Anda di halaman 1dari 65

MODUL PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA
2023/2024

25
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2023

1
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA


2023/2024

Penyusun:

E. Byan Wahyu R., Ph.D.


Sylvia Ayu Pradanawati, Ph.D.

2
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

DAFTAR ISI
Tata Tertib Praktikum................................................................................................ 5
Pengenalan Alat........................................................................................................ 6
Modul 1. Pengukuran Densitas Menggunakan Hidrometer...................................... 10
Modul 2. Pengukuran Tekanan Atmosfer Menggunakan Barometer....................... 14
Modul 3. Pengukuran Tekanan Menggunakan Manometer..................................... 16
Modul 4. Hydrostatic Pressure................................................................................ 20
Modul 5. Penentuan Tipe Aliran dalam Pipa........................................................... 27
Modul 6. Pengukuran Kehilangan Energi pada Pipa................................................ 30
Modul 7. Penentuan Koefisien Aliran dengan Venturimeter................................... 36
Modul 8. Pengamatan Aliran dalam Diameter Pipa yang Berbeda......................... 39
Modul 9. Kehilangan Energi Pada Pipa (Energy Losses In Bends)........................ 42
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 51

3
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa/wi yang akan melakukan praktikum harus sudah hadir sebelum jadwal
praktikum di mulai.
2. Toleransi keterlambatan hingga 15 menit sejak jadwal praktikum dimulai, apabila lebih dari
itu maka mahasiswa/wi yang terlambat tetap diperkenankan untuk mengikuti praktikum
namun dengan nilai tes awal adalah nol.
3. Mahasiswa/wi harus menjaga ketertibanproses praktikum yaitu dengan bersikap sopan,
tenang, berhati-hati, cermat, teliti, sigap dan bekerja sesuai petunjuk yang ada.
4. Selama praktikum semua tas dan buku ditempatkan pada tempat yang telah disediakan
5. Mahasiswa/wi yang melakukan praktikum harus selalui berpakaian rapi, mengenakan jas lab,
dan sepatu tertutup.
6. Mahasiswa/wi yang memiliki rambut 4anjang harus mengikatnya dengan rapi.
7. Mahasiswa/wi bertanggungjawab untuk semua peralatan yang pergunakan atau dipinjam dan
mengembalikannya dalam keadaan bersih, lengkap dan utuh/ tidak rusak.
8. Apabila memecahkan, menghilangkan atau merusakkan alat yang digunakan atau dipinjam
wajib melaporkan dan menggantinya sebelum kegiatan praktikum selanjutnya dan menjadi
beban satu kelompok.
9. Mahasiswa/wi yang melakukan kegiatan praktikum wajib membuat laporan akhir untuk
setiap modul praktikum. Laporan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi pemahaman
mahasiswa/wi atas praktikum yang telah dilakukan, dan menjadi prasyarat untuk dapat
mengikuti kegiatan praktikum selanjutnya.
10. Setiap mahasiswa/wi yang melakukan praktikum harus menjaga kebersihan laboratorium.
11. Tidak diperkenankan untuk makan, minum, bermain handphone, maupun merokok selama
kegiatan.
12. Mahasiswa/wi hanya diperkankan untuk meninggalkan laboratorium jika sudah
mendapatkan ijin dari asisten atau pengawas.
13. Mahasiswa/wi wajib menyerahkan hasil pengamatan pada asisten untuk diparaf setiap
selesai melakukan praktikum.
14. Mahasiswa/wi diperkenankan untuk tidak mengikuti kegiatan praktikum apabila:
- Force Majeure seperti bencana alam, kebakaran, peperangan dsb yang resmi
diumumkan.
- Sakit dengan memberikan surat keterangan dokter pada kegiatan praktikum berikutnya
- Kegiatan resmi diluar kampus dengan membawa nama Universitas Pertamina
(dilengkapi Surat Keterangan dari Dosen Program Studi).
- Hal-hal yang tidak dibahas pada tata tertib ini akan dibahas, diatur, dan ditinjau pada
kemudian hari.

Jakarta, Januari 2023


Koordinator Praktikum Mekanika Fluida

PENGENALAN ALAT

4
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

1. Hydraulic Bench
Hydraulic bench adalah alat yang
digunakan sebagai suplai air dan untuk
menghitung debit air dalam suatu
percobaan Mekanika Fluida.

2. Fluid Properties Apparatus


Fluid Properties berfungsi untuk
mengetahui sifat fisik cairan secara statis
atau aplikasi dinamis.
Keterangan gambar:
1. Termometer
2. Tabung Hidrometer (dua unit)
3. Barometer Aneroid
4. Tabung Kapiler
5. Hidrometer Universal
6. Pelat Kapiler
7. Gelas Kimia/ Beaker Glass
8. Gelas Perpindahan untuk Latihan
Archimedes
9. Gelas Ukur/ Graduated Cylinder
10. Tabung reaksi viskositas
11. Circular Spirit Level
12. Tabung silinder Archimed

5
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

3. Fluid Static and Manometric Apparatus


Fluid static and manometric apparatus berfungsi untuk
mengamati perilaku cairan dibawah kondisi hidrostatik
(cairan saat istirahat) dan untuk mengukur tekanan dengan
menggunakan manometer.

4. Hydrostatic Pressure Apparatus


Hydrostatic Pressure Apparatus berfungsi
untuk mengetahui tekanan air yang bekerja
pada dinding tegak secara visual.

5. Osborne Reynold Apparatus


Osborne Reynolds Apparatus berfungsi untuk melihat
kondisi aliran fluida (laminar, transisi atau turbulen)
dan profil kecepatan dari suatu fluida.

6
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

6. Energy Losses in Pipes Apparatus


Peralatan ini berfungsi untuk mengetahui variasi gesekan
sepanjang pipa dan mengetahui dampak dari aliran laminar
atau turbulen.

7. Bernoullis’s Theorem Demonstration


Bernoulli’s theorem apparatus berfungsi untuk
menentukan koefisien aliran pada berbagai laju air
dan untuk mengukur aliran statis secara langsung
di sepanjang tabung venturi.

7
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

8. Pipe Network Apparatus


Pipe network apparatus berfungsi untuk
mengukur headloss pada ukuran pipa yang
berbeda serta untuk mengidentifikasi karakteristik
aliran melalui pipa yang saling berhubungan.

9. Air Flow Studies


Air Flow Studies merupakan alat yang berfungsi
untuk memfasilitasi observasi berbagai fenomena
aliran pada pipa dengan fluida udara. Alat ini juga
menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip dasar
mekanika fluida diterapkan untuk menganalisis
aliran di saluran dan jet.

10. Hydraulic Flow Demonstrator


Hydraulic Flow Demonstrator merupakan alat yang
berfungsi untuk memfasilitasi pengamatan berbagai
fenomena proses sirkulasi aliran terbuka (Open
Channel) maupun saluran tertutup (Closed Conduit).

8
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

11. Series/Parallel Pumps


Series/Parallel Pumps merupakan alat tambahan dari
Hydraulic Bench untuk menfasilitasi pengamatan
fenomena karakteristik pompa seri maupun paralel.

9
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL 1.
PENGUKURAN DENSITAS MENGGUNAKAN HIDROMETER

1.1 Tujuan Pratikum


Mahasiswa mampu mengukur densitas dari beberapa macam cairan dengan mengukur kerapatan
relatif dengan menggunakan alat hidrometer universal

1.2 Dasar Teori


Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya. Bila
berada dalam keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua
fluida memiliki derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan bentuk.
Sifat-sifat fluida yang paling sering dijadikan pertimbangan dalam simulasi pengaliran air adalah
densitas dan kerapatan relatif (specific weight).

Densitas (ρ)
Densitas atau rapat massa (𝜌) didefiniskan sebagai massa (𝑚) untuk setiap satuan volume (𝑉), dan
dihitung berdasarkan persamaan (1.1):

𝑚 (kg)
𝜌= (1.1)
𝑉 (m3 )

Densitas air pada tekanan standar 1 atm (1,013 bar) dan temperatur standar 4°C adalah 1,94 slugs/
ft3 (1000 kg/m3). Perubahan pada temperatur dan tekanan akan mempengaruhi densitas, walaupun
dalam hal pemodelan sistem distribusi hal itu dapat diabaikan karena perubahannya sangat kecil,
terutama untuk daerah yang memiliki iklim tropis.

Kerapatan Relatif
Kerapatan relatif (SG) merupakan bilangan murni yang menunjukkan perbandingan antara massa
suatu benda dengan massa suatu zat yang bervolume sama yang ditentukan sebagai standar.
Padatan dan cairan menggunakan air pada 4°C sebagai standar, sedangkan untuk gas menggunakan
udara bebas yang mengandung karbondioksida dan hidrogen pada 0°C dan tekanan 1 atm (1 bar)
= 1,013x105 Pascal.
Secara umum, rapat massa (densitas) bergantung pada suhu dan tekanan. Rapat massa dari
kebanyakan gas adalah sebanding dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan suhu. Kerapatan
relatif dihitung berdasarkan persamaan (1.2):

𝜌 𝛾
SG = 𝜌H2O
= 𝛾H2O
(1.2)

dimana 𝛾 = 𝜌𝑔 adalah specific weight dengan 𝑔 adalah akselarasi akibat gaya gravitasi.

10
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur kerapatan relatif atau berat jenis suatu cairan. Cairan yang
diukur berat jenisnya dengan menggunakan alat hidrometer nantinya akan diketahui rasio
kerapatan dengan densitas airnya. Biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari batang silinder dan
pembobotan dengan merkuri atau timah untuk membuatnya mengapung tegak. Secara umum
prinsip kerja hidrometer menggunakan hukum Archimedes yang menyatakan bahwa benda yang
tercelup ke dalam fluida (cair atau gas) akan mengalami gaya dorong ke atas sama dengan berat
fluida yang dipindahkan.

Gambar 1.1 Hidrometer

1.3 Alat dan Bahan


1. Hidrometer Universal
2. Gelas ukur Hidrometer (dua unit)
3. Termometer
4. Cairan yang sesuai dengan pengujian*

*Catatan: cairan yang digunakan harus aman, misal: gliserol dan berbagai minyak nabati
seperti minyak zaitun.

1.4 Metode dan Langkah Kerja


1. Isi tabung hidrometer dengan air bersih dan isi tabung lainnya dengan cairan yang berbeda
seperti minyak goreng atau oli. Kedalaman dari cairan harus cukup untuk memungkinkan
hidrometer mengapung.
2. Masukkan perlahan hidrometer kedalam tabung hidrometer yang berisi air dan pastikan
dindingnya bersih. Ketika telah stabil, pastikan bahwa permukaan air sesuai dengan
pembacaan 1.00 pada skala hidrometer. Hal ini menunjukkan bahwa alat hidrometer
beroperasi dengan benar. Ukur dan catat suhu air dengan menggunakantermometer.

11
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

3. Ganti air dengan cairan uji lain untuk dilakukan pengukuran seperti langkan pada nomor
2.
4. Setelah selesai digunakan, bersihkan hidrometer dengan hati-hati. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya kontaminasi dari berbagai cairan.

1.5. Pengambilan Data

Tabel 1.1 Hasil Pembacaan Skala


Jenis Cairan Pembacaan skala (g/mL)
Air
Minyak Goreng
Oli

1.6. Pengolahan Data


Lakukan perhitungan sesuai dengan prosedur pada tabel 1.2 serta gunakan formular pengamatan
yang ditentukan oleh asisten. : Dikomentari [SAP1]: Form harus dilampirkan di modul

Tabel 1.2 Langkah-langkah Pengolahan Data


No. Langkah Data yang Dibutuhkan Keterangan

1. Menghitung densitas (gr/mL) Data pembacaan skala masing- Gunakan rumus 1.1 Dikomentari [SAP2]: Apakah masih diperlukan, karena dari
hydrometer sudah langsung keluar nilai masa jenis
masing ciran pada hidrometer
dan volume yang digunakan

2. Konversi nilai densitas Konversi nilai


densitas dari gr/mL
ke kg/m3
3. Menghitung kerapatan Data densitas air dan densitas Gunakan rumus 1.2
relative (SG) cairan

1.7. Diskusi
1. Bagaimana prinsip kerja dari hidrometer.
2. Mengapa merkuri atau timah yang digunakan pada perangkat hydrometer.
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi densitas.

