Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PENGELOLAAN LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Laboratorium Sekolah,


Dosen Pengampu: Dr. Sulisetijono, M.Si dan Dr. Sueb, M. Kes

Oleh :
Kelompok 3
Andi Basliahwanti Murti (200341862537)
Widyarti Az Zahra (200341862518)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal makalah riset
yang berjudul “Analisis Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di
Sekolah Menengah Pertama Negeri Provinsi Sulawesi Selatan” ini dengan lancar dan
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Ucapan terimakasih kami berikan kepada bapak Dr. Sulisetijono, M.Si dan Dr. Sueb,
M. Kes., sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Laboratorium Sekolah yang
telah memberi saya kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan, dan
sumber belajar, dan untuk kepada pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam
menyempurnakan makalah ini.
Saya selaku penulis sadar bahwa penulisan proposal makalah riset ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga
Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai
ilmu pengetahuan dan pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Malang, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................4
BAB II METODE PENELITIAN..............................................................................................5
A. Rancangan Penelitian.......................................................................................................5
B. Waktu dan Lokasi Penelitian..........................................................................................5
C. Populasi dan Sampel........................................................................................................5
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................6
E. Instrumen Penelitian........................................................................................................6
F. Teknik Analisis Data........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
LAMPIRAN.................................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran yang hanya mengacu pada teori-teori tanpa adanya proses ilmiah akan
berdampak pada kualitas pendidikan anak dan sikap ilmiahnya. Terkait dengan karakteristik
pembelajaran IPA yang mengharuskan peserta didik memiliki pengalaman dan kemampuan
dalam melakuakn kegiatan yang berorientasi pada sikap ilmiah, maka proses ilmiah penting
untuk dilakukan di dalam proses pembelajaran IPA [1].
Mata pelajaran IPA memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah terhadap
teori dan pengetahuan yang dipelajari, IPA juga terkait erat dengan pengembangan
keterampilan proses sains, karena belajar IPA harus sesuai dengan hakikat IPA sebagai
produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada
penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah, seperti yang disyaratkan dalam kurikulum 2013
dengan menggunakan pendekatan scientific [2]. Dengan adanya laboratorium, maka
diharapkan proses pembelajaran IPA yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, dan menyajikan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin [3].
Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik akan
menjadikan siswa mampu memahami dan menerapkan ilmunya. Praktikum merupakan salah
satu pendekatan dalam pembelajaran saintifik.Praktikum dapat memvisualisasikan hal-hal
yang abstrak menjadi nyata agar siswa lebih memahami konsep [4]. Laboratorium
menciptakan tujuan pendidikan sains termasuk meningkatkan pemahaman konsep sains,
penerapannya dalam keterampilan ilmiah, pemecahan masalah, pemikiran ilmiah, dengan
dilakukannya praktikum di laboratorium, pemahaman siswa dapat meningkat dan
memberikan minat serta motivasi kepada siswa dalambelajar sains [5].
Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila sekolah memberikan fasilitas penunjang guna
memperlancar proses belajar mengajar. Fasilitas bila dikaitkan dengan pendidikan dapat
berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan pendidikan. Salah
satu sarana prasarana yang disedikan oleh sekolah guna memperkuat pemahaman siswa
mengenai materi tertentu ialah laboratorium [6].

