Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MEDAN ELEKTROMAGNETIK
“ANALISA VEKTOR”

DOSEN PEMBIMBING :

NOFRI DODI, ST., M.PD.,

Disusun Oleh :

1. BERIL AKBAR CHANIAGO (1710003421014


14)

2. ULFATRI (1710003421012
12)

3. NURUL FIKY ()

FALKUTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN


JURUSAN TENIK ELEKTRO
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Medan Elektromagnetikdengan
topikAnalisisVektor.Shalawat dan salam kami mohonkan kepada Allah agar dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meletakkan fondasi ilmu pengetahuan bagi umat
manusia. Makalah ini dibuat sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak
akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.

Akhir kata kamimengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
dan mengarahkan kami, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan penulisan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Menggambarkan Vektor dalam Bidang Datar (dalam Dua Sumbu) .................... 2
2.2 Penjumlahan Vektor ............................................................................................. 3
2.2.1 Penjumlahan Vektor Menggunakan cara Jajar Genjang ............................. 4
2.2.2 Penjumlahan Vektor Menggunakan cara Segitiga ...................................... 5
2.2.3 Pengurangan Vektor .................................................................................... 7
2.2.4 Penguraian vektor secara analisis................................................................. 7
2.2.5 PerkalianVektor............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 21
3.2 Saran ...................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu vektor.
Dalam ilmufisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah.
Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang vektor. Secara geometris,
vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar vektor
dan anak panah menyatakanarahvektor.Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki
fungsi masing-masing. Baik fungsi matematisnya, penerapannya dalam kehidupan maupun
kaitannya dengan ilmu agama. Tidak terkecuali dengan vektor. Secara matematis, kita kadang-
kadang menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A (x,y,z) mendefinisikan suatu medan vektor
karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap titik di suatu daerah. Sementara dari segi
kehidupan manusianya, vektor berfungsi misalnya dalam hal teknologi GPS. Sedangkan dari
segi agamis, vektor dapat memperlihatkan betapa mulianya Allah SWT yang telah menciptakan
alam semesta beserta manusia dengan sempurnanya. Oleh karena itu kami akan membahas
sedikit tentang aplikasi vektor dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Melalui latar belakang di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah Analisa Vetor ini adalah:
1. Bagimanacara menggambarkan vektor dalam Bidang Datar?
2. Bagaimanacaramengoperasikanvektor?
3. Bagaimanapengaplikasianvektor dalam kehidupan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahuicaramenggambarkanvectordalambidangdatar
2. Mengetahuicaramengoperasikanvektor
3. Mengetahuiapasajaaplikasivectordalamkehidupan sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

2. ANALISIS VEKTOR
Vektor adalah jenis besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran yang termasuk
besaran vektor antara lain perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan lain-lain. Sebuah
vektor digambarkan sebagai sebuah ruas garis berarah yang mempunyai titik tangkap (titik
pangkal) sebagai tempat permulaan vektor itu bekerja. Panjang garis menunjukkan nilai vektor
dan arah panah menunjukkan arah vektor itu bekerja. Garis yang melalui vektor tersebut
dinamakan garis kerja.
Penulisan sebuah simbol besaran vektor dengan menggunakan huruf tegak dicetak tebal,
misalnya vektor AB ditulis AB. Selain itu, dapat pula dinyatakan dengan huruf miring

dengantanda panah di atasnya, misalnya vektor AB ditulis


Besar (nilai) sebuah vektor dinyatakan dengan huruf miring AB. Selain itu dapat pula
dituliskan dalam garis mutlak, yaitu dua garis tegak sejajar, pada kedua sisi notasi vektor,
misalnya, besarnya vektor AB = AB = |AB|.

2.1. Menggambarkan Vektor dalam Bidang Datar (dalam Dua Sumbu)

Pada bidang datar, vektor mempunyai dua komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu y.
Sebuah vektor dapat saja mempunyai satu komponen bila vektor tersebut berada pada salah satu
sumbu x atau y.
Komponen vektor adalah vektor-vektor yang bekerja pada saat yang bersamaan sehingga
menghasilkan satu vektor dengan arah tertentu (resultan). Oleh karena vektor tergantung pada
besar dan arah, maka vektor tersebut dapat dipindahkan titik tangkapnya asal besar dan arahnya

2
tetap.Penulisanmatematis A dapat ditulis dalam komponen-komponennya:
A=Ax+Ay;Amerupakan jumlahdarikomponen-komponennya.

