OLEH :
TIM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN DAN PEMISAHAN
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan TATA TERTIB
PRAKTIKUM
ii
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan TATA
KATA
TERTIB
PENGANTAR
PRAKTIKUM
KATA PENGANTAR
iii
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan TATA DAFTAR
TERTIB ISI
PRAKTIKUM
DAFTAR ISI
Halaman
Tata Tertib Praktikum …………………………………………………. i
Kata Pengantar ………………………………………………………... iii
Daftar Isi ………………………………………………………………… iv
Percobaan
1. Destilasi …………………………………………………………….. 1
A. Destilasi I ………………………………………………………. 1
B. Destilasi II ……………………………………………………… 3
2. Tetapan Distribusi Iod (I2) ………………………………………… 6
3. Penentuan Kd dan Ekstraksi Logam …………………………….. 9
4. Kromatografi Planar ………………………………………………. 13
A. Kromatografi Kertas …………………………………………… 13
B. Kromatografi Lapis Tipis ………………………………………. 17
5. Elektrolisis Ion Tembaga ………………………………………….. 19
6. Analisis Campuran Dua Komponen Secara Spektrofotometri ... 23
7. Penetapan Kadar Asam Benzoat Secara Spektrofotometri UV . 27
8. pH Metri …………………………………………………………….. 30
9. Potensiometri : Titrasi Campuran Asam ………………………… 33
10. Konduktometri ……………………………………………………… 41
11. Titrasi Asam Basa Dalam Media Non-Aqua/Titrasi Bebas Air:
Titrasi Nikotin ………………………………………………………. 45
iv
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN I
PERCOBAAN I
DESTILASI
A. Destilasi I
I. Tujuan
Memisahkan minyak atsiri dengan destilasi uap.
1
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN I
Bahan
1. Akuades
2. Tumbuhan yang mengandung minyak atsiri misal daun sereh
V. Data Pengamatan
Jumlah Volume Zat
Volume mula-mula ………………… mL
Volume hasil destilat ………………… mL
Volume minyak atsiri ………………… mL
VI. Pertanyaan
1. Jelaskan proses yang terjadi saat destilasi berlangsung !
2. Mengapa pada destilasi di atas digunakan batu didih?
B. Destilasi II
I. Tujuan
Memisahkan campuran biner
3
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN I
Bahan
1. Campuran Alkohol-air dengan perbandingan tertentu, misal metanol-
air (CH3OH – H2O), atau etanol-air (C2H5OH – H2O)
2. Isi labu destilasi dengan campuran larutan biner yang akan dipisahkan
3. Masukkan batu didih ke dalam labu destilasi
4. Nyalakan heating mantle
4
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN I
V. Data Pengamatan
Campuran Volume
Destilat sebagai :
………………………………. ……………….. mL
………………………………. ……………….. mL
VI. Pertanyaan
1. Bagaimana yang dimaksud dengan kondisi azeotrop?
2. Tuliskan perbedaan antara destilasi refluks dan sokletasi !
5
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN II
PERCOBAAN 2
TETAPAN DISTRIBUSI IOD (I2)
I. Tujuan
Menentukan tetapan distribusi iod (I2)
6
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN II
Bahan
1. Larutan kalium dikromat, K2Cr2O7 0,05 M
2. Larutan kalium iodida, KI 10%
3. Larutan natrium tiosulfat, Na2S2O3~ 0,05 M
4. Larutan Iodium, I2
5. Larutan kanji (amylum)
6. Kloroform, CHCℓ3
VI. Pertanyaan
1. Apa yang menyebabkan iod dapat tertarik ke kloroform?
2. Apa syarat senyawa yang dapat ditentukan konstanta
distribusinya?
