Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UIN WALISONGO SEMARANG

PETUNJUK PRAKTIKUM
TEKNIK LABORATORIUM

2019

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium i


Jl. Prof. Hamka Kampus 2 Ngaliyan Semarang 50185
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium ini dapat tersusun. Buku petunjuk ini disusun
untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar mata kuliah Praktikum Teknik
Laboratorium pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Walisongo Semarang.
Teknik Laboratorium merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa Pendidikan
Biologi. Mata kuliah ini memuat dasar-dasar kemampuan dalam beraktivitas di dalam
laboratorium. Adanya buku petunjuk ini diharapkan dapat mempermudah mahasiswa untuk
memahami materi seputar Teknik Laboratorium.
Penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan petunjuk praktikum ini. Kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk kemajuan di masa mendatang.

Semarang, 30 Agustus 2019

Penyusun

ii Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................................. iii

Tata Tertib Praktikum Teknik Laboraatorium ......................................................................... iv

Petunjuk Pembuatan Laporan Praktikum Teknik Laboratorium ............................................. v

Acara 1. Pengenalan Alat Gelas di Laboratorium ................................................................... 1

Acara 2. Pengenalan Alat Non Gelas ....................................................................................... 3

Acara 3. Pengenalan Bahan Kimia .......................................................................................... 5

Acara 4. Penimbangan, Penyaringan, dan Pemanasan Bahan Kimia ...................................... 9

Acara 5. Sterilisasi Alat dan Bahan ......................................................................................... 12

Acara 6. Mikroskop ................................................................................................................. 14

Acara 7. Konsentrasi Larutan .................................................................................................. 17

Acara 8. Pengukuran pH Larutan............................................................................................. 20

Daftar Pustaka. ......................................................................................................................... 22

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium iii


TATA TERTIB PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

Semua mahasiswa yang menjalankan mata kuliah Praktikum Teknik Laboratorium di Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang diwajibkan menaati tata tertib sebagai berikut:
1. Sebelum jam praktikum yang telah ditetapkan, praktikan tidak diperkenankan memasuki
ruang praktikum.
2. Praktikan harus datang tepat sesuai jam praktikumnya. Jika terlambat lebih dari 15 menit
tanpa alasan yang dapat diterima, praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
pada hari tersebut.
3. Pre-test diadakan setiap kali akan dimulai praktikum.
4. Setiap selesai praktikum, praktikan harus membuat laporan sementara yang berisi judul
acara praktikum, tujuan praktikum, serta hasil dan pengamatan yang disahkan oleh
asisten praktikum.
5. Di dalam laboratorium, praktikan harus memakai jas praktikum dengan rapi dan sopan.
6. Selama praktikum, praktikan tidak diperbolehkan meninggalkan ruang praktikum tanpa
seizin asisten.
7. Apabila praktikan merusakkan atau memecahkan peralatan laboratorium, dengan alasan
apapun, wajib mengganti alat tersebut dengan barang yang sama.
8. Laporan praktikum dikumpulkan sebelum acara praktikum berikutnya.

iv Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

Laporan praktikum Teknik Laboratorium mengikuti sistematika penulisan sebagai berikut:


I. Halaman Judul
Memuat:
1. Judul acara praktikum
2. Logo UIN Walisongo
3. Nama praktikan
4. NIM
5. Kelompok
6. Nama Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK LABORATORIUM

“PENGENALAN ALAT GELAS DI LABORATORIUM”

Nama :
NIM :
Kelompok :
Asisten :

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2019

II. Halaman Isi


Memuat:
A. Judul Praktikum
B. Tujuan
Berisi pernyataan yang menjelaskan tujuan acara praktikum yang telah dikerjakan.
C. Dasar Teori
Berisi kajian materi yang relevan dengan acara praktikum yang dikerjakan. Pada
penulisan dasar teori harus disertakan acuan/sitasi, dengan penulisan sistem nama dan
tahun.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium v


D. Metode
1. Alat
2. Bahan
3. Cara Kerja
Ditulis dalam format paragraf (bukan diagram alir) dan kalimat pasif.
E. Hasil dan Pembahasan
Berupa gambar dan berisi uraian hasil dan diskusi/kajian dan bandingkan dengan teori
yang ada.
F. Kesimpulan
Berupa pernyataan (paragraf) yang merupakan simpulan dari hasil dan pembahasan.
Pernyataan kesimpulan harus sesuai dengan tujuan.
G. Daftar Pustaka
Berisi daftar pustaka acuan yang digunakan dalam penyusunan laporan. Daftar ini
memuat minimal 3 pustaka acuan.

vi Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


ACARA 1
PENGENALAN ALAT GELAS DI LABORATORIUM

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan gelas di laboratorium biologi.
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan kegunaan dan perawatan berbagai peralatan gelas di
laboratorium biologi.

