Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KONSEP PESAWAT


SEDERHANA MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA PADA
SISWA KELAS V SDN KARSAJAYA

Dosen pengampu : E I Pusta Siligar,M.Pd

Disusun oleh :

ELA RAHMA WATI ( 20202011106 )

Kelas : 09 psd

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMMADIYAH OKU TIMUR

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

pemanfaatan alat peraga/media kurang digunakan secara maksimal, maka


pencapaian hasil belajar siswa belum berhasil. Maka itu dalam pembelajaran IPA,
guru perlu memanfaatkan alat peraga. Pendidikan manusia dapat berdayaguna dan
mandiri, karena dengan pendidikan manusia dapat berdayaguna dan mandiri.
Selain itu pula pendidikan sangat penting dalam pembangunan, maka tidak salah
pemerintah mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dari tingkat
perguruan tinggi. Sekolah dasar sebagai jenjang tujuan memberikan kemampuan
dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan keterampilan dasar lainnya. Selain itu pula,
di sekolah dasar banyak diperkenalkan dengan benda-benda konkrit yang sering di
jumpai di kehidupan sehari-hari yang didesain dalam suatu mata pelajaran IPA
adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan
merupakan bagian dari integral dari pendidikan nasional dan tidak kalah
pentingnya bila dibandingkan dengan pengetahuan lain. IPA juga merupakan ilmu
dasar atau “basic since”, yang penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga khususnya


mata pelajaran IPA didasari kenyataan pada pembelajaran IPA banyak materi
pesawat sederhana. Oleh sebab itu pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
sangat cepat untuk mempermudah membantu siswa memahami materinya. Hal ini
pula dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan prestasi dalam mata
pembelajaran IPA

Kenyataan yang ada di lapangan, penggunaan alat peraga belum dibudidayakan,


dalam arti tidak semua guru menerapkan alat peraga dalam mengajar. Hal ini
disebabkan belum timbulnya kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga
dalam kegiatan proses pembelajaran IPA.

Hasil kajian penelitian ketika melakukan observasi di SD KARSAJAYA


kecamatan belitang jaya diperoleh informasi walaupun alat peraga sebagian sudah
tersedia tetapi tidak semua guru menggunakannya, sehingga prestasi belajar siswa
tidak menunjukan hasil yang memuaskan. Masih banyak hasil ulangan formatif
hanya mencapai angka rata-rata 50,00.

Melihat kondisi di atas, maka diperlukan keterampilan seorang guru untuk


memanfaatkan alat peraga agar lebih mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Pesawat Sederhana Melalui
Pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa Kelas V SD KARSAJAYA

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan


rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini
sebagai berikut: “Apakah Pemanfaatan Alat Peraga Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Konsep Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V SD KARSAJAYA

C. Tujuan Penelitian

1.  Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengkongkritkan pembelajaran dan dapat


melibatkan siswa dalam pembelajaran IPA sehingga pembelajaran lebih bermakna
bagi siswa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA konsep pesawat sederhana dengan


pemanfaatan alat peraga.

b. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dalam


konsep pesawat sederhan sebelum dan setelah menggunakan alat peraga

c. Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran IPA konsep pesawat sederhana


berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer.

D.    Manfaat Penelitian

1.   Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan teori-teri baru tentang peningkatan hasil belajar IPA materi


pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.

b.  Penelitian ini merupakan dasar bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Bagi Siswa
Sebagai landasan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana
dengan pemanfaatan alat peraga

b. Bagi guru

Dapat dijadikan sebagai pedoman terutama guru mata pelajaran IPA khususnya
pada materi pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.

c.  Bagi Penulis

Sebagai kegiatan pengembangan profesi pendidik untuk perolehan angka kredit


guna kenaikan pangkat dan golongan setingkat lebih tinggi.

d. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan kebijakan baru yang berhubungan dengan proses


pembelajaran guna peningkatan mutu pendidikan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. LANDASAN TEORI
1. Hakikat Pembelajaran IPA
Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari
tentang alam semesta disekolah dasar,dengan menggunakan metode-
metode sains. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun
secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang
dikemukakan oleh powler (wina-putra, 1992) bahwa IPA merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala-gela alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur,berlaku umum yang berupa
kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen .berdasarkan pengertian
di atas,tujuan pembelajaran IPA adalah untuk memebelaki siswa
tentang
- Pengetahuan alam atau sains
- Kemampuan mengidentifikasi,menganalisis ,dan menyusun
alternative pemecahan masalah secara kritis berdasarkan prinsip-
prinsip sains
- Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dari
sekolah dengan kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan
pengetahuan alam
- Kesadaran sikap mental yang kritis positif dan keterampilan ilmiah
terhadap lingkungan hidup.

“Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik


dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik” ( (Mulyana, 2003). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai disiplin ilmu
yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam yang sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta,
konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan dan
proses sikap ilmiah. Sebagaimana dalam kurikulum 2006 (KTSP) tujuan mata
pelajaran IPA diantaranya untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi
dan masyarakat serta mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

IPA sebagai hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan


dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar melalui penyelidikan,
penyusunan, dan pengujian gagasan. Melalui pembelajaran IPA, kerja ilmiah
seperti melakukan pengamatan, memprediksi, dan keterampilan IPA lainnya serta
keterampilan berfikir dapat dilatih kepada peserta didik dalam usaha memberi
bekal pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan untuk
melanjutkan pendidikan maupun untuk dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan di sekelilingnya.
1. Hakekat Alat Peraga
Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk
membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan
baik dan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat (Amir Hamzah, 1981) bahwa
“Media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk
membuat cara berkomunikasi lebih efektif”.
Dari penjelasan di  atas adalah media atau alat bantu mengajar adalah
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemmpuan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Manfaat media/alat peraga dalam pembelajaran adalah mempelancar
proses interaksi antara guru dengan siswa, dalam hal ini membantu siswa secara
optimal. Menurut Kemp
fungsi dari media/alat peraga yaitu sebagai berikut:
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja
g. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu
sendiri dapat ditingkatkan
h.Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan produktif

Adapun langkah-langkah pembelajaran IPA dengan pemanfaatan alat


peraga yang sederhana adalah sebagi berikut:
a.    Menganalisis karakteristik siswa (karakteristik umum dan pengetahuan alam)
b. Menetapkan tujuan pembelajaran (pengetahuan yang akan diperoleh, sikap yang
ingin ditanamkan, dan keterampilan yang ingin ditanamkan, dan keterampilan
yang ingin dikembangkan)
c.  Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran (materi yang akan
dipelajari)
d.   Mendemonstrasikan cara kerja alat peraga
e.   Membagikan LKS (dengan tujuan agar semua siswa melakukan pengamatan
demonstrasi yang dilakukan)
f. Mempresentasikan hasil pengamatan (LKS)
g.  Membuat kesimpulan (mengenai cara kerja alat peraga yang didemonstrasikan)
h.  Kegiatan pembelajaran diikuti dengan diskusi kelompok dan Tanya jawab
Setiap media pembelajaran mempunyai kelemahan da kelebihan dalam
penggunaan media/alat peraga sebagai berikut:
a. Memberikan dasar pengalaman konkrit bagi pemikiran dengan pengertian-
pengertian  abstrak kepada siswa
b.  Mempertinggi/meningkatkan perhatian siswa ketika belajar
c.       Memberikan realitas, sehingga mendorong adanya selfacting
d.      Memberikan hasil belajar yang permanent
e.       Menambah perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami (tidak
verbalistik)
f.       Memberikan pengalaman

Disamping ada kelebihan ada pula kelemahannya yaitu:


