Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS SRANDARISASI LABORATORIUM BIOLOGI DALAM

PROSES PEMBELAJARAN DI SMA KOTA MALANG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen


Laboratorium Sekolah, Dosen Pengampu: Dr. Sulisetijono, M.Si
dan Dr. Sueb, M. Kes

Oleh :
Kelompok 8
Ariadna Safitri (200341864460)
Racy Rizky Abdillah (200341862528)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal
makalah riset yang berjudul “Analisis Srandarisasi Laboratorium Biologi Dalam
Proses Pembelajaran Di SMA Kota Malang ” ini dengan lancar dan sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
Ucapan terimakasih kami berikan kepada bapak Dr. Sulisetijono, M.Si dan Dr.
Sueb, M. Kes., sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Laboratorium
Sekolah yang telah memberi saya kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai
pedoman, acuan, dan sumber belajar, dan untuk kepada pihak-pihak lain yang ikut
membantu dalam menyempurnakan makalah ini.
Saya selaku penulis sadar bahwa penulisan proposal makalah riset ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
siapa saja yang mencintai ilmu pengetahuan dan pendidikan. Amin Ya Robbal
Alamin.

Malang, 20 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB II METODE PENELITIAN..............................................................................5
A. Rancangan Penelitian...................................................................................5
B. Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................................5
C. Populasi dan Sampel.....................................................................................5
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................6
E. Instrumen Penelitian.....................................................................................6
F. Teknik Analisis Data....................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
LAMPIRAN..............................................................................................................13

ii
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu ilmu yang memiliki arti penting bagi pendidikan
di sekolah. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga biologi bukan hanya penguasaan tentang kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Oleh karena itu pembelajaran biologi harus ditekankan pada
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
menjelajahi alam sekitar secara alamiah. Mempelajari biologi menjadi kurang optimal
apabila tidak ditunjang dengan pengalaman nyata kepada siswa, salah satunya dengan
praktikum [1]
Laboratorium berasal dari kata laboratori yang memiliki pengertian yaitu : (1)
tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains
atau melakukan pengujian dan analisis (2) bangunan atau ruangan yang dilengkapi
peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran (3)
tempat memproduksi bahan kimia atau (4) tempat kerja untuk melangsungkan
penelitian (5) ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen
bidang studi sains (kimia, fisika, biologi) [2].
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukan kegiatan percobaan dan penelitian.
Tempat ini dapat merupakan ruangan yang tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Pada
pembelajaran Biologi siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran yang diberikan
guru mata pelajaran tertentu, tetapi ia harus melakukan kegiatan sendiri untuk
mendapatkan dan memperoleh imformasi lebih lanjut tentang ilmu pengetahuan di
laboratorium. Dengan laboratorium di harapkan proses pembelajaran dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Melihat hal ini pemerintah telah membangun
laboratorium-laboratorium IPS/Biologi di sekolah-sekolah dilengkapi dengan
peralatan dan fasilitasnya [3]. Laboratorium dalam proses pembelajaran digunakan
untuk mencapai berbagai tujuan. Tujuan kognitif berhubungan dengan belajar konsep-
konsep ilmiah, proses pengembangan keterampilan, dan meningkatkan pemahaman
tentang metode ilmiah. Tujuan-tujuan praktis berhubungan dengan pengembangan
ketrampilan-ketrampilan dalam melakukan pelatihan IPA, analisis data,
5

berkomunikasi dan keterampilan-keterampilan dalam bekerjasama antar kelompok.


Tujaun afektif berhubungan dengan motivasi terhadap sains, tanggapan dan
kemampuan dalam memahami lingkungan sekitar [4].
Laboratorium memiliki 2 fasilitas penunjang dalam melaksanakan fungsinya
fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat
digunakan oleh semua pemakai laboratorium seperti penerangan, ventilasi, air, bak
cuci, aliran listrik, dan berrbagai peralatan seperti meja siswa, meja guru, kursi, papan
tulis, lemari alat, lemari bahan, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain – lain
[7]. Jika membicarakan mengenai fungsi laboratorium dalam pendidikan maka:
sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, mengembangkan keterampilan motorik siswa, mengembangkan
keterampilan siswa dalam mempergunakan alat-alat laboratorium dengan baik,
memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
suatu objek dalam lingkungan alam dan social serta menjadi tempat untuk melatih
peserta didik dalam bersikap cermat, sabar, jujur, kritis dan cekatan [8]. Laboratorium
perlu dikelola terlebih dahulu sebelum dipergunakan maupun dimanfaatkan oleh para
penggunanya sehingga membantu dan memudahkan guru bidang studi IPA/Biologi
dan siswa sendiri dalam penggunaan laboratorium.
Pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu adanya perencanaan,
penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan. Pada
dasarnya pengelolaan laboratorium adalah tanggung jawab bersama baik pengelola
maupun pengguna [9]. Manajemen pengelolaan laboratorium adalah salah satu
prasyarat utama untuk menjamin fungsi yang efektif untuk membangun laboratorium
yang layak dan baik untuk digunakan siswa. Oleh karena itu, pengelolaan manajemen
untuk laboratorium menjadi sangat penting dan harus menjadi menjadi salah satu
perhatian utama [10].
Sumber daya manusia yang ada di laboratorium juga bertugas dalam pengelolaan
limbah di laboratorium. Mereka harus memastikan, limbah hasil praktikum tidak
terbuang ke sembarang tempat atau bahkan merugikan masyrakat yang ada di sekitar
sekolah, apalagi limbah yang mengandung bahan berbahaya [11]. Oleh karena itu,
disetiap laboratorium khususnya yang ada di sekolah perlu memiliki tempat
pembuangan limbah khusus yang nantinya bisa langsung meresap ke tanah atau
6

menyediakan saluran khusus untuk membuang limbah limbah tersebut. Untuk alat –
alat praktikum yang sekali pakai, hendaknya tim laboratorium menyediakan tempat
sampah khusus untuk sampah yang bias di daur ulang dan tidak bias di daur ulang
[12]. Tim laboratorium adalah bagian yang sangat penting bagi sekolah, perguruan
tinggi, maupun instansi yang bergerak di bidang sains. Tim laboratorium yang
meliputi kepala laboratorium dan staf yang ada di laboratorium merupakan salah satu
faktor penialaian kualitas laboratorium [13]. Selain itu, staf yang bekerja di
laboratorium harus merupakan orang orang yang terlatih dan berpengalaman dalam
bidang sains. Hal ini dikarenakan, keselamatan dan keamanan pada saat bekerja di
laboratorium merupakan tanggung jawab dari staf yang ada di laboratorium tersebut
[15]. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu menyeleksi orang orang yang bekerja di
laboratorium, guna menghindari kecelakaan di laboratorium [16].Dari keseluruhan
pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Analisis Standarisasi Laboratorium Dalam Pembelajaran Biologi di SMA Kota
Malang"

B. Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana menejemen laboratorium Biologi di SMA Kota Malang?
2. Bagaimana standarisasi laboratorium Biologi Pada Pembalajaran di SMA Kota
Malang?

C. Tujuan Penelitian
Berikut adalah tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui menejemen laboratorium Biologi di SMA Kota Malang
2. Untuk mengetahui standarisasi laboratorium Biologi Pada Pembalajaran di
SMA Kota Malang?

D. Manfaat Penelitian
Berikut adalah manfaat dari penelitian ini yaitu :
Bagi Guru:
1. Dapat dijadikan masukan tentang pengelolaan laboratorium yang baik
mengenai perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi
7

pengelolaan laboratorium.
Bagi Sekolah:
1. dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pengelolaan
laboratorium di sekolah
Bagi Mahasiswa:
1. dapat dijadikan sumber referensi dalam mengembangkan penelitian tentang
pengelolaan laboratorium Biologi.
2. Memperluas wawasan mengenai pengelolaan laboratorium Biologi di SMA
3. Dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan teori menejemn laboratorium
8

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Di dalam penelitian ini, metode yang digunakan ialah metode kualitatif dan
kuantitatif (mix method). Metode kualititatif merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menjawab masalah – masalah penelitian yang berkaitan dengan
data berupa narasi/ deskriptif [17]. Metode kualitatif diterapkan dengan
melakukan observasi pada laboratorium Biologi sekolah yang akan diteliti,
sehingga data yang dihasikan ialah data deskriptif. Sedangkan metode
kuantitatifnya ialah dengan dilakukan pembagian angket/ quisioner kepada
kepala sekolah, guru Biologi, wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan wakil
kepala sekolah bagian sarana prasarana, kepala laboratorium beserta staff
laboratorium lalu menganalisis data yang didapatkan. Hal ini sesuai dengan
konsep metodologi penelitian yaitu metode penelitian kuantitatif dapat dilakukan
dengan melakukan penyebaran angket lalu selanjutnya menghitung data yang
telah didapatkan secara statistik [18].

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN se kota Malang, Jawa Timur pada bulan
Maret 2021.

C. Populasi dan Sampel


1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh SMAN se Kota Malang
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh,
populasi tersebut. Metode sampel yang digunakan adalah metode simple
random sampling yaitu melakukan pemilihan secara acak tanpa memperhatikan
strata pada populasi yang ada dalam penelitian. Adapun sample pada penelitian
9

ini ialah SMAN Laboratorium UM, SMAN 8 Malanag dan SMAN 2 Malang

D. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian kualitatif dilakukan dengan mengambil data melalui observasi
di lapangan, sesuai dengan pengalaman, pemahaman dan penilaian responden
tentang apa yang dialami, bukan apa yang diinginkan, sedangkan data kuantitatif
diperoleh dengan melakukan survey, yaitu melakukan pembagian
angket/kuesioner kepada kepala sekolah, guru Biologi, wakil kepala sekolah
bagian kurikulum dan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, kepala
laboratorium dan staff laboratorium.

E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar lembar
observasi serta lembar kuesioner (angket),
1. Observasi
Observasi menurut Arikunto [21] ialah observasi sebagai suatu aktivitas yang
sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan variabel yang dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Observasi non sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Metode observasi dalam penelitian ini yaitu pengamatan langsung dengan
mengggunakan instrumen pengamatan dan tidak mengajukan pertanyaan-
pertanyaan. Penggunaan metode ini diharapkan dapat memperkuat atau
memperkaya data yang diperoleh. Adapaun sasaran yang diobservasi meliputi:
standarisasi laboratoriumBiologi pada pembelajaran Biologi di SMA di kota
malang .
2. Kuesioner (angket)
Menurut Sugiyono [18], kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Bentuk angket yang digunakan yaitu angket dengan pertanyaan
10

tertutup. Menurut Riduan [20], angket tertutup merupakan angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai
dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda (x) atau tanda centang
(√). Dalam penelitian ini angket tertutup digunakan untuk standarisasi leboratorium
pada pembelajaran Biologi di SMA Kota Malang . Adapun skala pengukuran yang
digunakan dalam angket penelitian ini yaitu angket dengan skala Guttman,
merupakan angket dengan tipe jawaban tegas yakni “ya” atau “tidak” dengan
klasifikasi skor sebagai berikut:
Tabel 1. Skor Jawaban
Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
(Sugiyono,2010)

F. Teknik Analisis Data


Data ayang diperoleh pada penelitian ini adalah data kulitatif yang dianalisis
menggunakan analisis diskriptif dan data kuantitatif, maka teknik analisis data
menggunakan metode statistic yang telah tersedia [22]. Sebelum melakukan uji
hipotesis, data yang diperoleh harus berdistribusi normal dan mempunyai varian
yang homogen, oleh karena itu dilakukan uji inferensial. Sebelum uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti terdistribusi normal atau tidak, apakah data dari kedua kelompok
sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas menggunakan kriteria pengujian bahwa sampel penelitian
dikatakan berdistribusi normal jika nilai Kolmogrov Smirnov yang diperoleh >
0,05 berarti data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Kolmogrov
Smirnov yang diperoleh ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sampel
penelitian tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam
penelitian memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak. Kriteria
11

pengujian data ialah jika signifikansi yang diperoleh > α = 0,05, maka variansi
pada tiap kelompok data adalah sama (homogen), jika signifikansi yang
diperoleh ≤ α = 0,05, maka variansi pada tiap kelompok data adalah tidak
sama (tidak homogen).
Dalam penelitian ini teknik data yang digunakan adalah menghitung
frekuensi untuk mengetahui persentase tiap aspeknya dalam mendapatkan
gambaran mengenai sumbangan tiap–tiap aspek pada keseluruhan konteks
yang diteliti. Menurut Tulus Winarsunu [23], skor tersebut dirumuskan
sebagai berikut:

Dengan keterangan:
P = presentase
f = jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu
N = frekuensi total atau keseluruhan jumlah subjek
Selanjutnya hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus persentase
dijelaskan dengan skor persentase.Berikut langkah-langkah yang dilakukan :
1. Menentukan Skor Tertinggi dan Skor Terendah
Alternatif pilihan jawaban dari setiap item pertanyaan terdiri dari 2 jawaban,
sehingga: Skor tertinggi 1/1 × 100% = 100% dan Skor terendah = 0%
Jadi untuk angket dengan skala Guttman, skor terendah 0% dan skor tertinggi
100% sehingga ditentukan interval nilai sebagai berikut:
Tabel 2. Interval Nilai Angket Guttman
Interval Skor Kategori
81-100% Sangat Baik
61-80% Baik
41-60% Cukup
21-40% Kurang Baik
0-20% Tidak Baik

2. Untuk data yang berasal dari hasil observasi akan dijelaskan berdasarkan aspek-
aspek yang diteliti, selanjutnya dilakukan analisis dan diberikan kesimpulan.
12

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wen Yu Lee, Yhu Chin Lai and Hon Tsen, “Impact Of Biology Laboratory
Course On Student Science Performence And Views About Laboratory Course In
General: Innovative Measurements And Analyses,” Journal og biology Education,
DOI: 10.1080/00219266.2011. 634014, 2011.

