Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM KE-SD-an

“Laboratorium IPA di Sekolah Dasar”

(Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium Ke-SD-an)

Dosen : Tunjungsari Sekaringtyas, M.Pd

Disusun Oleh :

Nadira Sekar Chasni 1107617216


Putri Amalia 1107617242
Risca 1107617229
Kusumawardani

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul:
”Laboratorium IPA di Sekolah Dasar” Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium Ke-SD-an.

Dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini kami mendapatkan


bantuan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang
dalam kepada Ibu Tunjungsari Sekaringtyas, M.Pd, selaku dosen mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium Ke-SD-an yang dengan segala keikhlasannya telah
memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada kami hingga terselesaikannya
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi kita semua. Dan apabila ada
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Jakarta, 30 September 2019

Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

2
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Laboratorium IPA 4
B. Fungsi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar 5
C. Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah Dasar 8
1. Desain Laboratorium IPA di Sekolah Dasar 9
2. Struktur Organisasi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar 15
D. Penataan Peralatan dan Bahan Laboratorium IPA di Sekolah
Dasar. 21
E. Sistem Dokumentasi, Monitoring dan Evaluasi Laboratorium IPA
di Sekolah Dasar 23
BAB III PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
B. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran terdapat banyak komponen-komponen yang saling


berkaitan satu sama lain seperti guru, peserta didik, media pembelajaran, materi
pembelajaran, strategi pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembelajaran.
Berhasilnya suatu pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya yaitu
faktor guru dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran di kelas, sebab
guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan
kecerdasan serta keterampilan peserta didik. Peran guru di dalam proses
pembelajaran sangatlah penting dan guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang
akan disampaikan pada siswa agar siswa dapat memahami materi dengan baik
sehingga terciptanya pembelajaran yang bermakna (Meaningful Learning).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di sekolah dasar (SD). Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang bertujuan agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari
IPA merupakan cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan serta
membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam Untuk itu,
pembelajaran IPA di SD lebih menekankan pada pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami alam sekitar melalui
proses “mencari tahu” dan “berbuat”. Perbedaan pembelajaran IPA dengan
pelajaran lainnya adalah terdapat kegiatan praktik yang dilakukan langsung oleh

4
siswa sehingga siswa dapat mencari tahu sendiri tentang materi yang akan
dipelajarinya.
Metode pembelajaran yang paling tepat untuk mempelajari IPA adalah
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode praktikum. Hal ini mencerminkan
bahwa keberadaan laboratorium IPA di sekolah dasar sangatlah penting dalam
menunjang proses pembelajaran IPA di sekolah. Laboratorium merupakan bagian
yang integral tak dapat dipisahkan dari suatu pembelajaran di dalam kelas.
Keberadaan laboratorium sangatlah diperlukan untuk memberikan pengalaman
langsung dari aplikasi teori yang diterima melalui kegiatan praktikum untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas. Laboratorium IPA di sekolah dasar
dikelola langsung oleh guru. Sehingga seorang guru tidak hanya dituntut mampu
untuk mengajarkan atau menyampaikan materi IPA kepada siswa, tetapi juga harus
mampu dalam mengelola laboratorium dengan baik agar proses pembelajaran IPA
menjadi lebih bermakna dan kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah,
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan laboratorium IPA?
2. Apa saja fungsi laboratorium IPA di sekolah dasar?
3. Bagaimana tata kelola laboratorium IPA di sekolah dasar?
4. Bagaimana penataan alat dan bahan laboratorium IPA di sekolah dasar?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem dokumentasi, monitoring dan evaluasi
laboratorium IPA di sekolah dasar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium Ke-SD-an
2. Untuk mengetahui tentang pengelolaan laboratorium IPA di Sekolah Dasar

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Laboratorium IPA

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan


dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagai tempat
yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang di dalamnya terdapat
sejumlah alat dan bahan praktikum. Sedangkan berdasarkan PERMENPAN No. 3

