Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK DASAR LABORATORIUM

ACARA I
PENGENALAN ALAT PENELITIAN PEMULIAAN TANAMAN

Semester:
Genap 2023

Oleh:
Imam Rajuna
A1D022027
Rombongan 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha esa. Atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Laporan Praktikum Teknik Dasar Laboratorium” ini
dengan tepat waktu. Tugas ini diselesaikan sebagai bentuk laporan atas praktikum
yang telah dilaksanakan.
Terlebih dahulu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zulfa
Ulinnuha, S.P., M.Si., Bapak Dr. Agus Riyanto, S.P., M.Si., dan Ibu Eka Oktaviani,
S.Si., M.Biotech., yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan, terima kasih atas bantuan yang telah diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum Teknik Dasar Laboratorium ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
segala kritik maupun saran yang membangun dari berbagai pihak agar laporan
praktikum ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Purwokerto, 28 Maret 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
III. METODE PRAKTIKUM .......................................................................... 6
A. Bahan dan Alat ..................................................................................... 6
B. Prosedur Kerja ...................................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 7
A. Hasil ..................................................................................................... 7
B. Pembahasan .......................................................................................... 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 20
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21
LAMPIRAN ..................................................................................................... 22

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat-alat Penelitian Pemuliaan Tanaman ............................................... 7

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. ACC Praktikum Acara 1 ...................................................................... 22
2. Dokumentasi Praktikum ....................................................................... 26
3. Pustaka ................................................................................................. 27

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium merupakan ruangan atau tempat dilakukannya berbagai


kegiatan ilmiah, seperti praktikum, pengujian atau pembuktian suatu teori,
rangkaian uji percobaan, serta pengembangan dan penelitian. Laboratorium harus
didukung dengan peralatan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Peralatan
berperan dalam memudahkan dan melancarkan berbagai kegiatan yang berlangsung
di laboratorium. Peralatan laboratorium sering kali rusak karena kesalahan dalam
penggunaannya yang tidak sesuai cara kerja yang berlaku.
Ketersediaan peralatan yang memadai perlu diimbangi dengan pengetahuan
mengenai bagaimana cara menggunakan alat yang benar. Pengenalan dan
pengetahuan mengenai alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk mengurangi
risiko kecelakaan kerja pada saat melakukan praktikum, penelitian, maupun
kegiatan lainnya yang berlangsung di laboratorium. Pengoperasian peralatan
laboratorium yang tidak sesuai dengan prosedur kerja dapat mengakibatkan
rusaknya peralatan sehingga membahayakan penggunanya.
Pengenalan alat-alat penelitian laboratorium pemuliaan tanaman kepada para
praktikan sangat penting untuk dilakukan supaya praktikan mengetahui cara
pengoperasian alat laboratorium dengan baik dan benar sehingga kesalahan
prosedur kerja saat mengoperasikan alat dapat diminimalisasi sesedikit mungkin.
Pengenalan alat laboratorium juga sangat diperlukan karena terdapat peralatan yang
sama atau terlihat dari bentuk dan wujudnya sama, tetapi prinsip kerja dan fungsi
dari alat tersebut berbeda. Oleh karena itu, pengenalan dan pengetahuan mengenai
peralatan penelitian di laboratorium pemuliaan tanaman sangat diperlukan.

1
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara satu mengenai pengenalan alat penelitian


pemuliaan tanaman di laboratorium pemuliaan tanaman dan bioteknologi ini adalah
untuk mengetahui bagian-bagian, fungsi, klasifikasi, dan prinsip alat yang
digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman dan bioteknologi.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium merupakan suatu ruangan tertutup atau tempat melakukan suatu


percobaan, penelitian, pengukuran, pengujian, pengembangan, dan riset yang
berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan. Laboratorium juga dapat berupa ruang
terbuka untuk melakukan suatu pengamatan, seperti taman, kebun, dan hal-hal yang
berkaitan dengan alam. Laboratorium sudah seharusnya dilengkapi dengan sarana
dan prasarana yang mendukung untuk melancarkan semua kegiatan yang
berlangsung di laboratorium (Emda, 2017).
Laboratorium yang berada pada instansi pendidikan secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai laboratorium pengajaran atau pendidikan. Menurut
Kertiasih (2016) laboratorium pengajaran atau pendidikan adalah laboratorium
yang difungsikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan akademik, seperti
praktikum dan penelitian. Fungsi utama dari laboratorium pendidikan adalah
sebagai sumber belajar dan media pembentuk individu atau peserta didik yang
terampil dan bersikap ilmiah.
Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan praktikum dan kegiatan akademik
lainnya, laboratorium semestinya mempunyai peralatan yang memadai. (Tanzili et
al., 2018) menyatakan bahwa peralatan laboratorium merupakan perlengkapan
kerja untuk melakukan pengukuran, pencampuran, pengamatan, maupun
pengambilan sampel suatu objek. Sebelum menggunakan peralatan laboratorium,
diperlukan pengetahuan mengenai fungsi dan cara penggunaan peralatan dengan
benar agar peralatan tidak mudah rusak dan menghindari kesalahan dalam
pengoperasiannya.
Raharjo & Harjanto (2017) menyatakan bahwa peralatan laboratorium dapat
diklasifikasi menjadi 3 kategori berdasarkan cara pengoperasiannya, yaitu:

