PETUNJUK PRAKTIKUM
TEKNIK LABORATORIUM
2019
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium ini dapat tersusun. Buku petunjuk ini disusun
untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar mata kuliah Praktikum Teknik
Laboratorium pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Walisongo Semarang.
Teknik Laboratorium merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa Pendidikan
Biologi. Mata kuliah ini memuat dasar-dasar kemampuan dalam beraktivitas di dalam
laboratorium. Adanya buku petunjuk ini diharapkan dapat mempermudah mahasiswa untuk
memahami materi seputar Teknik Laboratorium.
Penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan petunjuk praktikum ini. Kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk kemajuan di masa mendatang.
Penyusun
Semua mahasiswa yang menjalankan mata kuliah Praktikum Teknik Laboratorium di Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang diwajibkan menaati tata tertib sebagai berikut:
1. Sebelum jam praktikum yang telah ditetapkan, praktikan tidak diperkenankan memasuki
ruang praktikum.
2. Praktikan harus datang tepat sesuai jam praktikumnya. Jika terlambat lebih dari 15 menit
tanpa alasan yang dapat diterima, praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
pada hari tersebut.
3. Pre-test diadakan setiap kali akan dimulai praktikum.
4. Setiap selesai praktikum, praktikan harus membuat laporan sementara yang berisi judul
acara praktikum, tujuan praktikum, serta hasil dan pengamatan yang disahkan oleh
asisten praktikum.
5. Di dalam laboratorium, praktikan harus memakai jas praktikum dengan rapi dan sopan.
6. Selama praktikum, praktikan tidak diperbolehkan meninggalkan ruang praktikum tanpa
seizin asisten.
7. Apabila praktikan merusakkan atau memecahkan peralatan laboratorium, dengan alasan
apapun, wajib mengganti alat tersebut dengan barang yang sama.
8. Laporan praktikum dikumpulkan sebelum acara praktikum berikutnya.
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK LABORATORIUM
Nama :
NIM :
Kelompok :
Asisten :
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2019
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan gelas di laboratorium biologi.
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan kegunaan dan perawatan berbagai peralatan gelas di
laboratorium biologi.
B. DASAR TEORI
Peralatan gelas dalam laboratorium merupakan peralatan yang sering digunakan
dalam kegiatan di laboratorium, sehingga perlu diperlakukan dan dirawat dengan benar. Ada
berbagai macam peralatan laboratorium yang banyak digunakan, Ada cara yang harus diikuti
untuk menjaga agar peralatan gelas tetap awet dan dapat membantu praktikan dalam
melakukan penelitian.
1. Membersihkan peralatan gelas
Peralatan gelas dapat dibersihkan dengan mudah jika segera dibersihkan setelah
digunakan. Bahan organik yang ditinggalkan dalam peralatan gelas dapat merusak
permukaan gelas seiring dengan waktu. Semakin lama menunggu untuk dibersihkan, air
menjadi tidak bisa membasahi permukaan gelas secara efektif karena terhalang oleh
interaksi antara gelas dengan bahan organik yang semakin intensif. Jika tidak
memungkinkan untuk membersihkan peralatan gelas sesegera mungkin setelah
digunakan, maka peralatan gelas dapat direndam dalam air sabun terlebih dulu di dalam
wadah plastik. Wadah plastik merupakan wadah yang baik untuk merendam dan mencuci
peralatan gelas, selain itu dapat membantu mencegah hilangnya bagian-bagian kecil pada
peralatan gelas.
2. Mengeringkan peralatan gelas
Cara yang paling mudah untuk mengeringkan peralatan gelas adalah dengan
membiarkan hingga kering selama semalam. Botol, labu, dan beker sebaiknya diletakkan
terbalik pada selembar handuk/lap supaya air dapat terserap. Pengeringan dengan
menggunakan oven juga dapat dilakukan apabila tersedia dan oven tidak digunakan untuk
keperluan lainnya. Pengeringan secara cepat dapat dilakukan dengan pencucian peralatan
gelas dengan aseton kemudian dikeringkan dalam oven atau dibiarkan hingga kering pada
suhu ruang. Sebaiknya tidak mengeringkan peralatan gelas dengan handuk kertas/lap
walaupun bebas serat. Kebanyakan kertas akan meninggalkan serat pada gelas yang dapat
tercampur dengan penggunaan selanjutnya.
D. CARA KERJA
1. Persiapkan seluruh alat yang akan digunakan.
2. Lakukan observasi dan dokumentasi terhadap alat laboratorium yang diamati.
3. Diskusikan dengan teman sekelompok kegunaan dari alat-alat yang diobservasi dan
jelaskan cara perawatan alat-alat tersebut.
4. Susunlah hasil pengamatan dan hasil diskusi dalam laporan praktikum.
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis alat non gelas yang ada di laboratorium.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan cara penggunaan alat-alat non gelas di
laboratorium.
B. DASAR TEORI
Selain alat dari gelas, dalam praktikum di laboratorium juga menggunakan
peralatan lain yang terbuat dari porselen, plastik, kayu, serta logam dan elektronik.
1. Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium memiliki keunggulan yaitu tahan
terhadap suhu yang tinggi. Pada permukaan alat yang terbuat dari porselen biasanya
diglazir sehingga tidak tembus cahaya.
2. Bahan plastik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan bahan
penyusunnya, antara lain PTFE (teflon), polipropilena, TPX (polimetilpentana),
polistirena, politena (HD), PVC (polivinilklorida), nilon, dan karbonat. Jenis bahan
penyusun ini akan memengaruhi sifat plastik menjadi keras atau lentur, atau tembus sinar
(translucent), tembus pandang (transparent), atau tidak tembus sinar (opaque).
3. Alat laboratorium dari logam terbuat dari besi dan kuningan. Besi yang digunakan
biasanya adalah besi cor yang dilapisi nikel atau krom supaya tidak cepat berkarat.
C. ALAT
1. Alat dari bahan plastik
a. Gelas ukur plastik
b. Mikropipet
2. Alat dari bahan porselen
a. Mortar dan alu
b. Plat tetes
3. Alat dari bahan logam dan elektronik
a. Hand tally counter k. pH meter
b. Jaring plankton l. Spatula
c. Jaring serangga m. Stopwatch
d. Kaki tiga n. Autoklaf
e. Kawat kasa o. Colony counter
f. Kuadran p. Hot plate magnetic stirrer
g. Statif q. Inkubator
h. Mikroskop r. Centrifuge
D. CARA KERJA
1. Siapkan seluruh alat yang akan digunakan.
2. Lakukan observasi dan simulasikan penggunaan alat-alat tersebut sesuai petunjuk.
3. Susunlah hasil observasi dalam laporan praktikum.
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan-bahan kimia yang
ada di laboratorium.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan tata cara memindahkan dan menuang bahan kimia
padat dan cair dari wadah.
B. DASAR TEORI
1. Bahan kimia beracun
Merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan,
lewat pernafasan maupun kontak dengan kulit.
2. Bahan kimia korosif
Merupakan bahan yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan
apabila terjadi kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi
dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan yang dapat terjadi
berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal).
3. Bahan kimia mudah terbakar
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat juga dapat menimbulkan
ledakan. Bahan yang mudah terbakar dapat berupa gas, cairan yang mudah menguap, atau
bahan padat yang dalam bentuk debu/serbuk dapat meledak jika tercampur dengan udara.
4. Bahan kimia peledak
Merupakan suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu
reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu
yang tinggi, sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
5. Bahan kimia oksidator
Merupakan suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Ada
dua kelompok bahan oksidator yaitu anorganik dan organik. Bahan anorganik hanya
menimbulkan bahaya api/kebakaran, tetapi karena kemampuannya bergabung dengan
oksigen dan tidak tahan panas, maka bahayanya semakin tinggi pada suhu tinggi. Bahan
organik oksidator sering menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida.
6. Bahan kimia reaktif terhadap asam
Peroksida merupakan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan asam dan
menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas yang beracun atau korosif.
Sumber: http://www.chemindo-ms.com/creeping-his-brought-under-image-beast/
6 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium
Bahan kimia yang digunakan dalam percobaan di laboratorium dapat berupa zat
padat maupun zat cair. Penuangan bahan kimia merupakan hal yang sering dilakukan dan
membutuhkan kecermatan serta ketelitian. Membaca label botol terlebih dahulu sangat
dianjurkan supaya tidak terjadi kesalahan. Pegang botol dengan baik, bagian yang berlabel
menghadap permukaan tangan untuk mencegah rusaknya label akibat bahan kimia yang
menetes atau menempel.
1. Menuang bahan padat
Proses pemindahan bahan padat biasanya dilakukan dengan menggunakan spatula.
Ada beberapa jenis spatula yang dapat digunakan. Spatula plastik didesain untuk
mengambil zat padat dalam jumlah banyak, sedangkan spatula alumunium digunakan
untuk memecah zat yang berbentuk bongkahan dan dapat untuk mengambil zat padat
dalam jumlah sedikit.
2. Menuang bahan cair
Untuk menghindari iritasi pada kulit, dalam menuang cairan asam atau basa pekat
sebaiknya menggunakan sarung tangan. Selain itu, untuk alasan keamanan, selalu
reaksikan zat cair berbahaya dalam lemari/ruang asam. Menuang zat cair dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu (1) menuang dari wadah ke gelas kimia terlebih dahulu kemudian
baru dituang ke labu ukur, (2) menuang dari wadah dengan bantuan batang pengaduk
untuk mencegah terjadinya percikan, (3) menggunakan bantuan corong untuk menuang
zat cair, pastikan permukaan wadah dan corong bersentuhan untuk menghindari
terjadinya percikan. Apabila perlu, dapat ditambahkan potongan kertas saring kecil untuk
menyumbat lubang corong agar aliran tidak terlalu deras.
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara menimbang bahan kimia menggunakan neraca.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara menyaring larutan.
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara memanaskan bahan kimia.
B. DASAR TEORI
Untuk menuangkan/memindahkan bahan kimia padat dapat dilakukan dengan
menggunakan spatula. Spatula plastik didesain untuk mengambil zat padat dalam jumlah
banyak, sedangkan spatula logam digunakan untuk mengambil bahan padat dalam jumlah
terbatas dan juga dapat digunakan untuk memecahkan zat yang berbentuk
granula/bongkahan. Untuk menuangkan bahan cair terutama asam atau basa pekat,
pemakaian sarung tangan sangat diperlukan untuk menghindari iritasi terhadap kulit. Selain
itu, untuk keamanan, selalu ingat untuk mereaksikan zat cair berbahaya dalam lemari/ruang
asam.
Pengukuran bahan padat dan cair secara akurat merupakan hal yang sangat penting
dalam melakukan percobaan di laboratorium. Pengukuran yang akurat membutuhkan
peralatan yang tepat dan cara pengukuran yang benar. Pemindahan bahan kimia baik padat
maupun cair secara tidak hati-hati merupakan suatu bahaya pada laboratorium. Ketika terjadi
tumpahan reagen, dapat terjadi bahaya kesehatan pada praktikan atau kebakaran yang tidak
perlu. Sebagai tambahan, bahan kimia yang cukup mahal jadi terbuang sia-sia, alas
timbangan dan pakaian menjadi rusak, dan juga membahayakan lingkungan. Apabila terjadi
tumpahan, dibersihkan sesegera mungkin.
1. Bahan cair
Untuk mengukur volume zat cair, biasanya digunakan labu ukur atau pipet ukur.
Kemudian zat cair dipindahkan ke labu erlenmeyer atau labu ukur. Jika cairan yang
dipindahkan merupakan reagen pembatas, timbang terlebih dahulu wadahnya sebelum
menuang cairan ke dalamnya. Setelah dituang, wadah ditimbang lagi untuk mengetahui
berat zat cair yang dipindahkan. Ketika memindahkan cairan ke labu pemanas, tempatkan
labu pemanas pada beker yang dapat menjaga labu pemanas pada posisi tegak dan
mencegah terjadinya tumpahan. Jika cairan yang dipindahkan bukan reagen pembatas,
berat cairan dapat dihitung dari volume yang dipindahkan dan berat jenis cairan, dengan
menggunakan rumus berikut.
Berat (g) = berat jenis (g/mL) x volume (mL)
2. Bahan padat
Bahan:
1. KOH
2. NaCl
3. KMnO4
4. HCl
5. NaOH
6. H2SO4
D. CARA KERJA
Menuang bahan padat:
1. Tepuk-tepuk terlebih dahulu tutup wadah zat padat untuk memastikan tidak ada zat padat
yang melekat di pinggir penutup.
2. Putar penutup zat padat dalam keadaan tegak lurus. Letakkan tutup wadah dengan posisi
bagian dalam tutup menghadap ke atas.
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara mensterilkan alat dan bahan laboratorium.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara sterilisasi alat logam dan kaca menggunakan oven
dan autoklaf.
B. DASAR TEORI
Sterilisasi merupakan proses atau kegatan yang membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau
bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Pada
prinsipnya, sterilisasi terbagi menjadi 3 cara yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan menggunakan suatu saringan/filter
yang memiliki pori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
terhadap panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik
a. Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung)
Panas kering (menggunakan oven)
Uap air panas (mengukus)
Uap air panas bertekanan (menggunakan autoklaf)
b. Penyinaran dengan ultraviolet
3. Sterilisasi secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan untuk mensterilkan adalah alkohol 96%, fenol 5%,
aceton tab formalin, sulfur dioksida, dan klorin.
b. Sterilisasi gas
Bahan kimia gas/uap yang digunakan untuk mensterilkan adalah etilen oksida,
formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida,
kloropikrin.
C. ALAT
1. Oven
2. Autoklaf
3. Peralatan gelas
D. CARA KERJA
Sterilisasi menggunakan oven:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan disterilkan.
2. Sumbat mulut alat-alat yang akan disterilkan dengan kapas atau tutup sekrup.
3. Letakkan di atas rak dengan rapi.
4. Tutup rapat, kencangkan sekrup, tekan tombol “on”. Tunggu hingga suhu naik perlahan.
5. Apabila suhu sudah mencapai 170oC, atur tombol timer pada angka 2.
A. TUJUAN
1. Mengetahui bagian-bagian mikroskop.
2. Mampu menggunakan mikroskop dengan benar.
3. Mengetahui cara perawatan mikroskop.
B. DASAR TEORI
Macam-macam mikroskop:
1. Mikroskop cahaya
2. Mikroskop elektron
3. Mikroskop stereo
Bagian-bagian mikroskop:
Sumber: http://www.anm.co.id/article/detail/94/apa-itu-mikroskop#.W6CFCvkzbIU
C. ALAT
Mikroskop
D. CARA KERJA
1. Letakkan mikroskop pada meja yang permukaannya datar, tidak licin, dan dekat dengan
sumber cahaya.
Membersihkan mikroskop:
a. Membersihkan lensa okuler
1. Tiup dengan perlahan untuk menghilangkan debu sebelum menyeka lensa.
2. Bersihkan lensa dengn cotton swab yang telah dibasahi dengan larutan pembersih
lensa. Bersihkan dengan gerakan memutar.
3. Seka lensa dengan kertas lensa.
4. Ulangi jika diperlukan.
b. Membersihkan lensa objektif
1. Lembabkan kertas lensa dengan larutan pembersih.
2. Seka dengan gerakan melingkar dari dalam ke luar dengan lemah lembut.
3. Seka dengan tisu kering atau dengan kertas lensa.
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi larutan.
B. DASAR TEORI
Konsentrasi menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat
dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Konsentrasi secara kualitatif dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan
larutan encer (dilute). Kedua istilah tersebut menyatakan bagian relatif zat terlarut dan
pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif lebih besar, sedangkan
larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya kedua istilah ini
digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua larutan atau lebih. Konsentrasi secara
kuantitatif dinyatakan dalam g/ml, namun dalam perhitungan stoikiometri satuan gram
diganti dengan satuan mol sehingga diperoleh satuan mol/l.
Larutan seringkali dibuat dengan mengencerkan larutan stok yang tersedia dengan
menggunakan pelarut air. Banyaknya larutan yang akan dibuat perlu ditetapkan terlebih
dahulu kemudian volume larutan stok yang harus diambil dapat dihitung. Mol zat terlarut
sebelum pengenceran (n1) sama dengan mol zat terlarut sesudah pengenceran (n2).
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut.
Dengan M adalah molaritas, V adalah volume larutan, notasi 1,2 menunjukkan sebelum dan
sesudah pengenceran.
Bahan:
1. Akuades
2. HCl 1 M
3. H2SO4 pekat
4. NaOH
5. FeCl3
D. CARA KERJA
Pembuatan larutan HCl 0,1 M:
1. Hitung kebutuhan larutan HCl 1 M menggunakan persamaan: V1M1 = V2M2
2. Ambil larutan HCl 1 M dengan menggunakan pipet volume. Perhatikan bahwa miniskus
(permukaan cekung zat cair) harus tepat menyinggung garis tanda pada pipet volume.
2. Masukkan HCl ke dalam labu ukur dan encerkan sampai tanda batas. Gunakan pipet tetes
ketika larutan sudah mendekati tanda batas. Apabila penambahan akuades menyebabkan
volume melebihi tanda batas, maka pengenceran gagal dan harus diulang.
3. Tutup labu ukur dan kocok larutan agar homogen.
Penyaringan:
A. TUJUAN
Menentukan pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator.
B. DASAR TEORI
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terurai
menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi ion OH. Menurut Brownsted-Lowry,
asam adalah senyawa yang memberikan proton, sementara basa adalah senyawa yang
menerima proton. Selanjutnya, Lewis mengemukakan bahwa asam adalah senyawa yang
menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah senyawa yang memberikan pasangan
elektron.
Derajat keasaman (pH) merupakan banyaknya konsentrasi ion H dalam suatu
senyawa. Nilai pH berkisar antara 1-14. Nilai 1-6.9 menunjukkan sifat asa, 7 netral, dan 7.1-
14 bersifat basa. Untuk mengetahui pH dari suatu larutan dapat digunakan berbagai
indikator, antara lain indikator alami seperti kunyit, maupun indikator universal seperti metil
merah atau fenolftalein.
Indikator adalah zat kimia yang warnanya tergantung pada keasaman atau kebasaan
suatu larutan. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus. Apabila dicelupkan ke
dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru, sedangkan kertas
lakmus biru akan berwarna merah jika dicelupkan dalam larutan asam. Warna lakmus yang
semakin merah tua menunjukkan pH yang semakin kecil, sedangkan warna lakmus yang
semakin biru tua menunjukkan nilai pH yang semakin besar. Cara lainnya dapat
menggunakan kertas indikator dan pH meter yang memiliki ketelitian sangat tinggi.
Bahan:
1. Bromtimol biru
2. Fenolftalein
3. Metil merah
4. Metil orange
5. Larutan kapur
6. Air jeruk nipis
7. Larutan garam
8. Larutan cuka
9. Larutan deterjen
10.Air sumur
D. CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan masing-masing larutan ke dalam tabung reaksi.
3. Celupkan sepotong kertas lakmus ke dalam larutan. Perhatikan perubahan warna kertas
dan catat.
4. Masukkan 3 tetes indikator bromtimol niru ke dalam larutan. Perhatikan perubahan warna
dan catat.
5. Ulangi langkah nomor 2, masukkan indikator fenolftalein, metil merah, dan metil jingga
secara bergantian. Catat perubahan warna larutan.