah dengan arah arus
yang berasal dan sumber tegangan yang paling besar dan mengabaikan arus dan sumber
tegangan yang kecil (ingat, arah arus bermula dan kutub positif menuju kutub negatif).
b. Setelah arah loop ditentukan, perhatikan arah arus pada percabangan. Jika arah arus
sama dengan arah loop, penurunan tegangan (IR) bertanda positif. Namun, jika arah arus
berlawanan dengan arah loop, IR bertanda negatif.

c. Jika arah loop menjumpai kutub positif pada sumber tegangan lain, maka nilai E positif.
Namun, jika yang dijumpai lebih dulu adalah kutub negatif, maka E bertanda negatif.
Nah, dengan mengikuti langkah di atas, mari kita analisis bersama rangkaian tersebut. Pada
rangkaian tersebut, jika E2>E1, kita dapat menentukan arah loop sebagai berikut.

Gambar 6. penentuan arah arus pada loop (arah loop dan abcda.)
Setelah menentukan arah loop, kita dapat menerapkan hukum Kirchhoff II sebagai berikut.
IR2 E1 + IR1 E2 = 0
I(R1 + R2) = E1 + E2
Jadi kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah :
I = (E1 + E2) / (R1 + R2)
Hukum tegangan Kirchhof

Jumlah dari semua tegangan di sekitar loop (putaran) sama dengan nol. v1 + v2 + v3 - v4 = 0
Hukum ini juga disebut sebagai Hukum kedua kirchhoff, Hukum loop (putaran) Kirchhoff,
dan KVL (Kirchhoff's Voltage Law).
Prinsip kekekalan energi mengatakan bahwa
Jumlah terarah (melihat orientasi tanda positif dan negatif) dari beda potensial listrik
(tegangan) di sekitar sirkuit tertutup sama dengan nol.
atau
secara lebih sederhana, jumlah dari emf dalam lingkaran tertutup ekivalen dengan jumlah
turunnya potensial pada lingkaran itu.
atau
Jumlah hasil kali resistansi konduktor dan arus pada konduktor dalam lingkaran tertutup
sama dengan total emf yang ada dalam lingkaran (loop) itu.
Mirip dengan hukum pertama Kirchhoff, dapat ditulis sebagai:

Disini, n adalah jumlah tegangan listrik yang diukur. Tegangan listrik ini juga bisa berbentuk
kompleks:

Hukum ini berdasarkan kekekalan "energi yang diserap atau dikeluarkan medan potensial" (tidak
termasuk energi yang hilang karena disipasi). Diberikan sebuah tegangan listrik, suatu muatan
tidak mendapat atau kehilangan energi setelah berputar dalam satu lingkaran sirkuit karena telah
kembali ke potensial awal.
Hukum ini tetap berlaku walaupun resistansi (yang mengakibatkan disipasi energi) ada dalam
sirkuit. Validitas hukum ini dalam kasus tadi dapat dimengerti dengan menyadari bahwa muatan

tidak kembali ke tempat asalnya karena ada disipasi energi. Pada terminal negatif, muatan sudah
hilang. Artinya energi yang diberikan oleh beda potensial sudah terpakai seluruhnya oleh
resistansi yang mengubah energi tadi menjadi disipasi panas.
Medan listrik dan potensial listrik
Hukum kedua Kirchhoff dapat dianggap sebagai konsekuensi prinsip kekekalan energi.
Mengingat bahwa potensial listrik didefinisikan sebagai integral garis terhadap medan listrik,
hukum kedua Kirchhoff dapat dituliskan sebagai

yang menyatakan bahwa integral garis medan listrik di sekitar lingkaran tertutup (loop) C adalah
nol.
Untuk mengembalikannya ke bentuk khusus, integral ini dapat dipisah-pisah untuk mendapatkan
tegangan pada komponen tertentu.mponents.
Keterbatasan
Hukum ini adalah penyederhanaan dari Hukum Induksi Faraday untuk kasus khusus dimana
tidak ada fluktuasi medan magnet yang menyambungkan lingkaran tertutup (loop). Maka hukum
ini cukup untuk menghitung sirkuit yang hanya berisi resistor dan kapasitor.
Hukum II Khirchoff
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu
rangkaian tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik)
sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. Secara
matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan persamaan

Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali sumber ggl)
dan E adalah ggl sumber.
Untuk mempermudah penggunaan hukum Kirchoff perlu diketahui:
1. Dalam menentukan arah arus pada tiap cabang bebas tetapi harus diingat bahwa arah arus
pada tiap-tiap percabangan harus ada yang masuk dan keluar.
2. Tentukan arah tiap kelompok secara bebas (pada contoh di atas ada tiga). Sebaiknya
semuanya searah (seperti contoh di atas). Arah arus dari kelompok lingkaran digunakan
sebagai dasar untuk menberikan tanda positif atau negatif pada sumber tegangan (V)
maupun rugi tegangan (IR) dalam persamaan nantinya.
3. Setelah ditentukan arah arus kelompok, maka dibuat persamaan terhadap tiap kelompok,
arah arus listrik tiap cabang yang searah dengan arah arus yang menuju kutub sumber
tegangan, maka harga sumber tegangan tersebut positip. (lihat contoh untuk lingkaran I).
4. Bahwa arus listrik yang mengalir dalam satu cabang besarnya sama (pada contoh: arus
yang mengalir pada R3 dan R4 adalah sama yaitu I3).
5. Apabila nantinya setelah dihitung ternyata harga arus pada cabang tertentu berharga
negatif, ini menunjukkan bahwa arah arus yang ditentukan semula adalah salah, oleh
karenanya perlu dibalik.
Untuk lebih jelas lihat contoh ini.
Rangkaian Listrik majemuk adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah loop atau lebih.
Gambar berikut adalah rangkaian listrik majemuk beserta cara memecahkannya

Langkah-langkah untuk menyelesaikan rangkaian majemuk di atas adalah:


1) Andaikan arah loop I dan loop II seperti pada gambar
2) Arus listrik yang melalui r 1, R1, dan R4 adalah sebesar I1, yang melalui r2, R2, dan R3 adalah
sebesar I2, dan R5 dilalui arus sebesar I3
3) Persamaan Hukum I Kirchoff pada titik cabang b dan e adalah
I1 + I 2 = I 3

I3 = I 1 + I 2
4) Persamaan Hukum III Kirchoff pada setiap loop adalah seperti berikut
Loop I

a-b-e-f-a (arah looop sama dengan arah arus)


E + V = 0
I1R1 + I3R5 + I1R4 + I1r1 E1 = 0
E1 = I1(r1 + R1 + R4) + I3R5
Loop II

b-e-d-c-b (arah loop searah dengan arah arus)


E + V = 0
I3R5 + I2R3 + I2r2 E2 + I2R2 = 0
Dengan menggunakan Hukum I Kirchoff, diperoleh persamaan I3 = I1 + I2, dan dari Hukum II
Kirchoff diperoleh persamaan (1) dan persamaan (2). Dari ketiga persamaan tersebut dapat
ditentukan nilai dari I1, I2, dan I3. Jika dalam perhitungan diudapat kuat arus berharga negatif,
berarti arah arus sebenarnya berlawanan dengan arah arus yang anda andaikan. Namun
perhitungannya tidak perlu diulang karena nilai arusnya adalah tetap sama hanya arahnya saja
yang berbeda.
Latihan Memecahkan Persoalan Dalam Rangkaian Listrik Majemuk

Perhatikanlah gambar rangkaian berikut. Tentukanlah besar tegangan listrik antara titik a dan b

Tahap Penyelesaian:
1) Gambarkan arah arus pada setiap loop
Hukum I Kirchoff pada titik P
I3 = I1 + I2(1)
2) Persamaan Hukum II Kirchoff pada setiap loop

Loop I (arah loop searah putaran jarum jam)


E + IR = 0
-3 + 12 + I1(3 + 1 + 2) I2 = 0
6I1 I2 = -9..(2)
Loop II (arah loop searah putaran jarum jam)
E + IR = 0
-12 + I2 + 4,5 I3 = 0
-12 = I2 + 4,5(I1 + I2) = 0
4,5 I1 + 5,5 I2 = 12
9 I1 + 11 I2 = 24..(3)
3) Kemudian eliminasi persamaan (2) dan persamaan (3) untuk memperoleh nilai I1

4) Untuk memperoleh nilai I2, substitusikan nilai I1 ke dalam persamaan (2)


6I1 I2 = -9
6(-1) I2 = -9
I2 = 3A
5) Menghitung nilai I1 dari persamaan 1)
I3 = I 1 + I 2
-1 A + 3 A = 2 A
6) Menghitung tegangan listrik antar titik a dan b
Vab = I3 . R
Vab = 2 A . 4,5 = 9 volt
Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum
dalam ilmu Elektronika yang berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian.
Hukum Kirchoff pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama
Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian
yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum Kirchhoft 2.
Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhof 2
Hukum Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk menganalisis tegangan
(beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu rangkaian tertutup. Hukum
Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoffs
Voltage Law (KVL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut :
Total Tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol

Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kirchhoff 2


lihat rumus dan rangkaian sederhana dibawah ini :
Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0

, silakan

Anda mungkin juga menyukai