MEKANIKA FLUIDA
2023/2024
25
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL PRAKTIKUM
1
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Penyusun:
2
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
DAFTAR ISI
Tata Tertib Praktikum................................................................................................ 5
Pengenalan Alat........................................................................................................ 6
Modul 1. Pengukuran Densitas Menggunakan Hidrometer...................................... 10
Modul 2. Pengukuran Tekanan Atmosfer Menggunakan Barometer....................... 14
Modul 3. Pengukuran Tekanan Menggunakan Manometer..................................... 16
Modul 4. Hydrostatic Pressure................................................................................ 20
Modul 5. Penentuan Tipe Aliran dalam Pipa........................................................... 27
Modul 6. Pengukuran Kehilangan Energi pada Pipa................................................ 30
Modul 7. Penentuan Koefisien Aliran dengan Venturimeter................................... 36
Modul 8. Pengamatan Aliran dalam Diameter Pipa yang Berbeda......................... 39
Modul 9. Kehilangan Energi Pada Pipa (Energy Losses In Bends)........................ 42
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 51
3
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
1. Mahasiswa/wi yang akan melakukan praktikum harus sudah hadir sebelum jadwal
praktikum di mulai.
2. Toleransi keterlambatan hingga 15 menit sejak jadwal praktikum dimulai, apabila lebih dari
itu maka mahasiswa/wi yang terlambat tetap diperkenankan untuk mengikuti praktikum
namun dengan nilai tes awal adalah nol.
3. Mahasiswa/wi harus menjaga ketertibanproses praktikum yaitu dengan bersikap sopan,
tenang, berhati-hati, cermat, teliti, sigap dan bekerja sesuai petunjuk yang ada.
4. Selama praktikum semua tas dan buku ditempatkan pada tempat yang telah disediakan
5. Mahasiswa/wi yang melakukan praktikum harus selalui berpakaian rapi, mengenakan jas lab,
dan sepatu tertutup.
6. Mahasiswa/wi yang memiliki rambut 4anjang harus mengikatnya dengan rapi.
7. Mahasiswa/wi bertanggungjawab untuk semua peralatan yang pergunakan atau dipinjam dan
mengembalikannya dalam keadaan bersih, lengkap dan utuh/ tidak rusak.
8. Apabila memecahkan, menghilangkan atau merusakkan alat yang digunakan atau dipinjam
wajib melaporkan dan menggantinya sebelum kegiatan praktikum selanjutnya dan menjadi
beban satu kelompok.
9. Mahasiswa/wi yang melakukan kegiatan praktikum wajib membuat laporan akhir untuk
setiap modul praktikum. Laporan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi pemahaman
mahasiswa/wi atas praktikum yang telah dilakukan, dan menjadi prasyarat untuk dapat
mengikuti kegiatan praktikum selanjutnya.
10. Setiap mahasiswa/wi yang melakukan praktikum harus menjaga kebersihan laboratorium.
11. Tidak diperkenankan untuk makan, minum, bermain handphone, maupun merokok selama
kegiatan.
12. Mahasiswa/wi hanya diperkankan untuk meninggalkan laboratorium jika sudah
mendapatkan ijin dari asisten atau pengawas.
13. Mahasiswa/wi wajib menyerahkan hasil pengamatan pada asisten untuk diparaf setiap
selesai melakukan praktikum.
14. Mahasiswa/wi diperkenankan untuk tidak mengikuti kegiatan praktikum apabila:
- Force Majeure seperti bencana alam, kebakaran, peperangan dsb yang resmi
diumumkan.
- Sakit dengan memberikan surat keterangan dokter pada kegiatan praktikum berikutnya
- Kegiatan resmi diluar kampus dengan membawa nama Universitas Pertamina
(dilengkapi Surat Keterangan dari Dosen Program Studi).
- Hal-hal yang tidak dibahas pada tata tertib ini akan dibahas, diatur, dan ditinjau pada
kemudian hari.
PENGENALAN ALAT
4
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
1. Hydraulic Bench
Hydraulic bench adalah alat yang
digunakan sebagai suplai air dan untuk
menghitung debit air dalam suatu
percobaan Mekanika Fluida.
5
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
6
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
7
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
8
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
9
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 1.
PENGUKURAN DENSITAS MENGGUNAKAN HIDROMETER
Densitas (ρ)
Densitas atau rapat massa (𝜌) didefiniskan sebagai massa (𝑚) untuk setiap satuan volume (𝑉), dan
dihitung berdasarkan persamaan (1.1):
𝑚 (kg)
𝜌= (1.1)
𝑉 (m3 )
Densitas air pada tekanan standar 1 atm (1,013 bar) dan temperatur standar 4°C adalah 1,94 slugs/
ft3 (1000 kg/m3). Perubahan pada temperatur dan tekanan akan mempengaruhi densitas, walaupun
dalam hal pemodelan sistem distribusi hal itu dapat diabaikan karena perubahannya sangat kecil,
terutama untuk daerah yang memiliki iklim tropis.
Kerapatan Relatif
Kerapatan relatif (SG) merupakan bilangan murni yang menunjukkan perbandingan antara massa
suatu benda dengan massa suatu zat yang bervolume sama yang ditentukan sebagai standar.
Padatan dan cairan menggunakan air pada 4°C sebagai standar, sedangkan untuk gas menggunakan
udara bebas yang mengandung karbondioksida dan hidrogen pada 0°C dan tekanan 1 atm (1 bar)
= 1,013x105 Pascal.
Secara umum, rapat massa (densitas) bergantung pada suhu dan tekanan. Rapat massa dari
kebanyakan gas adalah sebanding dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan suhu. Kerapatan
relatif dihitung berdasarkan persamaan (1.2):
𝜌 𝛾
SG = 𝜌H2O
= 𝛾H2O
(1.2)
dimana 𝛾 = 𝜌𝑔 adalah specific weight dengan 𝑔 adalah akselarasi akibat gaya gravitasi.
10
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur kerapatan relatif atau berat jenis suatu cairan. Cairan yang
diukur berat jenisnya dengan menggunakan alat hidrometer nantinya akan diketahui rasio
kerapatan dengan densitas airnya. Biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari batang silinder dan
pembobotan dengan merkuri atau timah untuk membuatnya mengapung tegak. Secara umum
prinsip kerja hidrometer menggunakan hukum Archimedes yang menyatakan bahwa benda yang
tercelup ke dalam fluida (cair atau gas) akan mengalami gaya dorong ke atas sama dengan berat
fluida yang dipindahkan.
*Catatan: cairan yang digunakan harus aman, misal: gliserol dan berbagai minyak nabati
seperti minyak zaitun.
11
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
3. Ganti air dengan cairan uji lain untuk dilakukan pengukuran seperti langkan pada nomor
2.
4. Setelah selesai digunakan, bersihkan hidrometer dengan hati-hati. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya kontaminasi dari berbagai cairan.
1. Menghitung densitas (gr/mL) Data pembacaan skala masing- Gunakan rumus 1.1 Dikomentari [SAP2]: Apakah masih diperlukan, karena dari
hydrometer sudah langsung keluar nilai masa jenis
masing ciran pada hidrometer
dan volume yang digunakan
1.7. Diskusi
1. Bagaimana prinsip kerja dari hidrometer.
2. Mengapa merkuri atau timah yang digunakan pada perangkat hydrometer.
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi densitas.
12
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 2.
PENGUKURAN TEKANAN ATMOSFER MENGGUNAKAN
BAROMETER
Barometer
Satuan tekanan diantaranya: bar, Pascal (Pa), Atmosfer (atm) dan mmHg. Sementara alat untuk
mengukur tekanan adalah barometer. Barometer sendiri memiliki dua jenis yaitu barometer raksa
dan barometer aneroid. Keduanya memiliki kegunaan yang sama yaitu mengukur tekanan udara.
Barometer termasuk peralatan meteorologi non recording yang pada waktu tertentu harus segera
dibaca agar mendapat data yang diinginkan. Barometer raksa maupun barometer aneroid
dipengaruhi oleh ketinggian, mengingat tekanan udara akan berkurang seiring bertambahnya
ketinggian. Sebelum menggunakan barometer alat harus dikalibrasi untuk memastikan sesuai
dengan lokasi ketinggiannya.
13
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
2.7 Diskusi
1. Bandingkan nilai atmosfer dengan suhu ruangan secara teoritis dan eksperimental.
2. Bandingkan nilai tekanan di 2 lokasi yang berbeda, jelaskan apakah nilai yang
didapatkan sesuai dengan teori yang ada?
14
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 3.
PENGUKURAN TEKANAN MENGGUNAKAN MANOMETER
𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ (3.1)
dimana:
P = Tekanan (N/m2)
ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)
g = Gravitasi (m/s2)
h = Jarak ke permukaan air (m)
15
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Prinsip kerja manometer ini hampir sama dengan dengan manometer tabung tunggal dengan
adanya sebuah tabung tegak namun dengan jumlah lebih dari satu yang ditunjukkan pada Gambar
3.2. Dua tabung manometer dihubungkan ke titik Y dan Z dalam saluran pipa. Bila katup keluaran
tertutup dan tidak ada aliran yang melalui pipa, kedua manometer akan menunjukkan pembacaan
yang sama sesuai dengan puncak tabung di reservoir. Bila ketinggian fluida terjadi perbedaan pada
pembacaan, hal ini menunjukkan adanya head loss antara titik X dan Y akibat gesekan pada
dinding pipa.
c. Manometer Tabung U
Dua tabung yang saling terhubung di dasarnya disebut manometer tabung U. Manometer ini tidak
banyak perbedaan dengan manometer tabung piezometer, hanya saja manometer ini berbentuk
pipa U. Biasanya pada manometer tabung U, ujung yang satu melekat pada titik yang diukur
tekanannya dan ujung lainnya berhubungan langsung dengan udara luar (atmosfer). Namun
kadangkala manometer tabung U juga digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan pada dua
titik pengamatan dalam sistem perpipaan.
16
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
17
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
3.7 Diskusi
Analisis grafik yang dihasilkan, bagaimana hubungan antara perbedaan ketinggian dengan
tekanan hirostatik.
18
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 4
TEKANAN HIDROSTATIS
Mahasiswa mampu untuk melakukan perhitungan tekanan air yang bekerja pada dinding tegak
secara visual sebagai pembuktian dari reaksi yang diperoleh baik tekanan air yang terjadi pada saat
benda tenggelam sebagian maupun ketika benda teggelam penuh.
Hydrostatic pressure adalah percobaan menggunakan sebuah alat yang terdiri dari benda
seperempat lingkaran (kuadran) yang dirangkai dengan pusat yang telah ditentukan. Prinsip kerja
alat ini adalah tekanan air pada dinding tegak yang divisualisasikan dengan menggunakan bandul
beban sebagai beban yang ditahan oleh gaya tekan air pada dinding tegak kuadran.
Ketika kuadran direndam dalam air, dimungkinkan untuk menganalisis gaya yang bekerja pada
permukaan kuadran dengan prinsip bahwa gaya hidrostatik pada setiap titik pada permukaan
melengkung adalah normal pada permukaan dan oleh karena itu diselesaikan melalui titik pivot
karena ini terletak di titik asal jari-jari. Oleh karena itu, gaya hidrostatik pada permukaan
melengkung atas dan bawah tidak memiliki efek bersih atau tidak ada momen yang mempengaruhi
keseimbangan rakitan karena semua gaya ini melewati poros. Gaya-gaya pada sisi kuadran adalah
horizontal dan saling meniadakan (sama dan berlawanan).
Gaya hidrostatik pada permukaan vertikal yang terendam dilawan oleh berat keseimbangan. Oleh
karena itu, gaya hidrostatik yang dihasilkan pada permukaan dapat dihitung dari nilai berat
keseimbangan dan kedalaman air karena ketika sistem berada dalam kesetimbangan, momen
tentang titik pivot adalah sama:
𝐹ℎ = 𝑚𝑔𝐿 (4.1)
dimana:
𝑚 = massa dari pemberat (kg)
g = gravitasi (m/s²)
L = jarak lengan pemberat (m)
F = gaya hidrostatik di permukaan vertikal (N)
ℎ = jarak antara poros pivot ke pusat titik tekanan (m)
Terdapat dua kasus yang mungkin terjadi pada bidang permukaan vertikal, yaitu sebagian
terendam dan sepenuhnya terendam. Gambar 4.1 menunjukkan kasus dimana permukaan bidang
vertikal kuadran terendam sebagian.
𝐹 = 𝜌𝑔ℎ𝐴 (4.2)
dimana:
ρ = massa jenis (kg/m³)
g = gravitasi (m/s²)
19
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
𝑑
ℎ = jarak vertikal dari titik tengah (CG) ke permukaan air =
2
𝐴 = luas permukaan terendam (m²)= 𝐵𝑑
Sehingga gaya akibat tekanan hidrostatik menjadi :
1
𝐹 = 𝜌𝑔𝐵𝑑 2 (4.3)
2
Gaya F bergerak melalui pusat tekanan, CP dan berada pada jarak ℎ" dari titik poros pivot (Gambar
4.1).
Gambar 4.1 Skema Permukaan Vertikal Kuadran yang Terendam Sebagian (Sumber : Armfield
Instruction Manual F1-12, Feb 2013)
Lokasi gaya akibat tekanan hidrostatik pada bidang vertikal (pusat titik tekanan/center of pressure)
dapat dihitung dari momen yang terjadi. Momen yang terjadi akibat gaya tekanan hidrostatik:
𝑀 = 𝐹ℎ" (4.4)
Momen penyeimbang di hasilkan oleh berat (𝑊) yang diaplikasikan di ujung lengan pemberat
sehingga momennya akan proporsional terhadap panjang lengan (𝐿). Kesetimbangan tersebut
dapat dituliskan menjadi:
Dengan menggabungkan persamaan (4.3) maka bisa didapatkan jarak poros ke titik pusat tekanan
secara eksperimen
𝑚𝑔𝐿 2𝑚𝐿
ℎ" = = (4.6)
𝐹 𝜌𝐵𝑑 2
Sementara itu secara teoritis, kedalaman tekanan dibawah permukaan air dapat dihitung dengan
𝑥𝐼
ℎ′ = 𝐴ℎ (4.7)
20
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
dimana 𝐼𝑥 adalah momen kedua area dari bagian yang terendam terhadap sumbu pada bidang
datar. Dengan menggunakan teorema sumbu sejajar (parallel axes) didapatkan
𝐼𝑥 = 𝐼𝑐 + 𝐴ℎ2
𝐵𝑑 3 𝑑 2 𝐵𝑑 3
𝐼𝑥 = + 𝐵𝑑 ( ) = (4.8)
12 2 3
Sehingga kedalaman pusat titik tekanan dari titik poros pivot dapat ditulikan sebagai berikut:
𝐵𝑑 3
ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − 3𝐵𝑑ℎ)
2𝑑
ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − )
3
𝑑
ℎ" = 𝐻 − 3 (4.10)
Dari sini akan didapatkan momen akibat tekanan dan selanjutnya dapat dihitung gaya
hidrostatiknya.
Untuk kasus dimana bidang datar vertikal semuanya berada dibawah permukaan air seperti pada
Gambar 4.2, maka gaya hidrostatik dapat didefiniskan sebagai berikut:
𝐷
𝐹 = 𝜌𝑔𝐴ℎ = 𝜌𝑔𝐵𝐷 (𝑑 − ) (4.11)
2
Gambar 4.2 Skema Permukaan Vertikal Kuadran yang Terendam Seluruhnya (Sumber :
Armfield Instruction Manual F1-12, Feb 2013)
21
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Dengan menggabungkan persamaan (4.11) maka bisa didapatkan jarak poros ke titik pusat tekanan
secara eksperimen
𝑚𝑔𝐿 𝑚𝐿
ℎ" = = 𝐷 (4.13)
𝐹 𝜌𝐵𝐷(𝑑− 2 )
𝐷
Dengan menggunakan teorema sumbu sejajar (parallel axes) dimana ℎ = 𝑑 − 2 didapatkan
𝐼𝑥 = 𝐼𝑐 + 𝐴ℎ2
𝐵𝐷3 𝐷 2
𝐼𝑥 = + 𝐵𝐷 (𝑑 − ) (4.14)
12 2
Sehingga kedalaman pusat titik tekanan dari titik poros pivot dapat ditulikan sebagai berikut:
ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − ℎ′)
𝐷2 𝐷 2
12 + (𝑑 − 2 )
ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − )
𝐷
(𝑑 − 2 )
𝐷2 𝐷 2
+(𝑑− 2 )
ℎ" = 𝐻 + 12
𝐷 −𝑑 (4.15)
(𝑑− 2 )
1. Mengukur panjang
2. Bersihkan terlebih dahulu Kuadran dengan lap basah untuk menghilangkan tekanan
permukaan dan mencegah terbentuknya gelembung permukaan ketika di celupkan.
3. Tempatkan peralatan hydrostatic pressure diatas hydraulics bench dan sesuaikan kakinya
sehingga nivo menunjukkan kondisi datar.
22
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
4. Tempatkan lengan penyeimbang pada knife edges dan pastikan lengan dapat berjungkit
dengan bebas.
5. Tempatkan penggantung berat pada celah di akhir bagian lengan penyeimbang.
6. Pastikan katup drain tertutup.
7. Pindahkan alat pengukur keseimbangan berat sampai lengan horizontal dengan cara
memutar sesuai ulirnya.
8. Tambahkan massa kecil (50g) pada setiap penggantung berat dan mengisi bak hydrostatic
pressure dengan air hingga posisi lengan keseimbangan kembali seimbang kemudian catat
ketinggian air. Jika air berlebih dapat dikurangi dengan membuka katup drain.
9. Ulangi prosedur diatas untuk setiap penambahan beban.
23
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
4.7 Diskusi
1. Bagaimana pengaruh kedalaman benda terhadap tekanan hidrostatik?
2. Bagaimana hasil 𝑦𝑝,𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 dengan 𝑦𝑝,exp dari hasil perhitungan? (Analisis Galat)
MODUL 5.
PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA
24
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
25
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
1. Mencari nilai viskositas Data suhu yang diketahui pada Lihat tabel viskositas
kinematik praktikum kinematik
5.7 Diskusi
26
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
1. Berdasarkan data yang didapatkan kelompok, jenis aliran apakah yang kalian dapatkan.
2. Klasifikasikan jenis aliran dari keseluruhan perlakuan (tukar data dengan kelompok lain). Dikomentari [SAP6]: Ini sepertinya tidak perlu
3. Bagaimana hubungan dari debit aliran (Q) dengan nilai bilangan Reynolds (Re). Jelaskan
mengapa hal itu bisa terjadi.
4. Bandingkan hasil pengamatan secara visual dengan nilai bilangan Re yang dihasilkan dari
perhitungan. Apakah sesuai?
MODUL 6.
PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA
6.1 Tujuan Pratikum
Praktikum ini bertujuan agar:
1. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara kehilangan energi dan jenis aliran pada
sistem perpipaan.
27
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
𝐿 𝑉2
𝐻𝐿 = 𝑓. . (6.2)
𝐷 2𝑔
Faktor gesekan tersebut tergantung pada besarnya bilangan Reynold dan kekasaran relatif pada
permukaan pipa, seperti persamaan berikut:
f = fungsi (Re, ε/D) (6.3)
Hubungan antara Re dan ε/D dengan f dapat dilihat pada diagram Moody, seperti pada Gambar
6.1.
2. Kehilangan tenaga pada pipa yang mengalami perubahan penampang.
Beberapa perubahan penampang pipa dapat terjadi pada sambungan pipa dengan variasi :
a. Sambungan membesar siku-siku (menyudut dan tanpa menyudut).
b. Sambungan mengecil siku-siku (menyudut dan tanpa menyudut).
28
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Sambungan membesar / mengecil siku-siku jika dirumuskan pada komponen sistem perpipaan
adalah sebagai berikut :
(𝑉1 − 𝑉2 )2
𝐻𝐿 1−2 =
2𝑔 (6.4)
Sedangkan kehilangan tenaga yang terjadi pada perubahan penampang pipa yang berdiameter
besar (D1) ke pipa yang berdiameter kecil (D2) pada sambungan siku-siku (tanpa menyudut)
akan terjadi kontraksi, dengan koefisien konstraksi Cc tergantung pada luas penampang pipa
kedua (A2) dibagi dengan luas penampang pertama (A1) yang disimbolkan dengan: A2/A1. Nilai
A2/A1 dan koefisien kehilangan KL dapat dilihat pada Tabel 6.1.
29
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
31
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Keterangan:
L = 0,5 m
D = 0,003 m
ρair = 1.000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
32
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
6.7 Diskusi
1. Bandingkan nilai faktor friksi berdasarkan teori dan eksperimental. Jika diketahui
material yang digunakan untuk pipa friksi adalah Stainless steel.
2. Analisis pembahasan pada plot grafik yang dibuat dan jelaskan fenomena yang terjadi
pada grafik
MODUL 7.
PENENTUAN KOEFISIEN ALIRAN DENGAN VENTURIMETER
33
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Venturimeter
Cara kerja venturimeter menggunakan prinsip Bernoulli dan kontinuitas dengan mengandalkan
perbedaan luas penampang yang dapat mengakibatkan perbedaan kecepatan. Adanya
perbedaan luas penampang dari diameter yang lebih besar menjadi lebih kecil kemudian
membesar lagi, mengakibatkan terjadinya kehilangan tinggi tekan akibat adanya ekspansi
ataupun kontraksi secara tiba-tiba. Pada eksperimen, pemasangan piezometer pada setiap ujung
venturimeter dapat membantu pengamatan perbedaan ketinggian aliran yang
mempresentasikan perbedaan tinggi tekanan pada aliran fluida. Penerapan dari teori ini sebagai
berikut:
An
Gambar 7.1 Kondisi Ideal Venturimeter. (Sumber: Panduan Pratikum ITB, 2016)
Penampang pada bagian upstream akan dinamakan A1, pada leher disebut A2, dan pada bagian
selanjutnya (bagian ke-n) disebut An. Ketinggian atau head pada aliran pipa piezometer akan
disebut h1, h2, hn. Dalam kasus ini diasumsikan tidak terjadi kehilangan energi sepanjang pipa,
dan kecepatan serta head piezometrik (h) konstan sepanjang bidang tertentu.
Berdasarkan Hukum Bernoulli (persamaan 7.1) dan hukum kontinuitas (persamaan 7.2), akan
didapat persamaan untuk menghitung debit Q (persamaan 7.3). Koefisien aliran pada alat
venturimeter adalah 𝐶𝑑 . Nilai 𝐶𝑑 berbeda-beda pada setiap alat venturimeter.
Persamaan Bernoulli:
𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22 𝑃𝑛 𝑉22
𝑍1 + + = 𝑍2 + + = 𝑍𝑛 + +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔 34
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
(7.1)
Persamaan Kontinuitas:
𝐴1 . 𝑉1 = 𝐴2 . 𝑉2 (7.2)
Hasil dari gabungan persamaan Bernoulli dan kontinuitas akan menghasilkan persamaan
perhitungan debit pada venturimeter, sebagai berikut:
2𝑔 (ℎ1 − ℎ2 )
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝐴2 . (7.3)
√ 𝐴 2
1 − (𝐴2 )
1
Bilangan 𝐶𝑑 dikenal sebagai koefisien aliran Venturimeter, yang di peroleh dari eksperimen.
Nilai-nilainya sedikit berbeda dari tabung piezometer satu dengan lainnya, biasanya terletak
pada kisaran 0,92 – 0,99. Distribusi tekanan yang ideal sepanjang konvergensi – divergen pipa
dapat diturunkan dari persamaan Bernoulli’s:
𝑉12 𝑉𝑛2
ℎ𝑛 − ℎ1 = − (7.4)
2𝑔 2𝑔
35
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
5. Buka kran output dan amati ketinggian manometer setelah aliran didalam pipa konstan,
6. Ukur volume, waktu dan catat ketinggian air pada piezometer.
7. Ulangi langkah 4-6 dengan debit yang berbeda, dengan syarat besar debit masih dapat
memberikan perbedaan ketinggian yang jelas pada pembacaan piezometer, dan
8. Catat hasil pengamatan pada masing-masing perlakuan yang berbeda.
A B C D E F
36
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
7.7 Diskusi
1. Hubungan diameter dengan head tekanan.
2. Bandingkan distribusi tekanan ideal sepanjang pipa secara teoritis dengan
eksperimental.
3. Analisis grafik Q dan nilai Cd.
MODUL 8.
PENGAMATAN ALIRAN DALAM DIAMETER PIPA YANG BERBEDA
37
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya memiliki penampang lingkaran yang digunakan
untuk mengalirkan fluida. Fluida yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas.
Tekanan yang dihasilkan bisa lebih besar ataupun lebih kecil dari tekanan atmosfer. Fluida
yang mengalir pada suatu pipa akan memiliki headloss (kehilangan energi) tergantung dari
besar diameter dan panjang pipa yang dilaluinya. Kehilangan energi ini disebabkan karena
adanya gesekan fluida dengan permukaan pipa di sepanjang pipa itu sendiri, jika di masukkan
kedalam persamaan sebagai berikut:
𝐿𝑄2
𝐻𝑓 = 𝐾 ( 5 )
𝐷 (8.1)
Hf = Kehilangan tenaga akibat gesekan (m)
K = Koefisien kehilangan
L = Panjang pipa 0,7 m (konstan)
Q = Debit aliran (m3/s)
D = Diameter dalam pipa (m) (0,006; 0,009; 0,010 atau 0,014)
Kehilangan energi yang sebenarnya akibat gesekan 𝐻1−2 = 𝐻𝑓 dapat dihitung den gan
menggunakan rumus, sehingga nilai K dapat diketahui dengan persamaan:
𝐻1−2 . 𝐷 5
𝐾= (8.2)
𝐿𝑄2
38
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
8.7 Diskusi
1. Berdasarkan hasil yang didapatkan analisis jika diameter divariasikan bagaimana
dengan nilai koefisien kehilangan, sebaliknya jika debit divariasikan bagaimana nilai
koefisien kehilangan.
2. Bandingkan hasil eksperimen dengan teoritis. (Perbandingan antara debit dengan
koefisien kehilangan)
39
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 9.
KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA (ENERGY LOSSES IN BENDS)
9.1 Tujuan
Mahasiswa mampu menyimpulkan faktor kehilangan pada aliran yang melalui sebuah
susunan pipa yang terdiri Belokan Panjang (Long Bend), Pelebaran Area (Enlargement),
Pengecilan Area (Contraction), Belokan Siku (Elbow), Belokan Pendek (Short Bend), Katup
(Valve Gate) dan Belokan sudut 45° (Mitre bend).
40
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
𝐾𝑉 2
∆ℎ = (1)
2𝑔
Dimana: 𝐾 = koefisien kerugian
𝑉 = percepatan aliran di dalam sambungan
Karena aliran di dalam sambungan sangat komplek, maka nilai 𝐾 ditentukan pada saat
melakukan percobaan praktikum. Pada fitting, energi yang hilang dapat dibaca dari dua
manometer yang terpasang pada alat energi loss bend, sebelum aliran melewati fitting dan
sesudahnya. Sehingga nilai K dinyatakan sebagai berikut:
∆ℎ
𝐾= 𝑉 2 /2𝑔
(2)
Berkaitan dengan perubahan pipa pada pembesaran dan pengecilan sambungan pada
energi loss bend, sistem percobaan tidak dapat mengabaikan tekanan dinamik. Maka perubahan
tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
2 2
𝑉1 𝑉2
ℎ2 − ℎ1 +
2𝑔
− 2𝑔 = ∆ℎ (3)
Untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat perubahan area pada pengukuran
head loss, persamaan ini harus ditambahkan pada saat pembacaan head loss pada sambungan
pembesaran dan pengecilan.
1 𝑉2 𝑉2
Pada pembesaran (contraction) diameter nilai 2𝑔 − 2𝑔
2
akan menjadi positif dan pada
1 𝑉2 𝑉2
pengecilan (enlargement) diameter pada sambungan pipa nilai 2𝑔 − 2𝑔
2
akan menjadi negatif.
Untuk percobaan valve gate, perbedaan tekanan sesudah dan sebelum pintu diukur
langsung menggunakan sebuah tekanan gauge. Hal tersebut dapat dikonversikan untuk
persamaan kehilangan energi menggunakan persamaan 1 bar = 10,2 m air. Koefisien energi
yang hilang kemudian dikalkulasikan terhadap valve gate.
Angka Reynolds adalah angka tanpa dimensi yang digunakan untuk membandingkan
karakteristik laju aliran. Reynold menyimpulkan bahwa jenis aliran tergantung pada kecepatan
aliran fluida rata-rata, diamater pipa, viskositas fluida dan densitas fluida.
𝑉𝑑
𝑅𝑒 = (4)
𝑣
Dimana: 𝑉 = kecepatan aliran rata fluida (m/s)
𝑑 = diameter pipa (m)
𝑣 = viskositas kinematik (m2/s)
41
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
4. Bebaskan udara dari sistem pipa dan manometer, sambungkan pipa bore dari
katup udara ke tangki volumetrik, lepaskan tutup dari katup air-bleed, dan buka
sekrup air-bleed untuk memungkinkan aliran melalui manometer. Kencangkan
sekrup air-bleed bila tidak terlihat gelembung udara di manometer.
5. Atur laju alir kira-kira 17 liter/menit. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa
percobaan pengukuran aliran volumetrik dan waktu. Untuk pengukuran aliran,
tutup katup ball gate, dan gunakan stopwatch untuk mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan volume cairan yang diketahui di dalam tangki,
yang dibaca dari kaca penglihatan hydraulic bench. Kumpulkan air setidaknya
selama satu menit untuk meminimalkan kesalahan dalam pengukuran aliran.
6. Buka sekrup air-bleed sedikit untuk memungkinkan udara masuk ke bagian atas
manometer; kencangkan kembali sekrup saat level manometer mencapai
ketinggian yang cukup. Semua level manometer harus dalam skala pada laju
aliran maksimum. Level ini dapat disesuaikan lebih lanjut dengan menggunakan
sekrup air-bleed dan pompa tangan. Sekrup air-bleed mengontrol aliran udara
melalui katup udara, jadi saat menggunakan pompa tangan, sekrup air-bleed
harus terbuka. Untuk mempertahankan tekanan pompa tangan di dalam sistem,
sekrup harus ditutup setelah pemompaan.
7. Lakukan pembacaan ketinggian dari semua manometer setelah level stabil.
8. Ulangi prosedur ini untuk memberikan total setidaknya lima set pengukuran pada
rentang aliran 8 – 17 liter per menit.
9. Ukur suhu air keluar pada laju aliran terendah untuk menentukan viskositas
kinematik dan digunakan untuk menentukan bilangan Reynolds.
42
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 10
PERTUMBUHAN LAPISAN BATAS (BOUNDARY LAYER) PADA PIPA
10.2 Pendahuluan
Ketika fluida mengalir melalui dinding diam, tegangan geser (shear stress) antara fluida dan
dinding membentuk lapisan batas baik untuk aliran laminar maupun turbulen dengan
karakteristik yang berbeda. Pada percobaan ini, lapisan batas mengalami transisi menjadi
turbulen cukup dekat dengan area masuk pipa. Pertumbuhan lapisan batas ini dapat ditunjukkan
melalui pengamatan profil kecepatan sepanjang pipa. Bagian tengah aliran masih berada di luar
area lapisan batas yang muncul sebagai area yang lebih maupun kurang merata untuk variable
kecepatannya.
43
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Gambar 10.1 Profil kecepatan aliran pada bagian masuk pipa (Sumber : nptel.ac.in)
Jika profil kecepatan untuk pada beberapa jarak yang berbeda sepanjang pipa dibandingkan
(seperti pada gambar 10.1), laju pertumbuhan lapisan batas sepanjang pipa dapat ditentukan.
Ketika lapisan batas sudah sepenuhnya terbentuk hingga ke area bagian tengah aliran, maka
aliran bisa dikatakan sudah berkembang penuh (fully developed flow)
Kecepatan pada pipa ditentukan menggunakan tabung pitot untuk mengukur tekanan dinamik
dari udara yang bergerak pada pipa dan membandingkannya dengan tekanan statik pada titik
yang sama. Persamaan Bernoulli yang digunakan untuk tabung pitot digunakan untuk
mendapatkan kecepatan berdasarkan tekanan yang terjadi.
2∆𝑝
𝑉 = √2𝑔ℎ = √ (1)
𝜌
Dimana ∆𝑝 (Pa) adalah perbedaan tekanan antara tabung pitot dengan tekanan pada dinding
menggunakan manometer yang disediakan, 𝜌 (kg/m3) adalah massa jenis udara pada tekanan
dan temperatur atmosfer pada saat itu.
Prosedur perhitungan perbedaan tekanan dan head adalah sebagai berikut. Kita mulai dengan
persamaan tekanan hidrostatik
𝑝 = 𝜌𝑔ℎ (2)
Sehingga, perbedaan tekanan pada dua level yang berbeda pada manometer tabung 1 dan 2
adalah
∆𝑝 = 𝜌𝑔∆ℎ (3)
Jika ketinggian fluida pada manometer vertikal adalah x1 dan x2, maka
44
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
atau
Gambar 10.2 Air flow studies untuk pengamatan pertumbuhan lapisan batas (Sumber :
Armfield Instruction Manual, 2015)
5 Posisikan ujung inlet tabung pitot pada bagian tengah pipa dan nyalakan kipas dengan katup
throttle tertutup.
6 Buka katup throttle secara perlahan untuk menjaga tinggi air pada manometer tidak
melebihi batas atas atau bawah skala. Usahakan posisi throttle ideal dimana level perbedaan
45
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
manometer antara tekanan dinamik dan statik sekitar 2/3 dari jangkauan skala yang
tersedia. Jika hal ini tidak tercapai sampai throttle sudah terbuka penuh, maka tabung
manometer harus dimiringkan hingga rasio tersebut tercapai.
7 Rekam sudut manometer jika kemiringan manometer diperlukan.
8 Lakukan pengukuran yang sama pada posisi inlet tabung yang berbeda dengan jeda
minimal 5 mm, pastikan melakukan pencatatan pada skala posisi ketinggian tabung pitot.
Lakukan hingga posisi inlet tabung pitot berada pada dinding pipa.
9 Lakukan langkah 3 – 8 untuk posisi pitot yang berbeda.
10 Rekam temperatur dan tekanan udara luar.
10.6 Diskusi
1. Amati dan analisa profil aliran yang terbentuk pada tiap posisi. Pada posisi keberapa aliran
sudah fully developed?
2. Jelaskan apa saja yang mempengaruhi kecepatan pembentukan lapisan batas pada pipa!
46
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 11
KEDALAMAN KRITIS PADA SALURAN TERBUKA (OPEN
CHANNEL)
11.2 Pendahuluan
Kedalaman dan kecepatan aliran pada sepanjang saluran terbuka beradaptasi berdasarkan
energi yang tersedia pada posisi tersebut. Untuk pembuangan air konstan, energi ini mencapai
nilai minimum pada kedalaman kritis. Parameter ini penting terhadap pemahaman dari perilaku
aliran bebas karena respon dari arus terhadap energi (dan gaya) tergantung pada apakah
kedalamannya berada lebih dalam atau kurang dari kedalaman kritis.
Gambar 11.1 Garis energi total pada saluran terbuka (Sumber : Armfield Instruction Manual,
2015)
Untuk semua perhitungan yang dilakukan, lebar dari kanal harus selalu dipertimbangkan. Pada
aliran saluran terbuka, dasar saluran umum dipakai sebagai referensi dan untuk
membandingkan energi spesifik pada posisi yang berbeda sepanjang saluran dimana energi
spesifik didefinisikan sebagai jumlah dari energi potensial (kedalaman dari aliran) dan energi
kinetik (kecepatan aliran).
𝑣2
𝐸 = 𝑦 + 2𝑔 (1)
Jika kita mempertimbangkan saluran sederhana berbentuk persegi panjang degan lebar b, maka
energi spesifik dapat dituliskan dalam debit per unit lebar 𝑞 = 𝑄/𝑏 = 𝑣𝑦𝑏/𝑏 = 𝑣𝑦
𝑞2
𝐸 = 𝑦 + 2𝑔𝑦 2 (2)
Dimana E (m) adalah energi spesifik, y (m) adalah kedalaman aliran, q (m2/s) adalah debit
aliran per unit lebar saluran dan g (m/s2) adalah konstanta gravitasi.
47
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Gambar 11.2 Grafik energi spesifik dan kedalaman kritis (Sumber : Armfield Instruction
Manual, 2015)
Plot dari energi spesifik pada gambar 11.2 merupakan kurva energi spesifik. Bentuk dari kurva
menunjukkan untuk energi spesifik tertentu terdapat dua kemungkinan kedalaman yang disebut
sebagai kedalaman alternatif. Pada titik C, energi spesifik berada pada nilai minimum dengan
hanya satu kedalaman yang disebut sebagai kedalaman kritis yc.
Aliran dengan kedalaman lebih dalam dari kedalaman kritis di deskripsikan sebagai aliran yang
lambat, subkritis ataupun tenang. Sedangkan aliran dengan kedalaman diatas kedalaman kritis
dideskripsikan sebagai aliran yang cepat atau superkritis. Untuk laju aliran yang bebeda, maka
bentuk kurvanya akan bergeser. Kedalaman kritis dapat di hitung dengan menurunkan
persamaan (2) 𝑑𝐸/𝑑𝑦 = 0.
1
𝑞2 3
𝑦𝑐 = ( ) (3)
𝑔
3
𝐸min = 𝐸𝑐 = 2 𝑦𝑐 (4)
Perlu diperhatikan bahwa permukaan air dapat terlihat bergelombang ketika aliran mendekati
titik kritis karena kecilnya perubahan energi spesifik namun ditemani dengan perubahan
kedalaman aliran.
48
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
2 Pastikan ketinggian manometer sama dengan ketinggian air yang masuk pada Hydraulic
Flow Demonstrator.
3 Nyalakan pompa pada hydraulic bench dan buka katup pengontrol aliran sesuai dengan
kebutuhan air.
4 Bukalah katup pengontrol aliran keluar dan masuk pada Hydraulic Flow Demonstrator
secara bertahap untuk menjaga tingkat kedalaman air di saluran Hydraulic Flow
Demonstrator.
5 Buka katup keluaran bertahap hingga terbuka secara penuh.
6 Pastikan ketinggian aliran seragam, dengan katup aliran keluar terbuka penuh dan
bendungan keluar (outlet weir) pada posisi terendahnya.
7 Dasar kanal saluran sebagai referensi semua pengukuran.
8 Sesuaikan ketinggian bendungan masuk (inlet weir) sehingga ketinggian bukaannya 10 mm
di atas dasar kanal.
9 Secara bertahap, buka katup aliran kontrol dan alirkan air hingga ketinggian y0 = 150 mm,
yang diukur dengan skala kedalaman hulu (upstream). Dengan y0 pada posisi tersebut, ukur
dan rekamQ menggunakan flowmeter atau kenaikan volume tangki volumetrik dengan
stopwatch. Ukur dan rekam juga y1 menggunakan skala kedalaman hilir (downstream).
10 Naikkan bendungan bertahap untuk setiap 5 mm hingga ketinggian bukaannya yg = 30 mm.
Biarkan aliran menjadi stabil, kemudian ukur dan rekam kedalaman aliran dari y0 dan y1.
11 Naikkan debit Q sedikit, turunkan bendungan hingga y0 = 150 mm. Ukur dan rekam Q
kemudian ulangi prosedur 9 & 10.
11.7 Diskusi
3. Bagaimana kedalaman kritis yc dipengaruhi oleh debit Q?
49
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
4. Bagaimana hasil perhitungan Ec terkait dengan titik energi minimum pada kurva yang anda
buat?
50
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
MODUL 12
KARAKTERISTIK POMPA SERI DAN PARALEL
12.2. Pendahuluan
Pada pompa sentrifugal, fluida di hisap masuk melalui bagian tengah impeler yang berputar
dan kemudian dilemparkan keluar melalui efek sentrifugal. Sebagai hasil dari kecepatan putar
yang tinggi, fluida memiliki energi kinetik yang besar. Perbedaan tekanan antara sisi hisap dan
keluar muncul dari konversi energi kinetik menjadi energi tekanan.
Gambar 12.1 Diagram pompa sentrifugal (Sumber : Armfield Instruction Manual, 2013)
Persamaan umum untuk energi berdasarkan hukum pertama termodinamika perunit masa dari
fluida yang mengalir melalui volume kontrol (dalam hal ini pompa) untuk pompa
inkompresibel diekspresikan sebagai
𝑝𝑜 𝑉𝑜2 𝑝 𝑉𝑖2
𝑤𝑠 = ( + + 𝑔𝑧𝑜 ) − ( 𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 ) + 𝑙𝑜𝑠𝑠 (1)
𝜌 2 𝜌 2
Dimana 𝑤𝑠 (J/kg) adalah energi kerja pompa per kg fluida, 𝑝𝑜 (Pa) adalah tekanan pada sisi
outlet, 𝑝𝑖 (Pa) adalah tekanan pada sisi inlet, 𝑉𝑜 (m/s) adalah kecepatan rata-rata fluida pada
sisi outlet, 𝑉𝑖 (m/s) adalah kecepatan rata-rata fluida pada sisi inlet, 𝜌 (kg/m3) adalah masa jenis
dari fluida, 𝑔 (m/s2) adalah percepatan gravitasi dengan nilai 9.81 m/s2, 𝑧𝑜 (m) adalah tinggi
pada sisi outlet terhadap referensi, 𝑧𝑖 (m) adalah tinggi pada sisi inlet terhadap referensi, dan
loss adalah energi gesekan yang berubah menjadi panas pada lingkunga atau menaikkan suhu
fluida itu sendiri selama proses perubahan energi kinetik ke tekanan.
𝑝 𝑣2 𝑝 𝑣2
ℎ𝑖 = (𝜌𝑔𝑜 + 2𝑔𝑜 + 𝑧𝑜 ) − (𝜌𝑔𝑖 + 2𝑔𝑖 + 𝑧𝑖 ) + ℎ𝑙 (2)
51
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
𝑝 𝑣2 𝑝 𝑣2
ℎ𝑎 = 𝐻𝑜 − 𝐻𝑖 = (𝜌𝑔𝑜 + 2𝑔𝑜 + 𝑧𝑜 ) − (𝜌𝑔𝑖 + 2𝑔𝑖 + 𝑧𝑖 ) (3)
ℎ𝑖 = ℎ𝑎 + ℎ𝑙 (4)
Dimana ℎ𝑖 = 𝑤𝑠 /𝑔 (m) adalah head ideal, ℎ𝑎 (m) adalah head aktual, 𝐻𝑜 (m) adalah head
outlet pompa, 𝐻𝑖 (m) adalah head inlet pompa dan ℎ𝑙 (m) adalah head loss pompa. Untuk
𝑉𝑜2 𝑉2
aparatus ini, diameter pipa yang digunakan sama, sehingga kita dapat asumsikan 2𝑔
= 2𝑔
𝑖
,
sehingga untuk aktual head
𝑝 𝑝
ℎ𝑎 = 𝐻𝑜 − 𝐻𝑖 = (𝜌𝑔𝑜 + 𝑧𝑜 ) − (𝜌𝑔𝑖 + 𝑧𝑖 ) (5)
𝑝
Jika alat ukur tekanan pada inlet dan outlet mengukur head, h, dimana ℎ = , maka
𝜌𝑔
Posisi vertikal relatif dari inlet dan outlet direpresentasikan oleh (𝑧𝑜 − 𝑧𝑖 ). Tiap pengukuran
head berada pada posisi vertikal relatif yang berbeda. Oleh karena itu, posisi-posisi tersebut
diambil relatif terhadap titik acuan, yaitu garis horisontal tengah dari impeler pompa. Tiap
posisi memiliki faktor koreksi referensi/datum, hd, seperti pada gambar 12.2.
Gambar 12.2 Diagram contoh posisi datum head pompa (Sumber : Armfield Instruction
Manual, 2013)
Sehingga posisi relatif vertikal antara inlet dan outlet pompa dapat dihitung sebagai
ℎ𝑎 = 𝐻𝑑 + (ℎ𝑜 − ℎ𝑖 ) (8)
52
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Berikut adalah koreksi head jika garis tengah impeler digunakan sebagai acuan/referensi:
Jarak datum ke permukaan tanah : 0.255 m
Jarak datum ke pengukur manifold : 0.960 m
Jarak datum ke pengukur head outlet pompa : 0.170 m
Jarak datum ke pengukur head inlet pompa : 0.020 m
Jarak datum ke inlet pompa bench : 0.350 m
Istilah umum yang dipakai untuk mengukur performa pompa antara lain adalah debit (atau
discharge atau kapasitas) pompa, yaitu adalah jumlah volume fluida yang dipompakan per unit
waktu
Volume,𝑉
𝑄= waktu,𝑡
(9)
Selain itu, head juga digunakan untuk itu. Perhitungan head sudah dijelaskan di atas.
Gambar 12.3 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa tunggal (Sumber :
Armfield Instruction Manual, 2013)
Perhatikan bawah semakin besar debit yang dipompakan, maka headnya semakin kecil.
53
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Gambar 12.4 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa seri (Sumber : Armfield
Instruction Manual, 2013)
Gambar 12.5 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa paralel (Sumber :
Armfield Instruction Manual, 2013)
5. Hydrostatic Bench
6. Seri/Parallel Pump
7. Stopwatch
54
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
(kecepatan konstan), pompa seri (kecepatan konstan) dan pompa paralel (kecepatan konstan).
Untuk mendapatkan konfigurasi tersebut, hal yang kita harus lakukan adalah merubah
konfigurasi selang sebagai berikut
Gambar 12.6 Konfigurasi pompa tunggal (Sumber : Armfield Instruction Manual, 2013)
55
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
7. Lakukan pengukuran debit untuk setiap head. Head outlet diukur pada outlet seri/parallel
pump, sedangkan head inlet diukur pada tangki pembuangan hydraulic bench.
8. Jangan lupa untuk melakukan koreksi head.
Gambar 12.7 Konfigurasi pompa seri (Sumber : Armfield Instruction Manual, 2013)
56
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
57
Modul Praktikum Mekanika Fluida – 2023/2024
58
Modul Praktikum Mekanika Fluida – 2023/2024
12.7. Diskusi
1. Lakukan analisa untuk grafik yang didapatkan. Apakah kita mendapatkan head dua kali lipat
untuk dua pompa dalam konfigurasi seri? Apakah kita mendapatkan debit dua kali lipat
untuk dua pompa dalam konfigurasi paralel? Berikan alasan terhadap perbedaan antara hasil
pengamatan tersebut dengan tinjauan teoritis!
2. Analisa pengaruh head inlet pada performa dari pompa!
3. Apakah efek dari perubahan diameter inlet dan outlet pipa yang diubah dari 25 mm ke 32
mm terhadap energi kinetik pompa pada fluid?
DAFTAR PUSTAKA
59
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Ahmari, Habib dan Kabir, Shah Md Imran, 2019, Applied Fluid Mechanics Lab Manual, Mavs
Open Press, Arlinton.
Armfield, Instruction Manual, 2013
Armfield, Instruction Manual, 2015
Armfield, Instruction Manual, 2017
Cengel, Yunus A. 2006. Fluid Mechanics Fundamentals and Aplications. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Kalsim, Dedi K. 2001. Irigasi Pompa. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Modul Pratikum Teknik Irigasi dan Drainase. 2016. Malang: Universitas Brawijaya.
Munson, Bruce. 2005. Fundamental of Fluid Mechanics Fourth Edition. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Panduan Pratikum Mekanika Fluida. 2014. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Parr, Andrew. 2003. Hidrolika dan Pneumatika Pedoman bagi Teknisi dan Insinyur, Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.
60
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
1. Laporan dicetak pada kertas HVS berukuran A4 (210 mm x 297 mm) serta dicetak dengan
batas 4 cm dari tepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas dan tepi bawah kertas.
2. Laporan dicetak bolak-balik.
3. Laporan diketik dan dengan huruf Times New Roman, dengan ukuran font 12. Baris-baris
kalimat laporan berjarak satu setengah spasi (line spacing 1,5). Judul bab, sub bab, dan
cover disesuaikan agar proposional.
4. Penulisan daftar referensi mengikuti APA Styles (American Psychological Association).
5. Susunan laporan praktikum Mekanika Fluida:
1. Sampul Depan (cover)
Berisi judul praktikum, judul modul praktikum, kelompok dan nama beserta NIM, logo
Universitas Pertamina, program studi, fakultas, universitas dan tahun.
2. Laporan Praktikum, untuk tiap bab terdiri dari:
• Abtrak: Terdiri dari pendahuluan yang menerangkan penelitian, tujuan penelitian
dan pemaparan singkat hasil yang didapatkan.
• Abtract: Ditulis dalam Bahasa Inggris terdiri dari pendahuluan yang menerangkan
penelitian, tujuan penelitian dan pemaparan singkat hasil yang didapatkan.
• Pendahuluan: Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori
dasar yang mendukung dan relevan dengan penelitian.
• Metode Penelitian:
a. Alat dan Bahan
b. Cara kerja
• Hasil dan Pembahasan:
a. Hasil: berupa data yang didapatkan pada saat praktikum, foto, tabel dan grafik
hasil perhitungan.
b. Pembahasan: data hasil penelitian dibahas berdasarkan referensi buku, jurnal
ilmiah, modul praktikum, materi kuliah dan website resmi. Hasil yang dibahas
berupa pertanyaan penelitian, memaparkan logika yang diperoleh,
mengintrepretasikan temuan dan mengaitkan dengan teori yang relevan.
• Simpulan
Berisi kesimpulan dari hasil percobaan yang anda lakukan pada bab tersebut atau
berisi jawaban dari tujuan praktikum.
• Referensi
Berisi rujukan buku-buku yang anda gunakan untuk membuat laporan. Minimal
harus terdiri dari 3 buah referensi selain modul praktikum.
3. Lampiran
Berisi lembar asistensi dan data-data/ tabel-tabel dari hasil perhitungan.
6. Laporan akhir akan diterima hanya apabila sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas.
Catatan Tambahan:
1. Laporan akhir praktikum dikerjakan oleh setiap individu.
61
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
2. Laporan akhir praktikum dikirimkan ke email Asisten Laboratorium dalam format pdf
dengan nama file:
Nama_KelX_Prodi dan Kelas_ShiftA/B_ModulX
Contoh: (SylviaAyu_Kel2_ME1_ShiftB_Modul2)
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA
62
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
2023/2024
MODUL 1
PENGUKURAN DENSITAS MENGGUNAKAN HIDROMETER
Kelompok I
Nama : Sylvia Ayu Pradanawati
NIM : 102210001
Kelas : ME-1
Abstrak : Terdiri dari pendahuluan yang menerangkan penelitian, tujuan penelitian dan pemaparan singkat hasil yang
didapat. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran 10, line spacing 1 dengan before dan after
point 0, alignment paragraf menggunakan justify. Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia.
Kata kunci : ditulis miring, berjumlah 5 buah, yang relevan dengan penelitian.
Abstract : Ditulis dalam Bahasa Inggris, terdiri dari pendahuluan yang menerangkan penelitian, tujuan penelitian dan
pemaparan singkat hasil yang didapat. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran 12, line
spacing 1 dengan before dan after point 0, alignment paragraf menggunakan justify. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa inggris.
Keywords : ditulis miring, berjumlah 5 buah, yang relevan dengan penelitian.
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori dasar yang mendukung
dan relevan dengan penelitian. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran
12, line spacing1 dengan before dan after point 0.
METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum ditulis dalam bentuk paragraf, allignment
paragraf menggunakan justify, contohnya: hidrometer universal, gelas ukur hidrometer,
termometer.
Bahan yang digunakan pada saat praktikum ditulis dalam bentuk paragraf, contohnya:
fluida berupa air, gliserol, minyak nabati (minyak zaitun).
2. Cara Kerja
Langkah langkah yang dikerjakan pada setiap percobaan dalam bentuk paragraf dan
kalimat pasif. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran 12, line
spacing1 dengan before dan after point 0.
64
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)
Hubungan Q dan Hf
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
1 2 3 4 5 6 7
B. Pembahasan
Berisi pembahasan mengenai data yang didapatkan dan perhitungan pada saat
praktikum. Menjawab pertanyaan diskusi yang diberikan dan menganalisa grafik jika
terdapat grafik.
KESIMPULAN
Kesimpulan menjawab tujuan penelitian. Simpulan dibuat dengan bentuk paragraf. Pada
simpulan dapat juga dituliskan saran yang ditujukan kepada objek penelitian, pelaksanaan
penelelitian atau penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Contoh penulisan daftar pustaka:
1. Cengel, Yunus A. 2006. Fluid Mechanics Fundamentals and Aplications. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Kalsim, Dedi K. 2001. Irigasi Pompa. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
3. Parr, Andrew. 2003. Hidrolika dan Pneumatika Pedoman bagi Teknisi dan Insinyur, Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
4. Modul Pratikum Teknik Irigasi dan Drainase. 2016. Malang: Universitas Brawijaya.
5. Munson, Bruce. 2005. Fundamental of Fluid Mechanics Fourth Edition. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
6. Panduan Pratikum Mekanika Fluida. 2014. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
65