[2] Gatechew, Gobaw, “Analysis Of Undergraduate Biology Laboratory


Manuals,” International Journal Of Biology Educatio, vol. 5, Issue 1. 2016.

[3] P.J Germann, S. Hanskin and S. Auls, “Analysis of Nine High School
Biology Laboratiry Manuals: Promoting Scientic Inqury”, Journal of Research in
Science Teaching, vol. 22 No. 55. 1996.

[4] N. Mastika, B.P Adnyana, dan I.G.N. Asung “Analisis Standarisasi


Laboratorium Biologi Dalam Pembelajaran Biologi di SMA Kota Denpasar ,”
Electronic Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 4,
2014.

[5] D. Susanti, W. Nilawati, U. R. Fitri, and H. Kurniawati, “The contribution of


physics media laboratory management towards physics education courses,” J. Phys.:
Conf. Ser., vol. 1521, p. 022031, Apr. 2020, doi: 10.1088/1742-6596/1521/2/022031.

[6] L. F. Siregar, D. N. Marpaung, and N. B. Sumanik, “Administration of High


Schol Chemistry Laboratory to Facilitate the Implementation of Practicum:,”
presented at the 3rd International Conference on Social Sciences (ICSS 2020),
Makassar, Indonesia, 2020, doi: 10.2991/assehr.k.201014.100.

[7] E. Casey and T. R. Souvignet, “Digital transformation risk management in


forensic science laboratories,” Forensic Science International, vol. 316, p. 110486,
Nov. 2020, doi: 10.1016/j.forsciint.2020.110486.

[8] Munarti and S. Sutjihati, “STANDAR SARANA PRASARANA


LABORATORIUM IPA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH BOGOR,”
PEDAGONAL, vol. 2, no. 1, 2018.
13

[9] D. P. Subamia, P. Artawan, and I. G. A. N. Sri Wahyuni, “ANALISIS


KEBUTUHAN TATA KELOLA TATA LAKSANA LABORATORIUM IPA SMP
DI KABUPATEN BULELENG,” Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 3, no. 2, 2014.

[10] Y. Zhiming, “Current status and future challenges of high-level biosafety


laboratories in China,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 1, no. 2, pp. 123–
127, Sep. 2019, doi: 10.1016/j.jobb.2019.09.005.

[11] K. Lin, M. Liu, H. Ma, S. Pan, H. Qiao, and H. Gao, “Laboratory biosafety
emergency management for SARS-CoV-2,” Journal of Biosafety and Biosecurity,
vol. 2, no. 2, pp. 99–101, Dec. 2020, doi: 10.1016/j.jobb.2020.08.001.

[12] T. Peng, C. Li, and X. Zhou, “Application of machine learning to laboratory


safety management assessment,” Safety Science, vol. 120, pp. 263–267, Dec. 2019,
doi: 10.1016/j.ssci.2019.07.007.

[13] S. A. Qasmi and B. A. Khan, “Review of biological waste management in


research, biomedical, and veterinary laboratories in Karachi, Pakistan,” Journal of
Biosafety and Biosecurity, vol. 1, no. 2, pp. 100–104, Sep. 2019, doi:
10.1016/j.jobb.2019.08.004.

[14] L. Guan et al., “Thinking on Status and Suggestions for University Biology
Laboratory Staff under the Teaching Reform Background,” vol. 61, p. 6.

[15] G. Lima-Oliveira, W. Volanski, G. Lippi, G. Picheth, and G. C. Guidi, “Pre-


analytical phase management: a review of the procedures from patient preparation to
laboratory analysis,” Scandinavian Journal of Clinical and Laboratory Investigation,
vol. 77, no. 3, pp. 153–163, Apr. 2017, doi: 10.1080/00365513.2017.1295317.

[16] Y. Huang, J. Huang, H. Xia, Y. Shi, H. Ma, and Z. Yuan, “Networking for
training Level 3/4 biosafety laboratory staff,” Journal of Biosafety and Biosecurity,
vol. 1, no. 1, pp. 46–49, Mar. 2019, doi: 10.1016/j.jobb.2018.12.004.

[17] D. Strijker, “Research methods in rural studies: Qualitative, quantitative and


mixed methods,” Journal of Rural Studies, p. 9, 2020.
14

[18] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabetha, 2010.

[19] Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabetha, 2016.

[20] Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabetha, 2006.

[21] S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, 15th ed. Jakarta: Rineka
Cipta, 2013.

[22] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.


Yogyakarta: Bumi Aksara, 2016.

[23] T. Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:


UMM Publisher, 2009.
15

Anda mungkin juga menyukai