Cara lain untuk menuliskan vektor, yaitu:

vektor pada bidang datar xoy dengan α adalah arah vektor terhadap sumbu x
Di mana: Ax dan Ay menunjukkan besar (harga) vektor pada masing-masing komponen sumbu
x dan sumbu y, sedangkan i dan j adalah vektor satuan pada masing-masing komponen sumbu x
dan sumbu y. Vektor satuan adalah vektor yang besar/harganya satu satuan; vektor ruang yang
telah diuraikan ke sumbu x(i), sumbu y(j), dan sumbu z(k). Dikatakan vektor satuan karena
besar vektor = |i| = |j| = |k| = 1. Misalnya, vektor A mempunyai komponen sumbu x(Ax), pada
sumbu y(Ay), dan sumbu z(Az ), maka vektor A dapat ditulis dalam lambang vektor:

Panjang vektor A adalah:

2. 2. Penjumlahan Vektor

Penjumlahan dua buah vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya
adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya. Dengan kata lain untuk
€œmenjumlahkan dua buah vektor€ adalah €œmencari resultan€. Untuk vektor-vektor
segaris, misalnya vektor A dan B dalam posisi segaris dengan arah yang sama seperti tampak
pada gambar disamping, maka resultan (jumlah) vektor dituliskan: R = A + B

3
Jumlah vektor segaris

Pada kasus penjumlahan vektor yang lain, seperti yang ditunjukkan gambar disamping
kanan, terdapat dua vektor yang tidak segaris yang mempunyai titik pangkal sama tetapi dengan
arah yang berbeda, sehingga membentuk sudut tertentu. Untuk vektor-vektor yang membentuk
sudut α , maka jumlah vektor dapat dilukiskan dengan menggunakan metode tertentu. Cara ini
disebut dengan metode jajaran genjang.

2.2.1 Penjumlahan Vektor Menggunakan cara Jajar Genjang


Cara melukiskan jumlah dua buah vektor dengan metode jajaran genjang sebagai berikut:
a. Titik tangkap A dan B dibuat berimpit dengan memindahkan titik tangkap A ke titik tangkap
B, atau sebaliknya;
b. Buat jajaran genjang dengan A dan B sebagai sisi-sisinya;
c. Tarik diagonal dari titik tangkap sekutu, maka A + B = R adalah diagonal jajaran genjang.

Gambar dibawahini menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan menggunakan


persamaan, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua vektor tersebut.

Persamaan diperoleh dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga
dihasilkan:

4
Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:

R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut
terkecil yang dibentuk oleh A dan B. Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah
mengetahui besarnya, kita perlu menentukan arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat
ditentukan oleh sudut antara R dan A atau R dan B.Misalnya sudut θ merupakan sudut yang
dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus pada segitiga OPR akan diperoleh:

Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut θ dapat diketahui.

2.2.2 Penjumlahan Vektor Menggunakan cara Segitiga


Metode segitiga merupakan cara lain untuk menjumlahkan dua vektor, selain metode
jajaran genjang. Dua buah vektor A dan B, yang pergerakannya ditunjukkan gambar (a)
disamping kanan, akan mempunyai resultan yang persamaannya dituliskan: R = A + B

Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang kedua
pada ujung vektor pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan menghubungkan titik
pangkal vektor pertama dengan ujung vektor kedua.

5
Pada Gambar (b) disamping kiri, pergerakan dimulai dengan vektor B dilanjutkan engan
A,sehinggadiperolehpersamaan:
R=B+A
Sehingga,A+B=B+AHasil yang diperoleh ternyata tidak berubah. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa penjumlahan vektor bersifat komutatif.
Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah sebagai berikut:
a. pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya.
b. hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang menunjukkan resulta
keduavektor tersebut.
c. besar dan arah vektor R dicari dengan aturan cosinus dan sinus.

Jika penjumlahan lebih dari dua buah vektor, maka dijumlahkan dulu dua buah vektor,
resultannya dijumlahkan dengan vektor ke-3 dan seterusnya. Misalnya, penjumlahan tiga buah
vektor A, B, dan C seperti ditunjukkan pada gambar disamping. Pertama-tama jumlahkan
vektor A dan B yang akan menghasilkan vektor V.

Selanjutnya, vektor V tersebut dijumlahkan dengan vektor C sehingga


dihasilkan resultan R:

R = (A + B) + C = V + C

6
Dapat dilakukan juga dengan cara lain yaitu dengan menjumlahkan vektor B dan C untuk
menghasilkan W, yang kemudian dijumlahkan dengan vektor A, sehingga diperoleh
resultan,R,yaitu:
R = A + ( B + C) = A + W

Jika banyak vektor, maka penjumlahan vektor dilakukan dengan menggunakan metode poligon
(segi banyak).