1. Peralatan kategori 1
Peralatan kategori 1 merupakan peralatan dengan cara penggunaan yang
terbilang cukup mudah. Peralatan kategori 1 mempunyai tingkat ketelitian
rendah. Sistem kerja pada alat kategori 1 masih sederhana sehingga untuk

3
menggunakan alat kategori 1 dengan baik cukup dengan mempelajari buku
panduan.
2. Peralatan kategori 2
Peralatan kategori 2 merupakan peralatan dengan cara penggunaan cukup
sulit atau sedang. Peralatan kategori 2 mempunyai tingkat ketelitian sedang.
Sistem kerja yang pada alat kategori 2 tidak rumit sehingga untuk
menggunakan alat kategori 2 dengan baik cukup dengan berlatih terlebih
dahulu.
3. Peralatan kategori 3
Peralatan kategori 3 merupakan peralatan dengan cara penggunaan susah.
Peralatan kategori 3 mempunyai tingkat ketelitian tinggi sampai satuan
tertentu. Sistem kerja pada alat kategori 3 rumit sehingga untuk menggunakan
alat kategori 3 dengan baik membutuhkan pelatihan khusus karena berisiko
tinggi.

Laboratorium pemuliaan tanaman dan teknologi mempunyai tujuan untuk


menghasilkan berbagai varietas tanaman unggul melalui rekayasa genetika
tanaman. Menurut Tando & Juradi (2019) rekayasa genetika tanaman merupakan
tindakan mengganti, menyisipkan, maupun memodifikasi sebuah gen untuk
menghasilkan keturunan yang unggul. Rekayasa genetika tanaman dapat dilakukan
melalui serangkaian proses. Ekstraksi DNA merupakan tahapan awal yang harus
dilakukan dalam rekayasa genetika tanaman.
Marwayana (2015) menyatakan bahwa ekstraksi DNA merupakan proses
yang harus dilakukan untuk mendapatkan DNA dari sebuah sampel tanaman. Pada
umumnya, ekstraksi DNA memiliki tahapan proses penting baik sebelum
melakukan ekstraksi DNA maupun setelah memperoleh hasil ekstraksi DNA.
Proses-proses tersebut meliputi tahap persiapan peralatan, tahap sterilisasi alat,
tahap ekstraksi DNA, tahap uji kuantitas hasil ekstraksi DNA, dan tahap visualisasi
hasil ekstraksi DNA. Setiap tahapan proses tersebut membutuhkan peralatan yang
berbeda-beda. Peralatan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sampel DNA
yang didapat.

4
Tahap paling awal sebelum dilakukannya proses ekstraksi DNA adalah
mempersiapkan peralatan. Peralatan yang disiapkan harus sesuai dengan kebutuhan
dan tidak boleh kurang karena dapat menghambat tahapan proses lainnya. Setiap
peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan ekstraksi DNA harus dalam kondisi
steril. Untuk mencegah dan menghindari peralatan laboratorium yang akan
digunakan terkontaminasi oleh mikroorganisme pengganggu, terlebih dahulu
dilakukan proses sterilisasi pada alat yang akan digunakan. Peralatan yang tidak
steril atau terkontaminasi mikroorganisme dapat mempengaruhi DNA hasil proses
ekstraksi DAN. Proses sterilisasi peralatan dilakukan menggunakan metode
sterilisasi basah, yaitu dengan autoklaf yang memiliki prinsip kerja menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan tinggi, sedangkan proses pengeringan alat dilanjutkan
dengan menggunakan oven (Surya & Ismaini, 2021).
Rekayasa genetika tanaman dapat melalui metode pelipatgandaan atau
amplifikasi DNA yang biasa disebut Polymerase Chain Reaction (PCR). Tujuan
utama dari proses PCR adalah menggandakan atau amplifikasi urutan DNA genom
tertentu yang sudah ditentukan (Arlisyah, 2015). Peralatan yang digunakan pada
proses amplifikasi DNA yang terdapat pada laboratorium pemuliaan tanaman dan
bioteknologi antara lain, thermocycler, mikrotube 0,2 ml, dan mikropipet. Selain
itu, dibutuhkan peralatan untuk memvisualisasikan hasil amplifikasi urutan DNA
tertentu yaitu elektroforesis gel dan UV transilluminator. Berdasarkan fungsinya,
terdapat ELISA reader sebagai alat pendeteksi makromolekul tertentu dan lemari
pendingin untuk menyimpan sampel atau bahan kimia.

5
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara satu mengenai pengenalan alat
penelitian pemuliaan tanaman adalah, gelas ukur, labu erlenmeyer, gelas ukur, gelas
beaker, tabung reaksi, spatula logam, hot plate magnetic stirrer, oven, autoklaf,
mortar dan pestle, mikropipet, mikrotube 1,5 ml, tabung koleksi 2 ml, water
incubator, microcentrifuge, rak tabung mikro, ice gel pack, parafilm, thermocycler,
spektrofotometer UV VIS, spektrofotometer nano drop, elektroforesis gel, UV
transilluminator, ELISA reader, lemari pendingin, cetakan agar dan sendok agar,
timbangan analitik, timbangan digital, tip putih 5-10 𝜇l, tip kuning 20-200 𝜇l, dan
tip biru dengan volume maksimal 1000 𝜇l.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku panduan, bolpoin,
pensil, penggaris, penghapus, dan kertas HVS

B. Prosedur Kerja

Praktikum Teknik Dasar Laboratorium acara satu mengenai mengenai


pengenalan alat penelitian pemuliaan tanaman ini dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Buku penuntun praktikum Teknik Dasar Laboratorium dipelajari.
2. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan.
3. Mengamati alat yang disediakan.
4. Menggambarkan dengan jelas alat yang diamati.
5. Keterangan bagian-bagian dan fungsi alat yang diamati ditambahkan pada
laporan ACC.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Alat-alat Penelitian Pemuliaan Tanaman


No. Nama Alat Bagian-Bagian Fungsi Alat
(Gambar)
1. 1. Mulut erlenmeyer 1. Mencampur, mengukur,
2. Skala erlenmeyer dan menyimpan cairan.
3. Badan erlenmeyer 2. Tempat penampung larutan
4. Dasar erlenmeyer yang akan dititrasi.
Labu erlenmeyer
2. 1. Mulut gelas Mengukur volume suatu
2. Skala larutan atau zat cair.
3. Badan gelas
4. Dasar gelas
Gelas ukur
3. 1. Tempat menampung bahan
kimia.
2. Tempat melarutkan bahan
kimia.
3. Tempat memanaskan
Gelas beaker bahan kimia.
4. Tempat mengaduk atau
mereaksikan bahan kimia.
4. 1. Tempat kultur suatu
jaringan tanaman.
2. Tempat untuk mereaksikan
suatu bahan kimia.

Tabung reaksi
5. Mengaduk larutan atau cairan
dan mengambil zat-zat kimia
padat yang berukuran kecil.
Spatula logam

7
6. 1. Tombol heating Memanaskan dan membantu
2. Tombol stirring menghomogenisasi suatu
3. Hot plate larutan.
4. Tombol ON/OFF
Hot plate
magnetic stirrer

7. 1. Panel display Mensterilisasi alat-alat gelas


2. Thermostat yang dipakai agar bebas dari
3. Rak kontaminan.
Oven 4. Gagang pintu

8. 1. Pengukur tekanan Mensterilisasi alat-alat


2. Katup uap menggunakan uap bersuhu
3. Tutup pengaman dan bertekanan tinggi dengan
4. Skurp pengaman suhu maksimal 21°C selama
15 menit.
Autoklaf
9. 1. Pestle Menghaluskan jaringan
2. Mortar tanaman atau bahan-bahan
dengan bantuan nitrogen cair.
Mortar dan pestle
10. 1. Tombol penekan Mengambil dan
2. Tombol pelepas menambahkan larutan atau
3. Volume display reagen yang volumenya
4. Tip ejector sangat kecil.
5. Tip core
Mikropipet
11. 1. Penutup Tempat untuk menyimpan
mikrotube sampel dengan volume
2. Badan mikrotube maksimal 1,5 ml.

