Anda di halaman 1dari 14

BAHAN-BAHAN LABORATORIUM MIPA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Laboratorium Pendidikan
Dosen Pengampu:
Muhammad Zainul Arifin, M.Pd.I.

Disusun oleh: Kelompok 11 MPI 6B

1. Rika Nur Wulandari (12207193057)


2. Refiana Loly Witjayanti (12207193060)
3. Lutfi Setia Sari (12207193079)
4. Ika Ahsanun Nadia (12207193089)

SEMESTER 6
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 6B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan rahmat, taufik, dan hidayahnya kami selaku kelompok 11 dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Bahan-Bahan Laboratorium MIPA”. Sebagai
salah satu bidang pengetahuan yang diharapakan semakin memberi wawasan yang luas
dan dapat dipahami bagi para pembaca.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada Bapak Muhammad Zainul Arifin,
M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Laboratorium Pendidikan dan
juga pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa bahan-bahan pustaka yang diterbitkan
dalam makalah ini masih mengandung banyak kekurangan. Maka dari itu kami
memohon kritikan dan saran dari pembaca agar kami sebagai penyaji dapat memberikan
yang lebih baik kedepannya. Meski demikian kami sangat berharap agar bahan-bahan
pustaka dalam makalah ini dapat bermanfaat dan juga dapat digunakan sebagai sumber
informasi, keterangan dan pengetahuan bagi sekalian.

Tulungagung, 31 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi Laboratorium Dalam Pembelajaran MIPA.............................................3
B. Bahan-Bahan Yang Mudah Terbakar..................................................................4
C. Bahan-Bahan Yang Mudah Menguap.................................................................5
D. Bahan-Bahan Yang Tidak Berbahaya.................................................................7
E. Cara Menyimpan Bahan-Bahan di Laboratorium...............................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran pada abad 21 dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi
communicate, collaboration, critikal thinking and problem solving, dan
creative and innovative. Upaya pemerintah untuk mewujudkan pembelajaran
abad 21 salah satunya yaitu Kurikulum 2013 yang mengutamakan pada
kompetensi pendagogik dalam pembelajaran menggunakan metode ilmiah
yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/mengasosiasi dan mengomunikasikan. Begitu juga pada
pembelajaran IPA akan lebih baik jika ada ruan laboratorium. Pengadaan
ruang laboratorium sangat penting disekolah untuk melaksanakan kegiatan
pratikum. Sarana dan prasarana yang tersedia pada laboratorium sangat
membutuhkan suatu teknik pengelolaan yang baik agar laboratorium tersebut
dapat digunakan dalam waktu jangka panjang.
Laboratorium digunakan sebagai sumber belajar akan lebih baik apabila
dikelola terlebih dahulu sebelum digunakan oleh para penggunanya. Adanya
pengelolaan yang baik dapat membantu dan memudahkan guru maupun siswa
dalam penggunaan laboratorium. Pengelolaan merupakan salah satu proses
pendayagunaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien dalam
pengelolaan laboratorium IPA, untuk mencapai suatu sasaran yang
diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi
sumber daya manusia itu sendiri.1
B. Rumusan Masalah
1) Apa fungsi laboratorium dalam pembelajaran MIPA?
2) Apa saja bahan-bahan yang mudah terbakar?
3) Apa saja bahan-bahan yang mudah menguap?
4) Apa saja bahan-bahan yang tidak berbahaya?

1
Nahdiyaturrahmah dkk, Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP
Negeri 2 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), Vol. 3 No. 2,
2020, hal. 119-120

1
5) Bagaimana cara menyimpan bahan-bahan di laboratorium MIPA?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui dan memahami fungsi laboratorium dalam
pembelajaran MIPA.
2) Untuk mengetahui dan memahami bahan-bahan yang mudah terbakar.
3) Untuk mengetahui dan memahami bahan-bahan yang mudah menguap.
4) Untuk mengetahui dan memahami bahan-bahan yang tidak berbahaya.
5) Untuk mengetahui dan memahami cara menyimpan bahan-bahan di
laboratorium MIPA.

2
BAB II

PEMABAHASAN

A. Fungsi Laboratorium Dalam Pembelajaran MIPA


Laboratirum merupakan tempat untuk melakukan percobaan, penyelidikan
ataupun penelitian. Pada umumnya, ruang laboratorium dilngkapi dengan
peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan atau pembelajaran.
Kebun percobaan, lingkungan sekolah atu hutan uga bisa dijadikan sebagai
laboratorium, sehingga definisi laboratorium tidak terbatas pada ruangan
tertutup saja. Ruangan laboratorium dapat digunakan sebagai tepat
pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus yang tidak
mudah dihadirkan di ruang kelas. Kegiatan belajar di laboratorium dapat
menumbuhkan dan mingkatkan rasa ingin tahu para siswa terhadap suatu
gejala atau fenomena. Pembelajran melalui penyelidikan akan menumbuhkan
dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa untuk menemukan sendiri suatu
keteraturan atau hubungan antar variabel antar fenomena tertentu. Hal
tersebut merupakan salah satu komponen dari pendekatan ilmiah.
Fungsi laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah adalah
sebagai salah satu sumber belajar, atau sebagai salah satu fasilitas penunjang
pada proses pembelajaran IPA di sekolah. Laboratorium juga dapat
dimanfaatkan untuk mnegembangkan berbagai kompetensi siswa, terutama
yang terkait metode pelaksanaan ilmiah. Pada pembelajaran IPA, seharusnya
laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar.
Beradasarkan uraian di atas dapat dikatan bahwa laboratorium IPA memiliki
peran penting dalam kegiatan pembelajaran, yakni untuk menumbuhkan,
mengembangkan, dan meningkatkan beberapa aspek berikut:
1. Keterampilan merancang percobaan, membuat urutan kerja, dan
melakukan pecobaan.
2. Ketrampilan memilih dan mempersiapkan peraltan dan bahan untuk
percobaan.
3. Keterampilan menggunakan peralatan dan bahan.
4. Keterampilan melakukan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan
data.

3
5. Kemampuan mengorganisasikan (menyusun dan mengolah) data,
menanalisis, serta menafsirkan hasil pengamtan.
6. Kemampuan menarik kesimpulan secara logis berdasarkan hasil
percobaan/penyelidikan, mengembangkan model, dan menyusun teori.
7. Kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan tata tertib demi keselamatan
kerja di laboratorium.
Secara umum, laboratorium dapat digunakan untuk beberapa fungsi
sebagai berikut :
1. Sebagai sumber belajar
2. Tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pengumpulan data, dan penyelidikan gejala-gejala
alam
3. Mengembangkan keterampilan motorik siswa dalam menggunakan alat-
alat yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran
4. Mengembangakan dan memupuk keberanian untuk mencari kebeneran
ilmiah dari suatu objek dalam lingkunganalam
5. Memupuk objektivitas dan easa ingin tahu siswa yang merupakan sikap
ilmiah yang perlu dimiliki oleh siswa
6. Membangun rasa percaya diri dengan menguasai keterampilan dan
pengetahuan, atau kesanggupan menemukan solusi, prinsip, atau hukum
melalui penylidikan.2
B. Bahan-bahan Yang Mudah Terbakar
Bahan-bahan yang mudah terbakar dalam laboratorium MIPA diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Alkohol
Secara umum, alkohol dipahami sebagai komponen organik dimana
atom hydrogen dari karbon yang digantikan oleh kelompok hydroxyl.
Molekul alkohol terdiri dari dua bagian, yaitu kelompok alkyl dan
hydroxyl. Keduanya memiliki karakteristik fisika dan kimia. Dalam
Oxford Dictionaries disebutkan bahwa alkohol adalah cairan yang mudah
terbakar yang diproduksi melalui fermentasi alami gula.

Ridwan Abdullah Sani, Pengelolaan Laboratorium IPA Sekolah, (Jakarta Timur: PT


2

Bumi Aksara, 2018), hal. 1-5

4
Beberapa karakteristik fisika alkohol meliputi titik didih, kelarutan dan
keasaman. Alkohol secara umum memiliki titik didih yang tinggi bila
dibandingkan dengan hidrokarbon lainnya yang memiliki berat molekul
yang sama. Titik didih alkohol meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah atom karbon dalam rantai alifatik karbon. Kelarutan alkohol
ditentukan oleh keberadaan gugus hydroxyl, maka kelarutan alcohol akan
menurun seiring dengan penurunan ukuran dari gugus hydroxyl.
Sedangkan keasaman alkohol dapat terjadi apabila alkohol bereaksi
dengan logam aktif seperti sodium, potassium yang membentuk ikatan
alkoxide. Sehingga reaksi tersebut akan mengindikasikan keasaman
secara alami. Sedangkan karakteristik kimiawi alkohol adalah
pembakaran, dehidrasi, oksidasi dan esterifikasi.3
2. Eter
Eter merupakan senyawa karbon yang memiliki rumus molekul sama
dengan alkohol. Pada suhu kamar, eter berbentuk gas, sedangkan pada
suhu tinggi, eter berwujud cair, mudah menguap dan mudah terbakar.
Eter juga sukar untuk larut dalam air akrena mempunyai kepolaran yang
sangat kecil.4
3. Spiritus
Spiritus adalah salah satu jenis zat kimia yang digunakan sebagai
pelarut dan bahan bakar alkohol dan kompor portabel, sehingga dalam hal
ini definisi spiritus adalah salah satu bahan pemanas yang digunakan
dalam kegiatan praktikum kimia.5
C. Bahan-bahan Yang Mudah Menguap
Bahan menguap adalah perubahan wujud zat cair menjadi gas (berubah
menjadi uap). Pada saat terjadi penguapan, sebuah zat memerlukan kalor. Zat
cair menguap karena beberapa molekulnya bergerak lebih cepat daripada

3
Ekwan Nofa Wiratno, Bioteknologi Alkohol, (Malang: UB Media), hal.2-4
4
https://roboguru.ruangguru.com/question/di-antara-kegunaan-senyawa-eter-adalah-
sebagai-_QU-ICU6HAL5, diakses pada 28 Mei 2022 pukul 17.06
5
https://www.pakarkimia.com/fungsi-pembakar-spiritus/ , diakses pada 28 Mei 2022
pukul 17.11

5
molekul-molekul lainnya.6 Fasilitas yang dapat digunakan untuk menyimpan
bahan mudah menguap adalah lemari es dan lemari berventilasi yang tidak
mudah terbakar. Simpan bahan kimia di dalam lemari yang bisa ditutup atau
rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.

Diantara bahan- bahan laboratorium yang mudah menguap adalah


formalin, amoniak, dan sodium hydroxide. Formalin adalah zat kimia yang
tidak berwarna, mudah menguap, beracun, baunya sangat menusuk, dan
berfungsi sebagai pencegah hama atau bahan pengawet. Formalin sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia yang bersifat langsung maupun setelah
jangka waktu lama dan berulang. Efek kesehatan yang langsung terlihat
seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar,
sakit perut dan pusing. Sedangkan efek kesehatan yang terlihat setelah jangka
waktu lama seperti gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf
pusat, menstruasi, dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker.
Berikut adalah cara mencegah paparan formalin yaitu:7

1. Jaga sirkulasi udara dengan membuaka jendela lebar-lebar


2. Pastikan suhu dalam ruangan pada suhu terendah yang masih nyaman
3. Hindari merokok di dalam ruangan
4. Cuci tangan dan bersihkan tubuh dengan air dan sabun setelah
menggunakan bahan yang mengandung formalin
5. Cuci bahan makanan dengan benar sebelum dimasak

Ammonia atau amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3


yang merupakan salah satu indikator pencemaran udara pada bentuk kebauan.
Karakteristik dari amoniak adalah bening, tidak berwarna, tapi mengeluarkan
bau menyengat dan mudah menguap. Apabila terkena kulit atau mata akan
menyebabkan iritasi, uap dari amoniak ini dapat mengganggu pernapasan dan
apabila tertelan dapat mengakibatkan kerusakan didalam perut. Semakin
pekat larutan tersebut maka semakin berbahaya dan amoniak ini digunakan

6
https://kumparan.com/kabar-harian/apa-itu-menguap-ini-penjelasan-lengkapnya-
1wOCQf7tPiZ, diakses pada 28 Mei 2022 pukul 10.31
7
Sulistyani Puteri Ramadhani, Pengelolaan Laboratorium, (Depok: Yiesa Rich
Foundation, 2020), hal. 56

6
sebagai larutan basa.8 Risiko kesehatan jika terkena paparan gas amoniak
dengan jumlah berlebih an bisa menimbulkan gangguan kesehatan pada mata,
kulit, rongga mulut, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan.

Sodium hydroxide biasanya berbentuk kristal padat dan tidak berbau.


Sodium hydroxide adalah bahan pembentuk yang juga dapat dijumpai dalam
deterjen atau pembasmi noda minyak dan produk perawatan kulit. Sodium
hydroxide dapat menjadi pengatur pH produk guna meningkatkan
stabilitasnya. Dalam konsentrasi tinggi (seperti dalam pembersih saluran air),
sodium hydroxide dapat digunakan sebagai kaustik yang membantu
menguraikan bahan organic seperti penyumbat saluran air.9

D. Bahan-bahan Yang Tidak Berbahaya


Bahan-bahan didalam laboatorium yang tidak berbahaya adalah sebagai
berikut:
1. Aquadest
Aquadest merupakan air dari hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Aquadest berwarna
bening, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Aquadest bisa digunakan
untuk membersihkan alat-alat laboratorium dari zat pengotor. Aquadest
merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan dengan hampir
semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut didalam
aquadest mencakup berbagai senyawa organic netral yang mempunyai
gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida dan keton.
Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan molekul aquadest untuk
membentuk ikatan hydrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau
gugu karbonil aldehida dan keton.10

8
Ibid, hal. 57
9
https://www.whatsinsidescjohnson.com/id/id/ingredients/sodium_hydroxide, diakses
pada 28 mei 2022 pukul 09.42
10
Husnul Khotimah, dkk, Karakteristik Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat
Destilasi, Jurnal Chemurgy, Vol.01 No.02, Desember 2017, hal.35

7
E. Cara Menyimpan Bahan-Bahan di Laboratorium
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah
penyimpanan, seperti halnya pada alat laboratorium. Sifat masing-masing
bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan seperti :
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol
plastik
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol
kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkena matahari langsung sebaiknya
disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup.
Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara
langsung disimpan dalam botol berwarna bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya terpisah dari bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar
dan dapat pula botol berukuran kecil. Pengambilan bahan kimia dari botol
sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa
bahan praktikum disimpan dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada
botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk
induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni
lagi.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-
masing bahan .11
Syarat penyimpanan bahan kimia mudah menguap adalah:
1. Ruangannya dingin dan berventilasi
2. Jauhkan dari bahaya kebakaran
3. Jauhkan dari bahan yang mungkin dapat bereaksi
4. Ada tempat penyimpanan sediakan alat pelindung diri

Dan untuk menghindari bahaya yang disebabkan oleh bahan-bahan yang


mudah terbakar, maka dapat disimpan dengan beberapa cara, diantaranya
yaitu:12
11
Ama Poedjiaji, Buku Pedoman Praktikum dan Manual Alat Laboratorium Pendidikan
Kimia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984), hal 27.

8
a. Bahan yang mudah terbakar diletakkan di dekat jalan keluar
b. Bahan yang mudah terbakar diusahakan dalam jumlah yang sedikit
(tidak berlebihan)
c. Dijauhkan dari hambatan listrik dan kran air didalam laboratorium
harus bebas hambatan

12
Ni Ketut Rapi, Laboratorium Fisika, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2017), hal.87

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fungsi laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah adalah
sebagai salah satu sumber belajar, atau sebagai salah satu fasilitas
penunjang pada proses pembelajaran IPA di sekolah. Laboratorium juga
dapat dimanfaatkan untuk mnegembangkan berbagai kompetensi siswa,
terutama yang terkait metode pelaksanaan ilmiah.
2. Bahan-bahan yang mudah terbakar dalam laboratorium MIPA
diantaranya adalah sebagai berikut yakni alkohol, eter, spiritus.
3. Bahan menguap adalah perubahan wujud zat cair menjadi gas (berubah
menjadi uap). Pada saat terjadi penguapan, sebuah zat memerlukan kalor.
Zat cair menguap karena beberapa molekulnya bergerak lebih cepat
daripada molekul-molekul lainnya. Diantara bahan- bahan laboratorium
yang mudah menguap adalah formalin, amoniak, dan sodium hydroxide
4. Bahan-bahan didalam laboatorium yang tidak berbahaya adalah
aquadest. Aquadest merupakan air dari hasil penyulingan yang bebas dari
zat-zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
5. Cara menyimpan bahan-bahan yang ada di laboratorium adalah:
a. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam
botol plastik
b. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam
botol kaca.
c. Bahan yang dapat berubah ketika terkena matahari langsung
sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari
tertutup.
d. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya terpisah dari bahan
lainnya.
e. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran
besar dan dapat pula botol berukuran kecil.
f. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-
masing bahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khotimah, Husnul, dkk. 2017. Karakteristik Hasil Pengolahan Air Menggunakan


Alat Destilasi, Jurnal Chemurgy, Vol.01 No.02.
Nahdiyaturrahmah dkk. 2020. Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) SMP Negeri 2 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Sains Indonesia (JPPSI), Vol. 3 No. 2.
Poedjiaji, Ama. 1984. Buku Pedoman Praktikum dan Manual Alat Laboratorium
Pendidikan Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ramadhani, Sulistyani Puteri Ramadhani. 2020. Pengelolaan Laboratorium,
Depok: Yiesa Rich Foundation.
Rapi, Ni Ketut. 2017. Laboratorium Fisika. Depok: Raja Grafindo Persada.
Sani, Ridwan Abdullah. 2018. Pengelolaan Laboratorium IPA Sekolah. Jakarta
Timur: PT Bumi Aksara.
Wiratno, Ekwan Nofa. Bioteknologi Alkohol. Malang: UB Media.
https://roboguru.ruangguru.com/question/di-antara-kegunaan-senyawa-eter-
adalah-sebagai-_QU-ICU6HAL5, diakses pada 28 Mei 2022 pukul 17.06
https://www.pakarkimia.com/fungsi-pembakar-spiritus/ , diakses pada 28 Mei
2022 pukul 17.11
https://kumparan.com/kabar-harian/apa-itu-menguap-ini-penjelasan-lengkapnya-
1wOCQf7tPiZ, diakses pada 28 Mei 2022 pukul 10.31
https://www.whatsinsidescjohnson.com/id/id/ingredients/sodium_hydroxide,
diakses pada 28 mei 2022 pukul 09.42

11

Anda mungkin juga menyukai