MEDAN ELEKTROMAGNETIK
“ANALISA VEKTOR”
DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
2. ULFATRI (1710003421012
12)
3. NURUL FIKY ()
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Medan Elektromagnetikdengan
topikAnalisisVektor.Shalawat dan salam kami mohonkan kepada Allah agar dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meletakkan fondasi ilmu pengetahuan bagi umat
manusia. Makalah ini dibuat sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak
akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhir kata kamimengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
dan mengarahkan kami, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. ANALISIS VEKTOR
Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang termasuk
besaran vektor antara lain perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan lain-lain. Sebuah
vektor digambarkan sebagai sebuah ruas garis berarah yang mempunyai titik tangkap (titik
pangkal) sebagai tempat permulaan vektor itu bekerja. Panjang garis menunjukkan nilai vektor
dan arah panah menunjukkan arah vektor itu bekerja. Garis yang melalui vektor tersebut
dinamakan garis kerja.
Penulisan sebuah simbol besaran vektor dengan menggunakan huruf tegak dicetak tebal,
misalnya vektor AB ditulis AB. Selain itu, dapat pula dinyatakan dengan huruf miring
Pada bidang datar, vektor mempunyai dua komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu y.
Sebuah vektor dapat saja mempunyai satu komponen bila vektor tersebut berada pada salah satu
sumbu x atau y.
Komponen vektor adalah vektor-vektor yang bekerja pada saat yang bersamaan sehingga
menghasilkan satu vektor dengan arah tertentu (resultan). Oleh karena vektor tergantung pada
besar dan arah, maka vektor tersebut dapat dipindahkan titik tangkapnya asal besar dan arahnya
2
tetap.Penulisanmatematis A dapat ditulis dalam komponen-komponennya:
A=Ax+Ay;Amerupakan jumlahdarikomponen-komponennya.
vektor pada bidang datar xoy dengan α adalah arah vektor terhadap sumbu x
Di mana: Ax dan Ay menunjukkan besar (harga) vektor pada masing-masing komponen sumbu
x dan sumbu y, sedangkan i dan j adalah vektor satuan pada masing-masing komponen sumbu x
dan sumbu y. Vektor satuan adalah vektor yang besar/harganya satu satuan; vektor ruang yang
telah diuraikan ke sumbu x(i), sumbu y(j), dan sumbu z(k). Dikatakan vektor satuan karena
besar vektor = |i| = |j| = |k| = 1. Misalnya, vektor A mempunyai komponen sumbu x(Ax), pada
sumbu y(Ay), dan sumbu z(Az ), maka vektor A dapat ditulis dalam lambang vektor:
2. 2. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua buah vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya
adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya. Dengan kata lain untuk
€œmenjumlahkan dua buah vektor€ adalah €œmencari resultan€. Untuk vektor-vektor
segaris, misalnya vektor A dan B dalam posisi segaris dengan arah yang sama seperti tampak
pada gambar disamping, maka resultan (jumlah) vektor dituliskan: R = A + B
3
Jumlah vektor segaris
Pada kasus penjumlahan vektor yang lain, seperti yang ditunjukkan gambar disamping
kanan, terdapat dua vektor yang tidak segaris yang mempunyai titik pangkal sama tetapi dengan
arah yang berbeda, sehingga membentuk sudut tertentu. Untuk vektor-vektor yang membentuk
sudut α , maka jumlah vektor dapat dilukiskan dengan menggunakan metode tertentu. Cara ini
disebut dengan metode jajaran genjang.
Persamaan diperoleh dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga
dihasilkan:
4
Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:
R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut
terkecil yang dibentuk oleh A dan B. Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah
mengetahui besarnya, kita perlu menentukan arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat
ditentukan oleh sudut antara R dan A atau R dan B.Misalnya sudut θ merupakan sudut yang
dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus pada segitiga OPR akan diperoleh:
Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang kedua
pada ujung vektor pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan menghubungkan titik
pangkal vektor pertama dengan ujung vektor kedua.
5
Pada Gambar (b) disamping kiri, pergerakan dimulai dengan vektor B dilanjutkan engan
A,sehinggadiperolehpersamaan:
R=B+A
Sehingga,A+B=B+AHasil yang diperoleh ternyata tidak berubah. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa penjumlahan vektor bersifat komutatif.
Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah sebagai berikut:
a. pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya.
b. hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang menunjukkan resulta
keduavektor tersebut.
c. besar dan arah vektor R dicari dengan aturan cosinus dan sinus.
Jika penjumlahan lebih dari dua buah vektor, maka dijumlahkan dulu dua buah vektor,
resultannya dijumlahkan dengan vektor ke-3 dan seterusnya. Misalnya, penjumlahan tiga buah
vektor A, B, dan C seperti ditunjukkan pada gambar disamping. Pertama-tama jumlahkan
vektor A dan B yang akan menghasilkan vektor V.
R = (A + B) + C = V + C
6
Dapat dilakukan juga dengan cara lain yaitu dengan menjumlahkan vektor B dan C untuk
menghasilkan W, yang kemudian dijumlahkan dengan vektor A, sehingga diperoleh
resultan,R,yaitu:
R = A + ( B + C) = A + W
Jika banyak vektor, maka penjumlahan vektor dilakukan dengan menggunakan metode poligon
(segi banyak).
7
Besar (nilai) vektor A dapat diketahui dari persamaan:
s = vt
Keterangan:
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)
kita tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor sedangkan waktu adalah
besaran skalar. Berdasarkan persamaan di atas, perkalian kecepatan dengan waktu
menghasilkan perpindahan yang termasuk besarn vektor. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa:
8
Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti yang sederhana. Misalkan hasil
kali antara skalar k dengan sebuah vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan perkalian
tersebut dituliskan sebagai berikut:
B = kA
Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah besar k dikalikan dengan
besar A. Dan arah vektor B searah dengan vektor A jika k positif dan berlawanan arah
dengan A jika k negatif.
2 Dimensi 3 Dimensi
r= xi + yj r= xi + yj + zk
kr= kxi + kyj kr = kxi + kyj + kzk
Contoh Soal
Diketahui suatu vektor A digambarkan sebagai berikut
9
Jawab
B = 2A, berarti panjang vektor menjadi dua kali B = - 2A, berarti panjang vektor menjadi dua
panjang semula dan arahnya sama dengan arah kali panjang semula tetapi arahnya
vektor A berlawanan dengan arah vektor A
B = ½A, berarti panjang vektor menjadi setengah B = - ½A, berarti panjang vektor menjadi
kali panjang semula dan arahnya sama dengan setengah kali panjang semula tetapi arahnya
arah vektor A berlawanan dengan arah vektor A
10
Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A . B didefinisikan
sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang searah vektor A.pada
gambar di atas, komponen vektor B yang searah vektor A adalah B cos α. Dari definisi
tersebut, secara matematis perkalian titik antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus
atau persamaan sebagai berikut:
Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot product). Karena
hasil perkalian adalah skalar maka perkalian titik disebut juga dengan scalar product.
Dalam perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
11
Perkalian Titik Pada Vektor Satuan
Perhatikan gambar di atas, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang saling tegak lurus
satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga vektor tersebut adalah 1. Maka
hasil perkalian titik pada vektor satuan tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat mencari hasil
perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan. misalkan terdapat dua vektor
berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:
A.B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
A.B = Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk . Bxi
+ Azk .Byj + Azk . Bzk
→ karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A.B = Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0 + 0 + 0 + Azk . Bzk
A.B = Axi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
→ karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka
A.B = AxBx + AyBy + AzBz
12
Sifat Perkalian Titik
Perkalian titik memiliki sifat distributif, yaitu:
A.(B + C) = A.B + A.C
Dan juga memiliki sifat komutatif, yaitu:
A.B = B.A
13
Perkalian silang dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A x B didefinisikan
sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. pada
gambar di atas, komponen vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi
tersebut, secara matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan
rumus atau persamaan sebagai berikut:
AXB = C
|A x B| = AB sin α
Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
Untuk lebih memahami tentang arah vektor hasil perkalian silang perhatikan tabel penjelasan di
bawah ini
Arah Hasil Perkalian Silang A x B Arah Hasil Perkalian Silang B x A
Arah dari vektor C tegak lurus dengan bidang Sama halnya dengan arah hasil perkalian
yang dibentuk oleh vektor A dan B. Untuk silang A xB. Kita juga bisa menggunakan kaidah
menunjukkan arah vektor C, kita gunakan tangan kanan, namun bedanya genggaman tangan
14
kaidah tangan kanan dimana ujung dibalik, dimana ujung vektor B menuju ujung
vektor A menuju ujung vektor B searah vektor A searah dengan lipatan empat jari
dengan lipatan empat jari sedangkan jempol sedangkan jempol menunjukkan arah vektor C.
menunjukkan arah vektor C. Pada gambar di Pada gambar di atas, vektor C hasil perkalian
atas, vektor C hasil perkalian silang B x A arahnya menuju ke bawah
silang A x B arahnya menuju ke atas tidak menembus bidang.
menembus bidang.
Dalam perkalian silang, ada 5 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
1. Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga
AxB≠BxA
2. Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
AxB=-B xA
3. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka
|A x B| = AB → sin 90o = 1
4. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
|A x B| = 0 → sin 0o = 0
5. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α= 180o) maka
|A x B| = 0 → sin 180o = 0
i x i = 1.1 sin 0o = 0
j x j = 1.1 sin 0o = 0
k x k = 1.1 sin 0o = 0
15
Untuk hasil perkalian silang pada vektor satuan yang berbeda kita gunakan siklus berikut:
Dengan menggunakan hasil perkalian silang pada vektor satuan dan juga siklus di atas, kita
dapat mencari hasil perkalian silang suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan.
misalkan terdapat dua vektor berikut ini:
A x B = 0 + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk x Bxi +Azk x Byj + 0
A x B = Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk x Byj
→ dengan menggunakan siklus perkalian silang maka
16
Selain menggunakan siklus perkalian silang di atas, untuk mempermudah mengingat rumus kita
dapat menggunakan metode determinan seperti berikut ini:
17
Jawab:
Diketahui:
F = (i + 2j – k) N
r = (0,8i + 0,2j) m
Ditanyakan : momen gaya (τ)
Momen gaya merupakan hasil perkalian silang antara vektor posisi dengan gaya. Jadi:
τ=rxF
τ = (0,8i + 0,2j) x (i + 2j – k)
τ = (0,8)(1)(i x i) + (0,8)(2)(i x j) + (0,8)(-1)(i x k) + (0,2)(1)(j x i) + (0,2)(2)(j x j) + (0,2)(-1)(j x
k)
τ = 0 + 1,6k – 0,8(-j) + 0,2(-k) + 0 – 0,2i
τ = -0,2i + 0,8j + 1,4k
jadi, persamaan momen gaya yang ditimbulkan gaya tersebut adalah τ = (-0,2i + 0,8j+ 1,4k)
Nm.
18
BAB III
3.1 Kesimpulan
Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah untuk menyatakan suatu vektor
dapatdilakukan pada bidang datar atau bidang koordina castesius XOY dengan menggambarkan
ruas Garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang ruas garis mewakili besar
(Panjang) Vektor dan anak Panah mewakili arah vektor. Vektor disimbolkan dengan huruf tebal
atau dengan huruf yang digaris bawahi.
Penjumlahaan Vektor dapat dilakukan dengan beberapa metode tergantung pada arah
dan kedududukan vektor. Adapun metode yang dapat digunakan yakni:
1. Dengan metode jajargenjang
2. Dengan metode segitiga vektor
3. Dengan metode pengurangan Vektor
4. Dengan metode penguraian vektor dengan analissi
3.2 Saran
Pembahasan tentang Analisa vektor ini bukan pembahasan singkat yang akan selesai
dalam sekali duduk. Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan disini. Untuk itu,
diharapkan kita mau mencari sumber-sumber lain diluar sana untuk menambah pengetahuan
kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya yang belum terjelaskan dalam Makalah ini,
dan diharpkan bagi dosen yang membimbing dalam pelajaran ini untuk dapat menerangkan
sedikit masalah vektor, agar mahasiswa dapat memahami apa itu vektor dan bagaimana cara
mejalankannya, dan diharapkan juga untuk dosen untuk dapat memberikan waktu yang cukup
untuk membuat makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. R.Spiegel,Murray.1991.AnalisisVektor.Jakarta: Erlangga
2. http://simplemomentum.blogspot.com/2012/05/penerapan-vektor-dalam-kehidupan-
sehari.html
3. https://www.fisikabc.com/2017/05/perkalian-vektor.html?m=0
4. www.Academi education
5. R.Spiegel,Murray.1991.AnalisisVektor.Jakarta: Erlangga
6. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/matematika_lanjut/bab7-fungsi_vektor.pdf (23-06-
2013/19:43)
7. http://metricmatik.blogspot.com/2011/04/makalah-kegunaan-kalkulus-vektor.html (24-06-
2013/02:53)
8. http://caemaqo.blogspot.com/ (24-06-2013/02:53)
9. http://simplemomentum.blogspot.com/2012/05/penerapan-vektor-dalam-kehidupan-sehari.html
(24-06-2013/01:34)
20