Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM

STANDAR MINIMAL LABORATORIUM

Disusun Oleh Kelompok 4A:


Dian Salsabila Larasati 2313024013
Frida Mayta Putri 2313024061
Ghefira Nurfadhilah 2313024057
Grecia Amanda 2313024035
Ilul Farida 2313024017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat Rahmat dan karunianyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium, pada Semester 2 di tahun akademik
2023/2024 dengan judul “Standar Minimal Laboratorium”.

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu memahami tentang


pengertian laboratorium, standar yang harus dimiliki oleh laboratorium beserta
fungsinya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya, dengan segala
kerendahan hati, saran, dan kritik sangat mengharapkan dari pembaca guna
meningkatkan pembuatan laporan pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Bandar Lampung, 25 Februari 2024

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Laboratorium .......................................................................... 5
2.2 Jenis-jenis Laboratorium .......................................................................... 5
2.3 Pengertian Standardisasi........................................................................... 6
2.4 Standar Minimal Laboratorium ................................................................ 7
BAB III ………......................................................................................................11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum merupakan salah satu metode pembelajaran yang tidak dapat


dipisahkan dari pembelajaran Biologi. Pentingnya praktikum dalam
pembelajaran Biologi tidak lepas dari karakteristik Biologi sebagai bagian dari
sains. Biologi menurut Nugroho (2004) merupakan salah satu cabang IPA yang
mempelajari tentang semua proses kehidupan sejak beberapa juta tahun yang
lalu sampai sekarang dengan segala perwujudan dan kompleksitasnya, dimulai
dari sub-partikel atom hingga interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Objek kajian Biologi adalah alam beserta komponen
penyusunnya yang merupakan objek yang nyata sehingga metode yang
digunakan dalam mempelajari Biologi harus disesuaikan dengan karakteristik
Biologi.
Rustaman (2011) mengemukakan beberapa alasan mengenai pentingnya
praktikum dalam pembelajaran Biologi antara lain: (1) membangkitkan
motivasi belajar siswa; (2) mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen; (3) menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah; serta (4)
menunjang materi pelajaran. Keempat hal tersebut dapat dicapai apabila
praktikum dilaksanakan dengan baik. Praktikum dapat dilaksanakan dengan
baik apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Laboratorium merupakan sarana yang penting dalam menunjang
keberhasilan praktikum Biologi. Standar laboratorium Biologi yang baik
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 24
tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan. Berdasarkan
peraturan tersebut, kriteria sarana minimum terdiri dari perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi
informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh
setiap sekolah. Sedangkan kriteria prasarana minimum terdiri dari lahan,
bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh

3
setiap sekolah. Laboratorium menurut Rustaman (2011) merupakan salah satu
syarat yang harus dimiliki sekolah sebagai tempat siswa melakukan kegiatan
praktikum. Kegiatan yang banyak dilakukan di laboratorium adalah melakukan
eksperimen.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk merumuskan


permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari laboratorium?
2. Apa sajakah jenis-jenis laboratorium?
3. Apa sajakah yang menjadi standar minimal dari sebuah laboratorium?
4. Mengapa setiap laboratorium harus memenuhi standar tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari


dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Ada pun tujuan
penulisan makalah, sebagai berikut:
1. Definisi dari sebuah laboratorium dan jenis-jenisnya secara umum.
2. Mengetahui standar minimal dari sebuah laboratorium.
3. Mengetahui keterkaitan antara standar minimal dari sebuah laboratorium
dengan produktivitas di dalamnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laboratorium

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), laboratorium adalah


tempat atau kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk
mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya).

Laboratorium merupakan tempat atau ruangan dimana para ilmuwan


bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu
bahan atau benda. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide 2 1986, laboratorium
adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian.

Secara garis besar, fungsi laboratorium memberikan kelengkapan bagi


pelajaran teori yang diterima, sehingga antara teori dan praktik bukan dua hal
yang terpisah. Kedua, memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi peserta didik,
memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah
dari suatu obyek dalam lingkungan alam serta lingkungan sosial (Ismail, 2005).
Menurut Suyanto (2013) didalam metode praktikum hal-hal yang harus
diperhatikan yaitu waktu yang diberikan untuk menyelesaikan praktikum, cara-
cara untuk melakukan praktikum, dan berbagai kesulitan yang akan ditemukan
ketika melaksanakan praktikum.