12
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL 2.
PENGUKURAN TEKANAN ATMOSFER MENGGUNAKAN
BAROMETER

2.1 Tujuan Praktikum


Mahasiswa mampu mengukur tekanan atmosfer dengan menggunakan barometer aneroid.

2.2 Dasar Teori


Tekanan udara adalah suatu gaya yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam satuan
area tertentu dari satu tempat ke tempat lainnya. Tekanan udara dipengaruhi oleh tingkat kepadatan
atau kerapatan (densitas) massa udara. Besarnya tekanan udara di suatu tempat bergantung pada
jumlah udara di atasnya. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin sedikit jumlah udara
diatasnya dan semakin sedikit berat udara yang ditahan pada wilayah tersebut sehingga tekanannya
semakin sedikit. Berbanding terbalik dengan daerah atau dataran rendah, wilayah tersebut
mempunyai tekanan udara yang lebih besar. Jadi tekanan udara di suatu wilayah sangat ditentukan
oleh ketinggian tempat atau wilayah diukur dari permukaan air laut.

Barometer
Satuan tekanan diantaranya: bar, Pascal (Pa), Atmosfer (atm) dan mmHg. Sementara alat untuk
mengukur tekanan adalah barometer. Barometer sendiri memiliki dua jenis yaitu barometer raksa
dan barometer aneroid. Keduanya memiliki kegunaan yang sama yaitu mengukur tekanan udara.
Barometer termasuk peralatan meteorologi non recording yang pada waktu tertentu harus segera
dibaca agar mendapat data yang diinginkan. Barometer raksa maupun barometer aneroid
dipengaruhi oleh ketinggian, mengingat tekanan udara akan berkurang seiring bertambahnya
ketinggian. Sebelum menggunakan barometer alat harus dikalibrasi untuk memastikan sesuai
dengan lokasi ketinggiannya.

2.3 Alat dan Bahan


Barometer Aneroid

2.4 Metode dan Langkah Kerja


1. Kalibrasi terlebih dahulu barometer aneroid di tempat yang akan digunakan untuk
pengambilan data.
2. Lakukan pengambilan data dan baca tekanan atmosfer yang ditunjukkan pada Barometer
Aneroid serta catat nilai yang diperoleh.
3. Dapatkan nilai arus untuk tekanan atmosfer dan referensi nilai Barometer dilokasi yang
sama jika tersedia. Sebagai alternatif, tekanan dapat diperoleh dari pusat meteorologi lokal
melalui internet.
4. Pastikan bahwa nilai yang diperoleh adalah nilai saat ini (aktual), bukan data sebelumnya.
Hal ini dikarenakan tekanan atmosfer terus berubah.

13
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

2.5 Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Pembacaan pada Barometer


Barometer Aneroid
Pembacaan Skala di Lokasi 1 Pembacaan Skala di Lokasi 2
[…………………………….] […………………………….] Dikomentari [SAP3]: Isi dengan nama tempat (supaya lebih
fleksibel)

2.6 Pengolahan Data


Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan perhitungan Dikomentari [SAP4]: Formular harus dilampirkan di modul
sesuai dengan prosedur berikut:

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pengolahan Data


No. Langkah Data yang Dibutuhkan Keterangan

1. Tekanan atmosfer suatu Data tekanan atmosfer yang -


ruangan (secara teoritis) didapatkan dari hasil referensi

2.7 Diskusi
1. Bandingkan nilai atmosfer dengan suhu ruangan secara teoritis dan eksperimental.
2. Bandingkan nilai tekanan di 2 lokasi yang berbeda, jelaskan apakah nilai yang
didapatkan sesuai dengan teori yang ada?

14
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL 3.
PENGUKURAN TEKANAN MENGGUNAKAN MANOMETER

3.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum dari materi ini adalah:
1. Mahasiswa mampu mengukur tekanan dan tekanan diferensial menggunakan berbagai
jenis manometer (menerapkan statika fluida pada manometri).

3.2 Dasar Teori


Manometer adalah alat ukur tekanan. Manometer digunakan secara harfiah untuk mengukur
perbedaan tekanan di dua titik yang berbeda. Terdapat berbagai macam jenis manometer dengan
fungsinya masing-masing, antara lain:

a. Manometer tabung tunggal (tabung piezometer)


Tipe yang paling sederhana dari manometer ini terdiri dari sebuah tabung tegak yang terbuka
dibagian atasnya dan dihubungkan dengan bejana yang akan diukur tekanan udara di dalamnya
sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3.1. Manometer melibatkan kolom-kolom fluida dalam
keadaan diam sehingga dapat ditulis dengan persamaan dasar:

𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ (3.1)

dimana:
P = Tekanan (N/m2)
ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)
g = Gravitasi (m/s2)
h = Jarak ke permukaan air (m)

Gambar 3.1 Manometer Tabung Tunggal


b. Manometer diferensial tabung ganda

15
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Prinsip kerja manometer ini hampir sama dengan dengan manometer tabung tunggal dengan
adanya sebuah tabung tegak namun dengan jumlah lebih dari satu yang ditunjukkan pada Gambar
3.2. Dua tabung manometer dihubungkan ke titik Y dan Z dalam saluran pipa. Bila katup keluaran
tertutup dan tidak ada aliran yang melalui pipa, kedua manometer akan menunjukkan pembacaan
yang sama sesuai dengan puncak tabung di reservoir. Bila ketinggian fluida terjadi perbedaan pada
pembacaan, hal ini menunjukkan adanya head loss antara titik X dan Y akibat gesekan pada
dinding pipa.

Gambar 3.2 Manometer Tabung Ganda

c. Manometer Tabung U
Dua tabung yang saling terhubung di dasarnya disebut manometer tabung U. Manometer ini tidak
banyak perbedaan dengan manometer tabung piezometer, hanya saja manometer ini berbentuk
pipa U. Biasanya pada manometer tabung U, ujung yang satu melekat pada titik yang diukur
tekanannya dan ujung lainnya berhubungan langsung dengan udara luar (atmosfer). Namun
kadangkala manometer tabung U juga digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan pada dua
titik pengamatan dalam sistem perpipaan.

Gambar 3.3 Manometer Tabung U

16
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

3.3 Alat dan Bahan


1. Manometri Apparatus
2. Hydraulic Bench
3. Suntikan
4. Pewarna
5. Fluida

3.4 Metode dan Langkah Kerja


1. Manometer tabung tunggal (tabung piezometer)
a. Alirkan fluida secara perlahan melalui sistem ke saluran tabung piezometer.
b. Pasang suntikan pada salah satu ujung tabung, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
atau mengurangi tekanan udara pada satu ujung tabung
c. Ketika sudah seimbang, baca dan catat skala yang ditunjukkan.
2. Manometer tabung ganda
a. Lakukan prosedur yang sama seperti manometer tunggal (a-b).
b. Ketika sudah seimbang, baca dan catat perbedaan skala yang ditunjukkan oleh tabung
ganda.
3. Manometer tabung U
a. Alirkan fluida secara perlahan melalui sistem ke saluran tabung U
b. Pasang suntikan pada salah satu ujung tabung U, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
atau mengurangi tekanan udara pada satu ujung tabung U
c. Amati perubahan level pada kedua tabung
d. Catat hasil pengamatan

3.5 Hasil Pengamatan


Catat hasil pembacaan skala pada masing- masing manometer

Tabel 3.1 Pembacaan Skala


Pembacaan skala Manometer Manometer Ganda Manometer Tabung
Perlakuan Tunggal U
Reservoir
Manometer Tunggal Δh
Manometer Ganda Δh
Manometer Tabung U Δh

3.6 Pengolahan Data


Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan perhitungan
sesuai dengan prosedur berikut:

Tabel 3.2 Langkah-langkah Pengolahan Data

17
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

No. Langkah Data yang dibutuhkan Keterangan

1. Menghitung Δh masing- Data pembacaan skala pada -


masing manometer masing-masing manometer
(yang terdapat perbedaan
ketinggian)
2. Menghitung tekanan Data Δh, ρ dan g Gunakam rumus
hidrostatik 3.1
3. Plot grafik hubungan Δh Data Δh, masing-masing Menggunakan
dengan tekanan hidrostatik manometer dengan tekanan fungsi chart tipe
hidrostatik yang telah dihitung scatter pada
program
Microsoft Excel
atau sejenis
dengan intercept
=0

3.7 Diskusi
Analisis grafik yang dihasilkan, bagaimana hubungan antara perbedaan ketinggian dengan
tekanan hirostatik.

18
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL 4
TEKANAN HIDROSTATIS

4.1. Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu untuk melakukan perhitungan tekanan air yang bekerja pada dinding tegak
secara visual sebagai pembuktian dari reaksi yang diperoleh baik tekanan air yang terjadi pada saat
benda tenggelam sebagian maupun ketika benda teggelam penuh.

4.2. Dasar Teori

Hydrostatic pressure adalah percobaan menggunakan sebuah alat yang terdiri dari benda
seperempat lingkaran (kuadran) yang dirangkai dengan pusat yang telah ditentukan. Prinsip kerja
alat ini adalah tekanan air pada dinding tegak yang divisualisasikan dengan menggunakan bandul
beban sebagai beban yang ditahan oleh gaya tekan air pada dinding tegak kuadran.

Ketika kuadran direndam dalam air, dimungkinkan untuk menganalisis gaya yang bekerja pada
permukaan kuadran dengan prinsip bahwa gaya hidrostatik pada setiap titik pada permukaan
melengkung adalah normal pada permukaan dan oleh karena itu diselesaikan melalui titik pivot
karena ini terletak di titik asal jari-jari. Oleh karena itu, gaya hidrostatik pada permukaan
melengkung atas dan bawah tidak memiliki efek bersih atau tidak ada momen yang mempengaruhi
keseimbangan rakitan karena semua gaya ini melewati poros. Gaya-gaya pada sisi kuadran adalah
horizontal dan saling meniadakan (sama dan berlawanan).

Gaya hidrostatik pada permukaan vertikal yang terendam dilawan oleh berat keseimbangan. Oleh
karena itu, gaya hidrostatik yang dihasilkan pada permukaan dapat dihitung dari nilai berat
keseimbangan dan kedalaman air karena ketika sistem berada dalam kesetimbangan, momen
tentang titik pivot adalah sama:

𝐹ℎ = 𝑚𝑔𝐿 (4.1)

dimana:
𝑚 = massa dari pemberat (kg)
g = gravitasi (m/s²)
L = jarak lengan pemberat (m)
F = gaya hidrostatik di permukaan vertikal (N)
ℎ = jarak antara poros pivot ke pusat titik tekanan (m)

Terdapat dua kasus yang mungkin terjadi pada bidang permukaan vertikal, yaitu sebagian
terendam dan sepenuhnya terendam. Gambar 4.1 menunjukkan kasus dimana permukaan bidang
vertikal kuadran terendam sebagian.

Gaya resultan, F pada permukaan terendam sebagian adalah sebagai berikut:

𝐹 = 𝜌𝑔ℎ𝐴 (4.2)
dimana:
ρ = massa jenis (kg/m³)
g = gravitasi (m/s²)

19
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

𝑑
ℎ = jarak vertikal dari titik tengah (CG) ke permukaan air =
2
𝐴 = luas permukaan terendam (m²)= 𝐵𝑑
Sehingga gaya akibat tekanan hidrostatik menjadi :
1
𝐹 = 𝜌𝑔𝐵𝑑 2 (4.3)
2

Gaya F bergerak melalui pusat tekanan, CP dan berada pada jarak ℎ" dari titik poros pivot (Gambar
4.1).