1
2

Laboratorium yang baik, disamping harus memenuhi kelengkapan peralatan juga harus
memperhatikan fasilitas penunjang meliputi fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium seperti
penerangan, ventilasi, air, bak cuci, aliran listrik, dan berrbagai peralatan seperti meja siswa,
meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dan lain – lain [7]. Secara umum, fungsi laboratorium dalam proses pendidikan
adalah: sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, mengembangkan keterampilan motorik siswa, mengembangkan
keterampilan siswa dalam mempergunakan alat-alat laboratorium dengan baik, memberikan
dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari suatu objek dalam
lingkungan alam dan social serta menjadi tempat untuk melatih peserta didik dalam bersikap
cermat, sabar, jujur, kritis dan cekatan [8]. Laboratorium digunakan sebagai sumber belajar
oleh karena itu, akan lebih baik apabila dikelola terlebih dahulu sebelum dipergunakan
maupun dimanfaatkan oleh para penggunanya. Adanya pengelolaan dapat membantu dan
memudahkan guru bidang studi IPA maupun siswa dalam penggunaan laboratorium.
Pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu adanya perencanaan, penataan,
pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan. Pada dasarnya pengelolaan
laboratorium adalah tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna [9].
Manajemen pengelolaan laboratorium adalah salah satu prasyarat utama untuk menjamin
fungsi yang efektif untuk membangun laboratorium IPA yang layak dan baik untuk digunakan
siswa khususnya siswa SMP. Oleh karena itu, pengelolaan manajemen untuk laboratorium IPA
menjadi sangat penting dan harus menjadi menjadi salah satu perhatian utama [10]. Hal ini
dapat dilihat pada manajemen pengelolaan laboratorium yang ada di negara maju seperti China
dan Perancis, dimana mereka memberlakuan standar keamanan dan memastikan berfungsinya
laboratorium keamanan hayati tingkat tinggi secara efektif. Mereka juga memastikan bahwa
staf yang bekerja di laboratorium tersebut merupakan orang yang kompeten di bidangnya.
Sehingga siswa ataupun guru yang meneliti di laboratorium tersebut menjadi aman dan tenang
saat meneliti [11]. Pengelolaan laboratorium IPA juga sangat penting karena untuk
menghindari adanya kecelakaan pada saat melakukan praktikum [12].
Selain melakukan perawatan, pengadministrasian, dan pengawasan di laboratorium,
sumber daya manusia yang ada di laboratorium juga bertugas dalam pengelolaan limbah di
3

laboratorium. Mereka harus memastikan, limbah hasil praktikum tidak terbuang ke


sembarang tempat atau bahkan merugikan masyrakat yang ada di sekitar sekolah, apalagi
limbah yang mengandung bahan berbahaya [13]. Oleh karena itu, disetiap laboratorium
khususnya yang ada di sekolah perlu memiliki tempat pembuangan limbah khusus yang
nantinya bisa langsung meresap ke tanah atau menyediakan saluran khusus untuk membuang
limbah limbah tersebut. Untuk alat – alat praktikum yang sekali pakai, hendaknya tim
laboratorium menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah yang bias di daur ulang dan
tidak bias di daur ulang [14]. Tim laboratorium adalah bagian yang sangat penting bagi
sekolah, perguruan tinggi, maupun instansi yang bergerak di bidang sains. Tim laboratorium
yang meliputi kepala laboratorium dan staf yang ada di laboratorium merupakan salah satu
faktor penialaian kualitas laboratorium [15]. Selain itu, staf yang bekerja di laboratorium harus
merupakan orang orang yang terlatih dan berpengalaman dalam bidang sains. Hal ini
dikarenakan, keselamatan dan keamanan pada saat bekerja di laboratorium merupakan
tanggung jawab dari staf yang ada di laboratorium tersebut [16]. Oleh karena itu, pihak
sekolah perlu menyeleksi orang orang yang bekerja di
laboratorium IPA, guna menghindari kecelakaan di laboratorium [17].
Namun faktanya, kebanyakan siswa di sekolah menengah pertama (SMP), belum banyak
terlibat aktif dalam menggunakan alat di laboratorium, kurangnya alat dan bahan
mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan
eksperimen, kurangnya penguasaan guru dalam penggunaan alat dan bahan berdampak
rendahnya memberikan penjelasan kepada peserta didik sehingga dalam kegiatan praktikum
penggunaan alat dan bahan belum optimal [18].
Selain itu, beberapa laboratorium khususnya yang terdapat di sekolah menengah pertama
(SMP) yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, mengalami kekurangan sumber daya manusia
khususnya yang bertugas untuk bertanggung jawab atas alat dan bahan yang ada di
laboratorium. Seringkali ditemukan, dalam satu sekolah hanya terdapat satu atau dua orang
staf yang bertanggung jawab di bagian laboratorium, khususnya pada laboratorium IPA [19].
Berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan, masih banyak sekolah SMP yang memiliki
pengelolaan laboratorium yang kurang baik, hal ini akan berakibat kurang optimal dan
efektifnya fungsi laboratorium tersebut [20]. Pengelolaan laboratorium IPA di sekolah
mencakup tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan laboratorium
tersebut. Dari keseluruhan pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai“Analisis Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam di SMP
4

Negeri se Provinsi Sulawesi Selatan”.


B. Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana perencanaan program kerja laboratorium IPA di SMP Negeri
se Provinsi Sulawesi Selatan?
2. Bagaimana pengorganisasian laboratorium IPA di SMP Negeri se
Provinsi Sulawesi Selatan?
3. Bagaimana pelaksanaan program kerja di laboratorium IPA se Provinsi
Sulawesi Selatan?
4. Bagaimana pengawasan dan evaluasi program kerja di laboratorium IPA
se Provinsi Sulawesi Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Berikut adalah tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui perencanaan program kerja laboratorium IPA di SMP
Negeri se Provinsi Sulawesi Selatan
2. Untuk mengetahui pengorganisasian laboratorium IPA di SMP Negeri se
Provinsi Sulawesi Selatan
3. Untuk mengetahui pelaksanaan program kerja di laboratorium IPA se
Provinsi Sulawesi Selatan
4. Untuk mengetahui pengawasan dan evaluasi program kerja di laboratorium IPA
D. Manfaat Penelitian
Berikut adalah manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Memperluas wawasan mengenai pengelolaan laboratorium IPA di SMP
2. Dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan teori pengelolaan
laboratorium IPA
3. Bagi guru, dapat dijadikan masukan tentang pengelolaan laboratorium yang baik
mengenai perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi pengelolaan
laboratorium.
4. Bagi sekolah, dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
pengelolaan laboratorium di sekolah .
5. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sumber referensi dalam mengembangkan
penelitian tentang pengelolaan laboratorium IPA.
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Di dalam penelitian ini, metode yang digunakan ialah metode kualitatif dan kuantitatif
(mix method). Metode kualitatif diterapkan dengan melakukan observasi pada labiratorium
IPA yang akan diteliti, sehingga data yang dihasikan ialah data deskriptif. Sebabagimana
yang dikatakan oleh Strijker [21], metode kualititatif merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menjawab masalah – masalah penelitian yang berkaitan dengan data
berupa narasi/ deskriptif. Pada metode ini, peneliti dapat memperoleh data dengan
melakukan observasi lingkungan. Sedangkan metode kuantitatifnya ialah dengan dilakukan
pembagian angket/ quisioner kepada kepala sekolah, guru IPA, wakil kepala sekolah bagian
kurikulum dan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, kepala laboratorium beserta
staff laboratorium lalu menganalisis data yang didapatkan. Hal ini sesuai dengan konsep
metodologi penelitian yaitu metode penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan melakukan
penyebaran angket lalu selanjutnya menghitung data yang telah didapatkan secara statistik.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2021.
C. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru IPA , dan kepala laboratorium IPA dari
SMP Negeri 2 Gowa, SMP Negeri 1 Makassar, dan SMP IT Anugrah Hidayah.
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh, populasi tersebut.
Apabila jumlah populasi cukup besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua, maka
menurut Sugiyono [22], sampel dapat diambil dari populasi tersebut. Metode sampel yang
digunakan adalah metode simple random sampling yaitu melakukan pemilihan secara acak
tanpa memperhatikan strata pada populasi yang ada dalam

5
6

penelitian. Adapun sample pada penelitian ini ialah kepala sekolah, guru IPA, wakil
kepala sekolah bagian kurikulum dan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana,
kepala laboratorium dan staff laboratorium .
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode campuran atau
Mixed method dikarenakan menurut Strijker, metode mixed method menghasilkan fakta
yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki
kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan. Penelitian kualitatif dilakukan dengan mengambil data melalui observasi di
lapangan, sesuai dengan pengalaman, pemahaman dan penilaian responden tentang apa yang
dialami, bukan apa yang diinginkan, sedangkan data kuantitatif diperoleh dengan melakukan
survey, yaitu melakukan pembagian angket kepada kepala sekolah, guru IPA, wakil kepala
sekolah bagian kurikulum dan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, kepala
laboratorium dan staff laboratorium
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengunpulan data yang peneliti gunakan adalah kuesioner
(angket), dan observasi.

1. Kuesioner (angket)
Menurut Sugiyono [23], kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.Bentuk angket yang digunakan yaitu angket dengan pertanyaan tertutup. Dalam
penelitian ini akan menggunakan angket tertutup. Menurut Riduan [24], angket tertutup
merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda (x) atau
tanda centang (√). Dalam penelitian ini angket tertutup digunakan untuk mengetahui
pengelolaan laboratorium IPA di SMP N di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun skala
pengukuran yang digunakan dalam angket penelitian ini yaitu angket dengan skala Guttman,
merupakan angket dengan tipe jawaban tegas yakni “ya” atau “tidak” dengan klasifikasi skor
sebagai berikut:
7

Tabel 1. Skor Jawaban


Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
(Sugiyono,2010)

2. Observasi
Observasi menurut Arikunto [25] ialah observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan variabel yang dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu:
a. Observasi non sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Metode observasi dalam penelitian ini yaitu pengamatan langsung dengan mengggunakan
instrumen pengamatan dan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Penggunaan metode ini
diharapkan dapat memperkuat atau memperkaya data yang diperoleh. Adapaun sasaran yang
diobservasimeliputi: pengelolaan perencanaan laboratorium, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi program kerja laboratorium IPA.
F. Teknik Analisis Data
Teknik diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam proposal.Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data
menggunakan metode statistic yang telah tersedia [26]. Sebelum melakukan uji hipotesis,
data yang diperoleh harus berdistribusi normal dan mempunyai varian yang homogen, oleh
karena itu dilakukan uji inferensial. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
terdistribusi normal atau tidak, apakah data dari kedua kelompok sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan kriteria
pengujian bahwa sampel penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai Kolmogrov
Smirnov yang diperoleh > 0,05 berarti data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
Kolmogrov Smirnov yang diperoleh ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sampel
8

penelitian tidak berdistribusi normal.


2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian
memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak. Kriteria pengujian data ialah jika
signifikansi yang diperoleh > α = 0,05, maka variansi pada tiap kelompok data adalah
sama (homogen), jika signifikansi yang diperoleh ≤ α = 0,05, maka variansi pada tiap
kelompok data adalah tidak sama (tidak homogen).
Dalam penelitian ini teknik data yang digunakan adalah menghitung frekuensi untuk
mengetahui persentase tiap aspeknya dalam mendapatkan gambaran mengenai sumbangan
tiap–tiap aspek pada keseluruhan konteks yang diteliti. Menurut Tulus Winarsunu [27], skor
tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Dengan keterangan:
P = presentase
f = jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu
N = frekuensi total atau keseluruhan jumlah subjek
Selanjutnya hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus persentase
dijelaskan dengan skor persentase.Berikut langkah-langkah yang dilakukan :
1. Menentukan Skor Tertinggi dan Skor Terendah
Alternatif pilihan jawaban dari setiap item pertanyaan terdiri dari 2 jawaban, sehingga:
Skor tertinggi = 1 × 100% = 100% dan Skor terendah = 0%
1

Jadi untuk angket dengan skala Guttman, skor terendah 0% dan skor tertinggi 100%
sehingga ditentukan interval nilai sebagai berikut:
9

Tabel 2. Interval Nilai Angket Guttman


Interval Skor Kategori
81-100% Sangat Baik
61-80% Baik
41-60% Cukup
21-40% Kurang Baik
0-20% Tidak Baik

2. Untuk data yang berasal dari hasil observasi akan dijelaskan berdasarkan aspek-aspek yang
diteliti, selanjutnya dilakukan analisis dan diberikan kesimpulan.
1

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Nisfil Maghfiroh, “STUDI KELAYAKAN PENGELOLA LABORATORIUM IPA


SMPN 4 SUMENEP BERDASARKAN PERMENDAGRI 26/2008,” Jurnal Lensa (Lentera
Sains): Jurnal Pendidikan IPA 40 Jurnal, vol. 7, 2017.

[2] N. Sari, B. Rahman, and A. Ambarita, “MANAJEMEN LABORATORIUM IPA DI SMP


NEGERI 2 DAN 19 BANDAR LAMPUNG,” Jurnal Unila, vol. 2, no. 7, 2017.

[3] Nuryanti, N. Adriani, and I. Yulita, “Analisis Manajemen Laboratorium IPA Sekolah
Menengah Pertama Kota Tanjungpinang,” Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA
40 Jurnal, vol. 2, no. 5, 2018.

[4] D. Susanti, W. Nilawati, U. R. Fitri, and H. Kurniawati, “The contribution of physics


media laboratory management towards physics education courses,” J. Phys.: Conf. Ser., vol.
1521, p. 022031, Apr. 2020, doi: 10.1088/1742-6596/1521/2/022031.

[5] L. F. Siregar, D. N. Marpaung, and N. B. Sumanik, “Administration of High Schol


Chemistry Laboratory to Facilitate the Implementation of Practicum:,” presented at the 3rd
International Conference on Social Sciences (ICSS 2020), Makassar, Indonesia, 2020, doi:
10.2991/assehr.k.201014.100.

[6] E. Casey and T. R. Souvignet, “Digital transformation risk management in forensic


science laboratories,” Forensic Science International, vol. 316, p. 110486, Nov. 2020, doi:
10.1016/j.forsciint.2020.110486.

[7] Munarti and S. Sutjihati, “STANDAR SARANA PRASARANA LABORATORIUM


IPA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH BOGOR,” PEDAGONAL, vol. 2, no. 1,
2018.

[8] D. P. Subamia, P. Artawan, and I. G. A. N. Sri Wahyuni, “ANALISIS KEBUTUHAN


TATA KELOLA TATA LAKSANA LABORATORIUM IPA SMP DI KABUPATEN
BULELENG,” Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 3, no. 2, 2014.
1

[9] Y. Zhiming, “Current status and future challenges of high-level biosafety laboratories in
China,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 1, no. 2, pp. 123–127, Sep. 2019, doi:
10.1016/j.jobb.2019.09.005.

[10] “Li et al. - 2019 - Biosafety laboratory risk assessment.pdf.” .

[11] F. W, H. Ma, A. Deng, Z. C, and Z. Y, “Studies on developing a safe-management


standard system for Chinese biosafety laboratories,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 1,
no. 1, pp. 39–45, Mar. 2019, doi: 10.1016/j.jobb.2018.12.007.

[12] K. Lin, M. Liu, H. Ma, S. Pan, H. Qiao, and H. Gao, “Laboratory biosafety emergency
management for SARS-CoV-2,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 2, no. 2, pp. 99–101,
Dec. 2020, doi: 10.1016/j.jobb.2020.08.001.

[13] T. Peng, C. Li, and X. Zhou, “Application of machine learning to laboratory safety
management assessment,” Safety Science, vol. 120, pp. 263–267, Dec. 2019, doi:
10.1016/j.ssci.2019.07.007.

[14] S. A. Qasmi and B. A. Khan, “Review of biological waste management in research,


biomedical, and veterinary laboratories in Karachi, Pakistan,” Journal of Biosafety and
Biosecurity, vol. 1, no. 2, pp. 100–104, Sep. 2019, doi: 10.1016/j.jobb.2019.08.004.

[15] L. Guan et al., “Thinking on Status and Suggestions for University Biology Laboratory
Staff under the Teaching Reform Background,” vol. 61, p. 6.

[16] G. Lima-Oliveira, W. Volanski, G. Lippi, G. Picheth, and G. C. Guidi, “Pre-analytical


phase management: a review of the procedures from patient preparation to laboratory analysis,”
Scandinavian Journal of Clinical and Laboratory Investigation, vol. 77, no. 3, pp. 153–163, Apr.
2017, doi: 10.1080/00365513.2017.1295317.

[17] Y. Huang, J. Huang, H. Xia, Y. Shi, H. Ma, and Z. Yuan, “Networking for training Level
3/4 biosafety laboratory staff,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 1, no. 1, pp. 46–49,
Mar. 2019, doi: 10.1016/j.jobb.2018.12.004.

[18] G. E. Mourry, R. Alami, A. Elyadini, S. El Hajjaji, S. El kabbaj, and M. Zouhdi,


“Assessment of Chemical Risks in Moroccan Medical Biology Laboratories in Accordance with
1

the CLP Regulation,” Safety and Health at Work, vol. 11, no. 2, pp. 193–198, Jun. 2020, doi:
10.1016/j.shaw.2020.03.003.

[19] F. Lestari, A. Bowolaksono, S. Yuniautami, T. R. Wulandari, and S. Andani, “Evaluation


of the implementation of occupational health, safety, and environment management systems in
higher education laboratories,” Journal of Chemical Health and Safety, vol. 26, no. 4–5, pp. 14–
19, Jul. 2019, doi: 10.1016/j.jchas.2018.12.006.

[20] R. B. Carey et al., “Implementing a Quality Management System in the Medical


Microbiology Laboratory,” Clinical Microbiology Reviews, vol. 31, no. 3, p. 78, 2018.

[21] D. Strijker, “Research methods in rural studies: Qualitative, quantitative and mixed
methods,” Journal of Rural Studies, p. 9, 2020.

[22] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabetha, 2010.

[23] Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabetha, 2016.

[24] Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabetha, 2006.

[25] S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, 15th ed. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

[26] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta:


Bumi Aksara, 2016.

[27] T. Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM
Publisher, 2009.
1

LAMPIRAN
1

ANGKET PENELITIAN

A. Identifikasi Responden
Nama Sekolah :................................................................
Nama Responden :................................................................
Guru Bidang studi/jabatan :................................................................
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom, sesuai dengan keadaan sebenarnya yang
Bapak/Ibu alami :
a. Ya
b. Tidak

1. Perencanaan
a. Perencanaan Program Kerja Laboratorium IPA
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak

1. Apakah perencanaan program kerja


laboratorium IPA disekolah anda
dilaksanakan setiap awal semester
pembelajaran?
2. Apakah laporan hasil kegiatan
laboratorium IPA semester sebelumnya
dijadikan bahan dalam rencana
pembuatan program kerja semester
selanjutnya?
3. Apakah penyediaan dan pengembalian alat
dan bahan untuk kegiatan praktikum
termasuk dalam program kerja laboratorium
IPA di sekolah anda?
4. Apakah penyimpanan alat dan bahan kegiatan
praktikum termasuk dalam program
kerja laboratorium IPA di sekolah
anda?
1

5. Apakah tata tertib, keamanan dan


keselamatan kerja laboratorium termasuk
dalam program kerja laboratorium IPA di
sekolah anda?
6. Apakah pendayagunaan atau pemakaian alat
praktik laboratorium termasuk dalam
program kerja laboratorium IPA di sekolah
anda?
7. Efisiensi dan proses penggunaan
laboratorium yang berupa penjadwalan
kegiatan praktikum termasuk dalam program
kerja laboratorium IPA di sekolah anda?
8. Apakah regenerasi alat praktikum yang sudah
tidak layak pakai termasuk dalam
program kerja laboratorium IPA di
sekolah anda?
9. Apakah alokasi dana yang diajukan sesuai
dengan perencanaan program kerja
laboratorium IPA di sekolah anda?
10. Apakah kepala sekolah ikut serta dalam
pembuatan program kegiatan
laboratorium IPA di sekolah anda?
11. Apakah wakasek sarana prasarana ikut
serta dalam pembuatan program kegiatan
laboratorium IPA di sekolah anda?
12. Apakah wakasek kurikulum ikut serta dalam
pembuatan program kegiatan
laboratorium IPA di sekolah anda?
13. Apakah pengelola laboratorium ikut
serta dalam pembuatan program
kegiatan laboratorium IPA di sekolah
anda?
14. Apakah guru IPA ikut serta dalam
pembuatan program kegiatan laboratorium
IPA di sekolah anda?
1

b. Perencanaan Kegiatan Praktikum


Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak

15. Apakah jadwal penggunaan laboratorium


IPA sesuai dengan jadwal mata pelajaran
yang telah dibuat pada awal semester?
16. Apakah guru IPA berencana
menggunakan media laboratorium untuk
kegiatan
praktikum?
2. Pengorganisasian
c. Struktur Organisasi Laboratorium IPA
Jawaban
No. Pertanyaa
n Ya Tidak

17. Apakah bagan struktur organisasi


laboratorium IPA di sekolah anda terstruktur?
18. Apakah kepala sekolah terlibat dalam
pembuatan struktur organisasi
laboratorium IPA?
19. Apakah wakasek kurikulum terlibat dalam
pembuatan struktur organisasi
laboratorium
IPA?
20. Apakah wakasek sarpras terlibat dalam
pembuatan struktur organisasi
laboratorium
IPA?
21. Apakah pengelola laboratorium IPA
terlibat dalam pembuatan struktur
organisasi
laboratorium IPA?
22. Apakah guru IPA terlibat dalam pembuatan
struktur organisasi laboratorium IPA?
23. Apakah penulisan uraian tugas untuk
koordinator laboratorium tertulis
jelas?
1

d. Administrasi Laboratorium
Jawaban
No. Pertanyaa
n Ya Tidak

24. Apakah dalam administrasi


laboratorium terdapat dokumen jadwal
penggunaan laboratorium IPA?
25. Apakah dalam administrasi
laboratorium terdapat pengarsipan
yang berupa berkas LKS, data hasil
percobaan siswa, inventarisasi
kepustakaan yang lengkap?

3. Pelaksanaan Program Kerja


Jawaban
No. Pertanyaa
n Ya Tidak

26. Apakah kepala sekolah memberikan


dorongan dan masukan kepada guru IPA
dalam
melaksanakan tugas?
27. Apakah dalam kegiatan praktikum
terdapat pengklasifikasian penyimpanan
alat dan bahan?
28. Apakah tata tertib di laboratorium
IPA seluruhnya dipatuhi oleh
pengguna
laboratorium IPA?
29. Apakah keamanan dan keselamatan kerja di
laboratorium IPA menjadi prioritas utama?
30. Apakah guru memahami penggunaan dan
pemanfaatan alat dan bahan di laboratorium
IPA?
31. Apakah guru melakukan penyusunan
perangkat pembelajaran pada awal tahun
untuk menentukan alat, bahan dan jadwal
kegiatan praktikum?
32. Apakah guru mengajukan daftar alat dan
bahan kepada pengelola laboratorium untuk
kegiatan
praktikum?
18

33. Apakah guru IPA memberikan bimbingan


kepada peserta didik sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan pada saat pelaksanaan
praktikum?
34. Apakah guru mencatat dan membahas hasil
kegiatan praktikum untuk keperluan supervisi?
35. Apakah guru melakukan pengecekan kondisi
alat dan bahan praktikum?

4. Pengawasan dan Evaluasi Program Kerja


a. Perencanaan Program Kerja Laboratorium
Jawaban
No. Pertanyaa
n Ya Tidak

36. Apakah laporan kegiatan pelaksanaan


laboratorium dibuat setiap tahun?
37. Apakah kepala sekolah melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan
program
kerja laboratorium IPA?
38. Apakah pelaksanaan program kegiatan
laboratorium IPA sesuai dengan
program
kerja yang direncanakan?
39. Apakah program kerja laboratorium IPA
telah mencapai target yang diharapkan?
40. Apakah evaluasi prgram kerja
laboratorium IPA dilaksanakan setiap
akhir tahun
pembelajaran?
41. Apakah wakasek kurikulum dan
wakasek sarpras terlibat dalam
kegiatan evaluasi program kerja
laboratorium?
42. Apakah pelaksanaan evaluasi mempunyai
peranan terhadap pencapaian hasil nilai
mata
pelajaran IPA?

Anda mungkin juga menyukai