Anda di halaman 1dari 36

i

INVENTARISASI ALAT UKUR LISTRIK PADA LABORATORIUM


PENDIDIKAN FISIKA
(Laporan Praktikum Pengelolaan Laboratorium Sains)

Penulis
Ajeng Rahayu 1813022004
Berlin Lasroy Simbolon 1813022052
Della Fitria 1813022050
Liftia Auly Erizka Putri 1813022010
Menik Lestari 1813022040
Sasa Oktaviana Dewi 1813022008
Septi Anggraini 1853022004
Wildasari 1813022030

Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Sains


Dosen : Ismu Wahyudi, S. Pd., M. Si.
B. Anggit Wicaksono, S. Pd., M. Si.

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
16 Mei 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Inventarisasi Alat
Listrik Laboratorium Pendidikan Fisika” dengan tepat waktu.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini menjadi lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir
kata, kami ucapkan terima kasih.

Bandarlampung, 16 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Desain produk Dan Hasil Pengembangan ..................................... 19
B. Analisis Pembahasan dan Spesifikasi Produk ............................... 20

IV. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 23
B. Saran .............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
iv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Indonesia memiliki berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang


kualitas pembelajaran, contohnya laboratorium fisika. Pada laboratorium fisika
terdapat seperangkat alat praktikum yang dapat digunakan sebagai media
belajar fisika. Beberapa alat yang berada di laboratorium fisika, yaitu
multimeter, galvanometer dan osiloskop.

Alat-alat praktikum seperti multimeter, galvanometer, voltmeter, amperemeter,


ohm meter, wattmeter dan osiloskop tersebut merupakan alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran yang berhubungan dengan materi listrik.
Umumnya, alat-alat tersebut kerap digunakan di tingkat perguruan tinggi.

Pengukuran menggunakaan multimeter, galvanometer, voltmeter, amperemeter,


ohm meter, wattmeter dan osiloskop memerlukan tingkat ketelitian yang lebih
tinggi dan penuh kehati-hatian agar hasil pengukuran yang diperoleh tepat. Saat
melakukan pengukuran menggunakan multimeter, galvanometer, voltmeter,
amperemeter, ohm meter, wattmeter dan osiloskop hendaknya praktikan
memperhatikan prosedur-prosedur tertentu agar alat yang digunakan tetap
terjaga kualitasnya.

Inventarisasi peralatan laboratorium sangat penting, sehingga harus dilakukan


secara ketat. Umumnya, praktikan tidak memperhatikan prosedur-prosedur
2

tertentu dalam menggunakan alat-alat praktikum sehingga terjadi kerusakan


pada alat yang menyebabkan alat tidak tahan lama. Peralatan sangat mahal
sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan
penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran. Oleh karena itu, makalah ini dibuat
untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca agar dapat menggunakan
peralatan laboratorium dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari observasi ini adalah sebagai berikut.


1. Apa fungsi inventarisasi alat listrik yang ada di laboratorium?
2. Bagaimana fungsi fungsi nomor dalam inventarisasi alat listrik?
3. Bagaimana fungsi dari nama alat dan bahan dalam inventarisasi alat listrik?
4. Bagaimana fungsi dari jumlah alat dalam inventarisasi alat listrik?
5. Bagaimana fungsi dari letak penyimpanan dalam inventarisasi alat listrik?
6. Bagaimana fungsi dari keadaan alat dalam inventarisasi alat listrik?
7. Apa yang diperhatikan dalam mencetak daftar inventarisasi alat listrik?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari observasi ini mahasiswa dapat :


1. Untuk mengetahui alat-alat ukur listrik yang tersedia maupun tidak
tersedia di laboratorium pendidikan fisika
2. Untuk memudahkan para praktikan dalam melakukan kegiatan
menggunakan alat ukur listrik di laboratorium pendidikan fisika
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan dan


dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, laboratorium
merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis,
pembuktian uji coba penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat
bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas
yang memadai. Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya percobaan dan
penelitian. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau
ruangan terbuka.
Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup
dimana percobaan dan penelitian dilakukan. Menurut Koballa dan Chiappetta
(2010 : 213), Laboratorium diartikan sebagai berikut:
Laboratory work engages students in learning through firsthand experiences.
Laboratory work permits students to plan and to participate in investigation or
to take part in activities that will help them improve their technical, laboratory.
In general, laboratory work can be used to promote the following learning
outcomes:attitudes toward science, scientific attitudes, scientific inquiry,
conceptual development, technical skill, teamwork skills.

Fungsi Laboratorium yaitu sebagai tempat berlangsungnya kegiatan


pembelajaran IPA. Secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang
tidak mudah dihadirkan di Ruang kelas. Fungsi laboratorium lainnya yaitu
sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode
4

percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses


belajar mengajar.

Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga
antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya
saling kaji-mengkaji dan saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran
ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia
untuk mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah
seorang calon ilmuwan.

Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya


secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara
optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol
(1996: 86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan
dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer,yakni perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31)
menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan,
pengkoordinasian pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan
laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis,
logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode,
SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah
5

ditentukan secara efektif dan efisien. Perencanaan ini dimaksudkan untuk


merencakan konsep dari suatu laboratorium itu sendiri.

Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain
sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan
aktivitasnya. Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat
perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya
digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya
laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks
proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan
jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan
ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa,
dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2dari
keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum
mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk
setiap mahasiswa.

2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan
peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan
memenuhi persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di
atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan
suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan perlatan yang
tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah
penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula
dengan daerah kerja harus memiliki luas yang memungkinkan
pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di
samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja
dengan mudah dan lancar. Tujuan Tata Letak laboratorium sebagai berikut.
6

1) Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang


menjadi tanggung jawabnya.
2) Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.
3) Memaksimalkan penggunaan peralatan.
4) Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
5) Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan


dan perabotan laboratorium adalah:
1) Mudah dilihat
2) Mudah dijangkau
3) Aman untuk alat
4) Aman untuk pemakai

3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.
Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang
keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMA
yang mempunyai beberapa lab sangat penting untuk mendata fasilitas/
menginventaris alat dan bahan lab untuk kegiatan pembelajaran siswa.
Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman
untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun
yang akan datang.

Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab


dari pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan
mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan.
Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap
kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
7

Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan


pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan
Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus
digunakan atau diisi, diantaranya:
1) Buku Induk Barang Inventaris
2) Buku Catatan Barang Inventaris
3) Buku Golongan Barang Inventaris
4) Laporan Triwulan Mutasi barang
5) Daftar Isian Barang
6) Daftar Rekapitulasi barang Inventaris

Tabel 2.1. Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak


dikembangkan dan digunakan:

Daftar Isian Barang Inventaris yang Dipakai


Nama
No Nama Barang Inventaris Kode
Kelompok Jumlah Barang
Barang
Barang
1
2
3.
4.
5.

(Brahm, 2018)
8

Tabel 2.2. Beberapa alat listrik beserta fungsinya

Nama Alat Fungsi Contoh Gambar


Galvano Alat untuk
meter mengukur kuat
arus yang lemah

Ampere meter Alat untuk


mengukur kuat
arus

Voltmeter Alat untuk


mengukur
besarnya
tegangan dalam
suatu rangkaian
listrik
9

Ohmeter Alat untuk


mengukur
hambatan listrik

Multimeter Alat pengukur


listrik yang
sering dikenal
sebagai VOAM
(Volt, Ohm,
Amperemeter)
yang dapat
mengukur
tegangan
(voltmeter),
hambatan
(ohmmeter),
maupun arus
(amperemeter)
Batu baterai Alat untuk
mengubah energi
kimia menjadi
10

energi listrik.

Resistor Untuk menahan


arus listrik
dengan
memproduksi
tegangan listrik
di antara kedua
kutubnya, nilai
tegangan
terhadap
resistansi
berbanding
dengan arus
yang mengalir.
11

Kapasitor Alat untuk


menympan
muatan listrik

Generator Alat yang


digunakan untuk
memproduksi
enegi listrik dari
sumber energy
mekanik,
biasanya dengan
menggunakan
induksi
elektromagnetik.
Kawat Kabel dengan
tembaga penghantar
tembaga dan
biasanya dipakai
dalam instalasi
tenaga listrik dan
alat-alat control,
sehingga
biasanya disebut
kabel instalasi.
12

Potensiometer Sebagai resistor


variable atau
Rheostat

Kompas Alat navigasi


untuk
menentukan arah
berupa sebuah
panah penunjuk

Basicmeter Sebagai alat


ukur arus dan
teganganDC
dengan shunt
dan pengganda
terpasang pada
alat.

(Wahyudi, & Wicaksono, 2018: 37-39)


13

Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus,


resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum
dan membaca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang
praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar display. Bahkan dalam satu
alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran, misalnya
tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya
Multimeter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya
untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja. Sampai saat ini alat ukur
analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan praktis. Namun
alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis
dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.

Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami,
diantaranya alat ukur, akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalahan. a.
Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas
atau variabel. b. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang
sebenarnya dari variabel yang diukur. c. Presisi, hasil pengukuran yang
dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu
pengukuran dengan lainnya. Tampilan meter digital Meter listrik analog 212 d.
Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input
atau variabel yang diukur. e. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran
yang mampu ditanggapi oleh alat ukur. f. Kesalahan, angka penyimpangan dari
nilai sebenarnya variabel yang diukur.

Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu
sistem metrik (dipelopori Prancis sejak 1795). Amerika Serikat dan Inggris juga
menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk
kebutuhan lokal menggunakan sistem CGS (centimeter-gram-second). Sejak
tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan
14

internasional. Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt,
amper, ohm, henry, dan sebagainya. Kini sistem SI sudah membuat daftar
besaran, satuan dan simbol di bidang kelistrikan dan kemagnetan berlaku
internasional.

Tabel 2.3. Besaran dan Simbol Kelistrikan

Besaran dan Nama dan Simbol Persamaan


symbol
Arus Listrik dan I Ampere dan A I=V/R
Gaya gerak Listrik Volt dan V
dan E
Tegangan dan V Volt dan V V=IR
Resistansi dan R Ohm dan Ω R=V/I
Muatan Listrik dan Coulumb dan C Q=It
Q
Kapasitansi dan C Faraday dan F C=Q/V
Kuat Medan Tidak ada dan V/m E=V/I
Listrik dan E
Kerapatan Fluks Tidak ada dan C/m2 D = Q/I2
Listrik dan D
Permittivity

Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam
peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran
yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar
amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan
temperatur.
1. Standar amper menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus
konstan yang dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara
15

dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 ×


10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin
resistansi 1Ω yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur
rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan
temperatur atmosfer.
3. Standar tegangan ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H
memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury
dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam
suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858
V.
4. Standar Kapasitansi menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi
SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell,
dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar
kapasitansi (farad).
5. Standar Induktansi menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi
dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan
diperoleh.
6. Standart temperatur menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat kelvin
besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi
menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan
0° celsius = 273,160 kelvin, air mendidih 100°C.
7. Standar luminasi cahaya menurut ketentuan SI,

(Kurniawan, & Hayat, 2014)

Semua fasilitas dan alat-alat laboratorium setiap saat dapat berubah keadaan
jenis, jual, dan kuantitasnya karena banyak faktor (tinggi frekuensi penggunaan,
usia pakai, kerusakan, kehilangan, dan sebagainya). Pengelolaan laboratorium
harus dilengkapi dengan tindakan inventarisasi secara rutin dan teratur dengan
16

instrumen inventarisasi agar memudahkan dalam pengontrolan dan analisis


kebutuhan atas semua fasilitas laboratorium. Instrumen inventarisasi
seharusnya disediakan instrumen yang jelas, mudah dipahami, dan mudah
diakses namun tidak dapat dirubah secara sembarang oleh orang atau pihak
yang tidak berwenang.
1. Buku inventarisir dan kartu inventarisasi
Buku inventarisir merupakan buku yang memuat semua barang milik
laboratorium IPA yang dipakai dan ada hubungannya dengan Kegiatan
praktikum di laboratorium. Dengan kata lain, buku inventaris alat dan
fasilitas laboratorium IPA berisi catatan atas semua alat-alat dan fasilitas
laboratorium yang memuat nama dan berbagai atribut.

Atribut alat-alat dan fasilitas laboratorium dalam daftar inventaris adalah


berupa catatan keterangan mengenai nama alat, nomor kode alat, spesifikasi,
jumlah, keadaan baik atau rusak, tanggal pembelian atau penerimaan, pabrik
pembuatan, nomor seri/tipe/model, tempat penyimpanan, bahkan juga
sumber dana pembelian atau pengadaan serta keterangan lain yang dianggap
perlu sesuai dengan kondisi dan sistem manajemen di laboratorium sekolah
yang bersangkutan.

Selain buku atau kartu, daftar inventaris dapat berupa catatan dengan tulisan
tangan, file cetakan, ataupun dalam bentuk elektronik ( disket, CD, hardisk,
dan sebagainya). Inventaris melakukan beberapa periode tertentu, minimal
sekali/semester, sehingga daftar inventaris selalu sesuai dengan keadaan alat
dan fasilitas laboratorium dalam periode waktu yang bersangkutan. Contoh
format daftar inventaris yang dapat dibuat tetapi tidak harus digunakan di
sekolah dapat dilihat sebagai berikut.
17

Gambar 1 Contoh format kartu inventarisasi

Gambar di atas memuat judul penting pada daftar inventaris, yaitu sebagai
berikut.
 No. No atau kepanjangan dari nomor urut masuknya alat ke dalam daftar
inventaris.
 Nama alat/ bahan. Nama alat/bahan biasanya sama dengan nama yang
diberikan oleh pabrik pembuatnya atau dapat juga diberikan sesuai dengan
konsep materi fisika,
 Asesoris. Asesoris berisikan kelengkapan kecil atau bagian-bagian alat yang
dapat dibuka dan dipasang pada alat yang bersangkutan,
 Kode. Kode atau nomor atau bisa disamakan dengan nomor pada label alat
yang dibuat oleh membuat daftar inventaris kepada setiap alat termasuk di
dalam daftar inventaris. Pengkodean biasanya mengacu pada aturan tertentu
( jika ada peraturan pemerintah atau instansi tertentu). Biasanya kode dibuat
dengan dua angka ujung terakhir menyatakan nomor urut dari jumlah alat
sejenis, misalnya Fls/FM.6/2/6.
 Spesifikasi. Spesifikasi berisikan data data teknis alat baik dari tampilannya
seperti bentuk, masa, ukuran, warna, bahan utama ataupun data data
pengukuran jenis besaran yang diukur batas ukur skala maksimum, skala
terkecil, ketelitian dan sebagainya.
18

 Jumlah. Jumlah merupakan banyaknya alat yang ada dan terdaftar dalam
daftar inventaris, biasanya dinyatakan pada angka terakhir dari kode.
 Tanggal penerimaan. Berisi tanggal , bulan dan tahun alat itu diterima.
 Nomor seri. Nomor seri dibuat berdasarkan nomor produk yang diberikan
oleh pabrik pembuat berkaitan dengan serial atau model produksinya.

Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium sebaiknya Dapat dibaca oleh
semua pihak yang berhak dan dianggap memerlukan, tetapi jangan sampai
bisa diberi perubahan oleh siapapun kecuali yang berwenang. Dalam
inventaris alat dan fasilitas laboratorium juga berfungsi untuk memudahkan
penyimpanan dan pengambilan serta Pemeriksaan alat dan fasilitas
laboratorium.

(Wahyudi, & Wicaksono, 2018: 56-58)


19

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Desain Produk

Adapun hasil observasi yang telah lakukan di laboratorium pendidikan fisika


Universitas Lampung adalah sebagai berikut.

No. Nama Alat dan Jumlah Letak Keadaan


Bahan Penyimpanan Baik Rusak
1. Panelmeter 1 L1R1 

2. Transformator 2 L1R1 
Audio
3. Batu Baterai 1 L1R1 

4. Papan Rangkaian 8 L1R1 

5. Kabel merah 1 L1R1 

6. Mascot Circuit P 14 L1R1 


C0002 kecil
7. Mascot Circuit P 35 L1R1 
C0002 besar
8. ZD kabel hitam 2 L1R1 

9. Electronic circuit 1 L1R1 


IE2/T29
10. Electronic circuit 6 L1R1 
IE3/T29
11. Electronic circuit 3 L1R1 

12. Hambatan geser 1 L1R1 


20

13. Arduino 6 L1R1 

14. Electronic circuit 2 L1R1 


325

B. Pembahasan

Inventaris adalah suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang
keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki laboratorium. Bagi
lembaga pendidikan yang mempunyai beberapa laboratorium sangat penting
untuk mendata fasilitas atau menginventaris alat dan bahan laboratorium untuk
kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat
diperoleh pedoman untuk mempersiapkan anggaran atau mempersiapkan
kegiatan pada tahun yang akan datang. Jadi inventarisasi alat listrik adalah
kegiatan merekam tentang keadaan semua fasilitas alat listrik yang dimiliki
laboratorium.

Observasi yang kelompok kami lakukan adalah inventarisasi alat listrik yang
ada di laboratorium Pendidikan Fisika. Inventarisasi alat listrik ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan alat listrik,
mengurangi resiko kehilangan alat, mengurangi resiko kerusakan alat, dan
mengurangi resiko alat pecah. Di dalam daftar inventarisasi alat alat listrik
terdapat beberapa bagian, yaitu nomor, nama alat dan bahan, jumlah, letak
penyimpanan, dan keadaan alat.

Nomor dalam inventarisasi alat listrik berfungsi agar kita mengetahui jumlah
alat listrik yang ada di laboratorium, karena dengan adanya nomor ini akan
memudahkan dalam mendata keadaan alat listrik yang ada di laboratorium.
Nama alat dan bahan pada inventarisasi alat listrik berfungsi untuk memberikan
keterangan alat dan bahan untuk praktikum tentang listrik yang ada di dalam
21

laboratorium. Keterangan nama alat dan bahan ini memudahkan pengguna


laboratorium mengetahui ada atau tidaknya alat listrik yang dibutuhkan untuk
praktikum. Nama dan alat ini juga berfungsi untuk memberikan informasi
kepada petugas laboratorium untuk mengetahui adakah alat yang hilang dan
rusak. Contoh dari nama alat dan bahan pada inventarisasi alat listrik adalah
panelmeter, transformator audio, batu baterai, dan papan rangkaian.

Keterangan jumlah dalam inventarisasi alat listrik berfungsi agar kita


mengetahui banyak alat listrik yang kondisinya baik, banyak alat lisrik yang
kondisinya buruk, dan mengetahui banyak alat yang ada pada setiap alat
berbeda. Keterangan jumlah alat dan bahan yang ada pada inventarisasi alat
listrik sangat penting, karena keterangan jumlah ini dapat membantu petugas
laboratorium dalam mendata jumlah alat yang ada, sehingga bisa memantau
jumlah alat listrik jika terjadi kehilangan alat. Contoh penggunaan jumlah pada
inventarisasi alat listrik adalah jumlah panelmeter yang keadaannya baik
sebanyak 3 buah, jumlah batu baterai yang keadaanya baik sebanyak 1 buah,
dan jumlah papan rangkaian yang keadaanya baik sebanyak 1 buah.

Letak penyimpanan alat dalam inventarisasi alat berfungsi agar


penggunalaboratorium mengetahui letak alat listrik yang ada di laboratorium.
Keterangan letak penyimpanan alat listrik ini membantu pengguna laboratorium
dan petugas laboratorium untuk mengetahui alat listrik yang akan digunakan
untuk praktikum. Jika inventarisasi tidak dilakukan, maka saat petugas dan
pengguna laboratorium membutuhkan alat akan kesulitan dalam mencari alat
karena alat terletak di tempat yang berbeda. Contoh dari fungsi penyimpanan
pada inventarisasi alat listrik adalah alat panelmeter disimpan di lemari pertama
dan lantai pertama, kemudian untuk alat transformator audio disimpan di lemari
pertama dan lantai pertama, alat batu baterai disimpan di lemari pertama dan
pada lantai pertama, dan untuk alat papan rangkaian disimpan di lemari pertama
dan lantai pertama.
22

Keadaan alat dalam inventarisasi alat laboratorium ada dua kriteria yaitu baik
dan rusak. Keterangan rusak pada alat memberikan informasi bahwa alat
listriky yang ada di laboratorium dalam keadaan rusak dan tidak bisa digunakan
untuk praktikum. kemudian untuk alat yang keadaannya baik berarti alat
tersebut masih bisa digunakan untuk praktikum karenaala tersebut masi
berfungsi dengan baik. Fungsi dari adanya keadaan dalam inventarisasi alat
laboratorium agar pegguna laboratorium mengetahui keadaan alatyang akan
digunaannya, selain itu keterangan keadaan alat ini juga berfungsi untuk data
perawatan alat laboratorim.

Inventarisasi alat laboratorium dicetak dalam kertas yang tebal seperti kertas
karton, kemudian dilaminating agar inventarisasi alat laboratorium yang dicetak
tidak mudah rusak. Kertas inventarisasi yang sudah dilaminating kemudian
ditempel di tempat penyimpanan alat supaya memudahkan pengguna
laboratorium untuk mencari alat yang akan digunakan untuk praktikum.
Inventarisasi alat laboratorium sangat penting keberadaannya, karena dengan
inventarisasi alat ini bisa memudahkan kita semua dalam mencari alat yang
ingin dicari dan mengetahui alat yang sudah tidak bisa digunakan lagi.
23

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada observasi ini adalah sebagai berikut.


1. Kebanyakan alat-alat ukur listrik di laboratorium pendidikan fisika masih
terdapat dalam keadaan tidak baik atau rusak. Untuk menghindari kerusakan
lagi, sekaligus agar alat tersebut menjadi lebih terawat.. Pentingnya untuk
melakukan kegiatan inventarisasi terhdadap alat ukur listrik.

2. Inventarisasi alat listrik yang kami buat menggunakan kertas buffalo


berwarna putih, lalu dilaminating kertas tersebut agar tidak mudah rusak.
Kertas inventarisasi yang sudah dilaminating kemudian ditempel di tempat
penyimpanan alat supaya memudahkan pengguna laboratorium untuk
mencari alat yang akan digunakan untuk praktikum.

B. Saran

Adapun saran untuk memperbaiki inventarisasi alat listrik pada laboratorium


pendidikan fisika adalah membaca referansi-referansi dari beberapa sumber
lainnya.
24

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, I., H. & Latiful Hayat. 2014. Perancangan Dan Implementasi Alat Ukur
Tegangan, Arus Dan Frekuensi Listrik Arus Bolak-Balik Satu Fasa Berbasis
Personal Computer. Techno, 15(1), 21-31.

Brahm. 2018. Alat ukur dan Pengukuran Listrik. Diakses dari


http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_08_Alat_U
kur_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf. Pada Tanggal 15 April 2019

Wahyudi, I., & Wicaksono, B., A. 2018. Pengelolaan Lab IPA Berpedoman pada
PERMENDIKNAS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

]
25

LAMPIRAN
26

Foto Kegiatan
27
28
29
30
31
32

Pembagian Tugas

1. Cover dan kata pengantar : Septi Anggraini


2. BAB I : Berlin Lasroy Simbolon
3. BAB II :Liftia Erizka P dan Menik Lestari
4. BAB III :Wildasari dan Della Fitria
5. BAB IV :Sasa Oktaviana Dewi
6. LAMPIRAN :Ajeng Rahayu
7. Penyusun :Della Fitria dan Wildasari

Anda mungkin juga menyukai