6
Tahun 2010, Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau
bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi atau
produksi dalam skala terbatas dengan menggunakan peralatan dan bahan
berdasarkan metode keilmuan tertentu dalam rangka pelaksanaan pendidikan,
penelitian, atau pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), Laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang
dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan, penyelidikan. Menurut
(Depdikbud : 1995, 2003) Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya
penelitian, percobaan, eksperimen. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup,
kamar atau ruangan terbuka.
Dalam dunia pendidikan, laboratorium merupakan tempat proses belajar
mengajar melalui metode praktikum dimana siswa berinteraksi dengan berbagai
alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara
langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang telah dipelajari olehnya.
Laboratorium IPA adalah tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau
penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti fisika, biologi, kimia. Laboratorium
IPA di sekolah merupakan salah satu wahana belajar bagi siswa untuk
menghasilkan proses belajar yang berkualitas. Laboratorium perlu dilengkapi
dengan sarana prasarana yang menunjang sesuai dengan standar sarana
laboratorium. Umumnya laboratorium itu merupakan tempat tertutup, tetapi hal itu
tidak mutlak karena kebun atau kolam percobaan biologi misalnya merupakan
ruangan yang terbuka. Depdikbud (1999: 111) menyatakan bahwa sejak berlakunya
kurikulum 1994, ditegaskan agar dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
menggunakan pendekatan keterampilan proses. Implikasinya peranan laboratorium
IPA menjadi sangat penting dan strategis, karena laboratorium merupakan pusat
proses pembelajaran untuk mengadakan percobaan, penyelidikan dan penelitian
dalam bidang IPA.

B. Fungsi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

7
Laboratorium IPA sangat berperan penting dalam kegiatan pembelajaran
yakni dengan menumbuhkan dan mengembangkan aspek-aspek antara lain: (1)
keterampilan dalam pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan data, (2)
kemampuan menyusun data dan menganalisis serta menafsirkan hasil
pengamatan, (3) kemampuan menarik kesimpulan secara logis berdasarkan hasil
eksperimen, mengembangkan model dan menyusun teori, (4) kemampuan
mengkomunikasikan secara jelas dan lengkap hasil-hasil percobaan, (5)
keterampilan merancang percobaan, urutan kerja, dan pelaksanaannya, (6)
keterampilan dalam memilih dan mempersiapkan peralatan dan bahan untuk
percobaan, (7) keterampilan dalam menggunakan peralatan dan bahan, (8)
kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan tata tertib demi keselamatan kerja.
● Menurut Sukarso (2005), secara garis besar fungsi laboratorium IPA dalam
proses pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual


melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala
alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia
untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran
ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang
calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan
atau penemuan yang diperolehnya.

● Rustaman (1995) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan


praktikum IPA, yaitu:

8
1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA
Belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang termotivasi untuk
belajar akan bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Melalui
kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi
dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang
kegiatan praktikum di mana siswa menemukan pengetahuan melalui
eksplorasinya terhadap alam.

2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar


melakukan eksperimen
Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang banyak dilakukan
oleh ilmuwan.Untuk melakukan eksperimen diperlukan beberapa
keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, dan
memanipulasi peralatan laboratorium. Kegiatan praktikum melatih siswa
untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih
kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur
secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih,
menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan
dan menginterpretasikan eksperimen.

3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah


Para pakar pendidikan IPA meyakini bahwa cara yang terbaik untuk
belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai
scientis. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup.

4. Praktikum menunjang materi pelajaran


Praktikum memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan
teori, dan membuktikan teori.Selain itu praktikum dalam pembelajaran

9
IPA dapat membentuk ilustrasi bagi konsep dan prinsip IPA. Dari kegiatan
tersebut dapat disimpulkan bahwa praktikum dapat menunjang
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

C. Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

Menurut Rumilah (2006: 84), pengelolaan Laboratorium IPA dinilai efektif apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Adanya perencanaan program kerja laboratorium IPA


- Adanya rencana program kerja yang terencana dengan baik.
- Adanya bahan masukan dari hasil kegiatan laboratorium untuk menyusun
program kerja tahun berikutnya.
- Adanya perencanaan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
kondisi sekolah.
- Adanya penyusunan jadwal penggunaan laboratorium.
- Adanya program perencanaan perbaikan/peningkatan sarana prasarana
laboratorium yang sesuai dengan kondisi sekolah.
- Adanya perencanaan penggunaan dana untuk program kerja
laboratorium yang sesuai dengan kondisi sekolah.
- Adanya keikutsertaan pengelolaa laboratorium dalam penyusunan
program kerja laboratorium.

b. Adanya perencanaan kegiatan praktikum.


- Adanya jadwal penggunaan laboratorium dan sesuai dengan jadwal
pembelajaran harian IPA.
- Adanya semua guru IPA menggunakan media laboratorium untuk
kegiatan praktik dalam pembelajaran.

1. Desain Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

10
Laboratorium sebagai wahana pendidikan harus memiliki kelengkapan,
baik dalam hal tata bangunan, fasilitas, perlengkapan, bahan, personil, dan
sistem tata kelola yang memadai. Pada dasarnya hal-hal yang harus
diperhatikan dalam perencanaan pembangunan laboratorium IPA,
diantaranya : (1) arsitektur bangunan, (2) persyaratan ruang, (3) pengaturan
spasial peralatan dan bangku, (4) jalan keluar darurat, (5) persyaratan
penyimpanan, (6) instalasi pengelolaan limbah, (7) kontrol akses, (8) fitur
pengamanan, dan (9) pencahayaan serta ventilasi. Laboratorium sekolah
yang baik harus mampu menampung siswa sesuai dengan
kelayakannya. Idealnya, setiap siswa di laboratorium memiliki ruang gerak
seluas ± 2,5 m2 (termasuk area meja dan kursi) dengan tinggi langit-langit
minimal 4 m. Hal ini dimaksudkan agar siswa mudah bergerak dan
mempermudah proses penyelamatan diri apabila terjadi kecelakaan. Selain itu
ventilasi laboratorium harus cukup sehingga udara di laboratorium senantiasa
mengalir agar udara segar selalu mengalir menggantikan udara laboratorium.
Untuk mempermudah proses evakuasi pada saat terjadi kecelakaan,
laboratorium IPA setidaknya memiliki dua pintu, yakni pintu masuk dan keluar.
Bangunan laboratorium IPA sekolah hendaknya dibangun di tempat
yang agak jauh dari ruang kelas agar tidak mengkontaminasi
lingkungan.Peralatan dan bahan di laboratorium IPA harus memenuhi standar
minimal sarana laboratorium IPA. Selain peralatan dan bahan yang
karakteristik untuk setiap laboratorium IPA, sarana kelengkapan umum yang
harus tersedia di laboratorium adalah meja dan kursi siswa, meja dan kursi
guru, meja demonstrasi, wastafel, lemari alat dan bahan, papan tulis, serta
peralatan penunjang pembelajaran lainnya.

Standar laboratorium IPA sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional No.24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana di SD/MI
yaitu:

a) Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.


b) Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat

11
bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan.
c) Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA
seperti tercantum pada Tabel berikut:

No Jenis Rasio Deskripsi

1Perabot

1.1 Lemari 1 buah/ Kuat, stabil, dan aman.

sekolah Ukuran memadai untuk


menyimpan alat peraga.

Tertutup dan dapat dikunci.

Dapat memanfaatkan
lemari yang
terdapat di ruang kelas.

2 Peralatan

Pendidikan

2.1 Model 1 buah/ Tinggi minimum 125cm.

kerangka sekolah Mudah dibawa.


manusia

2.2 Model tubuh 1 buah/ Tinggi minimum 125 cm.


manusia
sekolah Dapat diamati dengan muda
h

oleh seluruh peserta didik.

Dapat dibongkarpasang.

Mudah dibawa.

2.3 Globe 1 buah/ Diameter minimum 40 cm.

sekolah Memiliki penyangga dan

Dapat diputar.

12
Dapat memanfaatkan globe
yang terdapat di ruang

perpustakaan.

2.4 Model tata 1 buah/ Dapat mendemonstrasikan


terjadinya
surya sekolah fenomena gerhana.

2.5 Kaca 6 buah/

pembesar sekolah

2.6 Cermin 6 buah/

datar sekolah

2.7 Cermin 6 buah/

cekung sekolah

2.8 Cermin 6 buah/

cembung sekolah

2.9 Lensa datar 6 buah/

sekolah

2.10 Lensa 6 buah/

cekung sekolah

2.11 Lensa 6 buah/

cembung sekolah

2.12 Magnet 6 buah/ Dapat mendemonstrasikan


gaya magnet.
batang sekolah

2.13 Poster IPA, 1 set/sekolah Jelas terbaca dan berwarna,


ukuran minimum A1.
terdiri dari:

a) metamorf
o-sis

13
b) hewan
langka,

c) hewan
dilindungi

d) tanaman
khas
Indonesia

e) contoh

ekosistem

f) sistem

pernapasan

hewan

14
C

Contoh Desain laboratorium IPA di Sekolah Dasar:

15
Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika menata ruang
laboratorium IPA, adalah:

1. Tidak terletak searah dengan arah mata angin

Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata angin atau arah
kemana angin bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang
laboratorium. Angin dapat membawa debu, membawa asap dari luar
ruangan laboratorium, atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan
bahaya dari zat-zat yang beracun.

2. Jarak terhadap sumber air

Keberadaan sumber air akan sangat membant kelancaran kegiatan


di laboratorium. Dengan demikian, para pengguna laboratorium tidak
akan merasa kesulitan jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan air
atau ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan air.

3. Saluran pembuangan

Maksudnya adalah penataan laboratorium harus memperhatikan


apakah saluran pembuangan, baik yang berasal dari ruang/gedung
laboratorium maupun dari luar. Saluran pembuangan adalah saluran
untuk membuang sisa-sisa dari bahan-bahan yang sudah diolah dan
diproses, seperti sisa-sisa sampah, sisa pembakaran mesin (asap),
limbah pabrik, dan lain sebagainya.

4. Jarak dengan gedung lain

Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada urgensi dari


gedung lain karena dapat mengganggu aktivitas disana.

5. Mudah dikontrol

16
Ruang laboratorium yang baik adalah ruang yang mudah dikontrol,
baik oleh manajer laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Agar
mudah dikontrol, ruang laboratorium sebaiknya dibangun dekat dengan
ruang manajer.

6. Luas ruangan per personel

Ruang laboratorium perlu didesign sesuai dengan daya tampungnya


yang diinginkan.Karena setiap individu yang melakukan kegiatan
dilaboratorium harus merasa leluasa dan bisa bebas bergerak.

7. Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah keluar

Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan rasa gerah/penat


bagi para pengguna laboratorium saat tengah beraktivitas di dalamnya
dan sebagai penetralisir suara di dalam ruangan.

8. Lantai rata dan tidak licin

Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak mengganggu
aktivitas di dalam laboratorium.

2. Struktur Organisasi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

Dalam sebuah laboratorium terdapat struktur organisasi laboratorium


yang akan mengatur dan mengelola laboratorium di sekolah. Organisasi
laboratorium IPA adalah suatu sistem kerja sama dari kelompokorang, barang,
atau unit tertentu tentang laboratorium IPA. Mengorganisasikan laboratorium
IPA berarti menyusun sekelompok orang atau petugas dan sumberdaya yang
lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan cara yang paling berdaya guna terhadap
laboratorium IPA. Pada laboratorium sekolah, seorang guru harus menjabat
sebagai kepala laboratorium dan pelaksana kegiatan lainnya. Tenaga

17
laboratorium yang lain adalah tenaga ahli yang dapat dilakukan oleh guru-guru
bidang studi yang sejenis dan sekaligus sebagai teknisi atau analisis. Menurut
Pemendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah. Terdapat 3 tenaga laboratorium yaitu: 1) Kepala Laboratorium, 2)
Teknisi Laboratorium, dan 3) Tenaga Laboran.

Struktur organisasi laboratorium IPA di Sekolah Dasar dapat


digambarkan sebagai berikut :

Pengorganisasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan


alat dan bahan laboratorium, pengadaan alat dan bahan laboratorium dan
menjaga kedisiplinan serta keselamatan laboratorium. Orang-orang yang
terlibat langsung dalam organisasi lab adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah Urusan Kurikulum dan Sarana Prasarana, koordinator laboratorium
IPA, laboran, dan guru-guru mapel IPA. Adapun tugas pokok pengelola dalam
organisasi laboratorium IPA yaitu:

1) Kepala Sekolah
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1990 Pasal
22 Ayat 1 yang berbunyi “Kepala sekolah bertanggung jawab atas

18
penyelenggaraan kegiatan pendidikan lainnya dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana”. Dengan demikian seorang Kepala
Sekolah di Sekolah Dasar bertindak sebagai penanggungjawab seluruh
kegiatan sekolah termasuk laboratorium yang dalam pelaksanaannya
dibantu oleh wakil kepala sekolah. Tugas pokok Kepala Sekolah dalam
pengelolaan laboratorium IPA di Sekolah Dasar:
a. Memberi tugas kepada penangung jawab teknis laboratorium IPA,
penanggung jawab mata pelajaran (Guru IPA), dan laboran.
b. Memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi
kepada petugas-petugas laboratorium IPA.
c. Membuat laporan tentang inventaris alat dan barang milik negara
kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
atau Kota
d. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium sesuai
dengan program kerja yang telah disusun.
e. Mengesahkan program kerja laboratorium dan mendisposisikan
program yang dapat dilaksanakan dan tidak dapat dilaksanakan
dengan memberikan masukan dan pertimbangan terhadap
program yang diajukan.

2) Kepala Laboratorium

Koordinator atau kepala laboratorium berwenang dan bertanggung


jawab untuk merencanakan, melaksanakan, mengembangkan,
mengevaluasi dan menindaklanjuti seluruh kegiatan yang berhubungan
dengan kegiatan Laboratorium IPA. Permennegpan & RB Nomor 16
Tahun 2009 BAB VII Pasal 13 ayat 4 dijelaskan bahwa guru selain
melaksanakan kegiatan utamanya dapat melaksanakan tugas tambahan
atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah sebagai kepala
laboratorium, bengkel, unit produksi atau yang sejenisnya pada sekolah
atau madrasah. Berdasarkan Permendiknas No.26 tahun 2008
menerangkan, bahwa syarat Kepala Laboratorium Sekolah atau

19
Madrasah adalah guru yang:

- Berkualifikasi Pendidikan minimal sarjana (S1)


- Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum
- Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah atau madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang telah ditetapkan oleh
pemerintah

Tugas pokok koordinator atau kepala laboratorium :

I. Perencanaan dan Pengembangan Laboratorium


a. Menyusun Rencana Pengembangan Laboratorium
b. Merencanakan Pengelolaan Laboratorium
c. Mengembangkan Sistem Administrasi Laboratorium
d. Menyusun Prosedur Operasional Standar (POS) Kerja
Laboratorium yang terintegrasi dengan kesehatan dan
keselamatan kerja serta penanganan bahan berbahaya dan
beracun
II. Pengelolaan Kegiatan Laboratorium
a. Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru mata
pelajaran IPA untuk menyusun buku pedoman pelaksanaan
praktikum, ataupun membuat publikasi karya ilmiah
b. Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
c. Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
d. Mengevaluasi kegiatan laboratorium
e. Menyusun laporan kegiatan laboratorium
III. Pembagian tugas teknisi dan laboran Laboratorium
a. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
b. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
c. Mensupervisi teknisi dan laboran
d. Membuat laporan secara periodik (tiap semester)
IV. Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium

20
a. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat
laboratorium
b. Memantau kondisi keamanan bangunan laboratorium
c. Mendesain ruangan laboratorium
d. Mengusulkan kepada kepala sekolah untuk pengadaan alat
dan bahan praktek
V. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran dalam kegiatan
laboratorium
a. Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
b. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
c. Menilai kegiatan laboratorium
d. Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan
selanjutnya.

3) Guru Mata Pelajaran IPA


Berwenang dan bertanggung jawab secara teknis dalam
pemanfaatan peralatan laboratorium. Tugas pokok guru mata pelajaran
IPA :
I. Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah
a. Membuat daftar dan merencanakan kebutuhan bahan
peralatan dan suku cadang laboratorium
b. Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan
bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
II. Mengatur Penyimpanan bahan, peralatan perkakas dan suku
cadang laboratorium
a. Bersama laboran mengkoordinir penataan ruang laboratorium
IPA berdasarkan desain yang dibuat kepala laboratorium.
b. Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium dengan
memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK)

21
c. Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas
laboratorium IPA
III. Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
a. Mendampingi dan mengawasi peserta didik ketika melakukan
praktikum
b. Memandu peserta didik untuk menggunakan peralatan dan
bahan-bahan yang ada di laboratorium sesuai aturan
c. Berkoordinasi dengan laboran untuk menyiapkan paket bahan
dan rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan
praktikum serta mengecek paket bahan dan rangkaian
peralatan setelah selesai praktikum.

4) Laboran
Laboran adalah tenaga kependidikan yang membantu guru dalam
mempersiapkan, melasanakan dan mengelola kegiatan praktikum atau
peragaan dalam suatu proses pembelajaran. Seorang laboran juga
berwenang dan bertanggung jawab secara teknis dalam penyiapan
praktikum, penyimpanan, pemeliharaan dan perawatan alat dan bahan
Laboratorium IPA

5) Teknisi Laboratorium
Umumnya di seorang teknisi laboratorium bertugas untuk merawat
peralatan dan bahan di laboratorium, mengidentifikasi kerusakan
peralatan dan bahan laboratorium serta memperbaiki kerusakan
peralatan laboratorium.

D. Penataan Peralatan dan Bahan Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

Penataan (ordering) alat adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar


tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan
dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam pemeliharaan

22
(maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan memerlukan cara
tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam
pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam
memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat
laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, mudah dan
aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan
lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya.Alat dan bahan
yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus
sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam
membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA
dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan dan terjadinya kecelakaan
kerja.Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat
menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama
cara penyimpanannya, diantaranya adalah :

1. Mengenali alat dan fungsinya


2. Mengenali sifat bahan
3. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian alat
4. Keperangkatan
5. Nilai atau harga alat
6. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
7. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
8. Bahan dasar penyusun alat, dan
9. Bentuk dan ukuran alat
10. Bobot atau berat alat

Prinsip tata letak dan penataan peralatan dan bahan laboratorium IPA:

● Prinsip Keamanan

23
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang
mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada
lemari terkunci.Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan
bahan sehingga fungsinya berkurang.

● Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu
diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).

● Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan
yang tersedia.

● Prinsip Keindahan
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok
bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
a) Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya
seperti Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang,
Optik, Magnet, Listrik
b) Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya,
seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
c) Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat
tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

E. Sistem Dokumentasi, Monitoring dan Evaluasi Laboratorium IPA di Sekolah


Dasar

24
Laboratorium IPA sekolah bertanggung jawab baik terhadap proses maupun
produk kegiatan laboratorium. Hal ini dipahami karena laboratorium sekolah
berperan sebagai pengganti pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, laboratorium
IPA sekolah harus dikelola secara sungguh-sungguh, sistematik, tepat sasaran,
sehingga tujuan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan produk
pembelajaran melalui praktikum tercapai. Agar tujuan praktikum di laboratorium
tercapai, maka diperlukan sistem tata kelola atau manajemen yang mencerminkan
kualitas atau mutu proses atau kegiatan laboratorium dengan senantiasa
memperhatikan kepuasan siswa. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem
dokumentasi laboratorium IPA sekolah.

Dokumentasi adalah suatu proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan,


dan penyimpanan informasi. Dengan dikembangkannya sistem dokumentasi
laboratorium IPA sekolah, maka semua kegiatan perencanaan, implementasi, dan
evaluasi semua kegiatan laboratorium dapat mudah ditelusur. Dengan kata lain,
sistem dokumentasi laboratorium IPA sekolah akan memudahkan siapa saja yang
berkepentingan untuk mengakses informasi tentang laboratorium dan kegiatannya.
Dokumentasi laboratorium terdiri dari dokumen pengelolaan dan dokumen kegiatan
laboratorium. Dokumentasi pengelolaan laboratorium sebaiknya mengacu pada
dokumen sistem ISO yang telah diakui sebagai standar internasional yang
digunakan oleh berbagai laboratorium baik laboratorium pengujian, kalibrasi,
produksi maupun laboratorium pendidikan

Monitoring adalah istilah lain dari audit, yaitu suatu kegiatan pemeriksaan
sistematik dan tidak memihak untuk menetapkan bahwa kegiatan sistem
manajemen mutu dan hasilnya telah sesuai dengan rencana, diterapkansecara
efektif, dan telah sesuai dalam pencapaian tujuan. Laboratorium sekolah juga perlu
melaksanakan kegiatan audit ini, baik secara internal (oleh laboratorium sendiri)
maupun secara eksternal oleh tim audit dari luar laboratorium. Untuk laboratorium
yang baru saja mengembangkan mutu, maka audit internal akan sangat membantu
laboratorium dalam melakukan peningkatan kinerjanya.

25
● Monitoring kinerja laboratorium sangat bermanfaat terutama untuk:

1. Menetapkan kecukupan dan kesesuaian sistem manajemen mutu


laboratorium
2. Menetapkan keefektifan sistem manajemen mutu
3. Mengadakan kesempatan untuk analisis sistem manajemen mutu
4. Membantu mengatasi masalah yang berhubungan dengan
laboratorium
5. Memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan
6. Membantu meningkatkan keterlibatan semua personil laboratorium
7. Memastikan ketaatan laboratorium terhadap persyaratan yang berlaku
8. Membantu komunikasi dan mempermudah memutuskan kebutuhan
pelatihan

Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan


kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang
disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan
hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat
dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan
dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi
tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan.Istilah
evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian.valuasi
bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang
diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai
(output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya
dalam suatu periode (tahapan), sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis
program yang dibuat dalam perencanaan dan dilaksanakan.

Untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan laboratorium dapat dilakukan


dengan 3 cara sebagai berikut:

a. Laporan

26
Laporan merupakan rekaman atas apa yang dilakukan siswa selama melalui
kegiatan praktikum. Tujuan adanya laporan ini yaitu untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap materi praktikum dan kemampuan
siswa dalam merangkai data hasil percobaan serta analisisnya.
b. Tes kegiatan laboratorium
Tes kegiatan laboratorium digunakan sebagai bahan untuk evaluasi.
c. Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa pada saat melakukan
kegiatan praktikum, misalnya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memilih alat yang sesuai, merangkai alat, menggunakan alat, sikap siswa
pada saat melakukan praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa suatu
penilaian tidak hanya dilakukan dengan melihat hasil akhir seperti laporan,
tetapi harus mencakup hasil akhir dan proses untuk mencapai hasil itu,
termasuk di dalamnya kinerja siswa, sehingga guru dapat memiliki
informasi yang lengkap tentang siswa.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum


yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan
berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati

27
secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Fungsi
dan manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dalam pembelajaran,
sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana
pendidikan dalam proses pembelajaran ruang praktikum harus memenuhi dan
menaati asas-asas yang ditentukan, dari kelengkapan peralatan, pemahaman
peralatan, bahan, dan proses, menaati segala tata tertib yang ada sehingga
mencegah terjadinya kecelakaan dalam proses praktikum.

Dalam pengelolaan laboratorium semua aspek sekolah turut membantu


proses pengelolaan seperti gedung, ruangan praktikum, dan kelengkapan
peralatan. Organisasi laboratorium yang baik akan dapat membantu kelancaran
kegiatan laboratorium. Hal ini sehubungan dengan tugas organisasi tersebut yaitu
mengelola laboratorium, menjaga disiplin laboratorium, mengadakan dan
memelihara alat dan bahan serta menjaga keselamatan laboratorium.

B. Saran

Dalam melakukan kegiatan ataupun dalam melakukan praktikum di


laboratorium, pengguna laboratorium sebaiknya mengikuti asas-asas yang telah
ditetapkan. Karena untuk mencegah terjadinya kecelakaaan pada proses
pembelajaran. Selain itu, dalam proses pengelolaan laboratorium hendaknya
seluruh aspek sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan siswa dapat membantu
untuk merawat laboratorium sehingga akan terciptanya laboratorium yang baik dan
nyaman.

28
DAFTAR PUSTAKA

Kancono. 2010. Managemen Laboratorium IPA. Bengkulu:Universitas Bengkulu.

Munandae, Kukuh. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. Bandung: PT


Refika Aditama

Nyeyeng, I Dewa Putu. 2011. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Sutrisno. 2010. Modul: Laboratorium Fisika Sekolah I. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia.

29

Anda mungkin juga menyukai