Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga Makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.

Dan harapan saya semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam Makalah. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan Makalah ini.

Medan, 11 September 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 3
B. Tujuan penulisan .......................................................................................................................... 3
C. Manfaat ....................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 4
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam fisika elektromagnetisme, sebuah medan elektromagnetik adalah


sebuah medan terdiri dari dua medan vektor yang berhubungan: medan listrik dan medan
magnet. Ketika dibilang medan elektromagnetik, medan tersebut dibayangkan mencakup
seluruh ruang; biasanya medan elektromagnetik hanya terbatas di sebuah daerah kecil di
sekitar objek dalam ruang. Vektor (E dan B) yang merupakan karakter medan masing-masing
memiliki sebuah nilai yang didefinisikan pada setiap titik ruang dan waktu. Bila hanya medan
listrik (E) bukan nol, dan konstan dalam waktu, medan ini dikatak sebuah medan
elektrostatik. E dan B(medan magnet) dihubungkan dengan persamaan Maxwell. Medan
elektromagnetik dapat dijelaskan dengan sebuah dasar kuantum oleh elektrodinamika
kuantum.

B. Tujuan penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar maha
siswa mengetahui dan mengigat kembali mengenai :

1. Sistem Koordinat Persegi (Tiga Dimensi)

2. Komponen-komponen Vektor dan Vektor Satuan

C. Manfaat

1. Mahasiswa lebih memahami tentang sistem koordinat persegi

2. Mahasiswa lebih memahami tentang komponen-komponen vektor dan vektor satuan


BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM KOORDINAT PERSEGI ( TIGA DIMENSI )

Untuk dapat menjabarkan sebuah vektor secara akurat, kita harus memberikan vektor
yang bersangkutan suatu panjang, arah, sudut, dan proyeksi-proyeksi (komponen-komponen)
yang spesifik. Tiga metode sederhana bagi kita untuk tujuan ini, dan masih ada sekitar delapan
hingga sepuluh metode lainnya yang dapat digunakan untuk kasus-kasus yang sangat spesifik.
Kita hanya menggunakannya tiga metode sederhana yang disebut lebih awal, dan yang
termudah diantara ketiganya adalah sistem koordinat kartesian persegi, atau singkatnya
sistem koordinat persegi saja.
Dengan sistem koordinat persegi, kita menarik tiga buah garis sumbu yang saling tegak-
lurus antara satu sama lainnya, dan menamakan masing-masing sumbu ini x, y, dan z.
Pendekatan yang paling umum adalah memilih sistem koordinat yang berorientasi- tangan
kanan; yaitu di mana perputaran sumbu x (sejauh sudut yang tidak terlalu besar) menuju
sumbu y akan mengakibatkan sebuah sekrup berorientasi-tangan kanan bergerak ke arah
yang ditujukan oleh sumbu z positif. Apabila kita menggunakan tangan kanan kita sebagai
patokannya, maka ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah masing-masing mengindikasikan
sumbu x, y dan z secara berurutan. Gambar 1.2a memperlihatakan sebuah sistem koordinat
persegi berorientasi-tangan kanan.
Lokasi sebuah titik dapat dijabarkan oleh nilai-nilai koordinat x, y, dan z-nya. Masing-
masing ke sumbu yang terkait. Alternatif lain bagi kita untuk mengejawantahkan nilai-nilai
koordinat ini, dan yang memang harus digunakan untuk sistem-sistem koordinat selain
persegi, adalah dengan memandang titik tersebut sebagai lokasi perpotongan buah
permukaan, yaitu bidang tegak (plane) x = konstanta, bidang y = konstanta, dan bidang z =
konstanta, di mana konstanta-konstanta ini adalah nilai-nilai koordinat titik nilai koordinat ini
mengindikasikan jarak tegak-lurus dari titik tersebut. Gambar 1.2b memperlihatkan titik P dan
Q yang masing-masingnya secara berturut-turut memiliki koordinat (1, 2, 3) dan (2, -2, 1). Titik
P demikian adalah lokasi perpotongan bidang-bidang x=1, y=2, dan z=3, sedangkan titik Q
adalah lokasi perpotongan bidang-bidang x = 2 ,y = -2, dan z = 1.
Ketika bekerja dengan sistem-sistem koordinat lainya, seperti nanti di dalam Subbab 1.8
dan 1.9, metode memandang titik-titik sebagai lokasi perpotongan antara tiga buah
permukaan akan menjadi cara yang baku. Ketiga permukaan ini tidak berupa harus bidang-
bidang tegak (plane), namun satu sama lainnya tetap saling tegak lurus di titik perpotongan
tersebut.
Sekarang bayangkanlah tiga buah bidang yang saling berpotongan pada suatu titik P,
dimana koordinat P adalah x, y, dan z. Kita dapat memperbesar tiap-tiap nilai koordinat
dengan jumlah yang sangat kecil (mendekati nol, atau dengan kata lain, jumlah diferensial)
untuk memperoleh tiga buah bidang yang sedikit bergeser dari posisi awalnya, dan saling
berpotongan di titik P'. Koordinat untuk titik P' ini adalah x + dy, y + dy dan z + dz. Keenam
bidang yang ada, yaitu tiga bidang awal dan tiga bidang yang bergeser ini membentuk sebuah
paralelepipedium yang memiliki volume dv = dxdydz ; masing-masing permukaannya memiliki
luas diferensian dS sebesar dxdy, dydz, dzdx. Akhirmya, jarak dL dari P ke P’ adalah sisi
diagonal dari paralelepipedium ini, dan panjangnya adalah √(𝑑𝑥)2 + (𝑑𝑦)2 + (𝑑𝑧)2 .
Volume elementer ini ditampilkan dalam Gambar 1.2c; titik P' tampak dalam gambar, namun
titik P berada pada sudut bangun yang tidak tampak.
Semua yang diuraikan di dalam subbab ini telah cukup kita kenal dari pelajaran
pelajaran trigonometri dan geometri bangun, dan sejauh ini masih melibatkan hanya
besaran-besaran skalar saja. Kita akan menjabarkan vektor dalam konteks sistem-sistem
koordinat di dalam subbab berikutnya.

B. KOMPONEN-KOMPONEN VEKTOR DAN VEKTOR SATUAN

Untuk menjabarkan sebuah vektor di dalam sistem koordinat persegi, marilah terlebih
dahulu kita memperhatikan sebuah vektor r, yang bermula di titik pusat koordinat dan
mengarah keluar menjauhinya. Satu cara yang cukup logis untuk memberi identitas pada
vektor ini adalah dengan 'memberikannya' tiga buah vektor komponen, yang masing-
masingnya memiliki arah sejajar dengan salah satu dari ketiga sumbu koordinat, di mana
jumlah ketiganya adalah sama dengan vektor tersebut. Apabila vektor-vektor komponen
untuk r adalah x, y, dan z, maka r = x + y + z. Vektor-vektor komponen ini diperlihatkan dalam
Gambar 1.3a. Alih-alih hanya berhadapan dengan satu buah vektor, kita mendapatkan tiga
buah saat ini. Namun, sebenarnya hal ini merupakan sebuah langkah maju, karena ketiga
vektor komponen ini memiliki yang sangat sederhana: masing-masingnya selalu meiliki arah
yang sama dengan salah satu sumbu koordinat.
Dengan kata lain, vektor-vektor komponen memiliki magnitudo yang ditentukan oleh
magnitudo vektor yang bersangkutan (dalam kasus ini, r), namun arahnya selalu diketahui
dan bersifat tetap. Hal ini memberi kepada kita ide untuk menggunakan vektor-vektor satuan
dengan sumbu koordinat yang terkait, yang secara memiliki magnitudo sebesar satu, dan arah
yang selalu sama dengan koordinat yang terkait. Kita akan menggunakan simbol a untuk
melambangkan notasi subskrip yang sesuai. Sehingga, 𝑎𝑥 , 𝑎𝑦 , dan 𝑎𝑧 adalah vektor-vektor
satuan di dalam sistem koordinat persegi. Masing-masing vektor ini secara berturut-turut
memiliki arah yang sama dengan sumbu x, y, dan z, dan panjang sebesar satu; sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 1.3b.
Apabila vektor komponen y, misalnya, diketahui memiliki magnitudo dua satuan
panjang dan mengarah ke sumbu y positif (searah pertambahan nilai koordinat y), maka
dengan menggunakan vektor-vektor satuan, vektor komponen ini akan dituliskan sebagai y =
2𝑎𝑦 . Sebuah vektor 𝑟𝑝 yang berawal dari titik pusat koordinat menuju P(1, 2, 3) akan dituliskan
sebagai 𝑟𝑃 = 𝑎𝑥 + 2𝑎𝑦 + 3𝑎𝑧 . Sebuah vektor dari titik P ke Q dapat ditentukan dengan
menerapkan aturan penjumlahan vektor. Aturan ini memperlihatkan kepada kita bahwa
vektor dari titik pusat ke P yang kemudian ditambahkan dengan vektor dari P ke Q akan sama
dengan titik pusat ke Q. Oleh karenanya, vektor dari P(1, 2, 3) ke Q(2,-2, 1) yang kita inginkan
adalah
𝑅𝑃𝑄 = 𝑟𝑄 − 𝑟𝑃 = (2 − 1)𝑎𝑥 + (−2 − 2)𝑎𝑦 + (1 − 3)𝑎𝑧
= 𝑎𝑥 − 4𝑎𝑦 − 2𝑎𝑧

Vektor-vektor 𝑟𝑃 , 𝑟𝑄 , dan 𝑅𝑃𝑄 diperlihatkan dalam Gambar 1.3c.


Vektor 𝑅𝑃𝑄 yang kita dapatkan di atas bukanlah sebuah vektor yang 'mencuat keluar'
dari titik pusat (berawal di titik pusat koordinat dan mengarah menjauhinya ), berbeda
dengan vektor r yang kita bicarakan sebelumnya. Akan tetapi, kita telah mempelajari bahwa
vektor-vektor yang memiliki magnitudo dan arah yang sama adalah vektor-vektor yang sama,
terlepas dari di manapun titik mulanya. Sehingga untuk membantu visualisasi, kita boleh saja
memindahkan atau emnggeserkan vektor apapun ke titik pusat sebelum menentukan vektor-
vektor komponennya. Tentu saja, panjang dan arah vektor ini harus dipertahankan konstan
dalam proses pergeseran tersebut.
Apabila kita membicarakan sebuah vektor gaya F, atau bahkan vektor apapun selain
vektor perpindahan (displacement) r, kita akan menemui sedikit kesulitan dalam menuliskan
ketiga vektor komponennya. Kita tidak mungkin menyebutkan x, y, dan z, karena huruf-huruf
ini telah mengembangkan besaran perpindahan, atau jarak berarah, dan telah diasosiasikan
dengan satuan meter (disingkat m) atau satuan-satuan pengukuran lainnya. Permasalahan ini
paling umum diselesaikan dengan melibatkan skalar-skalar komponen, atau yang biasa juga
disebut secara singkat sebagai komponen saja, dan yang dalam kasus vektor 𝐹 ini adalah 𝐹𝑥 ,
𝐹𝑦 , dan 𝐹𝑧 . Skalar-skalar komponen kemudian akan dijadikan sebagai magnitudo dari vektor-
vektor komponen. Dengan penotasian ini, kita dapat menuliskan 𝐹 = 𝐹𝑥 𝑎𝑥 + 𝐹𝑦 𝑎𝑦 +
𝐹𝑧 𝑎𝑧 Ketiga vektor komponen bagi F, dengan demikian adalah 𝐹𝑥 𝑎𝑥 , 𝐹𝑦 𝑎𝑦 , dan 𝐹𝑧 𝑎𝑧 .
Sembarang vektor B kemudian dapat ditulis sebagai 𝐵 = 𝐵𝑥 𝑎𝑥 + 𝐵𝑦 𝑎𝑦 + 𝐵𝑧 𝑎𝑧 .
Magnitudo vektor B ini, dituliskan sebagai |B| atau B saja, dapat dihitung dengan rumus
|𝐵| = √𝐵𝑥2 + 𝐵𝑦2 + 𝐵𝑧2 … … (1)

Semua sistem koordinat yang kita bicarakan di dalam buku ini akan memiliki
seperangkat vektor satuan dasarnya sendiri, tiga vektor satuan searah sumbu koordinat yang
saling tegak-lurus, yang dapat digunakan untuk menguraikan vektor apapun menjadi vektor-
vektor komponennya. Akan tetapi, penggunaan vektor-vektor satuan tidak terbatas hanya
untuk tujuan ini saja. Dalam berbagai situasi, kita perlu menuliskan sebuah vektor satuan yang
memiliki arah tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah, karena sebuah vektor satuan
berarah sebenarnya hanyalah sembarang vektor yang menunjuk ke suatu arah dibagi dengan
panjangnya sendiri. Sehingga sebuah vektor satuan yang vektor satuan ke arah r adalah 𝑟 =
√𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 dan sebuah vektor satuan y memiliki arah yang sama dengan vektor B adalah
𝐵
𝑎𝐵 = … … . . (2)
√𝐵2𝑥 + 𝐵2𝑦 + 𝐵2𝑧
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan sistem koordinat persegi, kita menarik tiga buah garis sumbu yang saling
tegak-lurus antara satu sama lainnya, dan menamakan masing-masing sumbu ini x, y, dan z.
Pendekatan yang paling umum adalah memilih sistem koordinat yang berorientasi- tangan
kanan; yaitu di mana perputaran sumbu x (sejauh sudut yang tidak terlalu besar) menuju
sumbu y akan mengakibatkan sebuah sekrup berorientasi-tangan kanan bergerak ke arah
yang ditujukan oleh sumbu z positif. Apabila kita menggunakan tangan kanan kita sebagai
patokannya, maka ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah masing-masing mengindikasikan
sumbu x, y dan z secara berurutan.

B. Saran
Kami berharap ada saran dari bapak dosen dan para pembaca untuk membuat
makalah ini menjadi lebih baik lagi dan lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA

William H.Hayt,Jr,John A.Buck. Elektromagnetika. 2002, Erlangga,Jakarta

Drs.Juaksa Manurung ST.MSi, Dr.Wanapri Pangaribuan MT.MM, Arwadi Sinuraya ST.MT.


Medan Elektromagnetik. 2010, Medan

Anda mungkin juga menyukai