Sehingga :
• Oleh karena itu, besarnya arus percabangan yang
mengalir menuju resistor dan kapasitor menentukan
besarnya impedansi (Z) secara keseluruhan dari
rangkaian
dimana
maka
• Besarnya perbedaan sudut (φ) antara
reaktansi kapasitif (XC) terhadap resistansi (R)
dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan :
atau
Contoh :
Diketahui : ƒ = 50 Hz
R = 100 Ω
-6
C= 7,5 μF = 7,5 x 10
F Ditanya : Z = ?
• Jawab :
Langkah pertama menghitung nilai reaktansi
kapasitif (XC) pada kapasitor :
• Jika nilai XC telah diketahui, selanjutnya menghitung
nilai impedansi (Z) dengan rumus impedansi
dihubungkan secara paralel :
2 Rangkaian Paralel RL
dimana : Z1 = R + j0
Z2 = 0 + jXL
• Total Tegangan Rangkaian
Tegangan pada R dan XL besarnya sama, yaitu sama
dengan tegangan sumber V.
V = VR = VL Karena L , R, dan sumber hubungan paralel.
I V dan I V
L R
XL R
• Berdasarkan grafik di atas, maka diperolah IT adalah:
IT I R 2 I XL 2
• Sudut phasa θ dan Z dapat dihitung dengan
rumus :
tg 1
I , Z V , Z Z
XL
I IT
R
• Impedansi Z total :
1 1 Z .Z
1
atau ZT 1 2
ZT Z1 Z 2Z1 Z2
• Penyelesaian :
3. Rangkaian RLC Paralel
Keterangan:
V = Tegangan listrik pada rangkaian (Volt)
I = Arus listrik pada rangkaian (A)
Z = Impedansi (Ω)
Sudut phasa
• Sudut phasa dapat diketahui dengan menggunakan
rumus berikut :
R
cos1
Z
p
Sifat Rangkaian
1. Bersifat resistif apabila nilai arus listrik yang mengalir
pada induktor sama dengan arus listrik yang mengalir
pada kapasitor IL = IC, arus listrik total se fase dengan
tegangan.
2. Bersifat induktif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih besar dari pada arus
listrik yang mengalir pada kapasitor IL > IC, arus listrik
total tertinggal (Lag) terhadap tegangan.
3. Bersifat kapasitif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih kecil dari pada arus
listrik yang mengalir pada kapasitor IL < IC, arus listrik
total mendahului (lead) terhadap tegangan.
Contoh :
1. Suatu sumber tegangan bolak-balik memiliki nilai
frekuensi sebesar 50 Hz, dirangkai secara paralel
dengan beban-bebannya yang berupa resistor 30 Ω,
Induktor 300 mH, dan kapasitor 50 μF. Berapakah
nilai impedansi pada rangkaian tersebut?
Diketahui : f = 50 Hz
R = 30 Ω
L = 300 mH = 0,3 H
C = 50 μF = 5 x 10-5 F
Ditanya : Z =?
• Jawab : Langkah pertama menghitung nilai reaktansi
induktif (XL), dan reaktansi kapasitif (XC) :
• Nilai impedansi (Z) total pada rangkaian tersebut :
2. Sebuah Resistor dengan resistansi 8 Ohm dihubung
seri dengan induktansi 0,0191 H kemudian diparalel
dengan kapasitor 398 mF dan resistansi 6 Ohm yang
dihubung seri. Rangkaian disuplay dengan tega-ngan
200 V, 50 Hz.
Hitunglah:
a. Arus masing-masing cabang.
b. Arus total
c. Sudut fase antara arus dan tegangan
Penyelesaian :
• Besarnya I1 dan I2 :
Contoh :
Tentukanlah arus pada tiap cabang rangkaian dengan rumus
pembagi arus
Penyelesaian :
Besarnya arus I1 adalah :
• Arus I2 pada cabang 2 :
Admitansi, Konduktansi, dan Suseptansi
• Admitansi adalah kebalikan dari impedansi Z. Admitansi
dinyatakan dengan simbol Y dan satuan mho
1
YZ
• Konduktansi adalah kebalikan dari impedansi R.
Admitansi dinyatakan dengan simbol G.
1
GR
• Suseptansi adalah kebalikan dari impedansi X. Admitansi
dinyatakan dengan simbol B.
1
BX
• Rangkaian paralel dengan Admitansi digambarkan
sebagai berikut :
1 1 1
• Persamaan ZT R j X menjadi Y G j
B
T
• Persamaan 1 1 1 1 ..
Z Z Z Z
T 1 2 3
menjadi YT Y1 Y2 Y3 ...
• Komponen real disebut konduktansi dengan simbol G
dan komponen imajiner disebut Suseptansi dengan
simbol B.
Hubungan Y, G, dan G
Cos G Sin B tan B
c c
Y Y G
G Y cos Bc Y sin
1 1
R Y cos Xc Y sin
2. Admitansi Induktor
3. Admitansi Kapasitor
Besarnya arus pada tiap impedansi yang paralel.
Penyelesaian :
Impesandi total Zt = Z1 + Z2 + Z3 + … Zn
dimana :
Zt = impedansi total
Vx = tegangan yang dicari
E = tegangan sumber rangkaian ac
2. Tentukanlah tegangan VR , VL, VC dan V1 pada
rangkaian berikut.
Penyelesaian :
Dengan rumus pembagi tegangan, maka tegangan tiap
komponen dihitung sbb :
Sekian