Anda di halaman 1dari 16

VEKTOR

Kalkulus Lanjut

OLEH
DIAN YEHEZKIEL T.S. SITUMORANG (4163111009)
LULU LUMBANTOBING (4163111034)
MEASY CHRISTINA SIMANJUNTAK (4163111042)
NADILLA RAHMADANI (4163311046)

DOSEN PENGAMPU:
DRA. LUCY KARYATI BASAR, M.SI.
NURUL AFNI SINAGA, M.PD.

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karena rahmat, karunia,
serta petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga saya berterimakasih
atas bantuan dari segala pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan makalah ini baik
materi maupun pikiran.
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi para
pembaca. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik, saran, serta usulan yang
membangun demi perbaikan struktur maupun isi dari makalah ini agar saya dapat
menjadikannya lebih baik di hari yang akan datang.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Saya sadar akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Oleh karena itu, sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan memohon masukan dari para pembaca. Terimakasih.

Medan, 9 September 2019

Kelompok 2

Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

A. Vektor ................................................................................................................. 2

Vektor pada Sistem Koordinat............................................................................ 2

Vektor dengan Titik Awal Sembarang ................................................................ 3

Vektor Satuan ..................................................................................................... 3

Operasi Aljabar pada Vektor............................................................................... 3

Kaidah pada Vektor Aritmatik ............................................................................ 4

Panjang Vektor ................................................................................................... 5

Normalisasi Vektor ............................................................................................. 5

B. Hasil Kali Titik Vektor ....................................................................................... 5

Sifat-sifat Perkalian Titik ................................................................................... 6

Sudut di antara dua vektor .................................................................................. 7

C. Hasil Kali Silang Vektor ..................................................................................... 8

Sifat-sifat Perkalian Silang ................................................................................. 9

Interpretasi Geometri........................................................................................ 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12

A. Kesimpulan....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalkulus Lanjut (Advanced Calculus) merupakan mata kuliah lanjutan dari Kalkulus
Integral dan Kalkulus Diferensial yang telah dipelajari pada semester sebelumnya. Salah satu
materi yang dipelajari pada mata kuliah ini yaitu vektor. Vektor sebelumnya telah dipelajari
sejak Sekolah Menengah Atas, namun vektor yang dibahas masih berada pada bidang 2 dimensi.
Kali ini vektor yang akan didalami merupakan vektor pada ruang 3 dimensi. Kedua vektor baik
2 dimensi maupun 3 dimensi tidak jauh berbeda sifat-sifat dan operasi-operasi yang digunakan,
sehingga diharapkan pada pembahasan materi dalam makalah ini pembaca lebih dahulu
menguasai materi vektor dua dimensi sehingga akan lebih mudah ketika membahas vektor 3
dimensi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu vektor?
2. Bagaimana menotasikan vektor pada dimensi 3?
3. Apa saja operasi aritmatika pada vektor dimensi 3?
4. Bagaimana operasi perkalian titik pada vektor dimensi 3?
5. Bagaimana operasi perkalian silang pada vektor dimensi 3?

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian vektor.
2. Mengetahui cara-cara menotasikan vektor dimensi 3.
3. Mengetahui operasi aritmatika yang digunakan dalam vektor dimensi 3.
4. Mengetahui operasi perkalian titik pada vektor dimensi 3.
5. Mengetahui operasi perkalian silang pada vektor dimensi 3.

Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Vektor
Vektor dalam matematika dan fisika adalah objek geometri yang memiliki besar dan arah.
Vektor dapat direpresentasikan secara geometri dalam dimensi 2 atau dimensi 3 dengan panah
sesuai arah vektor dan dengan panjang sesuai besarannya. Ekor dari panah disebut titik awal
dan ujung panah disebut titik akhir. Vektor juga sering dilambangkan menggunakan huruf yang
diberi tanda panah pada bagian atasnya (𝑎⃗ ). Apabila kita membahas vektor, kita juga akan
membahas bilangan asli atau skalar, skalar juga dapat dilambangkan dengan huruf biasa (𝑘).
Dua buah vektor dikatakan sama atau ekivalen apabila keduanya memiliki besar dan arah
yang sama, sehingga dapat dituliskan 𝑎⃗ = 𝑏⃗⃗. Karena vektor tidak dipengaruhi oleh translasi,
titik awal vektor 𝑎⃗ dapat dipindahkan ke berbagai titik 𝐴 dengan translasi yang tepat. Jika titik
awal 𝑎⃗ adalah 𝐴 dan titik akhirnya adalah 𝐵, maka kita dapat menulis 𝑎⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 jika kita ingin
menekankan titik awal dan titik akhirnya. Jika titik awal dan titik akhir dari suatu vektor berada
pada titik yang sama, maka vektor tersebut memiliki panjang nol; kita menyebutnya vektor nol
dan dapat dinotasikan dengan ⃗⃗
0, vektor nol tidak memiliki arah yang spesifik.

Vektor pada Sistem Koordinat


Sebuah vektor pada koordinat cartesius apabila titik awalnya berada pada titik nol
koordinat maka titik akhirnya dituliskan dalam bentuk (𝑣1 , 𝑣2 ) atau (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ), tergantung
dimana vektor tersebut berada dimensi 2 atau dimensi 3. Koordinat tersebut disebut dengan
komponen 𝑣⃗, dan komponen tersebut dengan menggunakan notasi kurung kurawal.
𝑣⃗ = {𝑣1 , 𝑣2 } (pada dimensi 2)
𝑣⃗ = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 } (pada dimensi 3)
Komponen ini dapat memudahkan dalam menentukan apakah dua buah vektor sama atau
tidak. Kedua vektor dikatakan sama apabila komponen-komponennya sama. Sebagai contoh,
⃗⃗⃗ pada dimensi 3, apabila 𝑣1 = 𝑤1 , 𝑣2 = 𝑤2 , dan 𝑣3 = 𝑤3
𝑣⃗ = 𝑤

Page | 2
Vektor dengan Titik Awal Sembarang
Misalkan 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) adalah titik pada dimensi 3 dan kita akan
mencari komponen dari vektor ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 . Vektor tersebut dapat ditulis dengan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑂𝑃2 −
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃1 = {𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 } − {𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 } = {𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 } . Sehingga dapat kita lihat
bahwa komponen dari ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 dapat dicari dengan mengurangi koordinat dari titik awalnya
dengan koordinat dari titik akhirnya. Hal yang sama berlaku pada dimensi 3.

Vektor Satuan
Sebuah vektor dengan panjang 1 disebut dengan vektor satuan. Pada sistem koordinat
⃗⃗⃗⃗ dan 𝑥
𝑥𝑥 , vektor satuan dinotasikan dengan 𝑥 ⃗⃗⃗ , begitu pula pada sistem koordinat 𝑥𝑥𝑥 ,
⃗⃗⃗⃗, 𝑥
vektor satuan dinotasikan dengan 𝑥 ⃗⃗⃗⃗, dan 𝑥
⃗⃗⃗. Dengan demikian,
⃗𝑥
⃗⃗⃗ = {1, 0}, ⃗𝑥
⃗⃗ = {0, 1} (dalam dimensi 2)
⃗⃗⃗⃗ = {1,0, 0}, 𝑥
𝑥 ⃗⃗⃗ = {0,1, 0}, 𝑥
⃗⃗⃗⃗ = {0, 0, 1} (dalam dimensi 3)
⃗⃗⃗⃗ dan 𝑥
Setiap vektor dalam dimensi 2 secara unik dapat diekspresikan ke dalam 𝑥 ⃗⃗⃗, dan
⃗⃗⃗⃗, ⃗𝑥
setiap vektor dalam dimensi 3 dapat diekspresikan ke dalam𝑥 ⃗⃗, dan ⃗𝑥
⃗⃗⃗.
⃗⃗⃗⃗ = {𝑥1 , 𝑥2 } = {𝑥1 , 0} + {0, 𝑥2 } = 𝑥1 {1, 0} + 𝑥2 {0, 1} = 𝑥1 𝑥
𝑥 ⃗⃗⃗ + 𝑥2 𝑥
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ = {𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 } = 𝑥1 {1, 0, 0} + 𝑥2 {0, 1, 0} + 𝑥3 {0, 0, 1} = 𝑥1 𝑥
𝑥 ⃗⃗⃗ + 𝑥2 𝑥
⃗⃗⃗ + 𝑥3 𝑥
⃗⃗⃗

Operasi Aljabar pada Vektor


Terdapat beberapa operasi aljabar pada vektor, operasi pertama adalah penjumlahan. Jika 𝑣⃗ dan
⃗⃗⃗ adalah vektor, maka 𝑣⃗ + 𝑤
𝑤 ⃗⃗⃗ adalah vektor yang dimulai dari titik awal 𝑣⃗ hingga titik akhir 𝑤
⃗⃗⃗.
Ketika digambarkan maka titik awal 𝑤
⃗⃗⃗ akan berada pada titik akhir 𝑣⃗ . Penjumlahan pada
vektor 3-dimensi dilakukan dengan menjumlahkan setiap komponen pada vektor,
jika 𝑣⃗ = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) dan 𝑤
⃗⃗⃗ = (𝑤1 , 𝑤2 , 𝑤3 ), maka 𝑣⃗ + 𝑤
⃗⃗⃗ = (𝑣1 + 𝑤1 , 𝑣2 + 𝑤2 , 𝑣3 + 𝑤3 ).

Pada gambar di atas kita mengkonstruksi dua buah penjumlahan, 𝑣⃗ + 𝑤


⃗⃗⃗ (garis ungu) dan
⃗⃗⃗ + 𝑣⃗ (garis biru). Hal ini membuktikan bahwa 𝑣⃗ + 𝑤
𝑤 ⃗⃗⃗ + 𝑣⃗ . Apabila sebuah vektor
⃗⃗⃗ = 𝑤

Page | 3
dijumlahkan dengan vektor nol, maka hasilnya adalah vektor itu sendiri atau dapat dituliskan
𝑣⃗ + ⃗0⃗ = ⃗0⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗.
Selanjutnya adalah perkalian vektor dengan skalar, jika sebuah vektor dan bilangan asli
bukan nol (skalar (𝑘)), maka perkalian skalar didefinisikan sebagai vektor dengan panjang |𝑘|
kali vektor semula dan memiliki arah yang sama dengan vektor semula jika 𝑘 > 0 dan arah
berlawanan jika 𝑘 < 0 . 𝑘𝑣⃗ = 0 apabila 𝑘 = 0 atau 𝑣⃗ = 0 . Perkalian vektor dengan skalar
dilakukan dengan mengalikan skalar terhadap setiap komponen pada vektor,
misalkan λ𝑣⃗ = (λv1 , λv2 , λv3 )

Pengurangan vektor didefinisikan dengan menggunakan aturan penjumlahan dan


perkalian skalar vektor, yaitu 𝑣⃗ − 𝑤 ⃗⃗⃗) . Selisih dari 𝑣⃗ − 𝑤
⃗⃗⃗ = 𝑣⃗ + (−𝑤 ⃗⃗⃗ digambarkan secara
geometri dengan menggambar −𝑤
⃗⃗⃗ terlebih dahulu dan kemudian mejumlahkan 𝑣⃗ dan −𝑤
⃗⃗⃗ .
Jika diperhatikan, maka titik awal 𝑣⃗ dan 𝑤
⃗⃗⃗ akan berada pada posisi yang sama. Maka dari itu,
⃗⃗⃗ dapat dibentuk secara langsung dengan menggambarkannya dari titik awal 𝑤
𝑣⃗ − 𝑤 ⃗⃗⃗ ke titik
akhir 𝑣⃗. Pada beberapa kasus 𝑣⃗ = 𝑤
⃗⃗⃗ sehingga selisiihnya adalah 0, 𝑣⃗ + (−𝑣⃗) = 𝑣⃗ − 𝑣⃗ = 0.

Kaidah pada Vektor Aritmatik


Teorema berikut menunjukkan bahwa banyak aturan yang umum digunakan pada
aritmatika murni juga dapat digunakan pada aritmatika vektor
a. ⃗𝑥
⃗⃗⃗ + ⃗𝑥
⃗⃗ = ⃗𝑥
⃗⃗ + ⃗𝑥
⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ + (𝑥
b. 𝑥 ⃗⃗⃗ + 𝑥
⃗⃗⃗⃗) = (𝑥
⃗⃗⃗⃗ + 𝑥
⃗⃗⃗⃗) + 𝑥
⃗⃗⃗

c. ⃗𝑥
⃗⃗⃗ + 0 = 0 + ⃗𝑥
⃗⃗ = ⃗𝑥
⃗⃗

d. ⃗𝑥
⃗⃗⃗ + (−𝑥
⃗⃗⃗) = 0
⃗⃗⃗⃗) = (𝑥𝑥)𝑥
e. 𝑥(𝑥𝑥 ⃗⃗⃗

f. 𝑥(⃗𝑥
⃗⃗⃗ + ⃗𝑥
⃗⃗) = 𝑥𝑥
⃗⃗⃗ + 𝑥𝑥
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ = 𝑥𝑥
g. (𝑥 + 𝑥)𝑥 ⃗⃗⃗⃗ + 𝑥𝑥
⃗⃗⃗⃗

⃗⃗⃗⃗ = 𝑥
h. 1𝑥 ⃗⃗⃗

Page | 4
Panjang Vektor
Jarak dari titik awal hingga titik akhir sebuah vektor disebut dengan panjang atau
⃗⃗⃗⃗ dinotasikan dengan ‖𝑥
besaran vektor. Panjang dari 𝑥 ⃗⃗⃗⃗‖ . Jarak ini tidak akan berubah
walaupun vektor tersebut ditranslasikan. Perhatikan gambar berikut,

⃗⃗⃗ = {𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 } pada


Gambar tersebut membuktikan bahwa untuk menentukan 𝑥

⃗⃗⃗‖ = √𝑥21 + 𝑥22 + 𝑥23 .


dimensi 3 dirumuskan dengan ‖𝑥

Untuk setiap ⃗𝑥
⃗⃗⃗ yang dikalikan dengan setiap 𝑥 , maka panjang 𝑥𝑥
⃗⃗⃗ harus |𝑥| kali
⃗⃗⃗⃗, sehingga ‖𝑥𝑥
panjang 𝑥 ⃗⃗⃗‖ = |𝑥|‖𝑥
⃗⃗⃗⃗‖.

Normalisasi Vektor
Normalisasi vektor adalah proses menemukan vektor satuan dari sebuah vektor. Proses
normalisasi berhubungan erat dengan skala vektor, normalisasi dapat dihitung dengan
membagi setiap komponen vektor dengan panjang vektor itu sendiri, atau dapat dituliskan
dengan
1 ⃗⃗⃗
𝑥
⃗𝑥
⃗⃗ = ⃗𝑥
⃗⃗ =
⃗⃗⃗⃗‖
‖𝑥 ⃗⃗⃗‖
‖𝑥
⃗⃗ merupakan vektor satuan dari 𝑣⃗, atau normalisasi 𝑣⃗. Arah vektor 𝑢
𝑢 ⃗⃗ sama karena 𝑘 =
1
1/‖𝑣⃗‖ adalah skalar positif. Panjang 𝑢
⃗⃗ adalah 1 karena, ‖𝑢
⃗⃗‖ = |𝑘|‖𝑣⃗‖ = ‖𝑣⃗⃗‖ ‖𝑣⃗‖ = 1.

B. Hasil Kali Titik Vektor


Pada bagian sebelumnya telah didefinisikan tiga operasi pada vektor, yaitu penambahan,
pengurangan, dan perkalian skalar. Dalam perkalian skalar, vektor dikalikan dengan skalar dan
hasilnya adalah vektor. Pada bagian ini akan didefinisikan jenis perkalian baru di mana dua
vektor dikalikan untuk menghasilkan bilangan real, yaitu skalar. Untuk alasan ini, produk titik
kadang disebut produk skalar (atau produk dalam).

Page | 5
DEFINISI
Jika 𝑢
⃗⃗ = (𝑢1 , 𝑢2 ) dan 𝑣⃗ = (𝑣1 , 𝑣2 ) adalah vektor dalam 2 dimensi, maka
perkalian titik dari 𝑢
⃗⃗ dan 𝑣⃗ ditulis sebagai 𝒖 ⃗⃗ dan didefinisikan sebagai
⃗⃗ ∙ 𝒗
⃗⃗ ∙ ⃗⃗⃗⃗
𝒖 𝒗 = 𝒖𝟏 𝒗𝟏 + 𝒖𝟐 𝒗𝟐
Demikian pula, jika 𝑢
⃗⃗ = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) dan 𝑣⃗ = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) adalah vektor
dalam 3 dimensi, maka perkalian titiknya didefinisikan sebagai
⃗⃗ ∙ 𝒗
𝒖 ⃗⃗ = 𝒖𝟏 𝒗𝟏 + 𝒖𝟐 𝒗𝟐 + 𝒖𝟑 𝒗𝟑

Contoh:
⃗⃗ = (1, −3, 4)
𝑢
𝑣⃗ = (1, 5, 2)
Maka,
𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ = (1, −3, 4) ∙ (1, 5, 2) = 1(1) + (−3)(5) + 4(2) = −6
Berikut adalah perhitungan yang sama dengan cara lain:
𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ = (𝑖 – 3𝑗 + 4𝑘) ∙ (𝐼 + 5𝑗 + 2𝑘) = 1(1) + (−3)(5) + 4(2) = −6
Sifat-sifat Perkalian Titik
Perkalian titik harus mematuhi ketentuan hukum yang berlaku untuk perkalian biasa
dari bilangan real. Ini dinyatakan dalam teorema berikut.
SIFAT PERKALIAN TITIK
Jika 𝑎⃗, 𝑏⃗⃗ dan 𝑐⃗ adalah vektor pada tiga dimensi dan 𝑘 adalah skalar atau bilangan
real, maka
1. ⃗⃗ = |𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒂
𝒂 ⃗⃗|𝟐
2. 𝒂 ⃗⃗ = 𝒃
⃗⃗ ∙ 𝒃 ⃗⃗ ∙ 𝒂⃗⃗
3. ⃗⃗ ∙ (𝒃
𝒂 ⃗⃗ + ⃗⃗⃗)
𝒄 = 𝒂⃗⃗ ∙ ⃗𝒃⃗ + 𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒄
⃗⃗
4. (𝒌𝒂⃗⃗) ∙ ⃗𝒃⃗ = 𝒌(𝒂
⃗⃗ ∙ ⃗𝒃⃗) = ⃗𝒂⃗ ∙ (𝒌𝒃
⃗⃗)
5. 𝟎 ∙ 𝒂⃗⃗ = 𝟎
Sifat ini mudah dibuktikan dengan menggunakan Definisi. Misalnya, berikut adalah
bukti Sifat 1, 3 dan 4:
2
1. 𝑎⃗ ∙ 𝑎⃗ = 𝑎12 + 𝑎22 + 𝑎32 = |𝑎⃗|
3 . 𝑎⃗ ∙ (𝑏⃗⃗ + 𝑐⃗) = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) ∙ (𝑏1 + 𝑐1 , 𝑏2 + 𝑐2 , 𝑏3 + 𝑐3)
= 𝑎1 (𝑏1 + 𝑐1 ) + 𝑎2 ( 𝑏2 + 𝑐2 ) + 𝑎3 ( 𝑏3 + 𝑐3 )
= 𝑎1 𝑏1 + 𝑎1 𝑐1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎2 𝑐2 + 𝑎3 𝑏3 + 𝑎3 𝑐3
= (𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3 ) + (𝑎1 𝑐1 + 𝑎2 𝑐2 + 𝑎3 𝑐3)
= 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ + 𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗

Page | 6
4. Misalkan 𝑎⃗ = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) dan 𝑏⃗⃗ = (𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 ), maka
𝑘(𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗) = 𝑘(𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3 )
= 𝑘𝑎1 𝑏1 + 𝑘𝑎2 𝑏2 + 𝑘𝑎3 𝑏3
= (𝑘𝑎1 )𝑏1 + (𝑘𝑎2 )𝑏2 + (𝑘𝑎3 )𝑏3
= (𝑘𝑎⃗) ∙ 𝑏⃗⃗
Demikian pula dengan 𝑐(𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗) = 𝑎⃗ ∙ (𝑘𝑏⃗⃗)
Sudut di antara dua vektor
Misalkan 𝑢
⃗⃗ dan 𝑣⃗ adalah vektor tak-nol dalam dimensi 2 atau dimensi 3 yang
diposisikan sehingga titik awal mereka berhimpit. Kita menentukan sudut antara 𝑢
⃗⃗ dan 𝑣⃗
menjadi sudut 𝜃 yang ditentukan oleh vektor yang memenuhi kondisi 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋. θ adalah
sudut berlawanan jarum jam terkecil yang melaluinya salah satu vektor dapat diputar sampai
sejajar dengan yang lain.

Teorema berikutnya menyediakan cara untuk menghitung sudut antara dua vektor dari
komponen mereka.

TEOREMA
Jika u dan v adalah vektor tak-nol dalam dimensi 2 atau dimensi 3, dan jika 𝜃
adalah sudut di antara keduanya, maka,
⃗u⃗ ∙ v
⃗⃗
𝑐𝑜𝑠θ =
‖𝑢 ⃗⃗‖‖𝑣⃗‖
Bukti
Anggaplah bahwa vektor 𝑢
⃗⃗, 𝑣⃗, dan 𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗ diposisikan untuk membentuk tiga sisi pada
segitiga, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Ini mengikuti hukum dari kosinus

⃗⃗‖2 = ‖𝑢
‖𝑣⃗ − 𝑢 ⃗⃗‖2 + ‖𝑣⃗‖2 − 2‖𝑢
⃗⃗‖‖𝑣⃗‖𝑐𝑜𝑠𝜃

Page | 7
Dengan menggunakan sifat-sifat perkalian titik, kita dapat menulis ulang sisi kiri
persamaan ini sebagai
⃗⃗‖2 = (𝑣⃗ − 𝑢
‖𝑣⃗ − 𝑢 ⃗⃗) ∙ (𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗)
= (𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗) ∙ 𝑣⃗ − (𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗) ∙ 𝑢
⃗⃗
= 𝑣⃗ ∙ 𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ − 𝑣⃗ ∙ 𝑢
⃗⃗ + 𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑢
⃗⃗
= ‖𝑣⃗‖2 − 2𝑢 ⃗⃗‖2
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ + ‖𝑢
Dengan mensubstitusikan ini kembali ke persamaan awal, maka didapat
‖𝑣⃗‖2 − 2𝑢 ⃗⃗‖2 = ‖𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ + ‖𝑢 ⃗⃗‖2 + ‖𝑣⃗‖2 − 2‖𝑢
⃗⃗‖‖𝑣⃗‖ cos 𝜃
Sehingga dapat kita tulis
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ = ‖𝑢
𝑢 ⃗⃗‖‖𝑣⃗‖ cos 𝜃

C. Hasil Kali Silang Vektor


Hasil kali silang dari dua vektor 𝑢
⃗⃗ dan 𝑣⃗ adalah sebuah vektor. Hasil kali dari dua vektor
⃗⃗ × 𝑣⃗ didefinisikan hanya bila 𝑢
𝑢 ⃗⃗ dan 𝑣⃗ adalah vektor-vektor tiga dimensi.
Definisi:
Jika 𝑢
⃗⃗ = 〈𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 〉 dan 𝑣⃗ = 〈𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 〉 maka hasilkali silang 𝑢
⃗⃗ × 𝑣⃗ adalah vektor
𝑖 𝑗 𝑘 𝑢 𝑢3 𝑢1 𝑢3 𝑢1 𝑢2
⃗⃗ × 𝑣⃗ = |𝑢1
𝑢 𝑢2 𝑢3 | = |𝑣2 𝑣3 | 𝑖 − | 𝑣1 𝑣3 | 𝑗 + | 𝑣1 𝑣2 | 𝑘
2
𝑣1 𝑣2 𝑣3
atau,
𝑢
⃗⃗ × 𝑣⃗ = (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 )𝑖 − (𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 )𝑗 + (𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 )𝑘

Perlu di ingat bahwa pada perkalian silang dua vektor berlaku:


a. 𝑢 ⃗⃗ ; yang kadang disebut hukum anti-komutatif.
⃗⃗ × 𝑣⃗ = −𝑣⃗ × 𝑢
b. 𝑢
⃗⃗ × 𝑢
⃗⃗ = 0
Contoh:
Misalkan 𝑢
⃗⃗ = 〈2, 3, 5〉 dan 𝑣⃗ = 〈2, 1, 3〉. Hitunglah:
a. 𝑢
⃗⃗ × 𝑣⃗,
b. 𝑢
⃗⃗ × 𝑣⃗,
c. 𝑢
⃗⃗ × 𝑢
⃗⃗
Penyelesaian:
𝑖 𝑗 𝑘
3 5 2 5 2 3
a.𝑢
⃗⃗ × 𝑣⃗ = |2 3 5| = | |𝑖 − | |𝑗 + | | 𝑘 = 4𝑖 + 4𝑗 − 4𝑘
1 3 2 3 2 1
2 1 3

Page | 8
𝑖 𝑗 𝑘
1 3 2 3 2 1
b. 𝑣⃗ × 𝑢
⃗⃗ = |2 1 3| = | |𝑖 − | |𝑗 + | | 𝑘 = −4𝑖 − 4𝑗 + 4𝑘
3 5 2 5 2 3
2 3 5
𝑖 𝑗 𝑘
3 5 2 5 2 3
c. 𝑢
⃗⃗ × 𝑢
⃗⃗ = |2 3 5| = | |𝑖 − | |𝑗 + | | 𝑘 = 0𝑖 + 0𝑗 − 0𝑘 = 0
3 5 2 5 2 3
2 3 5

Sifat-sifat Perkalian Silang


Teorema:
Jika 𝑢, 𝑣 dan 𝑤 adalah vektor-vektor di ruang-tiga dan k skalar, maka:
a) 𝑢 × 𝑣 = −𝑣 × 𝑢
b) 𝑢 × (𝑣 + 𝑤 ) = (𝑢 × 𝑣) + (𝑢 × 𝑤)
c) (𝑢 + 𝑣) × 𝑤 = (𝑢 × 𝑤 ) + (𝑣 × 𝑤)
d) 𝑘(𝑢 × 𝑣) = (𝑘𝑢) × 𝑣 = 𝑢 × (𝑘𝑣)
e) 𝑢 × 0 = 0 × 𝑢 = 0
f) 𝑢 × 𝑢 = 0
g) (𝑢 × 𝑣) ∙ 𝑤 = 𝑢 ∙ (𝑣 × 𝑤)
h) 𝑢 × (𝑣 × 𝑤 ) = (𝑢 ∙ 𝑤 )𝑣 − (𝑢 ∙ 𝑣)𝑤

Cara lain dalam menentukan hasil kali silang vektor dapat


dilakukan dengan formula berikut yang sesuai ilustrasi di samping:
𝑗×𝑘 =𝑖 𝑘×𝑖 =𝑗 𝑖×𝑗=𝑘
𝑘 × 𝑗 = −𝑖 𝑖 × 𝑘 = −𝑗 𝑗 × 𝑖 = −𝑘

Perlu diperhatikan bahwa


𝑗×𝑘 ≠ 𝑘×𝑗
Jadi, perkalian silang tidak bersifat komutatif. Dan perhatikan juga
𝑗 × (𝑗 × 𝑘) = 𝑗 × 𝑖 = −𝑘
Di mana
(𝑗 × 𝑗) × 𝑘 = 0 × 𝑘 = 0
Sehingga, perkalian silang juga tidak selamanya bersifat asosiatif. Secara umum
(𝑢 × 𝑣) × 𝑤 ≠ 𝑢 × (𝑣 × 𝑤)

Page | 9
Contoh:
Hitung 𝑢 × 𝑣 jika 𝑢 = 3𝑖 − 2𝑗 + 𝑘 dan 𝑣 = 4𝑖 + 2𝑗 − 3𝑘.
Penyelesaian:
𝑢 × 𝑣 = (3𝑖 − 2𝑗 + 𝑘) × (4𝑖 + 2𝑗 − 3𝑘)
𝑢 × 𝑣 = 12(𝑖 × 𝑖 ) + 6(𝑖 × 𝑗) − 9(𝑖 × 𝑘) − 8(𝑗 × 𝑖) − 4(𝑗 × 𝑗) + 6(𝑗 × 𝑘 ) + 4(𝑘 ×
𝑖 ) + 2(𝑘 × 𝑗) − 3(𝑘 × 𝑘)
𝑢 × 𝑣 = 12(0) + 6(𝑘 ) − 9(−𝑗) − 8(−𝑘) − 4(0) + 6(𝑖) + 4(𝑗) + 2(−𝑖 ) − 3(0)
𝑢 × 𝑣 = 4𝑖 + 13𝑗 + 14𝑘

Interpretasi Geometri
Teorema:
Jika 𝑢 dan 𝑣 merupakan vektor-vektor pada ruang tiga, maka:
a) 𝑢 ∙ (𝑢 × 𝑣 ) = 0 , (𝑢 × 𝑣 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑢)
b) 𝑣 ∙ (𝑢 × 𝑣) = 0 , (𝑢 × 𝑣 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣)
Pembuktian:
Misalkan 𝑢 = 〈𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 〉 dan 𝑣 = 〈𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 〉 maka
𝑢 × 𝑣 = 〈𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 , 𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 , 𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 〉
maka,
𝑢 ∙ (𝑢 × 𝑣) = 𝑢1 (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) + 𝑢2 (𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) + 𝑢3 (𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 ) = 0 ∎
Teorema di atas dapat di ilustrasikan seperti gambar di samping yang
menunjukkan hubungan 𝑢, 𝑣 dan 𝑢 × 𝑣 yang disebut rangkap tiga
tangan-kanan (right-handed triple). Di sini, θ adalah sudut antara 𝑢 dan
𝑣 , dan tangan kanan dikepalkan searah dengan putaran θ yang
membuat 𝑢 berimpit dengan 𝑣.

Teorema:
Misalkan 𝑢 dan 𝑣 dua vektor tak nol pada ruang tiga dan θ adalah sudut antara vektor-
vektor yang diposisikan sehingga titik awal mereka berhimpit. Maka:
a) ‖𝑢 × 𝑣‖ = ‖𝑢‖‖𝑣‖𝑠𝑖𝑛 𝜃
b) Luas 𝐴 dari jajar genjang yang memiliki 𝑢 dan 𝑣 sebagai sisi yang berdekatan
adalah: 𝐴 = ‖𝑢 × 𝑣‖
c) 𝑢 × 𝑣 = 0, jika dan hanya jika 𝑢 dan 𝑣 adalah vektor sejajar, yakni, jika dan hanya
jika mereka kelipatan skalar satu sama lain.

Page | 10
Pembuktian:

a) ‖𝑢‖‖𝑣‖𝑠𝑖𝑛 𝜃 = ‖𝑢‖‖𝑣‖√1 − 𝑐𝑜𝑠2 𝜃


(𝑢∙𝑣)2
= ‖𝑢‖‖𝑣‖√1 − ‖𝑢‖2 ‖𝑣‖2

= √‖𝑢‖2 ‖𝑣‖2 − (𝑢 ∙ 𝑣)2

= √(𝑢12 + 𝑢22 + 𝑢32 )(𝑣12 + 𝑣22 + 𝑣32 ) − (𝑢1 𝑣1 + 𝑢2 𝑣2 + 𝑢3 𝑣3 )2

= √(𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 )2 + (𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣1 )2 + (𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 )2


= ‖𝑢 × 𝑣 ‖
b) Berdasarkan gambar di samping, jajar genjang yang
memiliki 𝑢 dan 𝑣 sebagai sisi yang berdekatan dapat dilihat
bahwa yang menjadi alas ‖𝑢‖ dan yang menjadi tinggi
‖𝑣‖𝑠𝑖𝑛 𝜃 . Maka luas 𝐴 nya adalah
𝐴 = (𝑎𝑙𝑎𝑠)(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ) = ‖𝑢‖‖𝑣‖𝑠𝑖𝑛 𝜃 = ‖𝑢 × 𝑣‖
c) Karena 𝑢 dan 𝑣 diasumsikan sebagai vektor tak nol, ini mengikuti bentuk bagian (a) bahwa
𝑢 × 𝑣 = 0 jika dan hanya jika 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 0; ini benar jika dan hanya jika 𝜃 = 0 atau 𝜃 = 𝜋
(karena 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋) . Secara geometri, ini berarti 𝑢 × 𝑣 = 0 jika dan hanya jika 𝑢 dan 𝑣
adalah vektor sejajar. ∎

Page | 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vektor merupakan objek matematika yang memiliki besaran dan arah. Vektor
direpresentasikan dengan sebuah panah, di mana ujung panah sesuai dengan arah vektor dan
panjang panah sesuai dengan besar vektor. Vektor dapat direpresentasikan pada bidang 2
dimensi maupun ruang 3 dimensi. Vektor dapat dinotasikan sebagai 𝑢
⃗⃗ atau dibaca vektor 𝑢.
Operasi aritmatika pada vektor yaitu, penjumlahan, perkalian skalar, dan pengurangan.
Terdapat dua operasi lain, yaitu perkalian titik (dot product) dan perkalian silang (cross
product), keduanya memiliki sifat-sifat tersendiri.

Page | 12
DAFTAR PUSTAKA

Anton, H., Bivens, I., & Davis, S. (2012). Calculus Early Transcendentals. Danvers, MA: John
Willey & Sons, Inc.
Bourne, M. (2019, Juni 18). Vectors in 3-D Space. Diambil kembali dari Interactive
Mathematics: https://www.intmath.com/vectors/7-vectors-in-3d-space.php
Frank, D., & Nykamp, D. Q. (2019). Vectors in two- and three-dimensional Cartesian
coordinates. Diambil kembali dari Math Insight:
https://mathinsight.org/vectors_cartesian_coordinates_2d_3d
Stewart, J. (2012). Multivariable Calculus. Belmont, CA: Cencage Learning.

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai