Dosen Pengampu :
Siska Yulia Weny M.Ak
Disusun oleh :
Bachtiar Burhanudin M 932411318
Sari Anata Dewi 932411019
Ulfa Rafika Dyyana 932411119
Mukhammad Zaul Haq 932411219
Mutiara Nur Rohmah 932411419
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kediri. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisanya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangaun, dan menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
penyusun untuk lebih baik di masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……..………………………………………………………………..……i
Daftar Isi……….…………………………………………………………………………ii
BAB II
Pendahuluan ………………………………………………………………..………… iii
Latar Belakang………………………………………………………………………… iii
Rumusan Masalah ………………………………………………………………..……iii
Tujuan ….…………………………………………..……………………………….… iii
BAB II
Pembahasan……………………………………………………………………………… 1
Pengertian Laboratorium IPA……………………………………………………………1
Fungsi dan Manfaat dari Laboratorium IPA …………………………………………... 1
Pengelolaan dan Penataan Laboratorium IPA …………………………………………..3
Administrasi Laboratorium dan SOP Laboratorium IPA………………………………5
Budaya Keselamatan dan Keamanan Laboratorium IPA..……………………………...7
Fasilitas Laboratorium dan Alat alat Laboratorium IPA……………………….............8
Bahaya dan Resiko Laboratorium IPA………………………...........…………………...11
Pengembangan Kegiatan Laboratorium IPA………………………............................... 13
BAB III
Penutup…………………………………………………………………………………..…15
Kesimpulan…………………………………………………………………………………15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan laboratorium di sekolah sangat penting dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar. Adanya laboratorium IPA diharapkan proses pengajaran IPA dapat
dilaksanakan seoptimal mungkin. Setiap laboratorium di sekolah sudah seharusnya
memiliki manajemen laboratorium yang baik, agar kegiatan praktikum dapat terlaksana
dengan lancar.
Di setiap sekolah, laboratorium harus memiliki manajemen laboratorium yang
baik agar kegiatan praktikum dapat terlaksana dengan efektif dan efisien, karena alat dan
bahan laboratorium yang lengkap belum tentu dapat berfungsi dengan baik jika tidak
didukung oleh manajemen yang baik. Selain itu, laboratorium juga harus memiliki teknisi
dan laboran, karena peran teknisi dan laboran sangat dibutuhkan untuk membantu tugas
kepala laboratorium dalam memanajemen laboratorium.
Bangkitnya motivasi siswa dalam belajar biologi dengan adanya laboratorium
dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
Sobiroh (2005) mengenai pemanfaatan laboratorium untuk meningkatkan hasil belajar
IPA yang dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan laboratorium dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Laboratorium IPA?
b. Apa Fungsi dan manfaat dari Laboratorium IPA?
c. Bagaimana penanganan dan Penataan Laboratorium IPA?
d. Bagaimana administrasi dan SOP Laboratorium IPA?
e. Bagaimana budaya keselamatan dan keamanan Laboratorium IPA
f. Apa saja fasilitas dan alat Laboratorium IPA?
g. Apa bahaya dan Resiko Laboratorium IPA?
h. Bagaimana pengembangan Laboratorium IPA?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari laboratorium IPA
b. Mengetahui fungsi dan manfaat dari laboratorium IPA
c. Mengetahui penanganan dan penataan laboratorium IPA
d. Mengetahui administrasi dan SOP laboratorium IPA
e. Menetahui budaya keselamatan dan keamanan laboratorium IPA
f. Mengetahui fasilitas dan alat laboratorium IPA
g. Mengetahui bahaya dan resiko laboratorium IPA
h. Mengetahui pengembangan laboratorium IPA
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laboratorium IPA
Laboratorium merupakan suatu wadah yaitu tempat, gedung ruang dengan segala
macam perangkat keras yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Laboratorium
merupakan tempat guru dan siswa melakukan percobaan dan penelitian IPA untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam sekaligus membuktikan konsep IPA yang
telah dipelajari di kelas. Sebagai sebuah sekolah yang memiliki kurikulum negara
keberadaan laboratorium merupakan sebuah tuntutan agar siswa dapat memahami tidak
sekadar teori saja melainkan dapat membuktikannya melalui serangkaian praktikum
dibawah bimbingan guru. Penggunaan laboratorium yang intensif dapat menciptakan
keterampilan proses sains siswa sehingga perlu dilakukan analisis intensitas dan
penggunaan laboratorium.2
1
Hamidah afreni dkk, 2013, Manajemen Laboratorium Biologi Beberapa SMA Swasta Di Kota Jambi, Jambi, Jurnal Sainmatika
Vol 7 No 1 2013
2 https://pgsd.fkip.unismuh.ac.id/layanan/laboratorium-ipa/
1
metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses
belajar mengajar. Sedangkan fungsi laboratorium secara khusus yaitu:
1. Alat atau tempat untuk menguatkan atau memberi kepastian informasi
2. Alat atau tempat untuk menentukan hubungan sebab akibat
3. Alat atau tempat untuk membuktikan benar tidaknya faktor-faktor atau gejala-gejala
tertentu
4. Alat atau tempat untuk mempraktekkan sesuatu yang diketahui
5. Alat ataubtempat untuk mengambangkan ketrampilan
6. Alat atau tempat untuk memberikan latihan
7. Alat atau tempat untuk membentuk siswa belajar menggunakan metode ilmiah dalam
memecahkan masalah.
8. Alat atau tempat untuk melanjutkan atau melaksanakan penelitian perseorangan atau
kelompok.3
Menurut Richard (2013: 116) dalam Mahfudiani (2015: 19), fungsi laboratorium
IPA adalah sebagai berikut:
a. memperkuat pemahaman tentang konsep IPA, baik siswa (peserta penelitian di
laboratorium IPA) ataupun bagi guru IPA,
b. Menumbuhkan minat, inspirasi, motivasi, dan percaya diri dalam mempelajari IPA,
c. memperkuat daya imajinasi siswa dan seluruh individu yang terlibat dalam kegiatan
di laboratorium IPA, memicu inspirasi, serta dapat mengembangkan kreativitas para
peserta dalam melakukan eksperimen mengenai materi-materi pelajaran IPA,
d. melatih keterampilan eksperimen,
e. mengembangkan kemampuan para peneliti untuk membuat judgment (keputusan)
dalam pengujian teori ataupun eksperimentasi,
f. wadah memperbaiki pendapa atau pemahaman yang salah atau miskonsepsi tentang
pelajaran atau teori-teori yang ada dalam IPA,
g. wahana bagi peserta atau siswa untuk menciptakan sikap ilmiah seperti para ahli
sains, khususnya dalam hal materi ipa,
3
Al Rasyid, Harun dan Rahmad Nashir, Mengelola Laboratorium IPA Sekolah, Klaten: Lakeisha, 2020, Hal. 14
2
h. para siswa atau peserta akan memperoleh kejelasan konsep, dan visualisasi konsep,
i. sebagai media untuk menumbuhkan nalar kritis terhadap para siswa di sekolah agar
mereka mampu bernalar dan berfikir secara ilmiah, sehingga mereka akan menjadi
calon-calon ilmuan dunia.4
Melalui kegitan belajar di laboratorium, siswa dapat mengamati proses atau gejala
alam sehingga pemahaman akan konsep IPA menjadi lebih mudah. Laboratorium
meberikan kesempatan kepada siswa berlatih memecahkan masalah berdasarkan atas
petunjuk-petunjuk dan menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.dengan latihan-latihan siswa dibiasakan bersikap cermat, sabar, tekun,
jujur, bertanggung jawab, bersedia bekerja sama dengan orang lain, tenggang rasa dan
sebaginya. Jadi laboratorium IPA adalah tempat berlangsungnya kegiatan praktikum
IPA. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, laboratorium digunakan sebagai tempat
untuk penelitian ilmiah, percobaan, demonstrasi dan perancangan alat. Inti dari kegiatan
itu adalah verifikasi dan rekonstruksi konsep-konsep IPA yang telah ada, walaupun
kemungkinan tidak ditemukan konsep-konsep baru. Artinya bahwa fungsi laboratorium
sekolah memberikan edukasi kepada para siswa dan guru kelompok keilmuan IPA
tentang perilaku ilmiah yang diharapkan menjadi tradisi/budaya dalam menapaki tangga
akademik/pendidikan yang lebih tinggi. 5
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya. Menurut Suharsimi Arikunto (1993,33), istilah pengelolaan
dianggap bersinonim dengan manajemen dan administrasi.Oleh karena itu pengertian manajemen
adalah suatu usaha bersama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan. Organisasi secara efektif
dan efisien dengan menggunakan segala upaya dan daya yang ada. Manajemen fasilitas
laboratorium sangat penting artinya bagi sebuah organisasi pendidikan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan.
4
http://library.uir.ac.id/
5 Al Rasyid, Harun dan Rahmad Nashir, Mengelola Laboratorium IPA Sekolah, Klaten: Lakeisha, 2020, Hal. 15
3
Jadi dapat di simpulkan bahwa pengelolaan merupakan suatu proses pendaya gunaan sumber
daya secara efektif dan efesien untuk mencapai suau sasaran yang di harapkan secara optimal
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan hendaknya dijalankan
berkaitan dengan unsur atau fungsi manajer, perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando,
pengkordinasiaan dan pengendaliaan.
Dalam pengelolaanlaboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai
berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Penataan Laboratorium Ipa
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,
yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan
penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-
langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan
daerah kerja harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat
bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan
dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar.
e. Mempermudah pengawasan.
4
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
a. mudah dilihat
b. mudah dijangkau
c. aman untuk alat
d. aman untuk pemakai
5
Prosedur Pengadaan alat dan bahan laboratorium :
6
Metode pembakaran terbuka dapat diterapkan untuk bahan-bahan organik yang
kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik
tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
3. Pembakaran dalam insenerator
Metode pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan
toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa
yang bersifat toksik.
4. Dikubur di dalam tanah
Dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metode ini
dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.6
6
Pradipta, dkk. 2016. Analisis Kepatuhan Pelaksanaan Standard Operational Procedure (Sop) Pada Pekerja Kelistrikan Di Pt.
Angkasa Pura I Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 4. No. 3
7 Indrawan Irjus,dkk. Manajemen Laboratorium Pendidikan. 2020.Pasuruan : CV. Penerbit Qiara Media hal.94
7
7. Siswa memperhatikan tata tertib, serta menghindari bahaya-bahaya dari
penggunaan peralatan lab
Peraturan yang harus ditaati oleh seluruh pengguna ketika bekerja di laboratorium
untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan :
1. Mengatur tempat kerja serapi mungkin, ,hindari tempat sempit/jumlah siswa yang
padat
6. Siapkan tempat pembuangan khusus untuk bahan, alat multimedia dan lain
sebagainya
7. Ingatkan siswa supaya tenang jika terjadi kecelakaan; segera melaporkan kepada
guru pembimbing jika ada yang terluka
8
ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan
mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat,
lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.8
a. Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah
sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
b. Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium
biologi yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang
ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara
seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu
pergantian udara menjadi lebih baik.
c. Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk
laboratorium biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain
jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat
mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air
yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar
laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus
diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif
lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk
menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
d. Bak cuci
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat dari
porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi
dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan
padat. Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-
bahan kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.
8
Riandi, Pengelolaan Laboratorium, Universitas Pendidikan Indonesia: Pendidikan Biologi FMIPA, hal. 43
9
e. Listrik
Pada laboratoium biologi, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya
daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-
alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan
lain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik
yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan
didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang
mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau.
f. Mebelair
Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya.
Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa /
mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus
lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja
siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat
diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum
/ percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap
umumnya terbuat dari cor beton.
10
5. Perkakas dan alat penunjang seperti obeng, alat bor, tang, catut, gunting soldier, alat
pemadam kebakaran, Jas lab, Masker, kulkas yang digunakan untuk memperbaiki
macam- macam peralatan laboratorium.9
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari
berbagai faktor, antara lain :
1) Faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
2) Faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam
lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik
produk antara maupun hasil akhir
9
Maharani, Dewi, Modul Pengelolaan Laboratorium, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2020, Hal. 28
10 Ibid., hal. 32
11
3) Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia
yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima
baik fisik maupun psikis.
b. Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
d. Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata
sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
e. Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll
f. Sengatan listrik.
a. Luka gores
c. Luka bakar
d. Luka tusuk
e. Keracunan
f. Penularan
g. Kebutaan
12
H. Pengembangan Kegiatan Laboratorium IPA
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan diantaranya: pengkajian kembali tata tertib
laboratorium yang telah ada jika perlu perubahan akan dilakukan perubahan sebagai
mana perlunya, contoh: pada waktu praktikum kimia ada siswa yang mengalami
cidera terkena larutan asam kuat sehingga kulitnya melepuh. Hal ini diakibatkan
karena kekurang siapan siswa dalam melengkapi diri dengan peralatan kamanan
untuk diri sendiri. Oleh karena itu dalam peraturan lebih ditekankan lagi tentang
peralatan keaman pribadi seperti jas lab, masker, sarung tangan dan kain lap. Bagi
siswa yang tidak lengkap tidak diijinkan mengikuti praktikum pertemuan yang
berlansung. Pengembangan kapasitas laboratorium dengan jalan pelebaran ruang
laboratorium sehingga kapasitas satu siklus praktikum bertambah yang semula
hanya mampu menampung 16 – 18 siswa menjadi 24 siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah dibuat perkelas. Guru
pengampu harus mengisi jurnal penggunaan ruang yang telah disediakan yang
sebelumnya belum dilakukan. Pembuatan standar operasional prosedur (SOP) tiap
peralatan yang digunakan. Pengembangan pelaksanaan kegiatan laboratorium
dapat melalui beberapa cara diantaranya yaitu: (1) pengembangan kinerja
peralatan; (2) pengembangan metode kerja peralatan; (3) pengembangan metode
pengujian, kalibrasi dan / atau produksi; (4) pengembangan pengelolaan
laboratorium berbasis sistem informasi teknologi / komputerisasi (IT).
c. Pengawasan
Pengawasan laboratorium salah satunya adalah dilaksanakannya supervisi oleh
Kepala Sekolah. Supervisi dilakukan 2 kali dalam satu semester agar lebih
terkontrol penggunaannya dan tidak terjadi kekurangan bahan praktikum. Supervisi
atau pengawasan tidak hanya dilakukan oleh Kepala Sekolah saja tapi juga dapat
dilakukan oleh Kepala Laboratorium terhadap guru roduktif dan siswa sebagai
pengguna laboratorium serta dapat pula dilakukan oleh guru produktif terhadap
siswa pada saat pelaksanaan praktikum. Selain supervisi dari Kepala Sekolah
tersebut, saat ini sedang ditekankan bahwa pengawasan harus dilakukan oleh semua
13
komponen sekolah yaitu: Guru, karyawan serta seluruh siswa agar semua
komponen sekolah ikut bertanggungjawab terhadap sarana prasarana yang dimiliki
oleh sekolah.
d. Pengevaluasian Evaluasi pengelolaan laboratorium dilakukan setelah ada supervisi
dari Kepala Sekolah kemudian pengelola laboratorium yang terdiri dari kepala
laboratorium, laboran, guru produktif dan waka kurikulum / kepala program studi
bersama kepala sekolah duduk bersama membahas temuan-temuan dari supervisi
tersebut dan dicari solusi yang paling tepat sesuai dengan situasi kondisi pada
waktu itu dan dibuat program kerja laboratorium yang dibuat oleh kepala
laboratorium.11
11
Rosdakarya. Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keberadaan laboratorium di sekolah sangat penting dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar. Adanya laboratorium IPA diharapkan proses pengajaran IPA dapat
dilaksanakan seoptimal mungkin. Setiap laboratorium di sekolah sudah seharusnya
memiliki manajemen laboratorium yang baik, agar kegiatan praktikum dapat terlaksana
dengan lancar.
Laboratorium merupakan suatu wadah yaitu tempat, gedung ruang dengan segala
macam perangkat keras yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Laboratorium merupakan
tempat guru dan siswa melakukan percobaan dan penelitian IPA untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam sekaligus membuktikan konsep IPA yang telah dipelajari di
kelas. Sebagai sebuah sekolah yang memiliki kurikulum negara keberadaan laboratorium
merupakan sebuah tuntutan agar siswa dapat memahami tidak sekadar teori saja
melainkan dapat membuktikannya melalui serangkaian praktikum dibawah bimbingan
guru.
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,
yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan
penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-
langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan
daerah kerja harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat
bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan
dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hamidah afreni dkk, 2013, Manajemen Laboratorium Biologi Beberapa SMA Swasta Di Kota
Jambi, Jambi, Jurnal Sainmatika Vol 7 No 1 2013
https://pgsd.fkip.unismuh.ac.id/layanan/laboratorium-ipa/
Al Rasyid, Harun dan Rahmad Nashir, Mengelola Laboratorium IPA Sekolah, Klaten: Lakeisha,
2020
http://library.uir.ac.id/
Maharani, Dewi, Modul Pengelolaan Laboratorium, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2020
16