2.2 Jenis-jenis Laboratorium

Berikut adalah jenis-jenis laboratorium berdasarkan kegunaannya:

1. Laboratorium Pendidikan
Merupakan laboratorium yang berada di lembaga pendidikan, seperti SD,
SMP, SMA, SMK, hingga perguruan tinggi dengan maksud menjadi bagian
pembelajaran.

5
2. Laboratorium Penelitian
Laboratorium ini dalam bentuk laboratorium fisika, kimia, serta
mikrobiologi dengan maksud menjadi tempat penelitian dan pengembangan
ilmu.
3. Laboratorium Pengendalian Proses
Laboratorium ini berguna sebagai tempat melakukan Quality
Control dengan sebutan laboratorium komputasi.
4. Laboratorium Pengembangan Produk
Merupakan laboratorium untuk melakukan pengembangan produk dengan
memiliki sebutan laboratorium kultur jaringan atau laboratorium analisa
pangan dan pakan.
5. Laboratorium Pelayanan Jasa
Merupakan laboratorium yang berada di rumah sakit, apotek, hingga klinik
dengan maksud memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas.

2.3 Pengertian Standardisasi

Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan


Penilaian Kesesuaian, disebutkan bahwa standar adalah persyaratan teknis atau
sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun
berdasarkan konsensus semua pihak/Pemerintah/ keputusan internasional yang
terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengalaman, serta perkembangan masa kini dan masa depan untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Standardisasi adalah penyesuaian


bentuk (ukuran, kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar) yang
ditetapkan yang menghasilkan pembakuan. Standardisasi merupakan bentuk
kata kerja yang berasal dari kata standar. Kata standar sendiri berasal dari
bahasa Perancis Kuno yang artinya titik tempat berkumpul, yang kemudian
diserap oleh bahasa inggris sebagai kata standard (Pengantar standarisasi,
2009). Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk
tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang

6
berkaitan dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, dan
lingkungan.

Standardisasi adalah usaha bersama dari pihak yang berkaitan untuk


membentuk standar yang baku. Proses merumuskan, menetapkan, menerapkan,
dan merevisi standar munculah standarisasi. Pengertian standardisasi juga
dirumuskan oleh lembaga standardisasi internasional. International
Organization for Standardization (ISO) secara bersama merumuskan pengertian
mengenai standardisasi.

“Standardization… (The) activity of establishing, with regard to actual or


potential problems, provisions for common and repeated use, aimed at the
achievement of the optimum degree of order in a given context.” (Pengantar
Standardisasi, 2014:12).

2.4 Standar Minimal Laboratorium Secara Umum

Laboratorium yang mengikuti sistim manajemen mutu antara lain SNI


ISO IEC 17025:2008, SNI ISO 9001:2015, CWA 15793:2008 pasti harus
memenuhi persyaratan baik persyaratan manajemen maupun persyaratan
teknis. Persyaratan teknis terkait dengan bahasan ini diantaranya adalah
persyaratan terkait dengan fasilitas sarana/prasarana baik secara fisik, proses
dan jasa pendukung serta lingkungan kerja, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kondisi Akomodasi
Kondisi Akomodasi merupakan kondisi dari fasilitas yang bersifat fisik
yang ada dalam suatu organisasi yang diperlukan untuk berjalannya proses
yang merupakan tugas utama dari organisasi tersebut.
a. Fasilitas sarana /prasarana yang bersifat fisik yaitu gedung/bangunan,
ruang pengujian/ruang kerja dan sarana penting terkait lainnya (misalnya
furniture)
b. Fasilitas bersifat proses baik perangkat keras maupun perangkat lunak
yaitu peralatan pengujian atau peralatan produksi, bahan uji atau bahan
untuk proses produksi, sistim drainase, alur /mekanisme keluar masuk
pekerja, agen biologic dll.
c. Fasilitas jasa pendukung yaitu sarana angkutan, informasi, komunikasi

