Anda di halaman 1dari 51

Rangkaian AC Pararel

Simon Patabang, MT.

Universitas Atma Jaya Makassar


Rangkaian Paralel

• Setiap impedansi Z yang diparalelkan dalam


rangkaian ac mempunyai beda tegangan yg sama,
baik besar, arah maupun fasenya.
• Berdasarkan hukum Kirchof I diperoleh besarnya
arus It adalah It = i1 + i2 + i3
• Berdasarkan hukum Ohm, diperoleh persamaan
sebagai berikut It = Vt/ Zt
• Besarnya total impedansi yang paralel adalah :
Vt

• Untuk dua impedansi yang dihubungkan paralel,


persamaan menjadi :
1. Rangkaian R-C Paralel
• Impedansi rangkaian adalah Z1 =
Xc dan Z2 = R.
• Arus Total I terbagi 2 yaitu IC,
mengalir pada cabang kapasitor
dan IR mengalir pada cabang
resistor .
• Total arus I merupakan
penjumlahan vektor IC dan IR.
 Tegangan pada R dan XC, besarnya sama karena
terhubung paralel yaitu V= Vm sin ω t.
 Arus pada R adalah sefasa dengan tegangan (V). IR
= V/R
 Arus pada cabang Xc adalah IC mendahului tegangan
0
sebesar 90 .
IC = V/XC
 Sedangkan arus total I mendahului tegangan (v) sebesar
sudut φ.
I = IR + Ic
• Karena arus yang mengalir melalui resistor dan
kapasitor terjadi perbedaan fasa, untuk itu
hubungan arus (i) dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan kuadrat berikut;

Sehingga :
• Oleh karena itu, besarnya arus percabangan yang
mengalir menuju resistor dan kapasitor menentukan
besarnya impedansi (Z) secara keseluruhan dari
rangkaian

dimana

maka
• Besarnya perbedaan sudut (φ) antara
reaktansi kapasitif (XC) terhadap resistansi (R)
dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan :

atau
Contoh :

Suatu rangkaian dengan sumber tegangan listrik bolak-


balik 220 V / 50 Hz dirangkai secara paralel dengan
resistor yang memiliki nilai sebesar 100 Ω dan kapasitor
dengan kapasitas 7,5 μF. Berapakah nilai impedansi
rangkaian tersebut ?
Penyelesaian :

Diketahui : ƒ = 50 Hz
R = 100 Ω
-6
C= 7,5 μF = 7,5 x 10
F Ditanya : Z = ?
• Jawab :
Langkah pertama menghitung nilai reaktansi
kapasitif (XC) pada kapasitor :
• Jika nilai XC telah diketahui, selanjutnya menghitung
nilai impedansi (Z) dengan rumus impedansi
dihubungkan secara paralel :
2 Rangkaian Paralel RL

• Impedansi Z total Rangkaian:


1 1 Z .Z
1   atau ZT  1 2
Z Z Z Z Z
T 1 2 1 2

dimana : Z1 = R + j0
Z2 = 0 + jXL
• Total Tegangan Rangkaian
Tegangan pada R dan XL besarnya sama, yaitu sama
dengan tegangan sumber V.


V = VR = VL Karena L , R, dan sumber hubungan paralel.

• Arus Total Rangkaian :


Arus sumber I terbagi menjadi IR dan IL, jadi
I = IR + IL, dimana :

I  V dan I V
L R
XL R
• Berdasarkan grafik di atas, maka diperolah IT adalah:

IT  I R 2  I XL 2
• Sudut phasa θ dan Z dapat dihitung dengan
rumus :
  tg 1
  I , Z  V , Z  Z 
XL
 
 I IT
R 
• Impedansi Z total :
1 1 Z .Z
1
  atau ZT  1 2
ZT Z1 Z 2Z1 Z2

Nilai Z1 dan Z2 dapat kita cari menggunakan


rumus dibawah ini:
Contoh

• Penyelesaian :
3. Rangkaian RLC Paralel

• Impedansi (Z) pada


rangkaian paralel resistor,
induktor, dan kapasitor
menggunakan rumus
berikut :
Arus Total I

• Arus listrik (I) total pada rangkaian paralel resistor,


induktor, dan kapasitor dengan arus bolak-balik dapat
diketahui, jika arus listrik masing-masing pada beban
telah diketahui kemudian menghitung dengan
menggunakan rumus :

I = Arus listrik total pada rangkaian (A)


IR = Arus listrik yang mengalir pada beban resistor (A)
IL = Arus listrik yang mengalir pada beban induktor (A)
IC = Arus listrik yang mengalir pada beban kapasitor (A)
Tegangan Total V

• Nilai tegangan (V) pada rangkaian tersebut dapat


dihitung dengan menggunakan rumus yang berasal
sari hasil substitusi rumus hukum ohm :

Keterangan:
V = Tegangan listrik pada rangkaian (Volt)
I = Arus listrik pada rangkaian (A)
Z = Impedansi (Ω)
Sudut phasa
• Sudut phasa dapat diketahui dengan menggunakan
rumus berikut :

R

cos1  
 
Z

p
Sifat Rangkaian
1. Bersifat resistif apabila nilai arus listrik yang mengalir
pada induktor sama dengan arus listrik yang mengalir
pada kapasitor IL = IC, arus listrik total se fase dengan
tegangan.
2. Bersifat induktif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih besar dari pada arus
listrik yang mengalir pada kapasitor IL > IC, arus listrik
total tertinggal (Lag) terhadap tegangan.
3. Bersifat kapasitif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih kecil dari pada arus
listrik yang mengalir pada kapasitor IL < IC, arus listrik
total mendahului (lead) terhadap tegangan.
Contoh :
1. Suatu sumber tegangan bolak-balik memiliki nilai
frekuensi sebesar 50 Hz, dirangkai secara paralel
dengan beban-bebannya yang berupa resistor 30 Ω,
Induktor 300 mH, dan kapasitor 50 μF. Berapakah
nilai impedansi pada rangkaian tersebut?

Diketahui : f = 50 Hz
R = 30 Ω
L = 300 mH = 0,3 H
C = 50 μF = 5 x 10-5 F
Ditanya : Z =?
• Jawab : Langkah pertama menghitung nilai reaktansi
induktif (XL), dan reaktansi kapasitif (XC) :
• Nilai impedansi (Z) total pada rangkaian tersebut :
2. Sebuah Resistor dengan resistansi 8 Ohm dihubung
seri dengan induktansi 0,0191 H kemudian diparalel
dengan kapasitor 398 mF dan resistansi 6 Ohm yang
dihubung seri. Rangkaian disuplay dengan tega-ngan
200 V, 50 Hz.

Hitunglah:
a. Arus masing-masing cabang.
b. Arus total
c. Sudut fase antara arus dan tegangan
Penyelesaian :

Diketahui : Vm = 200 V, f = 50 HZ, R1=1,8 Ohm, L = 0,019


H, R2= 6 Ohm, dan C = 398 mF
a. i1= V/Z1 dan i2 = V/Z2
XL = ωL dan Xc = 1/ωC
XL = 2πf.L = 2π. 50. 0,019 = 5,9714 Ω
XC = 1/(2πf.C) = 1/ (2π. 50.398. 10⁻³) = 8 mΩ
b. Arus total It = ?
It = i1 + i2

c. Sudut fase antara arus dan tegangan

Cos θ1 = R1/Z1 Cos θ2 = R2/Z2


Cos θ1 = 1,8/6,24 Cos θ2 = 6/10
Cos θ1 = 0,288462 Cos θ2 = 0,6
θ1 = 73,2° θ2 = 53,1°

Z1 dan Z2 paralel maka Z = Z1. Z2 / (Z1 + Z2)


Z1  6,2673,2 dan Z 2 1053,1
Zt  6,2673,2x1053,1
6,2673,2 1053,1
Zt  62,6126,3
6,26 cos 73,2  j6,26sin 73,2 10 cos 53,1 j10sin 53,1
Zt  62,6126,3  Zt  62,6126,3

7,807  j14 16,02333,88


Zt  3,90792,42  it  51,1992,42
It = V/Zt

Sudut fase antara arus dan tegangan adalah 92,42°,


bertanda negatip berarti arus terlambat terhadap
tegangan.
Rumus pembagi arus :

• Besarnya I1 dan I2 :
Contoh :
Tentukanlah arus pada tiap cabang rangkaian dengan rumus
pembagi arus

Penyelesaian :
Besarnya arus I1 adalah :
• Arus I2 pada cabang 2 :
Admitansi, Konduktansi, dan Suseptansi
• Admitansi adalah kebalikan dari impedansi Z. Admitansi
dinyatakan dengan simbol Y dan satuan mho
1
YZ
• Konduktansi adalah kebalikan dari impedansi R.
Admitansi dinyatakan dengan simbol G.
1
GR
• Suseptansi adalah kebalikan dari impedansi X. Admitansi
dinyatakan dengan simbol B.
1
BX
• Rangkaian paralel dengan Admitansi digambarkan
sebagai berikut :

1 1 1
• Persamaan ZT  R  j X menjadi Y  G  j
B
T

• Persamaan 1  1  1  1 ..
Z Z Z Z
T 1 2 3

menjadi YT  Y1  Y2  Y3 ...
• Komponen real disebut konduktansi dengan simbol G
dan komponen imajiner disebut Suseptansi dengan
simbol B.
Hubungan Y, G, dan G
Cos   G Sin  B tan  B
c c
Y Y G
G  Y cos  Bc Y sin
1 1
R  Y cos Xc  Y sin 

• Besarnya perbedaan sudut (ϕ) antara XC terhadap


resistansi R adalah :
R
tan   Xc
Admitansi untuk tiap elemen impedansi didefinisikan
sebagai berikut :
1. Admitansi Resistor

2. Admitansi Induktor

3. Admitansi Kapasitor
Besarnya arus pada tiap impedansi yang paralel.

Arus sumber Is adalah :


Contoh :
Tentukanlah impedansi dan admintansi dari
rangkaian berikut :

Penyelesaian :

Tentukanlah impedansi dan


admintansi dari tiap cabang
lebih dahulu.
• Cabang 1 terdiri dari R1 dan L1

• Cabang 2 terdiri dari R2 dan L2

• Cabang 3 terdiri dari R3 dan C

Ketiga cabang terhubung paralel maka :


Yt = Y1 + Y2 + Y3
Contoh :
Untuk rangkaian paralel R-C pada Gambar tentukanlah
a. Admitansi total dan impedansi
b. Arus pada setiap cabang
c. Nyatakan tegangan sumber dan arus pada
masing-masing cabang sebagai fungsi waktu
Penyelesaian :
Total admitansi dan impedansi :
Impedansi total adalah :

b. Arus pada tiap admitansi

c. Tegangan sumber dan arus sebagai fungsi waktu


Rangkaian Seri
Rangkaian seri digambarkan sebagai berikut :

Impesandi total Zt = Z1 + Z2 + Z3 + … Zn

Dan arus sumber adalah :


• Tegangan pada setiap impendansi

Dimana setiap tegangan Vn adalah :

• Rumus pembagi tegangan :

dimana :
Zt = impedansi total
Vx = tegangan yang dicari
E = tegangan sumber rangkaian ac
2. Tentukanlah tegangan VR , VL, VC dan V1 pada
rangkaian berikut.

Penyelesaian :
Dengan rumus pembagi tegangan, maka tegangan tiap
komponen dihitung sbb :
Sekian

Anda mungkin juga menyukai