Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MANEJEMEN LABORATORIUM
“PEMELIHARAAN DAN PEMISAHAN LABORATORIUM”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 11
MERLIN OBERTINA TIOTOR
NIM: 17 3145 353 154
ST. FATIMAH INDAHSARI
NIM: 17 3145 353 157
FAISAL MUSLIMIN
NIM: 17 3145 353 158

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena hanya
dengan rahmat dan karunia-NYA, kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah
Manejemen Laboratorium dengan membahas tentang “Pemeliharaan dan
Pemisahan Laboratorium” dalam bentuk makalah sesuai dengan waktunya.
Kami selaku mahasiswa sangat berterima kasih atas kontribusi dosen
Manejemen Laboratorium dalam menyampaikan materi-materi terlebih materi
,sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dengan melakukan pengkajian
melalui pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelebihan
oleh karena itu penyusun sangat berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan dating dan penyusun
sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
pembaca dan penyusun.

Makassar, 29 Maret 2020


Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN ....................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LABORATORIUM ................................................3
B. FUNGSI LABORATORIUM............................................................3
C. JENIS-JENIS LABORATORIUM....................................................5
D. PEMELIHARAAN LABORATORIUM...........................................5
E. TUJUAN DAN SISTEM PERAWATAN LABORATORIUM...............9
F. PENGELOLA PERAWATAN LABORATORIUM.........................10
G. SUMBER DAYA SISTEM PERAWATAN LABORATORIUM....10
H. TATA RUANG LABOTATORIUM.................................................13

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN .................................................................................15
B. SARAN .............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................16


LAMPIRAN FOTO ANGGOTA KELOMPOK.......................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. . LATAR BELAKANG
Laboratorium pendidikan merupakan unit penunjang akademik pada
lembaga pendidikan, untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan
metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat. (Sutrisno. 2016)
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mem¬pertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan
siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium,
perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar
peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi.
Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel atau
memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak atau
kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum para siswa.
(Adelberg 2015)
B. RUMUSAN MASALAH                                     
1. Apa itu laboratorium?
2. Apa saja fungsi dari laboratorium?
3. Apa saja Jenis Laboratorium?
4. Bagaimana cara pemeliharaan/perawatan Laboratorium?
5. Apa tujuan dan Sistem Perawatan Laboratorium?
6. Bagaimana cara mengelolah Perawatan Laboratorium?
7. Apa Saja Sumber Daya Sistem Perawatan Laboratorium?
8. Bagaimana cara tata ruangan Laboratorium?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui pengertian Laboratorium
2. Untuk Mengetahui Fungsi Laboratorium
3. Untuk Mengetahui Jenis Laboratorium

1
4. Untuk Mengetahui cara pemeliharaan/perawatan Laboratorium
5. Untuk Mengetahui tujuan dan Sistem Perawatan Laboratorium
6. Untuk Mengetahui cara mengelolah Perawatan Laboratorium
7. Untuk Mengetahui Sumber Daya Sistem Perawatan Laboratorium
8. Untuk Mengetahui cara tata ruangan Laboratorium

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LABORATORIUM
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan
masyarakat. Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya
pelayanan kesahatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan curative,
bahkan promotif dan rehabilitative.
Dalam perkembangannya, kata 'laboratorium' mempertahankan arti
aslinya, yaitu sebagai 'tempat bekerja', tetapi khusus untuk keperluan
penelitian ilmiah.Saat ini, laboratorium banyak dijumpai di berbagai
tempat, seperti rumah sakit, apotik, poliklinik, pabrik, proyek-proyek
besar, dan lembaga pendidikan. Masing-masing laboratorium itu
mempunyai fungsi dan tugas yang tidak sama, sehingga bila didefinisikan
akan menghasilkan definisi yang berbeda.
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau
bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan
dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat. (PERMENPAN No. 3 Tahun 2010)
B. FUNGSI LABORATORIUM
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses
pendidikan adalah sebagai berikut:

3
1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan
intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji
gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan
bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media
yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran
ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah
seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan
pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari
laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Laboratorium sebagai sumber belajan
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali,
diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium
sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan
percobaan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri
dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah
keterampilan/afektif.
2. Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran
yakni metode percobaan dan metode pengamatan
3. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses
pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi
dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi
yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan
percobaan. (Kemenkes, 2017)

4
C. JENIS LABORATORIUM
Di sejumlah negara, ada 2 jenis laboratorium yang memproses
sebagian besar spesimen medis. Laboratorium rumah sakit ada di rumah
sakit, dan melakukan tes pada pasien. Laboratorium swasta (atau
masyarakat) menerima sampel untuk dianalisis dari dokter umum,
perusahaan asuransi, dan klinikus kesehatan lainnya, yang juga dapat
disebut sebagai laboratorium rujukan di mana tes yang tidak umum dan
tak jelas dilakukan. (Amien, Moh. 2016)
Laboratorium kesehatan terdiri dari :
a. Laboratorium klinik
b. Laboratorium kesehatan masyarakat
Untuk uji yang amat khusus, sampelnya bisa masuk ke laboratorium
MIPA maupun riset.
Banyak sampel yang dikirim antara laboratorium yang berbeda
untuk tes-tes yang tidak umum, yang lebih efektif ongkosnya jika sebuah
laboratorium khusus mengkhususkan diri pada tes yang jarang, menerima
spesimen (dan uang) dari laboratorium lain, bila mengirimkan uji tak dapat
dilakukan.
D. PEMELIHARAAN LABORATORIUM
Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil
besar dalam menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam
laboratorium. Pemeliharaan alat-alat laboratorium secara berkala dapat
mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih dini.
Begitu juga dengan kebersihan laboratorium. Biasanya, laboratorium
merupakan tempat bertemunya cairan-cairan tubuh manusia yang
mengandung beberapa jenis penyakit dari spesimen tersebut, dan tujuan
menjaga kebersihan laboratorium ini adalah untuk mencegah bibit-bibit
penyakit yang terdapat pada jenis spesimen yang di teliti tertular kepada
para pekerja. Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan
peralatan laboratorium:

5
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan
bersih terlebih dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan
laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat menimbulkan
bibit-bibit penyakit.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti
bahan-bahan kimia kembalikan pada lemari yang telah tersedia
3.  Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan
antiseptik agar meja tersebut tetap steril dan bebas dari kuman
penyakit
4. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti
tabung reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap
untuk digunakan kembali.
5. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada
alat yang memerlukan perbaikan.
6. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat
tersebut dalam kondisi buruk.
7. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan
agar menjaga kestabilan alat tersebut.
8. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus
listrik jika alat tersebut tidak di gunakan kembali.
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik
dan siap pakai. Didalam kaitannya dengan perawatan peralatan
laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau
pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik,
siap beroperasi.
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan
perawatan tidak terencana. Secara jelas dapat dilihat di bawah ini:
1. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang
diprogramkan, diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan

6
dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring
dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua,
yakni: perawatan terencana yang bersifat pencegahan atau
perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat
korektif.
2. Perawatan preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat
pencegahan, adalah sistem perawatan peralatan laboratorium
yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan
peralatan laboratorium
3. Perawatan korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat
koreksi, yakni sistem perawatan peralatan laboratorium yang
secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan
untuk mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi
standar, sehingga dapat berfungsi normal.
4. Perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang
bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan
tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi
adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak direncanakan
sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.  Perawatan
yang sesuai dengan bahan dasar pembuatan alat. Mengetahui
bahan dasar  gelas beker, tahan terhadap pemanasan atau tidak.
Alat yang terbuat dari logam atau besi segera dibersihkan atau
dilakukan perawatan sesudah dipakai agar tidak timbul karat,
misalnya memberikan minyak ringan

7
5. Peralatan yang sesuai dengan berat
Alat–alat yang berat harus disimpan dibagian paling bawah,
sedangkan peralatan yang ringan dapat diletakkan pada bagian
atasnya.
6. Perawatan yang sesuai degan kepekaan alat  terhadap pengaruh
lingkungan.
Seperti pada alat- alat optik, lensa,cermin, dan teropong
diletakkan pada ruangan yang tidak lembab atau diberi lampu
neon sehingga suhu lembab tersebut diserap panas dari lampu.
7. Perawatan Alat terhadap pengaruh Bahan Kimia
Laboratorium fisika harus dilengkapi dengan almari asam
walaupun tidak mengharuskan karena sesuai dengan sandar
operasi pengelolaan.
8. Perawatan  alat dalam  bentuk set
Peralatan yang berbentuk set disusun kembali ke tempat
semula, sesuai ruang dalam kit (menurut petunjuk gambar
susunan kit) jangan menempatkan salah satu peralatan kit diluar
kotak kit.
Perawatan alat-alat laboratorium juga yang dapat dilakukan oleh
seorang praktikan, tidak hanya seorang tenaga perawat laboratorium.
Berikut beberapa perawatan yang dapat dilakukan oleh praktikan:
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan
bersih terlebih dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan
laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat menimbulkan
bibit-bibit penyakit.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti
bahan-bahan kimia kembalikan pada lemari yang telah tersedia.
3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik
agar meja tersebut tetap steril dan bebas dari kuman penyakit.

8
4. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti
tabung reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap
untuk digunakan kembali.
5. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada
alat yang memerlukan perbaikan.
6. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat
tersebut dalam kondisi buruk.
7. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan
agar menjaga kestabilan alat tersebut.
8. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus
listrik jika alat tersebut tidak di gunakan kembali.
E. TUJUAN DAN SISTEM PERAWATAN LABORATORIUM
Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang
mencakup:
1. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara
optimal
2. Memperpanjang umur pemakaian
3. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
4. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
5. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
6. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
7. Menghindari terjadinya kerusakan fatal
Dalam perawatan Laboratorium,sebelum penyusunan jadwal dan
rencana kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:
1. Obyek laboratorium yang akan dirawat
2. Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan.
3. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan
biaya perawatan.

9
F. PENGELOLAH PERAWATAN LABORATORIUM
Sebagai obyek laboratorium yang perlu dilakukan perawatan
diantaranya adalah:
1. Ruang laboratorium, termasuk kebersihan lantai, kelembaban,
ventilasi, penerangan
2.   Perabot atau meubeler laboratorium, seperti almari, meja
percobaan, meja kerja,rak, kursi.
3. Peralatan administrasi dan dokumentasi laboratorium, seperti
komputer, danfilenya, buku-buku manual.
4. Sumber jaringan listrik, stop kontak, sekring, lampu.
5. Training obyek dan perlatan dan mesin-mesin pelatihan.
6. Aparatur dan perlengkapan percobaan.
7. Instrumen dan alat-alat ukur
8. Spesimen dan bahan-bahan untuk praktikum.
G. SUMBER DAYA SISTEM PERAWATAN LABORATORIUM

Tenaga laboran atau teknisi mempunyai tanggung jawab dalam


merawat laboratorium yang dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran
atau teknisi adalah melaksanakan perawatan laboratorium yang meliputi
pekerjaan menjaga, menyimpan, membersihkan, memelihara, memeriksa,
menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan
penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak.

1. Tenaga perawat (man)


Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah
parah, dan perbaikannya juga memerlukan kemampuan profesional
yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar.
Misalnya untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur
elektronik, yang konstruksinya sangat rumit. Untuk pekerjaan
perawatan yang ringan dan rutin dapat melibatkan siswa praktikan.
Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik,
menjaga kebersihan peralatan, membantu dalam penyimpanan

10
peralatan. Untuk keperluan pencegahan terhadap kemungkinan
kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus sebagai upaya
pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat peraturan dan tata tertip
penggunaan peralatan di laboratorium
2. Biaya perawatan (money)
Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang
dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan
dibutuhkan untuk berbagai hal, antara lain:
a. Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun,
carbol, kain lap perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur,
dan sebagainya.
b. Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur
baut, lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya.
c. Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat,
sulak, kuas, solder, tang obeng, gunting, dan sebagainya.
d.  Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila
pekerjaan perawatan terpaksa harus mengundang pihak luar,
misalnya ahli computer
Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan
anggaran, sehingga tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara
rutin.
1. Bahan Perawatan (Materials)
Bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium.
Bahkan untuk pekerjaan perawatan ini harus tersedia dengan
jumlah yang memadai, karena bahan ini merupakan salah satu
sumber daya yang sangat urgen untuk merawat semua peralatan
laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan
peralatan laboratorium, antara lain:
a. Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti:sabun, carbol,
kain lap, thinner, bahan pembersih alat-alat laboratorium,

11
tempat sampah, kantong plastik, dan bahan pembersih
lainnya.
b. Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak
pelumas, bahan pelapis, bahan pelindung, pembungkus,
pupuk tanaman dan makanan hewan pada laboratorium
Biologi, pembasmi serangga, dan sebagainya
c. Suku cadang, seperti: seperti: kran air, kabel, mur baut,
lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya.
2. Peralatan Perawatan ( Machines )
Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya
yang sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan
laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan
perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya
program perawatan peralatan laboratorium. Peralatan untuk
pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas
yang dirawat serta jenis kegiatan perawatannya. Peralatan
perawatan laboratorium antara lain meliputi peralatan untuk:
a. Peralatan penyimpanan, misalnya almari, rak,
b. Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis,
c. Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
d. Peralatan penyetelan kembali,
3. Waktu Perawatan ( Minutes )
Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat
dilihat dari tersedianya kesempatan atau waktu bagi pihak yang
dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan
kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk
melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek yang
dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium
dapat ditetapkan.
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan
alat‐alat praktikum. Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami

12
petunjuk penggunaan alat itu Perhatikan dan patuhi peringatan (warning)
yang biasa tertera pada badan alat Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat
praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut hanya untuk aktivitas yang
sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar
fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat
tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
 Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah
alat‐alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan
alat praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan
praktikan
 Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari
benda/ logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut
 Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,
goresan atau sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang
digunakan
H. TATA RUANG LABORATORIUM
Jenis ruang laboratorium Setiap jenis laboratorium memiliki ruangan
sebagai berikut:
1. Ruang pengelola laboratorium
2. Ruang praktik peserta didik
3. Ruang kerja dan persiapan dosen
4. Ruang/ tempat penyimpanan alat
5. Ruang/ tempat penyimpanan bahan
Bentuk ruang Bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau
mendekati bujur sangkar atau bisa berbentuk persegi panjang. Bentuk bujur
sangkar memungkinkan jarak antara dosen dan peserta didik dapat lebih dekat
sehingga memudahkan kontak antara dosen/ instruktur dan peserta didik. .
(Kemenkes, 2017)
Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan, yaitu:

13
1. 1 (satu) orang peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m2.
2. Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar 1,7
meter untuk memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat dan peserta
didik di laboratorium
3. Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak kurang
dari 1,5 meter sehingga peserta didik dapat bergerak leluasa pada
waktu bekerja dan pada waktu pindah atau memindahkan alat (bahan)
dari satu tempat ke tempat lain.
4. Luas ruangan penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan jenis
alat/ bahan yang ada disetiap jenis pendidikan
5. Fasilitas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan teknis masing-
masing.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium
(disingkat lab) adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi
dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu
untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran,
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu. Jadi
Laboratorium dibedakan sesuai bidang keilmuan yang dipelajari.
B. SARAN
Disarankan kepada praktikan / laboran agar tetap menjaga dan
memelihara peralatan Laboratirium sesuai dengan peraturan yang sudah
ada

15
DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. 2016. Buku Pedoman dan Petunjuk Praktikum (General Science)


Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdikbud.
Sutrisno. 2016. Laboratorium Fisika sekolah; Bandung. UPI
Kemenkes, 2017 Badan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan Pusat
pendidikan SDM kesehatan. Jakarta: Kementrian kesehatan RI

16
LAMPIRAN FOTO ANGGOTA KELOMPOK 11

MERLIN OBERTINA TIOTOR ST FATIMAH INDAHSARI

FAISAL MUSLIMIN

17
18

Anda mungkin juga menyukai