8
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
PERCOBAAN 3
PENENTUAN Kd DAN EKSTRAKSI LOGAM
I. Tujuan
1. Mahasiswa terampil melakukan ekstraksi
2. Mahasiswa dapat menetukan harga Kd
C = Komponen
Pada ekstraksi pelarut, terdapat dua fasa (P = 2) yaitu fasa air dan fasa
organik, komponen satu (C = 1), yaitu zat terlarut di dalam pelarut dan fasa
air pada suhu dan tekanan tetap sehingga derajat kebebasannya satu (V =1).
Menurut hukum Nerst, keadaan kesetimbangan:
Kd = [K1]
[K2]
10
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
V. Lembar Kerja
1. Standarisasi larutan Na2EDTA
Erlenmeyer Volume CaCO3 (mL) Volume Na2EDTA (mL)
1
2
3
11
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
VI. Pertanyaan
1. Bagaimana cara menentukan kadar Co dan Ni setelah ekstraksi?
Jelaskan !
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih pelarut untuk
ekstraksi pelarut !
12
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
PERCOBAAN 4
KROMATOGRAFI PLANAR
A. KROMATOGRAFI KERTAS
I. Tujuan
1. Dapat melakukan kromatografi kertas
2. Melakukan pemisahan komponen-komponen pada tinta
13
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
Bahan
1. Larutan Pb2+, Ag+, dan Hg2+ dan campuran ketiganya
2. Campuran larutan ammonium tiosianat (KSCN) 10%
3. Amil alkohol, (C5H11OH)
4. Ammonium sulfida, (NH4)2S
5. Larutan kalium iodide, (KI) 5%
6. Beberapa macam contoh indikator
7. Campuran n-butanol (C4H9OH), etanol (C2H5OH), dan air
8. Zat warna spidol dan tinta pulpen
14
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
15
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
V. Lembar Kerja
a. Pemisahan golongan kation
Standar Ag+ Pb2+ Hg2+
Jarak (cm)
Harga Rf
c. Tinta/spidol
Tinta/spidol Komponen I Komponen II Komponen III
Jarak (cm)
Harga Rf
VI. Pertanyaan
1. Apa yang anda lakukan jika ternyata tidak ada noda komponen dari
senyawa yang dianalisis?
2. Hal-hal apa sajakah yang harus diperhatikan di dalam Anda
membandingkan harga Rf suatu komponen dalam senyawa yang
dianalisis dengan harga Rf standar?
16
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi dari kromatografi
2. Mahasiswa terampil menggunakan alat-alat untuk percobaan KLT
Bahan
1. n-butanol, C4H9OH 4. Spidol merah, biru, dan hitam
2. Etanol, C2H5OH
3. Ammonia, NH3 2 N
17
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN III
V. Pertanyaan
1. Dengan prinsip bahwa pada tiap pemisahan kuantitas total elutan
(komponen terelusi) sama dengan kuantitas total fasa gerak,
bandingkan fraksi tak terelusi untuk p = 10 dan untuk (a) satu kali
elusi, (b) 3 kali elusi, (c) elusi tak hingga, (d) diperlukan beberapa kali
elusi agar diperoleh hasil 99,9%
2. Bila harga P = 10, hitung fraksi terlarut asal dalam elusi pertama, jika
luas dan fraksi fasa adalah sama setelah elusi 4 kali
3. Bagaimana cara mengembangkan kromatografi lapis tipis dan
bagaimana spot-spotnya dapat dideteksi?
18
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VI
PERCOBAAN 5
ELEKTROLISIS ION TEMBAGA
I. Tujuan
Menentukan berat Cu dari hasil elektrolisis
19
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VI
Bahan
1. Akuades
2. Larutan tembaga sulfat, CuSO4 0,05 M
3. Larutan asam sulfat pekat, H2SO4 pekat
4. Larutan asam nitrat pekat, HNO3 pekat
5. Urea, CO(NH2)2
20
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VI
21
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VI
V.Lembar Kerja
No Penimbangan Berat
Katoda + Kaca arloji mula-mula Katoda + kaca arloji setelah elektrolisis
1 g g
2 g g
3 g g
Jumlah rata-rata = …………. g Jumlah rata-rata = …………. g
Berat Cu = (berat katoda + kaca arloji mula-mula) – (berat katoda + kaca arloji setelah elektrolisis)
= ………………. g
VI.Pertanyaan
1. Apa fungsi penambahan urea?
2. Mengapa dalam elektrolisis ini digunakan Pt sebagai anoda? Jelaskan!
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada praktikum
diatas !
4. Pada elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode Pt, dialirkan arus listrik
2 Ampere selama 965 detik (Ar Cu=63,5) maka hitung banyaknya logam
tembaga yang dihasilkan !
22
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VI
PERCOBAAN 6
ANALISIS CAMPURAN DUA KOMPONEN
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
I. Tujuan
Menentukan konsentrasi masing-masing komponen dari dua
campuran secara spektrofotometri sinar tampak yang dilakukan secara
serempak ( “simultaneous” ).
23
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VI
Dimana,
A1 = Absorpsi campuran X dan Y yang diukur pada λ1.
A2 = Absorpsi campuran X dan Y yang diukur pada λ2.
εX1 = Molar absorptivity komponen X pada λ1.
εX2 = Molar absorptivity komponen X pada λ2.
εY1 = Molar absorptivity komponen Y pada λ1.
εY2 = Molar absorptivity komponen Y pada λ2.
CX = Konsentrasi X dalam campuran X dan Y.
CY = Konsentrasi Y dalam campuran X dan Y.
Molar absorptivity dapat dicari dengan jalan mengukur absorban
masing-masing komponen murni yang telah diketahui konsentrasinya
(dalam molar) pada panjang gelombang λ1 dan λ2.
Bahan
1. Kromium Nitrat, Cr(NO3)3 0,05 M (komponen murni X)
2. Kobalt Nitrat, Co(NO3)2 0,188 M (komponen murni Y)
3. Akuades
V. Data Pengamatan
1. Penentuan panjang gelombang maksimum larutan krom nitrat (λ1)
Panjang gelombang Absorbansi
dst
25
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VI
dst
VI. Pertanyaan
26
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VII
PERCOBAAN 7
PENENTUAN KADAR ASAM BENZOAT
DALAM MINUMAN RINGAN
I. Tujuan
1. Mahasiswa memahami prinsip spektrofotometri UV
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar asam benzoat secara
spektrofotometri
Bahan
1. Larutan contoh air minuman ringan yang mengandung benzoat
(sodium benzoat, C7H5O2Na)
2. Dikcloromethane, CH2Cℓ2
27
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VII
3. Asam klorida pekat, HCℓ p.
4. Larutan natrium klorida jenuh, NaCℓ jenuh
5. Padatan natrium sulfat anhidrat, Na2SO4 anhidrat
A. Preparasi Sampel
1. Panaskan sampel agar gas CO2 menguap, jika sampel
mengandung CO2.
2. Ambil 10 mL sampel dan masukkan dalam corong pisah, kemudian
tambahkan 1 mL HCℓ pekat (pH larutan menjadi 1) [lakukan
dilemari asam)
3. Kemudian tambahkan larutan NaCℓ jenuh sebanyak 1 mL
4. Tambahkan 10 mL diklorometana, kemudian lakukan pengocokan
untuk mengekstrak bagian asam
5. Lakukan langkah nomor 4 hingga tiga kali
6. Kumpulkan ekstrak diklorometana dalam gelas kimia dan
tambahkan 5 gram Na2SO4 anhidrat, biarkan selama 10 menit.
7. Siapkan kertas saring, dan saring ekstrak diklorometana
8. Masukkan ekstrak diklorometana ke dalam labu ukur 50 mL.
9. Bilas wadah sebanyak 2 kali dengan 5 mL diklorometana dan
saring lalu masukkan dalam labu ukur 50 mL kembali
10. Encerkan sampel dengan diklorometana sampai volume menjadi
50 mL.
11. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 274 nm.
28
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VII
3. Siapkan satu labu ukur 10 mL berisi diklorometana sebagai larutan
blangko
4. Ukur absorbansi larutan standar tersebut pada panjang
gelombang 274 nm.
5. Buat kurva kalibrasi larutan standar.
V. Data Pengamatan
Larutan Absorbansi
Blangko
0,0005%
0,001%
0,0015%
0,002%
0,0025%
0,003%
Sampel
VI. Pertanyaan
1. Apa prinsip spektrofotometri !
2. Tuliskan skema rangkaian alat spektrofotometer UV-Vis beserta
fungsinya !
29
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VIII
PERCOBAAN 8
pH METRI
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara penggunaan pHmeter
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kalibrasi pHmeter
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi larutan buffer/penyangga
30
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VIII
Bahan
1. Akuades 6. CH3COOH 0,1 M
2. Larutan HCℓ 0,1 M 7. CH3COONa 0,1 M
3. Larutan NaOH 0,1 M 8. Larutan tugas
4. Larutan NH4Cℓ 0,1 M
5. Larutan NH4OH 0,1 M
31
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN VIII
pH ∆pH/∆V
V. Pertanyaan
1. Tentukan konsentrasi larutan tugas !
2. Cocokkah harga pH buffer/dapar yang dibuat (diamati) dengan
jalan perhitungan ?
3. Bila pH larutan 2,4, berapakah konsentrasi larutan tersebut ?
4. Buktikan bawa untuk campuran asam lemah dengan garamnya, pH
= pKa + log [garam]/[asam]
32
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
PERCOBAAN 9
POTENSIOMETRI : TITRASI CAMPURAN ASAM
1. Tujuan Percobaan
Ini merupakan percobaan penentuan komposisi suatu campuran secara
kuantitatif, dimana campuran tersebut terdiri dari asam kuat monoprotik dan
asam lemah triprotik dengan metode potensiometri. Percobaan ini akan
diperkenalkan analisis volumetri kuantitatif dan titrasi potensiometri
a. Larutan natrium hidroksida bebas karbonat disiapkan dan distandarisasi
dengan kalium hidrogen ftalat (KHP) murni, yang selanjutnya digunakan
untuk titrasi potensiometri campuran asam
b. Tiga perempat dari 1,0 mL sampel asam digunakan untuk titrasi
potensiometri. Setiap titrasi harus melalui dua titik ekivalen
2. Pendahuluan
Asam kuat seperti asam klorida terdisosiasi sempurna dalam air, namun
asam lemah seperti asam asetat hanya terdisosiasi sebagian. Tingkat disosiasi
dapat dihitung dari nilai konstanta kesetimbangan dan jumlah asam lemah dan
basa kuat yang ditambahkan ke dalam larutan.
Keasaman relatif dari asam basa biasanya dinyatakan dalam pKa = -
log10 Ka, dimana Ka adalah konstanta disosiasi untuk reaksi
HA → H+ + A-
Menurut turunannya, aA- , [A-] , dan ɣA- masing-masing mewakili aktivitas,
konsentrasi molar dan koefisien aktivitas basa konjugat yaitu A-
Jika
maka
33
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
Jika
maka
Gambar 12. Plot tipikal Titrasi Potensiometri untuk menentukan Titik Ekuivalen dan
Nilai pKa (Asam monoprotik)
34
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
Perhatikan bahwa pKa merupakan pH dimana aktivitas asam HA dan basa
konjugasinya A- adalah sama.
Untuk asam triprotik, konstanta disosiasinya secara berurutan ditentukan
sebagai berikut :
Normalitas larutan asam merupakan jumlah ekuivalen per liter (mol per
liter) proton yang dapat terdisosiasi. Normalitas suatu larutan asam basa
sama dengan jumlah ekuivalen asam yang dapat dinetralkan. Normalitas
larutan asam triprotik adalah tiga kali molaritasnya. Dalam membahas titrasi
asam dan basa lebih mudah menggunakan istilah miliekuivalen.
35
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
4. Prosedur
a. Standarisasi larutan natrium hidroksida ~ 0,05 M
1) Timbang 30 mg KHP pada neraca analitik, dan masukkan ke
dalam erlenmeyer dan catat bobotnya. Lakukan sebanyak 3
kali (untuk tiga erlenmyer). Beri label pada erlenmeyer
tersebut. [Perkiraan semua bobot menjadi ±0,1 mg (0,0001 g).
2) Larutkan sampel KHP dengan 7 mL akuades (gunakan gelas
ukur 10 mL). Goyangkan erlenmeyer untuk melarutkan KHP
dan pastikan bahwa kristal KHP larut sempurna, karena
beberapa partikel kecil yang tersisa dapat menyebabkan
kesalahan titrasi. (Dapat dilakukan pemanasan jika diperlukan)
3) Tambahkan 1 tetes indikator fenolftalein (PP) ke dalam
masing-masing erlenmeyer
4) Setiap akan mengisi buret dengan suatu larutan, bilas buret
terlebih dahulu sebanyak 3 kali dengan 2 mL larutan yang
akan digunakan (NaOH ~ 0,05 M), dan buang hasil bilasan.
Miringkan buret agar seluruh permukaan bagian dalam buret
bersentuhan dengan larutan yang akan dipakai. Setelah
dibilas, isi buret dengan larutan NaOH. Keluarkan gelembung
udara yang terperangkap di bawah keran dengan membuka
keran sepenuhnya satu atau dua detik hingga bagian ujung
buret telah terisi dengan larutan NaOH.
5) Titrasikan larutan KHP dalam erlenmeyer tersebut dengan
larutan NaOH ~ 0,05 M dari buret 10 mL (toleransi ±0,02 mL).
Pada awalanya titrasi dilakukan dengan cepat, namun
mendekati titik akhir harus dilakukan secara perlahan dan hati-
hati. Warna merah muda pucat merupakan titik akhir yang
ideal pada titrasi ini. Dan lakukan hal yang sama untuk
erlenmeyer kedua dan ketiga dengan intensitas warna yang
sama.
6) Buat pembacaan buret dengan memperkirakan 0,01 mL
terdekat. Kecenderungan cairan menempel pada dinding buret
dapat dikurangi dengan menguras buret secara bertahap.
Buret yang dikeringkan secara perlhan akan memberikan
36
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
reproduktifitas hasil yang lebih besar. Lakukan titrasi dalam
jumlah yang cukup untuk memastikan stadarisasi yang tepat
dan akurat. Titrasi stadarisasi harus diulang jika 2-3% jika
volume yang digunakan 1,5 mL.
7) Jika tiga titrasi tersebut tidak menghasilkan presisi yang
diinginkan, maka perlu dilakukan titrasi tambahan. Hitung
normalitas larutan NaOH dari masing-masing titrasi dan rata-
ratakan serta batas kepercayaan rata-ratanya adalah 95%.
Perkiraan kesalahan dari ketidakpastian penimbangan,
penggunaan buret dan penentuan titik akhir titrasi. Lakukan
analisis kesalahan dengan membandingkan antara nilai yang
diperoleh dengan presisi yang diamati.
8) Catat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dan hitung
konsentrasi NaOH sebenarnya pada setiap titrasi.
b. Titrasi campuran asam klorida dan asam fosfat
Tujuannya adalah memperoleh molaritas asam klorida dan
molritas asam fosfat dalam campuran dengan ketidakpastiannya.
Selain itu juga ditentukan nilai pK untuk asam fosfat
1) Pipet 1,0 mL menggunakan pipet volume campuran asam dan
masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL
2) Tambahkan 19 mL air suling menggunakan pipet ukur 25 mL
Perhatikan bahwa pipet volumetrik dirancang tidak untuk
ditiup, biarkan mengalir secara alami, lalu tempelkan ujung
pipet ke dinding wadah untuk mengeringkannya. Pipet ini
sebaiknya dikalibrasi agar sejumlah keci larutan tetap berada
di ujung.
3) Tempatkan magnet bar ke dalam gelas kimia tersebut
4) Bilas elektroda pH meter dengan air suling dan tampung pada
gelas kimia kosong
5) Posisikan elektroda dan buret 10 mL yang telah diisi dengan
larutan NaOH 0,05 M seperti pada gambar 13. Pastikan
elektroda pH meter tidak mengenaik magnet bar. Tidak boleh
ada gelembung dara yag teperangkap pada elektroda.
37
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
6) Pastikan pula tidak ada gelembung udara yang terperangkap
pada ujung buret
7) Lapisi bagian baawah gelas kimia dari magnet stirer dengan
handuk kertas yang dilipat untuk mencegah pemanasan
larutan oleh magnetik stirer
ke pH meter
Buret 10 mL
Elektroda
Magnet bar
Handuk kertas
Magnetik stirer
38
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
Peringatan : Pastikan tidak ada etetsan yang tertinggal di ujung
buret saat membaca nilai pH. Tetesan larutan dari buret adalah
bagian dari volume yang diukur. Tidak akan diperoleh korelasi
yang baik antara volume dan pH jika bagian dari volume tersebut
tidak dimasukkan. Karena hal ini merupakan daerah terpenting
terhadap perubahan pH yang cepat. Jangan menggunakan pH
meter untuk membaca pH di atas 11,5 karena dapat merusak
elektroda.
11) Setelah titrasi potensiometri pertama, keluarkan elektroda dari
larutan, bilas dengan air suling, dan biarkan elektroda tercelup
pada gelas kimia berisi air suling selama minimal 15 menit
sebelum melanjutkan titrasi kedua. Hal ini dilakukan untuk
memeriksa kalibrasi alat terhadap larutan buffer pH 7,0 sebelum
memulai titrasi lain.
12) Sambil menunggu, plot data yag diperoleh pada Ms.Excel pada
PC/Laptop. Tunjukkan kurva titrasi pada asisten dan diskusikan
setiap perubahan yang harus dilakukan pada titrasi berikutnya.
13) Bawa analisis data hasil titrasi ke laboratorium, jika dirasa
tidak puas dengan data yang diperoleh dapat didiskusikan
dengan asisten sebelum melakukan titrasi tambahan.
39
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
c) Hitung pKa2 untuk H3PO4 dan uji validitasnya dari persamaan
Henderson- Hasselbalch dengan menghitung beberapa titik lain
pada bagian kurva titrasi ini.
1) Bagaimana pKa2 yang diperoleh dibandingkan dengan
nilai literatur?
2) Titrasi yang dilakukan tidak menghasilkan nilai pKa1 dan
pKa3, namun ada yang dapat dikatakan pKa dari data
percobaan. Apa itu?
3) Karena titrasi kemungkinan besar tidak akan berlanjut
melalui pKa3, bagaimana caranya nilainya tergantung
pada bentuk kurva pada titik dimana titrasi berakhir, jika
pKa3 didekati dengan ekstrapolasi?
Dari volume sampel dan jarak titik ekuivalen pertama dan
kedua, hitung molaritas asam klorida dan asam fosfat
dalam sampel. Berikan ketidakpastian untuk molaritas
yang dihitung. Untuk titrasi yang baik, Anda setuju dua
atau tiga kali titrasi?
40
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
PERCOBAAN 10
KONDUKTOMETRI
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan konduktometer.
2. Mahasiswa dapat melakukan titrasi netralisasi secara konduktometri.
3. Mahasiswa dapat menetapkan kelarutan suatu zat elektrolit yang
sukar larut secara konduktometri.
Keterangan :
L = hantaran (ohm)
A = luas penampang (cm2)
l = penghantar seragam (cm)
k = hantaran jenis (ohm-1.cm-1)
41
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
Hantaran setara (L) larutan akan sama dengan hantaran L bila satu
gram (gram ekuivalen) zat terlarut berada diantara ruang elektroda-
elektroda satu sentimeter.
Volume (V) yang terdapat dalam satu grek zat terlarut adalah,
V = 1000/C atau V = l x A
Bila l satu sentimeter, maka
V = A = 1000/C ……………………………………………… (2)
Persamaan (2) ini disubstitusi ke persamaan (1), diperoleh :
A 1000 / C
L= xk L= x k …………3)
l l
Untuk menentukan kelarutan dari zat sukar larut, kita tidak dapat
menentukan hantaran setara, tapi bisa ditetapkan hantaran jenis ion
jenuhnya.
Contoh :
AgNO3 + KCℓ AgCℓ + KNO3
MS + PN MN + PS
42
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
Bahan
1. Akuades
2. Larutan asam klorida,HCℓ 0,1 M
3. Larutan natrium hidroksida, NaOH ( tugas)
4. Larutan MS 0,01 M (tugas)
5. Larutan PN 0,01 M (tugas)
6. Larutan PS 0,01 M (tugas)
7. Larutan jenuh MN (tugas)
8. Larutan kalium klorida, KCℓ 0,01 M
43
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
2. Titrasi netralisasi
a. Tepatkan CELL. CONST. COMPENS sesuai dengan harga
konstanta sell yang didapat dari percobaan 1.
V. Pertanyaan
1. Tentukan molaritas larutan tugas !
2. Carilah kelarutan dan hasil kali kelarutan senyawa MN !
3. Gambarkanlah bentuk-bentuk kurva titrasi secara konduktometri !
44
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
PERCOBAAN 11
TITRASI ASAM BASA DALAM MEDIA NON-AQUA/
TITRASI BEBAS AIR : TITRASI NIKOTIN
I. Tujuan
Untuk menunjukkan bagaimana pelarut selain air dapat mempengaruhi
reaksi asam basa. Mula-mula nikotin dititrasi dengan air sebagai
pelarut.
Petunjuk keselamatan
Pelarut non aqua (selain air) biasanya toksik (beracun) dan tidak boleh
terhirup. Misalnya, asam asetat glasial dapat membakar kulit maka
gunakan sarung tangan, masker pada saat bekerja. Jagalah supaya
larutan selalu dalam keadaan tertutup rapat, jika perlu menggunakan
parafilm atau bahan lain yang cocok.
45
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
Bahan
1. Tembakau 2,5 sampai 3 g (tembakau dari rokok, atau tembakau
kunyah)
2. Asam asetat glasial (CH3COOH) 100%
3. Larutan asam perklorat, HCℓO4 0,025 M dalam asam asetat glasial
yang terdiri dari 20 mL anhidrat asetat dalam tiap liter larutan,
distandarisasi (Iarutan ini mudah meledak jika terdapat zat
pengotor)
4. Indikator metil violet (0,2%) dalam klorobenzen (C6H5Cℓ)
46
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
V. Pengolahan Data
Buatlah plot dalam kertas milimeter blok, potensial (mV) versus
volume (mL) asam perklorat, tempatkan kedua plot aqua dan non aqua
dalam grafik yang sama. Tentukan titik akhirnya dan hitur.glah
molaritas basa. Untuk titrasi asam asetat glasial, amati warna dari
indikator pada tiap pembacaan potensial yang berbeda amatilah
selama titrasi. Amati warna yang menjadi petunjuk terjadinya titik akhir
pada titrasi nikotin dengan asam perklorat.
Jika anda hanya melakukan salah satu jenis titrasi saja, buatlah plot
kurva titrasi dengan HCℓ sebagai titran dengan cara yang sama.
47
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
VI. Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan bentuk kurva titrasi dalam titrasi tahap awal?
2. Jelaskan perbedaan titik akhir pada kedua titrasi. Tulis persamaan
reaksinya?
3. Menurut Anda, adakah pelarut lain yang dapat digunakan (cocok)
untuk titrasi nikotin?
4. Menurut Anda, adakah pelarut lain dan pentitran yang cocok untuk
digunakan pada titrasi fenol?
5. Jelaskan manakah kedua asam ini HCℓ atau asam perklorat yang
secara intrinsik mempunyai sifat keasaman yang lebih kuat?
II. Teori
Sama dengan diatas
48
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
Bahan
1. Tembakau 2,5 sampai 3 g (tembakau dari rokok, atau tembakau
kunyah)
2. Larutan asam asetat, CH3COOH 5% v/v
3. Larutan natrium hidroksida, NaOH 36% b/v
4. Celite atau filter-cell 2 sampai 3 g
5. Larutan asam perklorat, HCℓO4 0,025 M dalam asam asetat glasial
(CH3COOH) yang terdiri dari 20 mL anhidrat asetat dalam tiap liter
larutan, distandarisasi
Petunjuk Keselamatan
49
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
5. Larutan harusnya tidak berwarna; jika larutan berwarna,
tambahkan lagi 3 gram celite dan saring.
6. Pipetlah 25 mL larutan yang sudah disaring kedalam gelas kimia
150 mL.
7. Tambahkan 25-30 mL asam asetat glasial dan celupkan
pengaduk magnet dan elektroda ke dalam larutan
8. Setelah mengisi buret 10 mL dengan HCℓO4 0,025 M dalam asam
asetat glasial, tambahkan beberapa tetes indikator metil violet
kedalam larutan untuk dititrasi.
V.Pengolahan Data
Dalam kertas milimeter blok buatlah plot potensial mV versus volume
(mL) titran asam perklorat. Tentukan titik akhir dan hitung persen total
alkaloid sebagai nikotin. Amatilah warna indikator pada tiap pembacaan
potensial selama titrasi.
VI. Pertanyaan
1. Apakah anda mengamati adanya lebih dari satu belokan pada kurva
titrasi yang anda buat? kenapa ?
2. Apakah pengaruh penambahan air pada kurva titrasi anda ?
Jelaskan?
3. Apakah indikator visual mengubah warna bersamaan dengan
terjadinya perubahan potensial terbesar? Jika jawabannya tidak,
berapa banyak kesalahan yang dihasilkan jika hanya indikator visual
yang digunakan ?
50
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
PERCOBAAN 12
PENENTUAN KADAR TEMBAGA (Cu)
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip spektrofotometri serapan atom
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan spektrofotometer
serapan atom
3. Mahasiswa dapat menentukan kadar tembaga dalam sampel secara
spektrofotometri serapan atom berdasarkan SNI 6989.6:2009
II. Prinsip
Analit logam tembaga dalam nyala udara asetilen diubah menjadi
bentuk atomnya, menyerap energi radiasi elektromagnetik yang berasal
dari lampu katoda dan besarnya serapan berbanding lurus dengan kadar
analit.
51
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
6. Kaca arloji
7. Pemanas
8. Kertas saring
9. Neraca analitik
10. Botol semprot
11. Balp filler
12. Buret
V. Data Pengamatan
No Larutan Absorbansi
1 Blangko
2 0,5 ppm
3 1 ppm
4 2 ppm
5 3 ppm
6 4 ppm
7 Sampel
VI. Perhitungan
Persamaan regresi linear :
53
Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen Dan Pemisahan PERCOBAAN IX
DAFTAR PUSTAKA
54