7
2) Kondisi Lingkungan
Kondisi Lingkungan merupakan suatu kondisi yang diperlukan
dalam pengujian atau proses produksi untuk mencapai suatu kesesuaian
hasil/tujuan produksi sesuai metode /mutu yang dipersyaratkan yang dapat
mempengaruhi hasil yang akan dicapai, misalnya debu, ventilasi,
kebisingan /tingkat bunyi dan getaran, daya elektromagnetik, radiasi,
kelembaban, daya listrik, suhu, pencahayaan atau cuaca dll.
Kondisi lingkungan yang harus diciptakan berbeda berdasarkan tipe
laboratorium, yang dibagi menjadi 2 tipe, yaitu lanoratorium kering dan
laboratorium basah. Laboratorium kering merupakan ruang laboratorium
tempat bekerja atau penyimpanan bahan, barang atau peralatan elektronik
dan atau peralatan besar yang hanya memiliki sedikit pipa untuk
melaksanakan pengujian. Yang termasuk ke dalam definisi ini adalah
laboratorium analitik, dimana jenis laboratorium ini memerlukan akurasi
dalam kondisi suhu ruang, pengendalian kelembaban, debu dan kebersihan
ruang. Sedangkan yang dimasukkan ke dalam definisi laboratorium basah
adalah laboratorium yang melakukan pengujian serta analisa atas bahan
kimiawi, obat-obatan atau bahan lain atau bahan biologik. Laboratorium
basah membutuhkan air, ventilasi langsung dan perlengkapan pipa yang
khusus pada peralatan laboratorium yang digunakan untuk pengujian.
Laboratorium harus diperlengkapi dengan alat pengendali iklim dan
ventilasi. Suhu dan kelembaban dalam laboratorium harus tetap dijaga
sesuai dengan batas nilai yang diperlukan oleh setiap alat untuk melakukan
uji dan spesifikasi operasional alat yang disebutkan oleh pabrikan. Namun
lingkungan pekerjaan yang nyaman umumnya ada pada suhu 20-25 ºC dan
kelembaban relative 35-50% (tergantung atas wilayah
geografisnya). Secara umum, area tempat bekerja harus bebas dari suhu
ekstrim yang berbahaya terhadap kesehatan atau yang mempengaruhi
operasional yang aman.

8
Area tempat bekerja, area persediaan bahan dan area tempat berisitirahat
harus bebas dari bau-bauan yang berbahaya. Harus ada prosedur untuk
pengendalian debu dan partikel asing lainnya.

1.5 Standar Minimal Laboratorium Biologi

Standar laboratorium biologi sesuai dengan Permendibud no. 004/H/AK/2017


tetang perangkat akreditasi SMA/MA meliputi;

a) Ruangan laboratorium biologi:

• Memenuhi luas minimum ruangan

Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan


prasarana sekolah menyatakan bahwa rasio minimum ruangan laboratorium biologi
2,4m2/siswa. Untuk belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas
minimum laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18
m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m dan memiliki fasilitas yang
memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca dan mengamati objek
percobaann. Luas lantai laboratorium yang berfungsi untuk penunjang pengajaran
(praktikum) diperlukan 3,5 – 4 m2 untuk setiap siswa. Sebagai contoh untuk
kapasitas 50 orang memperluas 200 m 2. Luas yang memadai akan memberikan
kenyamanan siswa bekerja dalam praktikum dan guru mudah mengawasi dan
membimbing praktikum (Munandar, 2012:16)

• Menampung 1 rombel

Ruang laboratorium Biologi minimum bisa menampung satu rombel (satu


kelas) dengan siswa ±20 orang. Laboratorium IPA minimal memiliki ruang praktik,
ruang penyimpanan dan persiapan. Fasilitas yang seharusnya tersedia minimal
terdapat cahaya yang memadai dalam ruangan untuk membaca dan melakukan
observasi pada obyek percobaan, dan terdapat air yang bersih.

b) Sarana laboratorium biologi

9
• Penerangan, harus memiliki pengaturan penerangan yang dapat diubah-
ubah.
• Ventilasi, penggunaan bahan kimia yang mudah menguap akan meracuni
siswa jika tidak ada sirkulasi udara, ventilasi tidak cukup, maka ditambah
kipas penyedot untuk mengoptimalkan sirkulasi udara.
• Air, pasokannya cukup dan kualitasnya baik, karena jika tidak akan
mempercepat kerusakan alat logam. Pembuangan pun harus diperhatikan,
lakukan pengenceran untuk bahan asam kuat, basa kuat, dan bahan korosif
sebelum dibuang dalam saluran.
• Bak Cuci, terbuat dari porselain, beton atau stainless stell.
• Lengkapi pula dengan saringan, agar tidak membuat mampet saluran.
• Listrik, pasang instalasi untuk mendukung alat lab elektronik. Cek selalu
secara berkala tegangannya agar tetap stabil, dan periksa kondisi
instalasinya.
• Mebelair, meja siswa memiliki tinggi 70-75 cm, meja guru harus lebih
tinggi, meja samping dibuat dari beton untuk menyimpan alat-alat yang
tidak usah dipindah-pindah/ permanen.

c) Pengelolaan laboratorium secara maksimal

Pengelolaan laboraturium adalah proses pendayagunaan sumber daya


secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara
optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan
laboraturium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratirium
(bangunan, peralataan laboraturium, specimen biologi, bahan kimia), dan aktifitas
yang dilaksanakan di laboraturium yang menjaga keberlanjutan fungsinya (Tawil,
2006:241).

d) Kondisi laboratorium biologi

1) Terawat baik

Kondisi laboratorium yang terawat baik biasanya mencakup hal-hal seperti


kebersihan yang terjaga, peralatan yang teratur dan terawat, pengaturan yang sesuai

10
untuk penyimpanan bahan kimia, dan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan
yang ketat.

2) Bersih dan nyaman

Kondisi laboratorium yang bersih dan nyaman biasanya melibatkan kebersihan


ruangan yang terjaga dengan baik, area kerja yang terorganisir dengan baik,
peralatan yang teratur dan bersih, serta ventilasi yang baik untuk menjaga udara
segar dan nyaman bagi para pengguna laboratorium.

BAB III

PENUTUP

11
3.1 Kesimpulan

Standar minimal laboratorium dalam konteks yang lebih spesifik, namun


secara umum, standar minimal laboratorium merujuk pada pedoman atau
persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh suatu laboratorium untuk
memastikan kualitas dan keamanan operasionalnya.

Dalam konteks ilmiah dan penelitian, standar minimal laboratorium dapat


mencakup aspek keamanan, etika penelitian, pemeliharaan peralatan, pengelolaan
sampel, dan pelaporan hasil. Adopsi standar minimal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa eksperimen dan penelitian yang dilakukan di laboratorium
dapat diandalkan, dapat direplikasi, dan mematuhi prinsip-prinsip etika.

Dengan mematuhi standar minimal laboratorium, risiko terjadinya kecelakaan atau


kontaminasi dapat diminimalkan, serta integritas dan keandalan hasil penelitian
dapat dijaga. Ini penting untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan fondasi yang kuat, sekaligus memastikan keamanan dan
kesehatan semua yang terlibat dalam proses penelitian di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

12
Adilah, Mutiara dkk. (2021). Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi Sekolah
Menengah Atas(SMA) di Kota Pontianak. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA,
21(2), 195-207

Mastika, I Nyoman dkk. (2014). Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi


dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota Denpasar. e-journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4

Hayati, Astita. (2021). Evaluasi Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA
Di Sekolah Model SMA Negeri 7 Bengkulu Selatan. Jurnal Manajer
Pendidikan, 14(2), 60-65

Qonitat M.L, A. P. (2018). Standar Laboratorium Biologi SMA Muhamadiyah 2


Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018. Seminar nasional pendidikan
biologi dan saintek, 465-468.

13

Anda mungkin juga menyukai