Mikrotube 1,5 ml
12. 1. Penutup tabung Tempat untuk mengumpulkan
koleksi atau menampung sampel-
2. Badan tabung sampel dengan volume
koleksi maksimal 2 ml.
Tabung koleksi 2
ml

8
13. 1. Chamber/bejana Mempertahankan suhu pada
2. Panel display kondisi tertentu dalam proses
3. Tombol pemanasan reagen atau cairan
Water incubator operasional lainnya.
14. 1. Penutup Memisahkan bagian-bagian
2. Rotor dari suatu campuran
3. Chamber berdasarkan berat jenisnya,
4. LCD display bagian ringan (supernatan)
5. Control panel berada di atas dan bagian
Microcentrifuge berat (pelet) berada di bawah.
15. 1. Lubang pada Menyimpan atau
tabung menempatkan mikrotube
Rak tabung mikro yang jumlahnya banyak.
16. Mengondisikan atau menjaga
suhu agar tetap dingin pada
bahan atau sampel yang
disimpan.
Ice gel pack
17. 1. Untuk memastikan larutan
pada mikrotube tidak tumpah.
2. Untuk menutup mulut
tabung reaksi dan
Parafilm membungkus bejana.
18. 1. Panel display 1. Memperbanyak segmen
2. Tombol DNA melalui proses PCR.
operasional 2. Memfasilitasi reaksi lain
yang membutuhkan reaksi
yang sensitif terhadap suhu.
Thermocycler
19. 1. Penutup ruang Mengukur atau membaca
sampel berat DNA atau sampel pada
2. Ruang sampel panjang gelombang tertentu.
3. LCD display
4. Control panel
Spektrofotometer
UV VIS
20. 1. Tampilan layar Menghitung atau mengukur
2. Control panel kuantitas DNA atau sampel
3. Pengatur panjang pada panjang gelombang
gelombang tertentu dan menghitung
Spektrofotometer 4. Tampilan nilai penyerapan cahaya.
nano drop panjang gelombang
5. Ruang sampel
6. Sampel holder

9
21. 1. Power supply Mengamati dan
2. Katode memvisualisasikan hasil
3. Anode ekstraksi DNA dan
4. Gel tank amplifikasi urutan DNA
Elektroforesis gel tertentu. Elektroforesis gel
memutar DNA agar
memisahkan suatu DNA.
22. 1. Pelindung UV Untuk memvisualisasikan
2. Layar tampilan DNA setelah proses
DNA elektroforesis.
3. Tombol interlock
UV
4. Tombol ON/OFF
transilluminator
23. 1. Tampilan layar Untuk membaca plate ELISA
LCD yang menentukan konsentrasi
2. Tombol menu antigen dan antibodi pada
3. ELISA plate sampel.
ELISA reader
24. 1. Rak Menyimpan sampel, bahan,
3. Badan lemari dan RNA pada suhu yang
pendingin sangat rendah.

Lemari pendingin
25. 1. Cetakan agar 1. Cetakan agar berfungsi
2. Sumur sebagai media atau tempat
3. Sendok agar bagi agar.
2. Sumur berfungsi
Cetakan agar dan melubangi akar.
sendok agar 3. Sendok agar berfungsi
mengambil agar dari cetakan
agar.
26. 1. Menu function Menimbang atau mengukur
2. Tampilan layar massa suatu bahan yang
LCD ukurannya amat ringan.
3. Piringan
timbangan
Timbangan 4. Pintu timbangan
analitik
27. 1. Menu function Mengukur massa atau berat
2. Tampilan layar suatu benda yang akan
LCD digunakan.
3. Piringan
Timbangan timbangan.
digital

10
28. Sebagai wadah untuk
menampung sampel pada
rentang volume 5-10 𝜇l
Tip putih 5-10 𝜇l dengan ketelitian 0,05 𝜇l.
29. Sebagai wadah untuk
menampung sampel pada
rentang volume 20-200 𝜇l
Tip kuning 20- dengan ketelitian 0,1 𝜇l.
200 𝜇l
30. Sebagai wadah untuk
menimbang sampel dengan
kapasitas maksimal 1000 𝜇l
dengan ketelitian 1 𝜇l.
Tip biru max
1000 𝜇l

B. Pembahasan

Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan merekayasa genetika tanaman untuk


menghasilkan gen atau varietas tanaman unggul. Pemuliaan tanaman juga dapat
memperbaiki sifat genetik suatu tanaman. Seperti halnya laboratorium pada
umumnya, laboratorium pemuliaan tanaman dan bioteknologi memerlukan
peralatan yang memadai untuk melancarkan penelitian khususnya dalam bidang
pemuliaan tanaman (Koryati et al., 2022).
Peralatan laboratorium merupakan salah satu sarana yang wajib dimiliki
laboratorium. Peralatan yang tersedia di laboratorium pemuliaan tanaman dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kategori berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Alat-alat persiapan atau preparasi larutan


Larutan merupakan suatu campuran yang pada umumnya terdiri dari dua
atau lebih zat dalam konsentrasi yang beragam (Petrucci, 1985 dalam Putri et
al. 2017). Persiapan atau preparasi larutan adalah kegiatan menyiapkan atau
mencampur larutan dengan berbagai konsentrasi sesuai dengan keperluan.
Adapun perincian alat-alat yang digunakan dalam tahap persiapan atau
preparasi larutan sebagai berikut:

11
a. Timbangan analitik
Timbangan analitik merupakan alat ukur massa yang fungsinya
untuk menimbang atau mengukur massa suatu bahan yang ukurannya amat
ringan dengan tingkat ketelitian tinggi hingga 0,0001 gram. Prinsip kerja
timbangan analitik adalah membandingkan antara massa bahan yang
ditimbang dengan anak timbangan yang terukur. Timbangan analitik
memiliki beberapa bagian penting, seperti menu function, LCD display,
piringan timbangan, dan pintu timbangan.
b. Timbangan digital
Timbangan digital merupakan alat ukur massa yang fungsinya untuk
menimbang atau mengukur massa suatu bahan yang akan digunakan.
Timbangan digital mempunyai beberapa bagian penting, seperti menu
function, LCD display, dan piringan timbangan.
c. Labu erlenmeyer
Labu erlenmeyer merupakan peralatan laboratorium yang fungsinya
untuk mencampur, mengukur, dan menyimpan cairan. Selain itu, labu
erlenmeyer juga digunakan sebagai tempat penampung larutan yang akan
dititrasi. Labu erlenmeyer terbagi menjadi beberapa bagian, seperti mulut
erlenmeyer, skala volume, badan erlenmeyer, dan dasar erlenmeyer.
d. Gelas beaker
Gelas beaker merupakan peralatan laboratorium yang fungsinya
untuk mencampur, mengaduk, dan memanaskan suatu larutan. Gelas beaker
memiliki diameter besar dengan skala di dindingnya dan berbentuk silinder
dengan alas datar. Gelas beaker terbuat dari kaca borosilikat yang memiliki
ketahanan terhadap panas yang tinggi (Noer & Ritonga, 2021).
e. Gelas ukur
Gelas ukur merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
material kaca. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan
atau zat cair. Gelas ukur terbagi menjadi beberapa bagian, seperti mulut
gelas, skala volume, badan gelas, dan dasar gelas.

12
f. Tabung reaksi
Tabung reaksi merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
material kaca atau plastik. Fungsi utama tabung reaksi adalah sebagai
tempat kultur suatu jaringan tanaman. Selain itu, tabung reaksi juga dapat
digunakan sebagai tempat kultur suatu jaringan tanaman.
g. Spatula logam
Spatula logam merupakan perlatan laboratorium yang terbuat dari
material logam. Spatula logam berperan sebagai pengaduk larutan atau
cairan yang berada dalam peralatan gelas. Selain itu, spatula logam juga
dapat digunakan untuk mengambil serbuk atau zat kimia padat yang
berukuran kecil.
h. Hot plate magnetic stirrer
Hot plate magnetic stirrer merupakan peralatan yang berfungsi
untuk memanaskan atau menghangatkan sekaligus mencampurkan atau
menghomogenkan larutan suatu larutan. Pada umumnya, hot plate magnetic
stirrer digunakan untuk menganalisis suatu sampel berupa cairan atau
larutan (Irsyad et al., 2016). Hot plate magnetic stirrer terbagi menjadi
beberapa bagian penting, seperti tombol heating untuk mengatur suhu
pemanasan, tombol stirring untuk mengatur kecepatan pengadukan, hot
plate sebagai tempat meletakkan sampel, dan tombol ON/OFF untuk
mematikan atau menyalakan alat.

2. Alat sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses pemusnahan atau penghilangan
kontaminan seperti mikroorganisme pengganggu yang terdapat pada benda,
alat, atau bahan laboratorium. Adapun alat yang digunakan dalam tahap
sterilisasi adalah sebagai berikut:
a. Oven
Oven merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi untuk
mensterilisasi peralatan gelas agar bebas dari kontaminan. Oven terbagi

13
menjadi beberapa bagian penting, seperti panel display, thermostat pengatur
suhu, rak, dan gagang pintu.
b. Autoklaf
Autoklaf merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi untuk
mensterilisasi peralatan gelas agar bebas dari kontaminan. Prinsip kerja
autoklaf adalah dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
sampai suhu maksimal 121°C selama 15 menit. Autoklaf terbagi menjadi
beberapa bagian penting, seperti pengatur tekanan, katup uap, tutup
pengaman, dan skrup pengaman.

3. Alat untuk ekstraksi DNA


Ekstraksi DNA merupakan suatu proses pemisahan DNA dari komponen
atau zat pengotor lain, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Adapun
peralatan yang digunakan dalam tahap ekstraksi DNA antara lain:
a. Mortar dan pestle
Mortar dan pestle merupakan peralatan laboratorium yang
digunakan untuk menghaluskan jaringan tanaman atau bahan-bahan
menjadi serbuk kecil. Untuk memudahkan penghancuran atau penghalusan,
dibutuhkan nitrogen cair yang akan membekukan jaringan atau bahan
tersebut. Mortar dan pestle terdiri dari mortar yang berfungsi sebagai
tempat menghancurkan suatu sampel dan pestle atau alu sebagai alat untuk
menumbuk, menghaluskan, maupun menggerus bahan.
b. Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan larutan atau cairan yang
volumenya sangat kecil dari satu tempat ke tempat lainnya. Sebelum
melakukan pengambilan larutan, mikropipet dipasangkan dengan tip pada
pangkal mikropipet terlebih dahulu. Mikropipet terdiri dari beberapa
bagian, seperti tombol penekan yang berfungsi untuk mengambil atau
menarik larutan ke dalam tip, tombol pelepas yang berfungsi untuk melepas
tip, volume display yang menampilkan volume larutan yang diambil, dan
ujung pipet yang berfungsi sebagai tempat memasang tip.
c. Mikrotube 1,5 ml

14
Mikrotube 1,5 ml merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan sampel dengan volume maksimal 1,5 ml.
Mikrotube terdiri dari bagian penutup, badan, dan skala volume. Mikrotube
1, 5 ml digunakan sebagai salah satu perlatan dalam proses ekstraksi DNA.
d. Tabung koleksi 2 ml
Tabung koleksi 2 ml merupakan perlatan laboratorium yang
berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan atau menampung sampel
dengan volume maksimal 2 ml. Tabung koleksi 2 ml terdiri dari bagian
penutup, badan, dan skala volume. Tabung koleksi 2 ml digunakan sebagai
salah satu peralatan dalam proses ekstraksi DNA.
e. Water incubator
Water incubator merupakan perlatan laboratorium yang berfungsi
untuk mempertahankan suhu pada kondisi tertentu dalam proses pemanasan
reagen atau cairan lainnya. Water incubator memiliki beberapa bagian
penting, seperti chamber/bejana, panel display, dan tombol operasional.
f. Microcentrifuge
Microcentrifuge merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi
untuk memisahkan bagian-bagian dari suatu campuran berdasarkan berat
jenisnya. Bagian yang lebih ringan (supernatan) berada di atas bagian yang
lebih berat (pelet). Microcentrifuge memiliki beberapa bagian penting,
seperti penutup, rotor, chamber, LCD display, dan control panel.
g. Rak tabung mikro
Rak tabung mikro adalah peralatan laboratorium yang difungsikan
untuk menyimpan atau menempatkan mikrotube dalam jumlah banyak.
Pada umumnya, rak tabung mikro terbuat dari material plastik. Rak tabung
mikro termasuk peralatan pelengkap dalam proses ekstraksi DNA.
h. Ice gel pack
Ice gel pack merupakan alat untuk mengondisikan atau menjaga
suhu agar tetap dingin pada bahan atau sampel yang disimpan. Ice gel pack
termasuk alat yang digunakan dalam proses ekstraksi DNA.
i. Parafilm

15
Parafilm merupakan plastik yang digunakan untuk menutup mulut
tabung reaksi dan mikrotube. Parafilm juga dapat digunakan sebagai
pembungkus bejana. Fungsi utama dari alat ini adalah memastikan suatu
larutan tidak tumpah keluar.
j. Tip putih
Tip putih merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk
menampung sampel pada rentang volume 5-10 𝜇l dengan ketelitian 0,05 𝜇l.
Tip putih umumnya dipasangkan dengan mikropipet putih dengan volume
maksimal sampel yang sama.
k. Tip kuning
Tip kuning digunakan sebagai wadah untuk menampung sampel
pada rentang volume 20-200 𝜇l dengan ketelitian 0,1 𝜇l. Tip kuning
umumnya dipasangkan dengan mikropipet kuning dengan volume
maksimal sampel yang sama.
l. Tip biru
Tip biru merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk
menimbang sampel dengan kapasitas maksimal 1000 𝜇l dengan ketelitian 1
𝜇l. Tip biru umumnya dipasangkan dengan mikropipet biru dengan volume
maksimal sampel yang sama.

4. Alat untuk melipatgandakan atau melakukan amplifikasi urutan DNA tertentu


pada DNA genom
Amplifikasi DNA merupakan proses penggandaan DNA. Alat Polymerase
Chain Reaction (PCR) digunakan untuk melipatgandakan fragmen DNA
tertentu di dalam DNA genom yang terjadi melalui reaksi polimerisasi. Prinsip
kerja alat PCR adalah dengan pengulangan siklus untuk melipatgandakan DNA
(Hewajuli & Dharmayanti, 2014). Adapun peralatan yang digunakan dalam
proses amplifikasi DNA sebagai berikut:
a. Thermocycler
Thermocycler merupakan peralatan yang digunakan dalam proses
amplifikasi urutan DNA genom tertentu. Prinsip kerja alat ini adalah
menghasilkan suhu tertentu dalam siklus yang berulang-ulang.

16
Thermocycler berfungsi untuk memperbanyak segmen DNA melalui proses
PCR. Selain itu, thermocycler dapat memfasilitasi reaksi lain yang
membutuhkan reaksi yang sensitif terhadap suhu. Thermocycler memiliki
panel display untuk menampilkan keterangan secara rinci dan tombol
operasional untuk mengatur kecepatan pemanasan atau pendinginan.
b. Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan larutan atau cairan yang
volumenya sangat kecil dari satu tempat ke tempat lainnya. Sebelum
melakukan pengambilan larutan, mikropipet dipasangkan dengan tip pada
pangkal mikropipet terlebih dahulu. Mikropipet terdiri dari beberapa
bagian, seperti tombol penekan yang berfungsi untuk mengambil atau
menarik larutan ke dalam tip, tombol pelepas yang berfungsi untuk melepas
tip, volume display yang menampilkan volume larutan yang diambil, dan
ujung pipet yang berfungsi sebagai tempat memasang tip.

5. Alat untuk uji kuantitas DNA hasil ekstraksi


DNA hasil ekstraksi harus melalui tahap pengujian kuantitas DNA.
Terdapat dua peralatan uji kuantitas DNA, yaitu:
a. Spektrofotometer UV VIS
Spektrofotometer UV VIS merupakan peralatan yang digunakan
dalam proses uji kuantitas DNA hasil ekstraksi. Spektrofotometer UV VIS
berfungsi untuk mengukur atau membaca berat DNA atau sampel pada
panjang gelombang tertentu. Spektrofotometer UV VIS memiliki beberapa
bagian penting, seperti ruang sampel, penutup ruang sampel, LCD display,
dan control panel.
b. Spektrofotometer nano drop
Spektrofotometer nano drop merupakan peralatan yang digunakan
dalam proses uji kuantitas DNA hasil ekstraksi. Spektrofotometer nano
drop berfungsi untuk menghitung atau mengukur kuantitas DNA atau
sampel pada panjang gelombang tertentu dan menghitung penyerapan
cahaya. Spektrofotometer nano drop memiliki beberapa bagian penting,

17
seperti control panel, pengatur panjang gelombang, display nilai panjang
gelombang, ruang sampel, sampel holder, dan LCD display keseluruhan.

6. Alat untuk visualisasi hasil ekstraksi DNA dan amplifikasi urutan DNA tertentu
Visualisasi DNA merupakan suatu proses atau upaya menampakkan DNA
agar DNA dapat diamati. Terdapat tiga alat yang dapat digunakan untuk
visualisasi DNA, yaitu:
a. Elektroforesis gel
Elektroforesis gel merupakan peralatan yang digunakan dalam
proses visualisasi hasil ekstraksi DNA dan amplifikasi urutan DNA tertentu.
Elektroforesis gel berfungsi untuk memisahkan molekul makro, seperti
asam nukleat atau protein berdasarkan ukuran, muatan listrik, dan sifat fisik
lainnya. Prinsip kerja elektroforesis gel adalah pemisahan DNA atau protein
melalui aliran listrik sehingga molekul akan bergerak menuju anode atau
katode berdasarkan muatan yang terkandung didalamnya.. Elektroforesis
gel memiliki beberapa bagian penting, seperti power supply, katode, anode,
dan gel tank.
b. UV transilluminator
UV transilluminator merupakan peralatan yang digunakan untuk
visualisasi DNA yang telah diwarnai dengan pewarna DNA. Prinsip kerja
UV transilluminator adalah dengan memancarkan sinar UV sehingga DNA
dapat dilihat atau diamati. UV transilluminator memiliki beberapa bagian
penting, seperti pelindung UV, layar tampilan DNA, tombol interlock, dan
tombol ON/OFF.
c. Cetakan agar dan sendok agar
Cetakan agar dan sendok agar terdiri dari tiga bagian penting, yaitu
cetakan agar, sendok agar, dan sumur. Cetakan agar berfungsi sebagai
media atau tempat bagi agar. Sendok agar berfungsi untuk mengambil agar
dari cetakan agar, sedangkan sumur berfungsi untuk melubangi agar.

7. Alat untuk mendeteksi makromolekul tertentu

18
ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay) reader merupakan
peralatan yang digunakan untuk mendeteksi kadar suatu makromolekul tertentu
dalam suatu sampel. Prinsip kerja ELISA reader adalah reaksi atau interaksi
dari antigen dan antibodi. ELISA reader memiliki beberapa bagian penting,
seperti LCD display, tombol menu, dan ELISA plate sebagai tempat
meletakkan sampel.

8. Alat untuk menyimpan bahan kimia atau sampel.


Lemari pendingin merupakan perlatan yang digunakan untuk menyimpan
sampel, bahan, dan materi genetik pada suhu yang sangat rendah. Suhu yang
digunakan umumnya 180°C atau suhu di atas titik lebur air. Lemari pendingin
memiliki beberapa bagian penting, seperti bagian badan lemari pendingin, pintu
yang sekaligus menjadi penutup, dan rak sebagai tempat meletakkan bahan atau
sampel.

19
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum acara satu mengenai pengenalan


alat penelitian pemuliaan tanaman, yaitu bagian-bagian, fungsi, dan prinsip setiap
alat yang digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman dan bioteknologi
berbeda-beda sehingga pengenalan alat sangat diperlukan untuk menghindari
kerusakan alat dan dapat menggunakan peralatan dengan baik sesuai prosedur.
Peralatan yang tersedia di laboratorium pemuliaan tanaman dan bioteknologi dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kategori berdasarkan fungsinya, yaitu alat
persiapan atau preparasi, alat sterilisasi, alat untuk ekstraksi DNA, alat untuk
melipatgandakan atau melakukan amplifikasi urutan DNA tertentu pada DNA
genom, alat untuk uji kuantitas DNA hasil ekstraksi, alat untuk visualisasi hasil
ekstraksi DNA dan amplifikasi urutan DNA tertentu, alat untuk mendeteksi
makromolekul tertentu, serta alat untuk menyimpan bahan kimia atau sampel.

B. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya praktikan lebih kondusif


selama mengikuti kegiatan praktikum di laboratorium dan tetap menjalankan SOP
atau peraturan yang berlaku untuk menghindari kecelakaan kerja.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arlisyah, A. 2015. Identifikasi Gen Transgenik Pada Produk Susu Bubuk Kedelai
Dengan Metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Thesis. Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Emda, A. 2017. Laboratorium sebagai sarana pembelajaran kimia dalam
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja ilmiah. Lantanida
Journal, 5(1): 83–92.
Hewajuli, D.A., & Dharmayanti, N.L.P.I. 2014. Perkembangan teknologi reverse
transcriptase-polymerase chain reaction dalam mengidentifikasi genom
avian influenza dan newcastle disease. Wartazoa, 24(1): 16-29.
Irsyad, L. P., Yudianingsih, & Lestari, S. 2016. Perancangan alat magnetic stirrer
dengan pengaturan kecepatan pengaduk dan pengaturan waktu
pengadukan. Jurnal InFact, 1(2): 22–29.
Kertiasih, N. L. P. 2016. Peranan laboratorium pendidikan untuk menunjang
proses perkuliahan jurusan keperawatan gigi Poltekkes Denpasar. Jurnal
Kesehatan Gigi, 4(2): 59–66.
Marwayana, O. N. 2015. Ekstraksi asam deoksiribonukleat (DNA) dari sampel
jaringan otot. Jurnal Oseana, 11(2): 1–9.
Noer, Z., & Ritonga, S. I. 2021. Alat-alat Laboratorium Tingkat Universitas
Kategori I. Bogor: Guepedia.
Putri, L.M.A., Prihandino, T., & Supriadi, B. 2017. Pengaruh konsentrasi larutan
terhadap laju kenaikan suhu larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2):
147-153.
Raharjo, & Harjanto, S. 2017. Penanganan alat dan bahan yang baik dalam rangka
menunjang kegiatan di laboratorium kimia. Jurnal Metana, 13(2): 58-60.
Surya, M. I., & Ismaini, L. 2021. Perbandingan metode sterilisasi untuk
perbanyakan Rubus rosifolius secara in vitro. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi,
14(1): 127-137.
Tando, E., & Juradi, M. A. 2019. Efforts to improve quality of soybean plant
(Glycine max L. Merill) through the use of biotechnology in overcoming
food scarcity. Jurnal Agrotek, 3(2): 113–128.
Tanzili, A., Sasongko, R. N., & Sumarsih. 2018. Pengelolaan sarana laboratorium
bahasa. Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan
Program Pascasarjana, 12(3): 41–47.

21
LAMPIRAN

Tabel 1. ACC Praktikum Acara 1

22
23
24
25
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Mengamati mortar dan pestle Mengamati parafilm

Mengamati perbedaan warna dan Mengamati autoklaf


ukuran tip

26
Lampiran 3. Pustaka

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai