Sub Bab 3
Uraian Materi
1. HUKUM 1 KIRCHOFF
Hukum pertama Kirchoff didasari oleh hukum konservasi energi yang menyatakan bahwa
dalam suatu rangkaian tertutup, tegangan yang diperoleh dan tegangan yang berkurang haruslah
sama besar. Hukum Kirchoff 1 menyatakan bahwa:
a. Kuat arus dalam kawat yang tidak bercabang dimana-mana sama besaranya.
b. Pada kawat yang bercabang, jumlah dari kuat arus dalam masing-masing cabang dengan kuat
arus induk dalam kawat yang tidak bercabang.
i=0
c. Jumlah arus yang menuju suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya.
I masuk = I keluar
i 1 + i2 + i3 = i4 + i5
Contoh
Bila 3 hambatan : R1, R2, R3 atau lebih disusun secara seri, maka hambatan total pada rangkaian
menjadi:
RS = R1 + R2 + R3 + ...
i = i1 = i2 = i3 = ....
VS = E = V1 + V2 + V3 + ...
Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan serta membagi tegangan. Dari
persamaan di atas terlihat bahwa hambatan yang dirangkai seri akan punya hambatan pengganti
yang lebih besar dan akan memperkecil tegangan.
Contoh
Iqbal punya empat buah hambatan yang masing-masing bernilai 50 ohm dan dirangkai secara seri.
Kemudian pada ujung-ujungnya dihubungkan dengan sumber tegangan 30 Volt. Tentukanlah a)
hambatan pengganti keempat hambatan, b) kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, c)
beda potensial ujung ujung hambatan R2!
Penyelesaian
Pada rangkaian seri besarnya kuat arus pada tiap-tiap hambatan adalah sama besar. Jadi nilai
hambatan pengganti adalah:
Bila disusun secar paralel, maka hambatan total pada rangkaian menjadi:
1 1 1 1
...
R p R1 R2 R3
Jika dalam rangkaian susunan pararel hanya ada dua hambatan R1 dan R2 maka total hambatan
penggantinya dapat dihitung menggunakan rumus
Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama besar maka total hambatan
penggantinya dalah
Kuat Arus yang melalui masing-masing hambatan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan
tersebut.
Contoh
Perhatikan rangkaian hambatan paralel pada Gambar!
Penyelesaian
Pada rangkaian tersebut, jika ditelusuri dari a ke b, antara titik c dan d terdapat
hambatan-hambatan yang dirangkai paralel. Di lain pihak, antara c dan d melalui
cabang paling kanan terdapat hambatan 2 Ω, 1 Ω, dan 3 Ω yang dirangkai seri dan
dapat diganti dengan sebuah hambatan ekivalen 6 Ω (Rs =2 Ω + 1 Ω+ 3 Ω).
Hambatan ekivalen 6 Ω ini paralel dengan hambatan 6 Ω pada cabang c – d sebelah
kiri. Selanjutnya, antara titik c dan d, hambatan penggantinya (paralel 6 Ω dan 6 Ω)
adalah
Tugas 3
Jawablah Pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar! Jawaban dibuat di
buku latihan
5. Dari rangkaian berikut ini, jika antara A dan C terdapat beda potensial
120 volt, berapakah beda potensial antara A dan B?
Sub Bab 4
Uraian Materi
Tegangan jepit adalah beda potensial kutub-kutub sumber arus bila sumber itu dalam
rangkaian tertutup. Jadi tegangan jepit sama dengan selisih potensial antara kedua ujung
kawat penghubung yang dilekatkan pada kutub-kutub dengan jepitan.
Contoh
Sebuah baterai memiliki GGL 12 V dan hambatan dalam 2 Ω. Tentukan tegangan jepit
baterai ketika ia mengeluarkan arus 2 A.
Penyelesaian
E= 12 V, Vjepit = E– Ir
r = 2 Ω, dan = 12 V – (2 A)(2 Ω)
I = 2 A. = 8 V.
maka tegangan jepitnya
Elemen yang mempunyai sumber arus (tegangan) Volt dan tahanan dalam (r) ditutup oleh
kawat yang mempunyai tahanan luar R, akan menghasilkan kuat arus yang besarnya :
i
Rr
Bila beberapa elemen (n buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL Volt
disusun secara seri, maka total = n dan kuat arus yang timbul :
n.
i
n. r R
Bila beberapa elemen (m buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL, Volt dan
tahanan dalam r disusun secara paralel, toal = kuat arus yang timbul :
i
r
R
m
Bila beberapa elemen (n buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL, Volt dan
tahanan dalam r disusun secara seri, sedangkan berapa elemen (m buah elemen) yang
terjadi karena hubungan seri tadi dihubungkan paralel lagi, maka kuat arus yang
timbul :
n .
i
n
.r R
m
3. HUKUM 2 KIRCHOFF II
Menyederhanakan rangkaian dengan cara seri dan paralel seperti contoh di atas
mungkin bisa dilakukan untuk rangkaian-rangkaian yang sederhana, namun untuk
rangkaian yang lebih rumit, cara tersebut sulit dilakukan. Salah satu contoh rangkaian
yang sulit diselesaikan dengan cara tersebut adalah sebuah rangkaian yang terdapat
pada gambar di bawah ini : Kita akan kesulitan ketika memandang hambatan R5
apakah paralel ataukah seri ? R5 nampaknya paralel
terhadap R4 atau R3, namun hal tersebut tidak benar.
Cara lain untuk memecahkan rangkaian-rangkaian yang
lebih rumit adalah dengan menggunakan hukum-hukum
Kirchoff. Untuk menentukan arah dan nilai arus dapat
digunakan hukum 1 kirchoff dan menentukan besaran
arus, tegangan dapat digunakan hukum 2 kirchoff.
Bunyi hukum 2 kirchoff : “Jumlah aljabar gaya gerak listrik ( GGL ) dalam satu rangkaian
tertutup ( LOOP ) sama dengan jumlah aljabar hasil kali i x R dalam rangkaian tertutup itu”.
= i.R
Atau
“Jumlah aljabar tegangan pada suatu rangkaian tertutup sama dengan nol
+ i.R = 0
a. GGL bertanda positif jika kutub positipnya lebih dulu di jumpai loop dan sebaliknya ggl
negatif jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop.
Arah loop
: positif
Arah loop
: negatif
2. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika berlawanan
dengan arah loop.
Arah loop
: I positif
I
Arah loop
I : I negatif
Pelajari dan perhatikan dengan seksama langkah – perlangkah penyelesaian soal berikut
ini!
Contoh
Hitunglah arus yang mengalir pada tiap hambatan R1, R2, R3, R4 dan R5 yang
masing-masing nilainya 2 ohm, 2 ohm, 4 ohm, 2 ohm, 4 ohm pada rangkaian berikut. Jika
E1= 8 V dan E2= 10 V
Penyelesaian
Arah arus belum dapat diketahui dengan pasti, sebab terdapat dua baterai pada rangkaian
ini, sehingga diasusmikan arah arus seperti gambar di atas.
Asumsi arah arus ini dapat dibuat sekehendak kita asalkan memenuhi aturan Kirchoff
II tentang konservasi muatan (arus), yaitu bahwa :
................................... (*)
jika terdapat kesalahan asumsi arah arus, hasil perhitungan hanya akan bernilai negatif
yang berarti arah yang seharusnya adalah sebaliknya.
Pada loop 1 :
Arah arus I2 berlawanan dengan arah loop, namun arah arus I3 searah dengan loop, dan
loop mendapatkan potensial positif dari E1, sehingga :
-8 - 4.I2 + 4.I3 = 0
Pada loop II :
Kedua arah arus baik I 1 dan I 3 berlawanan dengan arah loop,
Langkah ketiga, selesaikan ketiga persamaan (*), (*) dan (***) dengan
substitusi atau eliminasi :
Jika kita substitusi (*) pada (***)
Ternyata asumsi kita untuk arah I2 adalah salah, karena bernilai negatif,
sehingga arah-arah arus seharusnya seperti di bawah :
Jika kita coba jumlahkan I 2 dengan I 1 , maka hasilnya haruslah sama dengan
I3
sesuai dengan hukum Kirchoff :
terbukti.
Tugas 4
Pada gambar rangkaian tersebut, tentukan beda potensial (a) arus yang keluar dari
baterai, (b)
tegangan jepit baterai, dan (c) beda potensial antara titik A dan B.
3. Tentukan beda potensial antara titik a dan b dari rangkaian pada gambar berikut ini.
4. Pada gambar rangkaian berikut ini, tentukan kuat arus listrik yang melalui lampu 2 Ω.
5. Tiga buah baterai dengan GGL dan hambatan dalam masing-masing 2 V, 1 Ω; 3V, 1 Ω; dan
4 V, 1 Ω, kutub kutub positifnya dihubungkan ke titik a, sedangkan kutub-kutub negatifnya
dihubungkan ke titik b.
Tentukanlah