Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KAJIAN KECENDERUNGAN PENDIDIKAN IPA

Tantangan Calon Guru Menghadapi Penggunakaan dan Pemanfaatan Laboratorium


IPA dalam Pembelajaran IPA pada Abad 21

Oleh :
NAMA : Dina Kurnia Sari
NIM : 16312241031
KELAS : Pend. IPA I 2016

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERIYOGYAKARTA
2019
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang
fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan
pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.
Laboratorium IPA merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori
keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya
dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas
dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Laboratorium IPA berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang memerlukan
peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.
Pada abad 21, pembelajaran IPA dituntut untuk bisa melibatkan peran
aktif siswa dalam prosesnya. Tidak hanya itu, pembelajaran IPA diharapkan
mampu meningkatkan kecakapan atau keterampilan yang dibutuhkan di abad
21, misalnya saja problem solving, kemampuan berpikir kritis, kreatif,
kolaboratif dan komunikatif. Selain itu siswa juga diharapkan mampu
meningkatkan keterampilan proses sains (KPS).
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memberikan gambaran
kepada calon guru mengenai pemanfaatan laboratorium IPA dalam
Pembelajaran IPA pada abad 21

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemanfaatan Laboratorium IPA dalam Pembelajaran IPA?
2. Apa inovasi pembelajar IPA yang melibatkan peran laboratorium IPA yang
dapat diterapkan pada Abad 21?
BAB II
Pemanfaatan Laboratorium IPA dalam Pembelajaran IPA
pada Abad 21

A. Pemanfaatan Laboratorium IPA pada Pembelajaran IPA abad 21


Pembelajaran IPA pada hakikatnya membutuhkan laboratorium dalam
prakteknya. Laboratorium sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran IPA
karena melalui laboratorium siswa dapat melakukan praktek secara langsung tentang
materi IPA yang dipelajari. IPA tidak hanya mempelajari suatu hal secara teori saja,
akan tetapi pembelajaran IPA sudah sepatutnya dilakukan dengan praktek untuk
memudahkan siswa dalam memahami setiap materi/bahan ajar yang disampaikan oleh
guru.
Di dalam pembelajaran sains/ IPA, laboratorium berperan sebagai tempat
kegiatan penunjang dari kegiatan di kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang
berperan utama dalam pembelajaran sains adalah laboratorium, sedangkan kelas
sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai
tempat display atau pameran, sebagai museum kecil, perpustakaan IPA dan tempat
sumber belajar IPA (Wirjosoemanto, dkk, 2004).
Menurut Muna (2016:1), salah satu metode pembelajaran IPA yang dapat
menciptakan kondisi tercapainya hasil konsep keilmuan IPA dan komponen proses
keilmuan IPA adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang dilakukan di
laboratorium berupa praktikum.
Kegiatan praktikum IPA adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan
suatu konsep/prinsip baru bagi siswa yang didasarkan pada konsep atau prinsip IPA
yang telah ada dan dirumuskan oleh para ahli dibidang IPA. Apabila ditinjau dari segi
siswa, maka kegiatan praktikum ini adalah kegiatan untuk menemukan konsep atau
prinsip, dan bila ditinjau dari segi ahli, maka kegiatan ini adalah proses verifikasi
konsep atau prinsip. Praktikum ini sendiri merupakan salah satu metode pembelajaran
yang dapat menumbuh kembangkan rasa ingin tahu siswa, aktif, kreatif, inovatif, dan
kejujuran ilmiah dalam menghadapi suatu masalah dalam realita kehidupan (Muna,
2016:2).
Secara garis besar Emda (2016:221) menjelaskan bahwa fungsi laboratorium
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran yang telah diterima sehingga antara
teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah.
2. Memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi siswa.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran
ilmiah dari suatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia
untuk mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu siswa/ siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang
calon ilmuan.
6. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang
diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja laboratorium.

Menurut (Depdiknas, 2003:5), Keuntungan memiliki laboratorium dalam


pembelajaran :
1. Dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru dalam proses pembelajaran baik
dalam proses penyampaian materi pelajaran maupun dalam proses pengaturan
lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar;
2. Memberikan pilihan pada siswa untuk belajar, dimana setiap siswa pada
dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya.
3. Memberikan pengalaman untuk belajar secara langsung kepada siswa sehingga
siswa lebih mudah dalam mengingat materi yang diajarkan oleh guru;
4. Adanya tempat belajar yang berbeda dari biasanya, dimana belajar tidak hanya
di ruang kelas tetapi juga bisa di ruang laboratorium.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dalam melakukan
eksperimen dan kontak secara langsung dengan objek yang diamati maupun
yang diselidiki
Melalui kegiatan praktikum ini tentunya bukan hanya kemampuan kognitif
mengenai konseptual tetapi juga prossedural. Selain itu kegiatan ini dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa (KPS) mulai dari merumuskan masalah,
membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menganalis data
hingga membuat kesimpulan. Tidak hanya KPS saja tetapi juga keterampilan berpikir
kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, serta keterampilan problem solving siswa.
Semua keterampila/kemampuan tersebut tentunya merupakan tujuan dari hasil
pembelajaran IPA pada abad 21.

Gambar 1. Keteampilan pada Abad 21.

B. Inovasi Pembelajaran IPA berbasis Laboratorium


Pada pelaksanaanya pembelajaran IPA berbasis Laboratorium IPA dirancang
tidak hanya sekedar untuk verivikasi teori. Namun, pembelajaran IPA berbasis
Laboratorium IPA dirancang untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat atau
lingkungan sekitar. Misalnya pemecahan masalah pencemaran lingkungan, baik taah,
air maupun udara. Dalam pembelajar ini siswa dituntut untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan tersebut. Dengan demikian pembelajaran ini dapat
meningkatkan keterampilan problem solving siswa, keterampilan berfikir kirtis, KPS,
dll.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis laboratorium IPA ini selain
dapat dipadukan dengan model pembelajarn problem solving juga dapat dipadukan
dengan model lain misalnya pembelajaran Inquiry. Dalam pembelajaran ini banyak
melibatkan KPS dan keterampilan berpikir kritis.
Selain berperan sebagai tempat verivikasi, penelitian, dan penemuan,
laboratorium IPA juga dapat dimanfaatkan sebagai mini museum IPA bagi siswa.
Yang dimaksud dengan mini museum IPA disiini adalah tempat untuk memajang dan
menyimpan hasil penelitian, percobaan dll. oleh siswa. Misalnya, awetan hewan dan
tumbuhan, gambar atau album hasil pengamatan dll. dari pemanfaatan laboratorium
sebagai mini museum IPA laboratorium dapat dijadikan tempat untuk memotivasi
siswa untuk belajar IPA.
Pemanfaatan Laboran IPA sebagai penunjang Pembelajaran IPA pada abad 21
ini tentunya dibutuhkan kelengkapan laboratorium yang memadai, mulai daro fasilitas,
alat dan bahan, pengelola dan dukungan sekolah.
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
1. Laboratorium IPA dalam Pembelajar IPA dapat dimanfaatkan sebagai
tempat praktikum IPA. Kegiatan praktikum ini adalah kegiatan untuk
menemukan konsep atau prinsip, dan bila ditinjau dari segi ahli, maka
kegiatan ini adalah proses verifikasi konsep atau prinsip. Praktikum ini
sendiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menumbuh
kembangkan rasa ingin tahu siswa, aktif, kreatif, inovatif, dan kejujuran
ilmiah dalam menghadapi suatu masalah dalam realita kehidupan.
2. Dalam penerapanya pada abad 21 laboratorium IPA tidak hanya dapat
nggunakan sebagai verivikasi teori tetapi juga problem solving yang ada
dimasyarakat, selain itu dapat digunakan sebagai mini museum IPA untuk
memotivasi siswa dalam mempelajari IPA.
Daftar Pustaka

Depdiknas. 2003. Pedoman Pendayagunaan Peralatan Laboratorium Biologi Sekolah


Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Emda, A. 2014. Laboratorium Sebagai Sarana Kimia dalam Meningkatkan
Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida Journal, Vol.2 No.2
Muna, I. A. 2016. Optimalisasai Fungsi Laboratorium IPA Melalui Kegiatan
Praktikum Pada Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo. Kodifikasia,
Vol. 10 No.1.

Anda mungkin juga menyukai