Kalkulus Lanjut
OLEH
DIAN YEHEZKIEL T.S. SITUMORANG (4163111009)
LULU LUMBANTOBING (4163111034)
MEASY CHRISTINA SIMANJUNTAK (4163111042)
NADILLA RAHMADANI (4163311046)
DOSEN PENGAMPU:
DRA. LUCY KARYATI BASAR, M.SI.
NURUL AFNI SINAGA, M.PD.
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karena rahmat, karunia,
serta petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga saya berterimakasih
atas bantuan dari segala pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan makalah ini baik
materi maupun pikiran.
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi para
pembaca. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik, saran, serta usulan yang
membangun demi perbaikan struktur maupun isi dari makalah ini agar saya dapat
menjadikannya lebih baik di hari yang akan datang.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Saya sadar akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Oleh karena itu, sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan memohon masukan dari para pembaca. Terimakasih.
Kelompok 2
Page | i
DAFTAR ISI
A. Vektor ................................................................................................................. 2
Interpretasi Geometri........................................................................................ 10
A. Kesimpulan....................................................................................................... 12
Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalkulus Lanjut (Advanced Calculus) merupakan mata kuliah lanjutan dari Kalkulus
Integral dan Kalkulus Diferensial yang telah dipelajari pada semester sebelumnya. Salah satu
materi yang dipelajari pada mata kuliah ini yaitu vektor. Vektor sebelumnya telah dipelajari
sejak Sekolah Menengah Atas, namun vektor yang dibahas masih berada pada bidang 2 dimensi.
Kali ini vektor yang akan didalami merupakan vektor pada ruang 3 dimensi. Kedua vektor baik
2 dimensi maupun 3 dimensi tidak jauh berbeda sifat-sifat dan operasi-operasi yang digunakan,
sehingga diharapkan pada pembahasan materi dalam makalah ini pembaca lebih dahulu
menguasai materi vektor dua dimensi sehingga akan lebih mudah ketika membahas vektor 3
dimensi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu vektor?
2. Bagaimana menotasikan vektor pada dimensi 3?
3. Apa saja operasi aritmatika pada vektor dimensi 3?
4. Bagaimana operasi perkalian titik pada vektor dimensi 3?
5. Bagaimana operasi perkalian silang pada vektor dimensi 3?
Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vektor
Vektor dalam matematika dan fisika adalah objek geometri yang memiliki besar dan arah.
Vektor dapat direpresentasikan secara geometri dalam dimensi 2 atau dimensi 3 dengan panah
sesuai arah vektor dan dengan panjang sesuai besarannya. Ekor dari panah disebut titik awal
dan ujung panah disebut titik akhir. Vektor juga sering dilambangkan menggunakan huruf yang
diberi tanda panah pada bagian atasnya (𝑎⃗ ). Apabila kita membahas vektor, kita juga akan
membahas bilangan asli atau skalar, skalar juga dapat dilambangkan dengan huruf biasa (𝑘).
Dua buah vektor dikatakan sama atau ekivalen apabila keduanya memiliki besar dan arah
yang sama, sehingga dapat dituliskan 𝑎⃗ = 𝑏⃗⃗. Karena vektor tidak dipengaruhi oleh translasi,
titik awal vektor 𝑎⃗ dapat dipindahkan ke berbagai titik 𝐴 dengan translasi yang tepat. Jika titik
awal 𝑎⃗ adalah 𝐴 dan titik akhirnya adalah 𝐵, maka kita dapat menulis 𝑎⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 jika kita ingin
menekankan titik awal dan titik akhirnya. Jika titik awal dan titik akhir dari suatu vektor berada
pada titik yang sama, maka vektor tersebut memiliki panjang nol; kita menyebutnya vektor nol
dan dapat dinotasikan dengan ⃗⃗
0, vektor nol tidak memiliki arah yang spesifik.
Page | 2
Vektor dengan Titik Awal Sembarang
Misalkan 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) adalah titik pada dimensi 3 dan kita akan
mencari komponen dari vektor ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 . Vektor tersebut dapat ditulis dengan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑂𝑃2 −
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃1 = {𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 } − {𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 } = {𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 } . Sehingga dapat kita lihat
bahwa komponen dari ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 dapat dicari dengan mengurangi koordinat dari titik awalnya
dengan koordinat dari titik akhirnya. Hal yang sama berlaku pada dimensi 3.
Vektor Satuan
Sebuah vektor dengan panjang 1 disebut dengan vektor satuan. Pada sistem koordinat
⃗⃗⃗⃗ dan 𝑥
𝑥𝑥 , vektor satuan dinotasikan dengan 𝑥 ⃗⃗⃗ , begitu pula pada sistem koordinat 𝑥𝑥𝑥 ,
⃗⃗⃗⃗, 𝑥
vektor satuan dinotasikan dengan 𝑥 ⃗⃗⃗⃗, dan 𝑥
⃗⃗⃗. Dengan demikian,
⃗𝑥
⃗⃗⃗ = {1, 0}, ⃗𝑥
⃗⃗ = {0, 1} (dalam dimensi 2)
⃗⃗⃗⃗ = {1,0, 0}, 𝑥
𝑥 ⃗⃗⃗ = {0,1, 0}, 𝑥
⃗⃗⃗⃗ = {0, 0, 1} (dalam dimensi 3)
⃗⃗⃗⃗ dan 𝑥
Setiap vektor dalam dimensi 2 secara unik dapat diekspresikan ke dalam 𝑥 ⃗⃗⃗, dan
⃗⃗⃗⃗, ⃗𝑥
setiap vektor dalam dimensi 3 dapat diekspresikan ke dalam𝑥 ⃗⃗, dan ⃗𝑥
⃗⃗⃗.
⃗⃗⃗⃗ = {𝑥1 , 𝑥2 } = {𝑥1 , 0} + {0, 𝑥2 } = 𝑥1 {1, 0} + 𝑥2 {0, 1} = 𝑥1 𝑥
𝑥 ⃗⃗⃗ + 𝑥2 𝑥
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ = {𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 } = 𝑥1 {1, 0, 0} + 𝑥2 {0, 1, 0} + 𝑥3 {0, 0, 1} = 𝑥1 𝑥
𝑥 ⃗⃗⃗ + 𝑥2 𝑥
⃗⃗⃗ + 𝑥3 𝑥
⃗⃗⃗
Page | 3
dijumlahkan dengan vektor nol, maka hasilnya adalah vektor itu sendiri atau dapat dituliskan
𝑣⃗ + ⃗0⃗ = ⃗0⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗.
Selanjutnya adalah perkalian vektor dengan skalar, jika sebuah vektor dan bilangan asli
bukan nol (skalar (𝑘)), maka perkalian skalar didefinisikan sebagai vektor dengan panjang |𝑘|
kali vektor semula dan memiliki arah yang sama dengan vektor semula jika 𝑘 > 0 dan arah
berlawanan jika 𝑘 < 0 . 𝑘𝑣⃗ = 0 apabila 𝑘 = 0 atau 𝑣⃗ = 0 . Perkalian vektor dengan skalar
dilakukan dengan mengalikan skalar terhadap setiap komponen pada vektor,
misalkan λ𝑣⃗ = (λv1 , λv2 , λv3 )
c. ⃗𝑥
⃗⃗⃗ + 0 = 0 + ⃗𝑥
⃗⃗ = ⃗𝑥
⃗⃗
d. ⃗𝑥
⃗⃗⃗ + (−𝑥
⃗⃗⃗) = 0
⃗⃗⃗⃗) = (𝑥𝑥)𝑥
e. 𝑥(𝑥𝑥 ⃗⃗⃗
f. 𝑥(⃗𝑥
⃗⃗⃗ + ⃗𝑥
⃗⃗) = 𝑥𝑥
⃗⃗⃗ + 𝑥𝑥
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ = 𝑥𝑥
g. (𝑥 + 𝑥)𝑥 ⃗⃗⃗⃗ + 𝑥𝑥
⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ = 𝑥
h. 1𝑥 ⃗⃗⃗
Page | 4
Panjang Vektor
Jarak dari titik awal hingga titik akhir sebuah vektor disebut dengan panjang atau
⃗⃗⃗⃗ dinotasikan dengan ‖𝑥
besaran vektor. Panjang dari 𝑥 ⃗⃗⃗⃗‖ . Jarak ini tidak akan berubah
walaupun vektor tersebut ditranslasikan. Perhatikan gambar berikut,
Untuk setiap ⃗𝑥
⃗⃗⃗ yang dikalikan dengan setiap 𝑥 , maka panjang 𝑥𝑥
⃗⃗⃗ harus |𝑥| kali
⃗⃗⃗⃗, sehingga ‖𝑥𝑥
panjang 𝑥 ⃗⃗⃗‖ = |𝑥|‖𝑥
⃗⃗⃗⃗‖.
Normalisasi Vektor
Normalisasi vektor adalah proses menemukan vektor satuan dari sebuah vektor. Proses
normalisasi berhubungan erat dengan skala vektor, normalisasi dapat dihitung dengan
membagi setiap komponen vektor dengan panjang vektor itu sendiri, atau dapat dituliskan
dengan
1 ⃗⃗⃗
𝑥
⃗𝑥
⃗⃗ = ⃗𝑥
⃗⃗ =
⃗⃗⃗⃗‖
‖𝑥 ⃗⃗⃗‖
‖𝑥
⃗⃗ merupakan vektor satuan dari 𝑣⃗, atau normalisasi 𝑣⃗. Arah vektor 𝑢
𝑢 ⃗⃗ sama karena 𝑘 =
1
1/‖𝑣⃗‖ adalah skalar positif. Panjang 𝑢
⃗⃗ adalah 1 karena, ‖𝑢
⃗⃗‖ = |𝑘|‖𝑣⃗‖ = ‖𝑣⃗⃗‖ ‖𝑣⃗‖ = 1.
Page | 5
DEFINISI
Jika 𝑢
⃗⃗ = (𝑢1 , 𝑢2 ) dan 𝑣⃗ = (𝑣1 , 𝑣2 ) adalah vektor dalam 2 dimensi, maka
perkalian titik dari 𝑢
⃗⃗ dan 𝑣⃗ ditulis sebagai 𝒖 ⃗⃗ dan didefinisikan sebagai
⃗⃗ ∙ 𝒗
⃗⃗ ∙ ⃗⃗⃗⃗
𝒖 𝒗 = 𝒖𝟏 𝒗𝟏 + 𝒖𝟐 𝒗𝟐
Demikian pula, jika 𝑢
⃗⃗ = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) dan 𝑣⃗ = (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) adalah vektor
dalam 3 dimensi, maka perkalian titiknya didefinisikan sebagai
⃗⃗ ∙ 𝒗
𝒖 ⃗⃗ = 𝒖𝟏 𝒗𝟏 + 𝒖𝟐 𝒗𝟐 + 𝒖𝟑 𝒗𝟑
Contoh:
⃗⃗ = (1, −3, 4)
𝑢
𝑣⃗ = (1, 5, 2)
Maka,
𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ = (1, −3, 4) ∙ (1, 5, 2) = 1(1) + (−3)(5) + 4(2) = −6
Berikut adalah perhitungan yang sama dengan cara lain:
𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ = (𝑖 – 3𝑗 + 4𝑘) ∙ (𝐼 + 5𝑗 + 2𝑘) = 1(1) + (−3)(5) + 4(2) = −6
Sifat-sifat Perkalian Titik
Perkalian titik harus mematuhi ketentuan hukum yang berlaku untuk perkalian biasa
dari bilangan real. Ini dinyatakan dalam teorema berikut.
SIFAT PERKALIAN TITIK
Jika 𝑎⃗, 𝑏⃗⃗ dan 𝑐⃗ adalah vektor pada tiga dimensi dan 𝑘 adalah skalar atau bilangan
real, maka
1. ⃗⃗ = |𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒂
𝒂 ⃗⃗|𝟐
2. 𝒂 ⃗⃗ = 𝒃
⃗⃗ ∙ 𝒃 ⃗⃗ ∙ 𝒂⃗⃗
3. ⃗⃗ ∙ (𝒃
𝒂 ⃗⃗ + ⃗⃗⃗)
𝒄 = 𝒂⃗⃗ ∙ ⃗𝒃⃗ + 𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒄
⃗⃗
4. (𝒌𝒂⃗⃗) ∙ ⃗𝒃⃗ = 𝒌(𝒂
⃗⃗ ∙ ⃗𝒃⃗) = ⃗𝒂⃗ ∙ (𝒌𝒃
⃗⃗)
5. 𝟎 ∙ 𝒂⃗⃗ = 𝟎
Sifat ini mudah dibuktikan dengan menggunakan Definisi. Misalnya, berikut adalah
bukti Sifat 1, 3 dan 4:
2
1. 𝑎⃗ ∙ 𝑎⃗ = 𝑎12 + 𝑎22 + 𝑎32 = |𝑎⃗|
3 . 𝑎⃗ ∙ (𝑏⃗⃗ + 𝑐⃗) = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) ∙ (𝑏1 + 𝑐1 , 𝑏2 + 𝑐2 , 𝑏3 + 𝑐3)
= 𝑎1 (𝑏1 + 𝑐1 ) + 𝑎2 ( 𝑏2 + 𝑐2 ) + 𝑎3 ( 𝑏3 + 𝑐3 )
= 𝑎1 𝑏1 + 𝑎1 𝑐1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎2 𝑐2 + 𝑎3 𝑏3 + 𝑎3 𝑐3
= (𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3 ) + (𝑎1 𝑐1 + 𝑎2 𝑐2 + 𝑎3 𝑐3)
= 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ + 𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗
Page | 6
4. Misalkan 𝑎⃗ = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) dan 𝑏⃗⃗ = (𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 ), maka
𝑘(𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗) = 𝑘(𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3 )
= 𝑘𝑎1 𝑏1 + 𝑘𝑎2 𝑏2 + 𝑘𝑎3 𝑏3
= (𝑘𝑎1 )𝑏1 + (𝑘𝑎2 )𝑏2 + (𝑘𝑎3 )𝑏3
= (𝑘𝑎⃗) ∙ 𝑏⃗⃗
Demikian pula dengan 𝑐(𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗) = 𝑎⃗ ∙ (𝑘𝑏⃗⃗)
Sudut di antara dua vektor
Misalkan 𝑢
⃗⃗ dan 𝑣⃗ adalah vektor tak-nol dalam dimensi 2 atau dimensi 3 yang
diposisikan sehingga titik awal mereka berhimpit. Kita menentukan sudut antara 𝑢
⃗⃗ dan 𝑣⃗
menjadi sudut 𝜃 yang ditentukan oleh vektor yang memenuhi kondisi 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋. θ adalah
sudut berlawanan jarum jam terkecil yang melaluinya salah satu vektor dapat diputar sampai
sejajar dengan yang lain.
Teorema berikutnya menyediakan cara untuk menghitung sudut antara dua vektor dari
komponen mereka.
TEOREMA
Jika u dan v adalah vektor tak-nol dalam dimensi 2 atau dimensi 3, dan jika 𝜃
adalah sudut di antara keduanya, maka,
⃗u⃗ ∙ v
⃗⃗
𝑐𝑜𝑠θ =
‖𝑢 ⃗⃗‖‖𝑣⃗‖
Bukti
Anggaplah bahwa vektor 𝑢
⃗⃗, 𝑣⃗, dan 𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗ diposisikan untuk membentuk tiga sisi pada
segitiga, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Ini mengikuti hukum dari kosinus
⃗⃗‖2 = ‖𝑢
‖𝑣⃗ − 𝑢 ⃗⃗‖2 + ‖𝑣⃗‖2 − 2‖𝑢
⃗⃗‖‖𝑣⃗‖𝑐𝑜𝑠𝜃
Page | 7
Dengan menggunakan sifat-sifat perkalian titik, kita dapat menulis ulang sisi kiri
persamaan ini sebagai
⃗⃗‖2 = (𝑣⃗ − 𝑢
‖𝑣⃗ − 𝑢 ⃗⃗) ∙ (𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗)
= (𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗) ∙ 𝑣⃗ − (𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗) ∙ 𝑢
⃗⃗
= 𝑣⃗ ∙ 𝑣⃗ − 𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ − 𝑣⃗ ∙ 𝑢
⃗⃗ + 𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑢
⃗⃗
= ‖𝑣⃗‖2 − 2𝑢 ⃗⃗‖2
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ + ‖𝑢
Dengan mensubstitusikan ini kembali ke persamaan awal, maka didapat
‖𝑣⃗‖2 − 2𝑢 ⃗⃗‖2 = ‖𝑢
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ + ‖𝑢 ⃗⃗‖2 + ‖𝑣⃗‖2 − 2‖𝑢
⃗⃗‖‖𝑣⃗‖ cos 𝜃
Sehingga dapat kita tulis
⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ = ‖𝑢
𝑢 ⃗⃗‖‖𝑣⃗‖ cos 𝜃
Page | 8
𝑖 𝑗 𝑘
1 3 2 3 2 1
b. 𝑣⃗ × 𝑢
⃗⃗ = |2 1 3| = | |𝑖 − | |𝑗 + | | 𝑘 = −4𝑖 − 4𝑗 + 4𝑘
3 5 2 5 2 3
2 3 5
𝑖 𝑗 𝑘
3 5 2 5 2 3
c. 𝑢
⃗⃗ × 𝑢
⃗⃗ = |2 3 5| = | |𝑖 − | |𝑗 + | | 𝑘 = 0𝑖 + 0𝑗 − 0𝑘 = 0
3 5 2 5 2 3
2 3 5
Page | 9
Contoh:
Hitung 𝑢 × 𝑣 jika 𝑢 = 3𝑖 − 2𝑗 + 𝑘 dan 𝑣 = 4𝑖 + 2𝑗 − 3𝑘.
Penyelesaian:
𝑢 × 𝑣 = (3𝑖 − 2𝑗 + 𝑘) × (4𝑖 + 2𝑗 − 3𝑘)
𝑢 × 𝑣 = 12(𝑖 × 𝑖 ) + 6(𝑖 × 𝑗) − 9(𝑖 × 𝑘) − 8(𝑗 × 𝑖) − 4(𝑗 × 𝑗) + 6(𝑗 × 𝑘 ) + 4(𝑘 ×
𝑖 ) + 2(𝑘 × 𝑗) − 3(𝑘 × 𝑘)
𝑢 × 𝑣 = 12(0) + 6(𝑘 ) − 9(−𝑗) − 8(−𝑘) − 4(0) + 6(𝑖) + 4(𝑗) + 2(−𝑖 ) − 3(0)
𝑢 × 𝑣 = 4𝑖 + 13𝑗 + 14𝑘
Interpretasi Geometri
Teorema:
Jika 𝑢 dan 𝑣 merupakan vektor-vektor pada ruang tiga, maka:
a) 𝑢 ∙ (𝑢 × 𝑣 ) = 0 , (𝑢 × 𝑣 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑢)
b) 𝑣 ∙ (𝑢 × 𝑣) = 0 , (𝑢 × 𝑣 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣)
Pembuktian:
Misalkan 𝑢 = 〈𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 〉 dan 𝑣 = 〈𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 〉 maka
𝑢 × 𝑣 = 〈𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 , 𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 , 𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 〉
maka,
𝑢 ∙ (𝑢 × 𝑣) = 𝑢1 (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) + 𝑢2 (𝑢1 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 ) + 𝑢3 (𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 ) = 0 ∎
Teorema di atas dapat di ilustrasikan seperti gambar di samping yang
menunjukkan hubungan 𝑢, 𝑣 dan 𝑢 × 𝑣 yang disebut rangkap tiga
tangan-kanan (right-handed triple). Di sini, θ adalah sudut antara 𝑢 dan
𝑣 , dan tangan kanan dikepalkan searah dengan putaran θ yang
membuat 𝑢 berimpit dengan 𝑣.
Teorema:
Misalkan 𝑢 dan 𝑣 dua vektor tak nol pada ruang tiga dan θ adalah sudut antara vektor-
vektor yang diposisikan sehingga titik awal mereka berhimpit. Maka:
a) ‖𝑢 × 𝑣‖ = ‖𝑢‖‖𝑣‖𝑠𝑖𝑛 𝜃
b) Luas 𝐴 dari jajar genjang yang memiliki 𝑢 dan 𝑣 sebagai sisi yang berdekatan
adalah: 𝐴 = ‖𝑢 × 𝑣‖
c) 𝑢 × 𝑣 = 0, jika dan hanya jika 𝑢 dan 𝑣 adalah vektor sejajar, yakni, jika dan hanya
jika mereka kelipatan skalar satu sama lain.
Page | 10
Pembuktian:
Page | 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vektor merupakan objek matematika yang memiliki besaran dan arah. Vektor
direpresentasikan dengan sebuah panah, di mana ujung panah sesuai dengan arah vektor dan
panjang panah sesuai dengan besar vektor. Vektor dapat direpresentasikan pada bidang 2
dimensi maupun ruang 3 dimensi. Vektor dapat dinotasikan sebagai 𝑢
⃗⃗ atau dibaca vektor 𝑢.
Operasi aritmatika pada vektor yaitu, penjumlahan, perkalian skalar, dan pengurangan.
Terdapat dua operasi lain, yaitu perkalian titik (dot product) dan perkalian silang (cross
product), keduanya memiliki sifat-sifat tersendiri.
Page | 12
DAFTAR PUSTAKA
Anton, H., Bivens, I., & Davis, S. (2012). Calculus Early Transcendentals. Danvers, MA: John
Willey & Sons, Inc.
Bourne, M. (2019, Juni 18). Vectors in 3-D Space. Diambil kembali dari Interactive
Mathematics: https://www.intmath.com/vectors/7-vectors-in-3d-space.php
Frank, D., & Nykamp, D. Q. (2019). Vectors in two- and three-dimensional Cartesian
coordinates. Diambil kembali dari Math Insight:
https://mathinsight.org/vectors_cartesian_coordinates_2d_3d
Stewart, J. (2012). Multivariable Calculus. Belmont, CA: Cencage Learning.
Page | 13