Oleh :
Kelompok 3
Andi Basliahwanti Murti (200341862537)
Widyarti Az Zahra (200341862518)
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal makalah riset
yang berjudul “Analisis Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di
Sekolah Menengah Pertama Negeri Provinsi Sulawesi Selatan” ini dengan lancar dan
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Ucapan terimakasih kami berikan kepada bapak Dr. Sulisetijono, M.Si dan Dr. Sueb,
M. Kes., sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Laboratorium Sekolah yang
telah memberi saya kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan, dan
sumber belajar, dan untuk kepada pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam
menyempurnakan makalah ini.
Saya selaku penulis sadar bahwa penulisan proposal makalah riset ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga
Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai
ilmu pengetahuan dan pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................4
BAB II METODE PENELITIAN..............................................................................................5
A. Rancangan Penelitian.......................................................................................................5
B. Waktu dan Lokasi Penelitian..........................................................................................5
C. Populasi dan Sampel........................................................................................................5
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................6
E. Instrumen Penelitian........................................................................................................6
F. Teknik Analisis Data........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
LAMPIRAN.................................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang hanya mengacu pada teori-teori tanpa adanya proses ilmiah akan
berdampak pada kualitas pendidikan anak dan sikap ilmiahnya. Terkait dengan karakteristik
pembelajaran IPA yang mengharuskan peserta didik memiliki pengalaman dan kemampuan
dalam melakuakn kegiatan yang berorientasi pada sikap ilmiah, maka proses ilmiah penting
untuk dilakukan di dalam proses pembelajaran IPA [1].
Mata pelajaran IPA memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah terhadap
teori dan pengetahuan yang dipelajari, IPA juga terkait erat dengan pengembangan
keterampilan proses sains, karena belajar IPA harus sesuai dengan hakikat IPA sebagai
produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada
penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah, seperti yang disyaratkan dalam kurikulum 2013
dengan menggunakan pendekatan scientific [2]. Dengan adanya laboratorium, maka
diharapkan proses pembelajaran IPA yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, dan menyajikan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin [3].
Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik akan
menjadikan siswa mampu memahami dan menerapkan ilmunya. Praktikum merupakan salah
satu pendekatan dalam pembelajaran saintifik.Praktikum dapat memvisualisasikan hal-hal
yang abstrak menjadi nyata agar siswa lebih memahami konsep [4]. Laboratorium
menciptakan tujuan pendidikan sains termasuk meningkatkan pemahaman konsep sains,
penerapannya dalam keterampilan ilmiah, pemecahan masalah, pemikiran ilmiah, dengan
dilakukannya praktikum di laboratorium, pemahaman siswa dapat meningkat dan
memberikan minat serta motivasi kepada siswa dalambelajar sains [5].
Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila sekolah memberikan fasilitas penunjang guna
memperlancar proses belajar mengajar. Fasilitas bila dikaitkan dengan pendidikan dapat
berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan pendidikan. Salah
satu sarana prasarana yang disedikan oleh sekolah guna memperkuat pemahaman siswa
mengenai materi tertentu ialah laboratorium [6].
1
2
Laboratorium yang baik, disamping harus memenuhi kelengkapan peralatan juga harus
memperhatikan fasilitas penunjang meliputi fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium seperti
penerangan, ventilasi, air, bak cuci, aliran listrik, dan berrbagai peralatan seperti meja siswa,
meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dan lain – lain [7]. Secara umum, fungsi laboratorium dalam proses pendidikan
adalah: sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, mengembangkan keterampilan motorik siswa, mengembangkan
keterampilan siswa dalam mempergunakan alat-alat laboratorium dengan baik, memberikan
dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari suatu objek dalam
lingkungan alam dan social serta menjadi tempat untuk melatih peserta didik dalam bersikap
cermat, sabar, jujur, kritis dan cekatan [8]. Laboratorium digunakan sebagai sumber belajar
oleh karena itu, akan lebih baik apabila dikelola terlebih dahulu sebelum dipergunakan
maupun dimanfaatkan oleh para penggunanya. Adanya pengelolaan dapat membantu dan
memudahkan guru bidang studi IPA maupun siswa dalam penggunaan laboratorium.
Pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu adanya perencanaan, penataan,
pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan. Pada dasarnya pengelolaan
laboratorium adalah tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna [9].
Manajemen pengelolaan laboratorium adalah salah satu prasyarat utama untuk menjamin
fungsi yang efektif untuk membangun laboratorium IPA yang layak dan baik untuk digunakan
siswa khususnya siswa SMP. Oleh karena itu, pengelolaan manajemen untuk laboratorium IPA
menjadi sangat penting dan harus menjadi menjadi salah satu perhatian utama [10]. Hal ini
dapat dilihat pada manajemen pengelolaan laboratorium yang ada di negara maju seperti China
dan Perancis, dimana mereka memberlakuan standar keamanan dan memastikan berfungsinya
laboratorium keamanan hayati tingkat tinggi secara efektif. Mereka juga memastikan bahwa
staf yang bekerja di laboratorium tersebut merupakan orang yang kompeten di bidangnya.
Sehingga siswa ataupun guru yang meneliti di laboratorium tersebut menjadi aman dan tenang
saat meneliti [11]. Pengelolaan laboratorium IPA juga sangat penting karena untuk
menghindari adanya kecelakaan pada saat melakukan praktikum [12].
Selain melakukan perawatan, pengadministrasian, dan pengawasan di laboratorium,
sumber daya manusia yang ada di laboratorium juga bertugas dalam pengelolaan limbah di
3
A. Rancangan Penelitian
Di dalam penelitian ini, metode yang digunakan ialah metode kualitatif dan kuantitatif
(mix method). Metode kualitatif diterapkan dengan melakukan observasi pada labiratorium
IPA yang akan diteliti, sehingga data yang dihasikan ialah data deskriptif. Sebabagimana
yang dikatakan oleh Strijker [21], metode kualititatif merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menjawab masalah – masalah penelitian yang berkaitan dengan data
berupa narasi/ deskriptif. Pada metode ini, peneliti dapat memperoleh data dengan
melakukan observasi lingkungan. Sedangkan metode kuantitatifnya ialah dengan dilakukan
pembagian angket/ quisioner kepada kepala sekolah, guru IPA, wakil kepala sekolah bagian
kurikulum dan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, kepala laboratorium beserta
staff laboratorium lalu menganalisis data yang didapatkan. Hal ini sesuai dengan konsep
metodologi penelitian yaitu metode penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan melakukan
penyebaran angket lalu selanjutnya menghitung data yang telah didapatkan secara statistik.
5
6
penelitian. Adapun sample pada penelitian ini ialah kepala sekolah, guru IPA, wakil
kepala sekolah bagian kurikulum dan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana,
kepala laboratorium dan staff laboratorium .
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode campuran atau
Mixed method dikarenakan menurut Strijker, metode mixed method menghasilkan fakta
yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki
kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan. Penelitian kualitatif dilakukan dengan mengambil data melalui observasi di
lapangan, sesuai dengan pengalaman, pemahaman dan penilaian responden tentang apa yang
dialami, bukan apa yang diinginkan, sedangkan data kuantitatif diperoleh dengan melakukan
survey, yaitu melakukan pembagian angket kepada kepala sekolah, guru IPA, wakil kepala
sekolah bagian kurikulum dan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, kepala
laboratorium dan staff laboratorium
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengunpulan data yang peneliti gunakan adalah kuesioner
(angket), dan observasi.
1. Kuesioner (angket)
Menurut Sugiyono [23], kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.Bentuk angket yang digunakan yaitu angket dengan pertanyaan tertutup. Dalam
penelitian ini akan menggunakan angket tertutup. Menurut Riduan [24], angket tertutup
merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda (x) atau
tanda centang (√). Dalam penelitian ini angket tertutup digunakan untuk mengetahui
pengelolaan laboratorium IPA di SMP N di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun skala
pengukuran yang digunakan dalam angket penelitian ini yaitu angket dengan skala Guttman,
merupakan angket dengan tipe jawaban tegas yakni “ya” atau “tidak” dengan klasifikasi skor
sebagai berikut:
7
2. Observasi
Observasi menurut Arikunto [25] ialah observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan variabel yang dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu:
a. Observasi non sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Metode observasi dalam penelitian ini yaitu pengamatan langsung dengan mengggunakan
instrumen pengamatan dan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Penggunaan metode ini
diharapkan dapat memperkuat atau memperkaya data yang diperoleh. Adapaun sasaran yang
diobservasimeliputi: pengelolaan perencanaan laboratorium, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi program kerja laboratorium IPA.
F. Teknik Analisis Data
Teknik diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam proposal.Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data
menggunakan metode statistic yang telah tersedia [26]. Sebelum melakukan uji hipotesis,
data yang diperoleh harus berdistribusi normal dan mempunyai varian yang homogen, oleh
karena itu dilakukan uji inferensial. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
terdistribusi normal atau tidak, apakah data dari kedua kelompok sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan kriteria
pengujian bahwa sampel penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai Kolmogrov
Smirnov yang diperoleh > 0,05 berarti data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
Kolmogrov Smirnov yang diperoleh ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sampel
8
Dengan keterangan:
P = presentase
f = jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu
N = frekuensi total atau keseluruhan jumlah subjek
Selanjutnya hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus persentase
dijelaskan dengan skor persentase.Berikut langkah-langkah yang dilakukan :
1. Menentukan Skor Tertinggi dan Skor Terendah
Alternatif pilihan jawaban dari setiap item pertanyaan terdiri dari 2 jawaban, sehingga:
Skor tertinggi = 1 × 100% = 100% dan Skor terendah = 0%
1
Jadi untuk angket dengan skala Guttman, skor terendah 0% dan skor tertinggi 100%
sehingga ditentukan interval nilai sebagai berikut:
9
2. Untuk data yang berasal dari hasil observasi akan dijelaskan berdasarkan aspek-aspek yang
diteliti, selanjutnya dilakukan analisis dan diberikan kesimpulan.
1
DAFTAR PUSTAKA
[3] Nuryanti, N. Adriani, and I. Yulita, “Analisis Manajemen Laboratorium IPA Sekolah
Menengah Pertama Kota Tanjungpinang,” Jurnal Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA
40 Jurnal, vol. 2, no. 5, 2018.
[9] Y. Zhiming, “Current status and future challenges of high-level biosafety laboratories in
China,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 1, no. 2, pp. 123–127, Sep. 2019, doi:
10.1016/j.jobb.2019.09.005.
[12] K. Lin, M. Liu, H. Ma, S. Pan, H. Qiao, and H. Gao, “Laboratory biosafety emergency
management for SARS-CoV-2,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 2, no. 2, pp. 99–101,
Dec. 2020, doi: 10.1016/j.jobb.2020.08.001.
[13] T. Peng, C. Li, and X. Zhou, “Application of machine learning to laboratory safety
management assessment,” Safety Science, vol. 120, pp. 263–267, Dec. 2019, doi:
10.1016/j.ssci.2019.07.007.
[15] L. Guan et al., “Thinking on Status and Suggestions for University Biology Laboratory
Staff under the Teaching Reform Background,” vol. 61, p. 6.
[17] Y. Huang, J. Huang, H. Xia, Y. Shi, H. Ma, and Z. Yuan, “Networking for training Level
3/4 biosafety laboratory staff,” Journal of Biosafety and Biosecurity, vol. 1, no. 1, pp. 46–49,
Mar. 2019, doi: 10.1016/j.jobb.2018.12.004.
the CLP Regulation,” Safety and Health at Work, vol. 11, no. 2, pp. 193–198, Jun. 2020, doi:
10.1016/j.shaw.2020.03.003.
[21] D. Strijker, “Research methods in rural studies: Qualitative, quantitative and mixed
methods,” Journal of Rural Studies, p. 9, 2020.
[22] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabetha, 2010.
[23] Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabetha, 2016.
[24] Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabetha, 2006.
[25] S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, 15th ed. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
[27] T. Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM
Publisher, 2009.
1
LAMPIRAN
1
ANGKET PENELITIAN
A. Identifikasi Responden
Nama Sekolah :................................................................
Nama Responden :................................................................
Guru Bidang studi/jabatan :................................................................
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom, sesuai dengan keadaan sebenarnya yang
Bapak/Ibu alami :
a. Ya
b. Tidak
1. Perencanaan
a. Perencanaan Program Kerja Laboratorium IPA
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
d. Administrasi Laboratorium
Jawaban
No. Pertanyaa
n Ya Tidak