B. DASAR TEORI
Peralatan gelas dalam laboratorium merupakan peralatan yang sering digunakan
dalam kegiatan di laboratorium, sehingga perlu diperlakukan dan dirawat dengan benar. Ada
berbagai macam peralatan laboratorium yang banyak digunakan, Ada cara yang harus diikuti
untuk menjaga agar peralatan gelas tetap awet dan dapat membantu praktikan dalam
melakukan penelitian.
1. Membersihkan peralatan gelas
Peralatan gelas dapat dibersihkan dengan mudah jika segera dibersihkan setelah
digunakan. Bahan organik yang ditinggalkan dalam peralatan gelas dapat merusak
permukaan gelas seiring dengan waktu. Semakin lama menunggu untuk dibersihkan, air
menjadi tidak bisa membasahi permukaan gelas secara efektif karena terhalang oleh
interaksi antara gelas dengan bahan organik yang semakin intensif. Jika tidak
memungkinkan untuk membersihkan peralatan gelas sesegera mungkin setelah
digunakan, maka peralatan gelas dapat direndam dalam air sabun terlebih dulu di dalam
wadah plastik. Wadah plastik merupakan wadah yang baik untuk merendam dan mencuci
peralatan gelas, selain itu dapat membantu mencegah hilangnya bagian-bagian kecil pada
peralatan gelas.
2. Mengeringkan peralatan gelas
Cara yang paling mudah untuk mengeringkan peralatan gelas adalah dengan
membiarkan hingga kering selama semalam. Botol, labu, dan beker sebaiknya diletakkan
terbalik pada selembar handuk/lap supaya air dapat terserap. Pengeringan dengan
menggunakan oven juga dapat dilakukan apabila tersedia dan oven tidak digunakan untuk
keperluan lainnya. Pengeringan secara cepat dapat dilakukan dengan pencucian peralatan
gelas dengan aseton kemudian dikeringkan dalam oven atau dibiarkan hingga kering pada
suhu ruang. Sebaiknya tidak mengeringkan peralatan gelas dengan handuk kertas/lap
walaupun bebas serat. Kebanyakan kertas akan meninggalkan serat pada gelas yang dapat
tercampur dengan penggunaan selanjutnya.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 1


C. ALAT
1. Gelas ukur 12. Desikator
2. Gelas beker 13. Bunsen
3. Pengaduk gelas 14. Botol reagen
4. Corong 15. Labu ukur
5. Erlenmeyer 16. Cawan petri
6. Tabung reaksi 17. Kaca pembesar/lup
7. Gelas arloji 18. Termometer
8. Pipet tetes 19. Enkas
9. Pipet ukur 20. Gelas benda dan gelas penutup
10. Buret 21. Labu kjehldahl
11. Labu destilasi 22. Pipet volume

D. CARA KERJA
1. Persiapkan seluruh alat yang akan digunakan.
2. Lakukan observasi dan dokumentasi terhadap alat laboratorium yang diamati.
3. Diskusikan dengan teman sekelompok kegunaan dari alat-alat yang diobservasi dan
jelaskan cara perawatan alat-alat tersebut.
4. Susunlah hasil pengamatan dan hasil diskusi dalam laporan praktikum.

2 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


ACARA 2
PENGENALAN ALAT NON GELAS

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis alat non gelas yang ada di laboratorium.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan cara penggunaan alat-alat non gelas di
laboratorium.

B. DASAR TEORI
Selain alat dari gelas, dalam praktikum di laboratorium juga menggunakan
peralatan lain yang terbuat dari porselen, plastik, kayu, serta logam dan elektronik.
1. Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium memiliki keunggulan yaitu tahan
terhadap suhu yang tinggi. Pada permukaan alat yang terbuat dari porselen biasanya
diglazir sehingga tidak tembus cahaya.
2. Bahan plastik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan bahan
penyusunnya, antara lain PTFE (teflon), polipropilena, TPX (polimetilpentana),
polistirena, politena (HD), PVC (polivinilklorida), nilon, dan karbonat. Jenis bahan
penyusun ini akan memengaruhi sifat plastik menjadi keras atau lentur, atau tembus sinar
(translucent), tembus pandang (transparent), atau tidak tembus sinar (opaque).
3. Alat laboratorium dari logam terbuat dari besi dan kuningan. Besi yang digunakan
biasanya adalah besi cor yang dilapisi nikel atau krom supaya tidak cepat berkarat.

C. ALAT
1. Alat dari bahan plastik
a. Gelas ukur plastik
b. Mikropipet
2. Alat dari bahan porselen
a. Mortar dan alu
b. Plat tetes
3. Alat dari bahan logam dan elektronik
a. Hand tally counter k. pH meter
b. Jaring plankton l. Spatula
c. Jaring serangga m. Stopwatch
d. Kaki tiga n. Autoklaf
e. Kawat kasa o. Colony counter
f. Kuadran p. Hot plate magnetic stirrer
g. Statif q. Inkubator
h. Mikroskop r. Centrifuge

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 3


i. Neraca s. Spektrofotometer
j. Jarum ose t. Dissolved Oxygen (DO) meter
4. Alat dari bahan kayu
a. Penjepit tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi

D. CARA KERJA
1. Siapkan seluruh alat yang akan digunakan.
2. Lakukan observasi dan simulasikan penggunaan alat-alat tersebut sesuai petunjuk.
3. Susunlah hasil observasi dalam laporan praktikum.

4 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


ACARA 3
PENGENALAN BAHAN KIMIA DALAM LABORATORIUM

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan-bahan kimia yang
ada di laboratorium.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan tata cara memindahkan dan menuang bahan kimia
padat dan cair dari wadah.

B. DASAR TEORI
1. Bahan kimia beracun
Merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan,
lewat pernafasan maupun kontak dengan kulit.
2. Bahan kimia korosif
Merupakan bahan yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan
apabila terjadi kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi
dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan yang dapat terjadi
berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal).
3. Bahan kimia mudah terbakar
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat juga dapat menimbulkan
ledakan. Bahan yang mudah terbakar dapat berupa gas, cairan yang mudah menguap, atau
bahan padat yang dalam bentuk debu/serbuk dapat meledak jika tercampur dengan udara.
4. Bahan kimia peledak
Merupakan suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu
reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu
yang tinggi, sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
5. Bahan kimia oksidator
Merupakan suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Ada
dua kelompok bahan oksidator yaitu anorganik dan organik. Bahan anorganik hanya
menimbulkan bahaya api/kebakaran, tetapi karena kemampuannya bergabung dengan
oksigen dan tidak tahan panas, maka bahayanya semakin tinggi pada suhu tinggi. Bahan
organik oksidator sering menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida.
6. Bahan kimia reaktif terhadap asam
Peroksida merupakan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan asam dan
menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas yang beracun atau korosif.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 5


7. Gas bertekanan
Merupakan gas yang disimpan di bawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun
gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut di bawah tekanan.
8. Bahan kimia radioaktif
Bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan
aktivitas yang kebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Radioaktif berhubungan dengan
pemancaran partikel dari sebuah inti atom. Unsur radioaktif adalah unsur yang
mempunyai nomor atom di atas 83.

Label peringatan pada kemasan bahan kimia:

Sumber: http://www.chemindo-ms.com/creeping-his-brought-under-image-beast/
6 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium
Bahan kimia yang digunakan dalam percobaan di laboratorium dapat berupa zat
padat maupun zat cair. Penuangan bahan kimia merupakan hal yang sering dilakukan dan
membutuhkan kecermatan serta ketelitian. Membaca label botol terlebih dahulu sangat
dianjurkan supaya tidak terjadi kesalahan. Pegang botol dengan baik, bagian yang berlabel
menghadap permukaan tangan untuk mencegah rusaknya label akibat bahan kimia yang
menetes atau menempel.
1. Menuang bahan padat
Proses pemindahan bahan padat biasanya dilakukan dengan menggunakan spatula.
Ada beberapa jenis spatula yang dapat digunakan. Spatula plastik didesain untuk
mengambil zat padat dalam jumlah banyak, sedangkan spatula alumunium digunakan
untuk memecah zat yang berbentuk bongkahan dan dapat untuk mengambil zat padat
dalam jumlah sedikit.
2. Menuang bahan cair
Untuk menghindari iritasi pada kulit, dalam menuang cairan asam atau basa pekat
sebaiknya menggunakan sarung tangan. Selain itu, untuk alasan keamanan, selalu
reaksikan zat cair berbahaya dalam lemari/ruang asam. Menuang zat cair dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu (1) menuang dari wadah ke gelas kimia terlebih dahulu kemudian
baru dituang ke labu ukur, (2) menuang dari wadah dengan bantuan batang pengaduk
untuk mencegah terjadinya percikan, (3) menggunakan bantuan corong untuk menuang
zat cair, pastikan permukaan wadah dan corong bersentuhan untuk menghindari
terjadinya percikan. Apabila perlu, dapat ditambahkan potongan kertas saring kecil untuk
menyumbat lubang corong agar aliran tidak terlalu deras.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Gelas kimia
2. Gelas ukur
3. Spatula
Bahan:
1. Alkohol (etanol) 11. Formalin
2. Amilum 12. Glukosa
3. Amonium dikromat 13. Kristal iodin
4. Amonium klorida 14. Asam salisilat
5. Asam sulfat 15. Phenolphthalein
6. Aseton 16. Kloroform
7. Ammonia 17. Asam klorida
8. Asam asetat 18. Natrium hidroksida
9. Asam oksalat 19. Kalium hidroksida
10. Kalium permanganat 20. Metilen blue

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 7


D. CARA KERJA
1. Siapkan semua bahan yang akan diamati beserta wadahnya, letakkan di atas meja kerja.
2. Catat dalam buku catatan nama bahan, rumus kimia, dan sifat bahaya yang dimiliki oleh
bahan-bahan kimia tersebut, serta identifikasilah simbol-simbol yang tertera pada label
wadah/kemasan.
3. Susunlah hasil pengamatan pada laporan praktikum.

Memindahkan bahan padat:


1. Tepuk-tepuk terlebih dahulu tutup wadah zat padat untuk memastikan tidak ada zat padat
yang melekat di pinggir penutup.
2. Putar penutup wadah zat padat dalam posisi tegak lurus. Letakkan tutup dalam posisi
bagian dalam tutup menghadap ke atas.
3. Ambil zat padat secukupnya. Bila diperlukan, hancurkan zat padat yang berupa
bongkahan atau granula. (Catatan: Jangan mengembalikan zat padat yang telah diambil
ke dalam wadahnya karena dapat menyebabkan zat padat dalam wadah terkontaminasi)
4. Letakkan zat padat yang telah diambil dalam wadah tersendiri. Tutup kembali wadah zat
padat dengan rapat.

Menuang bahan cair:


1. Buka tutup botol reagen.
2. Tuang larutan ke dalam gelas kimia. Bagian yang berlabel diletakkan di permukaan
tangan untuk mencegah bahan menetes atau menempel pada label.
3. Pastikan memiringkan gelas kimia dan mulai alirkan cairan dari dalam wadahnya secara
perlahan. Hindarkan timbulnya percikan dan cairan yang meluap saat menuangkan
larutan.
4. Tuang cairan dari gelas kimia ke gelas ukur sebanyak 4,5 ml. Miringkan gelas ukur dan
tuang cairan secara perlahan.
5. Gunakan pipet untuk menyesuaikan volume cairan dengan tepat. Bahan yang tersisa
sebaiknya tidak dikembalikan ke dalam wadah semula.

8 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


ACARA 4
PENIMBANGAN, PENYARINGAN, DAN PEMANASAN BAHAN KIMIA

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara menimbang bahan kimia menggunakan neraca.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara menyaring larutan.
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara memanaskan bahan kimia.

B. DASAR TEORI
Untuk menuangkan/memindahkan bahan kimia padat dapat dilakukan dengan
menggunakan spatula. Spatula plastik didesain untuk mengambil zat padat dalam jumlah
banyak, sedangkan spatula logam digunakan untuk mengambil bahan padat dalam jumlah
terbatas dan juga dapat digunakan untuk memecahkan zat yang berbentuk
granula/bongkahan. Untuk menuangkan bahan cair terutama asam atau basa pekat,
pemakaian sarung tangan sangat diperlukan untuk menghindari iritasi terhadap kulit. Selain
itu, untuk keamanan, selalu ingat untuk mereaksikan zat cair berbahaya dalam lemari/ruang
asam.
Pengukuran bahan padat dan cair secara akurat merupakan hal yang sangat penting
dalam melakukan percobaan di laboratorium. Pengukuran yang akurat membutuhkan
peralatan yang tepat dan cara pengukuran yang benar. Pemindahan bahan kimia baik padat
maupun cair secara tidak hati-hati merupakan suatu bahaya pada laboratorium. Ketika terjadi
tumpahan reagen, dapat terjadi bahaya kesehatan pada praktikan atau kebakaran yang tidak
perlu. Sebagai tambahan, bahan kimia yang cukup mahal jadi terbuang sia-sia, alas
timbangan dan pakaian menjadi rusak, dan juga membahayakan lingkungan. Apabila terjadi
tumpahan, dibersihkan sesegera mungkin.
1. Bahan cair
Untuk mengukur volume zat cair, biasanya digunakan labu ukur atau pipet ukur.
Kemudian zat cair dipindahkan ke labu erlenmeyer atau labu ukur. Jika cairan yang
dipindahkan merupakan reagen pembatas, timbang terlebih dahulu wadahnya sebelum
menuang cairan ke dalamnya. Setelah dituang, wadah ditimbang lagi untuk mengetahui
berat zat cair yang dipindahkan. Ketika memindahkan cairan ke labu pemanas, tempatkan
labu pemanas pada beker yang dapat menjaga labu pemanas pada posisi tegak dan
mencegah terjadinya tumpahan. Jika cairan yang dipindahkan bukan reagen pembatas,
berat cairan dapat dihitung dari volume yang dipindahkan dan berat jenis cairan, dengan
menggunakan rumus berikut.
Berat (g) = berat jenis (g/mL) x volume (mL)
2. Bahan padat

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 9


Untuk menimbang bahan padat secara akurat, dibutuhkan neraca dengan ketelitian
0,01 g. Tempatkan labu pemanas atau labu erlenmeyer pada neraca. Dengan selembar
kertas yang dilipat sekali, akan membantu dalam menuang zat padat tanpa tumpah.
Spatula dapat digunakan untuk membantu memindahkan zat padat ke kertas. Jangan
menimbang secara langsung pada labu dan jangan menuang, melimpahkan, atau
mengguncang bahan dari dalam botol.

Memanaskan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mematangkan suatu


cairan atau bahan yang akan dipraktikkan. Alat yang digunakan adalah pembakar gas. Untuk
memanaskan cairan digunakan labu erlenmeyer, tabung reaksi, dan gelas kimia. Dalam
proses pemanasan bahan ini, perlu diperhatikan terjadinya loncatan/percikan cairan akibat
peningkatan suhu.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Neraca
2. Gelas arloji
3. Gelas kimia
4. Spatula
5. Pemanas
6. Tabung reaksi
7. Penjepit tabung reaksi

Bahan:
1. KOH
2. NaCl
3. KMnO4
4. HCl
5. NaOH
6. H2SO4

D. CARA KERJA
Menuang bahan padat:
1. Tepuk-tepuk terlebih dahulu tutup wadah zat padat untuk memastikan tidak ada zat padat
yang melekat di pinggir penutup.
2. Putar penutup zat padat dalam keadaan tegak lurus. Letakkan tutup wadah dengan posisi
bagian dalam tutup menghadap ke atas.

Mengukur berat bahan kimia:

10 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


1. Kalibrasi neraca yang akan digunakan dengan menggeser knop kalibrasi, jika masih
belum seimbang maka bukalah baut yang terletak pada rumah beban. Keluarkan beban
secukupnya sampai neraca dalam keadaan setimbang.
2. Tempatkan kaca arloji atau kertas atau gelas kimia. Geser beban pada lengan neraca
sampai lengan neraca seimbang. Catat massa dari alas yang telah ditimbang. (Catatan:
Jangan pernah menimbang langsung bahan kimia padat pada wadah alumunium yang
tersedia, hal ini dapat merusak wadah alumunium)
3. Geser beban pada lengan neraca sesuai dengan massa yang ingin diukur, lalu masukkan
zat yang akan diukur massanya pada alas di rumah beban. Perhatikan kesetimbangan
pada jarum penunjuk nol. Jika simpangan atas dan simpangan bawah jarum penunjuk
angka nol hampir sama, pelankan penambahan zat yang akan ditimbang. (Catatan:
Geserlah beban pada neraca dengan menggunakan bantuan lidi, pensil, atau tusuk gigi.
Jangan menggeser beban pada lengan neraca secara langsung dengan tangan karena dapat
mengganggu kesetimbangan neraca. Jika terjadi kelebihan massa zat, jangan ambil
kembali zat dari alasnya, sebaiknya ulangi lagi pengukuran massa.)
4. Hentikan penimbangan ketika jarum penunjuk kesetimbangan tepat menunjuk angka nol.
5. Angkat bahan kimia padat beserta alasnya dari neraca. Timbang labu atau gelas kimia
untuk mengetahui berat kosongnya.
6. Pindahkan bahan cair ke dalam labu atau gelas kimia pada neraca dengan menggunakan
labu ukur atau pipet. Timbang kembali beratnya.
7. Susunlah hasil pengamatan dalam laporan praktikum.

Pemanasan dengan tabung reaksi:


1. Isi tabung reaksi dengan zat/senyawa minimal sepertiganya.
2. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat mulut tabung. Miringkan posisi tabung ketika
memanaskan. Arahkan mulut tabung reaksi ke tempat yang kosong/tidak ada orang.
3. Lakukan pengocokan sesekali ketika pemanasan dan setelah pemanasan.

Pemanasan dengan gelas kimia dan labu erlenmeyer:


1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia/labu erlenmeyer.
2. Letakkan gelas kimia/labu erlenmeyer yang berisi cairan di atas kawat kasa.
3. Panaskan sambil goyangkan perlahan.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 11


ACARA 5
STERILISASI ALAT DAN BAHAN

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara mensterilkan alat dan bahan laboratorium.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara sterilisasi alat logam dan kaca menggunakan oven
dan autoklaf.

B. DASAR TEORI
Sterilisasi merupakan proses atau kegatan yang membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau
bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Pada
prinsipnya, sterilisasi terbagi menjadi 3 cara yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan menggunakan suatu saringan/filter
yang memiliki pori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
terhadap panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik
a. Pemanasan
 Pemijaran (dengan api langsung)
 Panas kering (menggunakan oven)
 Uap air panas (mengukus)
 Uap air panas bertekanan (menggunakan autoklaf)
b. Penyinaran dengan ultraviolet
3. Sterilisasi secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan untuk mensterilkan adalah alkohol 96%, fenol 5%,
aceton tab formalin, sulfur dioksida, dan klorin.
b. Sterilisasi gas
Bahan kimia gas/uap yang digunakan untuk mensterilkan adalah etilen oksida,
formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida,
kloropikrin.

C. ALAT
1. Oven
2. Autoklaf
3. Peralatan gelas

12 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


4. Peralatan logam

D. CARA KERJA
Sterilisasi menggunakan oven:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan disterilkan.
2. Sumbat mulut alat-alat yang akan disterilkan dengan kapas atau tutup sekrup.
3. Letakkan di atas rak dengan rapi.
4. Tutup rapat, kencangkan sekrup, tekan tombol “on”. Tunggu hingga suhu naik perlahan.
5. Apabila suhu sudah mencapai 170oC, atur tombol timer pada angka 2.

Sterilisasi menggunakan autoklaf:


1. Siapkan alat dan bahan yang akan disterilkan.
2. Sumbat mulut alat-alat yang akan disterilkan dengan kapas. Untuk tabung erlenmeyer,
setelah mulut ditutup kapas, beri tutup lagi menggunakan kertas kemudian ikat sekencang
mungkin.
3. Untuk alat-alat seperti pipet dan cawan petri, bungkus sedemikian rupa dengan kertas
pembungkus sehingga tidak ada rongga udara yang dapat menembus masuk ke alat. Jika
menggunakan kertas bekas, sisi yang ada tulisan berada di luar sehingga sisi yang bersih
yang menghadap dalam.
4. Isi autoklaf dengan air sebanyak setengah dari rangsang.
5. Masukkan alat-alat yang akan disterilkan dan susun dengan rapi.
6. Kencangkan semua sekrup, nyalakan kompor, dan biarkan katup pengatur uap terbuka
sampai uap air banyak yang keluar. Dalam membuka katup gunakan penjepit kayu. Katup
terbuka ketika posisinya tegak lurus. Usahakan konstan, jangan tiba-tiba menutup katup
uap.
7. Setelah uap banyak yang keluar, tutup katup sehingga tekanan perlahan akan naik hingga
mencapai 2 atm dan suhu mencapai 121oC selama 15 menit.
8. Setelah 15 menit matikan kompor, biarkan dingin beberapa saat, kemudian longgarkan
sekrup.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 13


ACARA 6
MIKROSKOP

A. TUJUAN
1. Mengetahui bagian-bagian mikroskop.
2. Mampu menggunakan mikroskop dengan benar.
3. Mengetahui cara perawatan mikroskop.

B. DASAR TEORI
Macam-macam mikroskop:
1. Mikroskop cahaya
2. Mikroskop elektron
3. Mikroskop stereo

Bagian-bagian mikroskop:

Sumber: http://www.anm.co.id/article/detail/94/apa-itu-mikroskop#.W6CFCvkzbIU

1. Bagian optik : lensa okuler, lensa objektif, kondensor, diafragma, cermin


2. Bagian mekanik : revolver, tabung mikroskop, lengan mikroskop, meja benda, makrometer
(pemutar kasar), mikrometer (pemutar halus), kaki mikroskop

C. ALAT
Mikroskop

D. CARA KERJA
1. Letakkan mikroskop pada meja yang permukaannya datar, tidak licin, dan dekat dengan
sumber cahaya.

14 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


2. Bila menggunakan sumber cahaya lampu, atur tegangan lampu ke minimum, nyalakan
mikroskop ke tombol ON, sesuaikan secara perlahan sampai intensitas cahaya yang
diinginkan tercapai.
3. Selalu gunakan tombol pengatur fokus untuk menurunkan meja benda menjauhi lensa.
Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja benda.
4. Putar lempeng objektif sesuai kebutuhan tingkat perbesaran.
5. Atur dengan mikrometer dan makrometer sampai sediaan terlihat jelas.
6. Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan gambar kanan menyatu dengan cara
menggeser-geser kedua lensa okuler (setiap orang memiliki jarak antar pupil yang
berbeda-beda).
7. Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan
sesuaikan dengan mikrometer.
8. Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan putar
cincin penyesuai diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas, baik untuk mata
kiri maupun kanan.
9. Buka iris/diafragma sampai 70-80% hingga lapangan pandang terang dengan merata.
10.Teteskan minyak imersi di atas sediaan (aplikator jangan sampai menyentuh sediaan) dan
putar lensa objektif 100x ke tempatnya sampai berbunyi “klik”.
11.Fokuskan dengan menggunakan tombol mikrometer sampai didapatkan gambar yang
paling jelas.
12.Setelah sediaan selesai dibaca, putar objektif 100x menjauhi kaca sediaan. Tempatkan
objektif 10x di atas sediaan, lalu ambil sediaan.
13.Setelah selesai, atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan
mikroskop dengan menekan tombol OFF.
14.Setiap selesai menggunakan mikroskop, bersihkan dengan hati-hati minyak imersi dari
lensa objektif 100x dengan menggunakan kertas lensa, turunkan kondensor, lensa pada
posisi lensa objektif terpendek. Simpan mikroskop dalam lemari penyimpanan yang
dijaga kelembabannya dengan menempatkan lampu 5 watt yang selalu menyala.

Membersihkan mikroskop:
a. Membersihkan lensa okuler
1. Tiup dengan perlahan untuk menghilangkan debu sebelum menyeka lensa.
2. Bersihkan lensa dengn cotton swab yang telah dibasahi dengan larutan pembersih
lensa. Bersihkan dengan gerakan memutar.
3. Seka lensa dengan kertas lensa.
4. Ulangi jika diperlukan.
b. Membersihkan lensa objektif
1. Lembabkan kertas lensa dengan larutan pembersih.
2. Seka dengan gerakan melingkar dari dalam ke luar dengan lemah lembut.
3. Seka dengan tisu kering atau dengan kertas lensa.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 15


c. Membersihkan stage mikroskop
1. Seka stage mikoskop menggunakan kain halus yang dibasahi larutan pembersih.
2. Keringkan stage secara menyeluruh.
3. Ulangi langkah-langkah di atas jika diperlukan.
d. Membersihkan badan mikroskop
1. Lepaskan steker mikroskop dari sumber daya.
2. Basahi kapas dengan larutan pembersih.
3. Seka badan mikroskop untuk memindahkan debu, kotoran, dan minyak.
4. Ulangi langkah 1-3 jika diperlukan.
e. Membersihkan kondensor
1. Lepas steker mikroskop dari sumber daya.
2. Bersihkan kondensor dan lensa auxiliary dengan menggunakan lint-free cotton swab
yang sebelumnya telah dilembabkan dengan larutan pembersih lensa.
3. Seka dengan kain penyeka kering.

16 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


ACARA 7
KONSENTRASI LARUTAN

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi larutan.

B. DASAR TEORI
Konsentrasi menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat
dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Konsentrasi secara kualitatif dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan
larutan encer (dilute). Kedua istilah tersebut menyatakan bagian relatif zat terlarut dan
pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif lebih besar, sedangkan
larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya kedua istilah ini
digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua larutan atau lebih. Konsentrasi secara
kuantitatif dinyatakan dalam g/ml, namun dalam perhitungan stoikiometri satuan gram
diganti dengan satuan mol sehingga diperoleh satuan mol/l.
Larutan seringkali dibuat dengan mengencerkan larutan stok yang tersedia dengan
menggunakan pelarut air. Banyaknya larutan yang akan dibuat perlu ditetapkan terlebih
dahulu kemudian volume larutan stok yang harus diambil dapat dihitung. Mol zat terlarut
sebelum pengenceran (n1) sama dengan mol zat terlarut sesudah pengenceran (n2).
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Dengan M adalah molaritas, V adalah volume larutan, notasi 1,2 menunjukkan sebelum dan
sesudah pengenceran.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Labu ukur 100 ml
2. Pipet volume 10 ml
3. Gelas kimia
4. Neraca
5. Kertas saring
6. Corong
7. Erlenmeyer

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 17


8. Pipet tetes
9. Pengaduk

Bahan:
1. Akuades
2. HCl 1 M
3. H2SO4 pekat
4. NaOH
5. FeCl3

D. CARA KERJA
Pembuatan larutan HCl 0,1 M:
1. Hitung kebutuhan larutan HCl 1 M menggunakan persamaan: V1M1 = V2M2
2. Ambil larutan HCl 1 M dengan menggunakan pipet volume. Perhatikan bahwa miniskus
(permukaan cekung zat cair) harus tepat menyinggung garis tanda pada pipet volume.
2. Masukkan HCl ke dalam labu ukur dan encerkan sampai tanda batas. Gunakan pipet tetes
ketika larutan sudah mendekati tanda batas. Apabila penambahan akuades menyebabkan
volume melebihi tanda batas, maka pengenceran gagal dan harus diulang.
3. Tutup labu ukur dan kocok larutan agar homogen.

Pembuatan larutan NaOH 0,1 M:


1. Ambil 4 g padatan NaOH, larutkan dengan akuades secukupnya. Diamkan sebentar.
2. Tuang larutan NaOH ke dalam labu ukur 100 ml dengan bantuan corong.
3. Bilas corong dan tambahkan akuades di bawah tanda batas. Tutup labu ukur dan kocok
hingga homogen.
4. Tambahkan kembali akuades menggunakan pipet tetes hingga tanda batas.
5. Simpan NaOH yang telah dibuat ke dalam botol gelas. Tuliskan konsentrasi NaOH yang
dibuat, tanggal pembuatan, nama kelas, dan kelompok pada kertas label kemudian
tempelkan pada botol gelas. Simpan dalam lemari.

Pengenceran H2SO4 pekat:


1. Ambil 10 ml akuades dengan menggunakan pipet ukur. Perhatikan bagian bawah dari
miniskus akuades harus tepat batas. Pandangan mata harus sejajar dengan tinggi
miniskus. Tuang ke dalam gelas beker.
2. Ambil 3 ml H2SO4 dengan pipet volume seperti cara di atas.
3. Tuang H2SO4 ke dalam akuades secara perlahan-lahan. Perhatikan perubahan panas
sebelum dan sesudah asam sulfat dituangkan. (Catatan: pengambilan dan penuangan
asam sulfat dilakukan di lemari asam)

Penyaringan:

18 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


1. Ambil 5 ml larutan FeCl3, masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan
NaOH dari hasil pengenceran. Amati endapan yang terjadi. Catat warna dari endapan.
2. Lipat kertas saring, masukkan pada corong dan basahi dengan akuades.
3. Pasang corong di atas erlenmeyer.
4. Tuang larutan yang akan disaring melewati kertas saring. Penuangan dibantu dengan
menggunakan gelas pengaduk agar tidak ada cairan yang jatuh di luar kertas saring.
Penuangan dilakukan sedikit demi sedikit hingga semua larutan tersaring.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 19


ACARA 8
PENGUKURAN pH LARUTAN

A. TUJUAN
Menentukan pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator.

B. DASAR TEORI
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terurai
menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi ion OH. Menurut Brownsted-Lowry,
asam adalah senyawa yang memberikan proton, sementara basa adalah senyawa yang
menerima proton. Selanjutnya, Lewis mengemukakan bahwa asam adalah senyawa yang
menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah senyawa yang memberikan pasangan
elektron.
Derajat keasaman (pH) merupakan banyaknya konsentrasi ion H dalam suatu
senyawa. Nilai pH berkisar antara 1-14. Nilai 1-6.9 menunjukkan sifat asa, 7 netral, dan 7.1-
14 bersifat basa. Untuk mengetahui pH dari suatu larutan dapat digunakan berbagai
indikator, antara lain indikator alami seperti kunyit, maupun indikator universal seperti metil
merah atau fenolftalein.
Indikator adalah zat kimia yang warnanya tergantung pada keasaman atau kebasaan
suatu larutan. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus. Apabila dicelupkan ke
dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru, sedangkan kertas
lakmus biru akan berwarna merah jika dicelupkan dalam larutan asam. Warna lakmus yang
semakin merah tua menunjukkan pH yang semakin kecil, sedangkan warna lakmus yang
semakin biru tua menunjukkan nilai pH yang semakin besar. Cara lainnya dapat
menggunakan kertas indikator dan pH meter yang memiliki ketelitian sangat tinggi.

Trayek pH beberapa indikator


Indikator Perubahan warna Trayek pH
Lakmus Merah-biru 4,5 - 8,3
Bromtimol biru Kuning-biru 6,0 - 7,6
Fenolftalein Tak berwarna-pink 8,3 - 10
Metil jingga Merah-kuning 3,1 - 4,4
Metil merah Merah-kuning 4,4 - 6,2

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi

20 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium


3. Pipet tetes
4. Kertas lakmus

Bahan:
1. Bromtimol biru
2. Fenolftalein
3. Metil merah
4. Metil orange
5. Larutan kapur
6. Air jeruk nipis
7. Larutan garam
8. Larutan cuka
9. Larutan deterjen
10.Air sumur

D. CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan masing-masing larutan ke dalam tabung reaksi.
3. Celupkan sepotong kertas lakmus ke dalam larutan. Perhatikan perubahan warna kertas
dan catat.
4. Masukkan 3 tetes indikator bromtimol niru ke dalam larutan. Perhatikan perubahan warna
dan catat.
5. Ulangi langkah nomor 2, masukkan indikator fenolftalein, metil merah, dan metil jingga
secara bergantian. Catat perubahan warna larutan.

Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium 21


DAFTAR PUSTAKA

Muliawan, W. 2018. Teknik Laboratorium. Yogyakarta: Deepublish.


Pavia, D.L., G.S. Kriz, G.M. Lampman, R.G. Engel. 1998. Introduction to Laboratory
Techniques: Small Scale Approach. Florida: Harcourt Brace & Company.
World Health Organization. 2003. Manual of basic techniques for a health laboratory, 2nd ed.
Jenewa: World Health Organization.
http://www.chemindo-ms.com/creeping-his-brought-under-image-beast/
http://www.anm.co.id/article/detail/94/apa-itu-mikroskop#.W6CFCvkzbIU

22 Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai