Anda di halaman 1dari 15

MODUL 4

PESAWAT ATWOOD

Nama Praktikan/NIM : M Zaki Ramdhan/102222050


Anggota Kelompok/NIM : 09/102222048 – 102222053
Kelas : ME-1
Tanggal Praktikum : 27 Desember 2022
Tanggal Laporan : 31 Desember 2022
Pimpinan Praktikum : Rizky Akbar
I. INTISARI
Pesawat atwood merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menjelaskan tentang
fenomena Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Pesawat
atwood yang tersusun dari seutas tali yang dihubungkan dengan katrol dan pada masing masing
ujung tali dikaitkan dengan massa beban yang sama (M) dan dibantu oleh mesin pencacah waktu.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja GLB dan GLBB serta dapat menentukan
percepatan gerak benda dan momen inersia katrol secara teori dan eksperimen. Dalam praktikum
kali ini juga akan membuktikan prinsip inersia dari Galileo dan mempelajari cara kerja
menggunakan mesin pencacah waktu dengan mode Timing 1 dan 2. Pada gerak lurus beraturan
saat jaraknya bertambah, maka waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut juga
bertambah secara konstan, sedangkan pada gerak lurus berubah beraturan jaraknya bertambah
namun pertambahan jaraknya tidak konstan karena dipengaruhi oleh percepatan pada benda
tersebut. [1]
Kata Kunci : GLB, GLBB, Pesawat Atwood, Pesawat Inersia

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
 Memahami peristiwa GLB dan GLBB pada pesawat atwood
 Menentukan percepatan gerak benda pada gerak lurus berubah beraturan
 Menentukan momen inersia katrol secara teori dan eksperimen
 Memahami gerak lurus berdasarkan besaran besaran kinematisnya
2.2. Dasar Teori

2.2.1. Pesawat Atwood


Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara tegangan,
energi potensial dan energi kinetik. Pesawat atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan
untuk mengamati hokum mekanika gerak yang berubah beraturan.
Mesin atwood atau pesawat atwood diciptakan pada tahun 1784 oleh matematikawan inggris
George atwood sebagai percobaan labolatorium untuk memverivikasi hokum mekanik gerak
dengan percepatan konstan. Pesawat atwood adalah demonstrasi kelas yang umum digunakan
untuk memahami hokum II Newton tentang gerak.
Pesawat atwood ini terdiri dari beban, yakni massa M1 dan M2. kedua beban tersebut
dihubungkan dengan tali yang bermassa kecil. Tali dihubungkan dengan sebuah katrol dengan
massa yang kecil dan hamper tidak memiliki gaya gesekan. Jika massa benda M1 dan M2 sama
maka keduanya akan diam. Jika salah satu massa ada yang lebih berat maka arah pergerakanya
akan mengikuti benda yang massanya lebih besar. [2]
Gambar 2.1 Pesawat Atwood
Pesawat atwood dibuat untuk membuktikan prinsip inersia yang diusulkan galileo, sebuah benda
yang sedang bergerak pada permukaan horizontal yang licin sempurna (tanpa gesekan) akan tetap
terus bergerak dengan kelajuan sempurna. Berdasarkan pada pendapat Galileo, Isaac Newton
akhirnya merumuskan pendapat tersebut ke dalam hokum yang dikenal sekarang, dikenal dengan
Hukum Newton. [1]
2.2.2. Gerak Lurus Beraturan
Gerak lurus beraturan (GLB) merupakan suatu gerakan lurus dari suatu objek, yang dimana pada
gerak lurus beraturan ini memiliki nilai percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak
lurus beraturan memiliki rumus kelajuan yang dikalikan dengan waktu.[3]
𝑠 = 𝑣 × 𝑡……………………………………….2.1
s = jarak waktu tempuh (m)
v= kecepatan (m/s)
t = waktu (s)

2.2.3. Gerak Lurus Berubah Beraturan


Setiap benda yang bergerak dengan perubahan kecepatan, baik bertambah atau berkurang, dapat
dikatakan mengalami percepatan. Percepatan dapat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan
dalam satu satuan waktu
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎. 𝑡…………………………………...2.2
Vt = kecepatan gerak benda saat waktu = t (m/s)
V0 = kecepatan awal benda (m/s)
a = percepatan benda (m/s2)
t = waktu (s)
Perubahan kecepatan sebagai fungsi jarak dengan kecepatan tetap dirumuskan dengan percepatan
tetap dirumuskan dengan :
𝑣𝑡2 = 𝑣02 + 2. 𝑎. ∆𝑠……………………………….2.3
𝑣𝑡 = kecepatan benda pada waktu = t (m/s)
𝑣0 = kecepatan awal benda
a = percepatan benda (m/s2)
∆𝑠 = jarak yang ditempuh benda (m)
Sedangkan perubahan jarak sebagai fungsi waktu dengan percepatan tetap dirumuskan dengan:
1
𝑠𝑡 = 𝑠0 + 𝑣0 . 𝑡 + 𝑎. 𝑡 2 ………………………….2.4
2

𝑠𝑡 = jarak yang ditempuh benda saat waktu = t (m)


𝑠0 = jarak awal benda (m)
𝑣0 = kecepatan awal benda (m/s)
a = peercepatan benda (m/s2)
2.2.4. Momen Inersia Katrol
Pada pesawat atwood terdapat momen gaya yang bekerja antara katrol dan tali yang menyebabkan
katrol berotasi dengan percepatan sudut tertentu. Hubungan antara momen gaya t, momen inersia
I, dan percepatan sudut a dinyatakan dalam persamaan berikut:
Στ = i . a
(𝑀2 + 𝑚 − 𝑀1 ). 𝑔
𝐼=[ − (𝑀2 + 𝑚 − 𝑀1 )] 𝑅 2
𝑎

𝐼 = Momen Inersia (kgm2)


a = percepatan sistem (kg/m2)
g = gravitasi bumi (9,8 N)
R = jari jari katrol (m)
M1 = massa benda 1 (kg)
M2 = massa benda 2 (kg)
m = massa pemberat (kg)
2.3. Daftar Alat
1. Atwood bertiang ganda

Gambar 2.2. Atwood Bertiang Ganda


2. Neraca / penggaris untuk mengukur panjang beban

Gambar 2.3. Gambar Mistar


3. Alat Pencacah Waktu unuk mengukur waktu glb dan glbb

Gambar 2.4. Alat Pencacah Waktu

4. 2 Beban berbentuk silinder untuk alat pengujianya

Gambar 2.5 Beban Berbentuk Silinder


5. Tali dengan panjang 185 untuk menghubungkan 2 beban
6. Piringan untuk beban tambahan agar sistem bergerak

Gambar 2.6. Piringan/Beban Tambahan

7. Gerbang Cahaya untuk pendetektor benda jatuh.


8. Penghenti beban dengan lubang dan tanpa lubang untuk pemberhentian beban dan beban
tambahan.

2.4. Prosedur
1) Percobaan 1 GLB dengan mode Timing 1
a) Mesin pencacah waktu dinyalakan dengan mode timing 1
b) Beban silinder M2 diatur pada skala 20cm
c) Penahan beban berlubang diatur dengan jarak 10 cm dari ujung beban silinder M2
d) Beban tambahan ditambahkan keatas beban silinder M2 sebanyak 5 buah
e) Gerbang cahaya diatur pada skala 100 cm dan gerbang cahaya 2 diatur pada skala
120cm
f) Beban M1 dilepaskan sehingga bergerak keatas dan M2 kebawah
g) Benda M2 ditahan saat mencapai bawah agar mesin pencacah waktu tidak membuat
kesalahan perhitungan
h) Nilai E1 dan E2 dicatat dalam tabel.
i) Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali.

2) Percobaan 2 GLB dengan Timing 2


a) Mesing pencacah waktu dinyalakan dan diatur ke mode timing 2
b) Beban silinder M2 diatur pada skala 20cm
c) Gerbang cahaya 1 diatur agar dibawah beban silinder M2.
d) Gerbang cahaya 2 diatur sejauh 20 cm dari skala gerbang cahaya 1.
e) 5 keping beban ditambahkan kepada M2
f) M1 dilepaskan agar M2 jatuh ke bawah
g) Beban M2 ditahan ketika sampai bawah agar tidak ada kesalahan pada mesin
pencacah waktu
h) Hasil yang tertera di mesin pencacah waktu dicatat dan disimpan hasil didalam tabel.
i) Posisi gerbang cahaya 2 ditambahkan dengan penambahan skala sebanyak 5 cm dari
posisi semula gerbang cahaya 2.
j) Percobaan dilakukan sampai jarak gerbang cahaya 1 dan 2 sebanyak 0,5 m untuk
setiap penambahan jarak yaitu 5 cm

3) Percobaan 3 GLBB dengan timing 2


a) Mesin pencacah waktu dinyalakan dan diatur ke mode timing 2
b) Beban M2 diatur pada skala 20 cm dan posisi gerbang cahaya 1 diatur agar berada
dibawah beban silinder M2
c) Posisi gerbang cahaya 2 diatur sejauh 20 cm dari skala gerbang cahaya 1
d) 5 beban ditambahkan ke beban M2
e) Beban M1 dilepaskan agar beban M2 bergerak ke bawah.
f) Benda ditahan ketika benda sudah berada dibawah agar mesin pencacah waktu tidak
terjadi kesalahan
g) Catat hasil yang tertera di mesin pencacah waktu sebagai nilai t
h) Hasil yang tertera di mesin pencacah waktu ditulis n dicatat
i) Lakukan langkah yang sama sampai jarak gerbang cahaya 1 dan 2 sebanyak 0,65 m
untuk setiap penambahan jarak yaitu 5 cm
j) Percobaan dilakukan sampai jarak gerbang cahaya 1 dan 2 sebanyak 0t65 m untuk
setiap penembakan jarak yaitu 5 cm.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1.Gerak lurus beraturan


A. Timing 1
Tabel 3.1. Data dan hasil perhitungan timing 1 percobaan gerak lurus beraturan
Panjang Silinder (m) E1 (s) E2 (s) V1 (m/s) V2 (m/s)
0,081 s 0,085 s 0,518 m/s 0,494 m/s
0,089 s 0,093 s 0,471 m/s 0,451 m/s
0,042 m 0,080 s 0,084 s 0,525 m/s 0,500 m/s
0,084 s 0,088 s 0,500 m/s 0,477 m/s
0,100 s 0,105 s 0,420 m/s 0,400 m/s
Rata - Rata 0,086 s 0,091s 0,486 m/s 0,464 m/s
 Kecepatan V1 (m/s)
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚) 0,042
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑣1 ) = = = 0,518 𝑚/𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝐸1 ) 0,081
 Kecepetan V2 (m/s)
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚) 0,042
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑣2 ) = = = 0,494 𝑚/𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝐸2 ) 0,085
 Rata rata
0,081 + 0,089 + 0,080 + 0,084 + 0,100
= 0,086 𝑠
5

B. Timing 2
Tabel 3.2. Data dan hasil perhitungan timing 2 percobaan gerak lurus beraturan
s (m) t (s) v (m/s)
0,20 0,403 s 0,495 m/s
0,25 0,561 s 0,445 m/s
0,30 0,601 s 0,499 m/s
0,35 0,712 s 0,491 m/s
0,40 0,805 s 0,496 m/s
0,45 0,916 s 0,491 m/s
0,50 1,078 s 0,463 m/s
 Kecepatan
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚) 0,20
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑣) = = = 0,495 𝑚/𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑡) 0,403

3.2.Gerak lurus berubah beraturan


Tabel 3.3. Data dan hasil perhitungan percobaan gerak lurus berubah beraturan
𝒔𝒕 (𝒎) 𝒕(𝒔) 𝒕𝟐 (𝒔𝟐 ) 𝒗 (𝒎⁄𝒔)

0,20 0,350 s 0,122 s2 0,561 m/s


0,25 0,448 s 0,200 s2 0,718 m/s
0,30 0,472 s 0,222 s2 0,756 m/s
0,35 0,529 s 0,279 s2 0,848 m/s
0,40 0,585 s 0,342 s2 0,938 m/s
0,45 0,609 s 0,370 s2 0,976 m/s
0,50 0,681 s 0,463 s2 1,092 m/s
0,55 0,743 s 0,538 s2 1,177 m/s
0,60 0,793 s 0,628 s2 1,271 m/s
0,65 0,822 s 0,675 s2 1,318 m/s
 𝑡 = 𝑡. 𝑡 = 0,350 × 0,350 = 0,122 𝑠 2
2

Dalam tabel ini, kecepatan akan diketahui jika sudah menemukan percepatanya. Untuk
menentukan percepatanya maka diperliukan tabel grafik dengan sumbu x adalah t2 dan sumbu y
adalah St, maka diperoleh nilai A dan B nya menggunakan kalkulator.
A = 0,117147
B = 0,801907
Maka diperoleh persamaan grafik untuk tabel tersebut adalah
𝑦 = 0,801907. 𝑥 + 0,117147
Dengan grafik seperti ini

Grafik data dan hasil perhitungan GLBB


0,7

0,6

0,5

0,4
St (m)

0,3

0,2

0,1

0
0,122 0,2 0,222 0,279 0,342 0,37 0,463 0,538 0,628 0,675
t^2 (s^2)

Gambar 3.1. Grafik st (m) terhadap t2 (s2)


Dari persamaan grafik fungsi tersebut maka diketahui bahwa
1
𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴 ⟷ 𝑠𝑡 = 2 𝑎. 𝑡 2 ………………………...3.1

Maka didapatkan persamaan


1
𝐵 = 2 . 𝑎……………………………………. 3.2

𝑎 = 2. 𝐵 = 2 × 0,801907 = 1,6038 𝑚⁄𝑠 2


Karena percepatan sudah didapatkan maka dapat dicari kecepatan akhirnya
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 = 0 + 1,6038 × 0,350 = 0,561 𝑚⁄𝑠
3.3.Momen inersia katrol
Tabel 3.4. Data pengamatan untuk perhitungan momen inersia katrol
M1 (kg) 0,1 kg
M2 (kg) 0,1 kg
R (m) 0,06 m
m (kg) 0,05 x 5 = 0,25
a (m/s2) 1,6038 m/s2
g (N) 10 N
Perhitungan momen inersia katrol
(𝑀2 +𝑚−𝑀1 )𝑔
𝐼=[ − (𝑀2 + 𝑚 − 𝑀1 )] 𝑅 2 ……………….......3.3
𝑎

(0,1 + 0,25 − 0,1). 9,8


𝐼=[ − (0,1 + 0.25 − 0,1)] 0,062 = 0,0046 𝑘𝑔𝑚2
1,603

IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum terdapat perbedaan nilai rata rata antara nilai V1 dengan V2 pada
percobaan dengan Timing 1, perbedaan nilai rata rata tersebut sekitar 0,022 m/s atau sekitar 4,5%
nilainya.
Nilai kecepatan pada percobaan dengan Timing II memiliki perbedaan dengan percobaan
dengan Timing I, namun perbedaan nilai tersebut tidak terlalu besar, nilai perbedaan tersebut hanya
sekitar 0,007 m/s.
Seperti yang ada didalam tabel, penyebab perbedaan nilai V1 dan V2 pada Timing I karena
perbedaan waktu tempuhnya, perbedaan waktu dapat berpengaruh pada kecepatan benda.
Sedangkan perbedaan V pada Timing II karena perbedaan jarak yang mengakibatkan perbedaan
waktu tempuh benda sehingga kecepatan benda berbeda beda.
Pengaruh perubahan kecepatan terhadap waktu dalam percobaan ini adalah percepatan.
Percepatan berpengaruh terhadap GLBB, percepatan akan berpengaruh pada kecepatan benda
setiap sekonnya. Jadi bisa disimpulkan semakin lama atau besar waktunya semakin besar
percepatanya.
Perubahan jarak terhadao waktu pada percobaan kali ini dapat diambil kesimpulan jika
semakin besar jarak maka waktunya akan semakin besar
Sebuah benda akan dikatakan mengalami gerak lurus berubah beraturan jika benda
mengalami kecepatan yang berubah ubah setiap waktunya. Kecepatan berubah dikarenakan
adanya percepatan pada benda sehingga benda dikatakan gerak lurus berubah beraturan.
Beban silinder M2 mengalami gerak lurus berubah beraturan pada percobaan ketiga, dapat
dilihat pada Tabel 3.3. benda mengalami kecepatan yang berubah ubah. Perubahan ini terjadi
karena adanya percepatan sehingga benda dikatakan gerak lurus berubah beraturan.
Pada percobaan kali ini didapatkan nilai momen inersia katrol sebesar 0,0046 kgm2. Nilai
ini didapatkan dari rumus 3.3 dimana kita perlu mencari nilai percepatan dari percobaan Tabel 3.3.
Jika massa katrol lebih besar dari yang digunakan pada percobaan kali ini maka percepatan dari
sistem rotasi katrol akan berubah menjadi semakin kecil. Karena percepatan sistem katrol akan
semakin kecil jika massa katrol yang digunakan semakin besar.
Pada percobaan ini variabel yang mempengaruhi nilai momen inersia katrol yaitu masa silinder
(M), massa beban tambahan (m), jari jari (R), dan percepatan (a), dan nilai gravitasi (g). adapun
untuk nilai gravitasi tidak akan berubah.

V. KESIMPULAN
1. Mengetahui cara kerja untuk mencari GLB dan GLBB dengan menggunakan Pesawat
atwood sudah dijelaskan pada pendahuluan dibagian prosedur. Disitu dijelaskan
bagaimana cara penggunaan pesawat atwood dengan timing I dan timing II dari awal
sampai akhir.
2. Untuk menghitung kecepatan (v) yang dilakukan benda dapat menggunakan rumus 2.1
untuk GLB dan 2.2 untuk GLBB. Menghitung kecepatan (v) harus sudah mengetahui t
(waktu) benda bergerak yang didapat dari mesin pencacah waktu dari pesawat atwood.
3. Untuk mencari dan menentukan nilai percepatan (a) pada GLBB dapat menggunakan
rumus 3.2 setelah mengetahui nilai A dan B dari grafik 3.1 dan tabel 3.3 menggunakan
kalkulator saintifik.
4. Menghitung momen inersia benda katrol dapat kita hitung menggunakan rumus 3.3 setelah
mengetahui percepatan sistem (a). Semakin besar percepatan sistem maka semakin kecil
pula momen inersia katrol benda tersebut.

VI. REFERENSI
[1] Mustafa Muhammad Firas. 2021. Laporan Praktikum Pesawat Atwood diakses pada tanggal
31 Desember 2021 melalui www.studocu.com
[2] Ariska, Melly (2019). Penyelesaian Dinamika Pesawat Atwood Dengan Persamaan Eular-
Lengrange Sebagai Alternatif Persamaan Newton Pada Fisika Sma. Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika, 6 (1), 61-68.
[3] Labolatorium Fisika Dasar Universitas Pertamina. 2022. Modul 04 Praktikum Fisika Dasar
Pesawat Atwood, 18-17.
[4] Jonathan, Gabriel. 2020. Laporan Praktikum Fisika Dasar Bandul Reversibel Universitas
Sultan Agung Tirtayasa, 3-4.
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai