Di Susun oleh :
Devi Susanti
Ratna juwita
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang membahas tentang vektor ini dapat terselesaikan.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Terutama di sebabkan oleh kekurangan ilmu pengetahuan. Nnamun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat di selesaikan walaupun masih terdapat
banyak kekurangannya.
Tak lupa pula kami ucapkan, banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang senantiasa
membantu dan mendukung kami dalam pembentukan makalah ini. kami menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Jika ada jarum yang patah jangan di simpan dsatuanm laci. Jika ada kata yang salah jangan
disimpan di dalam hati. Semoga Allah SWT, meridhoi segala usaha kami ini dan mendapat
perlindungan di sisi-Nya sehingga dapat memberi manfaat bagi kita semua sebagaimana yang di
harapkan. Amin Ya Robbal Alamiin.
Wassalamualaikum.W
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu vektor. Dalam
fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah. Sedangkan dalam
matematika, vektor adalah anggota dari ruang vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan
dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan
arah vektor.
Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-masing. Baik fungsi
matematisnya, penerapannya dalam kehidupan maupun kaitannya dengan ilmu agama. Tidak
terkecuali dengan vektor. Secara matematis, kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebuah fungsi
vektor A (x,y,z) mendefinisikan suatu medan vektor karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap
titik di suatu daerah. Sementara dari segi kehidupan manusianya, vektor berfungsi misalnya dalam
hal teknologi GPS. Sedangkan dari segi agamis, vektor dapat memperlihatkan betapa mulianya Allah
SWT. yang telah menciptakan alam semesta beserta manusia dengan sempurnanya.
Kadang kala, muncul sebuah pertanyaan dari kalangan peserta didik, dimana mereka
menanyakan apa tujuannya, atau apa pentingnya kita mempelajari perihal bidang pembelajaran
seperti ini? Vektor, Fungsi vektor, turunan fungsi vektor, bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita
tidak akan ditanyai orang-orang tentang apa itu vektor? Atau mereka tidak akan bertanya, berapa
hasil dari turunan vektor berikut ini. terdengar lucu memang, namun akan lebih baik jika kita bisa
menjelaskan sedikit bagaimana aplikasi dari vektor ini dalam kehidupan manusia. Sehingga
mempelajarinya bukanlah sebuah kesia-siaan. Maka dari itu, akhirnya penulis memutuskan untuk
membahas tentang Fungsi Vektor ditilik dari segi matematikanya, dalam penerapan sehari hari dan
agamanya.
Karya ilmiah ini terdiri atas 3 Bab. Bab pertama yaitu pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penuisan dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi pembahasan,
dimana pada bab ini, kami menjelaskan apa-apa saja terkait dalam rumusan masalah yang telah dirancang
sebelumnya. Dan pada bab terakhir, kami menjelaskan perihal kesimpulan dari seluruh pembahasan
disertai dengan saran
BAB II
PEMBAHASAN
Penggambaran vektor:
Untuk menyatakan suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY
dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang ruas garis mewakili besar
(panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor. Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan
huruf yang digaris bawah.
Macam-macam vektor:
Vektor Satuan : Vektor yang memiliki arah, meskipun hanya bernilai satu.
Operasi Vektor di R2 :
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya dapat disebut resultan. Penjumlahan vektor secara
aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang juga seletak. Jika maka Penjumlahan
secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini :
Dalam pengurangan vektor ini, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu sebagai berikut ini :
Penjumlahan vektor
a + b = (a1+b1, a2+b)
contoh: vektor p=(3,6) dan q= (-7, 3). Maka carilah vektor p + q , | p + q | dan vektor satuannya p + q!
Jawab:
p + q = (3 + (-7), 6 + 3) = (-4, 9)
Titik P membagi ruas garis AB dengan perbandingan m dan n. Kondisi ini terjadi saat titik P berada di antar
titik A dan B. Cara menentukan koordinat P pada perbandingan vektor pada ruas garis dengan titik P
berada di dalam dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut.
Berikutnya adalah pembagian vektor pada ruas garis untuk titik P berada di luar ruas garis.
Perbandingan Vektor di Luar pada Ruas Garis untuk kasus titik pembagi P berada di luar ruas garis dibedakan menjadi
dua kondisi. Pertama adalah titik P yang membagi vektor pada ruas garis berada sebelum ruas garis. Kedua adalah titik P
yang membagi vektor pada ruas garis berada setelah ruas garis. Perbedaan kondisi ini didasarkan pada besar nilai
pembanding pertama dan kedua.
Untuk lebih detailnya, akan diuraikan lebih lanjut pada uraian materi di bawah.
Kondisi pertama, terjadi saat titik P membagi ruas garis AB di luar dengan letak titik P berada sebelum ruas garis AB.
Dengan kata lain, letak titik P berada sebelum titik A. Kondisi ini terjadi saat nilai pembanding pertama (m) lebih kecil
dari pembanding ke dua (n). Sehingga memenuhi m < n. Berikut ini adalah persamaan yang dapat digunakan untuk
menentukan letak koordinat titik P.
Kondisi kedua adalah sebuah titik P membagi ruas garis AB di luar dengan P terletak setelah ruas garis AB. Keadaan
ini terjadi saat nilai pembagi pertama (m) lebih besar dari pembagi kedua (n). Atau kondisinya memenuhi m > n. Untuk
menentukan koordinat P dapat menggunakan persamaan di bawah.
b = besar vektor b
Jika a dan b vektor-vektor tak nol dan α sudut di antara vektor a dan b, maka rumus
perkalian skalar vektor a dan b adalah :
Jika a = (a1, a2, .... , an) dan b = (b1, b2, ... , bn) adalah sebarang vektor pada Rn, maka rumus
hasil kali atau perkalian skalarnya adalah :
Proyeksi skalar ortogonal biasa disebut juga dengan proyeksi panjang vektor ortogonal. Dalam kata lainnya, objek
proyeksi adalah panjang vektor. Rumus untuk menghitung panjang proyeksi skalar vektor ortogonal adalah sebagai
berikut.
Objek pada proyeksi skalar vektor ortogonal adalah panjang proyeksi vektor. Sedangkan pada proyeksi vektor ortogonal
yang menjadi objek utamanya adalah vektornya. Vektor hasil proyeksi dapat ditentukan melalui rumus berikut.
Proyeksi vektor ortogonal \vec{a} pada \vec{b}.
c = ((a . b)/|c|2)b
Perkalian silang vektor A dan B atau dituliskan A × B didefinisikan sebagai perkalian vektor A dengan
komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. Berdasarkan gambar di atas, komponen vektor yang tegak
lurus dengan vektor A yaitu B sin α. Dari definisi ini, hasil perkalian silang A dan B sanggup dituliskan
dengan persamaan berikut.
A×B=C
|A × B| = |A||B| sin α
Hasil dari perkalian titik yaitu sebuah skalar, sedangkan hasil dari perkalian silang yaitu sebuah vektor lain
(misal C) yang mempunyai arah tegak lurus pada bidang yang dibuat oleh A dan B. Arah vektor C yaitu
sesuai dengan hukum atau kaidah asisten di mana ujung vektor A menuju ujung vektor B searah dengan
lipatan keempat jari dikala arah jempol mengatakan arah A × B. Perhatikan gambar di bawah ini. Pada
perkalian silang vektor, tidak berlaku sifat komutatif sehingga A × B ≠ B × A. Akan tetapi, berlaku sifat anti-
komutatif, yaitu A × B = −B × A. Untuk memilih nilai resultan vektor dan persamaan perkalian vektor,
sanggup dipakai sifat-sifat perkalian silang sesama satuan, antara lain:
■ Perkalian silang antara dua vektor satuan yang sama besar dan searah bernilai nol.
■ Perkalian antara dua vektor satuan yang berbeda akan bernilai positif kalau searah jarum jam,
sebaliknya akan bernilai negatif kalau arahnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Agar lebih gampang memahami sifat tersebut, perhatikan siklus perkalian silang berikut ini.
Kalian sanggup memakai sifat perkalian silang untuk memilih besar perkalian silang sesama vektor satuan
melalui sudut 0 ≤ θ ≤ 180o.
Dari sifat-sifat perkalian silang vektor satuan di atas, kita sanggup memilih besar dan arah vektor dari hasil
perkalian silang A dan B. Jika vektor A dinyatakan dengan persamaan A = Axi + Ayj + Azk dan vektor B yang
dinyatakan dengan persamaan B = Bxi + Byj + Bzk, maka hasil A × B sanggup dicari sebagai berikut.
A×B
=
(Axi + Ayj + Azk) × (Bxi + ByjAxBzAxBzAxBzAxB
Axi × Bxi + Axi × Byj + Axi × Bzk + Ayj × Bxi + Ayj × Byj + Ayj × Bzk + Azk × Bxi + Azk × Byj + Azk × Bzk
A×B
=
0 + Axi × Byj + Axi × Bzk + Ayj × Bxi + 0 + Ayj × Bzk + Azk × Bxi + Azk × Byj + 0
A × BA × B=AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k
= Axi × Byj + Axi × Bzk + Ayj × Bxi + Ayj × Bzk + Azk × Bxi + Azk × Byj
=
dengan memakai siklus perkalian silang maka
(AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k
A×B
A×B= C
|A × B| = AB sin a
A×B
A×B
Perkalian silang atau cross product dua buah vektor, misalkan antara vektor A dan vektor B yang dituliskan
sebagai A × B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus
vektor A. Pada gambar di atas, komponen vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi
tersebut, secara matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ � ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B
Di persamaan perkalian silang di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian silang dua buah vektor
adalah sebuah vektor baru yang arahnya tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh dua vektor tersebut.
Simbol dari perkalian silang adalah “×” (baca: cross). Karena hasil perkalian silang adalah vektor maka
perkalian silang atau cross product disebut juga dengan perkalian vektor atau vector product. Untuk
menentukan arah vektor hasil perkalian silang dapat digunakan aturan tangannan sebagai berikut.
Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, arah vektor C hasil perkalian A terhadap B atau dapat kita
tulis C = A × B adalah tegak lurus ke atas tidak menembus bidang yang dibentuk vektor A dan B. Perkalian
vektor A × B ditunjukkan pada arah lipatan empat jari yaitu dari A ke B. Sedangkan ibu jari menunjukkan
arah vektor C hasil perkalian antara vektor A terhadap vektor B. Konsep yang sama juga berlaku pada
perkalian vektor B terhadap A.
Arah vektor C hasil perkalian B terhadap A atau kita tulis sebagai C = B× A adalah tegak lurus ke bawah
menembus bidang yang dibentuk vektor A dan B. Perkalian vektor B × A ditunjukkan pada arah lipatan
empat jari dari gengaman tangan kanan yang dibalik ke bawah yang menunjukkan arah dari B ke A. Dan ibu
jari menunjukkan arah vektor C hasil perkalian antara vektor B terhadap A.
Di dalam perkalian silang (cross product) antara dua vektor ada beberapa point penting yang perlu kalian
ingat. Point-point penting tersebut adalah sebagai berikut.
AxB≠BxA
2
Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
AxB=-B xA
3
Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (� = 90o) maka
|A x B| = AB → sin 90o = 1
4
Jika kedua vektor A dan B searah (� = 0o) maka
|A x B| = 0 → sin 0o = 0
5
Jika kedua vektor A dan B berlawanan arah (� = 180o) maka
|A x B| = 0 → sin 180o = 0
UJI KOMPETENSI
1. Ada dua buah vektor dengan kecepatan P dan Q nya masing – masing memiliki besar 40 m/s dan 20 m/s dan membentuk sebuah
sudut 60°, contoh nya bisa kalian lihat di bawah ini :
Menentukan selisih dari dua buah vektor yang diketahui sudutnya ialah seperti ini :
Sehingga menghasilkan :
= √1200 = 20 √3 m/s
Jawaban nya :
Di ketahui :
A = 4 satuan
Sudut = 30o
Di tanya : Ax dan Ay ?
Di jawab :
(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b − c
(iii) d = a − b + c
Pembahasan
(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b − c
(iii) d = a − b + c
Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan kedua vektor!
Pembahasan
Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°). dan R adalah besar resultan kedua vektor.
Sehingga:
Bab .III. Penutup
III.1 Kesimpulan
Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan suatu vektor dapat dilakukan pada
bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah
satu ujungnya. Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor.
Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris bawahi.
Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A dinamakan suatu fungsi u yang
dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi ditulis A(u) = A1(u)i + A2(u)j + A3(u)k . Contoh fungsi vektor,
misalnya persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam suatu ruang (R3)
dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut disebut medan vektor. Contoh medan vektor, misalnya
aliran fluida (gas, panas, air dan sebagainya) dalam suatu ruangan.
Fungsi vektor dalam dalam duniawi, berkaitan dengan masalah transportasi, navigasi, komputerisasi, dsb.
Sedangkan dalam urusan keagamaan, vektor berperan untuk menunjukkan kemuliaan Allah SWT. serta
menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi.
III.2 Saran
Pembahasan tentang fungsi vektor ini bukan pembahasan singkat yang akan selesai dalam sekali duduk.
Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan disini. Untuk itu, diharapkan kita mau mencari sumber-sumber
lain diluar sana untuk menambah pengetahuan kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya yang belum
terjelaskan dalam karya ilmiah ini.