Gambar 4.1 Skema Permukaan Vertikal Kuadran yang Terendam Sebagian (Sumber : Armfield
Instruction Manual F1-12, Feb 2013)

Lokasi gaya akibat tekanan hidrostatik pada bidang vertikal (pusat titik tekanan/center of pressure)
dapat dihitung dari momen yang terjadi. Momen yang terjadi akibat gaya tekanan hidrostatik:

𝑀 = 𝐹ℎ" (4.4)

Momen penyeimbang di hasilkan oleh berat (𝑊) yang diaplikasikan di ujung lengan pemberat
sehingga momennya akan proporsional terhadap panjang lengan (𝐿). Kesetimbangan tersebut
dapat dituliskan menjadi:

𝐹ℎ" = 𝑊𝐿 = 𝑚𝑔𝐿 (4.5)

Dengan menggabungkan persamaan (4.3) maka bisa didapatkan jarak poros ke titik pusat tekanan
secara eksperimen
𝑚𝑔𝐿 2𝑚𝐿
ℎ" = = (4.6)
𝐹 𝜌𝐵𝑑 2

Sementara itu secara teoritis, kedalaman tekanan dibawah permukaan air dapat dihitung dengan

𝑥𝐼
ℎ′ = 𝐴ℎ (4.7)

20
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

dimana 𝐼𝑥 adalah momen kedua area dari bagian yang terendam terhadap sumbu pada bidang
datar. Dengan menggunakan teorema sumbu sejajar (parallel axes) didapatkan

𝐼𝑥 = 𝐼𝑐 + 𝐴ℎ2
𝐵𝑑 3 𝑑 2 𝐵𝑑 3
𝐼𝑥 = + 𝐵𝑑 ( ) = (4.8)
12 2 3

Sehingga kedalaman pusat titik tekanan dari titik poros pivot dapat ditulikan sebagai berikut:

ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − ℎ′) (4.9)


𝑑
Dengan subtitusi persamaan (4.7) dan dimana ℎ = , maka
2

𝐵𝑑 3
ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − 3𝐵𝑑ℎ)
2𝑑
ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − )
3
𝑑
ℎ" = 𝐻 − 3 (4.10)

Dari sini akan didapatkan momen akibat tekanan dan selanjutnya dapat dihitung gaya
hidrostatiknya.

Untuk kasus dimana bidang datar vertikal semuanya berada dibawah permukaan air seperti pada
Gambar 4.2, maka gaya hidrostatik dapat didefiniskan sebagai berikut:

𝐷
𝐹 = 𝜌𝑔𝐴ℎ = 𝜌𝑔𝐵𝐷 (𝑑 − ) (4.11)
2

Gambar 4.2 Skema Permukaan Vertikal Kuadran yang Terendam Seluruhnya (Sumber :
Armfield Instruction Manual F1-12, Feb 2013)

21
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Kesetimbangan momen dapat dituliskan menjadi

𝐹ℎ" = 𝑊𝐿 = 𝑚𝑔𝐿 (4.12)

Dengan menggabungkan persamaan (4.11) maka bisa didapatkan jarak poros ke titik pusat tekanan
secara eksperimen
𝑚𝑔𝐿 𝑚𝐿
ℎ" = = 𝐷 (4.13)
𝐹 𝜌𝐵𝐷(𝑑− 2 )

𝐷
Dengan menggunakan teorema sumbu sejajar (parallel axes) dimana ℎ = 𝑑 − 2 didapatkan

𝐼𝑥 = 𝐼𝑐 + 𝐴ℎ2
𝐵𝐷3 𝐷 2
𝐼𝑥 = + 𝐵𝐷 (𝑑 − ) (4.14)
12 2

Sehingga kedalaman pusat titik tekanan dari titik poros pivot dapat ditulikan sebagai berikut:

ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − ℎ′)
𝐷2 𝐷 2
12 + (𝑑 − 2 )
ℎ" = 𝐻 − (𝑑 − )
𝐷
(𝑑 − 2 )

𝐷2 𝐷 2
+(𝑑− 2 )
ℎ" = 𝐻 + 12
𝐷 −𝑑 (4.15)
(𝑑− 2 )

4.3. Alat dan bahan

1. Satu set alat hydrostatic pressure


2. Kaliper
3. Tabung ukur
4. Nivo

4.4. Metode dan langkah kerja

1. Mengukur panjang

Panjang Penyeimbang L Jarak dari penggantung berat ke tumpuan


Jarak Kuadran ke tumpuan H Tinggi dasar permukaan kuadran ke tumpuan
Tinggi Kuadran D Tinggi permukaan kuadran vertikal
Lebar Kuadran B Lebar permukaan kuadran vertikal

2. Bersihkan terlebih dahulu Kuadran dengan lap basah untuk menghilangkan tekanan
permukaan dan mencegah terbentuknya gelembung permukaan ketika di celupkan.
3. Tempatkan peralatan hydrostatic pressure diatas hydraulics bench dan sesuaikan kakinya
sehingga nivo menunjukkan kondisi datar.

22
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

4. Tempatkan lengan penyeimbang pada knife edges dan pastikan lengan dapat berjungkit
dengan bebas.
5. Tempatkan penggantung berat pada celah di akhir bagian lengan penyeimbang.
6. Pastikan katup drain tertutup.
7. Pindahkan alat pengukur keseimbangan berat sampai lengan horizontal dengan cara
memutar sesuai ulirnya.
8. Tambahkan massa kecil (50g) pada setiap penggantung berat dan mengisi bak hydrostatic
pressure dengan air hingga posisi lengan keseimbangan kembali seimbang kemudian catat
ketinggian air. Jika air berlebih dapat dikurangi dengan membuka katup drain.
9. Ulangi prosedur diatas untuk setiap penambahan beban.

4.5 Hasil Pengamatan


Tabel 4.1 Pengambilan Data
No. Beban yang Diberikan Pembacaan Skala

4.6 Pengolahan Data

Tabel 4.2 Langkah-langkah Pengolahan Data


No. Langkah Data yang Dibutuhkan Keterangan
CASE 1 Benda Tenggelam Sebagian
1. Mencari Tekanan (P) - Densitas air (ρ) 1
𝑃 = 𝜌𝑔 𝑑
- Ketinggian Air (d) 2
2. Mencari Gaya Hidrostatis (F) - Tekanan (P) 1. 𝐴 = 𝐵𝑑
- Luas Penampang (A) 2. 𝐹 = 𝑃𝐴
3. Mencari 𝑦𝑝 Teori - Tinggi Keseluruhan (𝐻) 𝑑
𝑦𝑝,𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (𝐻 − )
(Pusat Tekanan Teoritis) - Ketinggian Air (d) 3
4. Mencari Pusat Tekanan - Massa Beban (m)
∑ 𝑀𝐴 = 0
Eksperimen - Panjang Lengan (L)
- Gaya Hidrostatik (F) 𝐹 𝑦𝑝,exp = 𝑊𝐿
𝑚𝑔𝐿
𝑦𝑝,exp =
𝐹
5. Mencari Error - 𝑦𝑝 Teori 𝑦𝑝,𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
=1
- 𝑦𝑝 Eksperimen 𝑦𝑝,exp

CASE 2 Benda Tenggelam Seluruhnya


1. Mencari Tekanan (P) - Densitas air (ρ) 𝐷
𝑃 = 𝜌𝑔 (𝑑 − )
- Ketinggian Air (d) 2
- Tinggi bidang (D)
2. Mencari Gaya Hidrostatis (F) - Tekanan (P) 1. 𝐴 = 𝐵𝐷
- Luas Penampang (A) 2. 𝐹 = 𝑃𝐴

23
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

3. Mencari 𝑦𝑝 Teori - Luas Penampang (A) 𝑦𝑝,𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖


(Pusat Tekanan Teoritis) - Tinggi Keseluruhan 𝐷2 𝐷 2
(H) + (𝑑 − )
= 𝐻 + 12 2
- Ketinggian Air (d) 𝐷
- Tinggi bidang (D) (𝑑 − 2 )
−𝑑
4. Mencari Pusat Tekanan - Massa Beban (m)
Eksperimen - Panjang Lengan (L) ∑ 𝑀𝑃 = 0
- Gaya Hidrostatik (F) 𝐹 𝑦𝑝,exp = 𝑊𝐿
- Ketinggian Air (d) 𝑚𝐿
𝑦𝑝,exp =
- Tinggi bidang (D) 𝐷
𝜌𝐵𝐷 (𝑑 − )
2
5. Mencari Error - 𝑦𝑝 Teori 𝑦𝑝,𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
=1
- 𝑦𝑝 Eksperimen 𝑦𝑝,exp

4.7 Diskusi
1. Bagaimana pengaruh kedalaman benda terhadap tekanan hidrostatik?
2. Bagaimana hasil 𝑦𝑝,𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 dengan 𝑦𝑝,exp dari hasil perhitungan? (Analisis Galat)

MODUL 5.
PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA

24
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

5.1 Tujuan Pratikum


Mahasiswa mampu menyimpulkan perbedaan dari aliran laminar, transisi, dan turbulen dalam
pipa.

5.2 Dasar Teori


Fluida didefiniskan sebagai zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba untuk mengubah bentuk fluida, maka di dalam fluida akan terbentuk
suatu lapisan yang berada di atas lapisan yang lain. Sedangkan tekanan terdapat pada suatu titik di
dalam volume fluida.
Aliran fluida dapat memiliki kecepatan yang berbeda, tergantung dari kekuatan aliran yang
mendominasi di dalamnya. Selain itu aliran fluida juga dipengaruhi oleh viskositas (kekentalan)
dari fluida itu sendiri. Dari perbedaan kecepatan tersebut, aliran dapat di klasifikasikan menjadi
tiga tipe aliran yaitu aliran laminar, transisi dan turbulen. Di dalam modul 5 ini, penentuan tipe
aliran dapat dilakukan dengan cara memasukkan pewarna ke dalam aliran pipa. Pewarna di dalam
aliran pipa tersebut akan membentuk suatu garis yang jelas mengikuti karakteristik dari aliran
tersebut. Pada aliran laminar, pewarna dimasukkan ke dalam aliran pipa pada satu titik, maka
cairan pewarna tersebut akan membentuk suatu garis yang jelas dan pasti. Berbanding terbalik
dengan aliran turbulen, jika pewarna dimasukkan ke dalam aliran pipa pada satu titik maka cairan
pewarna tersebut akan tersebar dan terlihat tidak teratur. Sebagai acuan untuk membedakan suatu
aliran itu laminar, transisi atau turbulen, digunakan bilangan yang tidak berdimensi yang
dinamakan Bilangan Reynolds sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5.1.
Bilangan Reynolds merupakan fungsi dari variabel kecepatan, viskositas dan massa jenis fluida
serta diameter dalam pipa. Bilangan Reynolds dapat di hitung melalui persamaan sebagai berikut:
𝑉𝐷 𝜌 𝑉𝐷
Re = = (5.1)
𝜇 𝜐
dimana,
𝑉 = Kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
µ = Viskositas dinamik fluida (kg/m.s)
𝜐 = Vikositas kinematik fluida (m2/s)
Re = Bilangan Reynold

Tabel 5.1 Nilai Bilangan Reynolds


Jenis Aliran Nilai
Laminar Re < 2.000
Transisi 2000 < Re < 4.000
Turbulen Re > 4.000

5.3 Alat dan Bahan


1. Osborne Reynold Apparatus
2. Hydraulic Bench
3. Stopwatch
4. Termometer
5. Gelas Ukur 1.000 mL
6. Fluida

25
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

5.4 Metode dan Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, pastikan alat berada pada kondisi diam
dan pada kondisi tegak.
2. Pancing pompa pada hydraulic bench hingga aliran konstan.
3. Setelah aliran konstan matikan hydraulic bench dan ganti selang pancing dengan selang
apparatus.
4. Nyalakan hydraulic bench dan sesuaikan bukaan katup untuk menghasilkan aliran
lambat melalui pipa. Pastikan pipa visualisasi terisi air dengan baik.
5. Alirkan air hingga memenuhi wadah apparatus lalu matikan hydraulic bench,
6. Buka kran pewarna hingga pewarna keluar.
7. Amati profil kecepatan dengan membuka kran output sesuai perlakuan. Ambil foto Dikomentari [SAP5]: Perlakuan ini perlu disebutkan, jenis
perlakuannya, missal beda ,,,,,
profil alirannya.
8. Ukur laju air volume, waktu dan suhu aliran keluaran.
9. Tutup kran output.
10. Ulangi prosedur 3-8 untuk perlakuan selanjutnya, dan
11. Catat hasil pengamatan pada masing-masing perlakuan yang berbeda.