a.   Kurang efektif untuk mengajar siswa dengan jumlah yang banyak
b. Memerlukan fasilitas yang memadai
c. Kebebasan yang diberikan kepada peserta didik tidak selamanya dapat
dimanfaatkan secara optimal
d.  Membutuhkan perhatian yang khusus bagi siswa karena daya ingat siswa berbeda-
beda
3.    Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari kata, “Hasil” dan “Belajar”. Hasil berarti hal
yang telah dicapai (depdikbud, 1995)Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, ( (Depdiknas, 1995). Jadi hasil belajar adalah
penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang berkembang oleh mata pelajaran,
lazimnya ditujukan oleh nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Hasil dalam
penelitian yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran
IPA dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah
melaksanakan tugas yang diberikannya.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana
dengan pemanfaatan alat peraga, alat ukur atau teknik penilaian yang digunakan
salah satunya adalah penilaian unjuk kerja dan penilaian tertulis. Penilaian unjuk
kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
demontrasi yang dilakukan siswa sendiri. Teknik penilaian unjuk kerja dapat
menggunakan alat atau instrument seperti daftar sek (check-list) atau skala
penilaian (rating scale). Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes
tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan.
4. Konsep Pesawat Sederhana
Konsep adalah suatu abstraksi suatu kelompok benda atau stimulis yang
memliki peranan karakteristik. Hasil dari pengabstraksian tersebut kita beri label
atau nama yang merupakan “nama konsep”. Dengan demikian nama konsep
tersebut akan memberikan nama konsep yang satu dengan yang lain. Menurut
(Bruner, 1962) konsep diartikan sebagai abstraksi kesamaan atau keterhubungan
dari sekelompok benda atau sifat, kesamaan yang dimaksud adalah adanya unsur-
unsur yang sama baik dalam bantuk konkrit maupun dalam bentuk yang abstrak.
Keterhubungan artinya adanya hubungan antara berbagai benda atau sifat
baik yang sifatnya konkrit maupun sifatnya abstrak dan terjadinya hanya atas
dasar pemikiran abstrak tertentu pula. Contoh: manusia adalah konsep. Jenis
kelamin laki-laki atau perempuan juga konsep yang membedakan antara laki-laki
dan perempuan adalah atribut-atribut seperti bentuk, fisik, suara, alat kelamin dan
sebagainya.
Untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari, kita memerlukan alat Bantu.
Alat tersebut membuat pekerjaan menjadi ringan. Alat ini dinamakan pesawat
sederhana. Memotong kain dengan gunting akan lebih mudah, daripada
memotong kain dengan cara menyobek dengan tangan. Begitu pula dengan
menggunting kuku dan mencabut paku. Mencabut paku akan lebih mudah jika
menggunakan tang.
Gunting dan palu merupakan contoh pesawat sederhana. Hanya dengan
tenaga yang kecil, dapat melakukan suatu pekerjaan dengan mudah. Pesawat
sederhana ada 4 jenis, yitu pengungkit (tuas), bidang miring, roda, dan katrol.Jenis
dan ciri pesawat sederhana:
a.     Pengungkit (Tuas)
Pengungkit (tuas) adalah alat yang menggunakan sebuah tongkat dengan
titik tumpu yang dapat dipindah-pindahkan. Ciri-ciri pengungkit (tuas) adalah
- Memiliki tiga buah titik, yaitu titik tumpu, titik kuasa, dan titik
beban
- Titik tumpu yaitu tempat untuk tumpuan kuasa dan beban yang
akan diangkat
- Titik kuasa yaitu tempat dimana gaya digunakan untuk
mengangkat beban berada
- Jarak antara titik tumpu dan titik beban disebut lengan beban
- Jarak anatara titik tumpu dan titik kuasa disebut lengan kuasa
Alat-alat yang termasuk pengungkit antara lain: gunting, gerobak dorong
beroda satu, pemecah buah pinang, sekop, dan tang.
Pengungkit ada tiga jenis yaitu:
1).    Pengungkit jenis pertama, ciri-ciri pengungkit jenis pertama adalah titik tumpu
diantara titik beban dan titik kuasa, contohnya gunting, pisau, tang, dan jungkat
jungkit.
2).    Pengungkit jenis kedua, ciri-ciri pengungkit jenis kedua adalah titik beban
terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa, contohnya pembuka tutup botol,
pemecah buah pinang, gerobak dorong beroda satu, dan sebagainya.
3).    Pengungkit jenis ketiga, ciri-ciri pengungkit jenis ketiga adalah titik kuasa
terletak diantara titik tumpu dan titik beban, contohnya sekop.
b.  Bidang Miring
Bidang miring adalah suatu alat bantu yang permukaannya sengaja diletakkan
miring sehingga gaya yang permukaannya menjadi lebih kecil dan memudahkan
kita mencapai tempat yang lebih tinggi, contoh bidang miring adalah tangga,
papan yang dimiringkan, dan jalan di pegunungan yang dibuat berkelok-kelok
termasuk bidang miring. Tujuan pembuatan jalan di pegunungan dibuat seperti itu
adalah untuk melandaikan bidang miring yang dimiliki oleh gunung sepanjang
jalan tersebut.
Contoh bidang miring lainnya adalah baji (kampak), dan sekrup. Baji
(kampak) adalah alat yang ujungnya tajam gunanya untuk memisahkan
(membelah) benda, sedangkan sekrup adalah bidang miring yang melingkar
seperti spiral, gunanya sekrup adalah untuk memudahkan menempel dua benda.
c.   Katrol
Katrol  adalah roda beralur yang berputar pada porosnya. Katrol digunakan
karena dapat mengubah arah gaya serta mampu menarik atau mengangkat benda.
Katrol biasanya digunakan bersama dengan rantai atau tali. Katrol ada tiga jenis
yaitu, katrol tetap, katrol bebas atau katrol tunggal bergerak, dan katrol ganda atau
blok katrol.
1).    Katrol tetap, katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak berubah, beban
diangkat dengan cara menarik tali yang tidak terikat beba. Contohnya katrol tetap
yang disimpan pada tiang bendera.
2).    Katrol bebas atau katrol tunggal bergerak, adalah katrol yang posisinya selalu
berubah, atau dengan kata lain dapat berpindah tempat. Katrol ini salah satu ujung
tali diikat pada tempat yang tetap dan ujung yang lainnya ditarik ke atas.
3).    Katrol ganda atau blok katrol, adalah katrol gabungan katrol tetap dengan katrol
bebas. Jenis katrol ini biasa digunakan untuk mengangkat beban yang sangat
berat.
d. Roda
Roda adalah sebuah benda yang berbentuk lingkaran dqan mempunyai poros
di bagian tengahnya. Sebuah roda dapat bergerak karena roda dapat berputar pada
porosnya. Contoh benda yang menggunakan roda adalah kipas angin, roda sepeda,
roda mobil, kursi roda, dan sebagainya.
2. Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian landasan teori di atas fungsi pemanfaatan alat
peraga dalam pembelajaran IPA adalah untuk meningkatkan hasil belajar
dan mengkongkritkan konsep yang terdapat pada materi operasi hitung
bilangan. Dengan kata lain, penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran
matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Secara skematis uraian digambarkan kerangka pemikirannya sebagai
berikut:

C.      Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, hipotesis tindakan
yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “ Diduga Pemanfaatan Alat
Peraga Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Pesawat Sederhana Pada
Siswa Kelas V Semester II SD Negeri karsajaya.”
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kualitatif. jenis penelitian kualitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini
hanya bersifat mendeskripsikan hasil dari “upaya meningkatkan hasil belajar IPA
konsep pesawat sederhana melalui pemanfaatan alat peraga pada siswa kelas V
SDN KARSAJAYA"

Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong mendefinisikan metode penelitian


kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang manghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati menurut mereka”.

3. Seeting Penelitian

1. Waktu 
Adapaun waktu penelitian berlangsung selama lebih kurang 4 bulan
yang dimulai bulan Februari sampai dengan Mei pada semester II tahun
pelajaran 2009/2010
2. Tempat 
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V pada SD Negeri 2
Rantau Selamat  terletak di Jalan karsajaya

4. Subjek Penelitian
 Subjek penelitian adalah siswa kelas V dengan Jumlah siswa
25 orang yang terdiri dari 12 siswa laki laki dan 13 siswi perempuan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari;
1. Catatan pengamatan lapangan dari observer/pengamat yang berasal dari teman
sejawat/guru
2.  Kondisi awal serta hasil tes formatif siklus I , dan siklus II
3. Hasil angket

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data


 
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam melakukan
pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah
yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Oleh karena itu peneliti menggunakan
instrumen yaitu : tes,observasi,angket
a. Tes Hasil Belajar
Untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar siswa tentang materi
pesawat sederhana yang dilaksanakan ketika observasi awal. Adapun jenis test
yang diberikan dari siklus I dengan siklus II, berupa test tertulis isian singkatan
sebanyak 10 soal dan kinerja siswa yang diambil langsung ketika proses
pembelajaran. Test ini diambil sebelum menggunakan alat peraga. Materi soal
yang diambil ketika pelaksanaan tes awal disesuaikam dengan indikator dari
setiap siklus.
Tes akhir dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus I, dan II. Adapun bentuk
soal yang diberikan kepada siswa adalah isian singkat sebanyak 10 soal yang
dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa tentang konsep
pesawat sederhana setelah menggunakan alat peraga. Materi soal yang diambil
ketika pelaksanaan tes akhir disesuaikan dengan indicator dengan setiap siklus.
a. Lembar observasi
.Lembar observasi yang berfungsi untuk mengetahui memperoleh data
tentang aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
pembelajaran yang tertuang dalam RPP dengan pemanfaatan alat peraga.
Observasi dilakukan dengan observer sebanyak 2 orang, mereka merupakan guru
dari kelas tempat peneliti mengadakan penelitian dan guru yang menjadi observer
adalah guru kelas IV dan kelas VI.
Ada dua lembar observasi yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengamati kesesuaian antara
rencana yang telah dibuat dengna proses pembelajaran. Adapun kegiatan yang
diobservasi dalam lembar observasi ini meliputi langkah-langkah kegiatan guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan pemanfaatan alat peraga. Selanjutnya
lembar observasi aktivitas siswa dibuat untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
berdiskusi kelompok, melakukan kerjasama dalam pemecahan masalah bersama
anggota kelompoknya, dan pembuatan tugas.
b.  Angket siswa
Untuk memperoleh data mengenai respon siswa tentang materi pesawat
sederhana setelah pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga. Kegiatan
angket siswa ini berupa daftar chek pada jawaban yang telah tersedia, dan peneliti
juga mengajukan pertanyaan tentang kesan-kesan siswa selama pembelajaran IPA
dengan pemanfaatan alat peraga.
2. Alat Pengumpulan Data
a.       Butir soal tes siklus I,
b.      Lembar observasi siklus Idan siklus II
c.       Panduan angket
E. Validasi Data
1. Validasi hasil belajar
Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa
tes. Validasi ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis
artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas tampilan tes, validitas isi
dan validitas kostruksi.
Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari
pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria
pemberian skor.
2. Validasi proses pembelajaran
Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang
meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber
dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas V SD
Negeri  2 KARSAJAYA  dan kolaborasi dengan guru kelas.
Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi
selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
dekskriptif, yang meliputi:
1. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan
hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil
belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.
2. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan
hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II

G.    Indikator Kinerja
Kesimpulan diambil setelah peneliti melakukan proses pembelajaran di
kelas sesuai dengan materi yang diajarakan.
Adapun indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:
1. Data hasil tes awal dan tes akhir
·        Jawaban benar diberi nilai 10 (sepuluh), siswa ngan mdianggap memahami
konsep. Jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol), siswa dianggap belum memahami
konsep.
·        Menentukan persentase rata-rata kelas dari keseluruhan jumlah siswa dengan
memakai rumusan sebagai berikut:
R = ∑N
         N  
Keterangan :      
∑N      =          total nilai yang diperoleh siswa
N         =          jumlah siswa
R         =          nilai rata-rata
(Wardani, 2006)

·        Skor yang diperoleh siswa dihitung presentase KKM dengan


menghitung rumus
·        Peningkatan rata-rata setiap siklus dapat dihitung indeks dengan menggunakan
rumus
2. Data Hasil Observasi
Menentukan presentase jumlah siswa yang menjawab (Ya) atau (Tidak) pada
lembar angket setiap aspek yang tertera pada lembar angket adalah sebagai
berikut:
Jumlah siswa yang menjawab (ya) atau (tidak)  X 100%
Jumlah siswa seluruhnya

3. Data Hasil Angket


Menentukan presentase jumlah siswa yang menjawab (Ya) atau (Tidak) pada
lembar angket setiap aspek yang tertera pada lembar angket adalah sebagai
berikut:
Jumlah siswa yang menjawab (ya) atau (tidak)  X 100%
Jumlah soal

Untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa setelah melaksanakan


pembelajaran dengan pemanfaatan alat peraga, maka data tes yang ada dirata-
ratakan, dikelompokan dan dipresentasekan, dihitung secara tepat untuk
mendapatkan persen berdasarkan kriteria sebagai berikut:
81% - 100%    : Baik sekali
70% - 80%      : Baik
60% - 69%      : Cukup
40% - 59%      : Kurang
≤39%      : Sangat kurang
(Wardani, 2006)

H.    Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.  Perencanaan
Penyusunan rencana pembelajaran pada pokok pembahasan pesawat
sederhana yang berpedoman pada kompetensi dasar kurikulum (KTSP 2006) dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN 2 Rantau Selamat , selanjutnya peneliti
menerapkan rancangan pembelajaran yang telah memanfaatkan alat perada dalam
pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana.
2.  Siklus Penelitian
Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, guru menyusun rencana pembelajaran IPA, yang
berkaitan dengan indikator pada siklus I yaitu, pertama menjelaskan pengertian
pesawat sederhana dan pengungkit, serta ciri-ciri pengungkit. Kedua
mendemonstrasikan prinsip kerja pengungkit, ketiga mengidentifikasi pesawat
sederhana jenis pengungkit, keempat mendemonstrasikan cara menggunakan
pengungkit jenis pertama, pengungkit jenis kedua dan pengungkit jenis ketiga.
Selanjutnya menjelaskan kegiatan sehari-hari yang menggunakan pengungkit jenis
pertama, jenis kedua dan jenis ketiga. Perencanaan dibuat dalam bentuk Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan lembar observasi guru, dan
siswa, lembar angket siswa, dan lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan membahas topik pesawat
sederhana dengan kompetensi dasar menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerja lebih mudah dan lebih cepat dan indikator pertama menjelaskan
pengertian pesawat sederhana dan pengungkit, serta ciri-ciri pengungkit. Kedua
mendemonstrasikan prinsip kerja pengungkit, ketiga mengidentifikasi pesawat
sederhana jenis pengungkit, keempat mendemonstrasikan cara menggunakan
pengungkit jenis pertama, pengungkit jenis kedua dan pengungkit jenis ketiga.
Selanjutnya menjelaskan kegiatan sehari-hari yang menggunakan pengungkit jenis
pertama, jenis kedua dan jenis ketiga.
c.  Observasi
Dalam pelaksanaan observasi proses pembelajaran IPA, peneliti dibantu
dengan teman sejawat. Adapun sasaran observasi adalah kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dengan pemanfaatan alat peraga yang di
dalamnya terdapat pula ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab untk satu kali
pertemuan (2 X 35 menit). Instrumen yang digunakan untuk mengamati kegiatan
guru dan siswa selama proses pembelajaran adalah lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa. Tugas observer adalah mengamati kegiatan guru dan
observer kedua mengamati kegiatan siswa.
d.  Refleksi
Refleksi menerapkan kegiatan menganalisis terhadap semua informasi yang
diperoleh observer dan hasil angket. Peneliti dan observer mendiskusi hasil proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari data hasil observasi observer dan
hasil observasi peneliti terhadap siswa, mengenai topik pesawat sederhana, maka
diperoleh gambaran tentang pembelajaran IPA yang dilakukan dengan data
tersebut, respon siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I cukup bagus. Hal
ini terlihat dari hasil LKS yang meningkat dari pretes. Peneliti dapat menetukan
langkah berikutnya yaitu memperbaiki proses pembelajaran dan menyusun
tindakan untuk  siklus ke II.

Siklus II
a. Perencanaan
Setelah diperoleh gambaran dari siklus I, maka peneliti kembali merancang
pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan alat peraga dengan topik yang
sama yaitu pesawat sederhana. Kompetensi dasar yang diambil masih sama
dengan siklus I, tetapi dengan indikator yang berbeda. Adapun indikator yang
akan diambil pada tahap ini, yaitu: pertama menyebutkan pengertian dari bidang
mirip, roda dan katrol, kedua mengidentifikasi kegiatan sehari-hari yang
menggunakan bidang mirip, roda dan katrol, ketiga mendemonstrasikan cara kerja
bidang mirip, roda dan katrol.
b.  Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan memperbaiki kekurangan dari
proses pembelajaran pada siklus ke I. Guru melaksanakan proses pembelajaran
dengan membahas topik yang sama dengan siklus I yaitu mengenai pesawat
sederhana. Pembelajaran dilengkapi alat peraga. Kemudian membentuk kelompok
belajar untuk mengerjakan LKS. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Pada tindakan kedua proses pembelajaran
IPA dengan pemanfaatan alat peraga dilaksanakan di luar ruangan/lapangan.
Setiap siswa dipersilahkan maju ke depan untuk mendemonstrasikan katrol tetap
yang disimpan pada tiang bendera.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran IPA berlangsung dengan
dibantu oleh teman sejawat. Sasaran observasi adalah kegiatan guru dan keaktifan
siswa ketika mengerjakan LKS setelah mendemonstrasikan alat peraga konkrit.
d.  Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti kembali melakukan perbaikan-perbaikan
berdasarkan temuan dari proses pembelajaran IPA yang berlangsung pada siklus I.
Dengan data yang diperoleh peneliti dapat membuat kesimpulan serta membuat
laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Sulistyarini. (2007). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya


dalam KTSP. Yogyakarta: Kiara Wacana.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina


Aksara

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2012). Mengenal Penelitian Tindakan


Kelas. Jakarta: PT Indeks

Sri Sulistyarini. (2007). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya


dalam KTSP. Yogyakarta: Kiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai