“VEKTOR”
(Pertemuan Ke – 1)
Disusun oleh :
Kelas 2IC05 Kelompok 2
1. Abdul Hamid Fadillah (20418026)
2. Ardiansyah Yudha Pratama (21418017)
3. Rifan Aldhiansyah (26418131)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
saya ucapkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini saya susun untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran matimatika
dengan judul makalah “Aljabar Vektor”. Sistematika makalah ini dimulai dari
pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam
bab tersebut yang dirangkai dengan peta konsep. Selanjutnya, pembaca akan masuk
pada inti pembahasan dan diakhiri dengan penutup berupa kesimpulan dan saran.
Saya juga berterima kasih atas dukungan dosen dan teman-teman, sehingga
makalah ini dapat saya buat berdasarkan pembelajaran yang sudah saya lewati.
Semoga makalah ini dapat disimpan dengan baik, agar dapat terus dipelajari, dan
dapat memberikan wawasan baru bagi yang membacanya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran atau penilaian tentang makalah ini.
Terima Kasih
A. Latar Belakang
Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sangatlah pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil
dibuatuntuk memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan yang
diraih manusia, tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari keberadaan suatu
ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika
mampu menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat
diformulasikan secara tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan
menggunakan hubungan matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya.
Salah satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik
semacam elektron. Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan dimanfaatkan pada
ilmu kimia. Bahkan topik mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah
melahirkan bidang baru yang dinamakan kimia kuantum (quantum chemistry).
Selain itu, ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan
dalam melahirkan bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah biofisika
(fisika pada ilmu biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika medis (fisika pada
ilmu kedokteran), dan yang lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa mungkin
memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan lainnya di
alam semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang telah
ditemukan untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada penemuan
tentang keteraturan lensa, maka tidak mungkin di temukan planet-planet, tanpa
ditemukannya planet-planet, tidak mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa
ditemukan Hukum Kepler, maka tidak mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di
tata surya, dan hal-hal ini masih terus berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan
akan menjadi dasar untuk menemukan keteraturan-keteraturan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari vektor, operasi aljabar vektor ruang, vektor cross?
2. Bagaimanakah cara melakukan pengoperasian vektor dalam Rn?
3. Bagaimanakah cara melakukan pengoperasian aljabar vektor di R3?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang pengertian vektor, operasi aljabar vektor
ruang, vektor cross product serta penyajian vektor.
2. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan vektor.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengetahui apa yang dimaksud dengan vektor
dalam Rn.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menguasai aljabar vektor di R3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Vector
Apabila vektor diawali dari titik A dan berakhir pada titik B, maka bisa ditulis
dengan sebuah huruf kecil yang di atasnya terdapat sebuat tanda garis atau tanda
panah atau bisa juga dengan cara seperti pada gambar di bawah ini :
Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah vektor
baru yang dapat menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan (dikurangkan) Untuk
penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode, yaitu:
2.3 Definisi dan Rumus Perkalian Silang Dua Vektor
Pada dasarnya, perkalian vektor itu dibedakan menjadi dua, yaitu perkalian
antara vektor dengan skalar dan perkalian antara vektor dengan vektor. Lalu perkalian
antara vektor dengan vektor dibedakan menjadi dua jenis yaitu perkalian titik (dot
product) atau sering disebut dengan perkalian skalar dan perkalian silang (cross
product). Perkalian silang inilah yang sejatinya disebut sebagai perkalian vektor.
Mengapa demikian? Untuk mengetahui jawabannya simak baik-baik penjelasan
berikut ini.
Perkalian silang atau cross product dua buah vektor, misalkan antara
vektor A dan vektor B yang dituliskan sebagai A × B didefinisikan sebagai perkalian
antara vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. Pada gambar
di atas, komponen vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi
tersebut, secara matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan
dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:
A×B = C
|A × B| = AB sin α
Keterangan:
Di dalam perkalian silang (cross product) antara dua vektor ada beberapa
point penting yang perlu kalian ingat. Point-point penting tersebut adalah sebagai
berikut.
AxB≠BxA
AxB=-B xA
|A x B| = AB → sin 90o = 1
|A x B| = 0 → sin 0o = 0
|A x B| = 0 → sin 180o = 0
Terdapat dua konsep perkalian silang pada vektor satuan yang perlu kalian pahami.
Konsep pertama adalah perkalian silang antara vektor satuan yang sejenis
(ex. i × i), dimana hasil perkalian silang untuk vektor-vektor yang sejenis, hasilnya
adalah nol. Perhatikan perhitungannya berikut ini.
i × i = 1.1 sin 0o = 0
j × j = 1.1 sin 0o = 0
k × k = 1.1 sin 0o = 0
Dan konsep yang kedua adalah perkalian silang antara vektor satuan yang tidak
sejenis (ex. i × j), dimana hasil dapat ditentukan dengan menggunakan siklus
perkalian silang vektor satuan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Dengan menggunakan konsep perkalian silang antara vektor satuan sejenis dan juga
siklus perkalian silang di atas, kita dapat menentukan hasil perkalian silang dua
vektor satuan dengan sangat mudah. Misalkan terdapat dua vektor berikut ini.
Dengan menggunakan metode determinan tersebut, maka hasil perkalian silang antara
vektor A dan vektor B di atas adalah sebagai berikut.
Bagaimana? Lebih simple dan mudah dengan metode determinan bukan? Cara ini
merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam menghitung perkalian silang
dua vektor satuan.
Sifat-Sifat Perkalian Silang Vektor
Jika A, B dan C adalah sembarang vektor dan k ∈ R adalah skalar, maka sifat
perkalian silang antara vektor vektor tersebut adalah sebagai berikut.
A×B≠B×A
A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)
Untuk lebih memahami penerapan rumus perkalian silang dua buah vektor, silahkan
kalian pahami beberapa contoh soal perkalian silang dua buah vektor beserta
pembahasannya berikut ini.
Contoh Soal #1
Vektor A = 10 N dan vektor B = 20 cm, satu titik tangkap dan saling mengapit sudut
30° satu dengan lain. Tentukan hasil perkalian silang vektor A dan B.
Penyelesaian:
A × B = AB sin α
A × B = 10 N. 20 cm . sin 30°
A × B = 10 N. 20 cm . ½
A × B = 100 Nm
Definisi Vektor di Rn
Contoh :
Jika kita perhatikan seksama, sering muncul istilah ruang-n euclides, lalu apa sih
ruang-n euclides itu ? Secara geometri, ruang euclides adalah ruang 2 atau 3 dimensi
dimana aksioma-aksioma geometri euclid berlaku dengan baik, yang kemudian
digeneralisasi ke dalam ruang berdimensi n. Sedangkan secara analitis, himpunan
semua n-tupel bilangan real dinamakan ruang-n dan dinyatakan .
Vektor yang tertera di dalam ruang tiga dimensi (x, y, z) di mana jarak antara dua
titik vektor dalam R3 bisa kalian ketahui dengan pengembangan rumus phytagoras.
Apabila titik dari A(x2. y2. z2) serta B(x2. y2. z2) adalah:
Vektor juga bisa disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis seperti
atau dan atau
berikut selengkapnya:
Operasi Vektor di R3
Apabila
Selain rumus pada R3, terdapat rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor.
Apabila dan maka adalah:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan
masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa
dan negara.