Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

VEKTOR
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Matematika Sekolah II
Dosen Pengampu: Ana Rahmawati, M.Pd.

Disusun Oleh:
Dini Rusdiana (2421013)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS BISNIS, BAHASA DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Vektor”.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Matematika Sekolah II yang telah memberikan tugas
kepada saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh itu keterbatasan waktu dan
kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan
dan semoga makalah ini dapat berguna bagai saya dan para pembaca.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Jombang, 17 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2

BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................................3
I. LATAR BELAKANG....................................................................................................3
II. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................3
III. TUJUAN......................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 4
A. Pengertian Vektor.........................................................................................................4
B. Resultan Vektor.........................................................................................................5-6
C. Panjang Vektor dan Vektor Satuan......................................................................... 7-13
D. Aljabar Vektor.......................................................................................................14-18
E. Perkalian Vektor dengan Bilangan Real................................................................18-19
F. Rumus Perbandingan Vektor.................................................................................19-20
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................................21
I. KESIMPULAN...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Vektor merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa SMA,
terutama bagi siswa program IPA. Vektor disajikan dalam dua mata pelajaran
yaitu fisika dan matematika, dua mata pelajaran yang biasa dianggap sebagai mata
pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai
dan arah. Secara Geometri, vektor digambarkan sebagai anak panah atau ruas garis
berarah. Ruas garis berarah dapat menggambarkan dua hal, yaitu panjangnya
menyatakan besaran vektor dan tanda panah sebagai arahnya. Untuk menyatakan
suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius
XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya.
Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal atau miring dengan
tanda panah di atasnya.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Apa pengertian Vektor ?
B. Bagaimana cara menentukan resultan vektor ?
C. Bagaimana cara menentukan panjang vektor dan vektor satuan ?
D. Apa yang dimaksud aljabar vektor?
E. Bagaimana menentukan perkalian vektor dengan bilangan real?
F. Bagaimana menentukan rumus perbandingan vektor?

III. TUJUAN
A. Mengetahui pengertian Vektor.
B. Mengetahui cara menentukan resultan vektor.
C. Mengetahui cara menentukan panjang vektor dan vektor satuan.
D. Mengetahui apa itu aljabar vektor.
E. Mengetahui cara menentukan perkalian vektor dengan bilangan real.
F. Mengetahui cara menentukan rumus perbandingan vektor.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vektor
Pada bidang fisika vektor sering dikaitkan dengan besaran yang memiliki
nilai dan memiliki arah, sedangkan besaran skalar yaitu besaran yang memiliki
nilai saja, tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar meliputi suhu, panjang,
massa, jarak, luas, volume, dan lain sebagainya.
Vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai (panjang) dan memiliki
arah. Beberapa besaran yang merupakan besarann vektor adalah perpindahan,
kecepatan, percepatan, gaya, dan medan magnet.
Sebuah vektor digambarkan oleh segmen sebagai berikut:
 Anak panah : arah vektor
 Garis : panjang vektor
Untuk menuliskan sebuah vektor ada beberapa cara, salah satunya yaitu
dengan menggunakan simbol huruf kecil dengan tanda diatasnya, atau dengan
menggunakan huruf kapital dengan tanda anak panah diatasnya. Contoh: �, �, ��,
��.
sebuah vektor terdiri dari titik pangkal, titik ujung, dan ruas garis. Titik O
dan Q merupakan titik pangkal vektor, sementara itu P dan R merupakan ujung
vektor.
Perhatikan contoh vektor pada gambar tersebut. Vektor �� menggambarkan
vektor ruas OP dengan titik pangkal O dan titik ujung P. vektor �� dan ��
merupakan contoh-contoh vektor di R2 atau vektor di ruang dimensi dua.

4
B. Resultan Vektor
Dua vektor atau lebih bisa dijumlahkan satu dengan yang lain.
Penjumlahan vektor ini dikenal dengan nama resultan vektor.
Misalkan ada dua vektor � dan �. jika � dan � dan secara matematis dirumuskan
� = �+�
Pada vektor juga diketahui adanya pengurangan vektor. Misal � = � −
� . pengurangan vektor ini pada dasarnya sama adalah resultan vektor � dan � ,
maka vektor � dapat diperoleh dari penjumlahan vektor � dengan resultan vektor
dengan lawannya.
� = � − � sama dengan � = � +( − �)
Vektor ( − � ) adalah vektor yang besarnya sama dengan � , tetapi arahnya
berlawanan sehingga dinamakan lawan vektor.

Untuk mencari resultan vektor yang bekerja pada suatu bidang , dapat
menggunakan tiga metode, yaitu: metode segitiga , metode jajargenjang, dan
metode poligon.

a. Metode Segitiga
Penjumlahan dua vektor � dan � dengan cara segitiga dapat
digambarkan seperti pada gambar 4.3. Misalnya � = � + � , maka vektor
resultan � dapat diperoleh dengan cara menggabungkan � dengan � . vektor
� dipindahkan sehingga pangkal � berimpit dengan ujung �. Penjumlahan ini
juga bisa dilakukan pemindahan vektor � dengan vektor � tetap. Cobalah
cara ini, kemudian bandingkan hasilnya, tentu akan sama saja. Kemudian
vektor � digambar dari pangkal � ke ujung �.

5
b. Metode Jajargenjang
Penjumlahan dua vektor dengan cara jajargenjang dapat digambarkan
seperti gambar 4.4. Misalnya � = � + �, maka vektor resultan � diperoleh
dengan cara memindah � sehingga pangkalnya berimpit. Dari vektor � dan � ,
digambarkan jajargenjang . kemudian dibuat diagonal dari titik pangkal kedua
vektor. Vektor � berimpit dengan diagonal tersebut.
Pemindahan juga bisa dilakukan untuk vektor � sehingga berimpit
dengan pangkal �.

c. Metode Poligon
Cara segitiga dan jajargenjang hanya dapat digunakan untuk
menentukan resultan dua vektor. Bagaimana untuk vektor yang lebih dari dua?
Kedua cara tersebut dapat digunakan, tetapi harus melalui langkah demi
langkah. Cara lain untuk menentukan resultan vektor yang lebih dari dua
adalah cara poligon. Cara poligon adalah cara menentukan resultan vektor
dari dua vektor atau lebih dengan cara menyambungkan vektor-vektor yang
ada antara pangkal vektor satu dengan ujung vektor yang lain. Resultan yang
diperoleh vektor yang pangkalnya merupakan pangkal vektor pertama dan
ujungnya merupakan ujung vektor akhir. Perhatikan gambar 4.7,
� = � + � + �.

6
C. Panjang Vektor dan Vektor Satuan
a. Dalam Bidang
1. Penulisan Vektor
Bidang berarti juga daerah berdimensi dua atau sering dituliskan R2.
letak suatu titik pada bidang dapat digambarkan salam sistem koordinat
Cartesius yang dituliskan sebagai pasangan terurut (x,y). x menyatakan
jarak titik pada arah sumbu x dan y menyatakan jarak titik pada arah
sumbu y. arah sumbu x positif digunakan i dan sedangkan arah sumbu y
positif digunakan j. Vektor-vektor i dan j dinamakan vektor basis. Besar
vektor i dan j adalah satu satuan sehingga dinamakan vektor satuan.
Posisi sebuah titik R pada bidang dapat dinyatakan sebagai
vektor posisi seperti yang terdapat pada gambar 4.13.

�� = �� + ��
�� = �� + ��
� = �� + ��
Perlu diingat, vektor posisi dapat dituliskan dengan notasi huruf kecil.
�� = �
�� = �
�� = �
Bentuk ini dinamakan bentuk vektor baris. Vektor posisi dapat dituliskan
dalam bentuk vektor kolom.

�= �

Dari penjelasan di atas dapat diperoleh bentuk umum, yaitu setiap


titik R (x,y) akan memiliki vektor posisi � yang dapat dituliskan dalam
bentuk berikut.
Vektor Basis � = �� + ��

7

Vektor Kolom �= �

Untuk vektor-vektor yang titik tangkapnya tidak di titik asal O juga


dapat disajikan dalam vektor basis i dan j atau vektor kolom. Penurunan
penulisannya dapat diperhatikan sebagai berikut.
Misalkan titik A ( A, y A ) dan titik B(x B, y B ) . vektor �� dapat digambarkan
seperti gambar 4.14. Vektor �� dapat ditentukan dengan menggunakan
aturan resultan vektor, yaitu sebagai berikut.
�� + �� = ��
�� = �� − ��
�� dan �� adalah vektor posisi � = (A)

a. Panjang Vektor dalam Bidang


Sesuai definisinya, vektor merupakan besaran yang memiliki
besar dan arah. Misalnya titik � memiliki koordinat (�, �), maka vektor
posisinya adalah

�� = � . besar vektor �� dinotasikan sebagai nilai mutlak �� dan

nilai �� dapat ditentukan dengan bantuan gambar 4.15.

8
�� menyatakan jarak titik O ke R (OR) sehingga memenuhi:
OR2 = OA2 + OB2
OR2 = x2 + y2
OR = �2 + �2

Berarti panjang �� dapat dihitung dengan cara berikut.


�� = OR = �2 + �2

Dari penurunan di atas dapat diperoleh bahwa panjang vektor � = � atau

� = x� + y� ditentukan dengan rumus berikut.


� = �2 + �2

b. Vektor Satuan
Vektor satuan merupakan vektor yang besarnya adalah satu satuan.
Vektor satuan � adalah vektor yang arahnya sama dengan � dengan
panjang vektor satuan.
Vektor dinotasikan e^, dibaca e^ topi. Dari penjelasan di atas,

vektor satuan dari vektor � = � di definisikan sebagai hasil bagi

vektor � dengan panjang vektor � dan dirumuskan seperti berikut.



e= �

c. Aplikasi
Dalam bidang gerak , vektor-vektor yang dibentuk dari dua titik
dapat menyatakan perpindahan suatu benda. Jika benda bergerak dari titik
A ke titik B , maka benda telah mengalami perpindahan dengan besar
arah yang memenuhi persamaan berikut.

� = �� = � − �
Dengan � = perpindahan
� = menyatakan besar perpindahan atau jarak
Dari perpindahan ini dapat diturunkan besaran lain, yaitu
kecepatan dan percepatan. Besaran-besaran ini termasuk besaran vektor

9
yang berarti dipengaruhi oleh nilai maupun arahnya. Perhatikan contoh
berikut ini!
Contoh:
Citra berpindah dari posisi awalnya �(3, − 5) dari acuan tertentu ke
posisi akhir �(8,7) . jika suatu satuan mewakili jarak 1 meter, maka
tentukan perpindahan dan jarak yang ditempuh oleh Citra!
Pembahasan:
Posisi awal �(3, − 5)
Posisi akhir �(8,7)
3
�=
−5
8
�=
7
Perpindahan Citra memenuhi:
� = ��
= �−�
8 3
= −
7 −5
5
=
12
Atau � = 5� + 2�
Dan jarak dua titik yang telah ditempuh adalah � sebesar
� = 52 + 122 = 13 meter
Jadi, jarak yang ditempuh Citra adalah 13 meter.

b. Dalam Ruang
a. Penulisan Vektor
Ruang menggambarkan keadaan berdimensi tiga atau ditulisakan
R3. dalam sistem koordinat Cartesius menggambarkan adanya sumbu x,
sumbu y, dan sumbu z. ketiga sumbu ini saling tegak lurus dengan arah
seperti pada gambar 4.16, sumbu z tegak lurus bidang xy dengan arah
sesuai kaidah tangan kanan yaitu putaran x ke y adalah arah putaran empat
jari dan ibu jari sebagai arah z.
Titik R berada dalam ruang memiliki koordinat R(x,y,z). Letak titik R
ini dapat digambarkan seperti pada gambar 4.17. sama dengan letak titik

10
pada bidang, letak titik R pada ruang juga dapat disajikan sebagai vektor
posisi � . perhatikan gambar 4.17, vektor �� dapat dianggap sebagai
resultan beberapa vektor, misalnya sebagai berikut.
�� = �� + �� + ��
�� = �� + �� + ��
� = �� + �� + ��
Bentuk persamaan ini sesuai dengan vektor pada bidang persamaan
4.2 sehingga secara umum letak titik pada ruang dapat ditentukan sebagai
berikut.
Jik koordinat R(x,y,z), maka vektor posisi � memenuhi

vektor basis : � = �� + �� + ��

vektor kolom :� = �

Untuk vektor pada ruang yang tidak berpangkal dititik pusat
koordinat dapat berlaku hubungan sesuai persamaan 4.3. bahwa pada setia
vektor dari titik A ke titik B secara umum berlaku �� = � − �.

Contoh:
Diketahui titik-titik A = (4,2, − 1) dan B = (2, − 1,2) vektor posisi � , �
dan � = �� dapat ditentukan dalam vektor basis dan vektor kolom sebagai
berikut.
Pembahasan:
Koordinat A = (4,2, − 1)
Vektor basis � = 4 � +2 � − �
4
Vektor kolom � = 2
−1

11
Koordinat B = (2, − 1,2)
Vektor basis � =2 � − � + 2�
2
Vektor kolom � = −1
2
Untuk vektor � akan memenuhi, persamaan berikut.
Vektor basis � = − 2 � −3 � +3 �
Vektor kolom � = �− �
−2 4
= −1 − 2
2 −1
−2
= −3
3

b. Panjang Vektor dalam Ruang


Sesuai persamaan 4.8, bahwa vektor posisi dalam ruang akan
memenuhi � = �� + �� + �� . besar atau panjang vektor � dapat
diturunkan dengan menggunakan hubungan pyhagoras. Perhatikan
gambar 4.18,

vektor posisi � dapat digambarkan sebagai koordinat titik R.


panjang vektor � yang dinotasikan � dapat ditentukan dari panjang
OD dan DR = z. tahukah kalian besar OD,OD adalah hasil pythagoras
OA = x dengan AD= y. sehingga berlaku rumus berikut:
��2 = ��2 + ��2
= �2 + �2
Dan panjang OR memenuhi persamaan berikut:
��2 = ��2 + ��2
2
� = �2 + �2 + �2
� = �2 + �2 + �2

12
Dari penurunan diatas dapat diperoleh bentuk umum untuk panjang vektor

ruang. Jika diketahui vektor � = �� + �� + �� atau � = � , maka panjang

vektornya sebesar � = �2 + �2 + �2 .

c. Vektor Satuan dalam Ruang


Vektor satuan pada bidang maupun ruang memiliki definisi yang
sama. Berarti untuk menentukan vektor satuan dalam ruang juga bisa
menggunakan persamaan pada 4.6.

D. Aljabar Vektor
a. Penjumlahan dan pengurangan vektor
1. Penjumlahan vektor
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penjumlahan vektor
disebut juga dengan resultan vektor. Disni kita akan membahas
penjumlahan vektor yang disajikan dalam vektor basis dan vektor kolom.
Sebagai contoh vektor � adalah jumlah dari vektor � dan � . sehingga
�� ��
dapat dituliskan � = � + � . jika � = � dan � = � , maka � dapat
� �

ditentukan dengan bantuan gambar 4.19.


Vektor � dan � dapat digambar 4.19 (a). sedangkan vektor � dapat
ditentukan dengan cara segitiga seperti pada gambar 4.19 (b).

dari gambar tersebut dapat menentukan � , dan koordinat titik C adalah ��


= �� + �� dan �� = �� + �� berarti vektor � sebagai berikut.
� +�
� = �� + ��
� �

Nilai vektor � ini dapat memberikan bukti bahwa:


�= �+�
�� ��
= � + �
� �
� +�
= �� + ��
� �

Dari penjelasan di atas dapat diperoleh bahwa penjumlahan dua vektor

13
��
� = �� � + �� � atau � = �

��
� = �� � + �� � atau � = �

Berlaku persamaan berikut.


�= �+�
� +�
� = �� + ��
� �

Atau � = (�� + �� ) � + (�� + �� ) �

Jika vektor disajikan dalam ruang maka,


�� ��
� = �� dan � = ��
�� ��

�= �+�
�� + ��
� = �� + ��
�� + ��

2. Pengurangan vektor
Pengurangan vektor dapat diperoleh dari penjumlahan dengan lawan
vektornya.
�= �−�
Berarti sama dengan persamaan berikut.
� = � +( − �)
Dengan mengunakan pengertian ini, dari persamaan 4.10 dan
persamaan 4.11 dapat diperoleh rumus pengurangan vektor dalam ruang
seperti persamaan berikut.

14
�= �−�
�� − ��
� = �� − ��
�� − ��

Contoh:
3 −2 4
Diketahui vektor � = 4 , � = 0 , � = 5 tentukan vektor-vektor � , � ,
−1 3 −2
dan � jika:
1. � = � + �
2. � = � − �
3. � = � + � − �
Penyelesaian:

1. �= �+�
3 −2
�= 4 + 0
−1 3
3 + ( − 2)
= 4 + 0
( − 1) + 3
1
= 4
2
2. � = �−�
−2 4
�= 0 − 5
3 −2
−2 − 4
= 0 −5
3 − ( − 2)
−6
= −5
5
3. � = �+�−�
3 −2 4
�= 4 + 0 − 5
−1 3 −2

15
3 + ( − 2) − 4
= 4 + 0 −5
( − 1) + 3 − ( − 2)
−3
= −1
4

3.Sifat penjumlahan dan pengurangan vektor


Masih ingatkah kalian, bahwa setiap operasi aljabar selalu
memenuhhi sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat itu biasanya berkaitan dengan
sifat komutatif, assosiatif, unsur identitas dan invers.

a. Sifat Komutatif
Penjumlahan dua vektor � dan � dapat digunakan segitiga
seperti pada gambar 4.20. pada gambar 4.20 (b) memperlihatkan bahwa
� = � + � dan � = � + � . maka diperoleh � = � . dua penjumlahan
ini dapat memberikan bukti bahwa penjumlahan vektor bersifat
komutatif, yaitu sebagai berikut.
�+�=�+�

b. Sifat Assosiatif
Penjumlahan tiga vektor dapat memiliki sifat seperti pada
gambar 4.21. vektor � , � dan � dapat dijumlahkan dalam dua tahap
dengan cara poligon. Pada gambar 4.21 (b) tiga vektor itu dapat
memenuhi penjumlahan berikut.
�= �+�
� = ( � + �) + �
Sedangkan pada gambar 4.21 (c) penjumlahan memenuhi persamaan
berikut.
�= �+�

16
� = � ( � + �)
Jika diperhatikan, maka hasil resultan � itu sama, berarti pada
penjumlahan vektor berlaku sifat assosiatif
( � + �) + � = � ( � + �)

c. Identitas 0 dan invers


Identitas penjumlahan vektor adalah 0
�+0= �
�+0= �

Identitas penjumlahan vektor dapat diperoleh vektor invers sebagai


berikut.
�+�= 0
�=− �
Pada persamaan ini dapat dijelaskan bahwa jika � invers � , maka �
= − �. dari penjelasan di atas dapat diperoleh sifat penjumlahan vektor
berikut.
a. Identitas penjumlahan 0
b. � invers �, berarti � = − �.

E. Perkalian vektor dengan bilangan real


Bilangan vektor dengan bilangan real
dapat dianggap sebagai

penjumlahan vektor yang sama. Misalnya vektor � = � . perkalian vektor �

dengan bilangan real dapat dilihat seperti di bawah ini.

17
� = 2� = � + �
� � 2�
= � + � = 2�
� � 2�
Dari contoh di atas dapat diperoleh hubungan perkalian vektor dengan bilangan
real sebagai berikut.
� ��
Jika � = � , maka � =k � ��
� ��

a. Hubungan vektor-vektor
Antara dua vektor dapat memiliki suatu hubungan tertentu. Hubungan
vektor-vektor ini dapat diperhatikan sebagai berikut.
b. Kesamaan vektor
Perhatikan bahwa vektor � dan � memiliki panjang dan arah yang sama.
Dua vektor ini dinamakan vektor yang sama.
�=�
�� ��
Jadi kedua vektor ini berbentuk vektor kolom � = � dan � �
� �

�=�
Berarti �� = ��
�� = �� ]
Perhatikan gambar 4.22 (b) vektor � memiliki panjang yang sama
dengan � , tetapi arahnya berlawanan. Vektor seperti ini disebut lawan vektor
atau invers.
� =− �

c. Vektor-vektor segaris
Dua buah vektor dikatakan segaris atau kolinear apabila memiliki arah
sejajar (sama atau kebalikan), tetapi panjangnya tidak sama. Jika vektor �
segaris dengan vektor � , maka vektor � dapat diperoleh dari perkalian vektor �
dengan bilangan real seperti pada gambar 4.23 (a) sehingga diperoleh � = m�

18
d. Vektor-vektor sebidang
Vektor sebidang disebut juga koplanar. Jika vektor � sebidang
dnegan vektor � dan � , maka vektor � dapat dianggap sebagai resultan dari
beberapa vektor � dengan beberapa vektor � . perhatikan gambar 4.23 (b) maka
persamaan ini berlaku:
� = m� + n� dengan � = � dan � bukan vektor nol.

F. Rumus Perbandingan
Sebuah titik P terletak di antara titik A dan titik B, berarti ketiga titik
tersebut segaris. Jika koordinat titik A, koordinat titik B, dan perbandingan jarak
titik P ke A dan B diketahui, maka koordinat titik P dapat ditentukan. Dapkah
kalian menentukan rumus untuk menentukan koordinat P tersebut? Perhatikan
letak titik P pada gambar 4.24.
Titik P terletak di antara A dan B sedemikian sehingga AP : PB = m : n.
sedangkan koordinat titik A(XA,YA,ZA) dan titik B (XB,YB,ZB). koordinat titik P
dapat ditentukan dengan penurunan vektor sebagai berikut.
�� : �� =m:n
n�� = m��
n(� − �) = m(� − �)
(n + m) � = n� + m�
n� + m�
� = n+m

Dari penurunan di atas dapat diperoleh hubungan khusus bahwa setiap titik P
yang terletak pada garis AB dengan AP : PB = m : n dapat diperoleh vektor
posisi �.

19
n� + m�
� = n+m

Dengan
� = vektor posisi titik A
� = vektor posisi titik B
� = vektor posisi titik P

20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Pengegrtian Vektor
Vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai (panjang) dan memiliki
arah. Beberapa besaran yang merupakan besarann vektor adalah perpindahan,
kecepatan, percepatan, gaya, dan medan magnet.

Resultan Vektor
Ada 3 metode yang digunakan dalam menentukan resultan vektor yaitu
segitiga, jajargenjang, dan poligon.

Panjang vektor dan vektor satuan


Dalam Bidang
- Penulisan Vektor
letak suatu titik pada bidang dapat digambarkan salam sistem
koordinat Cartesius yang dituliskan sebagai pasangan terurut (x,y). x
menyatakan jarak titik pada arah sumbu x dan y menyatakan jarak titik pada
arah sumbu y. arah sumbu x positif digunakan i dan sedangkan arah sumbu y
positif digunakan j.
-Panjang vektor dalam bidang
Berarti panjang �� dapat dihitung dengan cara berikut.
�� = OR = �2 + �2
- Vektor satuan
vektor � dengan panjang vektor � dan dirumuskan seperti
berikut.

e= �

Dalam Ruang
- Penulisan vektor
dalam sistem koordinat Cartesius menggambarkan adanya sumbu x,
sumbu y, dan sumbu z. ketiga sumbu ini saling tegak lurus dengan arah
seperti pada gambar 4.16, sumbu z tegak lurus bidang xy dengan arah

21
sesuai kaidah tangan kanan yaitu putaran x ke y adalah arah putaran empat
jari dan ibu jari sebagai arah z.

- Panjang vektor dalam ruang


Dari penurunan di atas dapat diperoleh bahwa panjang vektor � =

� atau � = x� + y� ditentukan dengan rumus berikut.
� = �2 + �2

- Vektor satuan
Vektor satuan pada bidang maupun ruang memiliki definisi yang
sama. Berarti untuk menentukan vektor satuan dalam ruang juga bisa
menggunakan persamaan pada 4.6.

Aljabar Vektor

Jika vektor disajikan dalam ruang maka,


�� ��

� = � dan � = � �
�� ��

�= �+�
�� + ��
� = �� + ��
�� + ��

Rumus Perbandingan
n� + m�
� = n+m

Dengan
� = vektor posisi titik A
� = vektor posisi titik B
� = vektor posisi titik P

22
DAFTAR PUSTAKA

Seran, Goris.Matematika Mipa kelas 10.(2007). grasindo, jakarta.


Jumadi.Matematika Kelas 12.(2021).Gramedia wisiasarana indonesia.Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai