Anda di halaman 1dari 11

Makalah Fisika SMA Berbasis Laboratorium

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS


LABORATORIUM

Dosen Pengampu : Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd dan Satria Mihardi, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 10

ISTI ULLFA PARINDURI (4163121007)

VINA FADHILLA (4161121025)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat mengerjakan dan
menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah Fisika SMA Berorientasi
Laboratorium. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Fisika SMA berorientasi Laboratorium yang telah memberikan tugas ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
memberikan hasil yang terbaik. Jika ada kekurangan dalam penulisan makalah ini,
mohon penyampaian kritik dan saran yang membangun agar kelak penulis dapat
memperbaiki dan memberikan yang terbaik kedepannya. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis, maupun setiap orang yang
membacanya.

Medan, September 2018

Kelompok X

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi......................................................................................................... …….ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
2.1 Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Laboratorium ........................................2
2.2 Hal-hal yang diperlukan dalam Pembelajaran Fisika Laboratorium ..........3
2.3 Hal-hal yang harus dicapai dalam Pembelajaran Fisika Berbasis
Laboratorium ...............................................................................................4
2.4 Faktor terpenting dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Laboratorium .......5
BAB III PENUTUP .................................................................................................7
3.1 Kesimpulan .................................................................................................7
3.2 Saran ...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pendidikan fisika adalah


laboratorium. Melalui kegiatan praktikum di laboratorium, dapat diperlihatkan
gejala-gejala alam dan konsep-konsep fisika yang dibahas di kelas, sekaligus
dibuktikan. Di samping itu kegiatan praktikum juga dapat memupuk sikap mandiri,
ilmiah, minat, kejujuran dan melatih keterampilan psikomotorik siswa. Keberadaan
laboratorium fisika di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
praktikum fisika peserta didik, dengan karakteristik laboratorium yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis laboratorium ?


2. Hal-hal apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran laboratorium?
3. Hal-hal apa saja yang harus dicapai dalam pembelajaran fisika berbasis
laboratorium?
4. Apakah factor terpenting pembelajaran fisika berbasis laboratorium?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis laboratorium
2. Mengetahui apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran fisika
laboratorium
3. Mengetahui apa saja yang harus dicapai dalam pembelajaran fisika
berbasis laboratorium
4. Mengetahui faktor terpenting pembelajaran fisika berbasis laboratorium
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Laboratorium

Pembelajaran laboratorium atau umumnya dikenal sebagai praktikum


merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Berdasarkan terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan keterampilan atau
mempraktikkan sesuatu (Subiantoro, 2007:7).

Lazarowitctz & Tamir (1994, dalam Simalango, 2007:30) menyatakan


bahwa metode praktikum adalah suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada murid-murid untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang
diperlukannya atau ingin diketahui. Lebih jauh, Sukarno (1977:57) menyatakan
bahwa “Praktikum” atau “practical work” adalah pekerjaan-pekerjaan dengan
mempergunakan alat-alat science yang merupakan latihan-latihan mempergunakan
alat-alat itu untuk keperluan keperluan tertentu, misalnya latihan mempergunakan
amperemeter dan voltmeter untuk mengukur tahanan sebuah penghantar dengan
mempergunakan hukum Ohm, latihan mempergunakan mikroskop untuk melihat
sel atau benda-benda mikroskopis lainnya, latihan menimbang dengan
mempergunakan neraca analitis untuk menentukan massa benda-benda yang kecil
dan lain sebagainya.

Kegiatan praktikum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu praktikum


terbimbing atau terencana dan praktikum bebas. Kegiatan siswa dalam praktikum
terbimbing hanya melakukan percobaan dan menemukan hasilnya saja, seluruh
jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru. Sedangkan kegiatan siswa dalam
praktikum bebas lebih banyak dituntut untuk berpikir mandiri, bagaimana
merangkai alat percobaan, melakukan percobaan dan memecahkan masalah, guru
hanya memberikan permasalahan dan objek yang harus diamati atau diteliti
(Suparno, 2007:77).
3

Kegiatan laboratorium biasanya dilaksanakan secara kelompok, sehingga


peserta didik dapat mengembangkan pilar belajar bekerja sama dalam kelompok
(learning to live together). Jadi kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri sesuai dengan pilar learning to live
together adalah kemampuan berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok kerja.
Dengan kegiatan berkelompok peserta didik dapat membiasakan untuk bekerja
ilmiah. Kebiasaan bekerja ilmiah diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan
bekerja sama yang merefleksikan penguasaan sikap ilmiah yang dimiliki peserta
didik. Bila kebiasaan (habit) tersebut sudah tumbuh pada peserta didik maka
pilar learning to be dalam pembelajaran fisika dapat dikatakan berhasil, yaitu
peserta didik belajar menjadi seperti seorang ilmuwan (learning to be a scientist).
Kemampuan merancang dan melaksanakan kegiatan laboratorium
memerlukan beberapa kemampuan salah satunya kemampuan memahami
kurikulum. Kurikulum Madarsah Tsanawiyah mata pelajaran IPA mencakup
fisika, biologi dan kimia. Salah satu contoh standar kompetensi dan kompetensi
dasar dalam kegiatan laboratorium, misalnya standar kompetensi : memahami
konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari, dengan kompetensi dasar : menyelidiki sifat-sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa (Anonim 2007).

2.2 Hal-hal yang diperlukan dalam Pembelajaran Fisika Laboratorium

Hal- hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran


laboratorium adalah suatu sistem pengelolaan laboratorium yang direncanakan,
dilaksanakan, dievaluasi dandikembangkan dengan baik. Pengelolaan
laboratoriumn itu hendaknya mencakupsejak dari berbagai fasilitas laboratorium,
alat-alat laboratorium, organisasi dan administrasi laboratorium, sampai kepada
perencanaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium.
Berikut ini akan dikemukakan terlebih dahulu
mengenai berbagai fasilitas laboratorium seperti berbagai jenis, ukuran dan denah
ruangan, berbagai fasilitas inslatalasi laboratorium seperti instalasi listrik, instalasi
air, daninstalasi gas, serta berbagai fasilitas mebeler laboratorium.Laboratorium
fisika di berbagai sekolah dapat berbeda-beda satu dengan yang lainnya, baik
4

ditinjau dari aspek fasilitas fisik dan desain laboratoriumnya, maupun dari aspek-
aspek lainnya seperti bahan-bahan dan alat-alat laboratoriumnya,
aspek pengelolaan atau manajemennya, maupun aspek kegiatannya.
Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran
melalui pendekatan pengalaman, karenanya para dosen/ instruktur perlu memberi
bimbingan kepada mahasiswa dalam melakukan praktikum agar mahasiswa dapat
mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian
untuk menemukan sesuatu.

2.3 Hal-hal yang harus dicapai dalam Pembelajaran Fisika Berbasis


Laboratorium

Dalam proses evaluasi tersebut, siswa diberi beberapa tes di akhir proses
belajar. Penggunaaan tes ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar yang telah dicapai siswa. Hasil belajar digolongkan ke dalam tiga ranah
yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotor
(keterampilan). Hasil belajar ranah kognitif mencakup pengetahuan hafalan,
pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis, sintesis dan evaluasi (Imran, Harjono,
& Gunawan, 2015). Hasil belajar ranah afektif mencakup sikap, kemampuan dan
penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan dan nilai. Selanjutnya, hasil belajar
ranah psikomotorik mencakup keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan
fisik.

2.4 Faktor terpenting dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Laboratorium

Menurut Sarna Suryana (2010), bekerja di laboratorium perlu aturan


atautata tertib yang mengatur sehingga siswa/mahasiswa/peneleliti atau siapapun
yangmenggunakan laboratorium merasa aman dan pihak yang memiliki
laboratoriummerasa aman, contoh tata tertib sebagai berikut :
1. Dilarang
a. Merokok, makan dan minum di laboratorium
b. Membuang sampah dan bahan lain dalam washtafel, laci meja dan lantai
c. Menulis dan atau mencoret-coret dinding dan permukaan meja.
d. Masuk ruang persiapan/staf, tanpa seizing staf/kepala laboratorium.
5

2. Diwajibkan
a. Memeriksa kelengkapan alat dan melaporkan setiap kerusakan alat pada
laboran
b. Mengisi daftar hadir dan melaporkan kegiatan individual kepada
kepalalaboratorium.
c. Memahami dan mengikuti petunjuk penggunaan alat, dan mengisi
daftarisian kartu alat.
d. Membersihkan sisa praktikum/penelitian pada setiap meja dan washtafel
tempat anda bekerja.
e. Kegiatan mahasiswa di laboratorium harus diketahui kepala laboratorium
atau penanggung jawab praktikum.
f. Setiap pemakaian alat (elektrik, mekanik, optik atau perpaduannya) wajib
memahami petunjuk pemakaian dan mengisi format isian pada kartu alat.
g. Bila terjadi kerusakan terhadap alat, setiap pemakai alat wajib mengganti
kerusakan komponen atau alat dengan spesifikasi yang setara.
h. Peralatan yang telah selesai digunakan, dikembalikan kepada laboran.
i. Setelah selesai melakukan kegiatan, ruangan laboratorium harus dalam
keadaan bersih.
Rustaman (1995) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum
FISIKA sebagai berikut:

a. Praktikum membangkitkan motivasi belajar fisika. Belajar siswa


dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan
bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu.
b. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen.
Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang banyak dilakukan oleh
ilmuwan. Untuk melakukan eksperimen diperlukan beberapa keterampilan
dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur dan memanipulasi
peralatan laboratorium. Kegiatan praktikum melatih siswa untuk
mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan
mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat
dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, menggunakan dan
6

menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan


menginterpretasikan eksperimen.
c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Oleh karena itu
pembelajaran fisika di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
d. Praktikum menunjang materi pelajaran. Praktikum memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori, dan membuktikan teori.
Selain itu praktikum dalam pelajaran fisika dapat membentuk ilustrasi bagi
konsep dan prinsip fisika.
7

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kegiatan laboratorium biasanya dilaksanakan secara kelompok, sehingga


peserta didik dapat mengembangkan pilar belajar bekerja sama dalam kelompok
(learning to live together). Jadi kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri sesuai dengan pilar learning to live
together adalah kemampuan berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok kerja.
Dengan kegiatan berkelompok peserta didik dapat membiasakan untuk bekerja
ilmiah. Kebiasaan bekerja ilmiah diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan
bekerja sama yang merefleksikan penguasaan sikap ilmiah yang dimiliki peserta
didik. Bila kebiasaan (habit) tersebut sudah tumbuh pada peserta didik maka
pilar learning to be dalam pembelajaran fisika dapat dikatakan berhasil, yaitu
peserta didik belajar menjadi seperti seorang ilmuwan (learning to be a scientist).

3.2 Saran
Dalam pembelajaran laboratorium seharusnya dilaksanakan dengan tepat
dan sesuai prosedur.
8

DAFTAR PUSTAKA

Subiantoro, A.W. 2010. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA


(Makalah). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelejaran Fisika Konstruktivistik dan


Menyenangkan. Yogyakarya: Universitas Sanata Darma

Anda mungkin juga menyukai