5.5 Hasil Pengamatan


Tabel 4.2 Data Pengamatan
Jenis Aliran yang Volume Waktu Suhu
diamati (m3) (s) (◦C)

5.6 Pengolahan Data


Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan perhitungan
sesuai dengan prosedur berikut:

Tabel 5.3 Langkah-langkah Pengolahan Data


No. Langkah Data yang Dibutuhkan Keterangan

1. Mencari nilai viskositas Data suhu yang diketahui pada Lihat tabel viskositas
kinematik praktikum kinematik

2. Menghitung debit aliran Data volume dan waktu -

3. Menghitung bilangan Reynolds Data viskositas kinematik, 𝑉𝐷


Re =
diameter, kecepatan 𝜐

5.7 Diskusi

26
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

1. Berdasarkan data yang didapatkan kelompok, jenis aliran apakah yang kalian dapatkan.
2. Klasifikasikan jenis aliran dari keseluruhan perlakuan (tukar data dengan kelompok lain). Dikomentari [SAP6]: Ini sepertinya tidak perlu
3. Bagaimana hubungan dari debit aliran (Q) dengan nilai bilangan Reynolds (Re). Jelaskan
mengapa hal itu bisa terjadi.
4. Bandingkan hasil pengamatan secara visual dengan nilai bilangan Re yang dihasilkan dari
perhitungan. Apakah sesuai?

MODUL 6.
PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA
6.1 Tujuan Pratikum
Praktikum ini bertujuan agar:
1. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara kehilangan energi dan jenis aliran pada
sistem perpipaan.

27
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

2. Mahasiswa mampu melakukan verifikasi mengenai hukum energi dalam sistem


perpipaan.
3. Mahasiswa mampu membandingkan perhitungan kehilangan energi secara
eksperimental dan secara teoritis.

6.2 Dasar Teori


Suatu zat dengan kekentalan tertentu akan mengalami kehilangan energi pada saat zat cair tersebut
mengalir di dalam pipa. Kehilangan energi tersebut disebabkan oleh gesekan antara zat cair dengan
dinding pipa serta gesekan antar partikel-partikel fluida itu sendiri. Kehilangan energi tersebut
merupakan fungsi dari head kecepatan yang dapat ditulis dengan persamaan (6.1):
𝑉2
𝐻𝐿 = 𝐾𝐿 . (6.1)
2𝑔
dimana: HL = tinggi tenaga yang hilang (m)
KL = koefisien kecepatan
V2/2g = head kecepatan (m)

Beberapa penyebab kehilangan energi, antara lain:


1. Kehilangan energi pada pipa lurus dengan diameter konstan.
Besarnya kehilangan energi yang terjadi akibat gesekan antara zat cair dengan dinding pipa
berbanding lurus dengan faktor gesekan f dan panjang pipa L, serta berbanding terbalik dengan
diameter pipa D, sehingga dapat dituliskan :

𝐿 𝑉2
𝐻𝐿 = 𝑓. . (6.2)
𝐷 2𝑔

Faktor gesekan tersebut tergantung pada besarnya bilangan Reynold dan kekasaran relatif pada
permukaan pipa, seperti persamaan berikut:
f = fungsi (Re, ε/D) (6.3)
Hubungan antara Re dan ε/D dengan f dapat dilihat pada diagram Moody, seperti pada Gambar
6.1.
2. Kehilangan tenaga pada pipa yang mengalami perubahan penampang.
Beberapa perubahan penampang pipa dapat terjadi pada sambungan pipa dengan variasi :
a. Sambungan membesar siku-siku (menyudut dan tanpa menyudut).
b. Sambungan mengecil siku-siku (menyudut dan tanpa menyudut).

28
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Sambungan membesar / mengecil siku-siku jika dirumuskan pada komponen sistem perpipaan
adalah sebagai berikut :

(𝑉1 − 𝑉2 )2
𝐻𝐿 1−2 =
2𝑔 (6.4)

Sedangkan kehilangan tenaga yang terjadi pada perubahan penampang pipa yang berdiameter
besar (D1) ke pipa yang berdiameter kecil (D2) pada sambungan siku-siku (tanpa menyudut)
akan terjadi kontraksi, dengan koefisien konstraksi Cc tergantung pada luas penampang pipa
kedua (A2) dibagi dengan luas penampang pertama (A1) yang disimbolkan dengan: A2/A1. Nilai
A2/A1 dan koefisien kehilangan KL dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Besarnya Cc dan KL pada Berbagai Hasil Pembagian A2/A1


A2/A1 Cc KL
0,0 0,671 0,50
0,1 0,624 0,46
0,2 0.632 0,41
0,3 0.643 0,36
0,4 0.659 0,30
0,5 0.681 0,24
0,6 0,712 0,18
0,7 0,755 0,12
0,8 0,813 0,06
0,9 0,892 0,02
1,0 1,000 0,00

29
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Gambar 6.1 Diagram Moody. Sumber: Cengel A.Y, 2006

31
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

6.3 Alat dan Bahan


1. Pipe Friction Apparatus
2. Hydraulic Bench
3. Stopwatch
4. Bak penampung
5. Termometer

6.4 Metode dan Langkah Kerja


1. Pancing pompa pada hydraulic bench hingga aliran konstan.
2. Setelah aliran konstan matikan hydraulic bench dan ganti selang pancing dengan
selang apparatus.
3. Pastikan kran output sesuai dengan perlakuan. Dikomentari [SAP7]: Perlakuan perlu dijelaskan
4. Nyalakan hydraulic bench dan sesuaikan bukaan katup untuk menghasilkan aliran
lambat melalui pipa,
5. Buka kran output sesuai dengan perlakuan,
6. Catat nilai skala pada piezometer dan ukur volume, waktu dan suhu aliran keluar,
dan
7. Ulangi prosedur 3-6 untuk perlakuan selanjutnya.

6.5 Hasil Pengamatan

Tabel 6.2 Data Pengamatan


Pembacaan Piezometer
Perlakuan Volume (m3) Waktu (s) Suhu (K)
h1 (m) h2 (m) Δh (m)

Keterangan:
L = 0,5 m
D = 0,003 m
ρair = 1.000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2

6.6 Pengolahan Data


Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan
perhitungan sesuai dengan prosedur berikut:

Tabel 6.3 Langkah-langkah Perhitungan


No. Langkah Data yang dibutuhkan Keterangan
1. Mencari viskositas kinematik Data suhu yang diketahui pada Lihat tabel viskositas kinematik
praktikum
2. Menghitung debit Data volume dan waktu ∀
𝑄 = (∀= volume, t = waktu)
𝑡

32
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

No. Langkah Data yang dibutuhkan Keterangan


3. Menghitung kecepatan Data debit dan luas penampang 𝑄
𝑉 = 𝐴 (Q = debit, A = luas
penampang)

4. Menghitung bilangan Data viskositas kinematik, 𝑉𝐷


Re = 𝜐 (𝜐 = viskositas kinematik,
Reynold diameter, kecepatan
D = diameter, V = kecepatan)
5. Menghitung faktor friksi Data bilangan Reynolds 64
f = Re (aliran laminar)
1 k 2,51
= −2 log [3,7 D + ] (aliran
√𝑓 Re √𝑓
turbulen)

6. Menghitung ℎ𝐿 Data faktor friksi, Panjang pipa, 𝑓. 𝐿. 𝑣 2


kecepatan, diameter dan nilai ℎ𝐿 =
2𝑔𝐷
gravitasi
7. Plot grafik Gambar grafik skala log f vs Re
f dengan Re

8. Plot grafik Gambar grafik skala log ℎ𝐿 vs V


ℎ𝐿 dengan V

9. Plot grafik Gambar grafik skala log ℎ𝐿 vs Q


ℎ𝐿 dengan Q

6.7 Diskusi
1. Bandingkan nilai faktor friksi berdasarkan teori dan eksperimental. Jika diketahui
material yang digunakan untuk pipa friksi adalah Stainless steel.
2. Analisis pembahasan pada plot grafik yang dibuat dan jelaskan fenomena yang terjadi
pada grafik

MODUL 7.
PENENTUAN KOEFISIEN ALIRAN DENGAN VENTURIMETER

33
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

7.1 Tujuan Pratikum


Tujuan dari pratikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui variasi koefisien aliran (Cd) berdasarkan perhitungan
debit aliran (Q) menggunakan Venturimeter
2. Mahasiswa dapat membandingkan antara tekanan terukur dan teoritis sepanjang
Venturimeter.

7.2 Dasar Teori


Debit dan kecepatan aliran penting untuk diketahui besarnya dalam pelaksanaan eksperimen
mekanika fluida. Debit diukur dengan menggunakan prinsip–prinsip Bernoulli dan kontinuitas
pada pipa tertutup yang diaplikasikan melalui alat bernama venturimeter. Venturimeter
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran fluida dalam pipa tertutup.

Venturimeter
Cara kerja venturimeter menggunakan prinsip Bernoulli dan kontinuitas dengan mengandalkan
perbedaan luas penampang yang dapat mengakibatkan perbedaan kecepatan. Adanya
perbedaan luas penampang dari diameter yang lebih besar menjadi lebih kecil kemudian
membesar lagi, mengakibatkan terjadinya kehilangan tinggi tekan akibat adanya ekspansi
ataupun kontraksi secara tiba-tiba. Pada eksperimen, pemasangan piezometer pada setiap ujung
venturimeter dapat membantu pengamatan perbedaan ketinggian aliran yang
mempresentasikan perbedaan tinggi tekanan pada aliran fluida. Penerapan dari teori ini sebagai
berikut:

An

Gambar 7.1 Kondisi Ideal Venturimeter. (Sumber: Panduan Pratikum ITB, 2016)

Penampang pada bagian upstream akan dinamakan A1, pada leher disebut A2, dan pada bagian
selanjutnya (bagian ke-n) disebut An. Ketinggian atau head pada aliran pipa piezometer akan
disebut h1, h2, hn. Dalam kasus ini diasumsikan tidak terjadi kehilangan energi sepanjang pipa,
dan kecepatan serta head piezometrik (h) konstan sepanjang bidang tertentu.
Berdasarkan Hukum Bernoulli (persamaan 7.1) dan hukum kontinuitas (persamaan 7.2), akan
didapat persamaan untuk menghitung debit Q (persamaan 7.3). Koefisien aliran pada alat
venturimeter adalah 𝐶𝑑 . Nilai 𝐶𝑑 berbeda-beda pada setiap alat venturimeter.

Persamaan Bernoulli:
𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22 𝑃𝑛 𝑉22
𝑍1 + + = 𝑍2 + + = 𝑍𝑛 + +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔 34
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

(7.1)

Persamaan Kontinuitas:
𝐴1 . 𝑉1 = 𝐴2 . 𝑉2 (7.2)

Hasil dari gabungan persamaan Bernoulli dan kontinuitas akan menghasilkan persamaan
perhitungan debit pada venturimeter, sebagai berikut:

2𝑔 (ℎ1 − ℎ2 )
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝐴2 . (7.3)
√ 𝐴 2
1 − (𝐴2 )
1

Bilangan 𝐶𝑑 dikenal sebagai koefisien aliran Venturimeter, yang di peroleh dari eksperimen.
Nilai-nilainya sedikit berbeda dari tabung piezometer satu dengan lainnya, biasanya terletak
pada kisaran 0,92 – 0,99. Distribusi tekanan yang ideal sepanjang konvergensi – divergen pipa
dapat diturunkan dari persamaan Bernoulli’s:
𝑉12 𝑉𝑛2
ℎ𝑛 − ℎ1 = − (7.4)
2𝑔 2𝑔

Tujuan perhitungan dan perbandingan hasil eksperimen adalah untuk menunjukkan ℎ𝑛 − ℎ1


sebagai fraksi head kecepatan di tabung piezometer, yaitu:
ℎ𝑛 − ℎ1 𝑉1 2 𝑉𝑛 2 (7.5)
= ( ) −( )
𝑉22 𝑉2 𝑉2
2𝑔
Kemudian dengan mensubstitusikan rasio sisi kanan ke tempat rasio kecepatan dari persamaan
kontinuitas (2), tekanan ideal menjadi:
ℎ𝑛 − ℎ1 𝐴2 2 𝐴2 2
2 = ( ) − ( )
𝑉2 𝐴1 𝐴𝑛
2𝑔 (7.6)

7.3 Alat dan Bahan


1. Venturimeter.
2. Bangku Hidraulik.
3. Stopwatch.
4. Gelas ukur
5. Label
6. Penggaris

7.4 Metode dan Langkah Kerja


1. Pancing pompa pada hydraulic bench hingga aliran konstan.
2. Setelah aliran konstan, matikan hydraulic bench dan ganti selang pancing dengan
selang apparatus.
3. Pastikan kran output dalam keadaan tertutup.
4. Nyalakan hydraulic bench dan sesuaikan bukaan katup untuk menghasilkan aliran
lambat melalui pipa.

35
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

5. Buka kran output dan amati ketinggian manometer setelah aliran didalam pipa konstan,
6. Ukur volume, waktu dan catat ketinggian air pada piezometer.
7. Ulangi langkah 4-6 dengan debit yang berbeda, dengan syarat besar debit masih dapat
memberikan perbedaan ketinggian yang jelas pada pembacaan piezometer, dan
8. Catat hasil pengamatan pada masing-masing perlakuan yang berbeda.

7.5 Hasil Pengamatan

Tabel 7.1 Data Pengamatan


No. Volume Waktu Pembacaan Manometer

A B C D E F

Gambar 7.2 Lokasi pengukuran Venturimeter. (Sumber: Armfield Instruction Manual


,2017)
7.6 Pengolahan Data
Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan
perhitungan sesuai dengan prosedur berikut:

Tabel 7.2 Langkah-langkah Perhitungan


No. Langkah Data yang dibutuhkan Keterangan
1. Menghitung debit aktual Data volume dan waktu -
2, Menghitung (h1-h2) -

36
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

3. Menghitung (h1-h2)0,5 h1 = ketinggian -


manometer pada titik A
h2 = ketinggian
manometer pada titik E
4. Menghitung nilai Cd Debit, luas area titik A Gunakan rumus 7.3
dan E, ketinggian
piezometer titik A dan E
5. Menghitung distribusi tekanan D2 = diameter titik E -
ideal: Dn = diameter titik n
• D2/Dn

• Area (A) Diameter dimasing- -


masing titik
• (A2/An)2 Diameter titik E dan -
diameter titik n
• (A2/A1)2-(A2/An)2 diameter titik A, diameter -
titik E dan diameter titik n
6. Menghitung distribusi tekanan Ketinggian piezometer -
pada eksperimental: titik A dan titik n,
kecepatan titik D, dan g
• ℎ𝑛𝑉−ℎ
2
1
2
2𝑔

7. Plot grafik Q vs Cd Data debit dan nilai Cd Gambar grafik Q vs Cd

7.7 Diskusi
1. Hubungan diameter dengan head tekanan.
2. Bandingkan distribusi tekanan ideal sepanjang pipa secara teoritis dengan
eksperimental.
3. Analisis grafik Q dan nilai Cd.

MODUL 8.
PENGAMATAN ALIRAN DALAM DIAMETER PIPA YANG BERBEDA

8.1 Tujuan Pratikum


Mahasiswa mampu mengukur kehilangan energi untuk aliran air pada rangkaian pipa dengan
diameter pipa yang berbeda.

8.2 Dasar Teori

37
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya memiliki penampang lingkaran yang digunakan
untuk mengalirkan fluida. Fluida yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas.
Tekanan yang dihasilkan bisa lebih besar ataupun lebih kecil dari tekanan atmosfer. Fluida
yang mengalir pada suatu pipa akan memiliki headloss (kehilangan energi) tergantung dari
besar diameter dan panjang pipa yang dilaluinya. Kehilangan energi ini disebabkan karena
adanya gesekan fluida dengan permukaan pipa di sepanjang pipa itu sendiri, jika di masukkan
kedalam persamaan sebagai berikut:

𝐿𝑄2
𝐻𝑓 = 𝐾 ( 5 )
𝐷 (8.1)
Hf = Kehilangan tenaga akibat gesekan (m)
K = Koefisien kehilangan
L = Panjang pipa 0,7 m (konstan)
Q = Debit aliran (m3/s)
D = Diameter dalam pipa (m) (0,006; 0,009; 0,010 atau 0,014)

Kehilangan energi yang sebenarnya akibat gesekan 𝐻1−2 = 𝐻𝑓 dapat dihitung den gan
menggunakan rumus, sehingga nilai K dapat diketahui dengan persamaan:
𝐻1−2 . 𝐷 5
𝐾= (8.2)
𝐿𝑄2

Gambar 7.1 Jaringan Perpipaan.


8.3 Alat dan Bahan
1. Jaringan Perpipaan dengan diameter berbeda
2. Bangku Hidraulik
3. Gelas ukur
4. Hand pressure meter
5. Stopwatch

8.4 Metode dan Langkah Kerja

38
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

1. Siapkan jaringan perpipaan kemudian konfigurasikan sistem untuk pengujian pipa


A dengan membuka dan menutup katup pengisi.
2. Buka katup kontrol aliran masukan hingga penuh. Kemudian biarkan aliran fluida
masuk menuju H1 dan H2, ukur kehilangan tenaga pada pipa A.
3. Sebelum mengambil data pembacaan, katup tekanan harus diputar dengan
memegang katup diatas tangki volumetrik, lalu buka katup pada sambungan sampai
semua udara keluar dari tabung.
4. Variasikan aliran yang melalui pipa uji dengan mengatur katup kontrol arus keluaran
pada bagian atas atau katup kontrol masuk pada bagian bawah. Pada setiap
perlakuan, ukur dan catat kehilangan tenaga dengan menggunakan hand pressure
meter dan debit.
5. Bila karakteristik beda tekan aliran sudah didapat untuk pipa A, lakukan perlakuan
lain untuk pipa uji B, C, dan D secara bergantian.

8.5 Hasil Pengamatan


Tabel 8.1 Data Pengamatan
Test Diameter Pipa Headloss H1-2 Volume Waktu
No. (m) (cmH2O) (s)
mL m3

Panjang pipa = 0,7 m

8.6 Pengolahan Data


Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan
perhitungan sesuai dengan prosedur berikut:

Tabel 8.2 Langkah-langkah Perhitungan


No. Langkah Data yang dibutuhkan Keterangan
1. Menghitung debit Data volume dan waktu -
2. Menghitung koefisien Data headloss, diameter Gunakan rumus 8.2
kehilangan pipa yang digunakan,
panjang pipa dan debit
yang dihasilkan.

8.7 Diskusi
1. Berdasarkan hasil yang didapatkan analisis jika diameter divariasikan bagaimana
dengan nilai koefisien kehilangan, sebaliknya jika debit divariasikan bagaimana nilai
koefisien kehilangan.
2. Bandingkan hasil eksperimen dengan teoritis. (Perbandingan antara debit dengan
koefisien kehilangan)

39
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL 9.
KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA (ENERGY LOSSES IN BENDS)

9.1 Tujuan
Mahasiswa mampu menyimpulkan faktor kehilangan pada aliran yang melalui sebuah
susunan pipa yang terdiri Belokan Panjang (Long Bend), Pelebaran Area (Enlargement),
Pengecilan Area (Contraction), Belokan Siku (Elbow), Belokan Pendek (Short Bend), Katup
(Valve Gate) dan Belokan sudut 45° (Mitre bend).

9.2 Dasar Teori


Kerugian aliran yang terjadi pada suatu sambungan pipa biasanya berkaitan dengan
suatu head loss (h, meter), sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut :

40
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

𝐾𝑉 2
∆ℎ = (1)
2𝑔
Dimana: 𝐾 = koefisien kerugian
𝑉 = percepatan aliran di dalam sambungan
Karena aliran di dalam sambungan sangat komplek, maka nilai 𝐾 ditentukan pada saat
melakukan percobaan praktikum. Pada fitting, energi yang hilang dapat dibaca dari dua
manometer yang terpasang pada alat energi loss bend, sebelum aliran melewati fitting dan
sesudahnya. Sehingga nilai K dinyatakan sebagai berikut:
∆ℎ
𝐾= 𝑉 2 /2𝑔
(2)
Berkaitan dengan perubahan pipa pada pembesaran dan pengecilan sambungan pada
energi loss bend, sistem percobaan tidak dapat mengabaikan tekanan dinamik. Maka perubahan
tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
2 2
𝑉1 𝑉2
ℎ2 − ℎ1 +
2𝑔
− 2𝑔 = ∆ℎ (3)
Untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat perubahan area pada pengukuran
head loss, persamaan ini harus ditambahkan pada saat pembacaan head loss pada sambungan
pembesaran dan pengecilan.
1 𝑉2 𝑉2
Pada pembesaran (contraction) diameter nilai 2𝑔 − 2𝑔
2
akan menjadi positif dan pada
1 𝑉2 𝑉2
pengecilan (enlargement) diameter pada sambungan pipa nilai 2𝑔 − 2𝑔
2
akan menjadi negatif.
Untuk percobaan valve gate, perbedaan tekanan sesudah dan sebelum pintu diukur
langsung menggunakan sebuah tekanan gauge. Hal tersebut dapat dikonversikan untuk
persamaan kehilangan energi menggunakan persamaan 1 bar = 10,2 m air. Koefisien energi
yang hilang kemudian dikalkulasikan terhadap valve gate.
Angka Reynolds adalah angka tanpa dimensi yang digunakan untuk membandingkan
karakteristik laju aliran. Reynold menyimpulkan bahwa jenis aliran tergantung pada kecepatan
aliran fluida rata-rata, diamater pipa, viskositas fluida dan densitas fluida.
𝑉𝑑
𝑅𝑒 = (4)
𝑣
Dimana: 𝑉 = kecepatan aliran rata fluida (m/s)
𝑑 = diameter pipa (m)
𝑣 = viskositas kinematik (m2/s)

9.3 Alat dan Bahan


1. Hydraulics Bench
2. Loss In Bends Apparatus
3. Stopwatch

9.4 Metode dan Langkah Kerja


1. Aturlah perangkat Hydraulics Bench sehingga dasarnya horisontal.
2. Hubungkan inlet alat pengujian ke bench penyuplai aliran dan salurkan pipa
outlet ke tangki volumetrik dan amankan tetap pada tempatnya.
3. Bukalah katup bench, katup pintu, dan katup pengontrol aliran dan nyalakan
pompa untuk mengisi air ke perlengkapan pengujian. Pastikan katup air-bleed
tertutup.

41
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

4. Bebaskan udara dari sistem pipa dan manometer, sambungkan pipa bore dari
katup udara ke tangki volumetrik, lepaskan tutup dari katup air-bleed, dan buka
sekrup air-bleed untuk memungkinkan aliran melalui manometer. Kencangkan
sekrup air-bleed bila tidak terlihat gelembung udara di manometer.
5. Atur laju alir kira-kira 17 liter/menit. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa
percobaan pengukuran aliran volumetrik dan waktu. Untuk pengukuran aliran,
tutup katup ball gate, dan gunakan stopwatch untuk mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan volume cairan yang diketahui di dalam tangki,
yang dibaca dari kaca penglihatan hydraulic bench. Kumpulkan air setidaknya
selama satu menit untuk meminimalkan kesalahan dalam pengukuran aliran.
6. Buka sekrup air-bleed sedikit untuk memungkinkan udara masuk ke bagian atas
manometer; kencangkan kembali sekrup saat level manometer mencapai
ketinggian yang cukup. Semua level manometer harus dalam skala pada laju
aliran maksimum. Level ini dapat disesuaikan lebih lanjut dengan menggunakan
sekrup air-bleed dan pompa tangan. Sekrup air-bleed mengontrol aliran udara
melalui katup udara, jadi saat menggunakan pompa tangan, sekrup air-bleed
harus terbuka. Untuk mempertahankan tekanan pompa tangan di dalam sistem,
sekrup harus ditutup setelah pemompaan.
7. Lakukan pembacaan ketinggian dari semua manometer setelah level stabil.
8. Ulangi prosedur ini untuk memberikan total setidaknya lima set pengukuran pada
rentang aliran 8 – 17 liter per menit.
9. Ukur suhu air keluar pada laju aliran terendah untuk menentukan viskositas
kinematik dan digunakan untuk menentukan bilangan Reynolds.

9.5 Hasil Pengamatan

Tabel 9.1 Data Pengamatan


Head
Jenis Fitting Manometer Loss Volume Waktu Debit
h1(m) h2(m) ∆ℎ (m) m3 s m3/s
Mitre
Elbow
Short Bend
Long Bend
Enlargement
Contraction
Gate Valve

Kecepatan (m/s) Head Loss Reynolds


𝑉12 𝑉22 K Number

𝑉1 𝑉2 2𝑔 2𝑔 h1(m) h2(m) ∆ℎ (m)

42
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

9.6 Pengolahan Data


Tabel 9.2 Pengolahan Data
Judul kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Manometer m h1 Diukur Nilai diukur dari manometer
Manometer m h2 Diukur Nilai diukur dari manometer
Debit laju m3/s Q Dihitung Q = ∀/t = Volume terkumpul
aliran / waktu pengumpulan
Kecepatan m/s V Dihitung V = Q / A = Debit laju aliran /
Luasan pipa
Dinamik head m Dihitung V 2 / 2g
Angka Re Dihitung Re = V d / ν
Reynolds
Kehilangan m Δh Dihitung Δh = h2-h1
energi
Koefisien m K Dihitungv K = Δh 2g / V2
kehilangan

MODUL 10
PERTUMBUHAN LAPISAN BATAS (BOUNDARY LAYER) PADA PIPA

10.1 Tujuan Pratikum


Mahasiswa mampu menyimpulkan jarak masuk (entrance length) akibat pertumbuhan lapisan
batas (boundary layer) pada pipa.

10.2 Pendahuluan
Ketika fluida mengalir melalui dinding diam, tegangan geser (shear stress) antara fluida dan
dinding membentuk lapisan batas baik untuk aliran laminar maupun turbulen dengan
karakteristik yang berbeda. Pada percobaan ini, lapisan batas mengalami transisi menjadi
turbulen cukup dekat dengan area masuk pipa. Pertumbuhan lapisan batas ini dapat ditunjukkan
melalui pengamatan profil kecepatan sepanjang pipa. Bagian tengah aliran masih berada di luar
area lapisan batas yang muncul sebagai area yang lebih maupun kurang merata untuk variable
kecepatannya.

43
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Gambar 10.1 Profil kecepatan aliran pada bagian masuk pipa (Sumber : nptel.ac.in)

Jika profil kecepatan untuk pada beberapa jarak yang berbeda sepanjang pipa dibandingkan
(seperti pada gambar 10.1), laju pertumbuhan lapisan batas sepanjang pipa dapat ditentukan.
Ketika lapisan batas sudah sepenuhnya terbentuk hingga ke area bagian tengah aliran, maka
aliran bisa dikatakan sudah berkembang penuh (fully developed flow)

Kecepatan pada pipa ditentukan menggunakan tabung pitot untuk mengukur tekanan dinamik
dari udara yang bergerak pada pipa dan membandingkannya dengan tekanan statik pada titik
yang sama. Persamaan Bernoulli yang digunakan untuk tabung pitot digunakan untuk
mendapatkan kecepatan berdasarkan tekanan yang terjadi.

2∆𝑝
𝑉 = √2𝑔ℎ = √ (1)
𝜌

Dimana ∆𝑝 (Pa) adalah perbedaan tekanan antara tabung pitot dengan tekanan pada dinding
menggunakan manometer yang disediakan, 𝜌 (kg/m3) adalah massa jenis udara pada tekanan
dan temperatur atmosfer pada saat itu.
Prosedur perhitungan perbedaan tekanan dan head adalah sebagai berikut. Kita mulai dengan
persamaan tekanan hidrostatik

𝑝 = 𝜌𝑔ℎ (2)

Sehingga, perbedaan tekanan pada dua level yang berbeda pada manometer tabung 1 dan 2
adalah

∆𝑝 = 𝜌𝑔∆ℎ (3)

Jika ketinggian fluida pada manometer vertikal adalah x1 dan x2, maka

∆𝑝 = 𝜌𝑔(𝑥1 − 𝑥2) (4)

Tabung manometer dapat dimiringkan untuk meningkatkan sensitivitas pembacaan. Jika


tabung manometer dimiringkan pada sudut 𝜃 terhadap garis vertikal, maka tinggi perbedaan
manometer diberikan oleh

44
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

∆ℎ = (𝑥1 − 𝑥2 ) cos 𝜃 (5)

atau

∆𝑝 = 𝜌𝑔(𝑥1 − 𝑥2) cos 𝜃 (6)

10.3 Alat dan Bahan


5. Air Flow Studies
6. Termometer
7. Barometer

10.4 Metode dan Langkah Kerja


1 Terdapat lima buah titik tabung pitot pada pipa, mereka berada pada 54 mm, 294 mm, 774
mm, 1574 mm dan 2534 mm diukur dari inlet pipa. Pastikan nozzle inlet standar (besar)
yang terpasang untuk percobaan ini.
2 Pastikan juga pelat orifice tidak terpasang, dan pasanglah anti vortex vanes pada bagian
inlet (gambar 10.2)
3 Pasang tabung pitot pada posisi 1 (paling dekat dengan inlet pipa) dan sambungkan selang
dari outlet tabung pitot ke manometer.
4 Sambungkan selang outlet tekanan dinding posisi 1 pada manometer di sebelah tabung
manometer sebelumnya.

Gambar 10.2 Air flow studies untuk pengamatan pertumbuhan lapisan batas (Sumber :
Armfield Instruction Manual, 2015)

5 Posisikan ujung inlet tabung pitot pada bagian tengah pipa dan nyalakan kipas dengan katup
throttle tertutup.
6 Buka katup throttle secara perlahan untuk menjaga tinggi air pada manometer tidak
melebihi batas atas atau bawah skala. Usahakan posisi throttle ideal dimana level perbedaan

45
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

manometer antara tekanan dinamik dan statik sekitar 2/3 dari jangkauan skala yang
tersedia. Jika hal ini tidak tercapai sampai throttle sudah terbuka penuh, maka tabung
manometer harus dimiringkan hingga rasio tersebut tercapai.
7 Rekam sudut manometer jika kemiringan manometer diperlukan.
8 Lakukan pengukuran yang sama pada posisi inlet tabung yang berbeda dengan jeda
minimal 5 mm, pastikan melakukan pencatatan pada skala posisi ketinggian tabung pitot.
Lakukan hingga posisi inlet tabung pitot berada pada dinding pipa.
9 Lakukan langkah 3 – 8 untuk posisi pitot yang berbeda.
10 Rekam temperatur dan tekanan udara luar.

10.5 Hasil Pengamatan


1. Hitung kecepatan udara pada setiap titik menggunakan persamaan 1
2. Plot profil kecepatan pada kertas milimeter block untuk tiap posisi (kecepatan udara versus
posisi). Perhatikan bahwa diameter luar tabung pitot adalah 3 mm.

10.6 Diskusi
1. Amati dan analisa profil aliran yang terbentuk pada tiap posisi. Pada posisi keberapa aliran
sudah fully developed?
2. Jelaskan apa saja yang mempengaruhi kecepatan pembentukan lapisan batas pada pipa!

46
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL 11
KEDALAMAN KRITIS PADA SALURAN TERBUKA (OPEN
CHANNEL)

11.1 Tujuan Praktikum


Mahasiswa mampu memprediksi kedalaman kritis menggunakan konsep energi spesifik untuk
aliran pada saluran terbuka.

11.2 Pendahuluan
Kedalaman dan kecepatan aliran pada sepanjang saluran terbuka beradaptasi berdasarkan
energi yang tersedia pada posisi tersebut. Untuk pembuangan air konstan, energi ini mencapai
nilai minimum pada kedalaman kritis. Parameter ini penting terhadap pemahaman dari perilaku
aliran bebas karena respon dari arus terhadap energi (dan gaya) tergantung pada apakah
kedalamannya berada lebih dalam atau kurang dari kedalaman kritis.

Gambar 11.1 Garis energi total pada saluran terbuka (Sumber : Armfield Instruction Manual,
2015)

Untuk semua perhitungan yang dilakukan, lebar dari kanal harus selalu dipertimbangkan. Pada
aliran saluran terbuka, dasar saluran umum dipakai sebagai referensi dan untuk
membandingkan energi spesifik pada posisi yang berbeda sepanjang saluran dimana energi
spesifik didefinisikan sebagai jumlah dari energi potensial (kedalaman dari aliran) dan energi
kinetik (kecepatan aliran).

𝑣2
𝐸 = 𝑦 + 2𝑔 (1)

Jika kita mempertimbangkan saluran sederhana berbentuk persegi panjang degan lebar b, maka
energi spesifik dapat dituliskan dalam debit per unit lebar 𝑞 = 𝑄/𝑏 = 𝑣𝑦𝑏/𝑏 = 𝑣𝑦
𝑞2
𝐸 = 𝑦 + 2𝑔𝑦 2 (2)

Dimana E (m) adalah energi spesifik, y (m) adalah kedalaman aliran, q (m2/s) adalah debit
aliran per unit lebar saluran dan g (m/s2) adalah konstanta gravitasi.

47
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Gambar 11.2 Grafik energi spesifik dan kedalaman kritis (Sumber : Armfield Instruction
Manual, 2015)

Plot dari energi spesifik pada gambar 11.2 merupakan kurva energi spesifik. Bentuk dari kurva
menunjukkan untuk energi spesifik tertentu terdapat dua kemungkinan kedalaman yang disebut
sebagai kedalaman alternatif. Pada titik C, energi spesifik berada pada nilai minimum dengan
hanya satu kedalaman yang disebut sebagai kedalaman kritis yc.

Aliran dengan kedalaman lebih dalam dari kedalaman kritis di deskripsikan sebagai aliran yang
lambat, subkritis ataupun tenang. Sedangkan aliran dengan kedalaman diatas kedalaman kritis
dideskripsikan sebagai aliran yang cepat atau superkritis. Untuk laju aliran yang bebeda, maka
bentuk kurvanya akan bergeser. Kedalaman kritis dapat di hitung dengan menurunkan
persamaan (2) 𝑑𝐸/𝑑𝑦 = 0.

1
𝑞2 3
𝑦𝑐 = ( ) (3)
𝑔

Dan energi minimum

3
𝐸min = 𝐸𝑐 = 2 𝑦𝑐 (4)

Perlu diperhatikan bahwa permukaan air dapat terlihat bergelombang ketika aliran mendekati
titik kritis karena kecilnya perubahan energi spesifik namun ditemani dengan perubahan
kedalaman aliran.

11.3 Alat dan Bahan


1 Hydraulic Bench
2 Hydraulic Flow Demonstrator
3 Stopwatch
11.4 Metode dan Langkah Kerja
1 Pastikan ketiga pitot tube berada dalam posisi yang diinginkan.

48
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

2 Pastikan ketinggian manometer sama dengan ketinggian air yang masuk pada Hydraulic
Flow Demonstrator.
3 Nyalakan pompa pada hydraulic bench dan buka katup pengontrol aliran sesuai dengan
kebutuhan air.
4 Bukalah katup pengontrol aliran keluar dan masuk pada Hydraulic Flow Demonstrator
secara bertahap untuk menjaga tingkat kedalaman air di saluran Hydraulic Flow
Demonstrator.
5 Buka katup keluaran bertahap hingga terbuka secara penuh.
6 Pastikan ketinggian aliran seragam, dengan katup aliran keluar terbuka penuh dan
bendungan keluar (outlet weir) pada posisi terendahnya.
7 Dasar kanal saluran sebagai referensi semua pengukuran.
8 Sesuaikan ketinggian bendungan masuk (inlet weir) sehingga ketinggian bukaannya 10 mm
di atas dasar kanal.
9 Secara bertahap, buka katup aliran kontrol dan alirkan air hingga ketinggian y0 = 150 mm,
yang diukur dengan skala kedalaman hulu (upstream). Dengan y0 pada posisi tersebut, ukur
dan rekamQ menggunakan flowmeter atau kenaikan volume tangki volumetrik dengan
stopwatch. Ukur dan rekam juga y1 menggunakan skala kedalaman hilir (downstream).
10 Naikkan bendungan bertahap untuk setiap 5 mm hingga ketinggian bukaannya yg = 30 mm.
Biarkan aliran menjadi stabil, kemudian ukur dan rekam kedalaman aliran dari y0 dan y1.
11 Naikkan debit Q sedikit, turunkan bendungan hingga y0 = 150 mm. Ukur dan rekam Q
kemudian ulangi prosedur 9 & 10.

11.5 Hasil Pengamatan

Tabel 11.1 Hasil Pembacaan pada Skala Kedalaman


No Pengujian y0 y1 Q

11.6 Pengolahan Data


Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan
perhitungan sesuai dengan prosedur berikut:

Tabel 11.2 Langkah-langkah Pengolahan Data


No. Prosedur Data yang Dibutuhkan Keterangan
1 Menghitung nilai E0 dan E1 y0 dan y1, Q, b dan g = 9.81 Gunakan rumus 2
m/s2
2 Menghitung yc dan Ec Q, b dan g = 9.81 m/s2 Gunakan rumus 3
3 Plot grafik energi spesifik E0 dan E1 Gunakan kertas
milimeter block

11.7 Diskusi
3. Bagaimana kedalaman kritis yc dipengaruhi oleh debit Q?

49
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

4. Bagaimana hasil perhitungan Ec terkait dengan titik energi minimum pada kurva yang anda
buat?

50
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

MODUL 12
KARAKTERISTIK POMPA SERI DAN PARALEL

12.1. Tujuan Praktikum


Mahasiswa mampu membandingkan karakteristik head terhadap laju aliran dari pompa
sentrifugal pada beberapa konfigurasi

12.2. Pendahuluan
Pada pompa sentrifugal, fluida di hisap masuk melalui bagian tengah impeler yang berputar
dan kemudian dilemparkan keluar melalui efek sentrifugal. Sebagai hasil dari kecepatan putar
yang tinggi, fluida memiliki energi kinetik yang besar. Perbedaan tekanan antara sisi hisap dan
keluar muncul dari konversi energi kinetik menjadi energi tekanan.

Gambar 12.1 Diagram pompa sentrifugal (Sumber : Armfield Instruction Manual, 2013)

Persamaan umum untuk energi berdasarkan hukum pertama termodinamika perunit masa dari
fluida yang mengalir melalui volume kontrol (dalam hal ini pompa) untuk pompa
inkompresibel diekspresikan sebagai

𝑝𝑜 𝑉𝑜2 𝑝 𝑉𝑖2
𝑤𝑠 = ( + + 𝑔𝑧𝑜 ) − ( 𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 ) + 𝑙𝑜𝑠𝑠 (1)
𝜌 2 𝜌 2

Dimana 𝑤𝑠 (J/kg) adalah energi kerja pompa per kg fluida, 𝑝𝑜 (Pa) adalah tekanan pada sisi
outlet, 𝑝𝑖 (Pa) adalah tekanan pada sisi inlet, 𝑉𝑜 (m/s) adalah kecepatan rata-rata fluida pada
sisi outlet, 𝑉𝑖 (m/s) adalah kecepatan rata-rata fluida pada sisi inlet, 𝜌 (kg/m3) adalah masa jenis
dari fluida, 𝑔 (m/s2) adalah percepatan gravitasi dengan nilai 9.81 m/s2, 𝑧𝑜 (m) adalah tinggi
pada sisi outlet terhadap referensi, 𝑧𝑖 (m) adalah tinggi pada sisi inlet terhadap referensi, dan
loss adalah energi gesekan yang berubah menjadi panas pada lingkunga atau menaikkan suhu
fluida itu sendiri selama proses perubahan energi kinetik ke tekanan.

Jika persamaan itu kita bagi dengan g, maka

𝑝 𝑣2 𝑝 𝑣2
ℎ𝑖 = (𝜌𝑔𝑜 + 2𝑔𝑜 + 𝑧𝑜 ) − (𝜌𝑔𝑖 + 2𝑔𝑖 + 𝑧𝑖 ) + ℎ𝑙 (2)

51
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

𝑝 𝑣2 𝑝 𝑣2
ℎ𝑎 = 𝐻𝑜 − 𝐻𝑖 = (𝜌𝑔𝑜 + 2𝑔𝑜 + 𝑧𝑜 ) − (𝜌𝑔𝑖 + 2𝑔𝑖 + 𝑧𝑖 ) (3)

ℎ𝑖 = ℎ𝑎 + ℎ𝑙 (4)

Dimana ℎ𝑖 = 𝑤𝑠 /𝑔 (m) adalah head ideal, ℎ𝑎 (m) adalah head aktual, 𝐻𝑜 (m) adalah head
outlet pompa, 𝐻𝑖 (m) adalah head inlet pompa dan ℎ𝑙 (m) adalah head loss pompa. Untuk
𝑉𝑜2 𝑉2
aparatus ini, diameter pipa yang digunakan sama, sehingga kita dapat asumsikan 2𝑔
= 2𝑔
𝑖
,
sehingga untuk aktual head
𝑝 𝑝
ℎ𝑎 = 𝐻𝑜 − 𝐻𝑖 = (𝜌𝑔𝑜 + 𝑧𝑜 ) − (𝜌𝑔𝑖 + 𝑧𝑖 ) (5)

𝑝
Jika alat ukur tekanan pada inlet dan outlet mengukur head, h, dimana ℎ = , maka
𝜌𝑔

ℎ𝑎 = 𝐻𝑜 − 𝐻𝑖 = (𝑧𝑜 − 𝑧𝑖 ) + (ℎ𝑜 − ℎ𝑖 ) (6)

Posisi vertikal relatif dari inlet dan outlet direpresentasikan oleh (𝑧𝑜 − 𝑧𝑖 ). Tiap pengukuran
head berada pada posisi vertikal relatif yang berbeda. Oleh karena itu, posisi-posisi tersebut
diambil relatif terhadap titik acuan, yaitu garis horisontal tengah dari impeler pompa. Tiap
posisi memiliki faktor koreksi referensi/datum, hd, seperti pada gambar 12.2.

Gambar 12.2 Diagram contoh posisi datum head pompa (Sumber : Armfield Instruction
Manual, 2013)

Sehingga posisi relatif vertikal antara inlet dan outlet pompa dapat dihitung sebagai

𝐻𝑑 = (𝑧𝑜 − 𝑧𝑖 ) = ℎ𝑑 (outlet) − ℎ𝑑 (inlet) (7)

Sehingga head aktual yang dihasilkan oleh pompa

ℎ𝑎 = 𝐻𝑑 + (ℎ𝑜 − ℎ𝑖 ) (8)

52
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Berikut adalah koreksi head jika garis tengah impeler digunakan sebagai acuan/referensi:
Jarak datum ke permukaan tanah : 0.255 m
Jarak datum ke pengukur manifold : 0.960 m
Jarak datum ke pengukur head outlet pompa : 0.170 m
Jarak datum ke pengukur head inlet pompa : 0.020 m
Jarak datum ke inlet pompa bench : 0.350 m

Istilah umum yang dipakai untuk mengukur performa pompa antara lain adalah debit (atau
discharge atau kapasitas) pompa, yaitu adalah jumlah volume fluida yang dipompakan per unit
waktu
Volume,𝑉
𝑄= waktu,𝑡
(9)

Selain itu, head juga digunakan untuk itu. Perhitungan head sudah dijelaskan di atas.

Operasional pompa tunggal


Cara terbaik untuk menggambarkan karakteristik pompa sentrifugal adalah melalui grafik head
terhadap debit seperti pada gambar 12.3 di bawah

Gambar 12.3 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa tunggal (Sumber :
Armfield Instruction Manual, 2013)

Perhatikan bawah semakin besar debit yang dipompakan, maka headnya semakin kecil.

Operasional pompa seri


Jika satu pompa tidak cukup untuk peruntukan aplikasi yang diinginkan, maka pompa dapat
dikombinasikan dalam susunan seri untuk mendapatkan kenaikan head pada debit yang sama
dibandingkan dengan menggunakan satu pompa.

53
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Gambar 12.4 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa seri (Sumber : Armfield
Instruction Manual, 2013)

Operasional pompa paralel


Jika satu pompa tidak cukup untuk peruntukan aplikasi yang diinginkan, maka pompa dapat
dikombinasikan dalam susunan paralel untuk mendapatkan kenaikan debit pada head yang
sama dibandingkan dengan menggunakan satu pompa.

Gambar 12.5 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa paralel (Sumber :
Armfield Instruction Manual, 2013)

12.3. Alat dan bahan

5. Hydrostatic Bench
6. Seri/Parallel Pump
7. Stopwatch

12.4. Metode dan langkah kerja


Untuk melakukan percobaan, perhatikan konfigurasi alat yang dijelaskan di bawah ini. Pastikan
debit antara pompa hydraulic dan pompa seri/parallel memiliki debit yang sama. Terdapat tiga
macam konfigurasi untuk percobaan pada modul ini, mereka adalah operasi pompa tunggal

54
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

(kecepatan konstan), pompa seri (kecepatan konstan) dan pompa paralel (kecepatan konstan).
Untuk mendapatkan konfigurasi tersebut, hal yang kita harus lakukan adalah merubah
konfigurasi selang sebagai berikut

Operasional pompa tunggal


Untuk operasional pompa tunggal, inlet dari aparatus seri/parallel pump (koneksi samping
pada pompa) harus dikoneksikan dengan katup saluran pembuangan pada aparatus hydraulic
bench, yang harus pada kondisi terbuka penuh ketika melaksanakan percobaan. Outlet pompa
dihubungkan dengan manifold pembuangan. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur pada inlet
dan outlet pompa (hi dan ho) seperti pada gambar 12.6.

Gambar 12.6 Konfigurasi pompa tunggal (Sumber : Armfield Instruction Manual, 2013)

1. Pastikan konfigurasi di atas telah dilakukan dengan baik.


2. Buka katup saluran pembungan hydraulic bench secara penuh dan tutup katup manifold
pembuangan, kemudian nyalakan aparatus seri/paralel pump.
3. Perlahan bukalah katup manifold pembuangan hingga penuh dan biarkan hingga sistem
berjalan dengan baik.
4. Ambilah beberapa pengukuran head dengan mengatur katup manifold pembuangan,
termasuk data head ketika katup manifold pembuangan tertutup penuh.
5. Ukurlah debit untuk tiap-tiap head yang diukur dengan menggunakan flowmeter atau
tangki volumetrik dengan stopwatch.
6. Ulangi prosedur 4-5 tetapi dengan katup manifold pembuangan terbuka penuh, dan variasi
pada katup saluran pembuangan hingga terbuka penuh.

Operasional pompa seri


Untuk operasional pompa seri, inlet dari aparatus seri/parallel pump (koneksi samping pada
pompa) harus dikoneksikan dengan outlet air pada hydraulic bench, menggunakan baut pada
adaptor yang telah disediakan. Outlet pompa harus dikoneksikan dengan manifold
pembuangan. Pengukuran dilakukan pada outlet pompa, ho. Inlet dari pompa hydraulic bench
diasumsikan berada pada tekanan atmosfer, yang dimodifikasi dengan head datum. Perhatikan
konfigurasinya pada gambar 12.7.

1. Pastikan konfigurasi di atas telah dilakukan dengan baik.


2. Tutup katup pembuangan air dan tutup katup kontrol aliran pada hydraulic bench.
3. Tutup katup pada manifold pembuangan.
4. Nyalakan pompa hydraulic bench, kemudian buka katup kontrol aliran secara penuh
5. Nyalakan pompa seri/paralel pump, kemudian buka katup kontrol manifold secara penuh
dan biarkan aliran mengalir secara stabil.
6. Ambilah beberapa data dengan mengatur bukaan katup kontrol manifold, termasuk data
pada saat katup tertutup penuh. Rekam data head inlet dan outlet.

55
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

7. Lakukan pengukuran debit untuk setiap head. Head outlet diukur pada outlet seri/parallel
pump, sedangkan head inlet diukur pada tangki pembuangan hydraulic bench.
8. Jangan lupa untuk melakukan koreksi head.

Gambar 12.7 Konfigurasi pompa seri (Sumber : Armfield Instruction Manual, 2013)

Operasional pompa paralel


Untuk operasional pompa paralel, inlet dari aparatus seri/parallel pump (koneksi samping pada
pompa) harus dikoneksikan dengan katup saluran pembuangan pada aparatus hydraulic bench,
yang harus pada kondisi terbuka penuh ketika melaksanakan percobaan. Outlet pompa
dikoneksikan dengan konektor tee. Outlet dari konektor tee dipasangkan pada manifold
pembungan dan outlet air pada hydraulic bench. Pengukuran dilakukan pada inlet pompa, hi
(kedua pompa diasumsikan berada pada head inlet yang sama), dan alat ukur head pada
manifold pembungan, hm.

1. Pastikan konfigurasi di atas telah dilakukan dengan baik.


2. Buka katup pembuangan dan tutup katup control aliran pada hydraulic bench.
3. Tutup katup kontrol manifold pada hydraulic bench.
4. Nyalakan pompa pada hydraulic bench.
5. Buka katup kontrol aliran secara penuh.
6. Nyalakan pompa seri/paralel pump.
7. Bukalah katup manifold secara penuh dan biarkan aliran mengalir dengan stabil.
8. Ambilah beberapa data dengan mengatur bukaan katup kontrol manifold, termasuk data
pada saat katup tertutup penuh. Rekam data head inlet dan outlet.
9. Lakukan pengukuran debit untuk setiap head. Head outlet diukur pada outlet manifold
tangki pembuangan hydraulic bench, sedangkan head inlet diukur pada inlet seri/parallel
pump.
10. Jangan lupa untuk melakukan koreksi head.
11. Untuk aliran di bawah 1,4 l/s, debit dapat diukur dengan stopwatch kenaikan volumetrik
tank. Sedangkan jika aliran di atas 1,4 l/s, maka diperlukan pengukuran dengan orifice.
12. Copot bola penyumbat dan beban dari tangki, dan pasang pelat orifice pada lubang
pembuangan. Pada setiap penyetelan, biarkan aliran menjadi stabil terlebih dahulu
sebelum melakukan pengukuran. Setelah stabil, bacalah nilai dari skala atas pada
hydraulic bench. Bacaaan pada skala ini dapat digunakan untuk mendapatkan debit sesuai
dengan tabel 12.1.

56
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Gambar 12.8 Konfigurasi pompa paralel

Table 12.1 Tabel referensi debit aliran untuk orifice


Bacaan skala Debit aliran (l/s) Bacaan skala Debit aliran (l/s)
(liter) (liter)
0 1.41 20 2.00
1 1.44 21 2.02
2 1.48 22 2.05
3 1.51 23 2.07
4 1.54 24 2.09
5 1.57 25 2.12
6 1.60 26 2.14
7 1.63 27 2.16
8 1.66 28 2,19
9 1.69 29 2.21
10 1.72 30 2.23
11 1.75 31 2.25
12 1.78 32 2.27
13 1.81 33 2.29
14 1.84 34 2.31
15 1.86 35 2.33
16 1.89 36 2.35
17 1.92 37 2.37
18 1.94 38 2.39
19 1.97 39 2.40
40 2.42

57
Modul Praktikum Mekanika Fluida – 2023/2024

12.5. Hasil Pengamatan

Table 12.2 Hasil pengukuran percobaan dan pengolahan data


Volume air Waktu Head inlet Koreksi Head outlet Koreksi Head Datum Debit Head total
V (m3) pengumpula h0 atau h1 Head inlet h0 atau hm Head outlet Hd (m) Q (m3/s) H (m air)
n (m air) (m) (m air) (m)
t (s)

58
Modul Praktikum Mekanika Fluida – 2023/2024

12.6. Pengolahan Data


Lakukanlah perhitungan sesuai dengan kebutuhan pada tabel 3.2.

12.7. Diskusi
1. Lakukan analisa untuk grafik yang didapatkan. Apakah kita mendapatkan head dua kali lipat
untuk dua pompa dalam konfigurasi seri? Apakah kita mendapatkan debit dua kali lipat
untuk dua pompa dalam konfigurasi paralel? Berikan alasan terhadap perbedaan antara hasil
pengamatan tersebut dengan tinjauan teoritis!
2. Analisa pengaruh head inlet pada performa dari pompa!
3. Apakah efek dari perubahan diameter inlet dan outlet pipa yang diubah dari 25 mm ke 32
mm terhadap energi kinetik pompa pada fluid?

DAFTAR PUSTAKA

59
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Ahmari, Habib dan Kabir, Shah Md Imran, 2019, Applied Fluid Mechanics Lab Manual, Mavs
Open Press, Arlinton.
Armfield, Instruction Manual, 2013
Armfield, Instruction Manual, 2015
Armfield, Instruction Manual, 2017
Cengel, Yunus A. 2006. Fluid Mechanics Fundamentals and Aplications. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Kalsim, Dedi K. 2001. Irigasi Pompa. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Modul Pratikum Teknik Irigasi dan Drainase. 2016. Malang: Universitas Brawijaya.
Munson, Bruce. 2005. Fundamental of Fluid Mechanics Fourth Edition. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Panduan Pratikum Mekanika Fluida. 2014. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Parr, Andrew. 2003. Hidrolika dan Pneumatika Pedoman bagi Teknisi dan Insinyur, Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.

KERANGKA PENULISAN LAPORAN

60
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

1. Laporan dicetak pada kertas HVS berukuran A4 (210 mm x 297 mm) serta dicetak dengan
batas 4 cm dari tepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas dan tepi bawah kertas.
2. Laporan dicetak bolak-balik.
3. Laporan diketik dan dengan huruf Times New Roman, dengan ukuran font 12. Baris-baris
kalimat laporan berjarak satu setengah spasi (line spacing 1,5). Judul bab, sub bab, dan
cover disesuaikan agar proposional.
4. Penulisan daftar referensi mengikuti APA Styles (American Psychological Association).
5. Susunan laporan praktikum Mekanika Fluida:
1. Sampul Depan (cover)
Berisi judul praktikum, judul modul praktikum, kelompok dan nama beserta NIM, logo
Universitas Pertamina, program studi, fakultas, universitas dan tahun.
2. Laporan Praktikum, untuk tiap bab terdiri dari:
• Abtrak: Terdiri dari pendahuluan yang menerangkan penelitian, tujuan penelitian
dan pemaparan singkat hasil yang didapatkan.
• Abtract: Ditulis dalam Bahasa Inggris terdiri dari pendahuluan yang menerangkan
penelitian, tujuan penelitian dan pemaparan singkat hasil yang didapatkan.
• Pendahuluan: Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori
dasar yang mendukung dan relevan dengan penelitian.
• Metode Penelitian:
a. Alat dan Bahan
b. Cara kerja
• Hasil dan Pembahasan:
a. Hasil: berupa data yang didapatkan pada saat praktikum, foto, tabel dan grafik
hasil perhitungan.
b. Pembahasan: data hasil penelitian dibahas berdasarkan referensi buku, jurnal
ilmiah, modul praktikum, materi kuliah dan website resmi. Hasil yang dibahas
berupa pertanyaan penelitian, memaparkan logika yang diperoleh,
mengintrepretasikan temuan dan mengaitkan dengan teori yang relevan.
• Simpulan
Berisi kesimpulan dari hasil percobaan yang anda lakukan pada bab tersebut atau
berisi jawaban dari tujuan praktikum.
• Referensi
Berisi rujukan buku-buku yang anda gunakan untuk membuat laporan. Minimal
harus terdiri dari 3 buah referensi selain modul praktikum.

3. Lampiran
Berisi lembar asistensi dan data-data/ tabel-tabel dari hasil perhitungan.
6. Laporan akhir akan diterima hanya apabila sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas.

Catatan Tambahan:
1. Laporan akhir praktikum dikerjakan oleh setiap individu.

61
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

2. Laporan akhir praktikum dikirimkan ke email Asisten Laboratorium dalam format pdf
dengan nama file:
Nama_KelX_Prodi dan Kelas_ShiftA/B_ModulX
Contoh: (SylviaAyu_Kel2_ME1_ShiftB_Modul2)

Jakarta, 16 Februari 2023


Koordinator Praktikum Mekanika Fluida

Contoh halaman depan (cover)

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA
62
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

2023/2024

MODUL 1
PENGUKURAN DENSITAS MENGGUNAKAN HIDROMETER

Kelompok I
Nama : Sylvia Ayu Pradanawati
NIM : 102210001
Kelas : ME-1

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2023

Contoh format penulisan laporan akhir

PENGUKURAN DENSITAS MENGGUNAKAN HIDROMETER

Byan Wahyu R1*, Sylvia Ayu Pradanawati1


1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pertamina
*Corresponding author: byan@universitaspertamina.ac.id
63
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Catatan: untuk penulisan email yang


dicantumkan adalah email yang mengerjakan
laporan (individu)

Abstrak : Terdiri dari pendahuluan yang menerangkan penelitian, tujuan penelitian dan pemaparan singkat hasil yang
didapat. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran 10, line spacing 1 dengan before dan after
point 0, alignment paragraf menggunakan justify. Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia.
Kata kunci : ditulis miring, berjumlah 5 buah, yang relevan dengan penelitian.

Abstract : Ditulis dalam Bahasa Inggris, terdiri dari pendahuluan yang menerangkan penelitian, tujuan penelitian dan
pemaparan singkat hasil yang didapat. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran 12, line
spacing 1 dengan before dan after point 0, alignment paragraf menggunakan justify. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa inggris.
Keywords : ditulis miring, berjumlah 5 buah, yang relevan dengan penelitian.

PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori dasar yang mendukung
dan relevan dengan penelitian. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran
12, line spacing1 dengan before dan after point 0.

METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum ditulis dalam bentuk paragraf, allignment
paragraf menggunakan justify, contohnya: hidrometer universal, gelas ukur hidrometer,
termometer.
Bahan yang digunakan pada saat praktikum ditulis dalam bentuk paragraf, contohnya:
fluida berupa air, gliserol, minyak nabati (minyak zaitun).

2. Cara Kerja
Langkah langkah yang dikerjakan pada setiap percobaan dalam bentuk paragraf dan
kalimat pasif. Penulisan paragraf menggunakan font Times New Roman, ukuran 12, line
spacing1 dengan before dan after point 0.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Berupa data-data pengamatan, foto, tabel, dan grafik hasil pengamatan.

Tekanan barometrik mmHg


Suhu cairan ◦C
Table 1.1 Hasil Pembacaan Skala
Jenis Cairan Pembacaan skala (g/cm3)
Air
Minyak Goreng
Oli

64
Modul Praktikum Mekanika Fluida (2023/2024)

Hubungan Q dan Hf
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
1 2 3 4 5 6 7

Gambar 1.1 Grafik Hubungan Q dan Hf

B. Pembahasan
Berisi pembahasan mengenai data yang didapatkan dan perhitungan pada saat
praktikum. Menjawab pertanyaan diskusi yang diberikan dan menganalisa grafik jika
terdapat grafik.
KESIMPULAN
Kesimpulan menjawab tujuan penelitian. Simpulan dibuat dengan bentuk paragraf. Pada
simpulan dapat juga dituliskan saran yang ditujukan kepada objek penelitian, pelaksanaan
penelelitian atau penelitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
Contoh penulisan daftar pustaka:

1. Cengel, Yunus A. 2006. Fluid Mechanics Fundamentals and Aplications. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Kalsim, Dedi K. 2001. Irigasi Pompa. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
3. Parr, Andrew. 2003. Hidrolika dan Pneumatika Pedoman bagi Teknisi dan Insinyur, Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
4. Modul Pratikum Teknik Irigasi dan Drainase. 2016. Malang: Universitas Brawijaya.
5. Munson, Bruce. 2005. Fundamental of Fluid Mechanics Fourth Edition. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
6. Panduan Pratikum Mekanika Fluida. 2014. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Contoh penulisan kutipan:


• Munson (2005) mengatakan .........
• ............... (Munson, 2005).

65

Anda mungkin juga menyukai