2.2.3 Pengurangan Vektor


Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, tetapi dalam hal ini salah
satu vektor mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya, vektor A dan B, jika dikurangkan
maka: A - B = A + (-B). Di mana, (-B) adalah vektor yang sama dengan B, tetapi berlawanan
arah.

2.2.4 Penguraian vektor secara analisis.


Untuk keperluan penghitungan tertentu, kadang-kadang sebuah vektor yang terletak
dalam bidang koordinat sumbu x dan sumbu y harus diuraikan menjadi komponen-komponen
yang saling tegak lurus (sumbu x dan sumbu y). Komponen ini merupakan nilai efektif dalam
suatu arah yang diberikan. Cara menguraikan vektor seperti ini disebut analisis. Misalnya,
vektor A membentuk sudut α terhadap sumbu x positif, maka komponen vektornya adalah:

7
Besar (nilai) vektor A dapat diketahui dari persamaan:

Sementara itu, arah vektor ditentukan dengan persamaan

2.2.5 Perkalian Vektor


Macam-Macam Perkalian Vektor
1. Perkalian Vektor dengan Skalar
Untuk memahami mengenai perkalian vektor, kita ambil contoh seperti berikut: Seorang
anak sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 50 km/jam ke arah utara. Maka
setelah beberapa waktu, anak dan motor tersebut telah mengalami perpindahan. Kita tahu
bahwa kecepatan adalah perpindahan per selang waktu. Dari pengertian ini maka besar
perpindahan yang dialami si anak dapat dihitung dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:

s = vt

Keterangan:
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)

kita tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor sedangkan waktu adalah
besaran skalar. Berdasarkan persamaan di atas, perkalian kecepatan dengan waktu
menghasilkan perpindahan yang termasuk besarn vektor. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa:

Hasil perkalian antara vektor dan skalar adalah vektor.

8
Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti yang sederhana. Misalkan hasil
kali antara skalar k dengan sebuah vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan perkalian
tersebut dituliskan sebagai berikut:

B = kA
Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah besar k dikalikan dengan
besar A. Dan arah vektor B searah dengan vektor A jika k positif dan berlawanan arah
dengan A jika k negatif.

Perkalian Vektor Satuan dengan Skalar


Aturan di atas juga berlaku untuk perkalian vektor satuan dengan skalar baik secara dua
dimensi maupun tiga dimensi. Aturannya adalah sebagai berikut:

2 Dimensi 3 Dimensi
r= xi + yj r= xi + yj + zk
kr= kxi + kyj kr = kxi + kyj + kzk

Sifat Perkalian Vektor dan Skalar


Perkalian antara vektor dengan skalar mempunyai sifat distributif yaitu:
k(A + B) = kA + kB

Contoh Soal
Diketahui suatu vektor A digambarkan sebagai berikut

Gambarlah vektor B, jika:


B = 2A; B = -2A; B = ½A; B = -½A

9
Jawab

B = 2A, berarti panjang vektor menjadi dua kali B = - 2A, berarti panjang vektor menjadi dua
panjang semula dan arahnya sama dengan arah kali panjang semula tetapi arahnya
vektor A berlawanan dengan arah vektor A

B = ½A, berarti panjang vektor menjadi setengah B = - ½A, berarti panjang vektor menjadi
kali panjang semula dan arahnya sama dengan setengah kali panjang semula tetapi arahnya
arah vektor A berlawanan dengan arah vektor A

2. Perkalian Titik (Dot Product)


Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar di bawah ini

10
Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A . B didefinisikan
sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang searah vektor A.pada
gambar di atas, komponen vektor B yang searah vektor A adalah B cos α. Dari definisi
tersebut, secara matematis perkalian titik antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus
atau persamaan sebagai berikut:

A . B = AB cos α = |A||B| cos α


Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
A = |A| besar vektor A
B = |B| besar vektor B

Dari definisi perkalian titik tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Hasil perkalian titik dua buah vektor adalah skalar.

Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot product). Karena
hasil perkalian adalah skalar maka perkalian titik disebut juga dengan scalar product.

Dalam perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:

1 Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka


A . B = 0 → cos 90o = 0
2 Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
A . B = AB → cos 0o = 1
3 Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α = 180o) maka
A . B = - AB → cos 180o = -1

11
Perkalian Titik Pada Vektor Satuan

Perhatikan gambar di atas, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang saling tegak lurus
satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga vektor tersebut adalah 1. Maka
hasil perkalian titik pada vektor satuan tersebut adalah sebagai berikut:

i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 (berhimpit)


i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 (tegak lurus)

Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat mencari hasil
perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan. misalkan terdapat dua vektor
berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:
A.B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
A.B = Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk . Bxi
+ Azk .Byj + Azk . Bzk
→ karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A.B = Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0 + 0 + 0 + Azk . Bzk
A.B = Axi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
→ karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka
A.B = AxBx + AyBy + AzBz

12
Sifat Perkalian Titik
Perkalian titik memiliki sifat distributif, yaitu:
A.(B + C) = A.B + A.C
Dan juga memiliki sifat komutatif, yaitu:
A.B = B.A

Contoh Soal Perkalian Titik


Sebuah vektor gaya dan perpindahan mempunya persamaan F = (2i + 3j + 5k) N dans = (4i +
2j – k) m. tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya?
Jawab:
Diketahui:
F = (2i + 3j + 5k)
s = (4i + 2j – k)
ditanya: usaha (W)
Usaha merupakan hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan, jadi
W=F.s
W = (2i + 3j + 5k) . (4i + 2j – k)
W = (2)(4) + (3)(2) + (5)(-1)
W=8+6–5
W=9
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah 9 joule

3. Perkalian Silang (Cross Product)


Untuk memahami tentang perkalian silang, perhatikan gambar di bawah ini

13
Perkalian silang dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A x B didefinisikan
sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. pada
gambar di atas, komponen vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi
tersebut, secara matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan
rumus atau persamaan sebagai berikut:

AXB = C
|A x B| = AB sin α

Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o

C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B


|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B

Dari definisi perkalian silang tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Hasil perkalian silang dua buah vektor adalah sebuah vektor yang arahnya tegak lurus pada
bidang yang dibentuk oleh A da B.

Untuk lebih memahami tentang arah vektor hasil perkalian silang perhatikan tabel penjelasan di
bawah ini
Arah Hasil Perkalian Silang A x B Arah Hasil Perkalian Silang B x A

Arah dari vektor C tegak lurus dengan bidang Sama halnya dengan arah hasil perkalian
yang dibentuk oleh vektor A dan B. Untuk silang A xB. Kita juga bisa menggunakan kaidah
menunjukkan arah vektor C, kita gunakan tangan kanan, namun bedanya genggaman tangan

14
kaidah tangan kanan dimana ujung dibalik, dimana ujung vektor B menuju ujung
vektor A menuju ujung vektor B searah vektor A searah dengan lipatan empat jari
dengan lipatan empat jari sedangkan jempol sedangkan jempol menunjukkan arah vektor C.
menunjukkan arah vektor C. Pada gambar di Pada gambar di atas, vektor C hasil perkalian
atas, vektor C hasil perkalian silang B x A arahnya menuju ke bawah
silang A x B arahnya menuju ke atas tidak menembus bidang.
menembus bidang.

Dalam perkalian silang, ada 5 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
1. Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga
AxB≠BxA
2. Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
AxB=-B xA
3. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka
|A x B| = AB → sin 90o = 1
4. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
|A x B| = 0 → sin 0o = 0
5. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α= 180o) maka
|A x B| = 0 → sin 180o = 0

Perkalian Silang Pada Vektor Satuan


vektor satuan i, j, dan k masing-masing bernilai 1. Hasil perkalian silang pada vektor
satuan yang sama adalah sebagai berikut:

i x i = 1.1 sin 0o = 0
j x j = 1.1 sin 0o = 0
k x k = 1.1 sin 0o = 0

15
Untuk hasil perkalian silang pada vektor satuan yang berbeda kita gunakan siklus berikut:

Dengan menggunakan hasil perkalian silang pada vektor satuan dan juga siklus di atas, kita
dapat mencari hasil perkalian silang suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan.
misalkan terdapat dua vektor berikut ini:

A = Axi + Ayj + Azk


B = Bxi + Byj + Bzk

Hasil perkalian silang antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:


A x B = (Axi + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj + Bzk)
A x B = Axi x Bxi + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Byj + Ayj x Bzk + Azk x Bxi
+ Azk x Byj + Azk x Bzk
→ karena i x i = j x j = j x k = 1x1 sin 0o = 0 maka

A x B = 0 + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk x Bxi +Azk x Byj + 0
A x B = Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk x Byj
→ dengan menggunakan siklus perkalian silang maka

A x B = AxByk – AxBzj – AyBxk + AyBzi + AzBxj – AzByi


A x B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k

16
Selain menggunakan siklus perkalian silang di atas, untuk mempermudah mengingat rumus kita
dapat menggunakan metode determinan seperti berikut ini:

A x B = i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz


A x B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k

Sifat Perkalian Silang


Perkalian silang memiliki sifat antikomutatif, yaitu
A×B≠B×A

Perkalian silang memiliki sifat asosiatif, yaitu


k(A × B) = (kA) × B = A × (kB)

Dan terakhir, perkalian silang memiliki sifat distributif, yaiut


A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)

Contoh Soal Perkalian Silang


Sebuah gaya dengan persamaan F = (i + 2j – k) N bekerja pada daun pintu. Jika dilihat dari
sebuah engsel, gaya tersebut bekerja pada vektor posisi r = (0,8i + 0,2j) m. Tentukan persamaan
momen gaya yang ditimbulkan gaya tersebut.

17
Jawab:
Diketahui:
F = (i + 2j – k) N
r = (0,8i + 0,2j) m
Ditanyakan : momen gaya (τ)
Momen gaya merupakan hasil perkalian silang antara vektor posisi dengan gaya. Jadi:
τ=rxF
τ = (0,8i + 0,2j) x (i + 2j – k)
τ = (0,8)(1)(i x i) + (0,8)(2)(i x j) + (0,8)(-1)(i x k) + (0,2)(1)(j x i) + (0,2)(2)(j x j) + (0,2)(-1)(j x
k)
τ = 0 + 1,6k – 0,8(-j) + 0,2(-k) + 0 – 0,2i
τ = -0,2i + 0,8j + 1,4k
jadi, persamaan momen gaya yang ditimbulkan gaya tersebut adalah τ = (-0,2i + 0,8j+ 1,4k)
Nm.

18
BAB III

3.1 Kesimpulan
Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah untuk menyatakan suatu vektor
dapatdilakukan pada bidang datar atau bidang koordina castesius XOY dengan menggambarkan
ruas Garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang ruas garis mewakili besar
(Panjang) Vektor dan anak Panah mewakili arah vektor. Vektor disimbolkan dengan huruf tebal
atau dengan huruf yang digaris bawahi.

Penjumlahaan Vektor dapat dilakukan dengan beberapa metode tergantung pada arah
dan kedududukan vektor. Adapun metode yang dapat digunakan yakni:
1. Dengan metode jajargenjang
2. Dengan metode segitiga vektor
3. Dengan metode pengurangan Vektor
4. Dengan metode penguraian vektor dengan analissi

Macam-macam perkalian vektor :


1. Perkalian Vektor dengan Skalar
2. Perkalian Titik (Dot Product)
3. Perkalian Silang (Cross Product)

3.2 Saran
Pembahasan tentang Analisa vektor ini bukan pembahasan singkat yang akan selesai
dalam sekali duduk. Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan disini. Untuk itu,
diharapkan kita mau mencari sumber-sumber lain diluar sana untuk menambah pengetahuan
kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya yang belum terjelaskan dalam Makalah ini,
dan diharpkan bagi dosen yang membimbing dalam pelajaran ini untuk dapat menerangkan
sedikit masalah vektor, agar mahasiswa dapat memahami apa itu vektor dan bagaimana cara
mejalankannya, dan diharapkan juga untuk dosen untuk dapat memberikan waktu yang cukup
untuk membuat makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. R.Spiegel,Murray.1991.AnalisisVektor.Jakarta: Erlangga
2. http://simplemomentum.blogspot.com/2012/05/penerapan-vektor-dalam-kehidupan-
sehari.html
3. https://www.fisikabc.com/2017/05/perkalian-vektor.html?m=0
4. www.Academi education
5. R.Spiegel,Murray.1991.AnalisisVektor.Jakarta: Erlangga
6. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/matematika_lanjut/bab7-fungsi_vektor.pdf (23-06-
2013/19:43)
7. http://metricmatik.blogspot.com/2011/04/makalah-kegunaan-kalkulus-vektor.html (24-06-
2013/02:53)
8. http://caemaqo.blogspot.com/ (24-06-2013/02:53)
9. http://simplemomentum.blogspot.com/2012/05/penerapan-vektor-dalam-kehidupan-sehari.html
(24-06-2013/01:34)

20

Anda mungkin juga menyukai